LAPORAN MAGANG
ADITYA FRANSISKA
F1C319021
PROGRAM STUDI FISIKA
UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN 2022
RINGKASAN
Pada kegiatan magang dilakukan suatu uji efisiensi celah (shutter) Tabung Pesawat Sinar-X
Fluoroskopi di Rsud Raden Mattaher tahun 2022. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
efisiensi kolimator shutter dengan ada tidaknya pada citra celah kolektor peralatan x-ray. Jenis
penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif metode deskriptif dengan ,melakukan
pengujian collimator text toll terhadap peralatan rontgen di ruangan radiologi.pengumpulan data di
lakukan di instalasi Radiografi RSUD Raden Mattaher Kota Jambi. Data yang di peroleh pada uji
efisiensi celah (shutter) dapat di katakana telah lolos uji. Pada pengukuran dilakukan dengan FFD
(focus film disten) 100 cm, 90 cm. 85cm. pengumpulan data dilakukan di instalasi Radiologi RSUD
RADEN MATTAHER JAMBI. Data yang di peroleh padi uji celah (SHUTTER) Menggunakan alat
yang disebut kaset.Di dapatkan hasil pengujian masih dalam keadaan aman dan dosis yang keluar
tidak melebihi kapasitas.
Puji dan syukur penulis panjatkan terhadap Allah SWT karena atas
limpahan rahmat-nya, penulis dapat menyelesaikan laporan magang dengan
judul “Uji efisiensi celah (Shutter) kolimasi tabung pesawat sinar-x
Fluroskopi Di Rsud Raden Mattaher Tahun 2022 Magang ini dilakukan Di
Instalasi Radiologi RSUD Raden Mattaer Provinsi Jambi sejak 22 Juli 2022
sampai 25 September 2022. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan
terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis selama
Magang dan Penyusunan laporan Magang, diantaranya :
Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program
Strata satu (S1) pada prodi Fisika, jurusan MIPA Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Jambi. Tidak sedikit hambatan dan halangan yang penulis hadapi dalam
menyelesaikan tugas ini, akan tetapi dengan adanya bimbingan, arahan, semangat dan
dukungan dari berbagai pihak, laporan akhir ini dapat terselesaikan. Untuk itu penulis
ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan magang.
2. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan semangat, doa serta dukungan baik
moril maupun material kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
magang ini.
3. Bapak Prof. Drs. Damris M, M.Sc., Ph.D selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Jambi yang telah memberikan izin praktek magang.
4. Bapak Dr. Tedjo Sukmono, S.Si. M.Si. selaku Wakil Dekan Bagian Akademik, Kerjasama
dan System Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi yang telah
memfasilitasi administratif pada pengajuan praktek magang.
5. Ibu Nurhidayah, S.Pd., M.Sc selaku Ketua Program Studi Fisika Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Jambi yang telah memberikan izin prektek kerja lapangan dan
selaku Dosen Pembimbing Magang Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi.
6. Ibu Tika Restianingsih, S.Si., M.Si selaku dosen pembimbing utama yang membimbing
dalam penulisan laporan magang.
7. Ibu Jesi Pebrilia, S.Pd., M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
membimbing selama proses perkuliahan.
8. Bapak Haryono S.Si., Selaku Kepala Instalasi Radiologi RSUD Raden Mattaher Jambi.
9. Seluruh Staff di Instalasi Radiologi RSUD Raden Mattaher Jambi yang telah
memberikan waktu, tenaga serta support dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan
dan penelitian selama kurang lebih 2 bulan
10. Teman-teman Fisika 2019 yang telah memberi semangat dan dukungan kepada
penulis, khususnya Aditya Fransiska telah menjadi teman seperjuangan selama
magang.
Aditya Fransiska
(F1C319021)
I, PENDAHULUAN
Nilai Btas Dosis (NBD) radiasi bertujuan ntuk meningkatkan keselamatan bagi pekerja
radiasi, pasien dan masyarakat. Dan mencegah terjadinya efek deterministik yang membahayakan
dan mengurangi terjadinya efek stokastik serendah mungkin. Suatu instansi ataupun rumah sakit
yang mempunyai fasilitas radiologi harus memiliki izin legalitas yang sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No.29 Tahun 2008 tentang Perizinan Pemanfaatan Sumber Radiasi
Pengion dan Bahan Nuklir.
Sesuai dengan Peraturan Kepala (PERKA) BAPETEN No. 9 Tahun 2011 tentang uji
kesesuaian pesawat Sinar -X Radiologi Diognostik dan Intervensional, Pasal 5, kolimasi merupakan
salah satu parameter yang harus di uji dan merupakan salah satu parameter utama uji kesesuaian.
Maksud dari parameter ini adalah langsung parameter yang secara teratur mempengaruhi dosis
radiasi pasien dan menentukan kelayakan operasi pesawat sinar-x.
1.2 TUJUAN
1. Untuk menentukan ada tidaknya kebocoran pada shutter
2. Untuk mengetahui hasil pengukuran melebihi batas toleransi atau tidak
1.3 Manfaat
Secara Teori : Penulisan laporan ini dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi penulis laporan
selanjutnya dan juga dapat digunakan oleh pembaca untuk menambah wawasan tentang uji
kebocoran radiasi pada Ruang Radiologi.
Secara Praktek : Untuk mahasiswa yang melakukan magang diharapkan memperoleh informasi
tentang uji kebocoran radiasi pada Ruang radiologi .
RIWAYAT HIDUP
Aditya fransiska lahir di Rantau Panjang desa klurahan Pasar Rantau Panjang
pada tanggal 08 Agustus 2000, dan merupakan putri ke empat dari enam
bersaudara serta putri dari pasangan suami istri Agusmar dan Darwina. Penulis
memulai pendidikan di SDN 203 yang berlokasi di Desa Kelurahan Pasar
Rantau Pnjang Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin pada tahun 2009
Kemudian penulis melanjutka pendidikan ke SMP Negeri 2 Merangin pada tahun 2011. Lalu penulis
melanjutkan pendidikan ke SMAN 2 Merangin pada tahun 2015 Pada tahun 2018.pada tahun 2019
penulis mendaftar dan diterima di Program Studi Fisika , Fakultas Sains dan Teknologi di Universitas
Jambi melalui jalur penerimaan SMMPTN BARAT.
Pada semester enam akhir penulis melaksanakan magang di Rsud Raden Mattaher Jambi pada tangggal
25 Juli 2022 hingga pada 25 September 2022. Kemudian penulis dapat menyelesaikan laporan magang
yang diberi judul “Uji efisiensi celah (Shutter) kolimasi tabung pesawat sinar-x
Fluroskopi Di Rsud Raden Mattaher Tahun 2022 “.
II. METODE PELAKSANAAN
3.1.3 Misi
5. Mewujudkan Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher sebagai Rumah Sakit
Pendidikan yang terakreditasikan melalui penyelenggaraan pendidikan
3.2.3. Mottountuk menghasilkan tenaga kesehatan yang berkualitas.
3.3 Struktur Organisasi
Setiap badan organisasi atau perusahaan mempunyai tujuan yang telah ditetapkan.
Langkah utama dalam mencapai tujuan tersebut adalah dengan merencanakan dan merumuskan
struktur organisasi serta mencerminkan unsur kejelasan maupun keluwesan, karena struktur
dari organisasi merupakan alat dan kerangka dasar yang membantu organisasi untuk mencapai
tujuan. Dengan demikian akan tergambar pengaturan dan pengklasifikasian tugas serta tanggung
jawab wewenang personal serta bagian dan seksi yang terdapat dalam struktur organisasi. Pada
struktur organisasi juga akan tergambar jaringan-jaringan koordinasi antara fungsi dan seluruh
aktivitas organisasi.
jj
3.2 Stuktur Organisasi Instalasi Radiologi RSUD Raden Mattaher
DIREKTUR
KEPALA INSTALASI
RIDOLOGI
DIREKTUR
WADIR PELAYANAN
PETUGAS
PROTEKSI RADIASI
( PPR )
TENAGA FISIKA
MEDIS
Ka. RUANG RADIOLOGI
Haryono S.Si
PELAKSANA . PETUGAS
Gambar 9. RADIASI
StGambar 9. PERAWAT RADIOLOGI
ADMINISTRASI RADIOGRAFER
1. Lisbet Br Surbakti
1. Ayu Nirmalasari
Sruktur Organisasi Instalasi Radiologi RsUd Raden Mattaher Jambi
Pesawat Sinar X
Sinar-X ditemukan oleh Wilhelm Conrad Rontgen seorang berkebangsaan
Jerman pada tahun 1895. Penemuanya diilhami dari hasil percobaan percobaan
sebelumnya antara lain dari J.J Thomson mengenai tabung katoda dan Heinrich Hertz tentang
foto listrik. Kedua percobaan tersebut mengamati gerak electron yang keluar dari katoda menuju
ke anoda yang berada dalam tabung kaca yang hampa udara.Pembangkit sinar-X berupa tabung
hampa udara yang di dalamnya terdapat filament yang juga sebagai katoda dan terdapat
komponen anoda. Jika filamen dipanaskan maka akan keluar elektron dan apabila antara katoda
dan anoda diberi beda potensial yang tinggi, elektron akan dipercepat menuju ke anoda. Dengan
percepatan elektron tersebut maka akan terjadi tumbukan tak kenyal sempurna antara elektron
dengan anoda, akibatnya terjadi pancaran radiasi sinar-X (Suyatno, 2008).
Penggunaan dari sinar-X banyak memberikan dampak positif maupun negatif bagi manusia
maupun lingkungan.Sinar-X banyak digunakan dalam pengobatan dan diagnosis penyakit
didalam tubuh manusia.Namun bahaya radiasi dari penggunaan sinar-X juga perlu ditangani
agar bahaya dari radiasi tersebut dapat diabaikan.Perkembangan teknologi juga memberikan
sumbangan tidak hanya pada perluasan wawasan ilmu saja namun juga didalam bidang
Radiodiagnostik.
Radiodiagnostik adalah kegiatan yang berhubungan dengan Penggunaan fasilitas untuk
keperluan diagnosis. Dalam bidang Radiologi penggunaan pesawat sinar-X merupakan salah
satu cara untuk mendiagnosa penyakit didalam tubuh manusia. Pada pengujian ini jenis
pesawat sinar-X yang digunakan adalah pesawat sinar-X terpasang tetap.Pesawat Sinar-X
terpasang tetap adalah pesawat sinar-X yang terpasang secara tetap dalam ruangan yang
digunakan untuk pemeriksaan umum secara rutin.
Sifat-Sifat Sinar X
Sinar X mempunyai ciri-ciri fisik, diantaranya adalah daya tembus, hamburan, penyerapan,
efek, fotografik, fluoresensi, ionisasi dan efek biologik. Sinar x tidak dapat dilihat dengan mata,
karena sinar x bergerak lurus dan pergerakannya sama dengan kecepatan cahaya. Sinar X bisa
diserap oleh timah hitam dan dapat dibelokan dengan menembus benda padat atau logam, dan
xray mempunyai gelombang yang tinggi. Adapun sifat sinar-X antara lain:
1. Daya tembus, dapat menembus bahandengan daya tembus sangat besar dan digunakan
dalam radiografi. Makin tinggi tegangan tabung yang digunakan makin besar daya
tembusnya.
2. Hamburan, apabila berkas sinar-X melalui suatu bahan atau materi maka akan terjadi
radiasi hambur (scatter radiation).
3. Penyerapan, apabila melewati suatu bahan maka akan diserap oleh bahan atau zat sesuai
dengan nomor atom bahan tersebut. Makin tinggi kepadatan atau berat atomnya makin
besar penyerapannya.
4. Efek fotografi, dapat menghitamkan emulsi film setelah diproses secara kimiawi
(dibangkitkan) di kamar gelap.
5. Fluoresensi, menyebabkan bahan-bahan tertentu seperti kalsium tungsten atau zink sulfat
memendarkan cahaya, bila bahan tersebut dikenai radiasi sinar-X.
6. Ionisasi, efek primer sinar-X apabila mengenai suatu bahan atau zat akan menimbulkan
ionisasi partikel-partikel bahan atau zat tersebut.
7. Efek biologi, akan menimbulkan perubahan-perubahan biologis.
Proses Terjadinya Sinar-X
Proses pembentukan sinar-X memakai tabung katoda-anoda. Sinar-X dapat juga
terbentuk dalam proses perpindahan elektron-elektron atom dari tingkat energi yang lebih tinggi
menuju ke tingkat energi yang lebih rendah, misalnya dalam proses lanjutan efek fotolistrik.
Sinar-X yang terbentuk dengan cara seperti ini mempunyai energi yang sama dengan selisih
energi antara kedua tingkat energi yang berkaitan. Tahapan proses terjadinya sinar-X sebagai
berikut :
1. Katoda (filamen) dipanaskan (lebih dari 20000C sampai menyala) dengan mengalirkan listrik
yang berasal dari transformator.
2. Karena panas,elektron-elektron dari katoda (filamen) terlepas.
3. Sewaktu panas dihubungkan dengan transformator tegangan tinggi, electron-elektron akan
mempercepat gerakannya menuju anoda dan dipusatkan ke alat pemusat (focusing cup).
4. Filamen dibuat relatif negatif terhadap sasaran (target) dengan memilih potensial tinggi.
5. Awan-awan elektron mendadak dihentikan pada sasaran (target) sehingga terbentuk panas
( >99% dan sinar X < 1%).
6. Pelindung (perisai) timah akan mencegah keluarnya sinar-X yang terbentuk hanya dapat
keluar melalui jendela.
7. Panas yang tinggi pada sasaran (target) akibat benturan elektron ditiadakan oleh radiator
pendingin.
8. Jumlah sinar-X yang dilepaskan setiap satuan waktu dapat dilihat pada alat pengukur
miliampere (mA) sedangkan jangka waktu pemotretan
dikendalikan oleh alat pengukur waktu (Rasad, 2005)
Komponen utama sumber sinar-X yang beranoda diam adalah sebuah anoda, sebuah katoda
(K), sebuah filamen (F) sebagai sumber elektron, sebuah sumber tegangan tinggi (HV) untuk
anoda dan katoda, dan sebuah tegangan rendah (V) untuk filamen.Filamen yang diberi catu daya
dari sumber tegangan rendah (V) akan mengeluarkan elektron secara termal. Elektron-elektron
ini selanjutnya dipercapat oleh tegangan tinggi (HV) yang timbul antara anoda dan katoda,
sehingga mereka memperoleh energi kinetik yang sangat besar. Pada saat menumbuk anoda
elektron-elektron ini akan melepaskan energi kinetiknya. Sebagian kecil dari energi tersebut
berubah menjadi energi gelombang elektromagnetik yang kita sebut sinar-X, sedangkan sebagian
besar dari energi kinetik itu berubah menjadi panas yang numpuk pada anoda(Ballinger,1985).
Gambar 3 menunjukkan proses kerja sinar-X.
Dosimeter Personal
Dosimeter personal digunakan untuk mengukur dosis radiasi. Dosimeter personal seri
PM1610 memberikan pengukuran dosis ekuivalen dan tingkat dosis ekuivalen ari sinar-X dan
radiasi gamma kontinu dan pulsasi dalam rentang energi dari 20 kV hingga 10 MeV, serta waktu
akumulasi dosis. Alat ini memiliki alarm yang dapat didengar, visual dan getaran untuk
memperingatkan ketika pengguna berada pada tingkat dosisatau tingkat ambang batas dosis
yang ditetapkan terlampaui. Dosimeter ini mudah untuk digunakan dan memiliki baterai isulang
yang tahan lama (Polimaster.2010).
UJI SHUTTER
Dari uji shutter yang telah dilakukan pada September pada alat X RAY STATIONARY NAMA ALAT
: X RAY STASIONARY MERK : MODEL OPTICA 20 TYPE : RAD-60
Hasil pengujian celah shutter menunjukan shutter kolimator berfungsi dengan baik,
terlihat dengan tidak ada kebocoran pada sisi tranversal dengan ukuran 0,2 cm sedangkan sisi
longitudinalnya 0 berfungsi dengan baik. Hasil pengujian celah (shutter) kolimator peralatan
sinar-x optica 20 type:Rad-60 menunjukan shutter kolimator berfungsi dengan baik, terlihat
dengan tidak adanya kebocoran dan alat nya masih bagus.
Dari penelitian ini didapatkan hasil yang beragam, mulai dari shutter kolimator yang
berfungsi baik yaitu yang tidak mengalami kebocoran. Hasil yang menunjukan shutter kolimator
berfungsi dengan baik, di tandai dengan tidak adanya kebocoran atau penyimpangan yang
ditandai tidak terdapatnya gambaran hitam pada citra yang telah di ekposi dan juga telah
dilakukan processing film sesuai dengan standar acuan (golden standart) dari hasil pengujian
celah (shutter) kolimator sesuai PERMENKES RI nomor 1250/MENKES/SK/XII/2009.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran