Anda di halaman 1dari 33

KLINIK SOP

GRAHA PENERIMAAN PASIEN GIGI


MEDIKA
1. Pengertian Tahapan paling awal yang dilaksanakan oleh pasien untuk
memperoleh akses pelayanan kesehatan yang diperlukan
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pendaftaran pasien

3. Referensi Permenkes nomor 75 tahun 2014 tentang Puskesmas

1. Dental unit
2. Alat diagnostic (kaca mulut, sonde, excavator, pincet)
4. Alat dan Bahan 3. Masker
4. Sarung tangan
5. Rekam medis
5. Prosedur 1. Petugas kesehatan menyapa dengan ramah dan sopan.
2. Petugas kesehatan menanyakan identitas pasien dan ditulis di
rekam medis
3. Pasien dipersilahkan duduk di kursi gigi.
4. Dokter gigi mencuci tangan dengan sabun, memakai sarung
tangan dan masker.
5. Dokter gigi melakukan Anamnesa dan pemeriksaan obyektif,
serta melakukan pengisian Odontogram
6. Bila memerlukan pemeriksaan penunjang, dapat dikonsultasikan
ke dokter umum.
7. Dokter gigi menegakkan diagnosa dari hasil Anamnesa dan
pemeriksaan obyektif.
8. Dari hasil diagnosa, dokter gigi menentukan rencana perawatan
serta memberitahukan prosedur perawatan yang akan dilakukan.
9. Dokter gigi melakukan tindakan perawatan atau pengobatan
sesuai diagnosa dan rencana perawatan. Inform Consent
dibutuhkan bila akan melakukan tindakan pencabutan gigi.
10. Bila perawatan tidak memungkinkan dilakukan di klinik,
petugas kesehatan melakukan rujukan kasus ke rumah sakit.
11. Dokter gigi membuat resep bila perlu
12. Dokter gigi mencatat hasil diagnosa, terapi, dan pengobatan
di rekam medis dan register harian
KLINIK SOP
GRAHA TUMPATAN KOMPOSIT
MEDIKA
Tindakan penambalan berbahan resin komposit dengan proses pengerasan
1. Pengertian dibantu sinar light curing, indikasi tumpatan Klas I. Klas II, Klas III, Klas IV
dan Klas V (G.V. Black)
Sebagai acuan dalam melakukan tindakan penambalan gigi untuk
2. Tujuan
mengembalikan fungsi kunyah, estetik dan fonetik
1. Petunjuk Teknis Pelayanan Puskesmas Pada Masa Pandemi Covid-19
3. Referensi
2. G.V. Black
1. Alat Diagnostik (kaca mulut, pincet, excavator, sonde )
2. Bus Diamond (round, fissure, inverted)
3. Finishing Bur
4. Ruber finishing
5. Plastik filling
6. Cement Spatel
7. Micro brus
4. Alat dan 8. Light Curing
Bahan 9. Etsha
10. Bonding
11. Komposit warna A2, A3. A3,5
12. Kapas steril / cotton pellet
13. Cotton Roll
14. Alkohol
15. Masker
16. Sarung tangan
1. Petugas kesehatan menyiapkan alat dan bahan.
2. Petugas kesehatan memanggil nama pasien, mempersilakan pasien
5. Prosedur duduk di dental unit dan mempersilakan pasien untuk berkumur.
3. Dokter gigi mencuci tangan lalu memakai masker dan sarung tangan.
4. Dokter gigi melakukan pemeriksaan intra oral dan extra oral untuk
menentukan diagnosa dan tindakan selanjutnya serta mencatat di rekam
medis keluhan, hasil pemeriksaan, diagnosis dan terapi.
5. Jika dari hasil anamnesa dan pemeriksaan ditemukan lubang atau patah
pada gigi yang tidak terasa sakit (Klasifikasi G.V Black), gigi tersebut
bisa ditambal langsung dengan tumpatan komposit.
6. Dokter gigi mengebor gigi dengan bor diamond untuk membentuk
preparasi lalu kavitas bersihkan.
7. Dokter gigi memblokir gigi yang akan ditambal dengan cotton roll dan
mensterilkan dengan alkohol dan kapas steril.
8. Petugas kesehatan mengaduk cement dengan cement spatel dan dokter
gigi mengaplikasikan ke kavitas dengan menggunakan cement stoper
dan dokter gigi menekan cemen kedalam kavitas.
9. Petugas kesehatan memberikan etsa dan dokter gigi mengaplikasikan ke
kavitas, diamkan +- 15 detik sesuai aturan pabrik, kemudian bilas dan
keringkan dengan spray.
10. Petugas kesehatan memberikan micro brus yang sudah dioleskan
bonding dan dokter gigi mengaplikasikannya dikavitas yang sudah
dietsa, setelah itu disinar dengan light curing.
11. Petugas kesehatan memberikan resin komposit yang sudah disesuaikan
dengan warna gigi pasien dan dokter gigi mengaplikasikan selapis demi
selapis sampai sesuai dengan bentuk anatomi dengan plastik filling lalu
disinar light curing.
12. Finnishing sesuai bentuk anatomi dengan bur finnishing, cek oklusi
dengan artikulating paper, jika ada spot dikurangi dengan finishing bur.
13. Dokter gigi mengaplikasikan bonding dengan micro brus, setelah itu
disinar dengan light curing kembali.
14. Dokter gigi memberi intruksi agar berhati-hati menggunakan gigi yang
di tambal.
15. Dokter gigi membuka sarung tangan, membuang ditempat sampah
medis, lalu mencuci tangan.
16. Petugas kesehatan membersihkan dental unit, merendam alat dengan
bayclin, lalu mencuci kemudian mensterilkan alat.
KLINIK SOP
GRAHA TUMPATAN GLASS IONOMER CEMENT
MEDIKA
Tindakan yang dilakukan untuk mengembalikan fungsi gigi seperti semula
1. Pengertian
dengan tambalan glass ionomer cement.
Sebagai acuan dalam melakukan tindakan penambalan gigi untuk
2. Tujuan
mengembalikan fungsi pengunyahan.
Tata Cara Kerja Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas,
3. Referensi
Departemen Kesehatan RI, 1995
1.Alat diagnostik ( kaca mulut, pincet, excavator, sonde)
2.Bur Diamond (round,fissure,inverted)
3.Contra high speed
4.Agaate spatula
5.Paper pad / glass plate
6. Cement spatula
4. Alat dan
7. Plastis filling instrument
Bahan
8. Varnish
9. Kapas steril / cotton pellet
10. Cotton roll
11. Alkohol
12. Masker
13. Sarung tangan
1. Petugas kesehatan menyiapkan alat dan bahan.
2. Petugas kesehatan memanggil nama pasien, mempersilakan pasien duduk
5. Prosedur di dental unit dan mempersilakan pasien untuk berkumur.
3. Dokter gigi mencuci tangan, memakai masker dan sarung tangan.
4. Dokter gigi melakukan pemeriksaan intra oral dan ekstra oral untuk
menentukan diagnosis dan tindakan lebih lanjut serta mencatat pada
rekam medis keluhan, hasil pemeriksaan, diagnosis dan terapi.
5. Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan ditemukan lubang pada gigi
dengan keluhan ngilu dan tidak ada rasa sakit atau pada kunjungan akhir
perawatan saluran akar, dan gigi tersebut bisa ditambal dengan tumpatan
glass ionomer.
6. Dokter gigi mengebor gigi dengan bor diamond untuk membentuk
preparasi kemudian kavitas dibersihkan.
7. Dokter gigi memblokir gigi yang akan ditambal dengan cotton roll dan
mensterilkan dengan alkohol dan kapas steril.
8. Petugas kesehatan mengaduk cement dengan cement spatel dan Dokter
gigi mengaplikasikan ke kavitas dengan menggunakan cement stopper.
9. Petugas kesehatan mencampurkan bubuk dan liquid Glass Ionomer
dengan cara: ambil 1 sendok powder letakkan pada paper pad. Teteskan 1
tetes liquid glass ionomer. Ratakan liquid selebar kancing, dekatkan ½
bagian bubuk ke liquid, dan tekan-tekan bubuk sampai semua liquid
meresap. Dekatkan kembali ½ bagian bubuk sisanya dan tekan-tekan
kembali. Setelah semua bubuk mengikat liquid, aduk dengan gerakan
melipat hingga diperoleh konsistensi seperti pasta.
10. Petugas kesehatan mengambil adonan glass ionomer dengan plastis filling
instrument dan dokter gigi mengaplikasikan pada gigi yang akan
ditambal.
11. Buang kelebihan tambalan dan cek gigitan sampai pasien merasa nyaman
dengan giginya.
12. Oleskan varnish ke permukaan gigi agar melindungi bahan tambalan dari
air liur sehingga waktu pengerasan sesuai aturan.
13. Perawat gigi memberi intruksi agar tidak dipakai mengunyah di sisi gigi
yang ditambal sampai 1 jam.
14. Dokter gigi membuka sarung tangan, lalu mencuci tangan.
15. Petugas kesehatan mempersilakan duduk pasien.
16. Petugas kesehatan menulis di buku register.
17. Petugas kesehatan membersihkan dental unit, merendam alat dengan
bayclin dan mencuci kemudian mensterilkan alat.
KLINIK SOP
GRAHA PENCABUTAN GIGI SUSU DENGAN TEKNIK INFILTRASI
MEDIKA
Tindakan mengeluarkan gigi susu yang sudah waktunya tanggal tetapi gigi
1. Pengertian
permanennya sudah erupsi dengan menggunakan anasthesi infiltrasi.
Sebagai acuan dalam melakukan tindakan pencabutan gigi susu dengan
2. Tujuan
anastesi infiltrasi.
3. Referensi Gigi Klinis, drg. Abu Bakar, Quantum Sinergis
1. Dental Unit
2. Alat diagnostik (kaca mulut, pincet, excavator, sonde)
3. Tang cabut gigi sulung sesuai dengan gigi yang akan dicabut
4. Kapas steril / cotton pellet
5. Chlor ethyl
6. Betadine
4. Alat dan
7. Tampon
Bahan
8. Spuit 3ml
9. Ampul obat anastesi 2 ml
10. Masker
11. Sarung tangan
12. Safety box
13. Formulir informed consent
5. Prosedur 1. Petugas kesehatan menyiapkan alat dan bahan.
2. Petugas kesehatan memanggil nama pasien, mempersilakan pasien duduk
di dental unit dan mempersilakan pasien untuk berkumur
3. Dokter gigi mencuci tangan dan memakai masker dan sarung tangan.
4. Dokter gigi melakukan pemeriksaan intra oral dan extra oral untuk
menentukan diagnosis dan tindakan selanjutnya serta mencatat pada
rekam medis keluhan, hasil pemeriksaan, diagnosis dan terapi
5. Dokter gigi menjelaskan kepada pasien dari hasil anamnesis dan
pemeriksaan ditemukan gigi sulung tidak goyang dan belum tanggal atau
yang mengalami ulkus dikubitus sedangkan gigi permanen sudah tumbuh
sehingga harus dicabut.
6. Petugas kesehatan mempersiapkan lidocain comp 2% dan
memasukkannya ke spuit 3 cc sampai habis obat yaitu sebanyak 2 ml,
pastikan tidak ada gelembung udara lalu tutup kembali spuitnya. Ampul
bekas obat suntik dibuang ke tempat sampah medis kemudian
menyiapkan tang sesuai dengan indikasi gigi yang akan dicabut.
7. Dokter gigi melakukan tindakan asepsis dengan mengambil kapas steril
dengan pinset yang sudah diisi betadine lalu dioleskan pada gusi sekitar
gigi/daerah kerja yang akan dicabut kemudian melakukan penyuntikan
pada gigi yang akan dicabut dengan anaesthesi lidocain comp 2 % dengan
cara : pertama Dokter gigi menyuntik pada bagian buccal / labial dengan
memasukkan obat suntik sebanyak 1,5 cc yang sebelumnya dilakukan
aspirsi, kedua Dokter gigi menyuntik pada bagian palatal / lingual dengan
memasukkan obat suntik sebanyak 0,5 cc yang sebelumnya dilakukan
aspirsi, kemudian dokter gigi melakukan tes reaksi bius dengan
mengunakan sonde yang dimasukkan disekitar gigi dan dilakukan proses
pencabutan dengan tang.
8. Petugas kesehatan mengambilkan tampon dengan pinset yang sudah
berisi betadine kemudian pasien disuruh menggigit tampon.
9. Dokter gigi membuka sarung tangan, membuang ditempat sampah medis
lalu mencuci tangan.
10. Dokter gigi menginstruksikan kepada pasien untuk menggigit tampon.
11. Petugas kesehatan membersihkan dental unit, merendam alat dengan
bayclin dan mencuci lalu mensterilkan alat.
KLINIK SOP
GRAHA PENCABUTAN GIGI SUSU DENGAN CHLOR ETHYL
MEDIKA
Tindakan mengeluarkan gigi susu yang sudah waktunya tanggal dengan
1. Pengertian goyang derajat 3 dan 4.

Sebagai acuan dalam melakukan tindakan pencabutan gigi susu goyang


2. Tujuan
fisiologis
3. Referensi Kedokteran Gigi Klinis, drg. Abu Bakar, Quantum Sinergis
1.Dental Unit
2.Alat diagnostik (kaca mulut, pincet, excavator, sonde)
3.Tang cabut gigi sulung sesuai dengan gigi yang akan dicabut
4.Kapas steril / cotton pellet
4. Alat dan 5.Chlor ethyl
6.Betadine
Bahan
7.Tampon
8.Masker
9.Sarung tangan
10.Safety box
11.Formulir informed consent
1. Petugas kesehatan menyiapkan alat dan bahan.
2. Petugas kesehatan memanggil nama pasien, mempersilakan pasien duduk
di dental unit dan mempersilakan pasien untuk berkumur.
3. Dokter gigi melakukan pemeriksaan intra oral dan extra oral untuk
menentukan diagnosa dan tindakan selanjutnya serta menuliskan di rekam
medis
4. Dokter gigi menjelaskan kepada pasien dari hasil anamnesis dan
pemeriksaan ditemukan gigi yang goyang dan harus dicabut.
5. Petugas kesehatan mengambilkan tang sesuai dengan gigi yang akan
5. Prosedur dicabut dan mengambil kapas lalu disemprotkan chloraetyl dan memberikan
pada Dokter gigi.
6. Dokter gigi menempelkan kapas yang berisi chloraetyl pada gigi yang akan
dicabut dan mencabut gigi tersebut.
7. Dokter gigi mengambilkan tampon dengan pinset yang sudah berisi
betadine. Pasien disuruh menggigit tampon.
8. Dokter gigi menginstruksikan kepada pasien untuk menggigit tampon.
9. Dokter gigi membuka sarung tangan, membuang ditempat sampah medis,
lalu mencuci tangan.
10. Petugas kesehatan membersihkan dental unit dan merendam alat dengan
bayclin dan mencuci kemudian mensterilkan alat.
KLINIK SOP
GRAHA PENCABUTAN GIGI PERMANEN
MEDIKA
Tindakan pencabutan gigi tetap adalah melakukan pengambilan gigi tetap
yang sudah goyang, gigi yang mengalami kerusakan mahkota dan sisa akar
1. Pengertian
menggunakan alat pencabutan dimana sebelumnya dilakukan tindakan
anaesthesi.
Sebagai acuan dalam melakukan tindakan pencabutan gigi tetap.
2. Tujuan
3. Referensi Kedokteran Gigi Klinis, drg. Abu Bakar, Quantum Sinergis
1.Dental Unit
2.Alat diagnostik (kaca mulut, pincet, excavator, sonde)
3.Tang cabut gigi tetap sesuai dengan gigi yang akan dicabut
4.Bein
5.Cryer
6.Spuit dan jarum steril
4. Alat dan 7.Gelas kumur
8.Obat anasthesi
Bahan
9.Tampon steril
10.Kapas steril
11.Betadine
12.Masker
13.Sarung tangan
14. Safety box
15. Formulir informed consent
1. Petugas kesehatan menyiapkan alat dan bahan.
2. Petugas kesehatan memanggil nama pasien, mempersilakan pasien duduk
di dental unit dan mempersilakan pasien untuk berkumur.
5. Prosedur 3. Dokter gigi mencuci tangan, memakai masker dan sarung tangan.
4. Dokter gigi melakukan pemeriksaan intra oral dan extra oral untuk
menentukan diagnosis dan tindakan selanjutnya serta mencatat di rekam
medis keluhan, hasil pemeriksaan, diagnosis dan terapi.
5. Jika dari anamnesis dan pemeriksaan penunjang ditemukan riwayat
penyakit lain maka Dokter gigi menjelaskan kepada pasien bahwa
ditemukan riwayat penyakit lain maka pasien akan dirujuk ke Poli Umum /
RS Rujukan dan perawat menulis formulir rujukan internal/eksternal.
6. Jika tidak ditemukan kelainan dan terindikasi untuk dilakukan tindakan
pencabutan gigi maka pasien diperiksa vital sign terlebih dahulu. Jika
normal, pasien disuruh menandatangani formulir informed consent.
7. Dokter gigi mempersiapkan lidocain comp 2% dan memasukkannya ke
spuit 3 cc sampai habis obat yaitu sebanyak 2 ml dan menutup kembali
spuitnya, dan memastikan tidak ada gelembung udara pada obat suntik
dalam spuit, membuang bekas ampul obat suntik ke tempat sampah medis
serta menyiapkan tang sesuai dengan indikasi gigi yang akan dicabut.
8. Asepsis: dokter gigi mengambil kapas steril dengan menggunakan pinset
menetesinya dengan betadine lalu dioleskan pada gusi sekitar gigi yang
akan dicabut.
9. Dokter gigi melakukan penyuntikan pada gigi yang akan dicabut dengan
anaesthesi lidocain comp 2 % dengan cara :
9.1 Kalau infiltrasi anastesi : pertama Dokter gigi menyuntik pada bagian
buccal / labial dengan memasukkan obat suntik sebanyak 1,5 cc yang
sebelumnya dilakukan aspirasi, kedua Dokter gigi menyuntik pada
bagian palatal / lingual dengan memasukkan obat suntik sebanyak 0,5cc.
9.2 Kalau block anaesthes / Mandibula anastesi : pertama Dokter gigi
menyuntik pada bagian angulus mandibula dengan menelusuri ramus
mandibular, setelah jarum masuk menelusuri ramus mandibular jarum
dibelokkan dan ditusuk sampai menatap tulang, tarik sedikit, aspirasi
dan obat dimasukkan sebanyak 1 cc dan ditarik sedikit demi sedikt
sambil obat dimasukkan 0,5 cc lagi, kedua Dokter gigi menyuntikan
jarum dibagian buccal / labial, aspirasi dan masukkan obat 0,5 cc.
10. Menunggu sampai obat bereaksi dan menimbulkan rasa tebal kemudian
dilakukan tes dengan sonde caranya menusuk pada gusi sekitar gigi yang
akan dicabut untuk memastikan efek anaesthesi.
11. Setelah terasa tebal dan tidak terasa sakit pada pasien, selanjutnya
dilakukan pemisahan gigi dengan gusi di sekitar gigi menggunakan bein
lurus dengan cara bein diletakkan pada socket diungkit ke arah vertikal
sampai gigi terasa goyang. Selanjutnya dilakukan pencabutan dengan
menggukan tang. Setelah gigi dicabut, gusi bekas pencabutan ditekan
dengan menggunakan tampon yang sudah diisi betadine, lalu pasien
disuruh menggigit.
12. Dokter gigi memberi intruksi kepada pasien agar pasien menggigit tampon
selama 1 jam, tidak boleh kumur – kumur, luka bekas pencabutan tidak
boleh dipegang pegang.Lalu pasien dipersilakan duduk.
13. Dokter gigi melepas sarung tangan dan mencuci tangan, lalu menulis
resep. Pasien ditanya sebelumnya apakah ada alergi terhadap obat
tertentu, pasien diberi resep dan menebus obat
14. Petugas kesehatan membersihkan dental unit, merendam alat dengan
bayclin, lalu mencuci kemudian mensterilkan alat.
KLINIK SOP
GRAHA DEVITALISASI GIGI
MEDIKA
Tindakan perawatan gigi dengan diagnosis pulpitis dengan keluhan sakit
1. Pengertian spontan, tajam menusuk selama beberapa menit hingga jam. Kadang pasien
tidak dapat tidur.
Sebagai acuan dalam melakukan tindakan penambalan gigi untuk
2. Tujuan mengembalikan fungsi pengunyahan dengan devitalisasi pulpa terlebih
dahulu.
3. Referensi Kedokteran Gigi Klinis, drg. Abu Bakar, Quantum Sinergis
1.Dental unit
2.Alat diagnostic (kaca mulut, sonde, excavator, pincet)
3.Bur diamond (round, fissure,inverted)
4.Contra high speed
5.Cement spatula
6.Glass slab
7.Plastic filling Instrument
4. Alat dan
8.Kapas steril/cotton pellet
Bahan 9.Cotton roll
10.Alkohol
11.Arsen
12.Fletcher + liquid fletcher/cavit
13.Eugenol
14.Masker
15.Sarung tangan
16. Safety box
1. Petugas kesehatan menyiapkan alat dan bahan.
2. Petugas kesehatan memanggil nama pasien, mempersilakan pasien duduk
di dental unit dan mempersilakan pasien untuk berkumur.
5. Prosedur 3. Dokter gigi mencuci tangan memakai masker dan sarung tangan
4. Dokter gigi melakukan pemeriksaan intra oral dan extra oral untuk
menentukan diagnosis dan tindakan selanjutnya serta mencatat pada rekam
medis keluhan, hasil pemeriksaan, diagnosis dan terapi.
5. Jika dari hasil anamnesis dan pemeriksaan ditemukan lubang pada gigi
dengan keluhan sakit spontan dan cekot- cekot, giginya tidak bisa ditambal
langsung pasien harus datang 1 minggu lagi karena giginya akan diisi obat
devitalisasi.
6. Dokter gigi membersihkan kavitas dengan excavator.
7. Dokter gigi memblokir gigi yang akan ditambal dengan cotton roll dan
mensterilkan dengan alkohol dan kapas steril.
8. Dokter gigi mengambil obat devitalisasi seujung sonde, dibungkus kapas
tipis. Dokter gigi mengapilkasikan ke dalam kavitas.
9. Dokter gigi mengaduk tumpatan sementara flecher + liquid dengan spatula,
dokter gigi mengaplikasikannya ke dalam kavitas dengan plastik filling
instrument.
10. Dokter gigi menginstruksi pasien untuk datang 1 minggu lagi untuk
diganti obat sterilisasi gigi. Bila pasien datang kurang dari waktunya, obat
sterilisasi gigi tidak bekerja efektif. Bila pasien datang melebihi waktunya,
dapat menyebabkan sakit / peradangan lebih lanjut.
11. Dokter gigi membuka sarung tangan, membuang disampah medis,
mencuci tangan, lalu menulis resep untuk obat dengan menanyakan
terlebih dahulu riwayat alergi obat pasien.
12. Petugas kesehatan membersihkan dental unit, merendam alat dengan
bayclin dan kemudian mensterilkan alat.

KLINIK SOP
GRAHA GANGREN PULPA
MEDIKA
Tindakan perawatan gigi dengan diagnosis gangrena pulpa, dengan tidak ada
1. Pengertian keluhan sakit. Gangren pulpa merupakan matinya jaringan pulpa sebagian
atau seluruhnya.
Sebagai acuan dalam melakukan tindakan perawatan gigi untuk
2. Tujuan mengembalikan fungsi pengunyahan dengan perawatan mummifikasi, bila
keadaan gigi memungkinkan untuk bisa dirawat.
3. Referensi Kedokteran Gigi Klinis, drg.Abu Bakar, Quantum Sinergis
1. Dental Unit
2. Alat diagnostik (kaca mulut, pincet, excavator, sonde)
3. Bur Diamond (round,fissure,inverted)
4. Contra high speed
5. Cement spatula
6. Glass slab
4. Alat dan 7. Plastis filling Instrument
8. Kapas steril / cotton pellet
Bahan
9. Cotton roll
10. Alkohol
11. NaOCl
12. Obat sterilisasi gigi
13. Fletcher + liquid fletcher
14. Masker dan Sarung tangan
15. Safety box
1. Petugas kesehatan menyiapkan alat dan bahan.
2. Petugas kesehatan memanggil nama pasien, mempersilakan pasien
duduk di dental unit dan mempersilakan pasien untuk berkumur
5. Prosedur 3. Dokter gigi mencuci tangan memakai masker dan sarung tangan
4. Dokter gigi melakukan pemeriksaan intra oral dan extra oral untuk
menentukan diagnosis dan tindakan selanjutnya serta mencatat pada
rekam medis keluhan, hasil pemeriksaan, diagnosis dan terapi
5. Jika dari anamnesis dan pemeriksaan tidak ditemukan riwayat penyakit
lain, maka Dokter gigi menjelaskan kepada pasien, pada pemeriksaan
ditemukan lubang pada gigi dan tidak memberikan respon pada tes
kavity, dokter gigi menjelaskan pada pasien bahwa giginya tidak bisa
ditambal langsung, pasien harus datang setiap 3 – 5 hari, karena akan
dilakukan perawatan dengan diisi obat sterilisasi pulpa. Bila pasien
datang kurang dari waktunya, obat sterilisasi pulpa tidak bekerja efektif.
Bila pasien datang melebihi waktunya, dapat menyebabkan sakit /
peradangan lebih lanjut.
6. Dokter gigi membersihkan kavitas dengan excavator dan mengebor gigi
sampai atap pulpa terbuka, mengirigasi dengan larutan NaOcl.
7. Dokter gigi memblokir gigi yang akan dirawat dengan cotton roll dan
mensterilkan dengan alkohol dan kapas steril.
8. Dokter gigi mengambil cotton pellet yang ditetesi dengan obat sterilisasi
gigi dan dokter gigi mengapilkasikan ke kavitas gigi..
9. Dokter gigi mengaduk tumpatan sementara flecher + liquid di glas slab
dengan spatula, dokter gigi mengaplikasikan ke dalam kavitas dengan
plastik filling instrument.
10. Dokter gigi menginstruksi pasien untuk datang 3 - 5 hari lagi untuk
diganti obat sterilisasi gigi.
11. Dokter gigi melepaskan sarung tangan, membuang di tempat sampah
medis, lalu mencuci tangan, dan petugas keehatan membersihkan dental
unit, merendam alat dengan bayclin dan kemudian mensterilkan alat.

KLINIK SOP
GRAHA HYPEREMI PULPA
MEDIKA
Tindakan perawatan gigi dengan karies media, dengan keluhan ngilu dan
1. Pengertian
belum ada rasa sakit.
Sebagai acuan dalam melakukan tindakan penambalan gigi untuk
2. Tujuan
mengembalikan fungsi pengunyahan.
3. Referensi Kedokteran Gigi Klinis, drg.Abu Bakar, Quantum Sinergis
1.Dental Unit
2.Alat diagnostik (kaca mulut, pincet, excavator, sonde)
3.Bur Diamond (round,fissure,inverted)
4.Finishing bur
5.Contra high speed
6.Artikulating paper
7.Cement spatula
8.Glass slab
4. Alat dan
9.Cement Stoper
Bahan 10.Kapas steril / cotton pellet
11.Cotton roll
12.Alkohol
13.Zinc phospat cement
14.Liquid cement
15.Fletcher + liquid fletcher
16.Eugenol
17. Masker
18. Sarung tangan
1. Petugas kesehatan menyiapkan alat dan bahan.
2. Petugas kesehatan memanggil nama pasien, mempersilakan pasien duduk
di dental unit dan mempersilakan pasien untuk berkumur
5. Prosedur 3. Dokter gigi mencuci tangan, memakai masker dan sarung tangan.
4. Dokter gigi melakukan pemeriksaan intra oral dan extra oral untuk
menentukan diagnosis dan tindakan selanjutnya serta mencatat pada
rekam medis keluhan, hasil pemeriksaan, diagnosis dan terapi.
5. Jika dari anamnesis dan pemeriksaan tidak ditemukan riwayat penyakit
lain, maka dokter gigi menjelaskan kepada pasien dari hasil anamnesis
dan pemeriksaan ditemukan lubang pada gigi dengan keluhan ngilu dan
tidak ada rasa sakit. Gigi tersebut bisa ditumpatan permanen.
6. Dokter gigi mengebor gigi dengan bor diamond untuk membentuk
preparasi kemudian kavitas dibersihkan.
7. Dokter gigi memblokir gigi yang akan ditambal dengan cotton roll dan
mensterilkan dengan alkohol dan kapas steril.
8. Dokter gigi mengaduk zinc oxyde eugenol (fletcher + eugenol), kemudian
dokter gigi mengapilkasikan ZOE ke kavitas gigi.
9. Dokter gigi mengaduk cement dengan cement spatel dan dokter gigi
mengaplikasikan ke kavitas dengan menggunakan cement stopper.
10. Dokter gigi menyiapkan tumpatan permanen (Komposit, Amalgam, atau
Glass Ionomer) dan dokter gigi mengaplikasi bahan tumpatan permanen
kedalam kavitas.
11. Dokter gigi mengecek dengan artikulating paper bila ada spot dikurangi
dengan finishing bur.
12. Dokter gigi memberi intruksi agar tidak dipakai mengunyah di sisi gigi
yang ditambal sampai 24 jam.
13. Dokter gigi membuka sarung tangan, membuang di tempat sampah medis,
lalu mencuci tangan.
14. Petugas kesehatan merendam alat dengan bayclin dan kemudian
mensterilkan alat.

KLINIK SOP
GRAHA IRITASI PULPA
MEDIKA
Tindakan perawatan gigi dengan karies superficialis / media, dengan keluhan
1. Pengertian
ngilu dan kadang- kadang tidak ada keluhan.
Sebagai acuan dalam melakukan tindakan penambalan gigi untuk
2. Tujuan
mengembalikan fungsi pengunyahan.
3. Referensi Kedokteran Gigi Klinis, drg.Abu Bakar, Quantum Sinergis
1.Dental Unit
2.Alat diagnostik ( kaca mulut, pincet, excavator, sonde)
3.Bur Diamond (round,fissure,inverted)
4.Contra high speed
5.Cement spatula
6.Glass slab
7.Cement Stoper
4.Alat dan
8.Kapas steril/cotton pellet
Bahan 9.Cotton roll
10.Alkohol
11.Zinc phospat cement
12.Liquid cement
13.Glass Ionomer
14.Komposit, etsa dan Bonding
15.Masker
16.Sarung tangan
1. Petugas kesehatan menyiapkan alat dan bahan.
2. Petugas kesehatan memanggil nama pasien, mempersilakan pasien duduk
di dental unit dan mempersilakan pasien untuk berkumur.
5. Prosedur 3. Dokter gigi mencuci tangan, memakai masker dan sarung tangan.
4. Dokter gigi melakukan pemeriksaan intra oral dan extra oral untuk
menentukan diagnosis dan tindakan selanjutnya serta mencatat pada rekam
medis keluhan, hasil pemeriksaan, diagnosis dan terapi.
5. Jika dari anamnesis dan pemeriksaan tidak ditemukan riwayat penyakit
lain, maka dokter gigi menjelaskan kepada pasien dari hasil anamnesis dan
pemeriksaan ditemukan lubang pada gigi dengan keluhan ngilu dan tidak
ada rasa sakit. Gigi tersebut bisa ditumpat permanen.
6. Dokter gigi mengebor gigi dengan bor diamond untuk membentuk
preparasi kemudian kavitas dibersihkan.
7. Dokter gigi memblokir gigi yang akan ditambal dengan cotton roll dan
mensterilkan dengan alkohol dan kapas steril.
8. Dokter gigi mengaduk zinc oxyde eugenol (fletcher + eugenol), kemudian
dokter gigi mengapilkasikan ZOE ke kavitas gigi.
9. Dokter gigi mengaduk cement dengan cement spatel dan dokter gigi
mengaplikasikan ke kavitas dengan menggunakan cement stopper.
10. Dokter gigi menyiapkan tumpatan permanen (Komposit, Amalgam, atau
Glass Ionomer) dan dokter gigi mengaplikasi bahan tumpatan permanen
kedalam kavitas.
11. Dokter gigi mengecek dengan artikulating paper bila ada spot dikurangi
dengan finishing bur.
15. Dokter gigi memberi intruksi agar tidak dipakai mengunyah di sisi gigi
yang ditambal sampai 24 jam.
16. Dokter gigi membuka sarung tangan, membuang disampah medis lalu
mencuci tangan.
17. Petugas kesehatan merendam alat dengan bayclin dan mencuci, kemudian
mensterilkan alat.

KLINIK SOP
GRAHA PERICORONITIS AKUT
MEDIKA
Peradangan jaringan lunak sekitar mahkota gigi yang sedang erupsi, terjadi
1. Pengertian
pada molar ketiga yang sedang erupsi.
Sebagai acuan dalam melakukan tindakan mengurangi rasa sakit melalui
2. Tujuan
pemberian obat-obatan dan rujukan.
3. Referensi Pedoman Paket Dasar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas,
Kementrian Kesehatan RI, 2012
1.Dental Unit
2.Alat diagnostik (kaca mulut, pincet, excavator, sonde)
4. Alat dan
3.Masker
Bahan 4.Sarung tangan
5.Blangko resep
6.Surat rujukan
1. Petugas kesehatan menyiapkan alat dan bahan.
2. Petugas kesehatan memanggil nama pasien, mempersilakan pasien duduk
di dental unit dan mempersilakan pasien untuk berkumur.
3. Dokter gigi mencuci tangan, lalu memakai masker dan sarung tangan.
4. Dokter gigi melakukan pemeriksaan intra oral dan extra oral untuk
menentukan diagnosis dan tindakan selanjutnya serta mencatat pada
rekam medis keluhan, hasil pemeriksaan, diagnosis dan terapi.
5. Dokter gigi menjelaskan bahwa gigi molar ketiga sedang erupsi dan
5. Prosedur terdapat peradangan di gusi sekitar mahkota gigi. Menjelaskan bahwa
untuk mengurangi rasa sakit maka pasien diberikan obat terlebih dahulu.
6. Bila fasilitas tidak memadai, maka dirujuk ke Dokter gigi spesialis/
Rumah Sakit untuk penanganan selanjutnya sesuai indikasi.
7. Dokter gigi membuka sarung tangan dan membuang ke tempat sampah
medis lalu mencuci tangan.
8. Dokter gigi menuliskan resep sebelumnya menanyakan kepada pasien /
pengantar apakah memiliki alergi terhadap obat – obat tertentu.
9. Petugas kesehatan merendam alat dengan bayclin dan mencuci, kemudian
mensterilkan alat.

KLINIK SOP
GRAHA PERIODONTITIS APIKALIS
MEDIKA
Tindakan perawatan gigi dengan diagnosa Periodontitis Apikalis, dengan
1. Pengertian keluhan sakit menetap dan menekan, gigi terasa lebih panjang dari gigi
lainnya.
Sebagai acuan dalam melakukan tindakan perawatan gigi periodontitis
2. Tujuan
apikalis bila keadaan gigi memungkinkan untuk dirawat.
3. Referensi Kedokteran Gigi Klinis, drg. Abu Bakar, Quantum Sinergis
1.Dental Unit
2.Alat diagnostik (kaca mulut, pincet, excavator, sonde)
3.Bur Diamond (round, fissure, inverted)
4.Contra high speed
4. Alat dan
5.Kapas steril / cotton pellet
Bahan 6.Cotton roll
7.Alkohol
8.NaOCl
9.Masker
10.Sarung tangan
1. Petugas kesehatan menyiapkan alat dan bahan.
2. Petugas kesehatan memanggil nama pasien, mempersilakan pasien duduk
di dental unit dan mempersilakan pasien untuk berkumur
3. Dokter gigi mencuci tangan, memakai masker dan sarung tangan.
4. Dokter gigi melakukan pemeriksaan intra oral dan extra oral untuk
menentukan diagnosis dan tindakan selanjutnya serta mencatat pada rekam
medis keluhan, hasil pemeriksaan, diagnosis dan terapi.
5. Jika dari anamnesis dan pemeriksaan tidak ditemukan riwayat penyakit lain
5. Prosedur maka Dokter gigi menjelaskan kepada pasien dari hasil anamnesis dan
pemeriksaan gigi ditemukan lubang pada gigi ,gigi goyang dan sakit bila
dipakai mengunyah. Dokter gigi menjelaskan pada pasien bahwa terdapat
peradangan pada gusi, untuk menghilangkan rasa sakitnya, pasien akan
diberi obat terlebih dahulu.
6. Dokter gigi mengebor gigi sampai atap pulpa terbuka. Mengirigasi dengan
larutan NaOCl. Menutup lubang gigi dengan kapas.
7. Dokter gigi menginstruksi pasien untuk datang 3 hari lagi untuk dilakukan
tindakan selanjutnya. Dokter gigi menjelaskan, jika pasien datang kurang
dari 3 hari, reaksi obat belum efektif. Jika lebih dari 3 hari kemungkinan
akan timbul rasa sakit kembali.
KLINIK SOP
GRAHA PULPA POLIP
MEDIKA
Tindakan perawatan gigi dengan diagnosis pulpa polip, dengan keluhan sakit
1. Pengertian
spontan dan ada jaringan granulasi di dalam lubang gigi.
Sebagai acuan dalam melakukan tindakan perawatan gigi untuk
2. Tujuan mengembalikan fungsi pengunyahan dengan devitalisasi pulpa terlebih
dahulu.

3. Referensi Kedokteran Gigi Klinis, drg. Abu Bakar, Quantum Sinergis

1.Dental Unit
2.Alat diagnostik (kaca mulut, pincet, excavator, sonde)
3.Bur Diamond (round, fissure, inverted)
4.Contra high speed
5.Cement spatula
6.Glass slab
4. Alat dan 7.Plastis filling instrument
8.Kapas steril/cotton pellet
Bahan
9.Cotton roll
10.Alkohol
11.Arsen
12.Eugenol
13.Fletcher + liquid Fletcher
14.Masker
15.Sarung tangan
1. Perawat gigi menyiapkan alat dan bahan.
2. Perawat gigi memanggil nama pasien, mempersilakan pasien duduk di
dental unit dan mempersilakan pasien untuk berkumur.
5. Prosedur 3. Dokter gigi mencuci tangan, lalu memakai masker dan sarung tangan.
4. Dokter gigi melakukan pemeriksaan intra oral dan extra oral untuk
menentukan diagnosa dan tindakan selanjutnya serta mencatat pada rekam
medis keluhan, hasil pemeriksaan, diagnosis dan terapi.
5. Jika dari anamnesis dan pemeriksaan tidak ditemukan riwayat penyakit lain
maka Dokter gigi menjelaskan kepada pasien dari hasil anamnesa dan
pemeriksaan ditemukan lubang pada gigi dengan keluhan sakit spontan dan
ada jaringan granulasi di dalam lubang gigi. Dan menjelaskan pada pasien
bahwa giginya tidak bisa ditambal langsung pasien harus datang 3 – 5 hari
lagi karena giginya akan diisi obat devitalisasi.
6. Dokter gigi memblokir gigi yang akan ditambal dengan cotton roll dan
mensterilkan dengan alkohol dan kapas steril.
7. Dokter gigi mengambil obat devitalisasi seujung sonde, dibungkus kapas
tipis. Dokter gigi mengapilkasikan ke gigi yang dirawat.
8. Dokter gigi mengaduk tumpatan sementara flecher + liquid dengan spatula.
Dokter gigi mengaplikasikan tumpatan sementara dengan plastik filling.
9. Dokter gigi menginstruksi pasien untuk datang 1 minggu lagi untuk diganti
obat sterilisasi gigi. Bila pasien datang kurang dari waktunya, obat
sterilisasi gigi tidak bekerja efektif. Bila pasien datang melebihi waktunya,
dapat menyebabkan sakit / peradangan lebih lanjut.
10. Dokter gigi membuka sarung tangan, membuang disampah medis, lalu
mencuci tangan. Lalu menulis resep dengan menanyakan terlebih dahulu
riwayat alergi obat pasien.
11. Petugas kesehatan membersihkan dental unit, merendam alat dengan
bayclin dan mencuci kemudian mensterilkan alat.
KLINIK SOP
GRAHA PULPEKTOMI
MEDIKA
Tindakan pengambilan seluruh jaringan pulpa dan korona gigi. Indikasinya
1. Pengertian gigi dengan infeksi melewati ruang kamar pulpa baik pada gigi vital, nekrosis
sebagian maupun gigi sudah nonvital.
Sebagai acuan dalam melakukan tindakan penambalan gigi untuk
2. Tujuan mengembalikan fungsi pengunyahan dengan cara pulpektomi non perawatan
saluran akar
1. Standar pelayanan profesional kedokteran gigi indonesia, Departemen
3. Referensi Kesehatan RI, 1994
2. Standar pelayanan medis kedokteran gigi indonesia, Persatuan Dokter Gigi
Indonesia, 1999
1. Dental unit
2. Alat diagnostic (kaca mulut, sonde, excavator, pincet )
3. Bur diamond (round, fissure,inverted)
4. Contra high speed
5. Cement spatula
6. Glass slab
4. Alat dan 7. Plastic filling Instrument
8. Kapas steril/cotton pellet
Bahan
9. Cotton roll
10. Alkohol
11. Obat sterilisasi gigi (CHKM atau TKF)
12. Fletcher + liquid fletcher/cavit
13. Spuit dan obat anastesi
14. Masker
15. Sarung tangan
1. Petugas kesehatan menyiapkan alat dan bahan
5. Prosedur
2. Petugas kesehatan mempersilakan pasien duduk dan berkumur di dental
unit
3. Dokter gigi mencuci tangan, memakai masker dan sarung tangan
4. Dokter gigi melakukan pemeriksaan intra oral dan extra oral untuk
menentukan diagnosa dan tindakan selanjutnya serta mencatat di rekam
medis keluhan, hasil pemeriksaan, diagnosis dan terapi
5. Jika dari anamnesa dan pemeriksaan tidak ditemukan riwayat penyakit lain
maka dokter gigi menjelaskan kepada pasien dari hasil anamnesa dan
pemeriksaan ditemukan lubang pada gigi dengan keluhan sakit, ngilu
berkepanjangan. Dokter gigi menjelaskan rencana perawatan pada pasien
bahwa giginya perlu di preparasi dan sterilisasi gigi, jika pasien tidak tahan
dipreparasi, dokter menjelaskan bahwa giginya akan di anastesi untuk
mengurangi rasa sakit/ngilu saat di preparasi. Jika setuju pasien
menandatanganinya inform concent terlebih dahulu.
6. Dokter gigi menyuntikkan anastesi terlebih dahulu pada sekitar gigi yang
dikeluhkan pasien untuk menghilangkan rasa sakit saat perawatan jaringan
karies hingga atap kamar pulpa dibuang melalui preparasi kavitas.
Perdarahan yang terjadi setelah atap pulpa terbuka dikendalikan dengan
cotton pellet dan blokir gigi yang akan ditambal dengan cotton roll
kemudian sterilkan dengan alkohol dan kapas steril
7. Dokter gigi menyiapkan obat sterilisasi gigi yang diteteskan pada cotton
pellet kemudian menyiapkan tumpatan sementara flecher +liquid dengan
spatula. Dokter gigi mengaplikasikan tumpatan sementara
8. Dokter gigi menginstruksi pasien untuk datang 3 hari lagi untuk diganti
obat sterilisasi giginya
9. Dokter gigi membuka sarung tangan, membuang ditempat sampah medis
lalu mencuci tangan, menulis resep untuk obat analgesik jika perlu
10. Petugas kesehatan membersihkan dental unit , merendam alat dengan
bayclin, lalu mencuci kemudian mensterilkan alat.
KLINIK SOP
GRAHA PULPITIS IRREVERSIBLE
MEDIKA
Tindakan perawatan gigi dengan karies profunda, dengan keluhan ngilu sekali
1. Pengertian
dan bila kemasukan makanan terasa sakit.
Sebagai acuan dalam melakukan tindakan penambalan gigi untuk
2. Tujuan
mengembalikan fungsi pengunyahan.
3. Referensi Kedokteran Gigi Klinis, drg.Abu Bakar, Quantum Sinergis
1.Dental Unit
2.Alat diagnostik (kaca mulut, pincet, excavator, sonde)
3.Bur Diamond (round,fissure,inverted)
4.Contra high speed
5.Cement spatula
6.Glass slab
7.Cement Stoper
4. Alat dan 8.Plastis filling Instrument
9. Kapas steril / cotton pellet
Bahan
10.Cotton roll
11.Alkohol
12.Zinc phospat cement
13.Liquid cement
14.Fletcher + liquid fletcher
15.Eugenol
16.Masker
17.Sarung tangan
1. Petugas kesehatan menyiapkan alat dan bahan.
2. Perawat gigi memanggil nama pasien, mempersilakan pasien duduk di
dental unit dan mempersilakan pasien untuk berkumur
5. Prosedur 3. Dokter gigi mencuci tangan,.lalu memakai masker dan sarung tangan.
4. Dokter gigi melakukan pemeriksaan intra oral dan extra oral untuk
menentukan diagnosis dan tindakan selanjutnya serta mencatat pada rekam
medis keluhan, hasil pemeriksaan, diagnosis dan terapi.
5. Jika dari anamnesis dan pemeriksaan tidak ditemukan riwayat penyakit lain,
maka Dokter gigi menjelaskan kepada pasien, dari hasil anamnesis dan
pemeriksaan ditemukan lubang pada gigi dengan keluhan ngilu dan sakit
bila kemasukan makanan, dan gigi tersebut tidak bisa ditambal langsung,
pasien harus datang 1 minggu lagi kalau tidak ada keluhan sakit.
6. Dokter gigi mengebor gigi dengan bor diamond untuk membentuk preparasi
dan membersihkan kavitas.
7. Dokter gigi memblokir gigi yang akan ditambal dengan cotton roll dan
mensterilkan dengan alkohol dan kapas steril.
8. Dokter gigi mengaduk zinc oxyde eugenol (fletcher + eugenol), dan dokter
gigi mengapilkasikan ZOE ke kavitas gigi yang akan ditambal.
9. Dokter gigi mengaduk cement dengan cement spatel dan dokter gigi
mengaplikasikan ke kavitas dengan menggunakan cement stopper dan
menaruh kapas tipis diatas cement sebagai pembatas.
10. Dokter gigi mengaduk tumpatan sementara flecher + liquid dan dokter gigi
mengaplikasikan dengan plastic filling.
11. Dokter gigi menginstruksi pasien untuk datang 1 minggu lagi untuk
ditambal permanen.
12. Dokter gigi membuka sarung tangan, membuangnya ditempat sampah
kemudian mencuci tangan dengan sabun dan petugas kesehatan merendam
alat dengan bayclin kemudian mensterilkan alat.
KLINIK SOP
GRAHA STERILISASI GIGI
MEDIKA
Tindakan perawatan gigi devitalisasi partial pulpektomi.
1. Pengertian
Sebagai acuan dalam melakukan tindakan perawatan gigi untuk
2. Tujuan mengembalikan fungsi pengunyahan dengan perawatan gigi devitalisasi
partial pulpektomi, bila keadaan gigi memungkinkan untuk dirawat.
3. Referensi Kedokteran Gigi Klinis, drg. Abu Bakar, Quantum Sinergis
1.Dental Unit
2.Alat diagnostik (kaca mulut, pincet, excavator, sonde)
3.Bur Diamond (round,fissure,inverted)
4.Contra high speed
5.Cement spatula
6.Glass slab
7.Plastis filling instrument
4. Alat dan
8.Kapas steril/cotton pellet
Bahan 9.Cotton roll
10.Alkohol
11.NaOCl
12.CHKM
13.TKF
14.Fletcher + liquid Fletcher
15.Masker
16.Sarung tangan
1. Petugas kesehatan menyiapkan alat dan bahan.
2. Petugas kesehatan memanggil nama pasien, mempersilakan pasien duduk
di dental unit dan mempersilakan pasien untuk berkumur.
3. Dokter gigi melakukan pemeriksaan intra oral dan extra oral untuk
menentukan diagnosa dan tindakan selanjutnya serta mencatat di rekam
medis keluhan, hasil pemeriksaan, diagnosis dan terapi.
4. Dokter gigi menjelaskan pasa pasien bahwa giginya tidak bisa ditambal
langsung pasien harus datang setiap 3 - 5 hari karena giginya akan diisi
obat sterilisasi gigi. Jika tidak sakit perawatan dilanjutkan dengan obat
5. Prosedur sterilisasi gigi.
5. Dokter gigi mengambil cotton pellet yang ditetesi dengan obat sterilisasi
gigi. Dokter gigi mengapilkasikan obat sterilisasi ke gigi yang dirawat.
6. Dokter gigi mengaduk tumpatan sementara flecher + liquid di glas slab
dengan spatula. Dokter gigi mengaplikasikan tumpatan sementara dengan
plastik filling..
7. Dokter gigi menginstruksikan pasien untuk datang 3 – 5 hari lagi untuk
diganti obat sterilisasi gigi selanjutnya.
8. Dokter gigi melepaskan sarung tangan dan mencuci tangan.
9. Petugas kesehatan membersihkan dental unit, merendam alat dengan
bayclin kemudian mencuci lalu mensterilkan alat.
KLINIK SOP
GRAHA ABSES GIGI
MEDIKA
Abses adalah sekumpulan nanah / pus yang terjadi dalam rongga tulang
alveolar yang patologik di sekitar apeks gigi sebagai akibat dari perluasan
1. Pengertian
radang. Gejala klinisnya terlihat pembengkakan daerah apeks gigi disertai
nyeri dan goyang derajat 2.
Sebagai acuan dalam menangani gigi dengan kasus abses.
2. Tujuan
3. Referensi Kedokteran Gigi Klinis, drg. Abu Bakar, Quantum Sinergis
1.Dental unit
2.Alat diagnostic (kaca mulut, sonde, excavator, pincet )
3.Larutan betadine
4. Alat dan
4.Spuit irigasi
Bahan 5.Cotton pellet
6.Masker
7.Sarung tangan
8. Safety box
1. Petugas kesehatan menyiapkan alat dan bahan.
2. Petugas kesehatan memanggil nama pasien, mempersilakan pasien duduk
di dental unit dan mempersilakan pasien untuk berkumur.
3. Dokter gigi mencuci tangan, memakai masker dan sarung tangan.
4. Dokter gigi melakukan pemeriksaan intra oral dan ekstra oral untuk
menentukan diagnosis dan tindakan lebih lanjut serta mencatat pada rekam
medis keluhan, hasil pemeriksaan, diagnosis dan terapi.
5. Dokter gigi memeriksa gigi yang mengalami abses dengan menggunakan
kaca mulut bila ditemukan gigi berlubang pada daerah abses maka
dilakukan pembukaan atap pulpa pada gigi dan penusukan pada gusi bila
5. Prosedur terdapat fistel dengan menggunakan sonde.
6. Irigasi kavitas gigi dengan larutan betadine yg sudah dicampur aquadest ,
mengoleskan larutan betadine yang diteteskan pada cotton pelet pada
jaringan lunak, kemudian pasien diinstruksikan untuk berkumur.
7. Dokter gigi membuka sarung tangan dan membuang ke tempat sampah
medis lalu mencuci tangan.
8. Dokter gigi menuliskan resep sebelumnya menanyakan kepada pasien /
pengantar apakah memiliki alergi terhadap obat – obat tertentu dan
menginstruksikan kepada pasien agar kontrol kembali tiga hari lagi untuk
dilakukan tindakan lebih lanjut.
9. Petugas kesehatan merendam alat dengan bayclin dan kemudian
mensterilkan alat.
KLINIK SOP
GRAHA PEMBERSIHAN KARANG GIGI
MEDIKA
Scaling adalah suatu tindakan pengambilan plak dan kalkulus baik supra
1. Pengertian
gingival maupun subgingival.
Sebagai acuan dalam melakukan tindakan pembersihan karang gigi.
2. Tujuan
3. Referensi Panduan Praktik Klinis Dokter Gigi
1.Dental Unit
2.Alat diagnostik ( kaca mulut, pincet, excavator, sonde)
3.Scaler manual
4.Scaler ultrasonic
4. Alat dan 5.Kaca mata googles
6.Gelas kumur
Bahan
7.Betadine
8.Stain remover
9.Kapas steril
10.Masker
11.Sarung tangan
1. Petugas kesehatan menyiapkan alat dan bahan.
2. Petugas kesehatan memanggil nama pasien, mempersilakan pasien duduk
di dental unit dan mempersilakan pasien untuk berkumur
3. Dokter gigi mencuci tangan, memakai masker, dan sarung tangan.
4. Dokter gigi melakukan pemeriksaan intra oral dan ekstra oral untuk
menentukan diagnosis dan tindakan lebih lanjut. Dan mencatat pada rekam
medis keluhan, hasil pemeriksaan, diagnosis dan terapi.
5. Dokter gigi melakukan pembersihan karang gigi RA dan RB menggunakan
5. Prosedur
ultrasonic scaler, membersihkan kalau ada stain dengan stain remover yg
dioleskan pada coton pellet.
6. Dokter gigi mengoleskan betadine pada seluruh gusi dan pasien disuruh
berkumur lagi.
7. Dokter gigi memberi intruksi pada pasien untuk kontrol 6 bulan sekali.
8. Dokter gigi membuka sarung tangan, membuang disampah medis dan
mencuci tangan.
9. Dokter gigi merapikan dental unit dan merendam alat di larutan bayclin dan
mensterilkannya
KLINIK SOP
GRAHA FRAKTUR MAHKOTA GIGI
MEDIKA
Fraktur gigi pada mahkota yang tidak merusak pulpa dan tidak ada gejala atau
rasa sakit, pulpa belum terbuka.
1. Pengertian Klasifikasi menurut Ellis (Finn):
Kelas I: Fraktur yang hanya mengenai email atau hanya melibatkan dentin
Kelas II: Fraktur mengenai dentin tetapi pulpa belum terbuka
Mengetahui kelainan fraktur mahkota gigi yang tidak merusak pulpa dan
2. Tujuan
penanganannya
3. Referensi Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Gigi
1.Dental unit
2.Alat diagnostic (kaca mulut, sonde, excavator, pincet)
3.Bur diamond (round, fissure,inverted)
4.Contra high speed
5.Cement spatula
6.Glass slab
7.Plastic filling Instrument
8.Kapas steril/cotton pellet
9.Cotton roll
4. Alat dan
10.Alkohol
Bahan 11.Masker
12.Sarung tangan
13.Micro brush
14.Etsa
15.Bonding
16.Komposit
17.Zink Phospate Cement
18.Light Cure
19. CE
20. Tang cabut
1. Petugas kesehatan menyiapkan alat dan bahan.
2. Petugas kesehatan memanggil nama pasien, mempersilakan pasien duduk
di dental unit dan mempersilakan pasien untuk berkumur.
5. Prosedur 3. Dokter gigi mencuci tangan memakai masker dan sarung tangan.
4. Dokter gigi melakukan pemeriksaan intra oral dan extra oral untuk
menentukan diagnosis dan tindakan selanjutnya serta mencatat pada rekam
medis keluhan, hasil pemeriksaan, diagnosis dan terapi.
5. Dokter gigi menganamnesa pasien dan menjelaskan rencana perawatan
yang akan dilakukan.
6. Dokter gigi mengambil bagian gigi fraktur yang goyang dengan
menggunakan CE dan tang.
7. Dokter gigi mempreparasi gigi yang fraktur.
8. Dokter gigi memblokir gigi yang akan ditambal dengan cotton roll dan
mensterilkan dengan alkohol dan kapas steril.
9. Dokter gigi menyiapkan basis (Zink Phospate Cement) dan bahan tumpatan
(Komposit).
10. Dokter gigi mengapilkasikan basis kedalam kavitas dengan menggunakan
plastik filing, kemudian dilanjutkan penambalan dengan komposit.
11. Dokter gigi membuka sarung tangan, membuang disampah medis,
mencuci tangan, lalu menulis resep untuk obat dengan menanyakan
terlebih dahulu riwayat alergi obat pasien.
12. Petugas kesehatan membersihkan dental unit, merendam alat dengan
bayclin dan kemudian mensterilkan alat.
KLINIK SOP
GRAHA ULKUS DEKUBITUS
MEDIKA
Keadaan dimana akar gigi terlihat di permukaan gingiva yang di sebabkan
1. Pengertian karena gigi sulung yang mahkotanya telah habis yang terus mendapatkan
tekanan dari tekanan kunyah.
Mengetahui kelainan ulkus dekubitus dan penanganannya
2. Tujuan
3. Referensi Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Gigi
1.Dental unit
2.Alat diagnostic (kaca mulut, sonde, excavator, pincet)
3.Tampon
4. Alat dan
4.Betadine
Bahan 5.Masker
6.Sarung tangan
7.Tang cabut
8.CE (Chlor Ethyl)
1. Petugas kesehatan menyiapkan alat dan bahan.
2. Petugas kesehatan memanggil nama pasien, mempersilakan pasien duduk
di dental unit dan mempersilakan pasien untuk berkumur.
3. Dokter gigi mencuci tangan memakai masker dan sarung tangan.
4. Dokter gigi melakukan pemeriksaan intra oral dan extra oral untuk
menentukan diagnosis dan tindakan selanjutnya serta mencatat pada rekam
medis keluhan, hasil pemeriksaan, diagnosis dan terapi.
5. Dokter gigi menganamnesa pasien dan menjelaskan rencana perawatan
yang akan dilakukan.
5. Prosedur 6. Dokter gigi menempelkan kapas yang sudah disemprotkan CE pada
pemukaan mukosa gigi yang akan di cabut.
7. Dokter gigi mencabut sisa gigi dengan tang sisa akar.
8. Dokter gigi menginstruksikan pasien untuk menggigit tampon sampai
perdarahan berhenti.
9. Dokter gigi membuka sarung tangan, membuang disampah medis, mencuci
tangan, lalu menulis resep untuk obat dengan menanyakan terlebih dahulu
riwayat alergi obat pasien.
10. Petugas kesehatan membersihkan dental unit, merendam alat dengan
bayclin dan kemudian mensterilkan alat.
KLINIK SOP
GRAHA STOMATITIS APHTOSA REKUREN
MEDIKA
Merupakan ulser yang terjadi berulang-ulang pada mukosa mulut, biasanya
1. Pengertian
berupa ulser putih kekuningan tanpa adanya tanda-tanda suatu penyakit.
Mengetahui kelainan stomatitis aphtosa rekuren dan penanganannya.
2. Tujuan
3. Referensi Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Gigi
1.Dental unit
2.Alat diagnostic (kaca mulut, sonde, excavator, pincet)
3.Tampon
4. Alat dan 4.Betadine
5.Albotyle
Bahan
6.Masker
7.Sarung tangan
8.Cotton roll
9.Cotton pelet
1. Petugas kesehatan menyiapkan alat dan bahan.
2. Petugas kesehatan memanggil nama pasien, mempersilakan pasien duduk
di dental unit dan mempersilakan pasien untuk berkumur.
3. Dokter gigi mencuci tangan memakai masker dan sarung tangan.
4. Dokter gigi melakukan pemeriksaan intra oral dan extra oral untuk
menentukan diagnosis dan tindakan selanjutnya serta mencatat pada rekam
medis keluhan, hasil pemeriksaan, diagnosis dan terapi.
5. Dokter gigi menganamnesa pasien dan menjelaskan rencana perawatan
5. Prosedur yang akan dilakukan.
6. Dokter gigi memblokir daerah ulser dengan cotton roll, mengasepsis ulser
dengan betadine.
7. Dokter gigi bersihkan jaringan nekrotik pada ulser dengan cotton pelet.
8. Dokter gigi mengulaskan albotyle pada ulser.
9. Dokter gigi membuka sarung tangan, membuang disampah medis, mencuci
tangan, lalu menulis resep untuk obat dengan menanyakan terlebih dahulu
riwayat alergi obat pasien.
10. Petugas kesehatan membersihkan dental unit, merendam alat dengan
bayclin dan kemudian mensterilkan alat.

Anda mungkin juga menyukai