Anda di halaman 1dari 85

SKRIPSI

PENGARUH TEKHNIK EFFLEURAGE TERHADAP


LAMANYA PERSALINAN DI KLINIK BERSALIN
LAILAN SUFINA DAN KLINIK BERSALIN
NUR AIDA KECAMATAN SIMPANG ULIM
KABUPATEN ACEH TIMUR
TAHUN 2021

OLEH

LAILAN SUFINA
1911122

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT KESEHATAN SUMATERA UTARA
TAHUN 2021
SKRIPSI

PENGARUH TEKHNIK EFFLEURAGE TERHADAP


LAMANYA PERSALINAN DI KLINIK BERSALIN
LAILAN SUFINA DAN KLINIK BERSALIN
NUR AIDA KECAMATAN SIMPANG ULIM
KABUPATEN ACEH TIMUR
TAHUN 2021

OLEH

LAILAN SUFINA
1911122

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT KESEHATAN SUMATERA UTARA
TAHUN 2021

2
SKRIPSI

PENGARUH TEKHNIK EFFLEURAGE TERHADAP


LAMANYA PERSALINAN DI KLINIK BERSALIN
LAILAN SUFINA DAN KLINIK BERSALIN
NUR AIDA KECAMATAN SIMPANG ULIM
KABUPATEN ACEH TIMUR
TAHUN 2021

Untuk Memperoleh Mencapai Gelar Sarjana Kebidanan Dalam Program


Studi Kebidanan Pada Fakultas Kesehatan INKES SUMUT

OLEH

LAILAN SUFINA
1911122

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT KESEHATAN SUMATERA UTARA
TAHUN 2021

3
LEMBAR PERSETUJUAN

Usulan Penelitian
PENGARUH TEKHNIK EFFLEURAGE TERHADAP
LAMANYA PERSALINAN DI KLINIK BERSALIN
LAILAN SUFINA DAN KLINIK BERSALIN
NUR AIDA KECAMATAN SIMPANG ULIM
KABUPATEN ACEH TIMUR
TAHUN 2021

Telah Disetujui untuk Diujiankan


Tanggal

Pembimbing

Bd. Lusiana Lusia Sirait, SST., M.Keb


NIDN:0109107505

Mengetahui,
Ketua Program Studi Kebidanan Program Sarjana

Emi Br Barus, SST., M.Keb


NIDN: 0113118702

4
ABSTRAK

Persalinan diartikan sebagai peregangan dan pelebaran mulut rahim. Kejadian itu terjadi
ketika otot-otot rahim berkontraksi mendorong bayi keluar. Otot-otot rahim atau kantong muskuler
yang bentuknya menyerupai buah pir terbalik menegang selama kontraksi. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetaahui pengaruh tekhnik effleurage terhadap lamanya persalinan di Klinik Bersalin
Lailan Sufina dan Klinik Bersalin Nur Aida Kecamatan Simpang Ulim Kabupaten Aceh Timur
tahun 2021. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experimental dengan desain studi static-
group comparison. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin di Klinik Bersalin Kec
Simpang Ulim Kab Aceh Timur (Klinik Bersalin Lailan Sufina dan Klinik Bersalin Nur Aida)
sebanyak 20 orang.. Sampel penelitian dijadikan sebagai total sampling. Pengolahan data
penelitian terdiri dari editing, coding, entry, cleaning, tabulating. Analisis data terdiri dari
univariat dan bivariat dengan uji chi kuadrat atau uji eksak Fisher’s jika ada nilai ekspektasi sel
<5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rerata lama persalinan setelah diberikan teknik
effluerace pada kelompok intervensi sebesar 1,20 dengan standar deviasi sebesar 0,133 sedangkan
pada kelompok kontrol sebesar 1,90 dengan standar deviasi 0,180. Ada pengaruh tekhnik
effleurage terhadap lamanya persalinan di Klinik Bersalin Lailan Sufina dan Klinik Bersalin Nur
Aida Kecamatan Simpang Ulim Kabupaten Aceh Timur Tahun 2021, dengan nilai p= 0,006.
Oleh karena itu ibu bersalin sebaiknya dilakukan tekhnik effluerage dikarenakan teknik effluerage
dapat mempercepat proses persalinan pada ibu bersalin.

Kata Kunci : Kompres Dingin, Kompres hangat, luka Ruptur Perineum Post Parttum

5
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran atas segala limpah, rahmat

dan karunia-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian dengan judul

“Pengaruh Tekhnik Effleurage terhadap Lamanya Persalinan di Klinik Bersalin

Lailan Sufina dan Klinik Bersalin Nurr Aida Kecamatan Simpang Ulim

Kabupaten Aceh Timur tahun 2021”.

Selesainya penelitian ini karena adanya bantuan moril, bimbingan dan

arahan dari berbagai pihak, oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis

menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang tulus kepada:

a. Bapak Prof. Dr. H. Paul Sirait, M.Kes dan Drs. Asman R Karo-Karo, MM,

selaku Pengurus Yayasan Institut Kesehatan Sumatera Utara

b. Bapak Dr. Ferial Pasha Sirait, SE, M.Si, selaku Ketua Yayasan Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara

c. Ibu Diana, SKM, M.Kes, selaku Rektor Institut Kesehatan Sumatera Utara

d. Ibu Mazly Astuty, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Wakil Rektor I Institut

Kesehatan Sumatera Utara

e. Ibu Martalena Siahaan, S. Kep., Ns., M.Kep, selaku Wakil Rektor II Institut

Kesehatan Sumatera Utara

6
f. Bapak Dian Fajahari, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Wakil Rektor III Institut

Kesehatan Sumatera Utara

g. Ibu Dameria Ginting, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Dekan Fakultas Ilmu

Kesehatan Institut Kesehatan Sumatera Utara

h. Ibu Emi Br Barus, SST, M.Keb selaku Ketua Program Studi S-1 Kebidanan

Institut Kesehatan Sumatera Utara, sekaligus sebagai Penguji I yang telah

memberikan masukan demi perbaikan proposal ini

i. Ibu Bd. Lusiana Lusia Sirait, SST., M.Keb selaku pembimbing yang

senantiasa menyediakan waktunya dan memberi pengetahuan,bimbingan

dorongan, masukan dan arahan yang sangat bermanfaat sehingga

penyusunan dapat diselesaikan tepat waktunya.

j. Ibu Serly Monika Sembiring, SST., M.Kes selaku Penguji II yang telah

memberikan masukan demi perbaikan proposal ini

k. Serta seluruh staf dosen yang selama ini telah memberikan ilmu dan

pendidikan kepada penulis selama masa perkuliahan sehingga penulis

memperoleh ilmu yang bermanfaat dan berharga.

7
Akhir kata penulis mohon maaf atas kesalahan yang disengaja maupun tidak

disengaja dalam penelitian ini dan penulis berharap semoga penelitian ini

bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Aceh, Agustus 2021

Lailan Sufina

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................... i


ABSTRAK.................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iii
DAFTAR ISI .............................................................................................. v
DAFTAR TABEL ..................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................... 6
1.3. Tujuan Penelitian ............................................................ 7
1.3.1. Tujuan Umum ....................................................... 7
1.3.2. Tujuan Khusus ...................................................... 7
1.4. Manfaat Penelitian .......................................................... 7
1.4.1. Manfaat Teoritis .................................................... 7

8
1.4.2. Manfaat Praktis...................................................... 8
1.5. Risiko Penelitian ............................................................. 8

BAB II TINJAUAN TEORI................................................................ 9


2.1. Masase Efflurage............................................................. 9
2.2.1. Defenisi Masase Efflurage..................................... 9
2.2.2. Teknik Massase Effleurage.................................... 10
2.2.3. Prosedur Masase Effluerage.................................. 12
2.2.4. Penelitian Yang Relevan....................................... 13
2.2. Konsep Persalinan .......................................................... 14
2.2.1. Defenisi Persalinan ............................................... 14
2.2.2. Proses Persalinan .................................................. 14
2.2.3. Kala I Persalinan ................................................... 15
2.2.4. Fisiologi Kala I...................................................... 17
2.2.5. Persiapan Asuhan Persalinan Kala I...................... 20
2.2.6. Kala II Persalinan ................................................. 21
2.2.7. Kala III Persalinan ................................................ 22
2.2.8. Kala IV Persalinan ................................................ 22
2.2.9. Tanda-Tanda Persalinan ....................................... 23
2.2.10. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan . 24
2.2.11. Persalinan Lama .................................................. 26
2.2.12. Etiologi Partus Lama .......................................... 27
2.2.13. Partograf.............................................................. 28
2.3. Kerangka Konseptual Penelitian ..................................... 29
2.4. Hipotesa........................................................................... 29
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................... 30
3.1. Jenis dan Desain Penelitian................................................ 30
3.2. Rancangan Penelitian ........................................................ 30
3.3. Populasi dan Sampel.......................................................... 30
3.3.1. Populasi ................................................................... 30
3.3.2. Sampel ..................................................................... 31

9
3.3.3. Besar Sampel............................................................ 31
3.3.4. Teknik Pengambilan Sampel................................... 31
3.4. Lokasi dan Waktu Penelitian............................................. 32
3.4.1. Lokasi Penelitian ..................................................... 32
3.4.2. Waktu Penelitian ..................................................... 32
3.5. Variabel Penelitian, Defenisi Operasional dan Cara
Pengukurannya variabel .................................................... 32
3.6. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data .......................... 32
3.7. Teknik Pengolahan dan Analisis Data .............................. 33
3.7.1. Pengolahan Data ..................................................... 33
3.7.2. Analisis Data ........................................................... 33
3.8. Kerangka Operasional ....................................................... 35
3.9. Ethical Clearance............................................................... 36
BAB IV HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN .............................. 36
4.1. Hasil Penelitian ................................................................. 36
4.1.1. Analisis Univariat.................................................... 36
4.1.2. Analisis Bivariat....................................................... 37

BAB V PEMBAHASAN ..................................................................... 39


5.1. Produksi ASI Setelah Diberikan Rebusan Daun Kelor
Pada Ibu Postpartum Kelompok Postest Intervensi dan
Kelompok Postest Kontrol...............................................
39

BAB VI PENUTUP ...............................................................................


41
5.1. Kesimpulan ......................................................................
41
5.2. Saran .................................................................................
41

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................


43

10
LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Teknik Masase Effluerage Dengan Dua Tangan .................


11
Gambar 2 Teknik Masase Effluerage Dengan Dua tangan ..................
11
Gambar 3. Kerangka Konsep.................................................................
29

11
DAFTAR LAMPIRAN

Lembar Persetujuan menjadi responden


Lembar Kuesioner
Master Data
Output SPSS
Surat Izin Survey Pendahuluan
Surat Izin Penelitian
Surat Balasan Izin Penelitian
Gambar Kegiatan Penelitian
Lembar Konsultasi

12
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator penilaian

status kesehatan. Pada tahun 2018. diperkirakan diseluruh dunia lebih dari

585.000 ibu meninggal setiap tahun saat hamil atau bersalin, artinya setiap menit

ada satu perempuan yang meninggal. 81% AKI akibat komplikasi selama hamil

dan bersalin dan 25% selama masa post partum (World Health Organization

(WHO. 2018)

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012,

rata-rata AKI tercatat mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup. Rata-rata

kematian ini jauh melonjak dibanding hasil SDKI 2007 yang mencapai 228 per

100 ribu yang terdiri dari perdarahan (42%), eklampsi/preeklampsi (13%), abortus

(11%), Infeksi (10%), persalinan lama/persalinan macet (9%), penyebab lain

(15%). Target yang telah ditentukan oleh SDGs mengenai kematian ibu adalah

penurunan AKI sampai tinggal 70 per 100 ribu kelahiran hidup.

Persalinan diartikan sebagai peregangan dan pelebaran mulut rahim.

Kejadian itu terjadi ketika otot-otot rahim berkontraksi mendorong bayi keluar.

Otot-otot rahim atau kantong muskuler yang bentuknya menyerupai buah pir

terbalik menegang selama kontraksi. Bersamaan dengan setiap kontraksi, kandung

kemih, rectum, tulang belakang dan tulang pubic menerima tekanan kuat dari

1
rahim. Berat dari kepala bayi ketika bergerak kebawah saluran lahir juga

menyebabkan tekanan (Cunningham, 2013).

Pada proses persalinan, peregangan dan pelebaran mulut rahim terjadi

sebagai akibat dari kontraksi otot-otot rahim untuk mendorong bayi keluar

sehingga ibu akan mengalami nyeri yang dapat mengganggu kenyamanan ibu).

Pada kala I persalinan ini ibu bersalin mengalami rasa nyeri yang dapat

mempengaruhi kondisi psikologis ibu, proses persalinan, dan kesejahteraan janin.

Sebagian besar ibu mulai merasakan sakit atau nyeri persalinan pada kala I fase

aktif karena pada fase ini ibu merasakan sakit yang hebat karena rahim

berkontraksi semakin lama semakin sering untuk mengeluarkan hasil konsepsi

(Cunningham, 2013).

Persalinan lama berada pada peringkat ke-5 penyebab kematian utama

kematian ibu baik di Indonesia maupun di dunia. Persalinan lama merupakan

masalah besar di Indonesia karena pertolongan di daerah pedesaan masih

dilakukan oleh dukun. Dari data yang ditemukan angka kejadian persalinan lama

Indonesia 9% dari keseluruhan angka kematian (WHO, 2012).

Persalinan telah berlangsung 12 jam atau lebih bayi belum lahir. Dilatasi

serviks dikanan garis waspada pada persalinan fase aktif (Cunningham, 2013).

Menurut Manuaba (2012) persalinan lama pada kala II merupakan persalinan

yang berlangsung lebih dari 2 jam pada primigravida dan lebih dari 1 jam

multigravida

2
Faktor terjadinya persalinan lama di bagi menjadi dua faktor yaitu faktor

penyebab dan faktor resiko, faktor penyebab: his, mal presentasi dan mal posisi,

janin besar, panggul sempit, kelainan serviks dan vagina, disproporsi fetovelvik,

dan ketuban pecah dini, dan faktor resiko: analgesik dan anastesis berlebihan,

paritas, usia, wanita dependen, respons stres, pembatasan mobilitas, dan puasa

ketat (Maryunani, 2013.).

Beberapa faktor lain yang mempengaruhi proses persalinan yaitu

power (kekuatan ibu), passage (jalan lahir), passanger (kondisi janin),

penolong dan psikologi dari ibu (Kuswanti,2014). Kelainan his juga dapat

terjadi karena his yang tidak adekuat untuk melakukan pembukaan serviks atau

mendorong anak keluar. His yang tidak adekuat ini disebut dengan inersia uteri

(Cunningham, 2013).

Prawirohardjo (2014) menyatakan bahwa inersia uteri menyebabkan

rintangan pada jalan lahir, dan tidak dapat diatasi sehingga menyebabkan

persalinan macet/lama. Manuaba (2008) menambahkan bahwa persalinan lama

dapat terjadi akibat kelainan his antara lain inersia uteri yang sifat hisnya lemah,

pendek dan jarang dari normal.

Menurut WHO (2012) berdasarkan penelitian di Amerika Serikat, 70%

sampai 80% wanita yang melahirkan mengharapkan persalinan berlangsung tanpa

rasa nyeri. Sehingga di Rumah Sakit swasta banyak melakukan persalinan secara

seksio sesarea sebesar 20% sampai dengan 50%. Peningkatan persalinan secara

3
seksio sesarea ini dikarenakan kebanyakan ibu bersalin tidak mau merasakan

nyeri pada saat persalinan. (Kundarti dkk, 2014).

Data persatuan Rumah Sakit di seluruh Indonesia menjelaskan bahwa 15%

ibu di Indonesia mengalami komplikasi persalinan dan 21% menyatakan bahwa

persalinan yang dialami merupakan persalinan yang menyakitkan, sedangkan 63%

tidak memperoleh informasi tentang persiapan yang harus dilakukan guna

mengurangi nyeri pada persalinan (Astried, 2017). Di Provinsi Aceh, jumlah

kematian ibu sebanyak 7 kematian per 100.000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan

Provinsi Aceh, 2015)

Menurut Wahyuningsih (2014) nyeri yang tidak segera diatasi dapat

meningkatkan angka kematian ibu dan bayi, karena nyeri menyebabkan

pernapasan dan denyut jantung ibu akan meningkat sehingga aliran darah dan

oksigen ke plasenta terganggu. Penanganan dan pengawasan nyeri persalinan

terutama pada kala I fase sangat penting, karena ini dapat menjadi penentu apakah

ibu dapat bersalin normal atau diakhiri dengan suatu tindakan dikarenakan adanya

penyulit yang diakibatkan karena nyeri yang sangat hebat.

Menurut Pasongli (2014) kondisi nyeri persalinan membuat sebagian besar

ibu memilih cara yang paling cepat dan gampang untuk menghilangkan nyeri.

Fenomena yang terjadi saat ini kebanyakan ibu lebih memilih untuk melakukan

operasi sectio caesarea tanpa indikasi yang jelas dan juga meminta untuk

dilakukan anestesi epidural. Semakin banyak ibu yang ingin melahirkan tanpa rasa

nyeri menyebabkan berbagai cara dilakukan untuk menurunkan nyeri persalinan

4
diantaranya teknik farmakologi dan nonfarmakologi. Metode farmakologi dalam

mengarasi nyeri persalinan antara lain Intratechal Lumbal Analgesia (ILA),

Lumbal Epydural Analgesia (LEA), Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation

(TENS) dan Sectio Caesaria. Metode nonfarmakologi mempunyai efek

noninvasif, sederhana, efektif, dan tanpa efek yang membahayakan dibandingkan

metode farmakologi.

Intervensi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kontraktilitas uterus

antara lain dengan sentuhan kenyamanan menurut Simpkin dan Ancheta (2011)

mengatakan bahwa memijat, menggosok memegang tangan, akupresur, stimulasi

putting susu dapat meningkatkan produksi oksitosin endogen sehingga

menstimulasi kontraksi uterus.

Hasil penelitian Ningrum dengan judul “Pengaruh Effluerage Massage

terhadap Kemajuan Kala I pada Parturien Kala I Fase Aktif di RSIA Melinda

Kediri pada tahun 2012” didapatkan hasil responden yang diberikan massase

effleurage ditemukan 10 responden (71,4%) atau sebagian besar responden yang

kontraksi uterusnya adekuat, pembukaan serviks ≥ 1cm/jam. Di dalam teori ibu

multipara pada fase laten awal persalinan pembukaan mulai dari 0 sampai 3–4 cm.

Durasi yang dibutuhkan untuk fase laten ini pada ibu multipara 5,3 jam.

Sedangkan untuk fase aktif kira-kira sekitar 5-6 jam pada kehamilan primigravida

dan 4 jam pada kehamilan multigravida dengan perhitungan 1,5 cm/jam.

Hal ini juga diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Firyadhonah

(2014) dengan judul “Perbedaan Lama Persalinan Kala I antara diberi dan tidak

5
diberi Massage Effluerage di Fundus Uteri pada Ibu bersalin di Puskesmas

Halmahera Semarang” mengatakan bahwa ada perbedaan lama persalinan sebesar

1.09 jam antara yang diberi dan tidak diberi massage effleurage di fundus uteri

pada ibu multipara di Puskesmas Halmahera Semarang.

Survey pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada bulan November

tahun 2020, berdasarkan data yang diperoleh dari log book persalinan, bahwa

dalam peride Januari- November 2020, jumlah persalinan di Kec. Simpang Ulim

Kab. Aceh Timur 30 persalinan, dengan angka kejadian partus lama sebanyak 7

kasus. Wawancara singkat dengan 1 orang ibu inpartu Kala I menyatakan bahwa

meskipun sudah pernah melahirkan 1 kali, rasa takut akan nyeri persalinan tetap

menjadi sesuatu yang menakutkan.

Berdasarkan data diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang Pengaruh Tekhnik Effleurage terhadap Lamanya Persalinan di di Klinik

Bersalin Lailan Sufina dan Klinik Bersalin Nur Aida Kecamatan Simpang Ulim

Kabupaten Aceh Timur tahun 2021.

1.2. Rumusan Masalah

Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

“Bagaimanakah Pengaruh Tekhnik Effleurage terhadap Lamanya Persalinan di

Klinik Bersalin Lailan Sufina dan Klinik Bersalin Nur Aida Kecamatan Simpang

Ulim Kabupaten Aceh Timur tahun 2021?”

6
1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui Pengaruh Tekhnik Effleurage terhadap Lamanya Persalinan di

Klinik Bersalin Lailan Sufina dan Klinik Bersalin Nur Aida Kecamatan Simpang

Ulim Kabupaten Aceh Timur tahun 2021.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui lama persalinan pada kelompok yang dilakukan masase

Effleurage pada ibu bersalin di Klinik Bersalin Lailan sufina dan Klinik

Bersalin Nur Aida Kecamatan Simpang Ulim Kabupaten Aceh Timur

tahun 2021

2. Mengetahui lama persalinan pada kelompok yang tidak dilakukan masase

Effleurage pada ibu bersalin di Klinik Bersalin Lailan sufina dan Klinik

Bersalin Nur Aida Kecamatan Simpang Ulim Kabupaten Aceh Timur

tahun 2021

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

7
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan referensi dalam

memberikan asuhan kebidanan khususnya dalam peertolongan persalinan normal

dengan penerapan asuhan sayang ibu melalui upaya-upaya asuhan komplementer

yang dapat mempersingkat lama persalinan.

1.4.2. Manfaat Praktis

1. Bagi pelaksana praktek kebidanan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu intervensi asuhan

sayang ibu pada ibu bersalin dalam penerapan asuhan kebidanan.

2. Bagi pendidikan kebidanan

8
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pengembangan ilmu pada

mata kuliah asuhan kebidanan khususnya Asuhan Kebidanan Persalinan.

3. Bagi responden

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu intervensi dalam

mengurangi nyeri selama proses persalinan.

1.5. Risiko Penelitian

Penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan , diantaranya keterbatasan

peneliti dalam melakukan tindakan masase Effleurage dan informasi tentang

Tekhnik Effleurage yang masih minim bagi responden. Risikonya adalah

kurangnya respon positif dari responden akan keuntungan dari Tekhnik Effleurage

dalam proses persalinan.

9
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1. Masase Efflurage

2.2.1. Definisi Masase Efflurage

Massage adalah metode penyembuhan atau terapi kesehatan tradisional,

dengan cara memberikan tekanan kepada tubuh, baik secara terstruktur, tidak

terstruktur, menetap, atau berpindah tempat dengan memberikan tekanan,

gerakan, atau getaran, baik dilakukan secara manual ataupun menggunakan alat

mekanis. Pijat biasanya menggunakan tangan, jemari, sikut, lengan, kaki, atau alat

pemijat. Pijat dapat memberikan relaksasi, rasa nyaman, dan kebugaran (William,

2021).

Massage (pijatan) adakah suatu pijatan yang dilakukan unrtuk membantu

mempercepat proses pemulihan dengan menggunakan sentuhan tangan dan tanpa

memasukkan obat kedalam tubuh (Wiyoto, 2011). Sedangkan menurut Firdaus

(2011), massage (pijatan) adalah upaya untuk penyembuhan yang amandan efektif

tanpa efek samping serta dpat dilakukan sendiri maupun dengan bantuan yang

sudah ahli.

10
Massase atau pijatan pada abdomen (effleurage) adalah bentuk stimulasi

kulit yang digunakan selama proses persalinan dapat menimbulkan efek relaksasi.

Relaksasi yang dialami ibu merangsang otak untuk menurunkan kadar hormon

adrenalin dan meningkatkan produksi oksitosin yang merupakan faktor penting

timbulnya kontraksi uterus adekuat yang menyebabkan pembukaan serviks secara

bertahap (Choirunnisa, dkk, 2019).

2.2.2. Teknik Massage Effleurage

Penatalaksanaan nyeri persalinan dapat dilakukan dengan Masase

Effleurage untuk mengalihkan perhatian ibu dari nyeri saat kontraksi. Pemilihan

pola pemijatan tergantung pada keinginan masing-masing pemakai dan

manfaatnya dalam memberikan kenyamanan. Pola teknik Effleurage yang bisa

dilakukan untuk mengurangi nyeri persalinan akibat kontraksi uterus adalah

(Indrayani 2016).:

1. Teknik menggunakan dua tangan

Teknik ini bisa dilakukan oleh ibu inpartu sendiri dengan menggunakan

kedua telapak jari-jari tangan melakukan usapan ringan, tegas dan konstan

dengan cara gerakan melingkari abdomen, dimulai dari abdomen bagian

bawah diatas simpisis pubis, mengarah ke samping perut, terus ke fundus

uteri kemudian turun ke umbilicus dan kembali ke perut bagian bawah di

samping simpisis pubis

11
Gambar 1. Teknik Masase Effleurage dengan dua tangan

2. Teknik menggunakan satu tangan

Teknik ini dapat dilakukan oleh orang lain (suami, keluarga atau petugas

kesehatan) dengan menggunakan ujung-ujung jari tangan melakukan

usapan pada abdomen secara ringan, tegas, konstan dan lambat dengan

membentuk pola gerakan seperti angka delapan

12
Gambar 2. Teknik Masase Effleurage dengan dua tangan

3. Teknik pemijatan lain yang dapat dilakukan pasangan atau pendamping

persalinan selama persalinan adalah:

a. Melakukan usapan dengan menggunakan seluruh telapak tangan pada

lengan atau kaki dengan lembut

b. Melakukan masase pada wajah dan dagu dengan lambat

c. Selama kontraksi berlangsung, lakukan usapan ringan pada bahu dan

punggung

13
d. Melakukan gerakan membentuk pola 2 lingkaran dipaha ibu bila tidak

dapat dilakukan diabdomen Fasilitasi jika ibu ingin menyewa seorang

terapis pijat professional untuk mendampinginya selama persalinan.

Pengetahuan dan keahlian terapis pijat professional akan mampu

menggabungkan teknik lain seperti refleksologi dan penggunaan titik-

titik tekanan

2.2.3. Prosedur Masase Effleurage

Prosedur Teknik Masase Effleurage adalah sebagai berikut (Indrayani

2016):

1. Atur posisi tidur ibu dengan posisi tidur terlentang rileks dengan

menggunakan satu atau dua bantal, kaki diregangkan 10 cm dengan kedua

lutut refleksi membentuk 45 derajat.

2. Pada waktu timbul kontraksi kaji respon fisiologis dan psikososial ibu lalu

tanyakan kualitas nyeri yang dirasakan berdasarkan skala nyeri.

3. Pada waktu timbul kontraksi berikutnya:

14
a. Letakkan kedua ujung-ujung jari diatas simfisisis pubis

b. Bersama inspirasi pelan, usapkan kedua ujung-ujung jari tangan

dengan tekanan yang ringan, tegas dan konstan kesamping abdomen

mengelilingi samping abdomen menuju kearah fundus uteri

c. Setelah sampai fundus uteri seiring dengan ekspirasi pelan-pelan

usapkan kedua ujung-ujung jari tangan tersebut menuju perut bagian

bawah diatas simfisis pubis melalui umbilicus.

d. Lakukan berulang- ulang selama ada kotraksi.

e. Kaji respon fisiologis dan psikologis ibu dan tanyakan kualitas nyeri

yang dirasakan berdasarkan skala nyeri

2.2.4. Penelitian yang Relevan

Penelitian ini ditunjang oleh penelitian-penelitian lain yang relevan, antara

lain:

1. Penelitian Ningrum dengan judul “Pengaruh Effluerage Massage terhadap

Kemajuan Kala I pada Parturien Kala I Fase Aktif di RSIA Melinda Kediri

pada tahun 2012” didapatkan hasil responden yang diberikan massase

15
effleurage ditemukan 10 responden (71,4%) atau sebagian besar responden

yang kontraksi uterusnya adekuat, pembukaan serviks ≥ 1cm/jam.

2. Penelitian Choirunisa (2019), pemberian intervensi massage effleurage di

fundus uteri tidak berpengaruh terhadap lamanya persalinan kala I pada

multigravida namun ada perbedan rata-rata dari lama persalinan antara

kedua kelompok selam 19 menit

2.2. Konsep Persalinan

2.2.1. Definisi Persalinan

Persalinan merupakan proses fisiologis pengeluaran janin, plasenta, dan

ketuban melalui jalan lahir. Persalinan secara alami adalah persalinan yang

dilakukan pada proses persalinan dan kelahiran tanpa intervensi medis serta

obatobatan penghilang rasa sakit, namun juga membutuhkan dukungan.

Melahirkan secara alami merupakan harapan bagi setiap ibu hamil, dalam

beberapa kasus intervensi medis minimal diperlukan (Indrayani, 2016).

2.2.2. Proses Persalinan

Persalinan terjadi karena adanya (a) penurunan kadar estrogen dan

progesteron, dimana progesteron merupakan penenang otot-otot rahim dan

estrogen meningkatkan kontraksi otot. Selama kehamilan kadar progesteron dan

16
estrogen seimbang di dalam darah tetapi di akhir kehamilan kadar progesteron

menurun sehingga timbul his, menurunnya kadar kedua hormon ini terjadi kira-

kira 1-2 minggu sebelum persalinan dimulai, (b) oksitosin meningkat sehingga

timbul kontraksi rahim, (c) dengan majunya kehamilan maka otot-otot rahim

semakin menegang dan timbul kontraksi untuk mengeluarkan janin, (d) hipofise

dan kadar suprarenal janin memegang peranan penting sehingga pada ancephalus

kelahiran sering lebih lama, (e) kadar prostaglandin dalam kehamilan dari minggu

ke-15 hingga aterm terutama saat persalinan menyebabkan kontraksi miometrium

(Indrayani, 2016).

2.2.3. Kala I Persalinan

Menurut Prawirohardjo (2014), kala I persalinan dimulai ketika telah

tercapainya kontraksi uterus dengan frekuensi, intensitas dan durasi yang cukup

untuk menghasilkan pendataran dan dilatasi serviks yang progresif. Kala I

persalinan selesai ketika serviks sudah membuka lengkap (sekitar 10 cm)

sehingga memungkinkan kepala janin lewat, oleh karena itu kala I persalinan

disebut stadium pendataran dan dilatasi serviks.

Menurut Rohani, dkk. (2011), inpartu ditandai dengan keluarnya lendir

bercampur darah (bloody show) melalui vagina, penipisan dan pembukaan serviks

dan kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan serviks (frekuensi minimal 2

kali dalam 10 menit).

17
JNPK-KR (2013), menyatakan bahwa kala satu persalinan dimulai sejak

terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan meningkat (frekuensi dan

kekuatannya) hingga serviks membuka dengan lengkap (10 cm). Tanda dan gejala

inpartu adalah adanya penipisan dan pembukaan serviks, terjadi kontraksi uterus

yang mengakibatkan perubahan serviks (frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit)

serta keluarnya cairan lendir bercampur darah (“show”) melauli vagina. Pendapat

senada, lama kala I untuk primi 12 jam dan untuk multi 8 jam. Pedoman untuk

mengetahui kemajuan kala I adalah “Kemajuan pembukaan 1 cm sejam bagi

primipara dan 2 cm sejam bagi multipara” (Yanti, 2015)

Pada Kala I Persalinan dimulainya proses persalinan yang ditandai dengan

adanya timbulnya his dan disertai dengan keluarnya lendir bersemu darah (blood

show). Lendir yang bersemu darah ini berasal dari lendir kanalis servikalis karena

serviks mulai membuka atau mendatar. Sedangkan darahnya berasal dari

pembuluh pembuluh kapiler yang berada di sekitar kanalis servikalis itu pecah

karena pergeseran ketika serviks membuka. Proses membukanya serviks sebagai

akibat his

terdiri dari 2 fase (Prawirohardjo, 2014) :

1. Fase Laten; yaitu fase pembukaan yang sangat lambat. Dari awal kontraksi

hingga pembukaan 3 cm, durasi 20-30 detik, tidak terlalu mulas, berlangsung

7-8 jam

18
2. Fase Aktif; yaitu pembukaan yang lebih cepat. Pembukaan dari 4 cm hingga

lengkap, penurunan bagian terbawah janin, durasi 40 detik atau lebih dengan

frekuensi 3x10 menit atau lebih dan sangat mulas, berlangsung 6 jam, dibagi

atas 3 subfase :

a. Fase akselerasi (fase persepatan); berlangsung 2 jam, pembukaan

3-4 cm. Fase ini merupakan fase persiapan menuju fase berikutnya.

b. Fase dilatasi maksimal; berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4-

9 cm. Normalnya pembukaan serviks pada fase ini konstan yaitu 2-3 cm

perjam untuk multipara dan 1-2 cm per jam untuk primipara

c. Fase deselerasi; fase ini merupakan akhir fase aktif dimana dilatasi

serviks dari 9 cm menuju pembukaan lengkap (10 cm). dilatasi serviks

pada fase ini kembali menjadi lambat rata-rata 1 cm per jam pada

primipara namun pada multipara lebih cepat

Pada fase aktif frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara

bertahap (kontraksi dianggap adekuat/memadai jika tiga kali atau lebih dalam

waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih). Dari pembukaan 4

cm hingga mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm, akan terjadi dengan

kecepatan rata-rata 1 cm perjam (primigravida) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm

perjam (multipara). Pada fase aktif terjadi penurunan bagian terbawah janin.

19
2.2.4. Fisiologi Kala I

Perubahan yang lazin dialami ibu bersalin pada Kala I adalah (Kurniarum,

2016) :

1. Perubahan fisik ibu bersalin Kala I

a. Uterus

Kontraksi uterus mulai dari fundus dan terus menyebar ke depan dan

ke bawah abdomen. Kontraksi berakhir dengan masa yang terpanjang

dan sangat kuat pada fundus. Selagi uterus kontraksi berkontraksi dan

relaksasi memungkinkan kepala janin masuk ke rongga pelvik.

b. Serviks

Sebelum onset persalinan, serviks berubah menjadi lembut; (1)

Effacement (penipisan) serviks berhubungan dengan kemajuan

20
pemendekan dan penipisan serviks. Panjang serviks pada akhir

kehamilan normal berubah – ubah (beberapa mm sampai 3 cm).

Dengan mulainya persalinan panjangnya serviks berkurang secara

teratur sampai menjadi pendek (hanya beberapa mm). Serviks yang

sangat tipis ini disebut sebagai menipis penuh, (2) Dilatasi

berhubungan dengan pembukaan progresif dari serviks. Untuk

mengukur dilatasi/diameter serviks digunakan ukuran centimeter

dengan menggunakan jari tangan saat peeriksaan dalam. Serviks

dianggap membuka lengkap setelah mencapai diameter 10 cm, (3)

Blood show (lendir show) pada umumnya ibu akan mengeluarkan

darah sedikit atau sedang dari serviks

2. Perubahan psikologis ibu bersalin Kala I

Pada persalinan Kala I selain pada saat kontraksi uterus, umumnya ibu

dalam keadaan santai, tenang dan tidak terlalu pucat. Kondisi psikologis

yang sering terjadi pada wanita dalam persalinan kala I adalah:

21
a. Kecemasan dan ketakutan pada dosa-dosa atau kesalahan-kesalahan

sendiri. Ketakutan tersebut berupa rasa takut jika bayi yang yang akan

dilahirkan dalam keadaan cacat, serta takhayul lain. Walaupun pada

jaman ini kepercayaan pada ketakutan-ketakutan gaib selama proses

reproduksi sudah sangat berkurang sebab secara biologis, anatomis,

dan fisiologis kesulitan-kesulitan pada peristiwa partus bisa dijelaskan

dengan alasan-alasan patologis atau sebab abnormalitas

(keluarbiasaan). Tetapi masih ada perempuan yang diliputi rasa

ketakutan akan takhayul,

b. Timbulnya rasa tegang, takut, kesakitan, kecemasan dan konflik batin.

Hal ini disebabkan oleh semakin membesarnya janin dalam

kandungan yang dapat mengakibatkan calon ibu mudah capek, tidak

nyaman badan, dan tidak bisa tidur nyenyak, sering kesulitan bernafas

dan macam-macam beban jasmaniah lainnya diwaktu kehamilannya,

c. Sering timbul rasa jengkel, tidak nyaman dan selalu kegerahan serta

tidak sabaran sehingga harmoni antara ibu dan janin yang

dikandungnya menjadi terganggu. Ini disebabkan karena kepala bayi

sudah memasuki panggul dan timbulnya kontraksikontraksi pada

rahim sehingga bayi yang semula diharapkan dan dicintai secara

psikologis selama berbulan-bulan itu kini dirasakan sebagai beban

yang amat berat,

22
d. Ketakutan menghadapi kesulitan dan resiko bahaya melahirkan bayi

yang merupakan hambatan dalam proses persalinan: (a) Adanya rasa

takut dan gelisah terjadi dalam waktu singkat dan tanpa sebab sebab

yang jelas, (b) Ada keluhan sesak nafas atau rasa tercekik, jantung

berdebar-debar, (c) Takut mati atau merasa tidak dapat tertolong saat

persalinan, (d) Muka pucat, pandangan liar, pernafasan pendek, cepat

dan takikardi

e. Adanya harapan harapan mengenai jenis kelamin bayi yang akan

dilahirkan. Relasi ibu dengan calon anaknya terpecah, sehingga

popularitas AKU-KAMU (aku sebagai pribadi ibu dan kamu sebagai

bayi) menjadi semakin jelas. Timbullah dualitas perasaan yaitu: (1)

Harapan cinta kasih, (2) Impuls bermusuhan dan kebencian

f. Sikap bermusuhan terhadap bayinya; (1) Keinginan untuk memiliki

janin yang unggul, (2) Cemas kalau bayinya tidak aman di luar

Rahim, (3) Belum mampu bertanggung jawab sebagai seorang ibu

g. Kegelisahan dan ketakutan menjelang kelahiran bayi; (1) Takut mati,

(2) Trauma kelahiran, (3) Perasaan bersalah, (4) Ketakutan riil

2.2.5. Persiapan Asuhan Persalinan Kala I

Persiapan dalam Persalinan Kala I (JNPK-KR, 2013):

23
1. Mempersiapkan ruangan untuk persalinan dan kelahiran bayi

Persalinan dan kelahiran bayi baik di rumah, di tempat bidan

puskesmas,polindes atau rumah sakit. Pastikan ketersediaan bahan-bahan

dan sarana yang memadai.

Hal-hal pokok yang diperlukan dalam persalinan dan kelahiran bayi yaitu:

a. Ruangan yang hangat dan bersih, memiliki sirkulasi udara yang baik

dan terlindung dari tiupan angin.

b. Sumber air bersih dan mengalir untuk cuci tangan.

c. Air desinfektan tingkat tinggi untuk membersihkan perineum, serta

terdapat air bersih, klorin, deterjen, kain pembersih, kain pel dan

sarung tangan karet untuk membersihkan ruangan.

d. Penerangan yang cukup, baik siang maupun malam hari.

e. Meja untuk meletakkan peralatan persalinan.

f. Meja untuk tindakan resusitasi bayi baru lahir.

24
2. Asuhan sayang ibu

Persalinan adalah suatu yang menegangkan atau bahkan dapat menggugah

emosi ibu dan keluarganya atau bahkan dapat terjadi saat yang menyakitkan

dan menakutkan bagi ibu. Upaya untuk mengatasi gangguan emosional dan

pengalaman yang menegangkan tersebut sebaiknya dilakukan melalui

asuhan sayang ibu selama persalinan dan proses kelahiran bayi.

Prinsip-prinsip umum asuhan sayang ibu adalah:

a. Menyapa ibu dengan ramah dan sopan, bersikap dan bertindak tenang,

serta berikan dukungan penuh selama persalinan dan kelahiran.

b. Menganjurkan suami dan anggota keluarga untuk memberikan

dukungan.

c. Waspadai gejala dan tanda penyakit selama proses persalinan dan

lakukan tindakan yang sesuai jika diperlukan.

Asuhan sayang ibu selama persalinan termasuk:

a. Memberikan dukungan emosional.

25
b. Membantu pengaturan posisi ibu.

c. Memberikan cairan dan nutrisi.

d. Keleluasaan untuk menggunakan kamar mandi secara teratur.

e. Pencegahan infeksi

2.2.6 Kala II Persalinan

Fase yang dari pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi. Pada

primigravida lamanya 30 menit sampai 3 jam, dan pada multipara 5 sampai 30

menit. Median lamanya persalinan kala II pada multipara sedikit berkurang dari

20 menit dan pada primigravida sedikit kurang dari 50 menit (Aprilia, 2011).

Pendapat lain, lama kala II pada primi berlangsung 1 ½ sampai 2 jam dan pada

multi ½ sampai 1 jam (Asrinah, 2015)

Menurut Aprilia (2011), tanda dan gejala yang terjadi pada kala II, yaitu:

1. Tanda dan gejala kala II

26
a. Dorongan meneran (doran)

b. Pembukaan lengkap Tekanan pada anus (teknus)

c. Perineum menonjol (perjol)

d. Vulva, vagina dan sfingter ani terbuka

e. Peningkatan pengeluaran lendir dan darah

2. Tanda pasti Kala II

a. Pembukaan lengkap

b. Terlihat kepala di introitus vagina, kepala tampak di depan vulva

dengan diameter 5-6 atau disebut juga dengan croning.

2.2.7. Kala III Persalinan

Kala III dimulai dari lahirnya bayi hingga pengeluaran plasenta. Lama kala

III pada primigravida dan multigravida 6 hingga 15 menit (Rika, 2012).

27
2.2.8. Kala IV Persalinan

Menurut Rika (2012) kala IV persalinan dimulai dari pengeluaran uri

sampai 2 jam kemudian. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan adalah kontraksi

uterus sampai uterus kembali kebentuk normal. Hal itu dapat dilakukan dengan

masase uterus agar uterus berkontraksi dengan baik dan keras, memastikan bahwa

plasenta telah lahir lengkap serta tidak ada sedikitpun plasenta yang tertinggal.

2.2.9. Tanda-tanda persalinan

Menurut Aprilia (2011) tanda-tanda persalinan meliputi:

1. Tanda persalinan sudah dekat

a. Terjadi lightening

Yaitu kepala turun memasuki PAP, pada primigravida akan terjadi

lightening menjelang minggu ke-36. Lightening menyebabkan: (1)

Terasa ringan dibagian atas dan rasa sesaknya berkurang. (2)

28
Dibagian bawah terasa sesak. (3) Terjadi kesulitan saat berjalan dan

sering miksi.

b. Terjadi his permulaan

Sifat his permulaan atau palsu (1) Rasa nyeri ringan dibagian

bawah. (2) Datangnya tidak teratur dan durasinya pendek. (3) Tidak

ada perubahan pada serviks dan tidak bertambah bila beraktivitas.

2. Tanda pasti persalinan

Terjadi his persalinan yang sifatnya:

a. Teratur, interval makin pendek, kekuatan makin bertambah jika

beraktifitas dan mempunyai pengaruh pada perubahan serviks

29
b. Pinggang terasa sakit dan menjalar ke depan

c. Keluar lendir darah serta cairan ketuban.

2.2.10. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan

Menurut Aprilia (2011), faktor yang mempengaruhi persalinan adalah

sebagai berikut:

1. Passage

Passage atau jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang

padat, dasar panggul, vagina, dan introitus (lubang luar vagina).

Meskipun jaringan lunak, khususnya lapisa-lapisan otot besar panggul

ikut menunjang keluarnya bayi, tetapi panggul ibu jauh lebih berperan

dalam proses persalinan. Janin harus berhasil menyesuaikan dirinya

terhadap jalan lahir yang relative kaku.

30
2. Passanger (janin dan plasenta)

Faktor yang berpengaruh terhadap persalinan adalah faktor janin meliputi

ukuran kepala janin, presentasi janin, letak janin, sikap janin, dan posisi

janin.

a. Ukuran kepala janin: (1) Diameter sub occipito bregmatika 9,5 cm.

(2) Diameter occipitofrontalis Jarak antara tulang oksiput dan frontal

adalah 12 cm. (3) Diameter vertikomento/supraoksipitomental/mento

occipitalis 13,5 cm, merupakan diameter terbesar, terjadi presentasi

dahi, (4) Diameter submentobregmatika 9,5 cm atau diameter

anteroposterior pada presentasi muka.

b. Ukuran circumferensia (keliling): (1) Circumferensia fronto

occipitalis 34 cm. (2) Circumferensia mento occipitalis 35 cm. (3)

Circumferensia sub occipito bregmatika 32 cm.

c. Presentasi janin

31
Presentasi adalah bagian janin yang pertama kali memasuki pintu

atas panggul dan terus melalui jalan lahir saat persalinan mencapai

aterm. Tiga presentasi janin yang utam adalah kepala (96%), bokong

(3%), bahu (1%).

d. Letak janin Letak adalah hubungan antara sumbu panjang

(punggung) janin terhadap sumbu panjang (punggung) ibu.

e. Sikap janin

Sikap adalah hubungan bagian tubuh janin yang satu dengan bagian

tubuh yang lain.Pada kondisi normal, punggung janin sangat fleksi,

kepala fleksi kearah dada, dan paha fleksi kearah sendi lutut. Sikap

ini disebut fleksi umum. Tangan disilangkan di depan thorax dan tali

pusat terletak diantara lengan dan tungkai.

f. Posisi janin

32
Posisi adalah hubungan antara bagian presentasi (oksiput, sacrum,

mentum/dagu, sinsiput/puncak kepala yang defleksi/menengadah)

terhadap empat kuadran panggul ibu. Yaitu posisi oksipito anterior

kanan (OAKa), oksipito tranversa kanan (OTKa), oksipito posterior

kanan (OPKa), oksipito posterior kiri (OPKi), oksipito tranversa kiri

(OTKi), oksipito anterior kiri (OAKi).

3. Power

Kekuatan terdiri dari kemampuan ibu melakukan kontraksi involunter

dan volunter secara bersamaan untuk mengeluarkan janin dan plasenta

dari uterus. Kontraksi involunter disebut juga kekuatan primer, menandai

dimulainya persalinan. Apabila servik berdilatasi, usaha volunter dimulai

untuk mendorong, yang disebut kekuatan sekunder, dimana kekuatan ini

memperbesar kekuatan kontraksi involunter.

2.2.11. Persalinan Lama

33
Persalinan lama berada pada peringkat ke-5 penyebab kematian utama

kematian ibu baik di Indonesia maupun di dunia (WHO, 2012). Persalinan lama

merupakan masalah besar di Indonesia karena pertolongan di daerah pedesaan

masih dilakukan oleh dukun. Dari data yang ditemukan angka kejadian persalinan

lama Indonesia 9% dari keseluruhan angka kematian.

Persalinan telah berlangsung 12 jam atau lebih bayi belum lahir. Dilatasi

serviks dikanan garis waspada pada persalinan fase aktif (Cunningham, 2013).

Menurut Manuaba (2012) persalinan lama pada kala II merupakan persalinan

yang berlangsung lebih dari 2 jam pada primigravida dan lebih dari 1 jam

multigravida. Faktor terjadinya persalinan lama di bagi menjadi dua faktor yaitu

faktor penyebab dan faktor resiko, faktor penyebab: his, mal presentasi dan mal

posisi, janin besar, panggul sempit, kelainan serviks dan vagina, disproporsi

fetovelvik, dan ketuban pecah dini, dan faktor resiko: analgesik dan anastesis

berlebihan, paritas, usia, wanita dependen, respons stres, pembatasan mobilitas,

dan puasa ketat (Maryunani, 2013.).

Beberapa faktor lain yang mempengaruhi proses persalinan yaitu

power (kekuatan ibu), passage (jalan lahir), passanger (kondisi janin),

penolong dan psikologi dari ibu (Kuswanti,2014). Kelainan his juga dapat

terjadi karena his yang tidak adekuat untuk melakukan pembukaan serviks atau

mendorong anak keluar. His yang tidak adekuat ini disebut dengan inersia uteri

(Cunningham, 2013).

34
Prawirohardjo (2014) menyatakan bahwa inersia uteri menyebabkan

rintangan pada jalan lahir, dan tidak dapat diatasi sehingga menyebabkan

persalinan macet/lama..

2.2.12. Etiologi Partus Lama

Pada umumnya, partus lama disebabkan oleh 3P yaitu (Kuswanti,2014):

1. Powers : tidak terkoordinasinya kontraksi uterus

2. Passenger : diameter kepala bayi yang terlalu besar (> 9,5 cm) atau malposisi

3. Passage : pelvis yang abnormal, tumor, atau adanya obstruksi pelvis atau

jalan lahir

Faktor lain menurut Kuswanti (2014), pada dasarnya fase laten

memanjang dapat disebabkan oleh:

1. His tidak efisien (adekuat)

2. Tali pusat pendek

3. Factor janin (panggul sempit, kelainan serviks, kelainan vagina, tumor)

4. Kesalahan petugas kesehatan memastikan bahwa pasien sudah masuk dalam

persalinan (inpartu) atau belum.

Pendapat lain, berdasarkan penilaian klinik, persalinan lama dapat

disebabkan (Roestam, 2012):

35
1. His tidak efisien (adekuat)

2. Factor janin (malpresentase, malposisi, janin besar)

3. Factor jalan lahir (panggul sempit, kelainan serviks dan vagina, tumor)

2.2.13. Partograf

Partograf merupakan alat bantu yang digunakan untuk mencatat hasil

observasi dan kemajuan persalinan dan mendeteksi apakah proses persalinan

berjalan secara normal. Penggunaan partograf secara rutin akan memastikan ibu

dan janin telah mendapatkan asuhan persalinan secara aman dan tepat waktu.

Selain itu, dapat mencegah terjadinya penyulit yang dapat mengancam

keselamatan jiwa ibu dan janin (Prawirohardjo, 2016).

Fungsi dari penggunaan partograf salah satunya adalah mencegah

terjadinya partus lama dan partus macet. Bidan diharapkan mampu mengadakan

persalinan secara normal , mengidentifikasi secara dini penyulit persalinan dan

mampu merujuk ibu hamil tersebut secara tepat waktu dengan keputusan klinik

yang benar. Untuk mencapai semua kompetensi dan tujuan diperlukan

pengetahuan yang cukup tentang partograf (Rosanti, Jati and Mustofa, 2018).

Kebijakan pemerintah yang mensyaratkan penggunaan partograf adalah

Asuhan Persalinan Normal mengacu kepada Kepmenkes No.

938/Menkes/SK/VII/2007 tentang Standar asuhan (Kepmenkes, 2007) dan

36
Permenkes RI No 1464/Menkes/Per/X/2010 tentang izin dan penyelenggaraan

praktek bidan merupakan salah satu upaya dari pemerintah untuk menurunkan

Angka Kematian Ibu (Permenkes, 2010; Badan Pusat Statistik et al., 2013)

2.3. Kerangka Konseptual Penelitian

Variabel Independen Variabel Dependen

Massage Effleurage Lamanya persalinan

Gambar 3. Kerangka Konsep

2.4. Hipotesa

Hipotesa adalah suatu pertanyaan asumsi tentang hubungan antara dua

atau lebih variabel yang diharapkan bisa menjawab suatu pertanyaan dalam

penelitian (Hidayat, 2012). Dengan nilai p value < 0,05 jika Ha diterima, nilai p

value > 0,05 jika Ho ditolak.

Ho : Tidak ada Pengaruh Tekhnik Effleurage terhadap Lamanya Persalinan

37
di Klinik Bersalin Lailan Sufina dan Klinik Bersalin Nur Aida

Kecamatan Simpang Ulim Kabupaten Aceh Timur tahun 2021


Ha : Ada Pengaruh Tekhnik Effleurage terhadap Lamanya Persalinan di

Klinik Bersalin Lailan Sufina dan Klinik Bersalin Nur Aida

Kecamatan Simpang Ulim Kabupaten Aceh Timur tahun 2021

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian quasi experimental yaitu metode

penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh pada sesuatu yang diberi

perlakuan terhadap yang lain dalam kondisi yang dapat dikendalikan (Sugiyono

(2016)

3.2. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini adalah the static-group comparison. Menurut

Syamsuddin dan Damaianti (2011), penelitian dengan static-group comparison

adalah penelitian yang dilakukan dengan cara meyeleksi 2 kelompok untuk

penelitian yang terdiri dari 1 kelompok eksperimen dan 1 kelompok control.

38
3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan unit dalam pengamatan yang dilakukan

(Notoatmojo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin di

Klinik Bersalin Kec Simpang Ulim Kab Aceh Timur (Klinik Bersalin Lailan

Sufina dan Klinik Bersalin Nur Aida) sebanyak 20 orang.

3.3.2. Sampel

Sampel adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti.

Sampel dalam penelitian ini adalah 10 orang ibu bersalin di Klinik Bersalin Lailan

Sufina yang dijadikan kelompok perlakuan, dan 10 orang ibu bersalin di Klinik

Bersalin Nur Aida yang dijadikan kelompok kontrol.

Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap

anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel (Aswar, 2011) yaitu:

1. Bersedia menjadi responden

2. Persalinan fisiologis

3. Ketuban belum pecah

4. Tidak gawat janin

39
Sedangkan kriteria eksklusi adalah kriteria populasi yang tidak diambil

sebagai sampel atau kriteria subjek penelitian tidak dapat mewakili sampel karena

tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian (Aswar, 2011), yaitu:

1. Ibu dengan pengaruh analgesic atau induksi

2. Ibu dengan gangguan pada kulit local, seperti luka bakar, dermatitis, atau

luka.

3.3.3. Besar Sampel

Besar sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 orang.

3.3.4. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan total

sampling

3.4. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.4.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Klinik Bersalin Lailan Sufina yang terletak di

Desa Blang Nie, Kecamatan Simpang Ulim, Kabupaten Aceh Timur dan Klinik

Bersalin Nur Aida yang terletak di Desa Matang Seupeng, Kecamatan Simpang

Ulim, Kabupaten Aceh Timur Kode Pos 24458

3.4.2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2021.

40
3.5. Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Cara Pengukuran

Variabel

Variable Definisi Operasional Alat Hasil Ukur


Ukur

tekanan tangan pada


abdomen ibu bersalin
Masase kala I berupa usapan - -
Effleurage lembut, lambat dan
panjang atau tidak
putus-putus untuk
meredakan,
menghasilkan relaksasi
dan atau memperbaiki
sirkulasi darah.

durasi persalinan mulai


Kala I-III
Lama Partograf a. Normal:
persalinan bila lama
persalinan
Kala I-III
(primi ±14
jam 30

41
menit,
multi ±9
jam, 30
menit)
b. Tidak
Normal:
bila lama
persalinan
Kala I_III
(primi >14
jam 30
menit,
multi >9
jam, 30
menit

3.6. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data

yang didapatkan langsung dari responden melalui observasi tentang kemajuan

persalinan pada kelompok perlakukan dan kelompok control dan data sekunder

yaitu data pendukung dari loog book jumlah persalinan.

Yang menjadi kelompok control dalam penelitian ini adalah responden di

klinik Bersalin Nur Aida dan yang menjadi kelompok perlakuan adalah responden

di Klinik Bersalin Lailan Sufina. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini

42
adalah kemajuan persalinan (Kala I-III) pada kelompok perlakukan dan kelompok

kontrol. Instrument yang digunakan untuk pengumpulan data adalah lembar

observasi yang berisi kemajuan persalinan. Sebelum dilakukan penelitian

responden pada kelompok perlakuan dan kelompok control diberikan penjelasan

perihal penelitian yang akan dilakukan. Pada kelompok perlakuan, teknik

effleurage massage dilakukan selama ± 20 menit pada tiap-tiap kontraksi dan pada

kelompok control tidak dilakukan inervensi teknik effleurage massage. Untuk

mengobservasi lama persalinan menggunakan instrument Partograf.

3.7. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

3.7.1. Pengolahan Data

Data yang sudah dikumpulkan selanjutnya diolah melalui tahapan-tahapan

berikut ini (Cresswel, 2012):

1. Editing

Editing digunakan untuk memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan

oleh para pengumpul data.

2. Coding

43
Coding adalah memberikan kode pada setiap data yang telah diperoleh

kedalam bentuk angka untuk memudahkan peneliti dalam proses mengolah

data.

3. Entry Data

Setelah semua jawaban dari masingmasing responden yang dalam bentuk

kode (angka atau huruf) dimasukkan dalam program atau software computer.

Maka pemprosesan data dilakukan dengan cara mengentry data dari angket ke

program SPSS

4. Cleaning

Cleaning dilakukan untuk memastikan bahwa keseluruhan data sudah di entry

dan tidak terdapat kesalahan dalam memasukkan data sehingga siap untuk di

analisis

44
5. Tabulating

Tabulating adalah kegiatan untuk meringkas data yang diperoleh kedalam

tabel-tabel yang telah disiapkan. Data yang diperoleh kemudian

dikelompokkan dan diproses dengan menggunakan table tertentu. Tabulasi

data dalam penelitian ini menggunakan system komputer.

3.7.2. Analisis Data

1. Analisis univariat

Analisis ini bertujuan untuk melihat gambaran distribusi frekuensi setiap

variabel yang diteliti, meliputi variabel dependent lama persalinan dan

variabel independent teknik effleurage massage karena variable ini

merupakan gambaran dari subjek penelitian sebelum dilanjutkan pada

analisis bivariat.

45
2. Analisis bivariat

Untuk mengetahui pemberian massase effleurage berpengaruh terhadap

lamanya persalinan dengan menggunakan uji Chi kuadrat atau uji eksak

Fisher’s jika ada nilai ekspektasi sel <5

3.8. Kerangka Operasional

Perizinan Lokasi Penelitian

Menjelaskan tujuan dan prosedur penelitian kepada calon


responden (informed Choice dan Informed Consent)

Sampel Penelitian

Menentukan kelompok control dan perlakuan

Teknik effleurage massage pada kelompok perlakuan

Analisis Data baik pada kelompok control maupun


perlakuan

46
3.9. Ethical Clearance

Secara umum prinsip etika dalam penelitan atau pengumpulan data dapat

dibedakan menjadi prinsip manfaat, prinsip menghargai subyek, dan prinsip

keadilan (Aswar, 2011). Penelitian ini telah dirancang sesuai dengan petunjuk dan

aturan yang telah ditetapkan. Peneliti mengajukan permohonan ijin kepada pihak

Klinik Bersalin Di Kec Simpang Ulim Kab Aceh Timur Kode Pos 24458 (Klinik

Bersalin Lailan Sufina dan Klinik Bersalin Nur Aida), kemudian dalam penelitian

akan menekankan pada masalah etika yang meliputi:

1. Informed concent

Peneliti menjelaskan tujuan dari penelitian kepada responden. Responden

yang bersedia selanjutnya diminta menandatangani lembar persetujuan.

2. Confidentiality

47
Semua responden harus dijaga kerahasiaannya. Peneliti menjaga

kerahasiaan semua informasi serta data-data penelitian.

3. Anonymity

Peneliti merahasiakan dan tidak mencantumkan nama melainkan

menggunakan kode responden.

BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1. Letak Geografis

48
Klinik Bersalin Lailan sufina Di Desa Blang Nie, kecamatan Simpang ulim,

Kabupaten Aceh Timur, dengan batasan2 wilayah

Timur : berbatasan dengan desa Alue buloh dua

Barat : berbatasan dengan desa Alue buloh sa

Utara : berbatasan dgn desa Tanjong

Selatan : berbatasan dgn desa matang kumbang

dan Klinik Bersalin Nur aida Di Desa Matang seupeng, Kecamatan Simpang

Ulim, Kabupaten Aceh Timur, dengan batasan2 wilayah

Timur : dgn desa pucok Alue sa

Barat : dgn desa pucok Alue dua

Utara : dgn desa Titi barueh

Selatan : dgn desa peulalu

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Univariat


4.2.1.1 Karakteristik Ibu Bersalin

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Bersalin di Klinik Bersalin


Lailan Sufina dan Klinik Bersalin Nur Aida Kecamatan Simpang
Ulim Kabupaten Aceh Timur Tahun 2021

No Gravida Frekuensi %
1 Primigravida 6 30.0
2 Multigravida 14 70.0
Usia
1 < 21 tahun 6 30.0
2 21-35 tahun 8 40.0
3 >35 tahun 6 30.0
Pekerjaan
1 IRT 5 25.0
2 Petani 9 45.0
2 Wiraswasta 4 20.0
3 PNS 2 10.0

49
Total 20 100

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa gravida ibu bersalin mayoritas

multigravida sebanyak 14 orang (70%). Usia ibu bersalin mayoritas 21-35 tahun

sebanyak 8 orang (40%). Pekerjaan ibu bersalin mayoritas petani sebanyak 9

orang (45%).

4.2.1.2 Rerata Lamanya Persalinan Antara Kelompok Intervensi dan


Kelompok Kontrol Setelah Teknik Effleurace

Tabel 4.2 Rerata Rerata Lamanya Persalinan Antara Kelompok Intervensi


dan Kelompok Kontrol Setelah Teknik Effleurace di Klinik
Bersalin Lailan Sufina dan Klinik Bersalin Nur Aida Kecamatan
Simpang Ulim Kabupaten Aceh Timur Tahun 2021

Kelompok N Mean Standar


Deviasi
Lama Persalinan Intervensi 10 1.20 0.133
Kontrol 10 1.90 0.180

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa rerata lama persalinan setelah diberikan

teknik effluerace pada kelompok intervensi sebesar 1,20 dengan standar deviasi

sebesar 0,133 sedangkan pada kelompok kontrol nilai rerata lama persalinan

sebesar 1,90 dengan standar deviasi 0,180.

4.2.2 Analisis Bivariat

4.2.2.1 Perbandingan Lamanya Persalinan Antara Kelompok Intervensi


dan Kelompok Kontrol Setelah Teknik Effleurace

50
Tabel 4.3 Perbandingan Lamanya Persalinan Antara Kelompok Intervensi
dan Kelompok Kontrol Setelah Teknik Effleurace di Klinik
Bersalin Lailan Sufina dan Klinik Bersalin Nur Aida Kecamatan
Simpang Ulim Kabupaten Aceh Timur Tahun 2021

No Kelompok n Rerata±s.b p value


1 Lama Persalinan
10 1.20±0,133
(Kelompok Intervensi)
0,006
2 Lama Persalinan
10 1.90±0,180
(Kelompok Kontrol)

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa rerata lama persalinan setelah diberikan

teknik effluerace pada kelompok intervensi sebesar 1,20 dengan standar deviasi

sebesar 0,133 sedangkan pada kelompok kontrol nilai rerata lama persalinan

sebesar 1,90 dengan standar deviasi 0,180. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa

ada pengaruh tekhnik effleurage terhadap lamanya persalinan di Klinik Bersalin

Lailan Sufina dan Klinik Bersalin Nur Aida Kecamatan Simpang Ulim

Kabupaten Aceh Timur Tahun 2021, dengan nilai p= 0,006.

BAB V

PEMBAHASAN

51
5.1 Perbandingan Lamanya Persalinan Antara Kelompok Intervensi dan
Kelompok Kontrol Setelah Teknik Effleurace
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh tekhnik effleurage

terhadap lamanya persalinan di Klinik Bersalin Lailan Sufina dan Klinik Bersalin

Nur Aida Kecamatan Simpang Ulim Kabupaten Aceh Timur Tahun 2021,

dengan nilai p= 0,006. Hal ini sejalan dengan penelitian dengan penelitian yang

dilakukan oleh Firyadhonah (2014) dengan judul “Perbedaan Lama Persalinan

Kala I antara diberi dan tidak diberi Massage Effluerage di Fundus Uteri pada Ibu

bersalin di Puskesmas Halmahera Semarang” mengatakan bahwa ada perbedaan

lama persalinan sebesar 1.09 jam antara yang diberi dan tidak diberi massage

effleurage di fundus uteri pada ibu multipara di Puskesmas Halmahera Semarang.

Penelitian ini juga didukung oleh penelitian Penelitian Choirunisa (2019),

pemberian intervensi massage effleurage di fundus uteri tidak berpengaruh

terhadap lamanya persalinan kala I pada multigravida namun ada perbedan rata-

rata dari lama persalinan antara kedua kelompok selam 19 menit.

Persalinan merupakan proses fisiologis pengeluaran janin, plasenta, dan

ketuban melalui jalan lahir. Persalinan secara alami adalah persalinan yang

dilakukan pada proses persalinan dan kelahiran tanpa intervensi medis serta

obatobatan penghilang rasa sakit, namun juga membutuhkan dukungan.

Melahirkan secara alami merupakan harapan bagi setiap ibu hamil, dalam

beberapa kasus intervensi medis minimal diperlukan (Indrayani, 2016).

Massage adalah metode penyembuhan atau terapi kesehatan tradisional,

dengan cara memberikan tekanan kepada tubuh, baik secara terstruktur, tidak

52
terstruktur, menetap, atau berpindah tempat dengan memberikan tekanan,

gerakan, atau getaran, baik dilakukan secara manual ataupun menggunakan alat

mekanis. Pijat biasanya menggunakan tangan, jemari, sikut, lengan, kaki, atau alat

pemijat. Pijat dapat memberikan relaksasi, rasa nyaman, dan kebugaran (William,

2021).

Penatalaksanaan nyeri persalinan dapat dilakukan dengan Masase

Effleurage untuk mengalihkan perhatian ibu dari nyeri saat kontraksi. Pemilihan

pola pemijatan tergantung pada keinginan masing-masing pemakai dan

manfaatnya dalam memberikan kenyamanan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata lama persalinan setelah

diberikan teknik effluerace pada kelompok intervensi sebesar 1,20 dengan standar

deviasi sebesar 0,133 sedangkan pada kelompok kontrol sebesar 1,90 dengan

standar deviasi 0,180. Hal ini berarti bahwa rerata lama persalian setelah diberikan

perlakukan berpengaruh signifikan antara kelompok intervensi dan kontrol.

Menurut asumsi penulis teknik effleurage salah satu teknik tradisional

yang dapat membantu ibu bersalin untuk mempercepat proses persalinan, karena

massase effleurage adalah dapat merangsang otak untuk menurunkan kadar

hormone adrenalin dan meningkatkan produksi oksitosin yang merupakan faktor

penting timbulnya kontraksi uterus adekuat sehingga dapat menyebabkan

pembukaan serviks secara bertahap dan membantu proses persalinan lebih cepat.

Hal ini didukung juga oleh hasil penelitian di lapangan, dimana ibu bersalina yang

dilakukan teknik effleurage lebih cepat dalam proses persalinannya sehingga

53
dapat dianjurkan untuk ibu bersalin supaya dilakukan teknik effleurage pada saat

ibu melakukan persalinan.

BAB VI

54
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian mengenai perbandingan penggunaan kompres

hangat dan kompres dingin terhadap efesiensi waktu penyembuhan luka ruptur

perineum post partum di Puskesmas Ofa Padang Mahondang, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Rerata lama persalinan setelah diberikan teknik effluerace pada kelompok

intervensi sebesar 1,20 dengan standar deviasi sebesar 0,133 sedangkan pada

kelompok kontrol sebesar 1,90 dengan standar deviasi 0,180..

2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh tekhnik effleurage

terhadap lamanya persalinan di Klinik Bersalin Lailan Sufina dan Klinik

Bersalin Nur Aida Kecamatan Simpang Ulim Kabupaten Aceh Timur Tahun

2021, dengan nilai p= 0,006.

5.2 Saran

1. Kepada ibu bersalin sebaiknya dilakukan tekhnik effluerage dikarenakan

teknik effluerage dapat mempercepat proses persalinan pada ibu bersalin.

2. Petugas kesehatan khususnya bidan agar lebih meningkatkan keterampilan

melalui literatur terbaru, pelatihan serta konseling pada setiap pemeriksaan ibu

bersalin, sehingga memiliki pengetahuan tentang manfaat terhadap teknik

effluerage untuk mempercepat dalam proses persalinan untuk ibu bersalin.

3. Kepada peneliti selanjutnya agar dapat mempertimbangkan pemberian

intervensi yang lebih baik untuk mengetahui secara mendalam efektivitas

55
pemberian tekhnik effleurage mempercepat proses persalinan pada ibu

bersalin.

56
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Saifuddin. 2011. Metode Penelitian Cetakan XII. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

AR, Syamsudin dan Damaianti. (2011). Metode penelitian pendidikan bahasa.


Bandung: remaja rosdakarya

Aprilia , Yesie. 2011. Hipnostetri : Rileks, Nyaman, dan Aman Saat Hamil &
Melahirkan. Jakarta: Gagas Media

Asrinah, d. (2015). Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta: Graha


Ilmu.

57
Badan Pusat Statistik et al. (2013) ‘Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
2012’, Sdki. doi: 10.1111/j.1471-0528.2007.01580.x

Creswell, J. W. (2012). Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,


dan Mixed. Yogjakarta: PT Pustaka Pelajar.

Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ, Spong CY
(2013). Obstetri william edisi 23, volume 2. Jakarta: penerbit buku
kedokteran EGC.

Dinas Kesehatan Provinsi Aceh. 2016. Profil Kesehatan Provinsi Aceh Tahun
2015 dalam http://dinkes.acehprov.go.id/uploads/fult ext_prof2016.pdf
diakses tanggal 19 April 2021 Pukul 17.18 Wib

Danuatmaja B. (2014). Persalinan Normal Tanpa Rasa Sakit. Jakarta: Puspa


Swara. Jakarta

Firyadhona, P. (2014). Perbedaan Lama Persalinan Kala I Antara Diberi Dan


Tidak Diberi Massage Effluerage Di Fundus Uteri Pada Ibu Multipara
Di Puskesmas Halmahera Semarang ( 2014 ).

Firdaus.(2011). Terapi pijat untuk kesehatan kecerdasan otak dan kekuatan


daya
ingat. Buku biru: Yogyakarta

Indrayani dan Djami. 2016, Update Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir ,
Penerbit Trans Info Media, Jakarta

Kuswanti, Ina. (2014). Askeb II Persalinan.Yogyakarta :Pustaka Pelajar

Manuaba IBG (2012). Pengantar kuliah obstetrik dan ginekologi sosial.


Jakarta: TIM

58
Mochtar, Roestam. 2012. Sinopsis Obstetri Fisiologi dan Patologi. Jilid I, Edisi
II. Jakarta: EGC.

Maryunani, A. 2013. Asuhan Kegawat Daruratan Maternal dan Neonatal.


Jakarta: CV.Trans Info Media

Notoadmodjo S. 2012. Promosi kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta :


Rineka Cipta

Nursalam. (2013). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Ningrum, A. (2012). Pengaruh Massage Effluerage terhadap Kontraksi Uterus


pada Parturien Kala I Fase Aktif di RSIA Melinda Kediri
http://stikesstrada.ac.id/jurnal/index.php /strada/article/view/14 diakses
pada tanggal 20 November 2020

59
Pasongli, S., Rantung, M., & Pesak, E.2014. Efektifitas Conterpressure
terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Kala I Fase Aktif Persalinan
Normal di Rumah Sakit Advent Manado, Jurnal Ilmiah Bidan, 12-16

Prawirohardjo S. 2014. Ilmu Kandungan Edisi 3. Cet.2. Jakarta: PT Bina


Pustaka
______________ (2016) ‘Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo’, Edisi Ke-
4. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Risza Choirunissa, Suprihatin & Munirang Wahab. Pengaruh Pemberian


Effluerage Massage Di Fundus Uteri Terhadap Lamanya Persalinan
Kala I Pada Multigravida Di Puskesmas Kecamatan Menteng Jakarta
Pusat Tahun 2019. JAKHKJ Vol. 5, No. 2, 2019. p-ISSN: 2442-501x,
e-ISSN: 2541-2892

Rosanti, A., Jati, S. P. and Mustofa, S. B. (2018) ‘Keterampilan Pengisian Partograf


pada Mahasiswa Akademi Kebidanan di Wilayah Kota Jakarta Timur tahun 2015’,
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia. doi: 10.14710/jpki.13.1.74-90.

Rohani, dkk. (2011). Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan. Jakarta :


Salemba Medika

Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D.


Alfabeta

________,2016. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D.


Bandung: IKAPI

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) (2012). Kematian Dewasa


dan Maternal. Jakarta

WHO. (2018). Fact Sheet on Maternal Mortality : Key Fact, Where do


Maternal Death Occur?. Restrived from http://www.who.int/en/news-
room/factsheets/detail/maternal-mortality

60
Wahyuningsih, Marni. (2014). Efektifitas Aromaterapi Lavender (Lavandula
Angustifolia) dan Massage Effleurage terhadap Tingkat Nyeri
Persalinan Kala 1 Fase Aktif pada Primagravida di BPS Utami dan
Ruang Ponek RSUD Karanganyar. Skripsi. Surakarta : STIKES
Kusuma Husada Surakarta

William C. Shiel Jr., MD, FACP, FACR Pijat - Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebas. Definition of Massage (medicinenet.com) diakses 19
Maret 2021 jam 08.50 wib

Wiyoto, B.T. 2011. Remedial Massage. Yogyakarta: Nuha Medika

Yanti, SST (2015). Model Asuhan Kebidanan CoC Turunkan AKI Dan AKB.
Disertasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

61
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Tekhnik Effleurage

terhadap Lamanya Persalinan di Klinik Bersalin Lailan Sufina dan Klinik

Bersalin Nur Aida Kec. Simpang Ulim Kab. Aceh Timur tahun 2021.

Demi keberhasilan penelitian ini, peneliti sangat memerlukan bantuan para

Ibu untuk berpartisipasi dalam Penerapan Tekhnik effleurage pada ibu bersalin .

Tanpa partisipasi ibu penelitian ini tidak akan berjalan sesuai harapan.

Perlu diberitahukan bahwa informasi yang ibu berikan semata-mata hanya

untuk penelitian ini. Atas segala bantuannya, peneliti mengucapkan terima kasih.

Aceh, 2021

62
Responden Peneliti

(……………………………..) (Lailan Sufina)

SOP TEKHNIK EFFLEURAGE

1. Atur posisi tidur ibu dengan posisi tidur telentang rileks dengan

63
menggunakan 1 atau 2 bantal, kaki diregangkan 10 cm dengan kedua lutut

fleksi dengan membentuk sudut 45o

2. Pada waktu timbulnya kontraksi, kaji respon fisiologis dan psikososial ibu

lalu tanyakan kualitas nyeri yang dirasakan berdasarkan skala nyeri.

3. Pada waktu timbul kontraksi berikutnya, letakkan kedua telapak ujung-

ujung jari tangan diatas simpisis pubis bersama inspirasi pelan, usapkan

kedua ujung-ujung jari tangan dengan tekanan yang ringan, tegas dan

konstan ke samping abdomen, mengelilingi samping abdomen menuju

kearah fundus uteri, setelah sampai fundus uteri seiring dengan ekspirasi

pelan-pelan usapkan kedua ujung-ujung jari tangan tersebut menuju perut

bagian bawah di atas simpisis pubis melalui umbilicus.Lakukan gerakan ini

berulang-ulang selama ada kontraksi.

4. Sesudah dilakukan perlakuan, kaji respon fisiologis dan psikologis ibu dan

tanyakan kualitas nyeri yang dirasakan berdasarkan skala nyeri

Teknik menggunakan dua tangan

Teknik ini bisa dilakukan oleh ibu inpartu sendiri dengan menggunakan kedua

telapak jari-jari tangan melakukan usapan ringan, tegas dan konstan dengan

cara gerakan melingkari abdomen, dimulai dari abdomen bagian bawah diatas

simpisis pubis, mengarah ke samping perut, terus ke fundus uteri kemudian

64
turun ke umbilicus dan kembali ke perut bagian bawah di samping simpisis

pubis

Teknik menggunakan satu tangan

Teknik ini dapat dilakukan oleh orang lain (suami, keluarga atau petugas

kesehatan) dengan menggunakan ujung-ujung jari tangan melakukan usapan

pada abdomen secara ringan, tegas, konstan dan lambat dengan membentuk

pola gerakan seperti angka delapan

65
Frequencies

Statistics
gravida usia pekerjaan
N Valid 20 20 20
Missing 0 0 0

Frequency Table

gravida
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid primigravida 6 30.0 30.0 30.0
multigravida 14 70.0 70.0 100.0
Total 20 100.0 100.0

usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 21 tahun 6 30.0 30.0 30.0
21-35 tahun 8 40.0 40.0 70.0
>35 tahun 6 30.0 30.0 100.0
Total 20 100.0 100.0

pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid IRT 5 25.0 25.0 25.0
Petani 9 45.0 45.0 70.0
Wiraswasta 4 20.0 20.0 90.0
Pegawai swasta 2 10.0 10.0 100.0
Total 20 100.0 100.0

66
T-Test

Group Statistics
Std.
kelompok N Mean Deviation Std. Error Mean
lama persalinan intervensi 10 1.20 .422 .133
kontrol 10 1.90 .568 .180

Independent Samples Test


Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
Std. 95% Confidence
Mean Error Interval of the
Sig. (2- Differen Differen Difference
F Sig. t df tailed) ce ce Lower Upper
lama Equal .066 .800 -3.130 18 .006 -.700 .224 -1.170 -.230
persalina variances
n assumed
Equal -3.130 16.6 .006 -.700 .224 -1.173 -.227
variances not 13
assumed

67
INSTRUMEN PENELITIAN

KELOMPOK PERLAKUAN

No Gravida Usia Pekerjaan Lama Persalinan


Resp

Kala I Kala II Kala III

1.

2.

3.

68
4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

69
KELOMPOK KONTROL

No. Gravida Usia Pekerjaan Lama Persalinan


Resp

Kala I Kala II Kala III

1.

2.

3.

4.

70
5.

6.

7.

8.

9.

10.

71
LEMBAR KONSULTASI PROPOSAL SKRIPSI

Nama Mahasiswa : Lailan Sufina


NIM : 1911122
Judul Skripsi : Pengaruh Tekhnik Effleurage terhadap Lamanya
Persalinan di Klinik Bersalin Lailan Sufina dan Klinik
Bersalin Nur Aida Kec Simpang Ulim Kab Aceh
Timur tahun 2021
Dosen Pembimbing : Bd. Lusiana Lusia Sirait, SST., M.Keb

N Hari/ Tanggal Materi Catatan pembimbing Paraf


o bimbingan pembimbing
1 Selasa BAB I -Cover pakai logo yg bentuk kotak
24 nov 2020 BAB II -Lampirkan kata pengantar
BAB III -Survey awal
-Tambahkan jumlah yg
diwawancara
-Tujuan umum
-Tujuan khusus utk mengetahui
lamanya persalinan sebelum
dilakukan massage effleurage
-Manfaat penelitian secara prakfis &
tioritis
-Daftar isi sesuai panduan
-lokasi & waktu penelitian
-Lampirkan daftar pustaka

2 Jum'at BAB III -Tolong pahami isi proposal


18 des 2020 -Bagaimana caranya ibu melakukan
penelitian nanti
-Buatkan informed consent
responden
-Buatkan ppt sidang proposal
3 Jum'at BAB III
26 feb 2021
- Lembar konsultasi

72
4 Sabtu, ACC sidang
27 Feb 2021

73

Anda mungkin juga menyukai