Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KESEHATAN /TERAPI

GIGI DAN MULUT PADA


TINDAKAN DENTAL SCALLING
No.Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
Direktur RSU Kelas D Kota
Palangka Raya

Dr ABRAM SIDI WINASIS


NIP. 19760824 200801 1 022

Asuhan Kesehatan /Terapi Gigi Dan Mulut Pada Tindakan Dental


1. Pengertian
Scalling adalah tindakan mengambil/mengangkat
endapan/kotoran/plak yang dibiarkan lama hingga mengalami
mineralisasi da melekat erat pada permukaan gigi baik supra/sub
gingiva, berwarna kuning kecoklatan atau hijau hingga hitam.

Sebagai acuan penerapan layanan untuk mencegah bau mulut,


2. Tujuan
mencegah terjadinya radang gusi, mencegah gigi goyang,
menambah percaya diri

3. Kebijakan

SK.No.SK.SPO/DPP-PPGI/012.I.1/II/2016 tentang asuhan


4. Referensi
kesehatan /terapi gigi dan mulut pada tindakan dental scalling

Pelaksanaan Tindakan
5. Langkah-langkah
1. Ucapkan salam dan perkenalkan diri
2. Pastikan identitas pasien
3. Lakukan anamnesa
4. Lakukan pengukuran tanda-tanda vital
5. Lakukan pengkajian kesehatan gigi dan mulut intra dan ektra oral
6. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuan
7. Lakukan persetujuan tindakan asuhan kesehatan /terapi gigi dan
mulut
8. Pasangkan slaberche pada klien
9. Pasang masker
10. Cuci Tangan
11. Pasang sarung tangan
12. Siapkan alat-alat dan dekatkan klien
13. persilahkan klien berkumur-kumur
14. Lakukan pembersihan karang gigi per rahang dimulai dari
rahang atas kanan kekiri terlebih dahulu, dilanjutkan rahang bah
kiri ke kanan.
15. Oleskan Povidone Iodine 10% pada seluruh permukaan
gingiva.
16. Bersihkan area kerja intra dan ektra oral
17.Rapihkan peralatan dan lakukan dekontaminasi untuk
selanjutnya dilakukan proses sterilisasi
18. Buang sampah infeksius kedalam plastik kuning dan sampah
non infeksius kedalam plastik hitam
19 Cuci tangan setelah berkontak dengan klien dan area pelayanan
20. Berikan pendidikan kesehatan gigi dan mulut dan ucapkan
terima kasih
21. Dokumentasikan pada catatan asuhan kesehatan /terapi gigi
dan mulut

Hal-hal yang harus diperhatikan


1. Lakukan pengaturan Vibrasi alat agar tidak melebihi kebutuhan
untukmenyingkirkan kalkulus
2. Perhatikan visibilitas yang terhalang akibat perdarahan gingiva
selama instrumentasi
3. Perhatikan resiko perdarahan pada klien yang mengkonsumsi
obat-obatan rutin anti koagulan dan klien dengan penyakit
sistemik seperti diabetes mellitus, kelainan darah, jantung dll.
6. Diagram alir
7. Unit Terkait
ASUHAN KESEHATAN /TERAPI
GIGI DAN MULUT PADA
TINDAKAN PENAMBALAN GIGI
DENGAN BAHAN TAMBALAN
GLASSIONOMER
No.Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
Direktur RSU Kelas D Kota
Palangka Raya

Dr ABRAM SIDI WINASIS


NIP. 19760824 200801 1 022

Asuhan Kesehatan /Terapi Gigi Dan Mulut Pada Tindakan


1. Pengertian
Penambalan Gigi Dengan Bahan Tambalan Glassionomer
adalah Suatu tindakan pengembalian struktur gigi yang hilang
dengan mengaplikasikan bahan tambalan kedalam kavitas gigi,
menggunakan bahan tambalan sewarna gigi berbasis bahan
polyacid dengan bubuk berbasis fluoroaluminosilicate glass.

Sebagai acuan penerapan layanan untuk mengurangi /


2. Tujuan
menghilangkan rasa nyeri, mengembalikan fungsi pengunyahan,
mengembalikan bentuk anatomi gigi, mengembalikan bentuk
estetik gigi, mempertahankan gigi selama mungkin didalam
rahang, mencegah infeksi lebih lanjut.

3. Kebijakan

SK.No.SK.SPO/DPP-PPGI/014.I.1/II/2016 tentang asuhan


4. Referensi
kesehatan /terapi gigi dan mulut pada tindakan penambalan gigi
dengan bahan tambalan glassionomer
Persiapan alat
5. Langkah-langkah
1. Set diagnostik
2. Set konservasi
3 Set preparasi

Persiapan bahan dan obat


1. Sarung tangan
2. Masker
3. Gelas kumur
4. Cotton Roll
5. Cotton Pellet
6. Suction Tip disposible
7. Artikulating paper
8. Paper pad dan agate spatel
9. Glassionomer Powder
10. Glassionomer Liquid
11. Varnish
12. Alkohol 70 %

Pelaksanaan Tindakan
1. Ucapkan salam dan perkenalkan diri
2. Pastikan identitas pasien
3. Lakukan anamnesa
4. Lakukan pengukuran tanda-tanda vital
5. Lakukan pengkajian kesehatan gigi dan mulut intra dan ektra
oral
6. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuan
7. Lakukan persetujuan tindakan asuhan kesehatan /terapi gigi
dan mulut
8. Pasangkan slaberche pada klien
9. Pasang masker
10. Cuci Tangan
11. Pasang sarung tangan
12. Siapkan alat-alat dan dekatkan klien
13. persilahkan klien berkumur-kumur chlorhexidine 5 %
14. Lakukan Preparasi kavitas dengan bur round kemudian
dilanjutkan dengan bur fussure .
15. Buat Undercut dengan menggunakan inverted bur
16. Siapkan bahan tambalan glassionomer powder dan liquid
Denganperbandingan sesuai ketentuan pabrik
17. Keringkan kavitas dengan treeway syringe dan cotton pellet.
18. Lakukan isolasi area kerja dari saliva menggunakan cotton
roll dan suction
19. Lakukan sterilisasi kavitas dengan alkohol 70 %
20. Buang sampah infeksius kedalam plastik kuning dan sampah
Non infeksius kedalam plastik hitam
21. Cuci tangan setelah berkontak dengan klien dan area
pelayanan
22. Berikan pendidikan kesehatan gigi dan mulut dan ucapkan
terima kasih
23. Dokumentasikan pada catatan asuhan kesehatan /terapi gigi
dan mulut

Hal-hal yang harus diperhatikan


1. Selama melakukan aplikasi tambalan pastikan area kerja
harus kering dari saliva
2. Besarnya tumpatan sesuai dengan besarnya kavitas dan
dibentuk sesuai anatomi gigi untuk menghindari kontak
dini dengan gigi antagonisnya

6. Diagram alir
7. Unit Terkait
ASUHAN KESEHATAN
/TERAPI GIGI DAN MULUT
PADA TINDAKAN
PENAMBALAN SEMENTARA
No.Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
Direktur RSU Kelas D Kota
Palangka Raya

Dr ABRAM SIDI WINASIS


NIP. 19760824 200801 1 022

Asuhan Kesehatan /Terapi Gigi Dan Mulut Pada Tindakan


1. Pengertian
Penambalan Sementara adalah Suatu Tindakan
mengaplikasikana bahan tambala kedalam kavitas gigi yang
bersifat sementara guna mengatasi masalah gigi tersebut ,
sebelum akhirnya dilakukan aplikasi tambalan permanen

Sebagai acuan penerapan layanan untuk Mengurangi /


2. Tujuan
menghilangkan rasa nyeri, memberi waktu untuk evaluasi gigi
dengan kavitas yang dalam, menghindari masuknya
mikroorganisme / makanan selama gigi dalam masa
perawatan saluran akar

3. Kebijakan

SK.No.SK.SPO/DPP-PPGI/015.I.1/II/2016 tentang asuhan


4. Referensi
kesehatan /terapi gigi dan mulut pada tindakan penambalan
Sementara
Persiapan alat
5. Langkah-langkah
1. Set diagnostik
2. Set konservasi
3 Set preparasi

Persiapan bahan dan obat


1. Sarung tangan
2. Masker
3. Gelas kumur
4. Cotton Roll
5. Cotton Pellet
6. Suction Tip disposible
7. Artikulating paper
8. eugenol
9. Caviton
10. Alkohol 70 %

Pelaksanaan Tindakan
1. Ucapkan salam dan perkenalkan diri
2. Pastikan identitas pasien
3. Lakukan anamnesa
4. Lakukan pengukuran tanda-tanda vital
5. Lakukan pengkajian kesehatan gigi dan mulut intra dan ektra
oral
6. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuan
7. Lakukan persetujuan tindakan asuhan kesehatan /terapi gigi
dan mulut
8. Pasangkan slaberche pada klien
9. Pasang masker
10. Cuci Tangan
11. Pasang sarung tangan
12. Siapkan alat-alat dan dekatkan klien
13. persilahkan klien berkumur-kumur chlorhexidine 5 %
14. Lakukan Preparasi kavitas
15. Lakukan manipulasi material tambalan sementara sesuai
petunjuk
produk
16. Keringkan area kerja didalam rongga mulut dengan suction.
17. Lakukan isolasi area kerja dari saliva menggunakan cotton
roll di area
labial/bukal dan lingual
18. Lakukan sterilisasi kavitas dengan alkohol 70 %
19. Keringkan kavitas dengan menggunakan treway syringe
20. Aplikasikan bahan tambalan sementara menggunakan plastis
filling
instrument dan bentuk kembali anatomi gigi
21. Evaluasi ketinggian tambalan dengan articulating paper
hingga klien
merasa nyaman
22. Rapihkan area kerja intra dan ektra oral
23. Rapihkan peralatan dan lakukan dekontaminasi untuk
selanjutnya
dilakukan proses sterilisasi
24. Buang sampah infeksius kedalam plastik kuning dan sampah
non
infeksius kedalam plastik hitam
25. Cuci tangan setelah berkontak dengan klien dan area
pelayanan
26. Berikan pendidikan kesehatan gigi dan mulut dan ucapkan
terima kasih
27. Dokumentasikan pada catatan asuhan kesehatan /terapi gigi
dan mulut

Hal-hal yang harus diperhatikan


1. Pastikan kavitas tertutup sempurna oleh bahan tambalan
sementara, agar
tujuan penambalan sementara efektif

6.Diagram alur
7. Unit Terkait
ASUHAN KESEHATAN /TERAPI GIGI
DAN MULUT PADA TINDAKAN
PENCABUTAN GIGI SULUNG
DENGAN TOPIKAL
ANASTESI SPRAY
No.Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
Direktur RSU Kelas D
Kota Palangka Raya

Dr ABRAM SIDI
WINASIS
NIP. 19760824 200801
1 022

asuhan kesehatan /terapi gigi dan mulut pada tindakan


1. Pengertian
pencabutan gigi sulung dengan topikal anastesi spray adalah
Proses memngeluarkan gigi susu anterior atau posterior karena
gigi tidak dapat dirawat atau penyebab lain (gigi goyang) dengan
teknik anastesi lokal non injeksi.

Sebagai acuan penerapan layanan untuk Menimbulkan anastesi


2. Tujuan
pada ujung saraf sebagai penghilang rasa sakit pada proses
pencabutan

3. Kebijakan

SK.No.SK.SPO/DPP-PPGI/017.I.1/II/2016 tentang asuhan


4. Referensi
kesehatan /terapi gigi dan mulut pada tindakan Pencabutan Gigi
sulung dengan topikal anastesi spray
Persiapan alat
5. Prosedur
1. Set diagnostik
2. Set Pencabutan sesuai kebutuhan

Persiapan bahan dan obat


1. Sarung tangan
2. Masker
3. Gelas kumur
4. Kassa
5. Tampon
6. Cotton/kapas
7. Povidone Iodine 10 %
8. Ethyl Chlor

Pelaksanaan Tindakan
1. Ucapkan salam dan perkenalkan diri
2. Pastikan identitas pasien
3. Lakukan anamnesa
4. Lakukan pengukuran tanda-tanda vital
5. Lakukan pengkajian kesehatan gigi dan mulut intra dan ektra
oral
6. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuan
7. Lakukan persetujuan tindakan asuhan kesehatan /terapi gigi
dan mulut
8. Pasangkan slaberche pada klien
9. Pasang masker
10. Cuci Tangan
11. Pasang sarung tangan
12. Siapkan alat-alat dan dekatkan klien
13. persilahkan klien berkumur-kumur
14. Lakukan asepsis area pencabutan dengan tampon povidone
iodine 10%
15. Siapakan kapas yang sudah dibasahi ethyl chlor
16. Tempelkan kapas ethyl chlor pada gigi sulung yang akan
dilakukan
pencabutan
17. Lakukan luksasi pada gigi sulung dengan menggunakan tang
pencabutan gigi sulung
18. Fiksasi soket pasca pencabutan dengan tampon yang sudah
dibasahi
povidon iodine 10 %
19. Bersihkan area kerja intra dan ektra oral
20. Rapihkan peralatan dan lakukan dekontaminasi untuk
selanjutnya
dilakukan proses sterilisasi
21. Buang sampah infeksius kedalam plastik kuning dan sampah
non
infeksius kedalam plastik hitam
22. Cuci tangan setelah berkontak dengan klien dan area
pelayanan
23. Berikan pendidikan kesehatan gigi dan mulut dan ucapkan
terima kasih
24. Dokumentasikan pada catatan asuhan kesehatan /terapi gigi
dan mulut

Hal-hal yang harus diperhatikan


1. Pastikan dibawah gigi sulung terdapat benih gigi permanen
yang
mahkotanya sangat dekat dengan akar gigi sulung
2. Pada akar gigi yang resorbsinya tidak sempurna, pencabutan
harus
dilakukan dengan hati-hati.

6. Diagram alir
7. Unit terkait
ASUHAN KESEHATAN /TERAPI
GIGI DAN MULUT PADA TINDAKAN
EKTRAKSI GIGI TETAP AKAR
TUNGGAL
No.Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
Direktur RSU Kelas D
Kota Palangka Raya

Dr ABRAM SIDI WINASIS


NIP. 19760824 200801 1
022

Asuhan kesehatan /terapi gigi dan mulut pada tindakan ektraksi


1. Pengertian
gigi tetap akar tunggal adalah Pencabutan gigi anterior dan
posterior akar tunggal yang terpaksa dilakukan karena gigi tidak
dapat dirawat ( restorasi atau endodontik) atau gigi tersebut perlu
di ektraksi demi kepentingan perawatan dan pencegahan
(interceptive orthodontic ) . Tindakan ini juga dilakukan pada gigi
tetap dengan karies mencapai pulpa baik vital maupun non vital.

Sebagai acuan penerapan layanan untuk Mengeluarkan gigi tetap


2. Tujuan
dari rongga mulut yang memang diindikasikan untuk dicabut guna
menghindari kelainan lebih lanjut

3. Kebijakan

SK.No.SK.SPO/DPP-PPGI/019.I.1/II/2016 tentang asuhan


4. Referensi
kesehatan /terapi gigi dan mulut pada tindakan Ektrkasi gigi tetap
akar tunggal
Persiapan alat
5. Langkah-langkah
1. Set diagnostik
2. Set anastesi ( spuit )
3. Set Pencabutan sesuai kebutuhan
4. Pre Klinik ( tensimeter dan stetoskop)
5. Persiapan lain ( Masker, sarung tangan, gelas kumur, slaber)

Persiapan bahan dan obat


1. Povidone Iodine 10 %
2. haemostatic gelatine sponge
3. Disposible spuit
4. Lidocain
5. Kassa
6. Tampon
7. Cotton/kapas
8. NaCl

Pelaksanaan Tindakan
1. Ucapkan salam dan perkenalkan diri
2. Pastikan identitas pasien
3. Lakukan anamnesa
4. Lakukan pengukuran tanda-tanda vital
5. Lakukan pengkajian kesehatan gigi dan mulut intra dan ektra
oral
6. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuan
7. Lakukan persetujuan tindakan asuhan kesehatan /terapi gigi
dan mulut
8. Pasangkan slaberche pada klien
9. Pasang masker
10. Cuci Tangan
11. Pasang sarung tangan
12. Siapkan alat-alat dan dekatkan klien
13. persilahkan klien berkumur-kumur
14. Lakukan asepsis area pencabutan dengan tampon povidone
iodine 10%
15. Siapkan obat anastesi masukan ke disposible spuit
16. Lakukan infiltrasi anastesi
17. Lepaskan gusi dari soket menggunakan raspatorium
18. Ungkit gigi yang akan dicabut menggunakan bein
19. Gunakan tang untuk mengeluarkan gigi
20. Lakukan pengendalian perdarahan saat proses pencabutan
21. Siapkan spoel NaCl dan haemostatic gelatine sponge
22.Siapkan tampon povidon iodine 10 %
23. Bersihkan area kerja intra dan ektra oral
24. Rapihkan peralatan dan lakukan dekontaminasi untuk
selanjutnya
dilakukan proses sterilisasi
25. Buang sampah infeksius kedalam plastik kuning dan sampah
non
infeksius kedalam plastik hitam
26. Cuci tangan setelah berkontak dengan klien dan area
pelayanan
27. Berikan komunikasi therapeutik tahap terminasi dan ucapkan
terima
kasih dan semoga lekas sembuh
28. Dokumentasikan pada catatan asuhan kesehatan /terapi gigi
dan mulut

Hal-hal yang harus diperhatikan klien


1. Gigit tampon selama + 1 jam
2. Tidak kumur-kumur selama 1 hari
3. Makan diet lunak, tidak panas, tidak pedas
4. Kunyah makanan pada sisi berlawanan
5. Minum Obat sesuai anjuran

Hal-hal yang harus diperhatikan


1. Anamnesa mendalam riwayat penyakit sistemik klien terhadap
resiko
infeksi
2. Pengukuran tanda-tanda vital harus dilakukan dengan akurat
3. Gunakan Instrument steril untuk menghindari infeksi pasca
pencabutan
4. Perhatikan kemungkinan terjadinya perdarahan

6. Diagram alir
7. Unit Terkait
PROSEDUR PEMBUATAN
LARUTAN DESINFEKTAN KLORIN
No.Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
Direktur RSU Kelas D
Kota Palangka Raya

Dr ABRAM SIDI WINASIS


NIP. 19760824 200801 1
022

Prosedur Pembuatan Larutan Desinfektan Klorin adalah Suatu


1. Pengertian
proses membuat konsentrate kadar klorin dan air yang tepat
untuk mendapatkan larutan desinfektan

Sebagai acuan penerapan layanan untuk Mendapatkan larutan


2. Tujuan
desinfektan yang mampu membunuh mikroorganisme dengan
spektrum luas dekontaminasi membuat benda-benda lebih aman
untuk ditangani dan dibersihkan oleh petugas.

3. Kebijakan

4.1. Pedoman Instalasi Pusat sterilisasi di Rumah Sakit Depkes


4. Referensi
RI , Jakarta
2009
4.2. Pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi di Rumah
Sakit dan Pusat
pelayanan kesehatan Lainnya. Depkes RI Jakarta 2007
4.3. Panduan CSSD Modern, Taufik Hidayat , Jakarta 2003
Persiapan alat
5. Langkah-langkah
1. Bak Plastik

Persiapan bahan dan obat


1. Klorin
2. Air

Pelaksanaan Tindakan
1. Petugas mencuci tangan terlebih dahulu sebelum bekerja
2. Petugas menggunakan APD lengkap
3. Petugas memastikan konsentrat yang tertera pada produk
klorin yang
digunakan
4. Petugas menentukan konsentrate larutan desinfektan sesuai
standar yaitu
larutan klorin 0,5 %
5. Rumus untuk membuat larutan klorin 0,5 % dari larutan
konsentrat
berbentuk cair adalah sebagai berikut :
Jumlah bagian air = (( % larutan konsentrat) : ( % larutan
yang
diinginkan )) – 1
Contoh untuk membuat larutan klorin 0,5 % dari produk
klorin
dipasaran dengan konsentrat 5,25 %
Jumlah bagian air = ( 5,25 % : 0,5 % ) – 1 = 10,5-1 = 9,5 =
9
(pembulatan kebawah )
Tambahkan 9 bagian air kedalam 1 bagian larutan klorin
5,25 %.
Hal-hal yang harus diperhatikan
1. Konsentrate yang disarankan untuk desinfektan adlah 0,5 %
2. Dianjurkan menggunakan larutan desinfektan yang tidak
bersifat korosif
3. Klorin bersifat korosif
4. Lakukan dekontaminasi instrument selama 10 menit

6. Diagram alir
Poliklinik Gigi dan Mulut , KIA, UGD, Laboratorium
7. Unit Terkait
ASUHAN KESEHATAN / TERAPI
GIGI DAN MULUT PADA
TINDAKAN MUMIFIKASI
No.Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Direktur RSU Kelas D
Kota Palangka Raya

Dr ABRAM SIDI WINASIS


NIP. 19760824 200801 1
022

Pengambilan jaringan pulpa yang terdapat di ruang pulpa yang


1. Pengertian
sebelumnya telah didevitalisas, kemudian dengan pemberian
pasta antiseptik. Jaringan dalam saluran akar ditinggalkan dalam
keadaan aseptik.
Sebagai acuan bagi seluruh tenaga Medis dan Paramadis dalam
2. Tujuan
melaksanakan mumifikasi.
3. Kebijakan

1 UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran


4. Referensi
2 Permenkes No. 290/menkes/per/2008

1 Alat :
5. Langkah-langkah
a. APD (alat pelindung diri) bagi petugas meliputi : sarung
tanggan dan masker
b. Alat diagnostik dasar ( kaca mulut, pinset, sonde,
ekskavator )
c. Alat untuk menumpat ( plastic filling, cement spatle, glass
plate, cement stopper, pengaduk GIC )
d. High speed instrument, diamond bur.
e. Suction saliva
f. Air dan gelas kumur

2 Bahan :
a. Kapas, catton roll
b. Bahan devital , CHKM, cresophene, TKF, alkohol,
Zincphosphat ( powder and liquit ) bahan mumifikasi,
tumpatan sementara.
c. Bahan tambalan sementara
d. GIC ( pouder and liquid ) atau komposit beserta etsa dan
bonding.
e. Matriks strip ( jika diperlukan )
1. Petugas menyapa pasien dengan ramah.
6. Langkah-langkah
2. Petugas mempersilahkan pasien duduk pasien
3. Petugas melakukan anamnesa
4. Petugas mempersiapkan alat diagnostik dasar
5. Petugas mempersilahkan pasien duduk di dental unit
6. Petugas mencuci tanggan memakai sabun sesuai dengan
Tujuh langkah mencuci tanggan
7. Petugas memakai APD
8. Petugas melakukan pemeriksaan ekstra oral dan intra oral
9. Petugas menegakkan diagnosa berdasarkan anamnesa,
Pemeriksaan, ektra oral dan intra oral
10.Petugas membuat rencana perawatan sesuai dengan
Diagnosa dan prognosa
11.Petugas menjelaskan setiap tahapan kegiatan yang akan
Dilakukan kepada pasien / pengantar
12.Pasien / pengantar diminta untuk mengisi lembar
Informed consent
13. Petugas mempersiapkan alat dan bahan untuk tindakan
Mumifikasi
14. Petugas melakukan tindakan mumifikasi meliputi lima
Kali kunjungan
a. Kunjungan I :
1. Pembuangan jaringan caries yang nekrosis dengan
ekskavator
2. Preparasi kavitass dengan bur high speed sesuai
dengan klasifikasi tumpatan
3. Semprot kavitass dengan air dari three way syringe
4. Lakukan isolasi dengan meletakan cotton roll
5. Keringkan kavitass dengan three syringe
6. Letakan bahan devital ke dalam kavitass sedekat
mungkin dengan ruang pulpa kemudian tutup dengan
tumpatan sementara menggunakan plastic filling
7. Petugas memberikan instruksi pasca devital dan
penambalan sementara
8. Petugas menginstruksikan pasien untuk kontrol
kembali seminggu kemudian ( jika menggunakan
bahan devital no arsenik ) dan k0ntrol tiga hari
kemudian (jika menggunakan bahan devitan arsenik)
b. Kunjungan II :
1. Lakukan anamnesa pada pasien, pemeriksaan intra
oral ( perkusi, druk ) pada gigi yang bersangkutan.
Perawatan dapat di lanjutkan jika pada anamnesa,
perkusi, dan druk tidak ada rasa sakit.
2. Tumpatan sementara di bongkar, kemudian bahan
devital di keluarkan dari dalam kavitass dengan
ekskavator
3. Semprot kavitass dengan air dari three way syringe
4. Lakukan isolasi dengan meletakan cotton roll
5. Keringkan kavitass dengan three way syiringe
6. Letakan kapas yang sudah di basahi dengan TKF ke
dalam kavitass menggunakan pinset
7. Tutup kavitass dengan tumpatan sementara
menggunakan plastic filling
8. Petugas memberikan intruksi pasca penambalan
sementara
9. Petugas menginstruksikan pasien untuk kontrol
kembali tiga hari kemudian
c. Kunjungan III :
1. Lakukan anamnesa pada pasien, pemeriksaan intra
oral (perkusi, druk) pada gigi yang bersangkutan.
Perawatan dapat di lanjutkan jika pada anamnesa,
perkusi, druk dan tidak ada rasa sakit.
2. Lakukan isolasi dengan meletakancotton roll
3. Tumpatan sementara di bongkar, kemudian kapas
dikeluarkan dari kavitass dengan ekskavator
4. Letakan kapas yang sudah di basahi dengan
cresophene atau CHKM ke dalam kavitass
menggunakan pinset
5. Tutup kavitass dengan tumpatan sementara
6. Petugas memberikan instruksi paska penambalan
sementara
7. Petugas menginstrusikan pasien untuk kontrol
kembali tiga hari kemudian
d. Kunjungan IV :
1. Lakukan anamnesa pada pasien, pemeriksaan intra
oral (perkusi,druk) pada gigi yang bersangkutan,
perawatan dapat di lanjutkan jika pada anamnesa,
perkusi, dan druk tidak ada rasa sakit
2. Lakukan isolasi dengan meletakan catton roll
3. Tumpatan sementara di bongkar kemudian kapas di
keluarkan dari kavitass dengan dengan ekskavator
4. Masukan bahan mumifikasi ke dalam ruang pulpa,
padatkan dengan cement stopper atau kapas yang di
basahi alkohol
5. Kemudian aplikasikan Zinc phosphate dan padatkan
kembali dengan cement stopper atau kapas yang di
basahi dengan alkohol
6. Kemudian tutup dengan tumpatan sementara
menggunakan plastic filling
7. Petugas memberikan instruksi pasca penambalan
sementara
8. Petugas menginstruksi pasien untuk kontrol kembali
satu minggu kemudian
e. Kunjungan V :
1. Lakukan anamnesa pada pasien, pemeriksaan intra
oral (perkusi, druk) pada gigi yang bersangkutan.
Penambalan dapat di lakukan jika pada anamnesa,
perkusi, dan druk tidak ada rasa sakit
2. Bongkar tumpatan sementara
3. Irigasi dengan air dari three way syringe
4. Lakukan isolasi dengan cotton roll
5. Keringkan kavitass dengan semprotan udara three
way syringe
6. Segera tambal dengan tambalan GIC atau komposit
menggunakan flastic filling
7. Jika menggunakan tambalan DIC berikan instruksi
pasca penambalan GIC

15. Desinfeksi alat alat medis yang telah di gunakan, sampah


Medis di buang ke dalam tempat sampah medis
16. Petugas melepas APD dan membuangnya ke dalam tempat
Sampah medis
17. Petugas mencuci tanggan memakai sabun sesuai dengan
Tujuh langkah mencuci tanggan

7. Unit Terkait
ASUHAN KESEHATAN /TERAPI
GIGI DAN MULUT PADA
TINDAKAN ABSES PERIODONTAL
No.Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
Direktur RSU Kelas D Kota
Palangka Raya

Dr ABRAM SIDI WINASIS


NIP. 19760824 200801 1 022

Infeksi purulen lokal pada jaringan yang berbatasan dengan poket


1. Pengertian
periodontal yang dapat memicu kerusakan ligamen periodontal dan
tulang alvieolar, abses periodontal dapat diasosiasikan dengan
patologis endopulpa
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menyembuhkan
2. Tujuan
infeksi pada gigi dan pengembalian fungsi pengunyahan

3. Kebijakan

1.Textbook Of Oral and Maxillofacial Surgery, SM Balaji, 2nd ed,


4. Referensi
Elsevier, New Delhi, 2013
2.Buku panduan Praktik Klinik Kedokteran Gigi pada pelayanan
Primer, Kemenkes 2013
1. Dental Unit lengkap
5. Peralatan dan
2. Unit gigi lengkap
Bahan / obat
3. Alat diagnostik lengkap
4. Alat dan bahan perawatan periodontal
5. Set peralatan bedah minor gigi
6. Bahan antiseptik dan desinfektan
7. Kapas dan kasa steril

1. Drainase dengan membersihkan poket periodontal,


6. Langkah-langkah
2. Bersihkan plak, kalkulus dan bahan iritan lainya dan menginsisi
abses
3. Irigasi poket periodontal, pengaturan oklusal yang terbatas dan
Pemberian anti mikroba dan pengelolaan kenyamanan pasien
4. Tindakan bedah untuk akses dari proses pembersihan akar gigi
Perlu dipertimbangkan
5. Pada beberapa keadaan, ekstraksi gigi perlu dilakukan.
Evaluasi periodontal menyeluruh harus dilakukan setelah resolusi
Dari kondisi akut
6. Pemberian obat kumur, obat analgetik, antipiretik dan antibiotika
Drug Of Choice ( obat pilihan ) Antibiotik yang diberikan

Antara lain :
 Doksisiklin 1 x 100 mg ( waktu paruh 24 jam )
 Amoxicillin 3 x 500 mg ( waktu paruh 8 jam )
 Ciprofloxacin 2 x 500 mg (waktu paruh 12 jam)
 Metronidazole 2 x 500 mg (waktu paruh 8 jam)
7. Obat kumur

7. Diagram alir
Poli Gigi
8. Unit Terkait
ASUHAN KESEHATAN/TERAPI
GIGI DAN MULUT PADA PULPITIS
REVERSIBEL
No.Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Direktur RSU Kelas D
Kota Palangka Raya

Dr ABRAM SIDI WINASIS


NIP. 19760824 200801 1
022

Inflamasi pulpa ringan dan juka penyebabnya dihilangkan,


1. Pengertian
inflamasi akan pulih kembali dan pulpa akan kembali sehat.

Sebagai acuan dalam penanganan diagnosa dan terapi pulpitis


2. Tujuan
reversibel, dan mengembalikan fungsi gigi seperti semula.

3. Kebijakan

Edi Hartini, Sundoro, 2005, Serba serbi ilmu Konservasi Gigi, UI-
4. Referensi
Press, 2007

1.Dental Unit lengkap


5. Peralatan , Obat
2.Alat diagnosis lengkap
Dan bahan
3.Alat Konservasi
4.Bahan untuk perawatan pulpitis reversibel

1.Bersihkan karies dengan hati hati, pada titik terdalam dengan


6. Langkah-langkah
Menggunakan ekskavator yang tajam ujung membulat ukuran
2.Bersihkan kavitass dari jaringan infeksius sampai benar benar
Bersih
3.Lakukan aplikasi bahan proteksi pulpa pada titik terdalam
( jangan terlalu lebar/luas agar tidak menggangu tumpatan
Tetap diatasnya )
4.Dianjurkan menggunakan bahan RMGI ( resin modified glass
Ionoer )
5.Apabila menggunakan tumpatan, maka dapat dipilih bahan dari
GIC tipe 1

7 Diagram Alir
Poli Gigi
8 Poli terkait
ASUHAN KESEHATAN/TERAPI
GIGI DAN MULUT PADA PULPITIS
IREVERSIBEL
No.Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Direktur RSU Kelas D
Kota Palangka Raya

Dr ABRAM SIDI WINASIS


NIP. 19760824 200801 1
022

Kondisi inflamasi pulpa yang menetap,dan simtomatik atau


1. Pengertian
asimptomatik yang disebabkan suatu jejas,dimana pulpa tidak
dapat mengulangi inflamasi yang terjadi sehingga pulpa tidak
dapat kembali kekondisi sehat

Sebagai acuan dalam penanganan diagnosa dan terapi pulpitis


2. Tujuan
ireversibel dan mengembalikan fungsi gigi seperti semula.

3. Kebijakan

Edi Hartini, Sundoro, 2005, Serba serbi ilmu Konservasi Gigi, UI-
4. Referensi
Press, 2007

1.Dental Unit Lengkap


5. Peralatan , Obat
2.Alat Diangnostik Lengkap
Dan
3.Alat dan bahan untuk perawatan edodontik lengkap (cairan
Irigasi, desinfektan, jarum endodontik, paper point, kapas steril
Guttap point, root canal sealer, tumpatan sementara dan
Tumpatan tetap)

1.Pada pelayanan kesehatan tingkat pertama kasus seperti ini di


6.Langkag langkah
Masukan dalam tindakan endodontik darurat untuk mengurangi
Rasa sakit (karena tekanan) dengan cara pulpektomi pada gigi
Berakar tunggal dan pulpotomi untuk gigi berakar ganda, perlu
Segera dilakukan anastesi lokal dan ekstirpasi jaringan pulpa
2.Perawatan edodontik disesuaikan dengan keadaan gigi, yaitu
Gigi apeks terbuka dan gigi apeks tertutup
3.Pada gigi dewasa muda dengan pulpitis ringan dilakukan
Pulpotomi
4.Pada gigi dewasa dengan perawatan saluran akar (pulpektomi)
Dan dilanjutkan restorasi yang sesuai
a. Pulpototomi :
Anastesi, isolasi desinfeksi gigi, preparasi
Kavitass, pembukaan atap pulpa, pulpotomi dengan
ekskavator tajam, pengentian pendarahan, aplikasi
Ca(OH)2, sementasi dengan aplikasi pasta dan tumpatan
tetap

b. Pulpektomi dan perawatan saluran akar :

7 Diagram Alir
8 Poli Terkait
ASUHAN KESEHATAN/TERAPI
GIGI DAN MULUT PADA IMPAKSI
No.Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Direktur RSU Kelas D
Kota Palangka Raya

Dr ABRAM SIDI WINASIS


NIP. 19760824 200801 1
022

Gigi yang bmengalami kesukaran / kegagalan erupsi, yang


1. Pengertian
disebabkan oleh malposisi, kekurangan tempat atau dihalangi
oleh gigi lain, tertutup tulang yang tebal dan / jaringan lunak
disekitarnya.
2. Tujuan
3. Kebijakan

Danudiningrat, coen Pramono, Odontektomi Metode Split


4. Referensi
Technique pada gigi molar ketiga. Airlangga University Press.
Surabaya. 2006 ; h. 75-83
1.Dental Unit Lengkap
5. Peralatan , Obat
2.Alat Diangnostik Set
Dan bahan
3.Peralatan OD Lengkap

1.Dilakukan disinfeksi jaringan diluar dan didalam rongga mulut


6. Langkah-langkah
Sebelum odontektomi, dapat digunakan obat kumur antiseptik
Selanjudnya dilakukan blok anestesi.

2.Dibuat insisi dengan memperhitungkan garis insisi tetap akan


Berada diatas tulang rahang setelah pengambilan jaringan
Tulang pasca odontektomi, dan selanjutnya dibuat flap.

3.Tulang yang menutup gigi diambil seminimal mungkin dengan


Perkiraan besar setengah dari besar gigi yang akan
Dikeluarkan

4.Selanjutnya dilakukan pemotongan gigi yang biasanya dimulai


Dengan memotong pertengahan mahkota gigi molar ketiga
Impaksi kearah bifurkasi atau melakukan pemotongan pada
Regio servikal untuk memisahkan bagian mahkota dan akar
Gigi. Selanjutnya dilakukan pemotongan menjadi bagian
Bagian yang lebih kecil sesuai dengan kebutuhan. Mahkota gigi
Dapat dipotong menjadi dua sampai empat bagian, demikian
Pula pada akarnya, kemudian bagian bagian tersebut di
Keluarkan satu per satu

5.Selanjutnya dilakukan kuretase untuk mengeluarkan kapsul


Gigi dan jaringan granulasi disekitar mahkota gigi dan di
Lanjutkan dengan melakukan irigasi dengan air steril atau
Larutan saline 0,09 % steril.

6.Pada saat melakukan pemotongan tulang dan gigi dengan


Menggunakan bur, tidak boleh dilakukan secara blind akan
Tetapi operator harus dapat melihat secara langsung daerah
Yang dilakukan pengeboran. Tindakan pengeboran secara
Blind akan dapat menyebabkan terjadinya trauma yang tidak
Diinginkan dijaringan sekitarnya.

7.Penjahiatan dilakukan mulai dari ujung flap dibagian distal


Molar kedua dan dilanjutkan kearah anterior kemudian kearah
Posterior.
7 Diagram Alir
Poli Gigi
8 Poli terkait
ASUHAN KESEHATAN/TERAPI
GIGI DAN MULUT PADA KARIES
DENTIN
No.Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Direktur RSU Kelas D
Kota Palangka Raya

Dr ABRAM SIDI WINASIS


NIP. 19760824 200801 1
022

1.Karies yang terjadi pada email sebagai lanjutan karies dini


1. Pengertian
Yang lapisan permukaanya rusak

2.Karies yang sudah berkembang mencapai dentin

3.Karies yang umumnya terjadi pada individu yang disebabkan


Oleh resesi gigi

Sebagai acuan dalam diagnosa dan terapi karies Dentin


2. Tujuan
Dan mengembalikan fungsi gigi seperti semula

3. Kebijakan

1.FDI Policy Statement, 2002, Minimal Intervention in the


4. Referensi
Management Of Dental Caries, FDI General Assembly, Vienna
Austria

2.Chocrane NJ, Saranathan S, Cai F, Cross KJ, Reynold EC,


2008, Enamel Subsurface Lesion Remineralisation Calcium,
Phosphate and Fluoride, Caries research Journal, 42: 88-97

3.Beiruti N, Frencken JE, et, 2007, Glass Ionomer Pit and


Fissure Sealant Propides Caries Protection on Occlusal
Surfaces, Edidence Base Dentistry Practiced Journal, 7: 12-13

1.Dental Unit Lengkap


5. Peralatan , Obat
2.Alat Diagnostik Set
Dan bahan
3.Set Alat ART
4.Enamel Access Cutter, hatchet, carver, excavator spoon besar,
sedang dan kecil
5.Bor untuk preparasi
6.Bahan tumpat tergantung letak dan macam giginya (resin
Komposit, GIC, kompomer)
7.Bahan pelapis dentin atau bahan pulp capping
8.Alat poles
9.Larutan fluor

1.Bahan tumpatan Glass Ionomer Cement (GIC)


6. Langkah-langkah
 Pembersihan gigi dari debris dan kalkulus dengaan alat
skelling manual, diakhiri dengan brush / sikat,
menghasilkan 0utline form untuk melakukan tumpatan
yang mempunyai retensi dan resistensi yang optimal
 Bersihkan jaringan infeksi ( jaringan lunak dan warna
coklat / hitam harus dibuang sampai bersih )
 Jaringan enamel yang tidak didukung oleh dentin harus
dihilangkan.
 Keringkan kavitass dengan kapas kecil
 Oleskan dentin conditioner
 Cuci / bilas dengan air yang mengalir
 Isolasi daerah sekitar gigi
 Keringkan kavitass sampai keadaan lembab, tidak boleh
sampai kering sekali
 Aduk bahan GIC sesuai dengan panduan pabrik dan cara
mengaduk harus sampai homogen
 Aplikasikan bahan yang telah diaduk pada kavitass
 Bentuk tumpatan sesuai anatomi gigi
 Rapikan tepi-tepi kavitass, cek gigitan dengan gigi
antagonis menggunakan articulating paper
 Dibagian oklusal dapat dibantu dengan celluloid strip atau
tekan dengan jari menggunakan sarung tangan
 Poles
2.Bahan Resin Komposit dengan bahan bonding generasi V

 Pembersihan gigi dari debris dan kalkulus dengan alat


skelling manual dan diakhiri dengan brush / sikat
 Bentuk outline form untuk melakukan tumpatan yang
mempunyai retensi dan resistensi yang optimal
 Lakukan pembersihan jaringan infeksius pada karies gigi (
jaringan lunak dan warna coklat / hitam harus dibuang
sampai gigi terlihat putih bersih ). Warna hitam yang
menunjukan proses karies terhenti tidak perlu diangkat jika
tidak menggangu estetik
 Jaringan email yang tidak didukung dentin harus
dihilangkan
 Keringkan kavitass dengan kapas kecil
 Aplikasikan ETSA asam selama 30 detik / sesuai petunjuk
penggunaan
 Cuci / bilas dengan air yang mengalir
 Isolasi daerah sekitar gigi
 Keringkan sampai keadaan lembab / tidak boleh sampai
kering sekali
 Oleskan bonding / sdhesive generasi V, kemudian diangin
anginkan, lakukan penyinaran dengan ligh curing unit
selama 10 – 20 detik.
 Aplikasikan flowable resin komposit pada didinding
kavitass, kemudian dilakukan penyinaran dengan ligh
curing unit selama 10 – 20 detik
 Aplikasikan packable resin komposit dengan sistem layer
by layer / selapis demi selapis dengan ketebalan lapisan
maksimal 2 mm, setiap lapisan dilakukan penyinaran
dengan ligh curing unit selama 10 -20 detik
 Bentuk tumpatan sesuai anatomi gigi
 Merapikan tepi tepi kavitass, cek gigitan dengan gigi
antagonis menggunakan articulating paper
 Poles
7 Diagram Alir
Poli Gigi
8 Poli terkait
ASUHAN KESEHATAN/TERAPI
GIGI DAN MULUT PADA
NEKROSIS PULPA
No.Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Direktur RSU Kelas D
Kota Palangka Raya

Dr ABRAM SIDI WINASIS


NIP. 19760824 200801 1
022

Kematian pulpa, dapat sebagian atau seluruhnya yang


1. Pengertian
disebabkan oleh adanya jejas bakteri, trauma dan iritasi kimiawi

Sebagai acuan dalam diagnosa dan terapi Nekrosis pulpa dan


2. Tujuan
mengembalikan fungsi gigi seperti semula
3. Kebijakan

Textbook of Oral and Maxillofacial Surgery, SM Balaji, 2nd,


4. Referensi
Elsevier, New Delhi, 2013

1.Untuk perawatan mempertahankan gigi :


5. Peralatan , Obat
 Dental unit lengkap
Dan bahan
 Alat diagnostik lengkap
 Alat dan bahan untuk perawatan endodontik lengkap (
cairan irigasi, root canal sealer, tumpatan sementara dan
tumpatan tetap )

2.Untuk tindakan pencabutan :


 Dental unit lengkap
 Tensi meter
 Standar alat diagnostik
 Set peralatan eksodontia
 Bahan anti septik dan desinfektan

1.Untuk perawatan mempertahankan gigi :


6. Langkah-langkah
 Apabila jaringan gigi yang tersisa masih cukup kuat untuk
tumpatan nekrosis pulpa dapat ditangani dengan
perawatan saluran akar, dijelaskan pada pasien prosedur
tindakan kedokteran pulpitis ireversibel
 Perawatan saluran akar dapat dilakukan pada kasus gigi
dengan akar tunggal, dan gigi akar ganda yang lurus
dengan sudut pandang kerja pada orifice tidak terhalang
 Selain kasus tersebut, dokter gigi harus merujuk ke
spesialis konservasi gigi

2.Untuk indikasi pencabutan


 Apabila pendukung gigi sudah tidak ada dan gigi dianggap
sudah tidak layak untuk dipertahankan ( dari segi biaya,
waktu atau kesanggupan pasien ), maka tindakan
pencabutan menjadi pilihan utama
 Prosedur tindakan pencabutan tanpa penyulit :

 Pemeriksaan Vitalitas
 Pemberian Antiseptik pada daerah pencabutan
dan anestesi
 Anastesi lokal / mandibular sesuai kebutuhan
 Pencabutan
 Periksa kelengkapan gigi dan periksa soket
 Kompresi soket gigi
 Instruksi pasca ekstraksi

 Bila perlu pemberian obat sesui indikasi


 Antibiotika
 Analgetika
 Ruborantia

7 Diagram Alir
Poli Gigi
8 Poli terkait
ASUHAN KESEHATAN/TERAPI
GIGI DAN MULUT PADA PULPITIS
REVERSIBEL
No.Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Direktur RSU Kelas D
Kota Palangka Raya

Dr ABRAM SIDI WINASIS


NIP. 19760824 200801 1
022

1. Pengertian

2. Tujuan
3. Kebijakan

4. Referensi

5. Peralatan , Obat
Dan bahan

6. Langkah-langkah
7 Diagram Alir
Poli Gigi
8 Poli terkait
ASUHAN KESEHATAN/TERAPI
GIGI DAN MULUT PADA PULPITIS
REVERSIBEL
No.Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman :

Direktur RSU Kelas D


Kota Palangka Raya

Dr ABRAM SIDI WINASIS


NIP. 19760824 200801 1
022

1. Pengertian

2. Tujuan
3. Kebijakan

4. Referensi

5. Peralatan , Obat
Dan bahan

6. Langkah-langkah
7 Diagram Alir
Poli Gigi
8 Poli terkait

Anda mungkin juga menyukai