KAB. JOMBANG dr. PUDJI UMBARAN, MKP Nomor Dokumen 14/YANMED.KSM.GIGI/PP Revisi Ke - 1 Tanggal : 01 November 2017 1. Nama penyakit (ICD) Gingivitis akibat Plak Mikrobial (K.05.1) 2. Pengertian (Definisi) Gingivitis (peradangan gingiva) akibat plak adalah inflamasi gingiva tanpa disertai kehilangan pelekatan. 3. Gambaran Klinis Gingivitis disertai tanda-tanda klinis kemerahan dan pembesaran (edema) jaringan gingiva, berdarah bila disentuh, perubahan bentuk dan konsistensi, ada kalkulus atau plak mikrobial, tanpa kerusakan puncak tulang alveolar, yang disertai keluhan rasa gatal pada gusi di sela – sela gigi. 4. Pemeriksaan Penunjang Laboratorium mikroskopis, serologis, hematologis, mikrobiologis. 5. Peralatan dan bahan obat 1. Dental unit lengkap scaler ultrasonik.
2. Alat pemeriksa standar :
Larutan pewarna plak gigi , Kaca mulut , Sonde semilunar dan lurus , Ekskavator , Pinset , Probe periodontal dan probe Nabers
3. Alat oral prophylaxis (OP)
Alat scaler manual , Alat scaler makro dan mikro tips , Rubber cup , Sikat poles gigi (brush) , Benang gigi (dental floss) , , Sikat gigi dan sikat celah gigi
4. Alat poles Rubber segala bentuk dan ukuran yang sesuai sikat poles gigi (brush) , Pumice, kapur poles , Bor, stone untuk koreksi restorasi mengemper
6. Prosedur Tindakan Terapi Inisial
1. Pendidikan kesehatan mulut dan instruksi pengendalian plak mikrobial di rumah. 2. Pembersihan permukaan gigi dari plak dan kalkulus supra dan subgingiva. 3. Pemberian obat anti mikroba dan obat antiplak, dan penggunaan alat kebersihan mulut guna meningkatkan kemampuan pasien untuk membersihkan gigi geliginya. 4. Koreksi faktor – faktor yang memudahkan retensi plak mikrobial antaralain: koreksi mahkota yang over kontur, margin yang overhang atau ruang embrasur yang sempit, kontak terbuka, gigi tiruan sebagian cekat/GTS lepasan yang kurang pas, gigi karies dan gigi malposisi. 5. Pada kasus tertentu dilakukan koreksi secara bedah pada bentuk/kontur gingiva, agar pasien dapat menjaga kebersihan mulut, sesuai kontur dan bentuk gingiva sehat. 6. Sesudah fase terapi aktif tersebut di atas, dilakukan evaluasi untuk menentukan perawatan selanjutnya, yaitu terapi pemeliharaan periodontal. 7. Tenaga medis Dokter gigi, Dokter gigi Spesialis Periodonsia bila disertai kondisi/ penyakit sistemik. 8. Prognosis Baik, karena tidak terjadi kerusakan tulang alveolar, faktor etiologi dapat dihilangkan, bila pasien kooperatif, tidak disertai penyakit/kondisi sistemik dan pasien tidak merokok. 9. Informed consent dan Untuk melakukan perawatan yang menimbulkan luka pada jaringan keras rekam medik maupun jaringan lunak ,harus ada persetujuan tertulis dari pasien untuk menerima prosedur perawatan.
Sesuai dengan yang ditetapkan PB PDGI (odontogram, disaster victim
identification) 10. Penelaah Kritis drg. Rahardi Satrya Nugraha, Sp. Perio 11. Kepustakaan Standar Kompetensi Periodonsia. Parameters of Care. Suplements Journal of Periodontology vol.71, no.5, May 2000, hal. 847 – 883. Carranza’s Clinical Periodontology 10th Ed, 2006. Rose: Periodontics Medicine, Surgery and Implants, 2004. S.H Daliemunthe: Terapi Periodontal, 2006. S.W Prayitno: Periodontologi Klinik: Fondasi Kedokteran Gigi Masa Depan, 2003. Edward’s Cohen: Atlas of Cosmethic and Reconstructive Periodontal Surgery 13th Ed, 2009.
Jombang, 01 November 2017
Disetujui Oleh : Dibuat Oleh :
Ketua Komite Medik Ketua KSM Gigi
dr. Rustam Effendi, SpP drg. Rahardi Satrya N, Sp.Perio
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis
Makalah JuRead - Perawatan Saluran Akar - Outcome of Root Canal Treatment of Necrotic Teeth With Apical Periodontitis Filled With A Bioceramic-Based Sealer