1 Gigi impaksi
Gigi impaksi atau gigi terpendam adalah gigi yang erupsi normalnya terhalang
atau terhambat, biasanya oleh gigi didekatnya atau jaringan patologik, sehingga gigi
tersebut tidak keluar dengan sempurna dan tidak mencapai oklusi normal di dalam
Etiologi gigi impaksi dapat diakibatkan baik secara sistemik maupun lokal.
Penyebab secara sistemik baik pada masa prenatal maupun postnatal. Pada masa
progeria, cleft palate. Kemudian etiologi pengaruh lokal adalah persistensi gigi
sulung, malposisi benih gigi, defisiensi lengkung rahang, gigi supernumerari, tumor
odontogenik, lokasi erupsi yang abnormal, inflamasi kronis, bone necrosis disease,
Gigi impaksi merupakan sumber potensial yang terus menerus dapat menimbulkan
keluhan sejak gigi mulai erupsi. Keluhan utama yang paling sering dirasakan adalah
rasa sakit dan pembengkakan yang terjadi di sekeliling gusi gigi tersebut bahkan
usia 18-24 tahun. Keadaan ini kemungkinan menyebabkan gigi molar tiga lebih
sering mengalami impaksi dibandingkan gigi yang lain karena seringkali tidak
tersedia ruangan yang cukup bagi gigi untuk erupsi. Menurut Chu yang dikutip oleh
Alamsyah dan Situmarong, 28,3 % dari 7468 pasien mengalami impaksi, dan gigi
Adapun sumber lain yang menyebutkan bahwa erupsi gigi molar ketiga rahang
Disebutkan bahwa penyebab adanya kesulitan erupsi gigi adalah kurangnya atau
terbatasnya ruang untuk erupsi, sehingga gigi molar ketiga bawah sering mengalami
impaksi.13 Frekuensi gigi impaksi yang terjadi sesuai dengan urutan berikut :18
erupsi, baik pada gigi anterior maupun gigi posterior. Frekuensi gangguan erupsi
terbanyak pada gigi molar ketiga baik di rahang atas maupun rahang bawah diikuti
gigi kaninus rahang atas. Gigi dengan gangguan letak salah benih akan menyebabkan
9
kelainan pada erupsinya, baik berupa erupsi di luar lengkung yang benar atau bahkan
terjadi impaksi. Gigi dinyatakan impaksi apabila setelah mengalami kegagalan erupsi
sebesar 18% sampai dengan 32%; Björk et al dan Ventä et al melaporkan frekuensi
impaksi gigi M3 pada maksila, impaksi gigi kaninus pada mandibula, impaksi gigi
kaninus pada maksila, impaksi gigi insisivus lateral maksila dan impaksi gigi M2
gigi menurut George Winter yaitu angulasi sumbu panjang gigi impaksi molar
klasifikasi Pell dan Gregory I, II dan III yaitu berdasarkan perbandingan ukuran
mesio-distal M3 bawah dengan ruang yang tersedia dari distal M2 sampai ramus
asenden mandibula. Kelas I jika antero-posterior gigi M3 = jarak dari anterior ramus
ke distal M2, Kelas II jika jarak dari anterior ramus ke distal M2 lebih kecil dari
anterioposterior gigi M3, terdapat sejumlah tulang yang masih menutupi bagian
distal M3,Kelas III jika tidak ada ruang sama sekali untuk erupsi gigi M3 (Gambar
2.2).15
Gambar 2.2. Klasifikasi Pell dan Gregory I, II dan III yaitu berdasarkan perbandingan
ukuran mesio-distal M3 bawah dengan ruang yang tersedia dari distal M2 sampai ramus asenden
mandibula.15
menurut Pell dan Gregory yang dilihat berdasarkan letak molar tiga dalam tulang
mandibula. Kelas A jika ketinggian puncak gigi M3 sama dengan oklusal gigi M2,
Kelas B jika ketinggian puncak gigi M3 dibawah garis oklusal gigi M2, tetapi diatas
garis servikal dan Kelas C jika ketinggian puncak gigi M3 di bawah garis servikal
menurut Pell dan Gregory yang dilihat berdasarkan letak molar tiga dalam tulang
mandibula.15
Gigi bungsu impaksi, dapat terjadi tanpa gejala atau hanya menimbulkan rasa
nyeri tumpul pada rahang, yang menyebar sampai ke leher, telinga dan daerah
temporal (migrain). Hal itu terjadi akibat penekanan gigi pada nervus alveolaris
inferior yang terletak didekatnya. Gigi impaksi yang tidak ditangani dengan baik,
dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti karies , infeksi dan pembentukan kista
atau tumor.16
Hampir satu abad lalu, gigi impaksi kadang-kadang menimbulkan keluhan baik
akut atau kronis maupun akut eksaserbasi, gejala simptomatik tersebut mula-mula
terjadi di daerah retromolar rahang bawah maupun rahang atas bahkan bila menjalar
dapat menyebabkan timbulnya keluhan umum yang bisa pula mengganggu aktivitas
penderita.17
Dampak dari adanya gigi impaksi molar ketiga rahang bawah adalah gangguan
rasa sakit, yang dimaksud dengan gangguan rasa sakit yang berasal dari reaksi
radang pada jaringan operkulum yang tampak hiperemi, bengkak dan rasa sakit bila
ditekan. Kesemuanya itu merupakan gejala yang lazim disebut sebagai perikoronitis.
Keluhan sakit juga dapat timbul oleh karena adanya karies pada gigi molar tiga
rahang bawah.18 Kerusakan atau keluhan yang ditimbulkan dari impaksi dapat
berlanjut berupa:20
1. Inflamasi
timbul bila sudah ada hubungan soket gigi atau folikel gigi dengan rongga mulut.
Setiap gigi yang sedang erupsi mempunyai daya tumbuh ke arah oklusal gigi
tersebut. Jika pada stadium erupsi, gigi mendapat rintangan dari gigi tetangga maka
gigi mempunyai daya untuk melawan rintangan tersebut. Misalnya gigi terpendam
molar ketiga dapat menekan molar kedua, kaninus dapat menekan insisivus dua dan
3. Kista
kista atau bentuk patologi terutama pada masa pembentukan gigi. Benih gigi tersebut
karena :