Oleh
ANGGI CAHYANING FEBRILIANI
K1C016051
Oleh
ANGGI CAHYANING FEBRILIANI
K1C016051
ii
PERNYATAAN
NIM : K1C016051
adalah hasil karya sendiri dan bukan jiplakan hasil karya orang lain.
iii
LAPORAN KERJA PRAKTIK
Oleh
ANGGI CAHYANING FEBRILIANI
K1C016051
..........................................
Mengetahui,
Dekan Fakultas MIPA
iv
PEDOMAN PENGGUNAAN LAPORAN KERJA PRAKTIK
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya haturkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat-Nya
saya bisa menyelesaikan laporan kerja praktik dengan judul “Perhitungan
Waktu Penyinaran pada Simulasi Rdaioterapi Kanker Payudara dengan
Kalkulasi Treatment Planning System (TPS) dan Manual” yang diajukan untuk
memenuhi syarat lulus mata kuliah Kerja Praktik dalam kurikulum Jurusan Fisika
FMIPA Unsoed.
Dalam penyelesaian laporan kerja praktik ini, saya mendapat bimbingan dan
bantuan dari semua pihak, maka dalam kesempatan ini saya menyampaikan
ucapan terima kasih terutama kepada :
vi
Laporan Kerja Praktik ini tentunya masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
saya sangat mengharapkan kritik dan saran membangun demi sempurnanya
laporan ini. Dengan izin Allah SWT laporan kerja praktik ini dapat memberikan
informasi bagi yang membaca dan dapat mengambil hikmah darinya.
vii
DAFTAR ISI
PERNYATAAN..................................................................................................... iii
SUMMARY .......................................................................................................... xv
viii
3.4 Alat dan Fasilitas Instalasi Radioterapi ...................................................... 11
BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN ........................................... 13
LAMPIRAN .......................................................................................................... 23
ix
DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN
Istilah
Treatment Planning System : Sistem perencanaan penyinaran xiv
Percentage Depth Dose : Persentase keadalaman dosis xiv
field size : Ukuran lapangan xiv
dose rate prediction : Prediksi dosis rerata xiv
treatment technique : Teknik penyinaran xiv
tray : Baki xiv
wedge : Pengganjal xiv
relative dose factor : Faktor dosis realtif 5
tissue maximum ratio : Perbandingan maksimal jaringan 5
radiographer : Petugas radiografi 7
Adjustment : Pengaturan 13
treatment time : Waktu penyinaran 16
gantry : Jenis crane portal tinggi berkaki 17
software : Perangkat lunak 18
Singkatan
TPS : Treatment Planning System xiv
PDD : Prescribe Depth Dose xiv
SSD : Source to Surface Dose 1
Co-60 : Cobalt-60 1
LINAC : Linear Accelerator 4
LFMB : Laboratorium Fisika Medis dan Biofisika 5
RDF : Relative Dose Factor 5
TMR : Tissue Maximum Ratio 5
BJR : British Journal of Radiotherapy 6
SAD : Source to Axis Distance 7
BATAN : Badan Tenaga Nuklir Nasional 19
RSMS : Rumah Sakit Margono Soekarjo 20
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
RINGKASAN
xiv
SUMMARY
xv
BAB I
PENDAHULUAN
1
penyinaran yang didapat apakah berpengaruh dengan letak kanker yang berbeda
dengan jenis kanker yang sama.
Rumusan malasah dari kerja praktik ini adalah mengetahui pengukuran waktu
penyinaran pasien kanker payudara lapangan tangensial menggunakan Software
TPS (Treatment Planning System) DSSuperDose Ver 1.0 dan perhitungan manual.
1.3. Tujuan
2
1.4. Manfaat
Manfaat dari kerja praktik ini adalah dapat memberikan informasi kepada
petugas radioterapi, pasien dan masyarakat rumahsakit mengenai prosedur
perhitungan waktu penyinaran yang diterapkan di Instalasi Radioterapi RSUD
Prof. Dr. Margono Soekarjo yaitu dengan metode TPS sudah tepat dan akurat.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
Gambar 2. 1 Pesawat Rotasi Cobalt-60 (Johns, 1966)
Pesawat terapi Cobalt-60 menggunakan sumber radioisotop Co-60 yang
dihasilkan dengan reaktor nuklir melalui penangkapan neutron oleh inti Co-59.
Inti Co-59 akan meluruh dan menghasilkan dua sinar-γ dengan energi masing-
masing 1,17 MeV dan 1,33 MeV (rata-rata energinya 1,25 MeV). Untuk
keperluan terapi isotop C-60 diproduksi dalam bentuk balance silender dengan
diameter antara 0,5 cm sampai 2 cm (Johns, 1966).
Untuk dapat melaksanakan terapi dengan baik sangat diperlukan membuat
perencanaan dalam sistem perencanaan perlakuan (treatment planning system)
terhadap tumor yang akan disinari, dan diperlukan juga pengetahuan tentang
karakterisik, dimensi dan posisi tumor serta karakteristik radiasi sumber.
Karakteristik sumber radiasi yang dimaksud meliputi bentuk profil keluaran
pesawat, bentuk profil PDD (Prosentase Dosis Kedalaman) dan bentuk kurva
isodosisnya.
5
2005), (Faiz M. Khan, 2003), (McKenzie, 1996), (Burns, 1996). Formulasi
perhitungan waktu penyinaran untuk teknik penyinaran SSD tetap dan SAD
tetap yang diimplementasikan dalam algoritma in-house TPS seperti
ditunjukkan pada persamaan (1) dan (2) (Podgorsak, 2005), (Faiz M. Khan,
2003).
Data-data PDD dan TMR yang ditanam pada pangkalan data (database)
in-house TPS berasal dari tabel data berkas Cobalt-60 BJR Supplement 25
(McKenzie, 1996). Sementara untuk data laju dosis, RDF dan faktor aksesori
berkas diperoleh berdasarkan hasil kalibrasi pesawat. Nilai RDF didefinisikan
sebagai perbandingan nilai laju dosis pada kedalaman referensi (𝑑𝑟𝑒𝑓 ) untuk
ukuran lapangan 𝑟 terhadap nilai laju dosis pada ukuran lapangan referensi
𝑟𝑟𝑒𝑓 ) , yang secara matematis ditentukan melalui persamaan (3). Penginputan
setiap data pesawat dilakukan sebelum dilakukan pengimplementasian TPS.
6
2.3 Perencanaan dan Pelaksanaan Perlakuan
Bila terapi yang harus dijalani pasien adalah teleterapi, maka tugas fisika
medis dalam prosedur perencanaan dan pelaksanaan perawatan pasien diantaranya
adalah menentukan batas-batas lapangan radiasi bersama radiographer hingga
pada perhitungan waktu radiasi sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter.
Maka langkah yang harus diperhatikan dalam tahap perencanaan perlakuan antara
lain :
7
Sebelum memulai pelaksanaan perlakuan diperlukan persetujuan medis
(medical approval). Persetujuan medis dikeluarkan oleh dokter setelah
memperhatikan hasil pada langkah sebelumnya. Bila persetujuan tidak diperoleh,
maka pasien harus kembali melalui prosedur informasi pasien, dan bila kemudian
ditemukan bahwa teleterapi tidak sesuai untuk dilakukan, maka pasien
dikembalikan ke langkah Medical Decission. Tapi, bila persetujuan medis telah
diperoleh maka barulah dilakukan langkah selanjutnya.
8
BAB III
PROFIL TEMPAT KERJA PRAKTIK
9
Kemudian pada tahun 1990 atas prakarsa Gubernur Jawa Tengah RSU
Purwokerto dikembangkan dan direlokasi menjadi rumah sakit yang lebih
representatif dan diberi nama RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo di Jl. Gumbreg
Purwokerto melalui SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Propinsi Jawa Tengah
nomor 445/32/1990 tanggal 18 April 1990. Pemberian nama tersebut merupakan
penghargaan terhadap seorang Dokter Ahli Bedah Pertama di Indonesia yang
kebetulan berasal dari Purwokerto. Kemudian pada perkembangan selanjutnya
yaitu tahun 2000 RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo ditetapkan menjadi Rumah
Sakit Klas B Pendidikan oleh Menteri Kesehatan & Kesejahteraan Sosial
Republik Indonesia melalui SK nomor 239/Menkes-Kesos/SK/III/2001. Peraturan
Daerah nomor 06 tahun 2006 dan Peraturan Gubernur nomor 34 tahun 2006
tentang penjabaran tugas pokok dan fungsi serta tata kerja RSUD Prof.Dr.
Margono Soekarjo untuk memperkuat penetapan RSUD Prof. Dr. Margono
Soekarjo
Pada Tahun 2007 Pemerintah Pusat telah menerbitkan PP 41 Tahun 2007
tentang Organisasi Perangkat Daerah sebagai pedoman penetapan SOTK
Perangkat Daerah maka telah ditetapkan pula Peraturan Daerah No 8 Tahun 2008
tentang SOTK RSUD & RSJ Provinsi Jawa Tengah dengan susunan Direktur
dibantu oleh tiga Wakil Direktur dan 9 Kepala Bagian/Bidang serta 21
subbagian/seksi. Peraturan Daerah tersebut telah di jabarkan pula dalam Peraturan
Gubernur tahun 94 tahun 2008. RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo (RSMS)
sebagai BLUD beroperasi sebagai perangkat kerja pemerintah daerah untuk tujuan
pemberian layanan umum secara efektif & efisien sejalan dengan praktek bisnis
yang sehat, yang pengelolaanya dilakukan berdasarkan kewenangan yang
didelegasikan oleh kepala daerah. BLUD merupakan bagian dari perangkat
pemerintah daerah dengan status hukum tidak terpisah dari pemerintah daerah.
Dalam pencapaian tujuan tersebut maka RSMS meliliki Visi Prima Dalam
Pelayanan Sub Spesialistik dan Pendidikan Profesi dengan Misi sebagai berikut
yaitu: menyelenggarakan pelayanan kesehatan rujukan sub spesialistik,
menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat di bidang
kesehatan, mengembangkan kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan
10
profesionalisme dan kesejahteraan, mengembangkan sarana dan prasarana yang
unggul, tepat dan aman, mengembangkan sistem manajemen yang handal,
transparan, akuntabel, efektif dan efisien.
Sesuai Rencana Strategi tahun 2013-2018 RSMS mengembangkan
pelayanan unggulan yang terdiri dari Pelayanan Jantung, Pelayanan Onkologi
Terpadu, Pelayanan Urologi, Pelayanan Maternal dan Perinatal serta Private
Wing. Pelayanan unggulan dikembangkan agar dalam pencapaian Visi dan Misi
dapat dilakukan secara bertahap, fokus dan terukur. Sumber Daya Manusia RSUD
Prof. Dr. Margono Soekarjo (RSMS) sejumlah 1706 yang terdiri dairi tenaga PNS
790 pegawai dan Non PNS (Tenaga Kontrak BLUD) sejumlah 916 pegawai.
Tenaga Dokter 90 dokter, Tenaga Kesehatan Lain dan Tenaga Administrasi 1619
orang. Kapasitas Tempat Tidur RSMS adalah 731 dengan komposisi Klas III
(325), Klas II (96), Klas I (127), Utama (24),VIP (89), HCU (18), ICU (16),
ICCU (8) NICU (28).
11
3. Pesawat Brachytherapi Ir-192
4. Pesawat Simulator
Informasi mengenai RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo (RSMS):
1. Telepon : (0281) 632708
2. Fax : (0281) 631015
3. Website : rsmargono.jatengprov.go.id
12
BAB IV
PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN
Rincian kegiatan harian yang dilakukan saat kerja praktik selama empat
minggu di RSUD Prod. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto dapat dilihat pada
Tabel 4.1 dibawah ini:
Tabel 4. 1 Log Book Kegiatan Kerja Praktik
13
2019
12 Sabtu/ 02 Februari Persiapan peringatan Dekorasi ruangan
2019 World Cancer Day
13 Senin/ 04 Februari Peringatan World Mengikuti dan turut serta
2019 Cancer Day menyukseskan acara
14 Selasa/ 05 Februari Libur Hari Raya
2019 Imlek
15 Rabu/ 06 Februari Membantu petugas Membantu petugas
2019 mengoperasikan melakukan terapi pasien
16 Kamis/ 07 Februari pesawat Co-60 pesawat Co-60 NPICEM;
2019 NPICEM; Mengolah data pasien
17 Jumat/ 08 Februari Mempelajari simulator untuk diketahui
2019 perhitungan TPS waktu penyinaran pasien
18 Sabtu/ 09 Februari Mengukur dosis Menyiapkan dan memasang
2019 serap pesawat Co-60 alat pengukuran yang
Gamma Beam kemudian dilanjutkan pada
menggunakan tanggal 02 Maret 2019
phantom air
19 Senin/ 11 Februari Membantu petugas Membantu petugas
2019 mengoperasikan melakukan terapi pasien
20 Selasa/ 12 Februari pesawat Co-60 pesawat Co-60 Gamma
2019 Gamma Beam Beam
21 Rabu/ 13 Februari
2019
22 Kamis/ 14 Februari
2019
23 Jumat/ 15 Februari
2019
24 Sabtu/ 16 Februari Melakukan Melakukan sterilisasi
2019 sterilisasi ruangan ruangan menggunakan sinar
ultaviolet
25 Senin/ 18 Februari Membantu petugas Melakukan pengecekan
2019 melakukan terapi Source Position dan melihat
26 Selasa/ 19 Februari sinar dalam pada petugas melakukan
2019 Ruang Planning Brachytherapy di
27 Rabu/ 20 Februari Brachytherapy. ruang TPS (Treatment
2019 Planning System)
28 Kamis/ 21 Februari
2019
14
4.2.1 Alat dan Bahan
Dalam melakukan kerja praktik digunakan beberapa alat dan bahan khusus
yang dapat menunjang keberhasilan simulasi diantaranya dapat dilihat pada Tabel
4.2 :
Tabel 4. 2 Daftar Alat dan Bahan
No Nama Gambar Fungsi
Alat/Bahan
1. Pesawat Menentukan
Simulator lapangan
radiasi dan
merupakan
acuan untuk
terapi radiasi.
3. Data Mengetahui
Simulasi variabel-
Pasien variabel yang
Kanker dibutuhkan.
Payudara
15
4.2.2 Teknik Pengukuran
Langkah kerja pengukuran waktu penyinaran (treatment time) pada pasien
kanker payudara lapangan tangensial di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
Purwokerto:
16
4.2.3 Diagram Alir Perhitungan Waktu Penyinaran Radioterapi
Mulai
𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑑𝑜𝑘𝑡𝑒𝑟
𝑡=
𝑙𝑎𝑗𝑢 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑥 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑥 %𝑃𝐷𝐷
Selesai
17
4.3 Hasil dan Pembahasan
18
4.3.2 Perhitungan TPS
Metode perhitungan TPS dilakukan menggunakan perangkat lunak
Treatment Planning Sysem DSSuperDose 1.0 yang dibuat oleh LFMB-UI, dengan
memasuki variabel/parameter inputan, secara otomatis perangkat lunak
menghitung waktu penyinaran dengan bantuan algoritma yang telah ditanam pada
data base TPS. Adapun hasil perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 5.
4.3.4 Pembahasan
Penelitian pada kerja praktik ini bertujuan untuk menentukan waktu
penyinaran pada pasien kanker payudara, dimana parameter yang digunakan
dalam perhitungan diperoleh berdasarkan rekomendasi dokter dan hasil
simulasi. Waktu penyinaran dari perhitungan manual dibandingkan dengan
perhitungan TPS. Parameter faktor koreksi dan laju dosis didapatkan dari
spesifikasi pesawat teleterapi Cobalt-60 yang telah dikalibrasi oleh BATAN,
dan data PDD (Percent depth dose) diperoeh dari tabel data berkas Cobalt-60
BJR Supplement 25.
Hasil perbandingan perhitungan waktu penyinaran dengan kalkulasi
TPS dan manual dapat dilihat pada Tabel 4.3.2 berikut:
Tabel 4. 4 Hasil Perbandingan Kalkulasi TPS dan Manual
PARAMETER PASIEN “X” PASIEN “Y”
Waktu Penyinaran TPS 1,296 menit 1,15 menit
Waktu Penyinaran 1,28 menit 1,136 menit
Manual
Selisih 0,016 0,014
Error 1,6% 1,4%
19
Dalam meninjau distribusi dosis terhadap kedalaman, maka
parameter dosimetri yang memberikan pengaruh signifikan adalah
Percentage Depth Dose (PDD). Oleh karena itu, deviasi dosis yang terjadi
dapat dipengaruhi oleh data PDD pada perhitungan in-house TPS.
Mengingat bahwa pada in-house TPS ini diimplementasikan data-data PDD
berdasarkan BJR Supplement 25, telah banyak penelitian yang
menyimpulkan bahwa diskrepansi PDD untuk berbagai pesawat teleterapi
berkas cobalt-60 tidak terlalu signifikan berbeda yaitu masih berada dalam
deviasi 2%. Pada perhitungan manual, kedalaman penyinaran dilakukan
pembulatan untuk menyesuaikan dengan referensi nilai PDD berdasarkan BJR
Supplement 25. Selain itu pengaruh penumbra juga semakin tinggi pada
kedalaman yang semakin besar.
Secara keseluruhan, waktu penyinaran yang terjadi pada kalkulasi TPS
dan manual memberikan hasil bahwa nilai error yang diperoleh masih
memenuhi nilai toleransi yang direkomendasikan yaitu ≤ 3% . Kemudian untuk
menjawab keakurasian perhitungan waktu radiasi, kalkulasi TPS yang saat ini
digunakan di RSMS sudah sesuai dengan perhitungan universal (manual). Pada
kalkulasi TPS akan lebih efisien karena sistem informasi visualnya dapat
mempercepat perhitungan, selain itu TPS dapat secara otomatis memperbarui
laju dosis dan peluruhan yang terjadi pada pesawat Cobalt-60 setiap harinya.
Sedangkan pada kalkulasi manual, membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
menghitung dengan rumus dan prediksi peluruhan maupun PDD-nya tidak
selalu tepat sehingga kemungkinan error-nya lebih besar dibandingkan dengan
TPS.
20
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil kerja praktik yang telah dilaksanakan dapat
disimpulkan:
1. Hasil perhitungan waktu penyinaran (treatment time) pasien kanker
payudara menggunakan kalkulasi TPS adalah 1,296 dan 1,15 menit
2. Hasil perhitungan waktu penyinaran (treatment time) pasien kanker
payudara menggunakan kalkulasi manual adalah 1,28 dan 1,136 menit
3. Hasil perbandingan waktu penyinaran antara TPS dan manual mengalami
error sebesar 1,6% dan 1,4%, nilai ini masih berada pada batas toleransi
yang telah ditetapkan BATAN yaitu ≤ 3%.
5.2 Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
Burns, J. (1996). Conversion od PDD for photon beam as from one SSD to
another and calculation of TAR, TMR and TPR. British Journal of
Radiology, Supplement 25, 153-157.
Faiz M. Khan, P. (2003). Khan's The Physics of Radiation Therapy fourth edition.
In P. Faiz M. Khan, Khan's The Physics of Radiation Therapy fourth
edition (pp. 142-155). Baltimore: Lippincott Williams & Wilkins.
Johns, H. E. (1966). The Physics of Radiology, 2nd Edition. USA: Charles C.
Thomas.
McKenzie, A. (1996). Central axis depth dose data for use in radiotherapy. British
Journal of Radiology (BJR) Supplement 25, 46-51.
Podgorsak, E. (2005). Radiation Oncology Physics: A Handbook for Teachers and
Students. In E. Podgorsak, Radiation Oncology Physics: A Handbook for
Teachers and Students (pp. 166-271). Vienna: International Atomic
Energy Agency (IAEA).
Sarofina, D. (2017). Pengukuran Waktu Penyinaran Pada Simulasi Radioterapi
Kanker Serviks dengan Kalkulasi Treatment Planning System (TPS) dan
Manual (Studi Kasus Pasien "X"). Purwokerto: Unsoed.
Susworo, R. (2007). Radioterapi. In R. Susworo, Radioterapi (p. 2). Jakarta: UI
Press.
22
LAMPIRAN
23
Lampiran 2 : Tabel PDD BJR Supplement 25
24
Lampiran 3 : Perhitungan Laju Dosis
25
Lampiran 4 : Dokumentasi Hasil Simulasi (Simulator Positioning Report) Pasien
Kanker Payudara Lapangan Tangensial
26
27
Lampiran 5 : Hasil Perhitungan Waktu Penyinaran dengan TPS
28
Lampiran 6 : Perhitungan Waktu Penyinaran Secara Manual
a. Pasien “X”
𝑡
⁄𝑡1
Laju Dosis = 𝐿𝑎𝑗𝑢 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝐴𝑤𝑎𝑙 𝑥 0,5 2
49,4⁄
= 271,56 𝑐𝐺𝑦/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑥 0,5 63,12
= 1,28 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
b. Pasien “Y”
𝑡
⁄𝑡1
Laju Dosis = 𝐿𝑎𝑗𝑢 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝐴𝑤𝑎𝑙 𝑥 0,5 2
49,9⁄
= 271,56 𝑐𝐺𝑦/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑥 0,5 63,12
= 1,136 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
29
Lampiran 7 : Dokumentasi Kegiatan
30
Lampiran 8 : Riwayat Hidup
Riwayat Pendidikan
1. SDI Al-Ijtihad Kutabaru Tangerang : Tahun 2004-2010
2. SMPN 1 Kota Tangerang : Tahun 2010-2013
3. SMAN 7 Kota Tangerang : Tahun 2013-2016
4. Universitas Jenderal Soedirman : Tahun 2016-Sekarang
Riwayat Organisasi
1. Unit Pandu Lingkungan Mahasiswa Pecinta Alam Unsoed (UPL MPA
Unsoed) periode 2016 – 2017.
31
Jabatan : Bendahara Pengembaraan Anggota Muda; Sekretaris Tim Arung
Jeram Anggota Muda Adhigana Diraya.
2. Unit Pandu Lingkungan Mahasiswa Pecinta Alam Unsoed (UPL MPA
Unsoed) periode 2017 – 2018.
Jabatan : Staff Komandan Kesiswaan DIKSAR XXXIII; Koordinator
Humas Publikasi DIKSAR XXXIII.
3. Unit Pandu Lingkungan Mahasiswa Pecinta Alam Unsoed (UPL MPA
Unsoed) periode 2018.
Jabatan : Ketua Acara HUT 39 UPL MPA Unsoed.
32