Palembang, 2021
Pembimbing
NBM : 1206443
Disetujui
NBM : 10098824
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya haturkan kepada Allah SWT, karena atas berkat, nikmat dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Proposal Tugas Akhir ini yang berjudul
“Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny”R” Dengan Penerapan Prenatal Yoga
Terhadap Penurunan Kecemasan Trimester III di Praktik Mandiri Bidan Husniyati
Tahun 2021”. Penulisan Proposal Tugas Akhir ini diajukan sebagai salah satu
syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya Kebidanan (AMd. Keb) di Institusi Ilmu
Kesehatan dan Teknologi Muhammadiyah Palembang. Saya menyadari bahwa,
tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan
sampai pada penyusunan Proposal Tugas Akhir ini, sangatlah sulit bagi saya
untuk menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. Oleh sebab itu saya mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Heri Shatriadi, CP,M.Kes. selaku Rektor IKesT Muhammadiyah Palembang.
2. Maya Fadlillah, S.Kep.Ns.,M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
IKesT Muhammadiyah Palembang
3. R.A Aminah Maya, SST.,M.Keb selaku ketua Program Studi DIII Kebidanan
IKesT Muhammadiyah Palembang yang telah memberikan kesempatan kepada
saya selaku penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan Proposal Tugas
Akhir.
4. Inge Anggi Anggarini, S,Si.T.,M.Keb selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, pengarahan dan nasehat selama penyusunan Proposal
Tugas Akhir.
5. Husniyati, A.Md.Keb selaku Pembimbing Klinik Pendamping dalam
penyusunan Laporan Tugas Akhir.
6. Seluruh Dosen Program Studi DIII Kebidanan dan staf pegawai IKesT
Muhammadiyah Palembang.
7. Kedua orang tua saya, Ayahanda Sarmadi dan Ibunda Lindawati serta
Saudaraku Iqbal, Ari, dan Nabil, dan semua keluarga besar saya terimakasih
iii
yang tidak terhingga atas ridho do’a, dukungan dalam bentuk apapun, serta
motivasi yang selalu diberikan.
8. Terimakasih kepada Ny “R” dan suami, serta keluarganya yang telah berkenan
membantu penulis dalam penyusunan Proposal Tugas Akhir ini.
9. Kepada teman sepembimbingan saya yaitu Sri wahyuni b, Sulistiawati,
Sukmawati dan Susi terimakasih atas motivasi dan dukungannya.
Akhir kata, saya berharap Allah SWT, berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu menyelesaikan Proposal Tugas
Akhir ini. Semoga Proposal Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi
pengembangan ilmu.
Sri Wahyuni
iv
DAFTAR ISI
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 10
D. Manfaat ..................................................................................................... 11
A. Kehamilan ................................................................................................ 13
v
7. Prenatal Yoga .................................................................................... 30
8. Kecemasan ........................................................................................ 41
B. Persalinan ................................................................................................. 52
C. Nifas ......................................................................................................... 67
vi
6. Pengkajian segera Bayi Baru Lahir ................................................... 85
9. Imunisasi ........................................................................................... 88
F. Pedoman Ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir selama pandemic
covid-19......................................................................................................... 96
vii
viii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seorang wanita sepanjang daur kehidupan, sudah menjadi kodratnya
akan mengalami proses kehamilan, persalinan dan masa nifas yang
merupakan suatu keadaan yang fisiologis namun dalam prosesnya bias terjadi
keadaan yang patologis, hal ini butuh penangan secara tepat, cepat dan efektif
dapat mengancam jiwa ibu dan bayi bahkan dapat menyebabkan kematian.
(Saifuddin, 2014).
Pada dasarnya 80-90% kehamilan akan berlangsung normal dan hanya
10-12% kehamilan yang disertai dengan penyulit atau berkembang menjadi
Kehamilan patologis. Kehamilan patologis sendiri tidak terjadi secara
Mendadak karena kehamilan dan efeknya terhadap organ tubuh berlangsung
Secara bertahap dan berangsur-angsur, untuk meningkatkan pelayanan
Kesehatan ibu salah satunya adalah melaksanakan asuhan secara
berkelanjutan atau berkesinambungan yang membutuhkan hubungan dari
Waktu kewaktu antara ibu dengan tenaga kesehatan, untuk mendeteksi dini
gejala dan tanda bahaya selama kehamilan untuk mencegah terjadinya
gangguan yang serius terhadap kehamilan ataupun keselamatan pada ibu
Hamil. (Prawirohardjo, 2014).
Berdasarkan data SDGs (Sustainable Development Goals) Antara tahun
1990 dan 2015, rasio kematian ibu global (AKI) menurun sebesar 44%, dari
385 menjadi 216 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Terlepas dari
kemajuan ini, dunia masih jauh dari target Tujuan Pembangunan Milenium
yaitu pengurangan 75% dalam AKI global pada tahun 2015. Target SDGs
pada tahun 2030 untuk mengurangi rasio angka kematian ibu 70/100.000
kelahiran hidup. Penyebab utama kematian Ibu adalah Pserdarahan, PE-
Eklampsia dan penyakit penyerta. Pada tahun 2030, memastikan akses
universal ke layanan perawatan Kesehatan seksual dan reproduksi, termasuk
keluarga berencana, informasi dan Pendidikan, dan integrasi Kesehatan
reproduksi ke dalam strategi dan program nasional. (UN WOMEN, 2020)
1
2
Angka Kematian Ibu di provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2019 telah
turun dibandingkan tahun 2018 sebanyak 120 kasus menjadi 69 kasus sampai
dengan oktober pada 2019. Angka Kematian Ibu di kota Palembang
cenderung meningkat pada tahun 2019. Diperlukannya kinerja khususnya
program KIA, serta adanya faktor Dukungan baik dari segi manajemen
program KIA maupun sistem pencatatan Dan pelaporan yang semakin baik.
Pada tahun 2019, Angka Kematian Ibu Adalah 20 di Kota Palembang.
Kematian ibu di kota palembang disebabkan oleh diantaranya pendarahan,
pre/eklampsia, infeksi, dan lain-lain. penyebab tertinggi kematian ibu pada
tahun 2020 adalah hipertensi dalam kehamilan yaitu 29%. (Dinkes
Palembang, 2020).
Berdasarkan data Kesehatan Kota Palembang pada tahun 2020
menunjukkan Angka kematian nasional (AKN) sebesar 0,6 per 1.000
kelahiran hidup. Angka kematian bayi (AKB) 0,1 per 1.000 kelahiran hidup,
dan Angka kematian balita (AKABA) 0,1 per 1.000 kelahiran hidup. Angka
kematian anak tahun 2018-2019. Pada tahun 2018 AKN 18 kematian, AKB 6
kematian dan AKABA 4 kematian. Pada tahun 2019 meningkatnya angka
kematian, AKN 15 kematian, AKB 32 kematian, AKABA 8 kematian. Pada
tahun 2020 tingkat kematian menurun, AKN 16 kematian, AKB 2 kematian
dan AKABA 4 kematian. (Profil Kesehatan Kota Palembang, 2020).
Sebagian besar kematian ibu dapat dicegah, karena solusi perawatan
kesehatan untuk mencegah atau mengelola komplikasi sudah dikenal
luas. Semua wanita membutuhkan akses ke perawatan berkualitas tinggi
selama kehamilan, dan selama dan setelah melahirkan. Kesehatan ibu dan
kesehatan bayi baru lahir memiliki hubungan yang erat. Sangatlah penting
bahwa semua kelahiran dibantu oleh tenaga kesehatan profesional, karena
penanganan dan pengobatan yang tepat waktu dapat membuat perbedaan
antara hidup dan mati bagi ibu dan juga bayinya. (WHO, 2017).
Meningkatkan kesehatan ibu adalah salah satu prioritas utama
WHO. WHO bekerja untuk berkontribusi pada pengurangan kematian ibu
dengan meningkatkan bukti penelitian, memberikan panduan klinis dan
program berbasis bukti, menetapkan standar global, dan memberikan
4
khususnya pada trimester akhir. Hal tersebut terjadi karena dengan yoga dapat
menciptakan "ruang" bagi ibu dan janin untuk tetap dapat bernafas dengan
nyaman, melatih otot dasar panggul agar lebih elastis dan kuat, serta
melakukan postur-postur restoratif dan relaksasi sehingga berguna dalam
menghadapi persalinan (Sindhu, 2014).
Yoga adalah suatu olah tubuh, pikiran dan mental yang sangat membantu
ibu hamil dalam melenturkan persendian dan menenangkan pikiran terutama
pada ibu hamil trimester II dan III. Gerakan dalam prenatal yoga dibuat
dengan tempo yang lebih lambat dan menyesuaikan dengan kapasitas ruang
gerak ibu hamil. Unsur pada yoga yang dikatakan dapat membantu
menurunkan kecemasan adalah pada bagian relaksasi dan meditasi.Yoga
selama kehamilan dapat membantu wanita fokus pada proses persalinan,
bersiap untuk mentolerir nyeri,serta mengubah stres dan kecemasan menjadi
energy (Wulandari, 2018).
Tujuan prenatal yoga adalah mempersiapkan ibu hamil secara
fisik,mental dan spiritual untuk proses persalinan. Dengan persiapan
matang,ibu akan lebih percaya diri dan memperoleh keyakinan menjalani
persalinan dengan lancar dan nyaman (Pratignyo,2014). Manfaat yoga yang
tak kalah pentingnya yaitu memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-
otot dinding perut, ligamentum, otot-otot dasar pangul dan otot paha bagian
dalam, dengan demikian proses persalinan dapat dikuasai. Proses relaksasi
akan sempurna dengan melakukan kontraksi dan relaksasi yang diperlukan
untuk mengatasi ketegangan atau rasa sakit saat proses persalinan. Salah satu
latihan menguatkan dan mempertahankan elastisitas adalah latihan
menguatkan otot dasar panggul yang kegunaannya adalah melemaskan otot
dasar panggul yang kuat dalam keadaan yang santai. Pada saat mengejan otot
akan mengendur secara aktif sehingga kepala bayi akan keluar dengan
mudah, dengan demikian akan memperlancar dalam proses persalinan
(Irmawati, 2014).
Yoga mempengaruhi Peningkatan sirkulasi CSF membantu dalam
meningkatkan endorfin dan serotonin yang bertindak sebagai koneksi tubuh
ke tubuh, pengurangan rasa sakit yang akan menggantikan katekolamin.
7
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny “R” dengan
penerapan prenatal yoga terhadap penurunan kecemasan di PMB Husniyati
tahun 2021 ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan yang Komprehensif
pada Ny “R” dengan penerapan prenatal yoga terhadap penurunan
kecemasan di PMB Husniyati tahun 2021.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melaksanakan pengumpulan data subjektif secara
komprehensif pada Ny “R”dengan Penerapan prenatal yoga terhadap
penurunan kecemasan di PMB Husniyati tahun 2021.
b. Mampu melaksanakan pengumpulan data objektif secara komprehensif
pada Ny “R” dengan Penerapan prenatal yoga terhadap penurunan
kecemasan di PMB Husniyati tahun 2021.
11
D. Manfaat
1. Bagi Praktik Mandiri Bidan Husniyati
Dari hasil studi kasus ini dapat memberikan manfaat bagi Praktek Mandiri
Bidan Husniyati dapat meningkatkan mutu pelayanan kebidanan yang
meliputi asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru
lahir dan menjadikan acuan dalam meningkatkan kualitas pelayanan
khususnya dalam penerapan pretantal yoga serta proposal ini dapat
dijadikan sebagai bahan evaluasi, informasi dan masukan mengenai
penerapan prenatal yoga.
2. Bagi IkesT Muhammadiyah Palembang
Manfaat bagi institusi pendidikan yaitu sebagai dokumentasi pendidikan
untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pelayanan kebidanan dimasa
depan, serta dapat berguna sebagai sarana informasi dan dapat sebagai
masukan dalam mengembangkan bahan materi tentang asuhan kebidanan
pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir. proposal ini diharapkan
dapat menambah ilmu pengetahuan dan digunakan sebagai bahan referensi
12
E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup laporan tugas akhir ini meliputi asuhan kebidanan kehamilan,
bersalin, nifas, dan menyusui serta bayi baru lahir dan neonatus yang dilakukan
secara berkesinambungan dengan penerapan Prenatal Yoga, responden adalah
Ny “ R ” Umur 34 tahun, G3P2A0 hamil 32 minggu , adapun waktu melakukan
studi kasus dimulai dari Desember 2021 – Maret 2022 dilakukan di PMB
Husniyati.
Data Literatur Review diperoleh dari database elektronik yaitu Pubmed,
Google Scholar, Chocrane, dan Alsavier antara tahun 2016-2021. Didapatkan
sebanyak 10 jurnal yang terdiri dari 7 Jurnal Nasional 3 Jurnal Internasional,
dimulai tahun 2016-2020.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan
1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan merupakan masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
hari). Kehamilan ini dibagi atas 3 semester yaitu; kehamilan trimester
pertama mulai 0-14 minggu, kehamilan trimester kedua mulai mulai 14-28
minggu, dan kehamilan trimester ketiga mulai 28-42 minggu (Yuli, 2017).
Kehamilan merupakan waktu transisi, yakni suatu masa antara kehidupan
sebelum memiliki anak yang sekarang berada dalam kandungan dan
kehidupan nanti setelah anak tersebut lahir (Sukarni dan Wahyu, 2013).
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi, bila
dihitung darisaat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan
menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana
trimester pertama berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu
(minggu ke-13 hingga ke-27) dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28
hingga ke-40) (WHO, 2016).
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internal (FOGI), Kehamilan
adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan
dengan nidasi atau implantasi. Dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya
bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu (10 bulan
atau 9 bulan) menurut kalender Internasional. Kehamilan terbagi dalam 3
trimester, di mana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester
kedua 15 minggu (minggu ke 13 hingga minggu ke 27), dan trimester ketiga
13 minggu (minggu ke 28 hingga minggu ke 40). (Prawirohardjo, 2014).
2. Fisologi Kehamilan
1. Ovulasi
13
14
dan embrio padat dan berkembang menjadi tali pusat. Awalnya yolk sac
berfungsi sebagai pembentuk darah bersama dengan hati, limpa, dan
sumsum tulang. Pada minggu kedua sampai ketiga, terbentuk bakal
jantung dengan pembuluh darahnya yang menuju body stalk (bakal tali
pusat). Jantung bayi mulai dapat dideteksi pada minggu ke-6 sampai 8
dengan menggunakan ultrasonografi atau sistem Doppler (Manuaba,
2013).
6. Pertumbuhan dan perkembangan janin
Embrio akan berkembang sejak usia 3 minggu hasil konsepsi. Secara
klinik usia gestasi 4minggu dengan USG akan tampak sebagaikantung
gestasi berdiameter 1 cm, tetapi embrio belum tampak. Pada minggu ke-6
dari hari terakhir, usia konsepsi 4 minggu embrio berukuran 5 mm,
kantung gestasi berukuran 2-3 cm. Pada saat itu akan tampak denyut
jantung secara USG. Pada akhir minggu ke-8 usia gestasi (6 minggu usia
embrio), embrio berukuran 22-24 mm, dimana akan tampak kepala yang
relatif besar dan tonjolan jari. Gangguan akan mempunyai dampak besar
apabila terjadi pada usia gestasi kurang dari 12 minggu, terlebih pada
minggu ke-3.
3. Tanda-tanda Kehamilan
a. Tanda Tidak Pasti
Tanda tidak pasti adalah perubahan-perubahan fisiologis yang dapat
dikenali dari pengakuan atau yang dirasakan oleh wanita hamil.Tanda
tidak pasti ini terdiri atas hal-hal berikut ini:
1) Amenorea (berhentinya menstruasi)
2) Mual (nause) dan muntah (emesis)
3) Ngidam (menginginkan makanan tertentu)
4) Payudara tegang
5) Sering kencing
6) Obstipasi
7) Pigmentasi kulit
b. Tanda kemungkinan hamil
1) Uterus membesar
17
2) Tanda Hegar
3) Tanda Chadwicks
4) Tanda Piscaseck
5) Kontraksi Braxton Hicks
6) Goodell sign
7) Pemeriksaan tes biologis kehamilan (planotest) positif
c. Tanda pasti hamil
1) Gerakan janin dalam Rahim
2) Denyut janin dalam Rahim
3) Bagian-bagian janin di USG
4. Perubahan Fisiologis pada Kehamilan
a. Sistem reproduksi
1) Uterus
a) Ukuran
Pada kehamilan cukup bulan, ukuran uterus adalah 30x25x20 cm
dengan kapasitas lebih dari 400 cc. Hal ini memungkinkan bagi
adekuatnya akomodasi pertumbuhan janin. Pada saat ini rahim
membesar akibat hipertropi dan hiperlasi otot rahim, serabut-serabut
kolagennya menjadi higroskopik, dan endometrium menjadi desidua.
Jika penambahan ukuran TFU per tiga jari, dapat dicermati dalam
tabel berikut ini (Sulistyawati,2011).
Tabel 2.1 TFU Menurut Penambahan Pertigaan
24 Minggu sepusat
tekanan intra uteri dari vagina dan servik dan penilaiannya ditentukan dengan
adanya cairan ketuban di vagina. Penentuan cairan ketuban dapat dilakukan
dengan tes lakmus ( nitrazin test) merah menjadi biru. (Enggar, 2019).
f. Gerakan Janin yang Kurang
Ibu merasakan gerakan bayinya antara 20 minggu sampai 24 minggu
dimana ibu merasakan gerakan janinnya 3x dalam periode 3 jam gerakan ini
akan lebih terasa bila ibu dalam posisi berbaring atau istirahat. Ibu mulai
merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke-6. Beberapa ibu dapat
merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur gerakannya akan
melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam 1 jam jika ibu
berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik.
(Enggar, 2019).
g. Sakit Kepala yang Hebat
Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah serius dalam kehamilan
adalah sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak hilang saat beristirahat.
Terkadang sakit kepala yang hebat menyebabkan penglihatan ibu hamil
menjadi kabur atau terbayang. Nyeri kepala pada masa hamil dapat
merupakan gejala preeklamsia, suatu penyakit yang terjadi hanya pada
wanita hamil, dan jika tidak diatasi dapat menyebabkan kejang maternal,
stroke dan koagulopati (Sutanto dan Fitriana, 2015).
h. Pengeluaran Lendir Vagina (Flour Albus/Keputihan)
Beberapa keputihan adalah normal. Namun dalam beberapa kasus,,
keputihan diduga akibat tanda-tanda infeksi atau penyakit menular seksual.
Infeksi ini akan membahayakan untuk bayi (Sutanto dan Fitriana, 2015).
i. Bengkak pada Wajah, Kaki dan Tangan
Bengkak atau oedema adalah penimbunan cairan yang berlebih dalam
jaringan tubuh, dan dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta
pembengkakan kaki, jari tangan dan muka. Kondisi ini juga disebabkan oleh
tekanan darah tinggi dan dalam air seni ibu hamil terdapat zat putih telur
pada pemeriksaan urin dan laboratorium (Sutanto dan Fitriana, 2015).
j. Nyeri Perut yang Hebat
25
3) Lima kontak dijadwalkan pada Trimester Ke-3, yaitu pada Usia kehamilan
30, 34, 36, 38 dan 40 minggu kehamilan.
Dalam model ini, kata “kontak “ telah digunakan sebagai ganti ‘kunjungan”,
seperti itu menyiratkan koneksi aktif antara ibu hamil dan penyedia layanan
kesehatan yang tidak tersirat denga kata “kunjungi” (WHO, 2016).
d. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
Ibu hamil mendapat pelayanan oleh tenaga kesehatan di fasilitas
pelayanan kesehatan. Pelayanan ini dilakukan selama rentang usia kehamilan
ibu yang jenis pelayanannya dikelompokkan sesuai usia kehamilan menjadi
trimester pertama, trimester kedua, dan trimester ketiga. Pelayanan kesehatan
ibu hamil yang diberikan harus memenuhi jenis pelayanan sebagai berikut.
1) Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.
2) Pengukuran tekanan darah.
3) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA).
4) Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri).
5) Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus
sesuai status imunisasi.
6) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan.
7) Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).
8) Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan
konseling, termasuk KB pasca persalinan).
9) Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah
(Hb), pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan darah (bila
belum pernah dilakukan sebelumnya).
10) Tatalaksana kasus sesuai indikasi.
Pelayanan kesehatan ibu hamil harus memenuhi frekuensi minimal di
tiap trimester, yaitu minimal satu kali pada trimester pertama (usia kehamilan
0-12 minggu), minimal satu kali pada trimester kedua (usia kehamilan 12-24
minggu), dan minimal dua kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 24
minggu sampai menjelang persalinan). Standar waktu pelayanan tersebut
dianjurkan untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan janin
28
adalah kepala. Jika teraba bulat, besar, lunak, tidak melenting, dan susah
digerakkan, maka itu adalah bokong janin. (Sulistyawati,2012)
b) Leopold II.
Menentukan batas samping rahim kanan-kiri. Menentukan letak kepala
janin.
d) Leoplod IV.
Pemeriksa menghadap ke kaki ibu hamil. Dapat juga menentukan
bagian terbawah janin dan beberapa jauh bagian terbawah tersebut
masuk pintu atas panggul.(Obstetric, 2016).
Yoga adalah suatu olah tubuh, pikiran dan mental yang sangat membantu
ibu hamil dalam melenturkan persendian dan menenangkan pikiran terutama
pada ibu hamil trimester II dan III. Gerakan dalam prenatal yoga dibuat
dengan tempo yang lebih lambat dan menyesuaikan dengan kapasitas ruang
gerak ibu hamil. Unsur pada yoga yang dikatakan dapat membantu
menurunkan kecemasan adalah pada bagian relaksasi dan meditasi.Yoga
selama kehamilan dapat membantu wanita fokus pada proses persalinan,
bersiap untuk mentolerir nyeri,serta mengubah stres dan kecemasan menjadi
energy (Wulandari, 2018)
Prenatal yoga (yoga selama kehamilan) merupakan salah satu senam
yang dimodifikasi dan disesuaikan dengan kondisi ibu hamil. Tujuan prenatal
yoga adalah mempersiapkan ibu hamil secara fisik,mental dan spiritual untuk
proses persalinan. Dengan persiapan matang,ibu akan lebih percaya diri dan
memperoleh keyakinan menjalani persalinan dengan lancar dan nyaman
(Pratignyo,2014).
Prenatal yoga merupakan kombinasi gerakan senam hamil dengan
gerakan yoga antenatal yang terdiri dari gerakan penafasan (pranayama),
posisi (mudra), meditasi dan relaksasi yang dapat membantu kelancaran
dalam kehamilan dan persalinan (Rusmita, 2015). Menurut Rafika (2018),
prenatal yoga (yoga selama kehamilan) merupakan salah satu jenis
modifikasi dari hatha yoga yang disesuaikan dengan kondisi ibu hamil.
Tujuan prenatal yoga adalah mempersiapkan ibu hamil secara fisik, mental
dan spiritual untuk proses persalinan.
b. Manfaat prenatal yoga
1) Membantu mengatasi nyeri punggung dan mempersiapkan fisik dengan
memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut,
ligamentligamen, otot dasar panggul yang berhubungan dengan proses
persalinan.
2) Membentuk sikap tubuh. Sikap tubuh yang baik selamakehamilan dan
bersalin dapat mengatasi keluhan-keluhan umum pada wanita hamil,
mengharapkan letak janin normal, mengurangi sesak nafas akibat
bertambah besarnya perut
32
a. Gerakan pemanasan
1) Lakukan teknik pernafasan (pranayama) dalam posisi duduk (duduk pada
tulang duduk bukan tulang ekor).
4) Kaki tetap dalam posisi yang sama, lakukan teknik back band (tangan
dibelakang tubuh dengan jari-jari menghadap ke depan).
5) Lakukan teknik site bend ke kiri dan ke kanan (tangan samping kiri/kanan,
tangan yang satunya lagi di belakang samping tubuh)
35
14) Dengan posisi table pose, lakukan gerakan cat pose (perut dan dada di
arahkan ke bawah), dan gerakan tiger pose (perut dan dada di arahkan
kearah seperti singa yang mengaum) lakukan gerakan tersebut sebanyak
4 kali.
38
15) Lakukan gerakan child pose, kedua kaki membuka, perut, dada, muka,
dan tangan menempel di lantai ( bisa memakai alat bantu seperti bantal
untuk menyanggah perut)
16) Lakukan gerakan malasana, posisi jongkok, tangan kanan dan kiri
ditemukan didepan dada, lakukan goyang panggul (lebih baik jika
posisi ini dilakukan dengan menggunakan gym ball)
39
17) Dari posisi malasana berdiri, gerakan bahu, angkat tangan, hembuskan
nafas, temukan telapak tangan.
B. Gerakan Pendinginn
18) Posisi duduk, kaki diselonjorkan lurus ke depan, gerakan peregangan
kaki kedepan ke belakang, ke kanan dan ke kiri.
19) Posisi duduk, kaki diselonjorkan lurus ke depan, gerakan kaki lutut
maju mundur.
20) Posisi duduk sukasana /sidasana, tangan kanan dan kiri bertemu di
belakang badan.
40
21) Berbaring miring ke kiri, kepala bersandar di lengan kiri, kaki kiri
lurus, kaki kanan di tekuk (bisa disandarkan dengan badan) tangan
kanan memegang perut)
22) Dengan posisi yang sama kaki kanan di angkat, pegang kaki dengan
tangan kanan. Hitungan 3 kali pernafasan (inhale dan exhale)
41
8. Kecemasan
a. Pengertian kecemasan
Kecemasan atau ansietas adalah rasa khawatir, rasa takut yang tidak jelas
sebabnya. kehamilan relatif umum,dengan sekitar 10-15% dari semua wanita
hamil mengalami beberapa tingkat kecemasan atau stres selama transisi besar
inifase dalam kehidupan seseorang. Berdasarkan data ADAA (Anxiety and
Depression Association of America) menyebutkan bahwa 52% dari wanita
yang telah hamil melaporkan peningkatan kecemasan atau depresi saat hamil
(ADAA, 2015).
42
a) Pandangan psikoanalitik
Ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen
kepribadian, -id dan superego. Id mewakili dorongan insting dan impuls
primitif, sedangkan superego mencerminkan hati nurani seseorang dan
dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang. Ego berfungsi
menengahi tuntutan dari dua elemen yang bertentangan dan fungsi
ansietas adalah mengingatkan ego untuk waspada.
b) Pandangan interpersonal
Ansietas timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya
penerimaan dan penolakan interpersonal. Ansietas berhubungan dengan
perkembangan trauma, seperti perpisahan atau kehilangan, yang
menimbulkan kelemahan spesifik. Orang yang mengalami harga diri
rendah terutama mudah mengalami perkembangan ansietas yang berat.
c) Pandangan perilaku
Ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang
mengganggu kemampuan seseorang utuk mencapai tujuan yang
diinginkan pakar perilaku menganggap sebagai dorongan belajar
berdasar keinginan dari dalam untuk menghindari kepedihan. Individu
yang terbiasa dengan kehidupan dini yang dihadapkan dengan ketakutan
berlebihan lebih sering menunjukkan ansietas dalam kehidupan
selanjutnya.
Sedangkan faktor presipitasi kecemasan menurut Stuart (1998) dalam Yusuf
(2015) dibedakan menjadi dua yaitu :
1) Ansietas terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan
fisiologis yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk
melakukan kehidupan sehari-hari.
2) Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan identitas,
harga diri, dan fungsi sosial yang terintegrasi sesorang.
c. Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan
Menurut Stuart (2012), terdapat beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi
kecemasan:
1) Faktor intrinsik
44
a) Faktor usia
Kecemasan dapat dialami oleh semua usia, lebih sering pada usia
dewasa dan lebih banyak pada wanita. Sebagian besar kecemasan terjadi
pada usia 21-45 tahun.
b) Konsep Diri
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian
yang diketahui individu terhadap dirinya dan mempengaruhi individu
berhu bungan dengan orang lain.
c) Pengalaman pasien dalam menjalani pengobatan
Pengalaman awal pasien dalam menjalani pengobatan merupakan
hal yang berharga yang terjadi pada individu terutama bagi masa yang
akan datang. Apabila pengalaman individu tentang pengobatan kurang
maka cenderung mempengaruhi peningkatan kecemasan saat
menghadapi pengobatan selanjutnya.
2) Faktor ekstrinsik
a) Kondisi medis
Terjadinya kecemasan yang berhubungan dengan kondisi medis
sering ditemukan, walaupun insidensinya bervariasi pada masing-
masing kondisi medis. Hal ini akan mempengaruhi keadaan kecemasan
seseorang.
b) Tingkat pendidikan
Pendidikan bagi setiap orang memiliki arti masing-masing. Tingkat
pendidikan yang cukup akan lebih mudah mengidentifikasi stressor dari
dalam diri maupun stressor dari luar.
c) Akses informasi
Akses informasi adalah pemberitahuan tentang sesuatu agar orang
membentuk pendapat berdasarkan sesuatu yang diketahuinya.
d) Proses adaptasi
Tingkat adaptasi manusia dipengaruhi oleh stimulus internal maupun
eksternal yang dihadapi individu dan membutuhkan respon perilaku
yang terus menerus.
e) Tingkat sosial ekonomi
45
d). Panik
Dikaitkan dengan rasa takut dan teror, sebagian orang yang mengalami
kepanikan tidak dapat melakukan hal-hal bahkan dengan arahan. Gejala
panik adalah peningkatan aktivitas motorik, penurunan kemampuan untuk
berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyempit, dan kehilangan
pemikiran rasional. Orang panik tidak mampu berkomunikasi atau
berfungsi secara efektif. Kondisi panik yang berkepanjangan akan
menghasilkan kelelahan dan kematian. Tapi panik dapat diobati dengan
aman dan efektif.”
e. Rentang Kecemasan
1).Respon adaptif
Respon adaptif didapatkan jika individu dapat menerima dan mengatur
kecemasan. Respon yang ditunjukkan yaitu berbicara kepada orang lain,
menangis, tidur, latihan, dan menggunakan teknik relaksasi
(Nursalam,2011).
2).Respon mal adaptif
Ketika kecemasan tidak dapat diatur, individu menggunakan mekanisme
koping yang disfungsi dan tidak berkesinambungan dengan yang lain.
Respon maladaptif tersebut berupa perilaku agresif, bicara tidak jelas,
isolasi diri, banyak makan, dan penyalahgunaan obat terlarang
(Stuart,2012)
f. Respon fisiologis terhadap kecemasan
Menurut Stuart (2012), terdapat beberapa respon fisiologis saat terjadi
kecemasan :
1) Sistem kardiovaskuler : palpitasi, jantung berdebar, tekanan darah
meninggi, tekanan darah menurun, rasa ingin pingsan, denyut nadi
meningkat.
2) Sistem pernafasan : nafas pendek, napas cepat, napas dangkal, terengah-
engah seperti tercekik.
3) Sistem neuromuskuler : reflekmeningkat, mata berkedipkedip, insomnia,
gelisah, wajah tegang, rigiditas, kelemahan umum, kaki goyah.
47
4) Sistem integumen : gatal, kulit terasa dingin atau panas, wajah pucat,
wajah kemerahan
5) Sistem urinarius : ingin sering berkemih
g. Respon perilaku, kognitif, dan afektif:
1) Sistem perilaku : gelisah, ketegangan fisik, tremor, gugup, bicara cepat,
kurang kordinasi, melarikan diri dari masalah, menghindar.
2) Sistem kognitip : perhatian terganggu, konsentrasi buruk, kreatifitas
menurun, bingung.
3) Sistem afektif : mudah tersinggung, tidak sabar, gelisah, tegang,
ketakutan, gugup.
h. Alat ukur kecemasan
Menurut (Saputro & Fazris, 2017) “Hamilton Anxiety Rating Scale
(HARS), pertama kali dikembangkan oleh Max Hamilton pada tahun 1956,
untuk mengukur semua tanda kecemasan baik psikis maupun somatik. HARS
terdiri dari 14 item pertanyaan untuk mengukur tanda adanya kecemasan
pada anak dan orang dewasa.”
Skala HARS penilaian kecemasan terdiri dari 14 item, meliputi:
a. Perasaan Cemas, firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, mudah
tersinggung.
b. Ketegangan: merasa tegang, gelisah, gemetar, mudah menangis, dan lesu,
tidak bisa istirahat tenang, dan mudah terkejut.
c. Ketakutan: takut terhadap gelap, terhadap orang asing, bila ditinggal
sendiri, pada binatang besar, pada keramain lalu lintas, dan pada
kerumunan orang banyak.
d. Gangguan tidur: sukar memulai tidur, terbangun pada malam hari, tidur
tidak pulas, bangun dengan lesu, banyak mimpi-mimpi, mimpi buruk, dan
mimpi menakutkan.
e. Gangguan kecerdasan: daya ingat buruk, susah berkonsentrasi.
f. Perasaan depresi: hilangnya minat, berkurangnya kesenangan pada hobi,
sedih, bangun dini hari, perasaan berubah-ubah sepanjang hari.
g. Gejala somatik: sakit dan nyeri otot, kaku, kedutan otot, gigi gemerutuk,
suara tidak stabil.
48
h. Gejala sensorik: tinitus, penglihatan kabur, muka merah atau pucat, merasa
lemas, dan perasaan ditusuk-tusuk.
i. Gejala kardiovaskuler: berdebar, nyeri di dada, denyut nadi mengeras,
perasaan lesu lemas seperti mau pingsan, dan detak jantung hilang sekejap.
j. Gejala pernapasan: rasa tertekan di dada, perasaan tercekik, sering menarik
napas, napas pendek/ sesak.
k. Gejala gastrointestinal: sulit menelan, perut melilit, gangguan pencernaan,
nyeri sebelum dan sesudah makan, perasaan terbakar di perut, kembung,
mual, muntah, buang air besar lembek, berat badan turun, susah buang
airbesar.
l. Gejala urogenital: sering kencing, tidak dapat menahan air seni,
amenorrhoe, menorrhagia, frigid, ejakulasi praecocks, ereksi lemah,
danimpotensi.
m. Gejala otonom: mulut kering, muka merah, mudah berkeringat, pusing,
dan bulu roma berdiri.
n. Perilaku sewaktu wawancara: gelisah, tidak tenang, jari gemetar, kerut
kening, muka tegang, tonus otot meningkat, napas pendek cepat, dan muka
merah.
Cara penilaian kecemasan adalah dengan memberikan nilai dengan kategori:
0= tidak ada gejala sama sekali
1= satu gejala yang ada
2= sedang/separuh gejala yang ada
3= berat/ lebih dari separuh gejala yang ada
4= sangat berat semua gejala ada
Penentuan derajat kecemasan dengan cara menjumlahkan skor 1-14 dengan
hasil:
Skor kurang dari 14 = tidak ada kecemasan
Skor 14-20 = kecemasan ringan
Skor 21-27 = kecemasan sedang
Skor 28-41 = kecemasan berat
Skor 42-52 = kecemasaan berat sekali
49
Uji validitas ini tidak dilakukan karena HARS (Hamilton Anxiety Rating
Scale ) telah diuji validitas dan rehabilitasnya oleh Nursalam (2012) dalam
penelitiannya mendapat korelasi dengan Hamilton Anxiety Rating Scale
(HARS) (r hitung = 0,57-0,84) dan (r table = 0,349) terdapat 30 responden.
Sedangkan HARS merupakan alat ukur tingkat kecemasan yang sudah baku
dan di terima secara internasional. Menurut Sugiyono (2017) hasil
koefisiensi rehabilitas di anggap reliable bila hasil menunjukkan angka (r =
di atas 0,40). Hal ini menunjukkan bahwa HARS (Hamilton Anxiety Rating
Scale ) cukup valid dan reliable digunakan sebagai instrument pengambilan
data.
9. Hasil Penelitian
Hasil Penelitian Situmorang, dkk ( 2020 ) menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh yoga antenatal terhadap tingkat kecemasan pada ibu hamil
trimester tiga dalam menghadapi proses persalinan, dimana senam yoga
merupakan salah satu kegiatan olah tubuh, pikiran dan mental yang sangat
membantu ibu dalam melenturkan persendian dan menenangkan pikiran.
Hasil statistik menunjukan nilai pvalue=0,000 < α (0,05). Yoga antenatal
yang diberikan ibu hamil memiliki pengaruh yang cukup signifikan untuk
mengurangi kecemasan dalam menghadapi proses persalinan. Instrumen
yang digunakan untuk mengukur skala tingkat kecemasan yaitu skala HARS
(Hamilton Anxiety Rating Scale).
Hasil Penelitian Amalia, dkk (2020) diperoleh ada perbedaan tingkat
kecemasan primigravida trimester III sebelum dan sesudah prenatal yoga
dengan p value= 0,000 (p<0,05) dan ada perbedaan kualitas tidur
primigravida trimester III sebelum dan sesudah prenatal yoga dengan p
value= 0,000 (p<0,05). Ada pengaruh prenatal yoga terhadap tingkat
kecemasan primigravida trimester III. Terdapat perubahan mean tingkat
kecemasan sebesar 11,3. Kuisioner untuk mengukur tingkat kecemasan
menggunakan HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale).
Hasil Penelitian Wulansari (2021) menunjukan bahwa kecemasan
sebelum dilakukan prenatal yoga ada dua kecemasan ringan dan sedang.
Untuk kecemasan ringan sejumlah 19 orang (63,3%) dan kecemasan sedang
50
lahir dari kelompok kontrol (p < 0,001). Prenatal yoga secara signifikan
mengurangi stres wanita hamil dan meningkatkan fungsi kekebalan tubuh
mereka. Dokter harus mempelajari mekanisme yoga dan pengaruhnya
terhadap wanita hamil. Temuan kami dapat memandu dokter untuk
membantu wanita hamil mengurangi stres mereka dan meningkatkan fungsi
kekebalan tubuh mereka.
Berdasarkan penelitian Kiselev (2021). Kelompok yang terdaftar antara
usia kehamilan 12 dan 26 minggu secara acak ditugaskan untuk pelatihan
latihan Yoga atau ke pelatihan yoga.kondisi kontrol membaca. Efek dari
pelatihan dianalisis olehANOVA dengan pengukuran berulang. ANOVA
telah mengungkapkan (p<05) bahwa wanita dalam Yoga latihan latihan
mengalami penurunan yang lebih besar dari pra-ke pasca intervensi dalam
kecemasan khusus kehamilan dan kehamilan yang berhubungan kecemasan
dari peserta dalam membaca kondisi kontrol. Studi percontohan ini
menunjukkan bahwa pelatihan yoga. Selama kehamilan dapat secara efektif
mengurangi kecemasan terkait kehamilan.
B. Persalinan
1. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta)
yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan
lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan
sendiri). Proses ini dimulai dengan adanya kontraksi persalinan sejati, yang
ditandai dengan perubahan serviks secara progresif dan diakhiri dengan
kelahiran plasenta (Sulistyawati, 2015).
2. Tanda-tanda Persalinan
Menurut Sulistyawati (2015) tanda-tanda persalinan yaitu:
a. Terjadinya His Persalinan
Karakter dari his persalinan yaitu:
1) Pinggang terasa sakit menjalar ke depan
2) Sifat his teratur, interval makin pendek, dan kekuatan makin besar
3) Terjadinya perubahan pada serviks
53
(6) Interval his, yaitu tenggang waktu antara kedua his. Pada
permulaan persalinan his timbul sekali dalam 10 menit, pada kala
pengeluaran (Kala II) muncul sekali dalam 2 menit
(7) Kekuatan his, yaitu perkalian antara ampitudo dengan frekuensi
yang ditetapkan dengan satuan unit Montevideo
2) Tenaga Meneran
Tenaga meneran akan semakin menambah kekuatan kontraksi uterus.
Pada saat pasien meneran, diafragma dan otototot dinding abdomen
akan berkontraksi. Kombinasi antara his dan tenaga meneran akan
meningkatkan tekanan intrauterus sehingga janin akan semakin
terdorong ke luar.
c. Passenger (Isi Kehamilan)
1) Janin
Pembahasan mengenai janin sebagai passenger sebagian besar adalah
mengenai ukuran kepala janin, karena kepala adalah bagian terbesar dari
janin dan paling sulit untuk dilahirkan. Jika kepala janin sudah dapat
lahir, maka bagian tubuh yang lain akan dengan mudah menyusul.
2) Plasenta
Plasenta berada di segmen atas rahim (tidak menhalangi jalan rahim).
Dengan tuanya plasenta pada kehamilan yang bertambah tua maka
menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesterone sehingga
menyebabkan kekejangan pembuluh darah, hal ini akan menimbulkan
kontraksi.
3) Air Ketuban
Air ketuban dapat dijadikan acuan dalam menentukan diagnosa
kesejahteraan janin.
Struktur Amnion :
(a) Volume pada kehamilan cukup bulan kira-kira 500-1000 Cc
(b) Berwarna putih keruh, berbau amis, dan terasa manis. Warna keruh
sampai hijau pada proses persalinan mengindikasikan adanya
kondisi janin yang tidak sejahtera, sehingga membutuhkan tindakan
khusus untuk bayi yang dilahirkan
56
(c) Komposisinya terdiri atas 98% air, dan sisanya albumin, urea, asam
urik, kreatinin, sel-sel epitel, lanugo, verniks kaseosa, dan garam
anorganik. Kadar protein 2,6%/gram liter.
Fungsi Amnion :
(a) Melindungi janin dari trauma/benturan
(b) Memungkinkan janin bergerak bebas
(c) Menstabilkan suhu tubuh janin agar tetap hangat
(d) Menahan tekanan uterus
(e) Pembersih jalan lahir
d. Psikologis Ibu
Salah satu kondisi psikologis yang dapat menghambat proses persalinan
adalah rasa cemas. Kecemasan pada ibu bersalin kala I bisa berdampak
meningkatnya sekresi adrenalin. Salah satu efek adrenalin adalah
penyempitan pembuluh darah sehingga suplai oksigen ke janin menurun.
Penurunan aliran darah juga menyebabkan melemahnya kontraksi rahim
dan berakibat memanjangnya proses persalinan
e. Penolong (Dokter, Bidan)
Peran penolong adalah memantau dengan seksama dan memberikan
dukungan serta kenyamanan pada ibu baik dari segi emosi atau perasaan
maupun fisik, membantu mengambil tindakan yang efektif untuk pasien,
namun tetap melakukan perlindungan diri dari adanya kemungkinan
bahaya infeksi selama proses persalinan.
c. Mekanisme Persalinan
Menurut (Rohani dkk 2014) Mekanisme Persalinan sebenarnya mengadu
pada bagaimana janin menyesuaikan dan meloloskan diri dari panggul ibu,
yang meliputi gerakan:
a. Turunnya kepala janin
Sebetulnya janin mengalami penurunan terus menerus dalam jalan lahir
sejak kehamilan trimester III, antara lainnya masuknya bagian terbesar
janin kedalam pintu atas panggul (PAP) yang pada primigravida 38
minggu atau selambat-lambatnya awal kala II.
b. Fleksi
57
f. Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar, bahu dengan sampai dibawah sympisis dan
menjadi hipomochlion untuk kelahiran bahu belakang, kemudian bahu
belakang menyusul dan selanjutnya seluruh tubuh bayi lahir searah
dengan paksi jalan lahir.
4. Tanda Bahaya Pada Persalinan
Menurut (Rukiyah, 2014) ada beberapa tanda bahaya yang akan
mengancam jiwanya diantaranya :
1) Syok pada saat persalinan
2) Perdarahan pada saat persalinan
3) Nyeri kepala
4) Gangguan pemgelihatan
5) Kejang atau koma
6) Tekanan darah tinggi
7) Persalina yang lama
8) Gawat janin dalam persalinan
9) Demam dalam persalinan
10) Nyeri perut hebat
Ada beberapa tanda bahaya pada persalinan kala II, yaitu sebagai berikut:
1) Perdarahan lewat jalan lahir.
2) Ibu mengalami kejang
3) Air ketuban keruh dan berbau.
4) Tali pusar atau tangan bayi keluar dari jalan lahir.
5) Ibu tidak kuat mengejan.
6) Ibu gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat (Buku KIA, 2015).
5. Asuhan Persalinan Normal
1) Definisi Persalinan Normal
Dasar asuhan persalinan normal yaitu asuhan yang bersih dan aman
selama persalinan dan setelah bayi lahir, serta upaya pencegahan
komplikasi, terutama perdarahan pasca persalinan, hipotermia danasfiksia
bayi baru lahir (JNPK-KR, 2002 dalam Prawihardjo 2016).
2) Tujuan Asuhan Persalinan
59
dan kemudian dengan lembut menarik kearah atas dan ke arah luar
untuk melahirkan bahu posterior.
Lahirnya Badan dan Tungkai
23. Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi
yang berada dibagian bawah kearah perineum tangan, membiarkan
bahu dan lengan posterior lahir ke tangan tersebut.Mengendalikan
kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati perineum, gunakan
lengan bagian bawah untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan.
Menggunakan tangan anterior (bagian atas)untuk mengendalikan siku
dan tangan anterior bayi saat keduanya lahir.
24. Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada diatas
(anterior) dari punggung ke arah kaki bayi untuk menyangganya saat
panggung dari kaki lahir. Memegang kedua mata kaki bayi dengan
hati-hati membantu kelahiran kaki.
Penanganan Bayi Baru Lahir
25. Menilai bayi dengan cepat (dalam 30 detik), kemudian meletakkan
bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah
dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu pendek, meletakkan bayi ditempat
yang memungkinkan). Bila bayi mengalami asfiksia, lakukan
resusitasi.
26. Segera membungkus kepala dan badan bayi dengaan handuk dan
biarkan kontak kulit ibu-bayi.
27. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari perut bayi.
Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem ke arah ibu dan
memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama (kearah ibu)
28. Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari gunting
dan memotong tali pusat diantara kedua klem tersebut.
29. Mengeringkan bayi, mengganti handuk yang basah dan menyelimuti
bayi dengan kain atau selimut yang bersih dan kering,menutupi bagian
kepala, membiarkan tali pusat terbuka.
64
C. Nifas
1. Definisi Masa Nifas
Masa nifas atau masa puerperium adalah masa setelah persalinan selesai
sampai 6 minggu atau 42 hari. Selama masa nifas, organ reproduksi secara
perlahan akan mengalami perubahan seperti keadaan sebelum hamil.
Perubahan organ reproduksi ini disebut involusi (Maritilia, 2017).
Masa nifas atau puerperium adalah setelah kala IV sampai dengan enam
minggu berikutnya (pulihnya alat–alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil). Akan tetapi seluruh otot genetalia baru pulih kembali seperti
sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan. Masa ini merupakan periode
kritis baik bagi ibu maupun bayinya maka perlu diperhatikan (Nurjasmi, dkk,
2016).
68
Proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-
otot polos uterus. Panjang uterus sekitar 7 – 8 cm, lebar serviks 5 – 5,5
cm dan tebal sekitar 2,5 cm. Uterus terdiri dari 3 bagian, yaitu : fundus
uteri, korpus uteri, dan serviks uteri. Dinding uterus terdiri dari otot
polos dan tersusun atas 3 lapis, yaitu:
a) Perimetrium, yaitu lapisan terluar yang berfungsi sebagai pelindung
uterus.
b) Miometrium, yaitu lapisan yang kaya akan sel otot dan berfungsi
untuk kontraksi dan relaksasi uterus dengan melebar dan kembali
ke bentuk semula setiap bulannya.
c) Endometrium, yaitu lapisan terdalam yang kaya akan sel darah
merah. Bila tidak terjadi pembuahan maka dinding endometrium
akan meluruh bersama dengan sel ovum matang.
Proses involusi uterus adalah sebagai berikut :
a) Iskemia Miometrium
Hal ini disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang terus menerus
dari uterus setelah pengeluaran plasenta sehingga membuat uterus
menjadi relatif anemi dan menyebabkan serat otot atrofi.
(Marliandiani et all., 2015).
b) Atrofi jaringan
Atrofi jaringan terjadi sebagai reaksi penghentian hormon
esterogen saat pelepasan plasenta. (Marliandiani et all., 2015).
c) Autolisis
Merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi di dalam
otot uterus.Enzim proteolitik akan memendekkan jaringan otot
yang telah mengendur hingga panjangnya 10 kali panjang sebelum
hamil dan lebarnya 5 kali lebar sebelum hamil yang terjadi
selama kehamilan. Hal ini disebabkan karena penurunan hormon
estrogen dan progesteron. (Marliandiani et all., 2015).
d. Efek Oksitosin
Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot
uterus sehingga akan menekan pembuluh darah yang
71
b. Serviks
Serviks merupakan bagian dasar dari uterus yang bentuknya
menyempit sehingga disebut juga sebagai leher rahim. Serviks
menghubungkan uterus dengan saluran vagina dan sebagai jalan
keluarnya janin dari uterus menuju saluran vagina pada saat
kehamilan, (Rukiyah, 2011).
c. Lochea
Lochea adalah eksresi cairan rahim selama masa nifas dan
mempunyai reaksi basa/ alkalis yang dapat membuat organism
berkembang lebih cepat daripada kondisi asam yang ada pada vagina
normal. Lochea mempunyai bau yang amis meskipun tidak terlalu
menyengat dan volumenya berbeda-beda pada setiap wanita. Secret
mikroskopik lokia terdiri atas eritrosit, peluruhan desidua, sel epitel,
dan bakteri. Pengeluaran lokia dapat dibagi berdasarkan waktu dan
warnanya di antaranya sebagai berikut:
1) Lochea rubra/merah (kruenta)
Lochea ini muncul pada hari pertama sampai hari ketiga
masa postpartum. Sesuai dengan namanya, warnanya biasanya
72
sehingga tak jarang uterus jatuh kebelakang dan menjadi retrofleksi karena
ligamentum rotundum menjadi kendur. Tidak jarang pula wanita mengeluh
“kandungan turun” setelah melahirkan karena ligamen, fasia, jaringan
penunjang alat genitalia menjadi kendur. Stabilitas secara sempurna terjadi
pada 6-8 minggu setelah persalinan (Marliandiani et all., 2015).
e. Perubahan tanda-tanda vital
Pemeriksaan tanda-tanda vital adalah suatu proses pengukuran
tanda-tanda fungsi vital tubuh yang dilakukan oleh tenaga medis untuk
mendeteksi adanya perubahan sistem tubuh (Marliandiani et all., 2015).
Perubahan tanda-tanda vital pada ibu masa nifas adalah sebagai berikut:
1) Suhu tubuh
Setelah persalinan, dalam 24 jam pertama ibu akan mengalami
sedikit peningkatan suhu tubuh (38 ̊ C) sebagai respon tubuh terhadap
proses persalinan, terutama dehidrasi akibat pengeluaran darah dan
cairan saat persalinan (Marliandiani et all., 2015).
2) Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 x/menit. Pada saat
proses persalinan denyut nadi akan mengalami peningkatan
(Marliandiani et all., 2015).
3) Tekanan Darah
Tekanan darah normal untuk sistole berkisar 110-140 mmHg
dan untuk diastole 60-80 mmHg. Setelah persalinan, tekanan darah
dapat sedikit lebih rendah dibandingkan pada saat hamil karena
terjadinya perdarahan pada proses persalinan (Marliandiani et all.,
2015).
4) Pernapasan
Pada ibu postpartum pada umumnya pernapasan menjadi lambat
atau kembali normal seperti saat sebelum hamil pada bulan keenam
setelah persalinan. Hal ini karena ibu dalam kondisi istirahat
(Marliandiani et all., 2015).
f. Perubahan sistem kardiovaskular
75
c. Fase Letting Go
Fase letting go merupakan fase menerima tanggung jawab akan
peran barunya yang berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan. Ibu
sudah dapat menyesuaikan diri, merawat diri dan bayinya, serta
kepercayaan dirinya sudah meningkat. Pendidikan kesehatan yang kita
berikan pada fase sebelumnya akan sangat berguna bagi ibu. Ibu lebih
mandiri dalam memenuhi kebutuhan diri dan bayinya.
d. Postpartum Blues (Baby Blues)
Postpartum blues merupakan perasaan sedih yang dialami oleh
seorang ibu berkaitan dengan bayinya. Biasanya muncul sekitar 2 hari
sampai 2 minggu sejak kelahiran bayi. Keadaan ini disebabkan oleh
perubahan perasaan yang dialami ibu saat hamil sehingga sulit menerima
kehadiran bayinya. Ibu yang mengalami baby blues akan mengalami
perubahan perasaan, menangis, cemas, kesepian, khawatir yang
berlebihan mengenai sang bayi, penurunan gairah sex, dan kurang
percaya diri terhadap kemampuan menjadi seorang ibu.
e. Depresi post partum
Kesedihan atau kemurungan yang dialami ibu pada masa nifas
merupakan hal yang normal. Keadaan ini disebabkan oleh perubahan
yang terjadi dalam tubuh seorang wanita selama kehamilan dan setelah
bayi lahir. Seorang ibu primipara lebih beresiko mengalami kesedihan
atau kemurungan postpartum karena ia belum mempunyai pengalaman
dalam merawat dan menyusui bayinya. (Rukiyah, 2011).
6. Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas
Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan
post partum. Adapun peran dan tanggung jawab dalam masa nifas antara
lain:
a. Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas
sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangu ketegangan fisik dan
psikologis selama masa nifas
b. Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga
78
h) Pernafasan ± 40 - 60 x/menit
i) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup
j) Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah
sempurna
k) Kuku agak dan lemas
l) Nilai APGAR >7
m) Gerak aktif
n) Bayi lahir langsung menangis dengan kuat
o) Refleks rooting (mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada
pipi dan daerah mulut) panjang sudah terbentuk dengan baik
p) Refleks sucking (menghisap saat disusui) sudah terbentuk dengan baik
q) Refleks swallowong (menelan saat disusui) sudah terbentuk dengan
baik
r) Refleks morro (gerakan memeluk bila dikagetkan) sudah terbentuk
dengan baik
s) Refleks grasping (menggenggam) sudah baik
t) Refleks tonick neck (kepala bayi ditolehkan ke satu sisi selagi
beristirahat) sudah baik
u) Refleks Babinski (saat telapak kaki disentuh,jempol kaki fleksi
sementara jari- jari lain ekstensi) sudah terbentuk dengan baik
v) Refleks walking (gerakan berjalan dan kaki akan bergantian dari fleksi
ke ekstensi) sudah terbentuk dengan baik
w) Genetalia
Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada
skrotum dan penis yang berlubang. Pada perempuan kematangan
ditandai dengan vagina dan uretra yang berlubang, serta adanya labia
minora dan mayora.
x) Eliminasi baik yang ditandai dengan keluarnya mekonium dalam 24 jam
pertama dan berwarna hitam kecoklatan (Dewiet all., 2013).
3. Manajemen Bayi Baru Lahir
a) Pengaturan suhu
Bayi kehilangan panas melalui empat cara, yaitu:
80
Konjungtivitis pada bayi baru lahir sering terjadi terutama pada bayi
dengan Ibu yang menderita penyakit menular seksual seperti gonore dan
klamidiasis. Sebagian besarkonjungtivitis muncul pada dua minggu pertama
setelah kelahiran. Pemberian antibiotic profilaksis pada mata terbukti dapat
mencegah terjadinya konjungtivitis. Profilaksis mata yang sering digunakan
yaitu tetes mata silver nitrat 1%, salep mata eritromisin, dan salep mata
tetrasiklin. Ketiga preparat ini efektif untuk mencegah konjungtivitis gonore.
Saat ini silver nitrat tetes mata tidak dianjurkan lagi karna sering terjadi efek
samping berupa iritasi dan kerusakan mata. (Prawirohardjo, 2014).
f) Pemberian Vitamin K
1. Jenis vitamin K yang digunakan adalah vitamin K1.
2. Dosis untuk semua bayi baru lahir. Intramuscular, 1 mg dosis tunggal
Oral, 3 kali 2 mg, diberikan pada bayi baru lahir, umur 3-7 hari, dan pada
saat bayi berumur 1-2 bulan.
3. Bayi ditolong oleh dukun wajib diberikan vitamin K1 secara oral.
4. Penyediaan vitamin K1 dosis injeksi 2 mg/ml/ampul, dosis oral 2mg/tablet
yang dikemas dalam bentuk sirup 3 tablet atau kelipatannya.
5. Profilaksis vitamin K1 pada bayi baru lahir dijadikan sebagaiprogram
nasional. (Prawirohardjo, 2014).
6. Pengukuran Berat dan Panjang Lahir
Bayi yang baru lahir harus ditimbang berat lahirnya. Dua hal yang selalu
ingin diketahui oleh orang tua tentang bayinya yang baru lahir adalah jenis
elamin dan beratnya. Pengukuran panjang lahir tidak rutin dilakukan karna
tidak banyak bermakna. Pengukuran dengan menggunakan pita ukur tidak
akurat. Bila diperlukan data mengenai panjang lahir, maka sebaiknya
dilakukan dengan menggunakan stadiometer bayi dengan menjaga bayi
dalam posisi lurus dan ektremitas dalam keadaan ekstensi. (Prawirohardjo,
2014).
g) Memandikan Bayi
Memandikan bayi merupakan hal yang sering dilakukan, tetapi masih
banyak kebiasaan yang salah dalam memandikan bayi. Saat mandi bayi
dalam keadaan telanjang dan basah sehingga mudah kehilangan panas. Karna
83
8) Distensi abdomen
9) Feses hijau, berlendir, dan darah
10) Lelah, lunglai, kejang, tidak tenang, dan P menangis terus-menerus
(Wafi, 2012).
Kelainan-Kelainan pada bayi baru lahir adalah sebagai berikut :
a. Labioskizis dan labiopalatoskizis.
Merupakan deformitas daerah mulut berupa celah atau sumbing atau
pembentukan yang kurang sempurna semasa perkembangan embrional
dimana bibir atas bagian kanan dan bagian kiri tidak tumbuh
bersatu.(Dewiet all., 2013)
b. Atresia esofagus.
Atresia berarti buntu, dengan demikian atresia esofagus adalah kelainan
bawaan dimana ujung saluran esofagus buntu, biasanya sebanyak 60%
disertai dengan hidramnion. (Dewiet all., 2013).
c. Atresia rekti dan anus.
Atresia ani terjadi karena tidak adanya lubang di tempat seharusnya
berlubang karena cacat bawaan. Penyebab atresia ani belum diketahui
secara pasti. (Dewiet all., 2013).
d. Hirschprug.
Suatu kondisi yang mempengaruhi usus besar (kolon) dan menyebabkan
masalah terkait dengan proses pembuangan kotoran.
Penyakit Hirschsprung hadir ketika bayi lahir (kongenital) dan diakibatkan
oleh sel-sel saraf yang hilang pada otot sebagian usus bayi.(Dewiet all.,
2013)
e. Obstruksi billiaris
Obstruksi billiaris merupakan suatu kelainan bawaan karena adanya
penyumbatan pada saluran empedu, sehingga cairan empedu tidak dapat
mengalir ke dalam usus dan akhirnya dikeluarkan dalam feses (sebagai
sterkobilin). (Dewiet all., 2013)
f. Omfalokel dan Gastroskizis
Omfalokel adalah suatu kelainan bawaan yang ditandai dengan tampaknya
protrusi dari kantong yang berisi usus dan visera abdomen. Sementara itu,
85
gastroskizis adalah suatu keadaan ketika isi abdomen keluar melalui defek
dinding abdominal pada umbilikus tanpa membran pembungkus. (Dewiet
all., 2013)
g. Hernia diafragmatika.
Hernia diafragmatika termasuk kelainan yang terjadi karena tidak
terbentuknya sebagian diafragma, sehingga ada bagian isi perut masuk ke
dalam rongga torak. (Dewiet all., 2013)
h. Meningokel, ensefalokel.
Meningokel atau ensefalokel merupakan kelainan bawaan dimana terjadi
pemurutan selaput otak dan isi kepala keluar melalui lubang pada
tengkorak atau tulang belakang. (Dewiet all., 2013)
i. Hidrosefalus
Hidrosefalus adalah keadaan patologis otak yang mengakibatkan
bertambahnya cairan serebrospinalis di karenakan adanya tekanan
intrakranial yang meningkat. Hal ini menyebabkan terjadinya pelebaran
beragai ruang tempat mengalirnya liquor. (Dewiet all., 2013).
f. Fimosis
Fimosis adalah kelainan bawaan dimana terdapat penyempitan prepusium
pada bayi laki-laki. (Dewiet all., 2013).
j. Hipospadia
Hipospadia adalah kelainan bawaan dimana lubang uretra terletak dibagian
bawah dekat panggul penis.(Dewiet all., 2013).
6. Pengkajian segera Bayi Baru Lahir
Segera setelah lahir letakkan bayi di atas kain bersih dan kering yang
disiapkan di atas perut ibu pastikan area tersebut bersih dan kering, keringkan
bayi terutama muka dan permukaan tubuh dengan kain kering, hangat dan
bersih. Pengkajian segera bayi baru lahir antara lain :
Penilaian awal
Nilai kondisi bayi :
1) Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernapas Nampak kesulitan?
86
2) Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas? Jika bayi tidak bernapas atau
megap-megap atau lemah maka segera lakukan resusitasi bayi baru lahir
(Rukiyah, 2013).
7. Tahapan Bayi Baru Lahir
1. Tahap I terjadi segera setelah lahir, selama menit-menit pertama kelahiran.
Pada tahap ini digunakan sistem scoring apgar untuk fisik dan scoring gray
untuk interaksi bayi dan ibu.
2. Tahap II disebut tahap transisional reaktivitas. Pada tahap 11 dilakukan
pengkajian selama 24 jam pertama terhadap adanya perubahan perilaku.
3. Tahap III disebut tahap periodic pengkajian dilakukan setelah 24 jam
pertama yang meliputi pemeriksaan seluruh tubuh (Dewi, 2013).
8. Adaptasi Fisiologi Bayi Baru Lahir
a) Kardiovaskuler
Setelah bayi baru lahir sistem kardiovaskuler mengalami perubahan
yang mencolok, diamana voramen ovale, duktus arterious, dan duktus
venosus menutup.arteri umbilikalis, vena umbilikalis, dan arteri hepatika
menjadi ligamen. Nafas pertama yang dilakukan bayi baru lahir membuat
paru-paru berkembang dan menurunkan resistensi vaskular pulmoner,
sehingga darah paru mengalir. Tekanan arteri pulmoner menurun
menyebabkan tekanan menurun, aliran darah pulmoner kemba li meningkat,
masuk ke jantung bagian kiri sehingga tekanan darah dalam atrium kiri
meningkat.perubahan tekanan ini menyebabkan voramen ovale menutup.
Bila tekanan PO2 dalam darah arteri mencapai sekitar 50 mmHg,
duktus arterious akan konstriksi (PO2 janin 27 mmHg). Kemudian duktus
arterious menutup dan menjadi sebuah ligamen. Tindakan mengklem dan
memotong tali pusat membuat arteri umbilikalis vena umbilikalis dan duktus
venosus segera menutup dan berubah menjadi ligamen.
Denyut jantung bayi saat lahir berkisar antara 120-160 kali/menit,
kemudian menurun 120-140 kali/menit. Tekanan darah bayi baru lahir rata-
rata 78-42 mmHg. Tekanan darah bayi berubah dari hari ke hari. Tekanan
sistolik bayi sering menurun sekitar 15 mmHg selama 1 jam setelah
kelahiran.
87
b) Sistem Pernapasan
Selama dalam uterus janin mendapat O2 dari pertukaran gas melalui
plasenta, setelah bayi lahir pertukaran gas harus melalui paruparu bayi.
Rangsangan untuk gerakan pernapasan pertama adalah tekanan mekanis dari
thorak saat melewati jalan lahir mengakibatkan penurunan tekanan Pa O2
kenaikan Pa CO2 peningkatan pH darah, kondisi ini merangsang
khemoreseptor yang terletak pada sinus karotis, dari perubahan suhu intra
uteri ke ekstra uteri yang memberi stimulasi dingin, bunyi bunyian, cahaya
dan sensasi lain selama proses kelahiran yang merangsang permukaan
pernapasan, setimulus itulah yang mengakibatkan timbulnya refleks deflasi
hering Breur. Sehingga terjadi pernapasan pertama pada bayi baru lahir yang
normalnya dalam waktu 30 detik setelah lahir.
c) Sistem Hematopoiesis
Volume darah bayi baru lahir bervariasi dari 80-110 ml/kg selama hari
pertama dan meningkat dua kali lipat pada akhir tahun pertama. Hemoglobin
bayi baru lahir berkisar antara 14,5-22,5 gr/dl, hematokrit bervariasi dari
44% sampai 72% dari SDM berkisar antara 5-7,5 juta/mm3, merupakan nilai
hitungsel daerah putih sekitar 18.000/mm3, merupakan nilai normal saat bayi
lahir.
d) Metabolisme
Sistem metabolisme neonatus, pada jam pertama energi didapatkan dari
pembakaran karbohidrat, pada hari kedua berasal dari pembakaran lemak.
Setelah mendapat susu kurang lebih hari ke-6 energi dari lemak 60% dan dari
karbohidrat 40%. Dalam waktu 2 jam setelah lahir akan terjadi penurunan
kadar gula darah untuk menambah energi pada jam-jam pertama setelah lahir
diambil dari hasil metabolisme asam lemak, sehingga kadar gula dapat
mencapai 120 mg per 100 ml.
e) Suhu Tubuh
Bayi baru lahir akan berada di tempat yang suhu lingkungannya lebih
rendah dari lingungan dalam rahim. Suhu tubuh neonatus yang normal yaitu
sekitar 36,5oC sampai 37oC.
f) Sistem Traktus Digestivus
88
1) TBC
2) Difteri
3) Pertusis
4) Tetanus
5) Poliomyelitis
6) Campak
7) Hepatitis B
Macam-macam imunisasi sebagai berikut:
1) BCG
Imunisasi diberikan pada neonatus untuk mencegah timbulnya
tuberkolosis (TBC). Imunisasi BCG diberikan pada semua bayi baru lahir
(neonatus) sampai usia kurang dari 2-3 bulan. Dosis yang diberikan sebelum
bayi kurang dari setahun adalah 0, 05 ml dan 0, 10 ml. Disuntikan secara
intradermal dibawah lengan kanan atas. BCG tidak menyebabkan demam.
Tidak dianjurkan BCG ulangan. Suntikan BCG akan meninggalkan jaringan
parut pada bekas suntikan dan akan terjadi gelembung pada bekas suntikan
yang tidak boleh disentuh (Rukiyahet all., 2013).
Kontraindikasi imunisasi BCG yaitu reaksi tuberculin> 5 mm, anak
menderita gizi buruk, anak menderita demam tinggi, anak menderita infeksi
kulit yang luas, anak pernah menderita tuberculosis dan terinfeksi HIV dan
atau risiko tinggi HIV (Maryunani, 2014).
2) Hepatitis B
Hepatitis B diberikan sebanyak 3 kali. Pada masa neonatus, imunisasi
diberikan sedini mungkin setelah lahir. Efek samping pasca imunisasi ini
sangat ringan, hanya berupa nyeri, bengkak, panas, mual dan nyeri sendi
maupun otot (Maryunani, 2014).
3) Polio
Tujuan imunisasi untuk mencegah terjangkitnya penyakit polio atau
poliomeilitis yaitu suatu penyakit radang yang menyerang saraf dan dapat
menyebabkan lumpuh pada kedua kaki.
90
Artinya :
“Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia itu dari suatu saripati
(berasal) dari tanah. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang
disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami
jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal
daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu ka- mi bungkus dengan daging. Kamudian kami jadikan ia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang
Paling Baik." (QS. Al Mu’minun (23) : 12-14).
Pada saat persalianan ibu harus berjuang menahan rasa sakit yang amat
sangat, dan alangkah sia-sianya apabila perjuangan itu berlalu begitu saja
tanpa di manfaatkan sebagai cara untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Dzikir dan do’a akan menguatkan jiwanya dan disisi lain kebaikan serta
pahala akan dia dapatkan. Firman Allah dalam Q.S Luqman ayat 14 Allah
mengabadikan perjuangan ibu selama kehamilan dan persalinanannya.
Artinya :
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua
orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun, bersyukurlah
93
kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.
Berdasarkan pengertian di atas dapat di simpulkan pengertian dari
persalinan adalah proses pengeluaran janin melalui jalan lahir dan diakhiri
kelahiran plasenta dengan bantuan atau tanpa bantuan. Ketika akan memulai
persalinan pasien diajarkan do’a bagi yang beragama islam.
Sementara ayat yang ketika hendak ataupun dalam proses persalinan
adalah QS. Fathir ayat 11. Allah Ta’ala berfirman:
Artinya :
“Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani,
kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan).
Dan tidak ada seorang perempuanpun mengandung dan tidak (pula)
melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan sekali-kali tidak
dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula
dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab
(lauhmahfuz). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah.”
Kelahiran anak merupakan suatu kebahagian tersendiri bagi orang tua,
yang merupakan hasil dari sebuah pernikahan yang dridhai Allah SWT,
begitu juga anak adalah titipan dari Allah, amanah yang harus di jaga dan
dijalankan sesuai kewajiban-kewajibannya kewajiban kedua orang tua
terhadap anaknya bisa juga dituangkan lewat doa-doa memohon kepada
Allah agar anak-anaknya dijadikan anak yang sholeh- sholeha.
94
Artinya :
“Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang
ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah
kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah
kembalimu” (QS.Luqman/31:14).
Dalam ayat 233 surah Al- baqarah Allah SWT menjelaskan tentang
hak menyusu bagi seorang anak dan kewajiban seorang ibu untuk
menyusuinya setelah terlahir kedunia serta kewajiban seorang ayah
mencukupi kebutuhan mereka baik dalam kondisi belum bercerai atau telah
bercerai (sampai anak berusia baligh)
Artinya :"Dan ibu- ibu (yang ditalak) hendaklah menyusukan anak-
anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan
pernyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para
ibu dengan cara yang ma'ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut
kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan
karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya. Apabila keduanya ingin
menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan
permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu
ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu bila
kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertaqwalah kamu
kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu
kerjakan. "Setelah bayi lahir diadzani ditelinga sebelah kanan dan
dibacakan doa”.
Artinya : "Sesungguhnya aku mohon perlindungan untuknya serta
anak- anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau dari pada setan
yang terkutuk." (QS. Al-Imron : 36).
Para ulama dari kalangan sahabat Rasulullah dan para tabi'in telah
menempuh kesepakatan. Bahwa wanita-wanita yang sedang menjalani masa
95
nifas harus meninggalkan shalat selama empat puluh hari. Apabila telah suci
sebelum masa tersebut, maka hendaklah mandi dan mengerjakan shalat,
demikian dikatakan oleh Imam At-Tirmidzi (Ghoffar, 2008).
Nifas adalah darah yang keluar disebabkan oleh kelahiran anak.
Hukum yang berlaku pada nifas adalah sama seperti hukum haid, baik
mengenai hal-hal yang diperbolehkan, diharamkan, diwajibkan maupun
dihapuskan. Karena, nifas adalah darah haid yang tertahan karena proses
kehamilan. Takaran maksimal bagi keluarnya darah nifas ini adalah empat
puluh hari.
F. Pedoman Ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir selama pandemic
covid-19.
Bencana non alam yang disebabkan oleh Corona Virus atau COVID-
19 telah berdampak meningkatnya jumlah korban dan kerugian harta benda,
meluasnya cakupan wilayah yang terkena bencana, serta menimbulkan
implikasi pada aspek sosial ekonomi yang luas di Indonesia. Pemerintah telah
menetapkan bencana non alam ini sebagai bencana nasional melalui
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2020 tentang
Penetapan Bencana Non Alam Penyebaran Corona Virus Disease 2019
(COVID-19) sebagai Bencana Nasional.
Dalam situasi pandemi COVID-19 ini, banyak pembatasan hampir ke
semua layanan rutin termasuk pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir.
Seperti ibu hamil menjadi enggan ke puskesmas atau fasiltas pelayanan
kesehatan lainnya karena takut tertular, adanya anjuran menunda pemeriksaan
kehamilan dan kelas ibu hamil, serta adanya ketidaksiapan layanan dari segi
tenaga dan sarana prasarana termasuk Alat Pelindung Diri. Hal ini
menyebabkan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir menjadi salah satu
layanan yang terkena dampak, baik secara akses maupun kualitas.
97
Saat ini bangsa Indonesia harus memulai adaptasi kebiasaan baru agar
tetap dapat hidup sehat dalam situasi pandemi COVID-19. Adaptasi kebiasaan
baru harus dilakukan agar masyarakat dapat melakukan kegiatan sehari-hari
sehingga dapat terhindar dari COVID-19. Dengan adaptasi kebiasaan baru
diharapkan hak masyarakat terhadap kesehatan dasar dapat tetap terpenuhi. (
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2020).
1. Upaya Pencegahan Umum yang Dapat Dilakukan oleh Ibu Hamil, Bersalin,
dan Nifas
a. Membersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan memakai
sabun selama 40 - 60 detik atau menggunakan cairan antiseptik berbasis
alkohol (hand sanitizer) selama 20 – 30 detik. Hindari menyentuh mata,
hidung dan mulut dengan tangan yang tidak bersih. Gunakan hand
sanitizer berbasis alkohol yang setidaknya mengandung alkohol 70%,
jika air dan sabun tidak tersedia. Cuci tangan terutama setelah Buang
Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK), dan sebelum makan
(baca Buku KIA).
b. Sebisa mungkin hindari kontak dengan orang yang sedang sakit.
c. Saat sakit tetap gunakan masker, tetap tinggal di rumah atau segera ke
fasilitas kesehatan yang sesuai, jangan banyak beraktivitas di luar.
d. Tutupi mulut dan hidung saat batuk atau bersin dengan tisu. Buang tisu
pada tempat yang telah ditentukan. Bila tidak ada tisu, lakukan sesuai
etika batuk-bersin.
e. Bersihkan dan lakukan disinfeksi secara rutin permukaan dan benda
yang sering disentuh.
f. Menggunakan masker adalah salah satu cara pencegahan penularan
penyakit saluran napas, termasuk infeksi COVID-19. Akan tetapi
penggunaan masker saja masih kurang cukup untuk melindungi
seseorang dari infeksi ini, karenanya harus disertai dengan usaha
pencegahan lain. Pengunaan masker harus dikombinasikan dengan hand
hygiene dan usaha-usaha pencegahan lainnya, misalnya tetap menjaga
jarak.
98
1) Untuk pemeriksaan hamil pertama kali, buat janji dengan dokter agar
tidak menunggu lama. Selama perjalanan ke fasyankes tetap
melakukan pencegahan penularan COVID-19 secara umum.
2) Pengisian stiker Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) dipandu bidan/perawat/dokter melalui media
komunikasi.
3) Pelajari buku KIA dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
4) Ibu hamil harus memeriksa kondisi dirinya sendiri dan gerakan
janinnya. Jika terdapat risiko / tanda bahaya (tercantum dalam buku
KIA), maka periksakan diri ke tenaga kesehatan. Jika tidak terdapat
tanda-tanda bahaya, pemeriksaan kehamilan dapat ditunda.
5) Pastikan gerak janin diawali usia kehamilan 20 minggu dan setelah
usia kehamilan 28 minggu hitung gerakan janin (minimal 10 gerakan
per 2 jam).
6) Ibu hamil diharapkan senantiasa menjaga kesehatan dengan
mengonsumsi makanan bergizi seimbang, menjaga kebersihan diri dan
tetap mempraktikan aktivitas fisik berupa senam ibu
hamil/yoga/pilates/aerobic/peregangan secara mandiri dirumah agar
ibu tetap bugar dan sehat.
7) Ibu hamil tetap minum tablet tambah darah sesuai dosis yang
diberikan oleh tenaga kesehatan.
100
17) Berikan anestesi epidural atau spinal sesuai indikasi dan menghindari
anestesi umum kecuali benar-benar diperlukan.
18) Tim neonatal harus diberitahu tentang rencana untuk melahirkan bayi
dari ibu yang terkena COVID-19 jauh sebelumnya.
d. Rekomendasi Bagi Tenaga Kesehatan Terkait Pelayanan Pasca Persalinan
Untuk Ibu dan Bayi Baru Lahir
1) Semua bayi baru lahir dilayani sesuai dengan protokol perawatan bayi
baru lahir. Alat perlindungan diri diterapkan sesuai protokol.
Kunjungan neonatal dapat dilakukan melalui kunjungan rumah sesuai
prosedur. Perawatan bayi baru lahir termasuk Skrining Hipotiroid,
Kongenital (SHK) dan imunisasi tetap dilakukan. Berikan informasi
kepada ibu dan keluarga mengenai perawatan bayi baru lahir dan
tanda bahaya. Lakukan komunikasi dan pemantauan kesehatan ibu
dan bayi baru lahir secara online/digital.
2) Untuk pelayanan Skrining Hipotiroid Kongenital, pengambilan
spesimen tetap dilakukan sesuai prosedur. Tata cara penyimpanan dan
pengiriman spesimen sesuai dengan Pedoman Skrining Hipotiroid
Kongenital. Apabila terkendala dalam pengiriman spesimen
dikarenakan situasi pandemik COVID-19, spesimen dapat disimpan
selama maksimal 1 bulan pada suhu kamar.
3) Untuk bayi baru lahir dari ibu terkonfirmasi COVID-19 atau masuk
dalam kriteria Pasien Dalam Pengawasan (PDP), dikarenakan
informasi mengenai virus baru ini terbatas dan tidak ada profilaksis
atau pengobatan yang tersedia, pilihan untuk perawatan bayi harus
didiskusikan dengan keluarga pasien dan tim kesehatan yang terkait.
4) Ibu diberikan konseling tentang adanya referensi dari Cina yang
menyarankan isolasi terpisah dari ibu yang terinfeksi dan bayinya
selama 14 hari. Pemisahan sementara bertujuan untuk mengurangi
kontak antara ibu dan bayi.
5) Bila seorang ibu menunjukkan bahwa ia ingin merawat bayi sendiri,
maka segala upaya harus dilakukan untuk memastikan bahwa ia telah
107
A. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah susunan atau rancangan penelitian yang akan
dilaksanakan. Penulisan laporan ini menggunakan metode studi kasus
(case study). Studi kasus atau case study adalah suatu metode penelitian
dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri
dari unit tunggal. Unit yang menjadi kasus tersebut dianalisis secara
mendalam baik dari segi yang berhubungan dengan keadaan kasus itu
sendiri, faktor-faktoryang mempengaruhi, kejadian-kejadian khusus yang
muncul sehubungan dengan kasus, maupun tindakan dan reaksi kasus
terhadap suatu perlakuan atau pemaparan tertentu (Notoatmodjo, 2012).
B. Sasaran
Sasaran dalam studi kasus ini adalah Ny.”R” seorang ibu hamil
trimester III umur 34 tahun, anak ke 3. yang telah bersedia
menandatangani lembar informed consent yang dianjurkan.
108
109
2. Jenis Data
Data dalam studi kasus ini menggunakan data primer dan data
sekunder. Data primer atau yang sering disebut dengan first hand of
information adalah sumber informasi yang langsung berasal dari yang
mempunyai wewenang dan bertanggung jawab terhadap data tersebut,
berupa pengkajian langsung pada klien atau keluarga tentang keadaan
ibu sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari secara
tidak langsung (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain), (Notoadmojo,
2012).
Data primer diperoleh melalui wawancara (anamnesis), dengan
memberikan kuisiober, pemeriksaan fisik dan penunjang sedangkan
data sekunder diperoleh dengan melihat mencatat buku registrasi ibu
hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir serta buku KIA Ny “R”
di PMB Husniyati.
A. Tinjauan Kasus
Pengkajian Dilakukan Pada:
a) Hari, tanggal : Jum’at, 03 Desember 2021
b) Pukul : 10:25 WIB
c) Tempat : PMB Husniyati
d) Pengkajian dilakukan oleh : Sri Wahyuni
I. Data Subjektif
a) Biodata
Nama Ibu : Ny “R” Nama Suami : Tn “M”
Umur : 34 tahun Umur : 33 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Indonesia Suku/bangsa : Indonesia
Pendidikan : SLTP Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh
Alamat : Sungai Rebo Rt.03 Alamat : Sungai Rebo Rt.03
b) Alasan Datang
Ibu datang ke Praktik Mandiri Bidan Herasdiana ingin memeriksakan
kehamilannya, ibu mengaku hamil 32 minggu anak ketiga, ibu mengeluh
nyeri pinggang, tidak pernah keguguran, gerakan janin masih dirasakan.
c) Data Kebidanan
1. Riwayat Haid
Menarche : 13 Tahun
Jumlah : ± 2 x ganti pembalut
Siklus : ± 28 Hari Warna : Merah Kehitaman
Lamanya : ±6 Hari Dismenorhoe : Tidak ada
2. Riwayat Perkawinan
112
113
2 Ini - - - - - - - -
d) Riwayat KB
114
e) Data Kesehatan
1. Riwayat penyakit yang diderita pasien
Penyakit menular (AIDS, TBC, Sifilis) : Tidak ada
Penyakit keturunan (Hypertensi, jantung, ginjal) : Tidak ada
Penyakit yang pernah diderita pasien : Tidak ada
2. Riwayat penyakit keluarga/keturunan
Penyakit menular (AIDS, TBC, Sifilis) : Tidak ada
Penyakit keturunan (Hypertensi, juntang, ginjal) : Tidak ada
3. Riwayat operasi yang pernah dijalani : Tidak ada
4. Riwayat penyakit keluarga/keturunan yang lain : Tidak ada
5. Riwayat alergi obat : Tidak ada
f) Data Sehari-hari yang Mempengaruhi Kesehatan
1. Pola Nutrisi
a) Makan : 3x sehari
Porsi : Sedang
Jenis makan :
1) Pagi : Sepiring nasi, telur
2) Siang : Sepiring nasi, sepotong ayam , semangkuk sayur
sawi
3) Malam : Sepiring nasi, ikan, semangkuk sayur
Pantangan makanan : Tidak ada
b) Minum : ± 7 gelas/hari
Jenis minum : Air putih + susu
3. Pola Eliminasi
a) BAB
Frekuensi : ±1x /hari Penyulit : Tidak ada
Konsistensi : Lembek Warna : Kuning kecoklatan
b) BAK
Frekuensi : ±7 x/ hari Warna : Kuning jernih
Penyulit : Tidak ada
4. Personal hygine
Mandi : 2 x sehari
Ganti pakaian dalam : 3 x sehari
Gosok gigi : 3 x sehari
g) Data Psikososial
Hubungan ibu dengan suami dan keluarga : Baik
Tanggapan ibu, suami, dan keluarga terhadap kehamilan : Senang
Pengambil keputusan keluarga : Musyawarah
Rencana tempat bersalin : Bidan
Rencana Menyusui : ASI Ekslusif
Rencana merawat bayi : Sendiri
Kebiasaan yang dilakukan mempengaruhi kehamilan : Tidak ada
Kebiasaan minum alkohol/nafza dan obat terlarang lainya : Tidak ada
d) BB
Sebelum hamil : 47 kg
Saat hamil : 57 kg
e) Lila : 26 cm
f) Tanda-tanda vital
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Suhu : 36,7oC
Pernafasan : 22 x/menit
2. Pemeriksaan Kebidanan
a. Inspeksi
1. Kepala
Rambut : Berwarna hitam, bersih, tidak ada ketombe,
tidak rontok
Hidung : Bersih, tidak ada polip, tidak ada secret
Mata : Simetris, Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik
Mulut : Bersih, tidak ada caries gigi, tidak ada sariawan
Muka : Tidak ada oedema, tidak pucat, ada cloasma
gravidarum
2. Leher
Pembengkaan kelenjar Tiroid : Tidak ada
Pembekaan vena Jugularis : Tidak ada
3. Dada
Mamae : Simetris
Areola Mamae : Hyperpigmentasi
Putting Susu : Menonjol
Kolostrum : Belum keluar
4. Abdomen
Pembesaran : Sesuai dengan usia kehamilan
Striae livide : Ada
117
b. Palpasi
TFU pertengahan antara Prosesus Xipoideeus dan pusat (MCD = 28
cm), pada bagian fundus ibu teraba bokong janin, pada bagian kanan
perut ibu teraba punggung janin, pada bagian kiri perut ibu teraba
ekstremitas janin, pada bagian bawah perut ibu teraba kepala janin,
belum masuk PAP.
TBBJ : (28-12) x 155 = 2.480 gram
c. Auskultasi
DJJ : (+)
Frekuensi : 143 x/menit
Sifat : Teratur
Lokasi : 3 jari di bawah pusat sebelah kanan perut ibu
d. Perkusi
Refleks Patella : ka (+) / ki(+)
3. Pemeriksaan Penunjang
a. USG : Tidak dilakukan
b. Laboratorium : tidak dilakukan
c. Darah
HB : Tidak dilakukan
Golongan darah : AB+
d. Urine
Protein : Tidak dilakukan
118
IV. Penatalaksanaan
1. Mengobservasi tanda-tanda vital (TTV) dan memberitahu ibu hasil
pemeriksaan
• TD : 110/80 mmHg
• Pulse : 82 x/menit
• RR : 22 x/menit
• Suhu : 36,7 0 C
• DJJ : 143x/m
- Ibu senang mendengar hasil pemeriksaan
2. Menjelaskan pada ibu tentang perubahan fisiologi trimester 3 yaitu sering
buang air kecil, rasa tidak nyaman atau nyeri perut, mudah lelah, gangguan
pada pola tidur, konstipasi atau sembelit, kram pada kaki, dan nyeri
punggung.
- Ibu mengerti dengan penjelasan bidan
3. Memberitahu ibu untuk tenang dan tidak cemas dalam menghadapi
persalinan dan mendampingi ibu untuk melakukan prenatal yoga, yang
berguna mengurangi kecemasan dan membantu ibu dalam proses
persalinan.
- ibu mengerti dan akan melakukannya
4. Memberitahu manfaat yoga bagi ibu hamil Trimester III dapat
menurunkan tingkat kecemasan menjelang persalinan, membantu posisi
bayi dan pergerakan, meredakan ketegangan disekitar leher rahim dan
jalan lahir, yang berfokus pada membuka pelvis untuk mempermudah
persalinan.
- Ibu mengerti penjelasan bidan
119
Catatan
P:
DAFTAR PUSTAKA
https://dinkes.sumselprov.go.id/2019/11/momen-hkn-satu-tahun-gubernur-
sumsel-raih-28-penghargaan-dan-target-capaian-di-2019/. Diakses tanggal 24
Oktober 2021.
https://www.kemkes.go.id/article/view/793/untuk-menurunkan-angka-kematian-
ibu-dan-kematian-bayi-perlu-kerja-keras.html. Diakses tanggal 24 Oktober 2021.
https://promkes.kemkes.go.id/hari-bidan-peran-bidan-dalam-penurunan-angka-
kematian-ibu-dan-bayi. Diakses tanggal 24 Oktober 2021.
Sunarsih, T. Vivian, N. 2011. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta :
Salemba Medika Q.S Al Mu’minuun (23): 12-14.
Q.S Al-Baqarah/2:233
Q.S Al-Imron : 36.
Q.S Ar-Ra‟ad ayat 8
Q.S. Fatir (35) : 11
Q.S. Al – Baqarah : 233
Q.S. As-sajdah 32: 7 – 9
Q.S. Az-zumar 39 : 6
Q.S. Luqman : 31
Q.S. Maryam: 22 – 23
Manuaba, Ida Bagus Gde, 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB
untuk Pendidikan Bidan, Jakarta : Trans Medika
Prawirohardjo, 2013. Ilmu Kebidanan.Jakarta: PT Bina Pustaka.
Prawirohardjo, 2014. Asuhan Kebidanan Persalinan.Jakarta : PT Bina Pustaka.
Yosefa, Febriana, Misrawati. Hasneli., (2013). Efektifitas senam hamil terhadap
penurunan nyeri punggung pada ibu hamil. Jurnal Online Keperawatan,Vol 1.
Rohani,Abdullah,Rosini, 2012. Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan.
Jakarta: Salemba Medika.
Rohani, Et Al. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan. Jakarta:
Salemba Medika.
126
Walyani, E.S., dan Purwoastuti, E. 2015. Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan
Menyusui. Jakarta : Trans Medika
Sari Puspita Eka, Rimandini Dwi Kurnia. 2014. Asuhan Kebidanan pada Ibu
Nifas.Jakarta: Trans Info Media.
Saleha, 2013. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas.Jakarta: Salemba Medika.
Rukiyah, Ai Yeyeh, Lia Yulianti. 2013. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak
Balita.Jakarta: Cv. Trans Info Medika.
127
LAMPIRAN
Kec Banyuasin 1
Setelah mendapatkan penjelasan dan mengerti sepenuhnya atas segala hal yang
berkaitan dengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny “R”
dengan Penerapan Prenatal Yoga Terhadap Penurunan Kecemasan di
Praktik Mandiri Bidan Husniyati 2021”. Berdasarkan keputusan (suami/istri),
menyatakan secara sukarela tanpa paksaan dari pihak manapun untuk menjadi
pasien dari:
NIM : 40019040
Klien Mahasiswa
Petunjuk:
1.
Terdapat aspek kriteria penilaian pada kompetensi pemeriksaan
antenatal kunjungan ulang yang meliputi persiapan, tahap pra
interaksi, tahap orientasi, tahap kerja, tahap terminasi.
2. Peserta ujian dievaluasi kompetensinya secara obyektif , dengan
kriteria
Ya : Bila tindakan dilakukan
Tidak : Bila tindakan tidak dilakukan
Persiapan
3 Mengucapkan salam
TAHAP INTERAKSI
129
9 Mengucapkan Basmallah
(Bismillahirrohmanirrohim)
TAHAP KERJA
GERAKAN PEMANASAN
GERAKAN INTI
GERAKAN PENDINGINAN
TAHAP TERMINASI
35 Mengucapkan hamdallah
36 Mengucapkan salam
133
Nama Responden :
Tanggal Pemeriksaan :
No Pertanyaan 0 1 2 3 4
1 Perasaan Ansietas
- Cemas
- Firasat Buruk
- Takut Akan Pikiran Sendiri
- Mudah Tersinggung
2 Ketegangan
- Merasa Tegang
- Lesu
- Tak Bisa Istirahat Tenang
- Mudah Terkejut
- Mudah Menangis
- Gemetar
134
- Gelisa
3 Ketakutan
- Pada Gelap
- Pada Orang Asing
- Ditinggal Sendiri
- Pada Binatang Besar
- Pada Keramaian Lalu Lintas
- Pada Kerumunan Orang Banyak
4 Gangguan Tidur
- Sukar Masuk Tidur
- Terbangun Malam Hari
- Tidak Nyenyak
- Bangun dengan Lesu
- Banyak Mimpi-Mimpi
- Mimpi Buruk
- Mimpi Menakutkan
5 Gangguan Kecerdasan
- Sukar Konsentrasi
- Daya Ingat Buruk
6 Perasaan Depresi
- Hilangnya Minat
- Berkurangnya Kesenangan Pada Hobi
- Sedih
- Bangun Dini Hari
- Perasaan Berubah-Ubah Sepanjang Hari
7 Gejala Somatik (Otot)
- Sakit dan Nyeri di Otot-Otot
- Kaku
- Kedutan Otot
- Gigi Gemerutuk
- Suara Tidak Stabil
8 Gejala Somatik (Sensorik)
135
- Tinitus
- Penglihatan Kabur
- Muka Merah atau Pucat
- Merasa Lemah
- Perasaan ditusuk
-Tusuk
9 Gejala Kardiovaskuler
- Takhikardia
- Berdebar
- Nyeri di Dada
- Denyut Nadi Mengeras
- Perasaan Lesu/Lemas Seperti Mau Pingsan
- Detak Jantung Menghilang (Berhenti Sekejap)
10 Gejala Respiratori
- Rasa Tertekan atau Sempit Di Dada
- Perasaan Tercekik
- Sering Menarik Napas
- Napas Pendek/Sesak
11 Gejala Gastrointestinal
- Sulit Menelan
- Perut Melilit
- Gangguan Pencernaan
- Nyeri Sebelum dan Sesudah Makan
- Perasaan Terbakar di Perut
- Rasa Penuh atau Kembung
- Mual
- Muntah
- Buang Air Besar Lembek
- Kehilangan Berat Badan
- Sukar Buang Air Besar (Konstipasi)
12 Gejala Urogenital
- Sering Buang Air Kecil
136
TOTAL SKOR :
137
138