Anda di halaman 1dari 29

UJI EFISIENSI KOLIMATOR (SHUTTER) PADA TABUNG

PESAWAT SINAR-X FLUROSKOPI DI RSUD RADDEN


MATTAHER KOTA JAMBI TAHUN 2022

LAPORAN MAGANG

ADITYA FRANSISKA

F1C319021
PROGRAM STUDI FISIKA

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN 2022
RINGKASAN

Pada kegiatan magang dilakukan suatu uji efisiensi celah (shutter) Tabung Pesawat Sinar-X
Fluoroskopi di Rsud Raden Mattaher tahun 2022. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
efisiensi kolimator shutter dengan ada tidaknya pada citra celah kolektor peralatan x-ray. Jenis
penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif metode deskriptif dengan ,melakukan
pengujian collimator text toll terhadap peralatan rontgen di ruangan radiologi.pengumpulan data di
lakukan di instalasi Radiografi RSUD Raden Mattaher Kota Jambi. Data yang di peroleh pada uji
efisiensi celah (shutter) dapat di katakana telah lolos uji. Pada pengukuran dilakukan dengan FFD
(focus film disten) 100 cm, 90 cm. 85cm. pengumpulan data dilakukan di instalasi Radiologi RSUD
RADEN MATTAHER JAMBI. Data yang di peroleh padi uji celah (SHUTTER) Menggunakan alat
yang disebut kaset.Di dapatkan hasil pengujian masih dalam keadaan aman dan dosis yang keluar
tidak melebihi kapasitas.

Katakunci : fluroskopi, shutter, kolimator


PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan terhadap Allah SWT karena atas
limpahan rahmat-nya, penulis dapat menyelesaikan laporan magang dengan
judul “Uji efisiensi celah (Shutter) kolimasi tabung pesawat sinar-x
Fluroskopi Di Rsud Raden Mattaher Tahun 2022 Magang ini dilakukan Di
Instalasi Radiologi RSUD Raden Mattaer Provinsi Jambi sejak 22 Juli 2022
sampai 25 September 2022. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan
terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis selama
Magang dan Penyusunan laporan Magang, diantaranya :
Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program
Strata satu (S1) pada prodi Fisika, jurusan MIPA Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Jambi. Tidak sedikit hambatan dan halangan yang penulis hadapi dalam
menyelesaikan tugas ini, akan tetapi dengan adanya bimbingan, arahan, semangat dan
dukungan dari berbagai pihak, laporan akhir ini dapat terselesaikan. Untuk itu penulis
ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan magang.

2. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan semangat, doa serta dukungan baik
moril maupun material kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
magang ini.

3. Bapak Prof. Drs. Damris M, M.Sc., Ph.D selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Jambi yang telah memberikan izin praktek magang.
4. Bapak Dr. Tedjo Sukmono, S.Si. M.Si. selaku Wakil Dekan Bagian Akademik, Kerjasama
dan System Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi yang telah
memfasilitasi administratif pada pengajuan praktek magang.

5. Ibu Nurhidayah, S.Pd., M.Sc selaku Ketua Program Studi Fisika Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Jambi yang telah memberikan izin prektek kerja lapangan dan
selaku Dosen Pembimbing Magang Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi.
6. Ibu Tika Restianingsih, S.Si., M.Si selaku dosen pembimbing utama yang membimbing
dalam penulisan laporan magang.
7. Ibu Jesi Pebrilia, S.Pd., M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
membimbing selama proses perkuliahan.
8. Bapak Haryono S.Si., Selaku Kepala Instalasi Radiologi RSUD Raden Mattaher Jambi.
9. Seluruh Staff di Instalasi Radiologi RSUD Raden Mattaher Jambi yang telah
memberikan waktu, tenaga serta support dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan
dan penelitian selama kurang lebih 2 bulan
10. Teman-teman Fisika 2019 yang telah memberi semangat dan dukungan kepada
penulis, khususnya Aditya Fransiska telah menjadi teman seperjuangan selama
magang.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih banyak


terdapat kekurangan. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat dalam mengembangkan penelitian-penelitian bertema sains di
Indonesia.

Jambi, September 2022


Yang Menyatakan

Aditya Fransiska
(F1C319021)
I, PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Program kuliah kerja nyata atau yang biasa disebut magang merupakan kegiatan akademik
yang tercantum dalam kurikulum semua program studi yang ada di lingkungan Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Jambi. Magang merupakan kegiatan akademik yang intrakulikuler dengan
tujuan untuk meningkatkan profesionalisme mahasiswa dengan apa yang didapatkan selama
perkuliahan. Selama perkuliahan mahasiswa dibekali dengan berbagai macam mata kuliah wajib
maupun pilihan yang ditetapkan difakultas-fakultas yang ada di Universitas Jambi.
Ilmu pengetahuan yang diperoleh mahasiswa didalam perkuliahan akan terasa kurang
bermanfaat bila tidak disertai dengan suatu pengalaman aplikatif yang dapat memberikan wacana
serta gambaran bagi mahasiswa tentang dunia kerja serta penerapan ilmu dan teknologi dalam
bidang yang telah ditekuni. Magang juga bertujuan agar mahasiswa dapat menerapkan materi yang
telah didapatkan selama perkuliahan dilapangan kerja, baik di instansi Negara maupun instansi
Swasta. Salah satu bidang peminatan Program Studi S-1 Fisika Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Jambi adalah fisika medis.
Pada pelaksanaan kegiatan magang, penulis memilih di instansi yang bergerak di bidang
Radiologi RSUD Raden Mattaher Jambi. Rumah Sakit yang bergerak di bidang kesehatan
merupakan lembaga pemerintah departemen kesehatan Indonesia yang mempunyai tugas
diantaranya yaitu menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan upaya penyembuhan, pemulihan,
peningkatan, pencegahan, pelayanan rujukan dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan,
penelitian dan pengembangan serta pengabdian masyarakat. Dalam dunia kedokteran diperlukan
bidang-bidang penunjang pemeriksaan untuk membantu mendiagnosa suatu penyakit, salah satunya
adalah bidang radiologi.
Dalam dunia kesehatan, penggunaan sinar-x memiliki manfaat yang besar, terutama untuk
menegakan diagnosa suatu penyakit. Disamping manfaatnya yang besar sinar-x juga memiliki efek
yang merugikan bagi kesehatan tubuh apabila dosis radiasi yang diterima oleh tubuh cukup besar.
Pada peralatan sinar-x perlu adanya pengawasan dan kalibrasi secara rutin dan berkala untuk
mengetahui apakah peralatan tersebut memang benar benar aman untuk digunakan atau
tidak,sebagai salah satu bagian dari kendali mutu/ Quality Control. Salah satunya keakuratan
sebuah kolimator haruslah selalu dicek secara berkala sebagai tindakan kendali mutu untuk
meningkatkan mutu dari sebuah pelayanan Kesehatan dan proteksi radiasi juga diperhatikan untuk
tercapainya keselamatan dan kesehatan bagi pekerja,masyarakat dan lingkungan berdasarkan ICRP
No.60 tahun 1990 yang telah diperbaharui menjadi ICRP No.103 tahun 2007.
Dunia kesehatan memiliki beberapa aspek penunjang yang salah satunya adalah penggunaan
alat kesehatan, dimana nantinya alat ini akan membantu dokter untuk dapat berkerja dengan baik
dan sesuai dengan prosedur. Salah satu alat penunjangnya berada pada bidang radiologi seperti
pesawat fluoroscopy yang memanfaatkan sinar-X untuk mendapatkan hasil berupa radiograf. Oleh
karena itu, diperlukan radiograf yang dapat memberikan informasi semaksimal mungkin tanpa
harus melakukan pengulangan foto sehingga nantinya tidak terjadi penambahan dosis yang diterima
oleh pasien.

Nilai Btas Dosis (NBD) radiasi bertujuan ntuk meningkatkan keselamatan bagi pekerja
radiasi, pasien dan masyarakat. Dan mencegah terjadinya efek deterministik yang membahayakan
dan mengurangi terjadinya efek stokastik serendah mungkin. Suatu instansi ataupun rumah sakit
yang mempunyai fasilitas radiologi harus memiliki izin legalitas yang sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No.29 Tahun 2008 tentang Perizinan Pemanfaatan Sumber Radiasi
Pengion dan Bahan Nuklir.
Sesuai dengan Peraturan Kepala (PERKA) BAPETEN No. 9 Tahun 2011 tentang uji
kesesuaian pesawat Sinar -X Radiologi Diognostik dan Intervensional, Pasal 5, kolimasi merupakan
salah satu parameter yang harus di uji dan merupakan salah satu parameter utama uji kesesuaian.
Maksud dari parameter ini adalah langsung parameter yang secara teratur mempengaruhi dosis
radiasi pasien dan menentukan kelayakan operasi pesawat sinar-x.

1.2 TUJUAN
1. Untuk menentukan ada tidaknya kebocoran pada shutter
2. Untuk mengetahui hasil pengukuran melebihi batas toleransi atau tidak

1.3 Manfaat
Secara Teori : Penulisan laporan ini dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi penulis laporan
selanjutnya dan juga dapat digunakan oleh pembaca untuk menambah wawasan tentang uji
kebocoran radiasi pada Ruang Radiologi.

Secara Praktek : Untuk mahasiswa yang melakukan magang diharapkan memperoleh informasi
tentang uji kebocoran radiasi pada Ruang radiologi .
RIWAYAT HIDUP

Aditya fransiska lahir di Rantau Panjang desa klurahan Pasar Rantau Panjang
pada tanggal 08 Agustus 2000, dan merupakan putri ke empat dari enam
bersaudara serta putri dari pasangan suami istri Agusmar dan Darwina. Penulis
memulai pendidikan di SDN 203 yang berlokasi di Desa Kelurahan Pasar
Rantau Pnjang Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin pada tahun 2009

Kemudian penulis melanjutka pendidikan ke SMP Negeri 2 Merangin pada tahun 2011. Lalu penulis
melanjutkan pendidikan ke SMAN 2 Merangin pada tahun 2015 Pada tahun 2018.pada tahun 2019
penulis mendaftar dan diterima di Program Studi Fisika , Fakultas Sains dan Teknologi di Universitas
Jambi melalui jalur penerimaan SMMPTN BARAT.

Pada semester enam akhir penulis melaksanakan magang di Rsud Raden Mattaher Jambi pada tangggal
25 Juli 2022 hingga pada 25 September 2022. Kemudian penulis dapat menyelesaikan laporan magang

yang diberi judul “Uji efisiensi celah (Shutter) kolimasi tabung pesawat sinar-x
Fluroskopi Di Rsud Raden Mattaher Tahun 2022 “.
II. METODE PELAKSANAAN

2.1 Waktu dan pelaksanaan Magang


Pelaksanaan Magang ini dilaksanakan selama 2 bulan terhitung sejak tanggal 25 Juli
sampai dengan 25 September. Dimana waktu kegiatan Magang dilaksanakan pada
hari senin sampai sabtu , yang dimulai pada pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul
14.00 WIB. Kegiatan Magang dilaksanakan di Rumah Sakit Umum yang ada
diwilayah Provinsi Jambi, yaitu RSUD Raden Mattaher yang berada di Jl. Letjen
Supropto No.31, Telanaipura, Kec. Telanaipura, KotaJambi, Jambi 36361.

2.2 Bidang Unit Kerja

Pada pelaksanaan Magang di Instalasi Radiologi RSUD Raden Mattaher provinsi


Jambi difokuskan pada bidang Radiologi yang mempunyai tugas untuk membantu penegakan
diagnosis. Instalasi ini di dukung oleh Dokter Spesialis Radiologi, Radiographer, dan Fisikawan
Medis yang mumpuni di bidangnya. Instalasi radiologi memberikan pelayanan 24 jam dengan
mengedepankan kecepatan dan ketepatan. Aplikasi teknologi nuklir telah banyak dimanfaatkan
dalam kehidupan, salah satunya dalam bidang kesehatan atau medis dibagian radiologi.Instalasi
radiologi adalah salah satu penunjang medis di suatu rumah sakit.
Keberadaan radiologi sangat penting dalam penegakan diagnose.Radiologi memberikan
gambaran anatomi tubuh yang ditampilkan dalam film radiografi.Jasa pelayanan yaitu:
1. Pesawat X- Ray Kontras
2. Pesawat X- Ray Tanpa Kontras.
3. Pesawat Panoramik.
4. Peawat Fluoroscopy dan X-Ray (Apelem)
5. CT SCAN
6. Mammografi.
Pada saat observasi yang dilakukan penulis yaitu, melakukan uji kebocoran tabung sinar-X pada
pesawat fluoroscopy merk Apelem. Dalam observasi ini penulis dapat melihat apakah tabung
sinar-X berfungsi dengan baik apabila tidak sesuai maka akan mempengaruhi foto rontgen yang
akan di ambil.

2.2 Kegiatan Magang


Dalam pengujian ini dilakukan uji kebocoran tabung sinar-X yang mengacu pada
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1250/MENKES/SK/XII/2009
Tentang Pedoman Kendali Mutu (Quality Control) Peralatan Radiodiagnostik.Adapun alat dan
bahan pada pengujian kebocoran tabung sinar-X pada pesawat fluoroscopy yaitu: Pesawat
sinar-X fluoroscopy merkApelemtipe/ model V6F10100-B nomor seri G176F0228, dosimeter
personal untuk mengukur dosis radiasi, dimana pada penelitian ini dosimeter yang
digunakan yaitu pocket dosimetri, alat tulis dan handphone untuk dokumentasi.
Adapun prosedur kerja pada pengujian kebocoran tabung sinar-X yang pertama
yaitu dipersiapkan dan diperiksa dosimeter personal yang akan digunakan (baterai,
respon dan skala). Dipastikan pesawat dan dosimeter personal dalam keadaan
aktif.Diatur sudut tabung sinar-x sampai menjadi 0 0. Ditutup jendela pesawat sinar-X yg
vertikal maupun horizontal sampai tidak ada celah yang terbuka. Diletakkan personal
dosimeter pada jarak 1meter dari tabung pesawat. Diatur arus dan tegangan pesawat
sinar-X fluoroscopy yaitu dengan kV 42 dan mAs 6,3. Diekspose pesawat sinar-X. Dilihat
dan dicatat dosis yang terbaca oleh dosimeter personal.Dilakukan langkah yang
samauntuk uji pada sisi tabungyanglain.
III. GAMBARAN INSTANSI

3.1 Sejarah RSUD Raden Mattaher Jambi


Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Jambi berdiri pada tahun 1948 dengan tipe C
dan bergabung dengan Dinas Kesehatan Tentara (DKT).Pada tanggal 9 November 1972
dipindahkan ke Jalan Letjen Soeprapto no.31 Telanaipura Jambi. Rumah sakit ini dibangun di
atas tanah seluas 49.561 m2 dengan luas bangunan seluruhnya + 12.282 m2. Rumah Sakit
Daerah Raden Mattaher Provinsi Jambi semula bernama Rumah Sakit Daerah (RSD) Provinsi
Jambi, dan kemudian pada bulan november 1999 bertepatan dengan hari Kesehatan Nasional
1999 rumah sakit ini diberi nama salah seorang Pahlawan Jambi yaitu Raden Mattaher.
Berdasarkan PERDA Nomor 13 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit
Daerah Raden Mattaher provinsi Jambi, sebagai pengganti PERDA Nomor 13 Tahun
1994.Kedudukan RSD Raden Mattaher Provinsi Jambi merupakan Lembaga Teknis Daerah
sebagai unsur penunjang Pemerintah Daerah, dipimpin oleh seorang Direktur dan
bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.
Rawat Jalan terdiri atas: Poliklinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan, Poliklinik
Penyakit Anak, Poliklinik Penyakit Bedah dan Bedah Tulang, Poliklinik Penyakit Dalam,
Poliklinik Penyakit Gigi dan Mulut, Poliklinik Penyakit Jantung, poliklinik Penyakit Jiwa,
Poliklinik Penyakit Kulit dan Kelamin, Poliklinik Penyakit Mata, Poliklinik Penyakit paru,
Poliklinik Penyakit Syaraf, Poliklinik Penyakit THT. Pelayanan Terpadu Executive General
Check Up. Pelayanan penunjang terdiri atas: Pelayanan Cardio pulmonary/Exercise Test,
Pelayanan Endoskopi, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Hermodialisa, Pelayanan
ICU/ICCU, Pelayanan Patologi Klinik (Laboratorium), Pelayanan Pemulasaran Jenazah,
Pelayanan Rehabilitasi Medik (Fisioterapi), Pelayanan Treadmill.
RSUD Raden mattaher merupakan rumah sakit kelas B non pendidikan dengan
kapasitas 365 tempat tidur. Pada bulan november 2009 statusnya berubah menjadi tipe B
pendidikan. Dengan diberlakukannya Peraturan Daerah (PERDA) Nomor 10 Tahun 2001
tentang Rumah Sakit Unit Swadana maka sejak Januari 2002 RSD Raden Mattaher Jambi
berlaku sebagai Rumah Sakit Unit Swadana. Berdasarkan Perda Nomor 13 Tahun 2002
tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Daerah Raden Mattaher Provinsi Jambi,
sebagai pengganti Perda No.13 Tahun 1994.Sejak mulai 1 Januari 2011, RSUD Raden
Mattaher telah diberlakukan pengelolaan keuangan secara Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD).Pada saat ini RSUD Raden Mattaher telah menjadi tempat mahasiswa kepaniteraan
klinik senior PSPD Universitas Jambi yang melaksanakan pendidikan profesi
kedokteran.Selain itu ada mahasiswa kepaniteraan klinik yunior dan program pendidikan
tenaga kesehatan lainnya.

3.1 Visi dan Misi RSUD RADEN MATTAHER JAMBI


3.1.1
3.1.2 Visi
“Menjadi Rumah Sakit Pilihan Dengan Pelayanan Paripurna dan Rumah Sakit
Pendidikan yang Berkualitas.

3.1.3 Misi

1. Mengembangkan pelayanan kesehatan unggulan dan paripurna serta memberikan


pelayanan kesehatan indivindu yang berkeadilan sesuai standar.

2. Menwujudkan kecukupan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan untuk menjamin


kepastian pelayan dan pendidikan kesehatan.

3. Mengembangkan kompetensi dalam sikap, perilaku, keterampilan dan ilmu pengetahuan


seluruh Sumber Daya Manusia secara berkesinabungan sesuai standar kompetensi
nasional dan internasional.

4. Menyelenggarakan administrasi dan pengelolahan keuangan secara transparan,


akuntabel dan terintergasi serta mngembangkan sistem Informasi Manajemen Rumah
Sakit yang terintegrasi.

5. Mewujudkan Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher sebagai Rumah Sakit
Pendidikan yang terakreditasikan melalui penyelenggaraan pendidikan
3.2.3. Mottountuk menghasilkan tenaga kesehatan yang berkualitas.
3.3 Struktur Organisasi
Setiap badan organisasi atau perusahaan mempunyai tujuan yang telah ditetapkan.
Langkah utama dalam mencapai tujuan tersebut adalah dengan merencanakan dan merumuskan
struktur organisasi serta mencerminkan unsur kejelasan maupun keluwesan, karena struktur
dari organisasi merupakan alat dan kerangka dasar yang membantu organisasi untuk mencapai
tujuan. Dengan demikian akan tergambar pengaturan dan pengklasifikasian tugas serta tanggung
jawab wewenang personal serta bagian dan seksi yang terdapat dalam struktur organisasi. Pada
struktur organisasi juga akan tergambar jaringan-jaringan koordinasi antara fungsi dan seluruh
aktivitas organisasi.

jj
3.2 Stuktur Organisasi Instalasi Radiologi RSUD Raden Mattaher

DIREKTUR

KABID PELAYANAN PETUGAS PROTEKSI


MEDIK RADIASI (PPR)

KEPALA INSTALASI
RIDOLOGI

FISIKAWAN MEDIS KEPALA RUANGAN


1. Haryono, S.Si Radiologi

DOSIMETRI PERAWAT/BIDAN PETUGAS


1.
IV. PELAKSANAAN MAGANG
4.1 Topik Magang
Topik magang yang diambil tentang “ Uji Kebocoran Shutter Pada Ruang Fluroskopi Di Instalasi
RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi”.Tujuan uji kebocoran radiasi adalah untuk mengukur dan
mengetahui seberapa besar radiasi yag keluar dari Shutter penahan radiasi apakah masih dalam batas
toleransi yang ditetapkan.

4.2 Tinjauan Pusataka


4.2.1 Pesawat fluroskopi
Fluroskopi Flouroskopi adalah suatu alat yang digunakan untuk studi visual (langsung)
jatuhnya bayangan laten dari tabir flouroskopi menjadi bayangan permanen pada film atau spot film, dalam
aplikasi medik fluoroskopi digunakan untuk memvisualisasikan gerakan dari struktur-struktur internal.
Menurut Silverman dkk, fluoroskopi intervensional adalah alat yang semakin berharga untuk diagnosis dan
pengobatan, namun dosis radiasi untuk pasien bisa sangat besar.1 CT fluoroscopy digunakan sebagai
panduan pencitraan menghasilkan dosis radiasi sekitar 10 kali dari dosis CT konvensional.Fluoroskopi
intervensional secara luas digunakan dalam kardiologi pediatrik, urologi, dan prosedur
neurointerventional.Seorang radiografer maupun dokter radiologi dapat mengamati gambaran struktur
organ secara dinamik (real time imaging) mengikuti kebutuhan pencitraan yang diinginkan, dan
menggunakan waktu yang lama. Sehingga dosis radiasi yang diterima juga akan semakin besar yang
mengakibatkan kemunculan efek juga akan semakin besar. Untuk mencegah terjadinya efek maka perlu
dilakukan keselamatan radiasi atau proteksi radiasi.2 Efek radiasi terbagi menjadi dua yaitu efek
deterministik dan efek stokastik. Efek deterministik muncul seketika atau beberapa minggu setelah terkena
radiasi yang ditandai dengan keluhan, baik umum maupun lokal yang sulit dibedakan dengan penyakit
lainnya, dimana keluhan umum seperti nafsu makan berkurang, mual, lesu, lemah, demam, keringat
berlebih hingga menyebabkan kematian, sedangkan keluhan lokal adalah erythema atau kulit memerah,
pedih, gatal, bengkak, melepuh, memborok, dan kerontokan rambut. Efek stokastik munculnya berlangsung
lama setelah penyinaran radiasi seperti kanker (kerusakan somatik), cacat pada keturunan (kerusakan
genetik), katarak hingga kemandulan (Akhadi, 2000)
Gambar 10. Pesawat stastionery

3.3.2 Struktur Organisasi Instalasi Radiologi RSUD Raden Mattaher Jambi

DIREKTUR

WADIR PELAYANAN

PETUGAS
PROTEKSI RADIASI
( PPR )

SMF RADIOLOGI KA. INSTALASI RADIOLOGI

Dr. Hj. Erni Zainuddin, Sp.Rad

TENAGA FISIKA
MEDIS
Ka. RUANG RADIOLOGI

Haryono S.Si

PELAKSANA . PETUGAS
Gambar 9. RADIASI
StGambar 9. PERAWAT RADIOLOGI
ADMINISTRASI RADIOGRAFER

1. Lisbet Br Surbakti
1. Ayu Nirmalasari
Sruktur Organisasi Instalasi Radiologi RsUd Raden Mattaher Jambi
Pesawat Sinar X
Sinar-X ditemukan oleh Wilhelm Conrad Rontgen seorang berkebangsaan
Jerman pada tahun 1895. Penemuanya diilhami dari hasil percobaan percobaan
sebelumnya antara lain dari J.J Thomson mengenai tabung katoda dan Heinrich Hertz tentang
foto listrik. Kedua percobaan tersebut mengamati gerak electron yang keluar dari katoda menuju
ke anoda yang berada dalam tabung kaca yang hampa udara.Pembangkit sinar-X berupa tabung
hampa udara yang di dalamnya terdapat filament yang juga sebagai katoda dan terdapat
komponen anoda. Jika filamen dipanaskan maka akan keluar elektron dan apabila antara katoda
dan anoda diberi beda potensial yang tinggi, elektron akan dipercepat menuju ke anoda. Dengan
percepatan elektron tersebut maka akan terjadi tumbukan tak kenyal sempurna antara elektron
dengan anoda, akibatnya terjadi pancaran radiasi sinar-X (Suyatno, 2008).
Penggunaan dari sinar-X banyak memberikan dampak positif maupun negatif bagi manusia
maupun lingkungan.Sinar-X banyak digunakan dalam pengobatan dan diagnosis penyakit
didalam tubuh manusia.Namun bahaya radiasi dari penggunaan sinar-X juga perlu ditangani
agar bahaya dari radiasi tersebut dapat diabaikan.Perkembangan teknologi juga memberikan
sumbangan tidak hanya pada perluasan wawasan ilmu saja namun juga didalam bidang
Radiodiagnostik.
Radiodiagnostik adalah kegiatan yang berhubungan dengan Penggunaan fasilitas untuk
keperluan diagnosis. Dalam bidang Radiologi penggunaan pesawat sinar-X merupakan salah
satu cara untuk mendiagnosa penyakit didalam tubuh manusia. Pada pengujian ini jenis
pesawat sinar-X yang digunakan adalah pesawat sinar-X terpasang tetap.Pesawat Sinar-X
terpasang tetap adalah pesawat sinar-X yang terpasang secara tetap dalam ruangan yang
digunakan untuk pemeriksaan umum secara rutin.

Sifat-Sifat Sinar X
Sinar X mempunyai ciri-ciri fisik, diantaranya adalah daya tembus, hamburan, penyerapan,
efek, fotografik, fluoresensi, ionisasi dan efek biologik. Sinar x tidak dapat dilihat dengan mata,
karena sinar x bergerak lurus dan pergerakannya sama dengan kecepatan cahaya. Sinar X bisa
diserap oleh timah hitam dan dapat dibelokan dengan menembus benda padat atau logam, dan
xray mempunyai gelombang yang tinggi. Adapun sifat sinar-X antara lain:
1. Daya tembus, dapat menembus bahandengan daya tembus sangat besar dan digunakan
dalam radiografi. Makin tinggi tegangan tabung yang digunakan makin besar daya
tembusnya.
2. Hamburan, apabila berkas sinar-X melalui suatu bahan atau materi maka akan terjadi
radiasi hambur (scatter radiation).
3. Penyerapan, apabila melewati suatu bahan maka akan diserap oleh bahan atau zat sesuai
dengan nomor atom bahan tersebut. Makin tinggi kepadatan atau berat atomnya makin
besar penyerapannya.
4. Efek fotografi, dapat menghitamkan emulsi film setelah diproses secara kimiawi
(dibangkitkan) di kamar gelap.
5. Fluoresensi, menyebabkan bahan-bahan tertentu seperti kalsium tungsten atau zink sulfat
memendarkan cahaya, bila bahan tersebut dikenai radiasi sinar-X.
6. Ionisasi, efek primer sinar-X apabila mengenai suatu bahan atau zat akan menimbulkan
ionisasi partikel-partikel bahan atau zat tersebut.
7. Efek biologi, akan menimbulkan perubahan-perubahan biologis.
Proses Terjadinya Sinar-X
Proses pembentukan sinar-X memakai tabung katoda-anoda. Sinar-X dapat juga
terbentuk dalam proses perpindahan elektron-elektron atom dari tingkat energi yang lebih tinggi
menuju ke tingkat energi yang lebih rendah, misalnya dalam proses lanjutan efek fotolistrik.
Sinar-X yang terbentuk dengan cara seperti ini mempunyai energi yang sama dengan selisih
energi antara kedua tingkat energi yang berkaitan. Tahapan proses terjadinya sinar-X sebagai
berikut :
1. Katoda (filamen) dipanaskan (lebih dari 20000C sampai menyala) dengan mengalirkan listrik
yang berasal dari transformator.
2. Karena panas,elektron-elektron dari katoda (filamen) terlepas.
3. Sewaktu panas dihubungkan dengan transformator tegangan tinggi, electron-elektron akan
mempercepat gerakannya menuju anoda dan dipusatkan ke alat pemusat (focusing cup).
4. Filamen dibuat relatif negatif terhadap sasaran (target) dengan memilih potensial tinggi.
5. Awan-awan elektron mendadak dihentikan pada sasaran (target) sehingga terbentuk panas
( >99% dan sinar X < 1%).
6. Pelindung (perisai) timah akan mencegah keluarnya sinar-X yang terbentuk hanya dapat
keluar melalui jendela.
7. Panas yang tinggi pada sasaran (target) akibat benturan elektron ditiadakan oleh radiator
pendingin.
8. Jumlah sinar-X yang dilepaskan setiap satuan waktu dapat dilihat pada alat pengukur
miliampere (mA) sedangkan jangka waktu pemotretan
dikendalikan oleh alat pengukur waktu (Rasad, 2005)
Komponen utama sumber sinar-X yang beranoda diam adalah sebuah anoda, sebuah katoda
(K), sebuah filamen (F) sebagai sumber elektron, sebuah sumber tegangan tinggi (HV) untuk
anoda dan katoda, dan sebuah tegangan rendah (V) untuk filamen.Filamen yang diberi catu daya
dari sumber tegangan rendah (V) akan mengeluarkan elektron secara termal. Elektron-elektron
ini selanjutnya dipercapat oleh tegangan tinggi (HV) yang timbul antara anoda dan katoda,
sehingga mereka memperoleh energi kinetik yang sangat besar. Pada saat menumbuk anoda
elektron-elektron ini akan melepaskan energi kinetiknya. Sebagian kecil dari energi tersebut
berubah menjadi energi gelombang elektromagnetik yang kita sebut sinar-X, sedangkan sebagian
besar dari energi kinetik itu berubah menjadi panas yang numpuk pada anoda(Ballinger,1985).
Gambar 3 menunjukkan proses kerja sinar-X.

Gambar 3.Proses terjadinya sinar-X (Trikasjono, 2009).


Menurut Lukman (1991), sifat-sifat radiasi adalah sebagai berikut
a. Tidak dapat dideteksi dengan panca indera
b. Tidak dapat dibelokkan dengan medan magnet
c. Mempunyai massa tetapi tidak mempunyai muatan positif
d. Tidak dapat difokuskan dengan lensa apapun
e. Dapat dibelokkan setelah menembus logam atau benda padat
f. Mempunyai panjang gelombang sangat pendek0,1 - 0,5 atau 0,001-0,005 mm
g. Kecepatan rambatnya sama dengan kecepatan rambat cahaya (3x108 m/detik)
h. Tidak dapat difokuskan pada satu titik
i. Dapat menembus benda yang dilaluinya
j. Dapat diserap oleh timah hitam (pb)
k. Dapat menimbulkan perbendaraan atau fluorersense pada subtansi tertentu seperti
intensifying screen
l. Dapat mengionisasikan gas dengan mengeluarkan elektron dari atom dan membentuk ion
yang dapat digunakan untuk pengukuran radiasi atau dengan alat kamar radiasi
m. Dapat menimbulkan efek biologis sebagai akibat radiasi ionisasi
n. Dapat reaksi dengan emulsi halida perak pada film radiografis untuk keperluan radio-
diagnostik.
Efek Radiasi
efek-efek pada radiasi
a. Dapat menimbulkan penurunan daya tahan tubuh yang menyebabkan komponen
pertahanan rongga mulut terhadap kolonisasi bakteri dan jamur meningkat.
b. Dapat menimbulkan efek biologis tidak hanya terhadap sel-sel kanker, tetapi juga
terhadap selsel tubuh yang masih sehat
c. Oleh karena tidak dapat dilihat oleh panca indera, maka orang yang terkena radiasi
ionisasi tidak menyadari bahaya radiasi tersebut
d. Tidak dapat difokuskan pada daerah yang akandisinari
e. Efeknya pada tubuh tidak segera terlihat (efektertunda) dan bersifat kumulatif
Uji Kebocoran Tabung
Pada keterangan tentang uji kebocoran tabung dapat di simpulkan pada tabung sinar-x
adalah laju dosis pada jarak .

Gambar uji kebocoran tabung


Kebocoran rumah tabung pesawat sinar-X adalah laju dosis radiasi pada jarak 1 meter dari
focal spot pada kondisi tegangan kerja dan arus maksimum. Kriteria kebocoran rumah tabung
berdasarkan NCRP dapat dibagi dalam 2 kelompok, yaitu untuk kelompok medis dan kelompok
non-medis.Radiografi industri termasuk non-medis. Berdasarkan kriteria ini, radiasi bocor
rumah tabung pada jarak 1 meter dari focal spot tidak lebih dari 1 mGy/jam bila tabung
dioperasikan pada tiap mA dan tegangan kerja yang telah dispesifikasikan atau kondisi
maskimum. Diantara kendali kualitas yang berpengaruh pada kualitas citra dan dosis pasien
yaitu pengujian fungsi pesawat sinar-X radiodiagnostik.Tujuan pengujian fungsi pesawat sinar-X
yaitu menjamin bahwa setiap parameter penyinaran pada pesawat teruji akurasi kinerjanya atau
fungsinya sesuai dengan spesifikasi alat dan bila terjadi penyimpangan harus berada dalam nilai
batas toleransi yang ditentukan.Radiasi bocor adalah radiasi yang melewati lapisan pelindung di
dalam rumah tabung ketika pancaran dinyalakan. Juga, radiasi kebocoran terjadi setiap kali
sinar-X menyala (Curry et al., 1984).
Penentuan tingkat kebocoran radiasi dari rumah tabung berdasarkan pangukuran laju
dosis radiasi pada jarak 1 meter dari focal spot. Pada saat pengukuran, jendela tabung ditutup
dengan bahan yang jenis dan tebalnya sama dengan rumah tabung. Diambil harga rata-rata
pada daerah seluas 100 cm. Laju paparan radiasinya diukur dengan menggunakan dosimeter
personal, pengukuran dilakukan di sekitar dekat rumah tabung sinar-X dan pastikan pada posisi
tersebut film dapat merespon (Kepmenkes, 2009). Sebaiknya yang bisa mengukur paparan
radiasi secara kumulatif dan selang waktu tertentu. Pengukuran dilakukan pada kondisi
tegangan kerja dan arus maksimum, serta biasanya memakan waktu yang cukup lama, oleh
karena itu, lama pengoperasian pesawat sinar-X harus diperhatikan berdasarkan kemampuan
sistem pendinginnya supaya tidak mengakibatkan rusaknya tabung sinar-X. Radiasi merupakan
resiko utama dalam pencitraan medis diagnostik dan terapeutik. Masalahnya disebabkan dari
salah penggunaan peralatan radiografi dan dari paparan radiasi kepada pasien jauh lebih dari
yang dibutuhkan.
Rumah tabung terbuat dari timbal untuk menyerap semua radiasi, yang tidak
ditujukan pada pasien. Jumlah radiasi yang memiliki bocor dari rumah tabung harus minimal
(jumlah yang diatur oleh Legislasi Perlindungan Radiasi Nasional). Tabung sinar-X terbuat dari
bahan gelas yang yang divakumkan didalamnya terdapat katoda dan anoda. Katoda dibentuk
seperti kumparan ditempatkan di shallow focussing cup. Focussing cup tersebut digunakan untuk
mengarahkan elektron pada satu titik dianoda (target). Untuk menghindari interaksi antara
elektron dengan udara, maka tabung sinar-X dibuat kedap udara. Elektron dihasilkan oleh
katode saat mendapatkan tegangan rendah dengan arus cukup tinggi. Pada saat diberikan
tegangan tinggi antara anode dengan katode, maka elektron akan ditarik oleh anode dan
menabrak target. Pada saat tabrakan tersebutlah, didapatkan 99% panas dan 1% sinar-X.

Dosimeter Personal
Dosimeter personal digunakan untuk mengukur dosis radiasi. Dosimeter personal seri
PM1610 memberikan pengukuran dosis ekuivalen dan tingkat dosis ekuivalen ari sinar-X dan
radiasi gamma kontinu dan pulsasi dalam rentang energi dari 20 kV hingga 10 MeV, serta waktu
akumulasi dosis. Alat ini memiliki alarm yang dapat didengar, visual dan getaran untuk
memperingatkan ketika pengguna berada pada tingkat dosisatau tingkat ambang batas dosis
yang ditetapkan terlampaui. Dosimeter ini mudah untuk digunakan dan memiliki baterai isulang
yang tahan lama (Polimaster.2010).

UJI SHUTTER

No Tempat/Tanggal Merk Radiograf Hasil Kesimpulan


Instalasi NAMA ALAT : Ada Efisien
radiologi RS. X RAY perhitungan
RADEN stasionary
MERK :
dibidang :
MATTAHER Transversal :0,
MODEL
JAMBI / 16 OPTICA 20 2 cm
SEPTEMBER TYPE : RAD-60 Longitudinal
2022 SERIAL : 0,cm
NUMBER :
H69636

Dari uji shutter yang telah dilakukan pada September pada alat X RAY STATIONARY NAMA ALAT
: X RAY STASIONARY MERK : MODEL OPTICA 20 TYPE : RAD-60

SERIAL NUMBER : H69613 lolos uji.

Hasil pengujian celah shutter menunjukan shutter kolimator berfungsi dengan baik,
terlihat dengan tidak ada kebocoran pada sisi tranversal dengan ukuran 0,2 cm sedangkan sisi
longitudinalnya 0 berfungsi dengan baik. Hasil pengujian celah (shutter) kolimator peralatan
sinar-x optica 20 type:Rad-60 menunjukan shutter kolimator berfungsi dengan baik, terlihat
dengan tidak adanya kebocoran dan alat nya masih bagus.

Dari penelitian ini didapatkan hasil yang beragam, mulai dari shutter kolimator yang
berfungsi baik yaitu yang tidak mengalami kebocoran. Hasil yang menunjukan shutter kolimator
berfungsi dengan baik, di tandai dengan tidak adanya kebocoran atau penyimpangan yang
ditandai tidak terdapatnya gambaran hitam pada citra yang telah di ekposi dan juga telah
dilakukan processing film sesuai dengan standar acuan (golden standart) dari hasil pengujian
celah (shutter) kolimator sesuai PERMENKES RI nomor 1250/MENKES/SK/XII/2009.
V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan maka dapat di


simpulkan bahwa :
1. Terpenuhnya syarat mata kuliah magang dengan menguji berkas
kolimator dan berkas sinar-X pada pesawat X-ray STASIONARY tipe
RAD-60 di RSUD Raden Mattaher Jambi.
2. Meningkatkan wawasan pengetahuan dan pengalaman, serta kemampuan dan
keterampilan mahasiswa dibidang Fisika Medis setelah mengikuti magang.
3. Pesawat X-ray Stasionary layak digunakan setelah diketahui kesesuaian berkas
kolimator dan berkas sinar-X menggunakan uji shutter di Instalasi Radiologi
RSUD Raden Mattaher Jambi.
4. Pesawat X-ray Stasionary di RSUD Raden Mattaher Jambi , dinyatakan layak
dipakai, Karena nilai yang didapatkan pada hasil exspose kurang dari 2% atau
batas ambang yang ditetapkan oleh keputusan menteri kesehatan
No.1250/SK/XII/2009.

5.2 Saran

Adapun saran dari penulis untuk pengujian kesesuaian collimator


beam dengan berkas sinar-X pada pesawat Dari uji shutter yang telah dilakukan
pada September pada alat X RAY STATIONAR MODEL OPTICA 20 TYPE : RAD-60
SERIAL NUMBER : H69613 lolos uji. diharapkan shutter dan beam X-ray lebih
dari 1 agar penguji lebih teliti lagi untuk melakukan pengujian shutter
dengan berkas sinar-X.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1 pengambilan Data

Anda mungkin juga menyukai