LAPORAN MAGANG
ADITYA FRANSISKA
F1C319021
LAPORAN MAGANG
Aditya Fransiska
F1C319021
i
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan magang ini merupakan karya
saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat
yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan
dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim.
Tanda tangan yang tertera dalam halaman pengesahan ini adalah asli, jika
tidak asli saya siap menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Aditya Fransiska
NIM. F1C319021
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan magang dengan judul “UJI EFISIENSI SHUTTER KOLIMATOR PADA
PESAWAT FLUOROSCOPY DI INSTALASI RADIOGRAFI RSUD RADEN
MATTAHER JAMBI”.
Oleh :
Aditya Fransiska
F1C319021
Disetujui :
Dosen Pembimbing
Diketahui :
Wakil Dekan Bidang Akademik, Ketua Program Studi Fisika
Kerjasama dan Sistem Informasi
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan magang dengan judul “UJI EFISIENSI SHUTTER PADA KOLIMATOR
SINAR-X RADIOGRAFI DI RSUD RADEN MATTAHER JAMBI”.
Oleh :
Aditya Fransiska
F1C319021
Disetujui :
Pembimbing Lapangan
Haryono S.Si.
NIP. 196502241989031005
iv
RINGKASAN
Pada kegiatan magang dilakukan suatu uji efisiensi celah (shutter)
kolimator pada pesawat Fluoroskopi di Instalasi Radiologi RSUD Raden Mattaher
Jambi. Magang ini bertujuan untuk memenuhi salah satu mata kuliah dan
mengetahui efisiensi shutter kolimator dengan ada tidaknya celah pada pesawat
x-ray stationary. Jenis penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif
metode deskriptif dengan melakukan pengujian celah collimator pada pesawat
rontgen di ruangan radiologi. Pengumpulan data di lakukan di instalasi Radiologi
RSUD Raden Mattaher Kota Jambi. Data yang di peroleh pada uji efisiensi celah
(shutter) dapat di katakana telah lolos uji. Pada pengukuran dilakukan dengan
FFD (focus film disten) 85 cm. Data yang di peroleh pada uji celah (SHUTTER)
menggunakan alat yang disebut kaset.
Katakunci : fluroskopi, shutter, kolimator
v
RIWAYAT HIDUP
vi
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan terhadap Allah SWT karena
atas limpahan rahmat-nya, penulis dapat menyelesaikan laporan
magang dengan judul “Uji efisiensi Shutter kolimator pada pesawat
fluoroscopy Di Instalasi Radiografi RSUD Jambi” Magang ini
dilakukan Di Instalasi Radiologi RSUD Raden Mattaher Provinsi
Jambi sejak 22 Juli 2022 sampai 25 September 2022. Pada
kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh
pihak yang telah membantu penulis selama Magang dan Penyusunan
laporan Magang, diantaranya :
Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Program Strata satu (S1) pada prodi Fisika, jurusan MIPA Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Jambi. Tidak sedikit hambatan dan halangan yang
penulis hadapi dalam menyelesaikan tugas ini, akan tetapi dengan adanya
bimbingan, arahan, semangat dan dukungan dari berbagai pihak, laporan akhir
ini dapat terselesaikan. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan magang.
2. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan semangat, doa serta
dukungan baik moril maupun material kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan magang ini.
3. Bapak Drs. Jefri Marzal.,M.Sc., D.I.T selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Jambi yang telah memberikan izin praktek
magang.
4. Bapak Ir. Bambang Hariyadi. selaku Wakil Dekan Bagian Akademik,
Kerjasama dan System Informasi Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Jambi yang telah memfasilitasi administratif pada pengajuan
praktek magang.
5. Ibu Nurhidayah, S.Pd., M.Sc selaku Ketua Program Studi Fisika Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Jambi yang telah memberikan izin
prektek kerja lapangan dan selaku Dosen Pembimbing Magang Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Jambi.
6. Ibu Tika Restianingsih, S.Si., M.Sc selaku dosen pembimbing utama
yang membimbing dalam penulisan laporan magang.
7. Ibu Jesi Pebrilia, S.Pd., M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah membimbing selama proses perkuliahan.
8. Bapak Haryono S.Si., Selaku Kepala Instalasi Radiologi RSUD Raden
vii
Mattaher Jambi.
9. Seluruh Staff di Instalasi Radiologi RSUD Raden Mattaher Jambi yang
telah memberikan waktu, tenaga serta support dalam pelaksanaan
praktek kerja lapangan dan penelitian selama kurang lebih 2 bulan
10. Teman-teman Fisika 2019 yang telah memberi semangat dan dukungan
kepada penulis, khususnya Agifsi telah menjadi teman seperjuangan
selama magang.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih banyak
terdapat kekurangan. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat dalam mengembangkan penelitian-penelitian bertema sains di
Indonesia.
Aditya Fransiska
(F1C319021)
viii
DAFTAR ISI
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar1. Pesawat X-ray stationary, ............................................................... 14
Gambar 2. Kaset (CR) ukuran 35X4 ................................................................ 14
Gambar 3. Waterpass ..................................................................................... 15
Gambar 4. Meteran. ....................................................................................... 15
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Uji shutter…………………………………………………………………………17
x
xi
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Magang merupakan kegiatan akademik yang tercantum dalam kurikulum
semua program studi yang ada di lingkungan Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Jambi. Magang merupakan kegiatan akademik yang intrakulikuler
dengan tujuan untuk meningkatkan profesionalisme mahasiswa dengan apa yang
didapatkan selama perkuliahan. Magang bertujuan agar mahasiswa dapat
menerapkan materi yang telah didapatkan selama perkuliahan dilapangan kerja,
baik di instansi Negara maupun instansi Swasta. Salah satu bidang peminatan
Program Studi S-1 Fisika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi adalah
fisika medis.
Rumah Sakit yang bergerak di bidang kesehatan merupakan lembaga
pemerintah departemen kesehatan Indonesia yang mempunyai tugas yaitu
menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan upaya penyembuhan,
pemulihan, peningkatan, pencegahan, pelayanan rujukan dan penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan serta pengabdian
masyarakat.
Dalam dunia kesehatan, penggunaan sinar-x memiliki manfaat yang
besar, terutama untuk menegakan diagnosa suatu penyakit. Disamping
manfaatnya yang besar sinar-x juga memiliki efek yang merugikan bagi kesehatan
tubuh apabila dosis radiasi yang diterima oleh tubuh cukup besar.
Pada peralatan sinar-x perlu adanya pengawasan dan kalibrasi secara
rutin dan berkala untuk mengetahui apakah peralatan tersebut memang benar
benar aman untuk digunakan atau tidak sebagai salah satu bagian dari kendali
mutu/ Quality Control. Salah satunya keakuratan sebuah kolimator haruslah
selalu dicek secara berkala sebagai tindakan kendali mutu untuk meningkatkan
mutu dari sebuah pelayanan Kesehatan dan proteksi radiasi juga diperhatikan
untuk tercapainya keselamatan dan kesehatan bagi pekerja,masyarakat dan
lingkungan berdasarkan ICRP No.60 tahun 1990 yang telah diperbaharui menjadi
ICRP No.103 tahun 2007.
Dunia kesehatan memiliki beberapa aspek penunjang yang salah satunya
adalah penggunaan alat kesehatan, dimana nantinya alat ini akan membantu
dokter untuk dapat berkerja dengan baik dan sesuai dengan prosedur. Salah satu
alat penunjangnya berada pada bidang radiologi seperti pesawat fluoroscopy yang
memanfaatkan sinar-X untuk mendapatkan hasil berupa radiograf. Oleh karena
itu, diperlukan radiograf yang dapat memberikan informasi semaksimal mungkin
tanpa harus melakukan pengulangan foto sehingga nantinya tidak terjadi
penambahan dosis yang diterima oleh pasien.
12
Rumah tabung dan kolimator pada pesawat sinar-x tersebut memerlukan
perawatan. Berdasarkan keputusan MENKES RI No. 1250 Tahun 2009 tentang
pedoman kendali mutu peralatan radiodiagnostik, fekuensi uji kesesuaian
efisiensi celah (shutter) kolimator adalah 6 bulan sekali perbaikan.
Pelaksanaan uji kesesuaian ini sangat diperlukan untuk keamanan radiasi pada
saat membuang muatan kapasitor atau pada saat pemanasan pesawat sinar-x
dengan eksposi.
Berdasarkan observasi mahasiswa magang tentang pesawat sinar-x
diagnostic di instalasi RSUD Raden Mattaher Jambi. Dilihat dari pemakaian nya
mahasiswa tertarik untuk melakukan ujikesesuaian pada pesawat sinar-x.
13
II. METODE PELAKSANAAN
2.1 Waktu Dan pelaksanaan Magang
Pelaksanaan Magang ini dilaksanakan selama 2 bulan terhitung
sejak tanggal 25 Juli sampai dengan 25 September. Dimana waktu
kegiatan magang dilaksanakan pada hari senin sampai sabtu, yang
dimulai pada pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 14.00 WIB.
Kegiatan magang dilaksanakan di Rumah Sakit Umum yang ada
diwilayah Provinsi Jambi, yaitu RSUD Raden Mattaher yang berada di
Jl. Letjen Suproto No.3, Telanaipura, Kec. Telanaipura, Kota Jambi,
Jambi 36361.
2.2 Alat dan bahan yang digunakan adalah
1. Pesawat X-ray stationary, dengan merek Apalem SA, Type
VZW2558FD822. Serial Nomor AMQ0058517.Tahun Buatan 2017.
2. Kaset
14
3. Water Pass
Gambar 3. Waterpass
4. Meteran
Gambar 4. Meteran.
personal dalam keadaan aktif. Diatur sudut tabung sinar-x sampai menjadi 00.
Ditutup jendela pesawat sinar-X yg vertikal maupun horizontal sampai tidak ada
celah yang terbuka. Diletakkan personal dosimeter pada jarak 1meter dari tabung
pesawat. Diatur arus dan tegangan pesawat sinar-X fluoroscopy yaitu dengan kV
42 dan mAs 6,3. Diekspose pesawat sinar-X. Dilihat dan dicatat dosis yang
terbaca oleh dosimeter personal.Dilakukan langkah yang sama untuk uji pada
sisi tabung yang lain.
15
2.4 Cara Kerja Pada Uji Shutter
Cara Kerja Pada Uji Shutter kolimator Sebagai Berikut :
1. Pastikan bahwa sebelum pengujian dilakukan, telah dilakukan
prosedur pemanasan tabung (warm up) pesawat sinar-X.
16
III. GAMBARAN INSTANSI
3.1 Sejarah RSUD Raden Mattaher Jambi
Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Jambi berdiri pada tahun 1948
dengan tipe C dan bergabung dengan Dinas Kesehatan Tentara (DKT).Pada
tanggal 9 November 1972 dipindahkan ke Jalan Letjen Soeprapto no.31
Telanaipura Jambi. Rumah sakit ini dibangun di atas tanah seluas 49.561 m2
dengan luas bangunan seluruhnya + 12.282 m2. Rumah Sakit Daerah Raden
Mattaher Provinsi Jambi semula bernama Rumah Sakit Daerah (RSD) Provinsi
Jambi, dan kemudian pada bulan november 1999 bertepatan dengan hari
Kesehatan Nasional 1999 rumah sakit ini diberi nama salah seorang Pahlawan
Jambi yaitu Raden Mattaher. Berdasarkan PERDA Nomor 13 Tahun 2002 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Daerah Raden Mattaher provinsi Jambi,
sebagai pengganti PERDA Nomor 13 Tahun 1994.Kedudukan RSD Raden
Mattaher Provinsi Jambi merupakan Lembaga Teknis Daerah sebagai unsur
penunjang Pemerintah Daerah, dipimpin oleh seorang Direktur dan bertanggung
jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.
Rawat Jalan terdiri atas: Poliklinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan,
Poliklinik Penyakit Anak, Poliklinik Penyakit Bedah dan Bedah Tulang, Poliklinik
Penyakit Dalam, Poliklinik Penyakit Gigi dan Mulut, Poliklinik Penyakit Jantung,
poliklinik Penyakit Jiwa, Poliklinik Penyakit Kulit dan Kelamin, Poliklinik
Penyakit Mata, Poliklinik Penyakit paru, Poliklinik Penyakit Syaraf, Poliklinik
Penyakit THT. Pelayanan Terpadu Executive General Check Up. Pelayanan
penunjang terdiri atas: Pelayanan Cardio pulmonary/Exercise Test, Pelayanan
Endoskopi, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Hermodialisa, Pelayanan
ICU/ICCU, Pelayanan Patologi Klinik (Laboratorium), Pelayanan Pemulasaran
Jenazah, Pelayanan Rehabilitasi Medik (Fisioterapi), Pelayanan Treadmill.
RSUD Raden mattaher merupakan rumah sakit kelas B non pendidikan
dengan kapasitas 365 tempat tidur. Pada bulan november 2009 statusnya
berubah menjadi tipe B pendidikan. Dengan diberlakukannya Peraturan Daerah
(PERDA) Nomor 10 Tahun 2001 tentang Rumah Sakit Unit Swadana maka sejak
Januari 2002 RSD Raden Mattaher Jambi berlaku sebagai Rumah Sakit Unit
Swadana. Berdasarkan Perda Nomor 13 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Rumah Sakit Daerah Raden Mattaher Provinsi Jambi, sebagai pengganti
Perda Nsssso.13 Tahun 1994.Sejak mulai 1 Januari 2011, RSUD Raden Mattaher
telah diberlakukan pengelolaan keuangan secara Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD).Pada saat ini RSUD Raden Mattaher telah menjadi tempat mahasiswa
kepaniteraan klinik senior PSPD Universitas Jambi yang melaksanakan
17
pendidikan profesi kedokteran.Selain itu ada mahasiswa kepaniteraan klinik
yunior dan program pendidikan tenaga kesehatan lainnya.
3.2 Visi dan Misi RSUD RADEN MATTAHER JAMBI
Untuk menjalankan tugas pokoknya RSUD Raden Mataher Jambi memiliki visi
yaitu : “Menjadi Rumah Sakit Pilihan Dengan Pelayanan Paripurna dan Rumah
Sakit Pendidikan yang Berkualitas”. Dan untuk mewujudkan visi tersebut maka
RSUD Raden Mattaher Jambi memiliki misi yaitu sebagai berikut :
1. Mengembangkan pelayanan kesehatan unggulan dan paripurna serta
memberikan pelayanan kesehatan indivindu yang berkeadilan sesuai standar.
2. Menwujudkan kecukupan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan untuk
menjamin kepastian pelayan dan pendidikan kesehatan.
3. Mengembangkan kompetensi dalam sikap, perilaku, keterampilan dan ilmu
pengetahuan seluruh Sumber Daya Manusia secara berkesinabungan sesuai
standar kompetensi nasional dan internasional.
4. Menyelenggarakan administrasi dan pengelolahan keuangan secara
transparan, akuntabel dan terintergasi serta mngembangkan sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit yang terintegrasi.
5. Mewujudkan Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher sebagai Rumah
Sakit Pendidikan yang terakreditasikan melalui penyelenggaraan pendidikan
3.3 Struktur Organisasi
Setiap badan organisasi atau perusahaan mempunyai tujuan yang telah
ditetapkan. Langkah utama dalam mencapai tujuan tersebut adalah dengan
merencanakan dan merumuskan struktur organisasi serta mencerminkan
unsur kejelasan maupun keluwesan, karena struktur dari organisasi
merupakan alat dan kerangka dasar yang membantu organisasi untuk
mencapai tujuan. Dengan demikian akan tergambar pengaturan dan
pengklasifikasian tugas serta tanggung jawab wewenang personal serta bagian
dan seksi yang terdapat dalam struktur organisasi. Pada struktur organisasi
juga akan tergambar jaringan-jaringan koordinasi antara fungsi dan seluruh
aktivitas organisasi.
18
Gambar 1. Stuktur Organisasi RSUD Raden Mattaher
19
WADIR PELAYANAN
PETUGAS
KA. INSTALASI
SMF RADIOLOGI PROTEKSI
RADIOLOGI
RADIASI ( PPR )
20
IV. PELAKSANAAN MAGANG
4.1 Topik Magang
Topik magang yang diambil tentang “ Uji Kebocoran shutter pada
Ruang Fluroskopi Di Instalasi RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi”.
Tujuan uji kebocoran radiasi adalah untuk mengukur dan mengetahui
seberapa besar radiasi yang keluar dari shutter penahan radiasi apakah
masih dalam batas toleransi yang ditetapkan.
21
4.2.3 Pesawat Sinar- X
yang keluar dari katoda menuju ke anoda yang berada dalam tabung kaca
yang hampa udara. Pembangkit sinar-X berupa tabung hampa udara yang di
dalamnya terdapat filament yang juga sebagai katoda dan terdapat komponen
anoda. Jika filamen dipanaskan maka akan keluar elektron dan apabila antara
katoda dan anoda diberi beda potensial yang tinggi, elektron akan dipercepat
menuju ke anoda. Dengan percepatan elektron tersebut maka akan terjadi
tumbukan tak kenyal sempurna antara elektron dengan anoda, akibatnya terjadi
pancaran radiasi sinar-X (Suyatno, 2008).
22
1. Daya tembus, dapat menembus bahandengan daya tembus sangat besar dan
digunakan dalam radiografi. Makin tinggi tegangan tabung yang digunakan
makin besar daya tembusnya.
2. Hamburan, apabila berkas sinar-X melalui suatu bahan atau materi maka
akan terjadi radiasi hambur (scatter radiation).
3. Penyerapan, apabila melewati suatu bahan maka akan diserap oleh bahan
atau zat sesuai dengan nomor atom bahan tersebut. Makin tinggi kepadatan
atau berat atomnya makin besar penyerapannya.
4. Efek fotografi, dapat menghitamkan emulsi film setelah diproses secara
kimiawi (dibangkitkan) di kamar gelap.
5. Fluoresensi, menyebabkan bahan-bahan tertentu seperti kalsium tungsten
atau zink sulfat memendarkan cahaya, bila bahan tersebut dikenai radiasi
sinar-X.
6. Ionisasi, efek primer sinar-X apabila mengenai suatu bahan atau zat akan
menimbulkan ionisasi partikel-partikel bahan atau zat tersebut.
7. Efek biologi, akan menimbulkan perubahan-perubahan biologis.
4.2.5 Proses Terjadinya Sinar-X
Proses pembentukan sinar-X memakai tabung katoda-anoda. Sinar-X
dapat juga terbentuk dalam proses perpindahan elektron-elektron atom dari
tingkat energi yang lebih tinggi menuju ke tingkat energi yang lebih rendah,
misalnya dalam proses lanjutan efek fotolistrik. Sinar-X yang terbentuk dengan
cara seperti ini mempunyai energi yang sama dengan selisih energi antara kedua
tingkat energi yang berkaitan. Tahapan proses terjadinya sinar-X sebagai berikut:
1. Katoda (filamen) dipanaskan (lebih dari 20000C sampai menyala) dengan
mengalirkan listrik yang berasal dari transformator.
2. Karena panas,elektron-elektron dari katoda (filamen) terlepas.
3. Sewaktu panas dihubungkan dengan transformator tegangan tinggi, electron-
elektron akan mempercepat gerakannya menuju anoda dan dipusatkan ke
alat pemusat (focusing cup).
4. Filamen dibuat relatif negatif terhadap sasaran (target) dengan memilih
potensial tinggi.
5. Awan-awan elektron mendadak dihentikan pada sasaran (target) sehingga
terbentuk panas ( >99% dan sinar X < 1%).
6. Pelindung (perisai) timah akan mencegah keluarnya sinar-X yang terbentuk
hanya dapat keluar melalui jendela.
7. Panas yang tinggi pada sasaran (target) akibat benturan elektron ditiadakan
oleh radiator pendingin.
23
8. Jumlah sinar-X yang dilepaskan setiap satuan waktu dapat dilihat pada alat
pengukur miliampere (mA) sedangkan jangka waktu pemotretan
dikendalikan oleh alat pengukur waktu (Rasad, 2005)
Komponen utama sumber sinar-X yang beranoda diam adalah sebuah
anoda, sebuah katoda (K), sebuah filamen (F) sebagai sumber elektron, sebuah
sumber tegangan tinggi (HV) untuk anoda dan katoda, dan sebuah tegangan
rendah (V) untuk filamen.Filamen yang diberi catu daya dari sumber tegangan
rendah (V) akan mengeluarkan elektron secara termal. Elektron-elektron ini
selanjutnya dipercapat oleh tegangan tinggi (HV) yang timbul antara anoda dan
katoda, sehingga mereka memperoleh energi kinetik yang sangat besar. Pada saat
menumbuk anoda elektron-elektron ini akan melepaskan energi kinetiknya.
Sebagian kecil dari energi tersebut berubah menjadi energi gelombang
elektromagnetik yang kita sebut sinar-X, sedangkan sebagian besar dari energi
kinetik itu berubah menjadi panas yang numpuk pada anoda(Ballinger,1985).
Gambar 3 menunjukkan proses kerja sinar-X.
24
l. Dapat mengionisasikan gas dengan mengeluarkan elektron dari atom dan
membentuk ion yang dapat digunakan untuk pengukuran radiasi atau
dengan alat kamar radiasi
m. Dapat menimbulkan efek biologis sebagai akibat radiasi ionisasi
n. Dapat reaksi dengan emulsi halida perak pada film radiografis
untukeperluan radio-diagnostik.
Efek -efek pada radiasi
1. Dapat menimbulkan penurunan daya tahan tubuh yang menyebabkan
komponen pertahanan rongga mulut terhadap kolonisasi bakteri dan
jamur meningkat.
2. Dapat menimbulkan efek biologis tidak hanya terhadap sel-sel kanker,
tetapi juga terhadap selsel tubuh yang masih sehat
3. Oleh karena tidak dapat dilihat oleh panca indera, maka orang yang
terkena radiasi ionisasi tidak menyadari bahaya radiasi tersebut
4. Tidak dapat difokuskan pada daerah yang akandisinari
5. Efeknya pada tubuh tidak segera terlihat (efektertunda) dan bersifat
kumulatif
25
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil
Ruang lingkup dari pembuatan laporan ini adalah uji efisiensi celah
(shuter) kolimator pada pesawat sinar-x diagnostik di intalasi Radiologi RSUD
Raden Mattaher Jambi. Pengujian dilakukan secara langsung berdasarkan
keputusan MENKES RI No. 1250 Tahun 2009 tentang pedoman kendali mutu
peralatan radiodiagnostik.
5.2 Pembasan
Kolimator merupakan alat pembatas radiasi yang umumnya digunakan
pada radiografi yang terdiri dari dua set penutup (shute) timbal atau lempengan
yang saling berhadapan dan bergerak dengan arah berlawanan secara
berpasangan. Dua penutup jendela (shutter) kolimator terbuat dari Pb dan dapat
digerakkan dan diatur secara Bersama-sama, dengan shutter it uluas daerah
penyinaran sinar-x yang keluar dapat diatur sesuai objek dan kriteria yang di
inginkan. Uji efisiensi celah merupakan salah satu penyelenggaraan kendali
mutu untuk pesawat sinar-x diagnostic yang telah di tetapkan oleh KEMENKES
RI No 1250 Tahun 2009 tettang uji efisiensi celah kolimator, tujuan dari uji
efisienxsi celah antara lain shutter yang tertutup harus mampu mencegah radiasi
yang mengenai film. Celah shutter kolimator pesawat sinar-x mengalamin
kebocoran radiasi dibuktikan dengan terdapatnya penghitaman atau
meningkatnya densitas pada film radiograf. Dari uji shutter yang telah dilakukan
pada September pada alat X Ray Stationary Nama Alat : X Ray Stationary Merk :
26
Apalem Sa, Model Optica 20 Type : VZW2558FD822 Serial Number :
AMQ0058517.
27
VI. PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan maka dapat di
simpulkan bahwa :
1. Hasil pengujian efisien celah (shutter) kolimator pada pesawat sinar-x
diagnostic di Instalasi Radiologi RSUD Raden Mattaher Jambi yaitu 0,2
cm, sehingga celah (shutter) dapat dinyatakan mengalami kebocoran.
2. Dari hasil uji efisiensi celah (shuter) kolimator pada pesawat sinar-x
diagnostic di Instalasi RSUD Raden Mattaher Jambi belum bisa
dikatakan efisien dikarenakan terdapat kebocoran pada celah yang
dibuktikan dengan adanya pwnghitaman pada film radiografi. Sesuai
ketetapan MENKES RI No 1250 Tahun 2009 bahwasannya penilaian
celah (shutter) dinyatakan berfungsi dengan efisien apabila tidak ada
efek kebocoran radiasi atau penghitaman.
3. Terpenuhinya nilai mata kuliah magang .
6.2 Saran
1. Dari hasil pengujian celah kolimator, berdasarkan hasil yang didapatkan
menunjukkan adanya kebocoran pada celah kolimator pesawat sinar-x,
maka untuk meningkatakan pelayanan, meningkatkan hasil diagnose
yang tegas, mengurangi dosis radiasi yang diterima pasien dan radiasi
hambur yang di terima petugas, sebaiknya dilakukan pengecekan Kembali
terhadap celah (shutter) kolimatr pesawat sinar-x diagnostic di Instalasi
tersebut.
2. Sebaikya dilakukan penelitian lebih lanjut terkait kendali mutu radiologi
dalam permasalahan lain untuk memastikan kendali mutu tetap dalam
keadaan bai.
3. Disarankan untuk meninjau Kembali atau melakukan pengujian terhadap
kaset film radiografi dikarenakan terlihat peningkatan densitas pada
bagian tranversal.
28
DAFTAR PUSTAKA Commented [Tr2]: Formatnya dirapikan
Akhadi, M. 2001. Dasar-Dasar Proteksi Radiasi. Jakarta: PT, Rineka Cipta.
Andi Musfira. 2016. Analisis Perbandingan Dosis Serap Radiasi Foto Thorax Pada
Pasien Dengan Berbagai Tingkatan Umur. [Skripsi]. Makassar: UIN Alauddin
Makassar.
Arif Jauhari. 2008. Berkas sinar-X dan pembentukan gambar pesawat sinar-X.
Puskaradim: Jakarta.
Bapeten. 2003. Pedoman Dosis Pasien Radiodiagnostik. Jakarta: Bapeten.
Ballinger JJ. 1985. Penyakit telinga, hidung, tenggorok, kepala dan leher. Edisi
13.Jilid 1.Alih bahasa staf ahli bagian THT RSCM-FK UI.Jakarta :
Binarupa Aksara.
Curry TS, Dowdey JE, Murray RC.Christensen's introduction to the physics of
diagnostic radiology. 3rd ed. Philadelphia: Lea and Febiger; 1984: 413.
Depkes, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1250/MENKES/SK/XII/2009 tentang Pedoman Kendali Mutu (Quality
Control) Peralatan Radiodiagnostik, 2009. Website:
http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_kepmenkes/KMK%20No.%20
1250%0ttg%20Kendali%20Mutu%20Radiodiagnostik.pdf diakses pada
tanggal 21 februari 2020.
Frommer H.H., 1981. Radiologic In Dental Practice.The CV. Mosby Compony St.
LouisToronto-London.Him.1-24.
Imran, Ali. 2015. Pedoman Instalasi Radiologi RSUD Raden Mattaher Jambi.
FINASIM.Jambi.
Sejarah Rumah Sakit Umum Raden Mattaher Jambi.
http://www.mattaherhospital.com/index.php/explorer/module-
positions. Diakses pada Tanggal 21 februari 2020.
Sprawls, Perry. Ph.D. 1995. Physical principles of medical imaging second edition.
United state of america. Aspen publishers.
Purnomo, Sigit. 2010. Pengukuran Uji Kebocoran Tabung Pesawat Sinar-X
Diagnostik rontgen Di Wilayah Kabupaten Pati Dan Kabupaten Rembang
Jawa Tengah. Seminar Nasional VI SDM teknologi Nuklir. Halaman 581-
583.
Perka BAPETEN, No 15 Tahun 2014. Keselamatan Radiasi Dalam Poduksi
Pesawat Sinar-X Radiologi Diagnostik dan Intervensional, 2014. Website:
29
LAMPIRAN
Lampiran 1 pengambilan Data
12. Selasa, 2 Agustus 2022 Kegiatan pada minggu kedua saya dan
30
17. Minggu, 7 Agustus 2022 Libur
18. Senin, 8 Agustus 2022 Pada minggu ketiga pada hari senin saya dan
31. Senin, 22 Agustus 2022 Pada minggu kelima dibagian radiologi dilakukan
pengecekan alat dan pemeliharaan alat yang
dilakukan pada pada pukul 10.00
32. Selasa, 23 Agustus 2022
Kegiatan selanjutnya dilakukan Kembali
33. Rabu, 24 Agustus 2022 dibagian mencatat kv dan mAs yaitu belajar
mengenai
serta saya dan temen menyambut kedatangan
pak Abdurrahim bersta rekan kerja nya beliau
dating jauh-jauh dari Jakarta untuk uji
kesesuaian pada beberapa alat radiologi.
31
34. Kamis, 25 Agustus 2022 Dimana saya dan temen-teman banyak mendapat
pelajaran yang baru dari beliau.
35. Jumat, 26 Agustus 2022
39. Selasa, 30 Agustus 2022 Pada minggu keenam kegiatan dilakukan dengan
tahap penyusunan laporan yang diawali dengan
40. Rabu, 31 Agustus 2022
bimbingan pertama tentang latar belakang dan
41. Kamis, 1 September 2022
Tujuan dalam pengambilan judul magang yang
42. Jumat, 2 September 2022
telah di tentukan mahasiswa dan pembimbing.
32
56. Jumat, 16 September
2022
57. Sabtu, 17 September 2022
65 Minggu, 25 September
Libur
2022
33
34