Anda di halaman 1dari 103

LAPORAN STASE TERAPI KOMPLEMENTER

ASUHAN KEBIDANAN TERAPI KOMPLEMENTER PADA


AN. M UMUR 3 TAHUN DENGAN BABY SPA (SOLUS PER
AQUA) DI KLINIK PRATAMA UNIVERSITAS PAHLAWAN
TAHUN 2022

DOSEN PRESEPTOR LAPANGAN : Syukrianti Syahda, M. Kes


DOSEN PRESEPTOR AKADEMIK : Nislawaty, M. Kes

DISUSUN OLEH :

NAMA : SUKMA JULITA


NIM : 2115901017

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
2022
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat allah SWT atas rahmat yang
telah dilimpahkan-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan

tugas laporan Stase Terapi Komplementer ini, yang diajukan untuk melengkapi
dan memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan profesi bidan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Dengan judul “Kanker
Serviks”. Dalam menyelesaikan laporan praktik ini, penulis merasakan betapa
besarnya manfaat bimbingan yang telah diberikan oleh semua pihak terutama
yang memberikan masukan - masukan sehingga dapat dijadikan suatu pedoman
dan landasan bagi penulis dalam menggali semua permasalahan yang erat
kaitannya dengan laporan ini.
Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis untuk menyampaikan ucapan
terima kasih kepada :
1. Nislawaty, SST. M. Kes, selaku dosen preseptor akademik
Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai dan selaku pembimbing
akademik yang telah banyak memberikan bimbingan dan
pengarahan serta dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan
laporan ini.
2. Syukrianti Syahda, SST. M. Kes, selaku dosen preseptor lapangan
yang telah memberikan pengalaman serta bimbingan dalam
penyelesaian laporan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan kasus ini masih


belum sempurna. Untuk itu penulis berharap kritikan dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak demi kesempurnaan laporan ini.

Pekanbaru, 09 November 2022

Sukma Julita

i
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Stase Terapi Komplementer


Di Klinik Pratama Universitas Pahlawan Tuan Tambusai Tahun 2022. Pada Hari
Jum,at 25 November 2022 Jam 16.10 WIB. Oleh Mahasiswa Profesi Bidan
Universitas Pahlawan Tuan Tambusai :

Nama : Sukma Julita


Nim : 2115901017
Judul : “Asuhan Kebidanan Terapi Komplementer Pada An. M
Umur 3 Tahun Dengan Baby SPA (Solus Per Aqua) Di
Klinik Pratama Universitas Pahlawan Tahun 2022”.

Pekanbaru, 25 November 2022

Menyetujui

Preseptor Akademik Preseptor Lapangan

Nislawaty, SST. M. Kes Syukrianti Syadah, SST. M. Kes

Mahasiswa

Sukma Julita

ii
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Setelah membaca dan mendengar keterangan dari mahasiswa Prodi


Pendidikan Profesi Bidan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai yang akan
melaksanakan Asuhan Kebidanan dengan judul
“Asuhan Kebidanan Terapi Komplementer Pada An. M Umur 3
Tahun Dengan Baby SPA (Solus Per Aqua) Di Klinik Pratama
Universitas Pahlawan Tahun 2022”.
Maka saya bersedia menjadi responden dan saya berjanji untuk
memberikan informasi dengan sesungguhnya yang saya ketahui tanpa ada
penekanan dari pihak manapun.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Pekanbaru, 25 November 2022

Responden

(An.M)

iii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ ii
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN............................. iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................... 8
C. Tujuan Penulisan..................................................................... 8
D. Manfaat Penulisan................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Tinjauan Teori....................................................................... 10
1) Konsep Dasar Terapi Komplementer
a. Definisi Terapi Komplementer.................................... 10
b. Tujuan Terapi Komplementer...................................... 10
c. Sejarah Terapi Komplementer..................................... 10
d. Jenis-jenis Terapi Komplementer................................ 12
e. Obat-obat Terapi Komplementer................................. 12
f. Aspek Legal Terapi Komplementer............................. 14
g. Kendala Terapi Komplementer.................................... 15
h. Perbedaan Terapi Komplementer Dan Alternatif........ 15
i. Metode Terapi Komplementer..................................... 16
(1) Yoga...................................................................... 16
(2) Akuputur............................................................... 23
(3) Akupresur.............................................................. 24
(4) Pijat Atau Massage............................................... 28
(5) Tanaman Obat Herbal........................................... 52

iv
BAB III KONSEP DASAR TERAPI KOMPLEMENTER BABY SPA
A. Definisi Baby SPA................................................................... 58
B. Manfaat Baby SPA .................................................................. 58
C. Langkah-langkah Baby SPA.................................................... 58
D. Tahapan-tahapan Baby SPA..................................................... 59
E. Bahan Alamiah Untuk Baby SPA............................................ 59
F. Gerakan Tahapan Baby SPA.................................................... 60
a. Baby Massage.................................................................... 60
b. Baby Gym........................................................................... 66
c. Baby Swimm....................................................................... 67

BAB IV METODELOGI ASUHAN KEBIDANAN PADA BABY SPA


A. Jenis Studi Kasus..................................................................... 69
B. Lokasi Studi Kasus.................................................................. 69
C. Subjek Studi Kasus.................................................................. 69
D. Waktu Studi Kasus................................................................... 69
E. Instrument Studi Kasus............................................................ 69
F. Jenis Data Studi Kasus............................................................. 69
G. Alat dan Metode Pengumpulan Data....................................... 70
H. Analisi Data Studi Kasus......................................................... 70
I. Jalannya Studi Kasus............................................................... 70
J. Etika Penulisan Studi Kasus.................................................... 71
K. Jalannya Asuhan Kebidanan................................................... 71

BAB V REFLEKSI KASUS


A. Identitas Klien......................................................................... 74
B. Introduction............................................................................. 74
C. Description.............................................................................. 74
D. Evaluation............................................................................... 74
E. Analisis................................................................................... 76
F. Conclusion And Action Plan.................................................. 76

v
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.............................................................................. 77
B. Saran........................................................................................ 77

DAFTAR PUSTAKA

DOCUMENTASI

vi
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap anak akan melewati masa tumbuh kembang yang

berkesinambungan mulai dari lahir sampai dewasa. Dalam masa

perkembangannya, terdapat masa kritis yang memerlukan stimulasi atau

rangsangan yang berguna bagi potensi perkembangan anak

(Mahyunani, 2014). Masa bayi hingga usia 2 tahun disebut priode 1000

hari kelahiran. Masa ini merupakan masa tersingkat dari semua priode

perkembangan, sehingga sangat penting untuk memenuhi nutrisi dan

stimulus yang optimal karena, setelah priode ini terlewati otak akan

tumbuh melambat dan tidak pernah bisa tumbuh cepat kembali

(Julianti, 2017).

Menurut World Health Organitation (WHO) (2017), Secara

global sekitar 20-40% bayi usia 0-2 tahun mengalami masalah

keterlambatan dalam proses perkembangan (Bhandari, 2017).

Prevalensi masalah perkembangan anak diberbagai negara maju dan

berkembang diantaranya Amerika sebesar 12-16 %, Argentina 22%,

dan Hongkong 23% dan 13-18% Indonesia. Beberapa penelitian yang

telah di evaluasi berdampak kegagalan bahkan memperpendek usia

hidup (Sitaresmi et.al., 2008). Menurut Depkes RI (2006) menyatakan

bahwa 16% bayi di Indonesia mengalami gangguan perkembangan

saraf dan otak mulai ringan sampai berat. Pada masa bayi dan balita,
2

perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial,

emosional dan intelejensi berjalan sangat cepat dan merupakan

landasan perkembangan berikutnya.

Pada tahun 2010 di Rumah Sakit Umum Dr. Soetomo di

Surabaya, 133 kasus gangguan perkembangan motorik kasar dan

motorik halus (Suryawan dan Narendra, 2010). Ikatan Dokter Anak

Indonesia Jawa tengah (2010) melakukan pemeriksaan terhadap 2.634

anak dari usia 0 – 72 bulan. Dari hasil pemeriksaan untuk

perkembangan ditemukan normal sesuai dengan usia 53%, meragukan

(membutuhkan pemeriksaan lebih dalam) sebanyak 13%,

penyimpangan perkembangan sebanyak 34%. Dari hasil perkembangan

10% terkena motorik kasar (seperti duduk dan berjalan), 30% motorik

halus (seperti menulis dan memegang), 44% bicara bahasa dan 16%

sosialisasi kemandirian. Berdasarkan data diatas terlihat bahwa angka

meragukan dan penyimpangan perkembangan masih cukup besar di

Indonesia (Hanifah dan Febriani, 2014).

Ditinjau dari data dan informasi kesehatan Sumatera Utara

(2016), angka kelahiran hidup berjumlah 312.707 bayi, melihat

tingginya angka kelahiran hidup pada bayi, penting sekali memberi

stimulus pada masa golden age sehingga tidak terjadi keterlambatan

perkembangan. Berdasarkan status tumbuh kembang bayi dan balita di

Kota Medan dalam profil kesehatan Sumatera Utara (2012), sebanyak

15.1% bayi mengalami gizi kurang yang kemudian menyebabkan


3

keterlambatan dalam proses perkembangan meliputi motorik halus,

motorik kasar, bahasa dan prilaku sosial.

Menurut Permenkes RI No. 66 (2014) agar tumbuh kembang

anak optimal diperlukan kondisi yang mendukung diantaranya

hubungan anggota keluarga dan lingkungan keluarga yang memberikan

kasih sayang, keadaan fisik mental sosial yang sehat, terjangkau oleh

pelayanan kesehatan, makanan yang cukup dan gizi seimbang, anak

mendapatkan kesempatan memperoleh stimulasi tumbuh kembang dan

pendidikan dini di keluarga dan masyarakat, anak mempunyai

kesempatan melakukan kegiatan dan bermain permainan yang

merangsang perkembangan. Dalam menstimulasi perkemabangan anak,

pijat bayi dapat membantu agar anak menmproleh rangsangan yang

sesuai.

Pijat bayi merupakan salah satu tradisi yang diwariskan nenek

moyang kita yang terbukti khasiatnya dapat membantu menstimulasi

perkembangan. Seiring berkembangnya teknologi Pijat bayi kemudian

dimodifikasi dengan pola yang lebih modern hingga menjadi tren baru

yang dikenal dengan istilah Baby spa. Baby Spa merupakan perawatan

tubuh pada bayi yang dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu mandi

berendam atau berenang dan pijat bayi. Berendam dan berenang akan

merangsang gerakan motorik bayi. Gerakan di dalam air akan membuat

semua anggota tubuh bayi akan terlatih, selain itu kemampuan

mengontrol otot bayi akan lebih meningkat.


4

Pemijatan berfungsi supaya bayi lebih responsif, dapat lebih

banyak menyapa dengan kontak mata, lebih banyak tersenyum, lebih

banyak bersuara, lebih banyak menanggapi, lebih cepat mempelajari

lingkungan dan lebih tanggap terhadap lingkungan (Galeria, 2014).

Sebuah penelitian dari University of Science and Technology di

Nowergia mengatakan bayi yang bisa berenang ternyata memiliki

keseimbangan yang lebih baik, dan mampu menggapai obyek-obyek di

sekitarnya lebih mudah daripada bayi yang bukan perenang.

Faktor pendukung (pascanatal) yang sangat menentukan

pertumbuhan bagi anak yaitu nutrisi, status kesehatan, ekonomi

keluarga dan stimulasi. Stimulasi memegang peran dalam

meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan, terutama

meningkatkan berat badan bayi. Stimulasi yang diberikan terus-

menerus secara rutin dapat merangsang perkembangan sel otak dan

memperkuat hubungan antar syaraf yang telah terbentuk. Salah satu

bentuk stimulasi yang dapat diberikan pada bayi adalah dengan

perawatan baby spa.

Pijat bayi merupakan praktik mengasuh anak secara tradisional

yang bertahan sampai saat ini karena telah terbukti khasiatnya. Nenek

moyang kita sudah terbiasa memijat bayi ketika ada masalah kesehatan

yang ditunjukkan dengan gejala rewel, nafsu makan menurun, ataupun

perut kembung. Jika dulu pijat bayi identik dengan jerit tangis bayi

setiap kali dipijat, saat ini dengan teknik yang telah dimodifikasi, pijat
5

bayi akan menjadi momen yang menyenangkan dan membuat bayi

ceria.

SPA merupakan salah satu cara meremajakan tubuh dengan

rangkaian pijat dan renang yang membuat tubuh menjadi nyaman. Spa

berasal dari bahasa Belgia, espa yang berarti mata air. Sementara ada

juga pihak yang meyakini bahwa spa merupakan kependekan dari

ungkapan latin “solus per aqua” yang secara harfiah berarti sehat

melalui air (Galenia, 2014).

SPA merupakan singkatan dari solus per aqua artinya solus

perawatan/pengobatan, per dengan, aqua air. Spa berasal dari nama

sebuah kota kecil di provinsi Liege, Belgia yaitu kota Spa. Di kota

tersebut terdapat sebuah mata air yang mengandung mineral dan telah

dikunjungi sejak abad ke 14. Konon orang yang berendam di mata air

kota Spa dapat sembuh dari berbagai gangguan kesehatan. Spa berarti

sehat melalui air.

SPA adalah suatu sistem pengobatan atau perawatan dengan

media air atau istilahnya Hydrotherapi. Menurut Permenkes No.

1205/Memkes/X/2004 Spa merupakan upaya tradisional yang

menggunakan pendekatan holistik melalui perawatan menyeluruh

dengan menggunakan metode kombinasi antara hydrotherapi (terapi

air) dan massage (pijat) yang dilakukan secara terpadu untuk

menyeimbangkan tubuh, pikiran dan perasaan (Julianti, 2017).

Baby SPA telah lama di praktekkan oleh bangsa-bangsa lain di


6

berbagai belahan dunia untuk mengoptimalkan tumbuh kembang pada

bayi. Karena pada masa ini anak mengalami masa keemasan yang

merupakan tahap saat anak mulai peka dan sensitif untuk menerima

rangsangan (Galenia, 2014).

Baby Solus Per Aqua (SPA) bermanfaat memberikan rasa

tenang, nyaman, dan segar, sehingga bayi akan relaks dan dapat tidur

nyenyak. Dapat diketahui bahwa hormon pertumbuhan 75% keluar

pada saat individu tidur. Semakin meningkat jumlah jam tidur bayi

pengeluaran hormone pertumbuhan juga meningkat. Terapi pijat yang

dilakukan pada bayi dapat meningkatkan berat badan perhari hingga

20-47% lebih banyak dari yang tidak dipijat jika dilakukan 3 x 15

menit selama 10 hari. Sentuhan pijat pada bayi akan meningkatkan

nafsu makan dan berat badannya.

Baby spa dapat menjadi upaya komplementer dalam pencegahan

masalah pertumbuhan pada bayi, penelitian yang dilakukan oleh

Prastiani dan Setyaningrum (2017) pada 38 bayi didapatkan bahwa dari

25 bayi yang mendapatkan perawatan baby spa secara teratur hanya 4

bayi yang mengalami pertumbuhan fisik yang tidak normal, jika

dibandingkan dengan 9 bayi yang mendapatkan perawatan baby spa

tidak teratur, 7 diantaranya mengalami pertumbuhan fisik yang tidak

normal. Penelitian lain yang dilakukan oleh (Nugrohowati &

Nurhidayati 2015).

Banyak riset menunjukkan bayi membutuhkan rangsangan dini


7

diberbagai bagian tubuh dan alat-alat indera untuk membantu bayi

dalam penyesuaian diri terhadap lingkungan barunya (Soetjiningsih,

2012).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dwi (2017) tentang

hubungan frekuensi baby SPA dengan pertumbuhan pada bayi usia 6-12

bulan di klinik baby SPA Oemah Moengil kota tegal diperoleh hasil

terdapat hubungan antara frekuensi baby SPA dengan pertumbuhan

fisik bayi ditunjukkan dengan nilai yang signifikan (p value =0,001 <

0,05).

Berdasarkan studi pendahuluan dilingkup Mom’me Organic

Baby and Baby Spa di Semarang, ditemukan 6 dari 10 bayi dicurigai

mengalami keterlambatan perkembangan dengan skrinning

menggunakan Denver Development Skrinning Test II (Budi et.al.,

2015). Sebuah penelitan yang dilakukan oleh Esti Rahmawati

Wahyuningtyas di My Baby Spa Surabaya, menunjukkan bahwa 13 dari

20 bayi dicurigai mengalami keterlambatan perkembangan dengan

menggunakan skrinning menggunakan DDST II, dari hasil penelitian

setelah dilakukannya baby spa terdapat peningkatan hasil, awalnya 13

bayi masuk dalam kategori caution (waspada), mengalami penurunan

10% menjadi hanya 11 bayi, sedangkan untuk kategori normal

mengalami peningkatan data sebanyak 10% dari 5 bayi menjadi 7 bayi

sedangkan kategori advance (meningkat) tidak terjadi peningkatan

maupun penuruanan hanya bayi menjadi lebih aktif.


8

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk

melakukan implementasi dengan judul “Asuhan Kebidanan Terapi

Komplementer Pada An. M Umur 3 Tahun Dengan Baby Spa

(Solus Per Aqua) Di Klinik Pratama Universitas Pahlawan Tahun

2022”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis merumuskan

masalah yaitu “Asuhan Kebidanan Terapi Komplementer Pada An.

M Umur 3 Tahun Dengan Baby Spa (Solus Per Aqua) Di Klinik

Pratama Universitas Pahlawan Tahun 2022?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan secara umum

Adalah mampu menjelaskan dan mengimplementasikan Asuhan

Kebidanan Terapi Komplementer Pada An. M Umur 3 Tahun

Dengan Baby Spa (Solus Per Aqua) Di Klinik Pratama Universitas

Pahlawan Dalam Bentuk SOAP.

2. Tujuan khusus

a. Menjelaskan mengenai konsep dasar Baby Spa (Solus Per Aqua).

b. Melakukan identifikasi diagnosa dan masalah potensial

pada Baby Spa (Solus Per Aqua).

c. Melaksakan rencana asuhan kebidanan terapi komplementer pada

Baby Spa (Solus Per Aqua).


9

d. Melakukan evaluasi hasil asuhan kebidanan terapi komplementer

pada Baby Spa (Solus Per Aqua) yang telah dilakukan pada An.

M.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Dapat digunakan sebagai referensi bagi mahasiswa untuk

melakukan asuhan kebidanan terapi komplementer pada Baby Spa

(Solus Per Aqua).

2. Manfaat praktis

a. Bagi masyarakat

Dapat dijadikan sumber informasi untuk memperoleh

pengetahuan tentang Baby Spa (Solus Per Aqua).

b. Bagi ilmu pengetahuan dan teknologi

Dapat digunakan sebagai masukan dalam pengembangan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi Kesehatan khususnya di bidang

kebidanan tentang Baby Spa (Solus Per Aqua).

c. Bagi Peneliti

Menjadi pengalaman nyata sebagai peneliti pemula dan

menambah pengetahuan mengenai cara memberikan stimulasi

dengan baby SPA.


10

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep Dasar Terapi Komplementer

a. Definisi Terapi Komplementer

Terapi komplementer adalah cara penanggulangan penyakit yang


dilakukan sebagai pendukung kepada pengobatan medis konvensional
atau sebagai pengobatan pilihan lain diluar pengobatan medis
yangkonvensional. Kramlich (2014) menyebutkan terapi komplementer
merupakan cara atau terapi tambahan bersamaan dengan pengobatan
kompensional. Pendapat lain mendefinisikan sebagai beragam praktik
dan produk terkait dengan kesehatan yang penggunaanya diluar biomedis
konpensional (hall, leach, brosnan, & collns, 2017).

Terapi komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang


digabungkan dalam pengobatan modern, yang dilakukan sebagai
pendukung pengobatan medis konvesional atau sebagai pengobatan
pilihan lain diluar pengobatan medis yang konvensional (widaryantir,
2019).

b. Tujuan Terapi Komplementer

Terapi komplementer bertujuan untuk memperbaiki fungsi dari


sistem-sistem tubuh, terutama sistem kekebalan dan pertahanan tubuh
agar tubuh dapat menyembuhkan dirinya sendiri yang sedang sakit,
karena tubuh kita sebenarnya mempunyai kemampuan untuk
menyembuhkan dirinya sendiri, asalkan kita mau mendengarkannya dan
memberikan respon dengan asupan nutrisi yang baik lengkap serta
perawatan yang tepat.

c. Sejarah Terapi Komplementer

Terapi komplementer diawali dari adanya beragam praktik medis


yang diperkenalkan sebagai ‘pengobatan alternatif’ pada abad ke-19.
Pada masa ini belum ada obat modern, sehingga jarang ditemukan
11

adanya praktik pengobatan medis pada orang yang sakit. Secara umum,
orang yang sakit akan diresepkan obat herbal oleh berbagai tenaga
kesehatan pada masa itu termasuk dokter, dan dukun atau tabib.

Pandangan seseorang terhadap orang yang sakit dan memerlukan


pengobatan. memiliki sikap yang beragam. Beberapa budaya di suatu
daerah akan memandang secara positif terhadap orang yang sakit sebagai
kesatuan yang utuh secara holistik, namun ada juga budaya di daerah lain
yang menganggap bahwa orang yang sakit harus diisolasi dan dijauhkan
dari lingkungan tempat tinggal mereka dengan alasan agar tidak
menularkan penyakit kepada orang lain. Seiring dengan perkembangan
ilmu pengetahuan, melalui berbagai penelitian ilmiah dan pengembangan
profesi medis modern memberikan pemahaman tentang konsep penyakit
pada manusia dan meningkatkan kesadaran secara dramatis terhadap
pandangan manusia tentang penyakit. Pada masa ini mulai berkembang
obat modern dan profesi medis modern, perawatan kesehatan menjadi
semakin terpusat pada biomedis.

Pada abad ke-19 mulai ditemukan cara untuk mengisolasi dan


mensintesis bahan aktif dari obat-obatan nabati yang merupakan awal
dari kemunculan industri farmasi modern. Perkembangan obat dan
profesi modern terus berkembang sampai degan abad ke-20, yang pada
akhirnya berhasil menggeser pengobatan alternatif.

Periode tahun 1960-1970an mulai terjadi pro dan kontra berkaitan


dengan teknik pengobatan modern dan alternatif. Pada periode ini terlihat
adanya pro dan kontra yang sangat dipengaruhi oleh adanya factor
budaya. Masyarakat benua barat lebih dapat menerima pengobatan
modern yang diberikan oleh professional modern. Namun hal ini
berkebalikan dengan benua tinur, dimana masayarakat di benua timur
lebih meyakini tentang praktik meditasi, dan filosofi yang lain sebagai
upaya untuk ‘kembali ke alam’ dalam suatu pengobatan. Berbagai
penelitian berkaitan dengan pengobatan komplementer/alternatif telah
dikembangkan sehingga pada akhirnya praktik pengobatan
komplementer/alternatif yang dilakukan berbasis pada bukti-bukti ilmiah.
12

Saat ini, terapi alternatif dan komplementer sangat banyak jenisnya.


Terapi ini juga dikembangkan berdasarkan kepada bukti ilmiah hasil dari
penelitian. Setiap Negara memiliki jenis terapi komplementer yang
berbeda, sesuai dengan budaya yang terdapat dalam komunitas tersebut.
Di Indonesia saat ini telah berkembang bernagai jenis terapi
komplementer / alternatif yang dapat diberikan kepada pasien sesuai
dengan kebutuhan.

d. Jenis-Jenis Terapi Komplementer

Jenis pelayanan pengobatan komplementer-alternatif berdasarkan


Permenkes RI Nomor : 1109/Menkes/Per/2007 adalah :

1) Intervensi tubuh dan pikiran (mind and body interventions) :


Hipnoterapi, mediasi, penyembuhan spiritual, doa dan yoga.

2) Sistem pelayanan pengobatan alternatif : akupuntur, akupresur,


naturopati, homeopati, aromaterapi, ayurveda.

3) Cara penyembuhan manual : chiropractice, healing touch, tuina,


shiatsu, osteopati, pijat urut.

4) Pengobatan farmakologi dan biologi : jamu, herbal, gurah.

5) Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan : diet makro


nutrient, mikro nutrient.

6) Cara lain dalam diagnosa dan pengobatan : terapi ozon,


hiperbarik, EEC.

e. Obat-Obat Terapi Komplementer

1) Bersifat natural yaitu mengambil bahan dari alam, seperti jamu-


jamuan, rempah yang sudah dikenal (jahe, kunyit, temu lawak dan
sebagainya).

2) Pendekatan lain seperti menggunakan energi tertentu yang mampu


mempercepat proses penyembuhan, hingga menggunakan doa
tertentu yang diyakini secara spiritual memiliki kekuatan
penyembuhan.
13

Di Indonesia ada 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang


telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan untuk dapat
diintegrasikan ke dalam pelayanan konvensional, yaitu sebagai
berikut :

a) Akupunktur medik yang dilakukan oleh dokter umum


berdasarkan kompetensinya. Metode yang berasal dari Cina
ini diperkirakan sangat bermanfaat dalam mengatasi berbagai
kondisi kesehatan tertentu dan juga sebagai analgesi (pereda
nyeri). Cara kerjanya adalah dengan mengaktivasi berbagai
molekul signal yang berperan sebagai komunikasi antar sel.
Salah satu pelepasan molekul tersebut adalah pelepasan
endorphin yang banyak berperan pada sistem tubuh.

b) Terapi hiperbarik, yaitu suatu metode terapi dimana pasien


dimasukkan ke dalam sebuah ruangan yang memiliki tekanan
udara 2-3 kali lebih besar daripada tekanan udara atmosfer
normal (1 atmosfer), lalu diberi pernapasan oksigen murni
(100%). Selama terapi, pasien boleh membaca, minum, atau
makan untuk menghindari trauma pada telinga akibat
tingginya tekanan udara.

c) Terapi herbal medik, yaitu terapi dengan menggunakan obat


bahan alam, baik berupa herbal terstandar dalam kegiatan
pelayanan penelitian maupun berupa fitofarmaka. Herbal
terstandar yaitu herbal yang telah melalui uji preklinik pada
cell line atau hewan coba, baik terhadap keamanan maupun
efektivitasnya. Terapi dengan menggunakan herbal ini akan
diatur lebih lanjut oleh Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi,
yaitu sebagai berikut :

(1) Sumber daya manusia harus tenaga dokter dan atau


dokter gigi yang sudah memiliki kompetensi.

(2) Bahan yang digunakan harus yang sudah terstandar


dan dalam bentuk sediaan farmasi.
14

(3) Rumah sakit yang dapat melakukan pelayanan


penelitian harus telah mendapat izin dari Departemen
Kesehatan Republik Indonesia dan akan dilakukan
pemantauan terus-menerus.

Dari 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang ada, daya


efektivitasnya untuk mengatasi berbagai jenis gangguan penyakit tidak
bisa dibandingkan satu dengan lainnya karena masing-masing
mempunyai teknik serta fungsinya sendiri-sendiri. Terapi hiperbarik
misalnya, umumnya digunakan untuk pasien-pasien dengan gangren
supaya tidak perlu dilakukan pengamputasian bagian tubuh.

Terapi herbal, berfungsi dalam meningkatkan daya tahan tubuh.


Sementara, terapi akupunktur berfungsi memperbaiki keadaan umum,
meningkatkan sistem imun tubuh, mengatasi konstipasi atau diare,
meningkatkan nafsu makan serta menghilangkan atau mengurangi efek
samping yang timbul akibat dari pengobatan kanker itu sendiri, seperti
mual dan muntah, fatigue (kelelahan) dan neuropati.

Pada beberapa rumah sakit di Indonesia, pengobatan komplementer


ini pun mulai diterapkan sebagai terapi penunjang atau sebagai terapi
pengganti bagi pasien yang menolak metode pengobatan konvensional.
Terapi komplementer ini juga dapat dilakukan atas permintaan pasien
sendiri ataupun atas rujukan para dokter lainnya.

Diharapkan dengan penggabungan pengobatan konvensional dan


pengobatan komplementer ini bisa didapatkan hasil terapi yang lebih
baik.

f. Aspek Legal Terapi Komplementer

1) Undang-Undang RI No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan yaitu :

a) Pasal 1 butir 16, pelayanan kesehatan tradisional adalah


pengobatan dan atau perawatan dengan cara dan obat yang
mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun-temurun
secara empiris yang dapat dipertanggung jawabkan dan diterapkan
sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.
15

b) Pasal 48 tentang pelayanan kesehatan tradisional.

c) Bab III Pasal 59 s/d 61 tentang pelayanan kesehatan tradisonal.

2) Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1076/Menkes/SK/2003 tentang


pengobatan tradisional.

3) Keputusan Menteri Kesehatan RINo. 120/Menkes/SK/II/2008


tentang standar pelayanan hiperbarik.

4) Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1109/Menkes/Per/IX/2007


tentang penyelenggaraan pengobatan komplementer-alternatif di
fasilitas pelayanan kesehatan.

5) Keputusan Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik, No.


HK.03.05/I/199/2010 tentang pedoman kriteria penetepan metode
pengobatan komplementer-alternatif yang dapat diintegrasikan di
fasilitas pelayanan kesehatan.

g. Kendala Terapi Komplementer

1) Masih lemahnya pembinaan dan pengawasan.

2) Terbatasnya kemampuan tenaga kesehatan dalam melakukan


bimbingan.

3) Terbatasnya anggaran yang tersedia untuk pelayanankesehatan


komplementer.

4) Belum memadainya regulasi yang mendukung pelayanan kesehatan


komplementer.

5) Terapi komplementer belum menjadi program prioritas dalam


penyelenggaraan pembangunan kesehatan.

h. Perbedaan Terapi Komplementer Dan Terapi Alternatif

Meskipun terapi komplementer berkembang bersamaan dengan


terapi alternative, namun ada hal prinsip yang membedakan antara terapi
komplementer dan terapi alternatif sebagai berikut :

1) Terapi komplementer adalah suatu pengobatan yang dapat


digunakan bersamaan dengan perawatan medis konvensional.
16

2) Terapi alternatif umumnya digunakan sebagai pengganti


perawatan medis konvensional.

Berdasarkan pada uraian tentang terapi komplementer dan terapi


alternative di atas dapat disimpulkan bahwa sesuai dengan fungsinya
terapi komplementer diberikan untuk melengkapi perawatan medis
konvesional tidak menghilangkan atau mengganti pengobatan medis yang
harus dilakukan. Hal ini berbeda dengan terapi alternatif, dimana terapi
alternative dilakukan sebagai pengganti dari perawatan medis
konvensional.

i. Metode Terapi Komplmenter Dalam Asuhan Kebidanan

1) Yoga.

Yoga adalah olah raga yang sangat diminati saat ini. dan yoga
juga terbukti sangat ampuh untuk membantu ibu hamil mengatasi
semua keluhan ketidak nyamanan yang mereka rasakan selama masa
kehamilan serta mampu membantu melancarkan proses persalinan
mereka.

Yoga berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya untuk


memikul atau bergabung bersama. Definisi dan gerakan yoga
ditemukan dalam kitab Yoga Sutra yang ditulis oleh Rsi Patanjali
pada 3000 SM yang merupakan seorang guru besar dan fisioterapi
India. Yoga merupakan kombinasi antara olah tubuh dan peregangan
dengan nafas dalam dan meditasi. Yoga didesain untuk meregangkan
otot dan menjaga fleksibilitas tulang belakang dan sendi. Yoga
dilakukan dengan pernafasan dalam sehingga meningkatkan aliran
oksigen ke otak sehingga dapat mengurangi kecemasan, depresi,
gangguan psikologis dan gejala nyeri termasuk nyeri punggung
bawah (Field, 2011).

Prenatal yoga merupakan kombinasi gerakan senam hamil


dengan gerakan yoga antenatal yang terdiri dari gerakan penafasan
(pranayama), posisi (mudra), meditasi dan relaksasi yang dapat
membantu kelancaran dalam kehamilan dan persalinan (Rusmita,
2015).
17

Prenatal yoga atau yoga selama hamil adalah salah satu


modifikasi hatha yoga yang disesuaikan dengan kondisi ibu hamil.
Tujuan prenatal yoga adalah mempersiapkan ibu hamil secara fisik,
mental, dan spiritual untuk menghadapi proses persalinan (Pratignyo,
2014).

Gerakan peregangan otot dalam prenatal yoga dapat


meminimalisasi bahkan menghilangkan ketidak nyamanan yang
sering kali dirasakan selama masa kehamilan seperti hearth burn,
nyeri di pinggul, atau tulang rusuk, keram dikaki atau sakit kepala.
Selain itu, sirkulasi oksigen darah memiliki ketergantungan pada
kondisi otot tubuh (Dewi et al, 2016).

Manfaat prenatal yoga yaitu :

a) Membantu mengatasi nyeri punggung dan mempersiapkan


fisik dengan memperkuat dan mempertahankan elastisitas
otot-otot dinding perut, ligament-ligamen, otot dasar
panggul yang berhubungan dengan proses persalinan.

b) Membentuk sikap tubuh. Sikap tubuh yang baik


selamakehamilan dan bersalin dapat mengatasi keluhan-
keluhan umum pada wanita hamil, mengharapkan letak
janin normal, mengurangi sesak nafas akibat bertambah
besarnya perut.

c) Relaksasi dan mengatasi stres. Memperoleh relaksasi


tubuh yang sempurna dengan memberi latihan kontraksi
dan relaksasi. Relaksasi yang sempurnna diperlukan
selama hamil dan selama persalinan.

d) Menguasai teknik-teknik pernafasan yang mempunyai


peran penting dalam persalinan dan selama hamil untuk
mempercepat relaksasi tubuh yang diatasi dengan nafas
dalam, selain itu juga untuk mengatasi nyeri saat his.

e) Untuk meningkatkan sirkulasi darah (Suananda, 2018).


18

Syarat prenatal yoga yaitu :

a) Sebelum melakukan latihan harus dilakukan pemeriksaan


kesehatan dan minta nasihat dokter atau bidan.

b) Latihan baru dapat dimulai setelah usia kehamilan 22


minggu.

c) Latihan harus dilakukan secara teratur dan disiplin dalam


batas-batas kemampuan fisik ibu.

d) Latihan sebaiknya dilakukan di rumah sakit atau klinik


bersalin.

e) Latihan tidak menekan area perut dengan tidak


melakukan latihan untuk otot perut dan menghindari
posisi tengkurap.

f) Latihan tidak meregangkan area perut dengan tidak


melakukan gerakan melenting ke belakang atau backbend
berlebihan.

g) Latihan tidak memutar area perut.

Kontraindikasi prenatal yoga yaitu :

1) Anemia

2) Hyperemesis gravidarum

3) Kehamilan ganda

4) Sesak nafas

5) Tekanan darah tinggi

6) Nyeri pubis dan dada

7) Mola hidatidosa

8) Perdarahan pada kehamilan

9) Kelainan jantung

10) PEB (Preeklampsia Berat) (Mufdlilah, 2009).


19

Langkah-langkah Prenatal Yoga :


No Langkah kerja Gambar
1 Informed concent
1) Memperkenalkan diri.
2) Menjelaskan maksud dan tujuan.
3) Menjelaskan langkah kerja.
4) Meminta persetujuan pasien.
2 Langkah I Persiapan
Menyiapkan alat-alat yang digunakan.
1) Matras.
2) Music klasik.
3) Kasur sprei putih.
4) Slimut.
5) Aroma therapi diffuser.
6) Mengatur posisi pasien
senyaman mungkin.
3 Persiapan Bidan
1) Mencuci tangan.
2) Mengeringkan telapak tangan
dengan tisu.
4 Persiapan Lingkungan
1) Menutup gorden atau pintu.
2) Pastikan privasi pasien
terjaga.
5 1) Latihan pemusatan perhatian
(centering) atau memusatkan
perhatian penting untuk memulai
latihan. Saat memulai senam, ibu
mungkin masih memikirkan banyak
hal sehingga perlu membantu ibu
untuk memusatkan perhatian,
menangkan pikiran, fokus pada
latihan dan hanya antara ibu dan
janin dalam perutnya. Selalu
gunakan kata-kata positif
untuk membangkitkan kembali rasa
tenang, semangat, percaya diri dan
nyaman (Suananda, 2018).
6 2) Pernafasan (pranayama) atau latihan
pernafasan perlu dilatih karena
napas adalah salah satu unsur
penting dalam keberhasilan
menenangkan pikiran dan mengejan
saat persalinan. (Suananda,
2018).
20

7 1) Gerakan pemanasan (warming up)


Pemanasan adalah saat persiapan
bagi tubuh untuk melakukan
gerakan-gerakan dalam latihan.
Hindari gerakan yang berat karena
tubuh belum siap. Pemanasan
merupakan saat yang tepat untuk
memperkenalkan bagian-bagian
tubuh seperti tulang pinggul, posisi
kaki dan bagian tubuh lainnya
(Suananda, 2018).
8 Gerakan inti
1) Stabilisasi
Perubahan beban di dalam tubuh akan
membuat perubahan dalam kestabilan
badan. Pusat gravitasi akan
mengalami perpinndahan ke depan
akibat hormon relaxin yang membuat
sendi-sendi lebih longgar. Gerakan ini
berfungsi untuk menstabilkan rongga
panggul, postur tubuh, memperkuat
otot punggung dan kaki (Suananda,
2018).

9Peregangan otot leher Posisi bisa dilakukan


duduk atau berdiri. Angkat tangan
kanan dan letakkan di telinga kiri.
Lakukan peregangan ke sisi kanan dan
lakukan sebaliknya. Gerakan ini
berfungsi untuk meregangkan otot-otot
di area leher.
10
Standing lateral stretch (ardhakati
chakrasana). Posisi berdiri dan buka
kedua kaki selebar panggul. Tarik nafas,
jalin jari-jari dan angkat ke atas.
Keluarkan napas dan bawa tangan ke
arah kanan dan sisi kiri tubuh lalu
tahan beberapa saat.
11 Tree Pose (Vrksasana)
1) Pindahkan berat badan ke kaki
kanan, tekuk lutut kiri dan letakkan
telapak kaki kiri di punggung kaki
kanan, betis kanan atau paha di
dalam kaki kanan.
2) Satukan kedua tangan di depan dada.
Tahan beberapa saat dan jaga
keseimbangan tubuh.
21

Triangle pose (trikonasana) Buka kedua


12
kaki lebar, kaki pararel menghadap ke
depan. Putar kaki kanan ke arah luar,
panggul dan perut tidak ikut berputar.
Tarik napas dan buka kedua tangan ke
samping.
Twisting variation
13 (janu sirsasana).
Duduk dan buka lutut kiri ke arah
lantai. Letakkan tangan kanan di
depan lutut kanan dan tangan kiri di
belakang lutut kiri. Tarik napas,
tegakkan tulang belakang. Keluarkan
napas dan perlahan putar badan ke kiri
dan kanan.
14
Revolved head to knee pose (parivrtta janu
sirsasana) Duduk dan luruskan kedua
kaki. Tekuk dan buka lutut ke arah
lantai lalu dekatkan tumit kanan ke
paha dalam kiri. Letakkan tangan kiri
di lantai. Tarik napas dan angkan
tangan kanan ke atas, keluarkan nafas
dan bawa tangan kanan ke kiri.
Peregangan otot pinggang
15 Tidurlah
terlentang dan tekuklah lutut, arah
telapak tangan ke bawah dan berada di
samping badan. Angkatlah pinggang
secara perlahan. Lakukanlah sebanyak 8
kali.
16 Peregangan lutut. Posisi tidur terlentang,
tekuk lutut kanan. Lutut kanan
digerakkan perlahan ke arah kanan lalu
kembalikan. Lakukan sebanyak 8 kali
dan lakukan hal yang sama untuk lutut
kiri.
17 Peregangan otot kaki. Duduk dengan
kaki diluruskan ke depan dengan tubuh
bersandar tegak lurus (rileks). Tarik jari-
jari ke arah tubuh secara perlahan-lahan
lalu lipat ke depan. Lakukan sebbanyak
10 kali, perhitungan sesuai dengan gerakan.
Tarik kedua telapak kaki ke arah tubuh
secara perlahan-lahan dan
dorong ke depan. Lakukan sebanyak 10
kali.
22

18
Persiapan proses persalinan Pada proses
persalinan, area panggul dan sekitar
akan menjadi daerah yang perlu
diperhatikan. Posisi persalinan dan
proses mengejan membutuhkan
kekuatan dan kelenturan otot-otot dasar
panggul. Gerakan berikut
ditujukan untuk memberikan
peregangan pada otot dasar panggul,
melenturkan otot area panggul dan
paha antara lain hamstring, adductor
group, quadriceps femoris, gluteus
group. Memberi ruang bagi janin untuk
masuk panggul pada trimester III dan
meringankan nyeri punggung dan
panggul (Suananda, 2018).
19Garlandpose (malasana). Posisi jongkok,
buka kedua kaki cukup lebar. Letakkan
kedua telapak kaki di lantai dan pastikan
lutut membuka cukup lebar untuk
memberi ruang bagi janin. Bawa
masuk siku kanan di depan lutut kanan
dan bawa masuk siku kiri di depan lutut
kiri. Satukan dan tekan telapak tangan
di depan dada.
20Melting heart pose(anahatasana). Posisi
berlutut, letakkan kedua tangan di lantai
dan jalankan kedua tangan di sampai
lurus di depan kepala. Rebahkan dada,
pipi kanan di atas guling dan pejamkan
kedua mata. Biarkan kedua panggul
terangkat, relaks dan nikmati
peregangan pada pinggang. Gerakan ini
dapat dilakukan untuk ibu hamil dengan
posisi sungsang untuk membantu
mengembalikan posisi normal.
21Cow pose-cat pose (bitilasana marjarisana)
Lakukan posisi merangkak. Tarik napas,
angkat kepala sedikit, jauhkan bahu dan
telinga, tulang ekor diarahkan sedikit ke
atas. Keluarkan napas, tundukkan
kepala, bawa masuk tulang ekor ke
arah dalam. Gerakan ini dapat
membantu menstabilkan tulang
belakang.
23

22
Posisi tidur yang nyaman (Savasana).
Posisi ini merupakan saat yang tepat
untuk menjalin hubungan ibu dengan
janin. Ibu dalam posisi relaks dan
tenang, merasakan tiap gerakan janin
dan berbicara dari hati ke hati. Pastikan
miring kiri untuk menghindari tekanan
pada vena cava inferior terutama pada
trimester ketiga. Sangga punggung
dengan bantal dan atur musik yang
nyaman.
23 Bereskan alat.
24 Terminasi (Tanyakan respon dari
pasien).

2) Akupuntur.

Akupuntur adalah teknik memasukkan atau memanipulasi jarum


ke dalam "titik akupunktur" tubuh. Menurut ajaran ilmu akupunktur,
ini akan memulihkan kesehatan dan kebugaran, dan khususnya sangat
baik untuk mengobati rasa sakit. Definisi serta karakterisasi titik-titik
ini di-standardisasi-kan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Gambar 2.1. (sumber : wordpress.com).

Manfaat akupuntur yaitu dapat mengurangi nyeri pada


kehamilan, persalinan maupun nifas, membantu mengobati insomnia
(gangguan tidur), meningkatkan pemulihan kanker dan efek
kemoterapi, membantu mencegah penurunan kehilangan fungsi otak
secara kognitif.

Selain bermanfaat Akupuntur juga memiliki efek samping yaitu


rasa sakit setelah akupuntur, memar di area yang tertusuk jarum, jika
jarum terdorong terlalu dalam dapat menyebabkan cedera organ dan
jika penggunaan tidak steril dapat mengakibatkan infeksi. Akupuntur
24

tidak direkomendasikan pada penderita kelainan perdarahan atau


pasien yang sedang menggunakan obat pengencer darah.

3) Akupresur.

Akupresur merupakan terapi komplementer dengan prinsip


healing touch yang lebih menunjukkan perilaku caring pada pasien
sehingga dapat memberikan perasaan tenang, nyaman dan rileks. Ada
juga yang menyatakan akupresur adalah seni penyembuhan kuno
dengan menggunakan jari untuk menekan titik-titik penyembuhan
secara bertahap yang merangsang kemampuan tubuh untuk
penyembuhan secara alami (Noviyanti, 2016).

Melalui terapi akupresur, tubuh akan melepaskan ketegangan


otot, meningkatkan sirkulasi darah dan meningkatkan kekuatan hidup
energi tubuh (qi) untuk membantu penyembuhan. Terapi akupresur
dapat digunakan untuk menghilangkan rasa sakit dan meringankan
nyeri otot punggung (Noviyanti, 2016).

Cara menentukan lokasi titik pemijatan yang benar ada beberapa


cara yang dapat dilakukan, antara lain :

1) Menggunakan tanda anatomis tubuh, seperti benjolan-benjolan


tulang, garis siku atau garis telapak tangan, putting susu, batas
rambut, lipatan tangan dan sebagainya.

2) Cara kedua yaitu pembagian sama rata, dimana suatu bagian


tubuh tertentu dibagi sama rata untuk mendapat titik yang tepat
serta menggunakan pedoman lebar jari.

3) Dalam penekanan atau perangsangan akupresur ada beberapa hal


yang harus diperhatikan, yaitu reaksi yang akan ditimbulkan,
kondisi pasien dan jenis keluhan yang dialami pasien. Arah
pemijatan disesuaikan dengan sifat penyakit yang diderita oleh
pasien. Pemijatan pada titik akupresur yang dilakukan adalah
berlawanan dengan jarum jam sebanyak 60 putaran atau dengan
istilah sedate. Sedangkan, sifat penyakit Yin, si, dingin, dalam
maka pemijatan yang dilakukan adalah searah dengan jarum jam
25

sebanyak 30 putaran.

4) Dalam pemijatan, sebaiknya jangan terlalu keras dan membuat


pasien kesakitan. Pemijatan yang benar harus dapat menciptakan
sensasi rasa nyaman, pegal, panas, perih, kesemutan dan lain
sebagainya. Apabila sensasi rasa dapat tercapai maka sirkulasi chi
(energi) dan xue (darah) menjadi lancar, juga akan merangsang
keluarnya hormon endorphin.

Akupresur menerapkan beberapa teknik pemijatan yaitu :

1) Teknik pertama yaitu menekan.

Penekanan dapat dilakukan dengan ibu jari, telunjuk, dan


jari tengah yang disatukan dalam kepalan tangan. Penekanan
dilakukan di daerah keluhan dengan tujuan untuk mendeteksi
jenis keluhan meridian atau organ, selain untuk melancarkan
aliran energi dan darah.

2) Teknik kedua yaitu memutar.

Memutar dilakukan didaerah pergelangan tangan atau


kaki. Tujuan dari metode memutar adalah meregangkan dan
merelaksasikan otot- otot yang mengalami ketegangan.

3) Teknik ketiga adalah mengetuk.

Mengetuk biasanya melibatkan gerakan mengetukngetuk


titik- titik meridian organ. Biasanya dengan menggunakan jari
tengah, atau ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah yang disatukan
dan dilakukan setiap 2-3 detik sekali selama beberapa menit.

4) Teknik keempat yaitu menepuk.

Menepuk digunakan untuk mendorong aliran energi dan


darah. Caranya dengan menepuk telapak tangan yang terbuka
sebanayak 5-10 kali pada berbagai meridian. Teknik yang
terakhir adalah menarik. Menarik dilakukan untuk menarik jari-
jari tangan atau kaki dengan cara diurut terlebih dahulu kemudian
ditarik secara perlahan menggunakan jari jempol dan telunjuk
26

dengan tenaga yang pelan dan tidak secara mendadak.

Teknik dan Titik akupresure pada ibu hamil :

Gambar 2.2. (sumber : wordpress.com).

Gambar 2.3. (sumber : wordpress.com).

Gambar 2.4. (sumber : wordpress.com).


27

Kontra indikasi area pemijatan (akupresure) pada ibu hamil :

1) Abdominal massage

Meskipun pemijatan perut secara lembut dapat dilakukan


secara aman pada sebagian besar wanita hamil, beberapa terapis
lebih memilih untuk menghindari pemijatan perut pada ibu hamil
selama trimester pertama untuk memastikan keselamatan pasien.

2) Leg massage

Pengulangan terhadap teknik tertentu terutama di kaki


bagian samping berpotensi membawa resiko yang cukup tinggi
seperti halnya praktik pijat di Swedia sebelum tahun 1985 yang
menganggap bahwa kehamilan adalah sebuah kontraindikasi
mutlak untuk pemijatan pada semua bagian tubuh.

Teknik Pengurangan Mual Muntah Pada Ibu Hamil

Alat dan bahan yaitu :

1) Baby oil, atau minyak lain yang bersumber dari biji.

2) Tempat yang nyaman bisa meja atau tempat yang datar.

3) Alat cuci tangan.

4) Waslap.

Langkah-langkah :
No Langkah kerja Gambar
1 Informed concent
1) Memperkenalkan diri
2) Menjelaskan maksud dan tujuan
3) Menjelaskan langkah kerja
4) Meminta persetujuan pasien
L
2 angkah I
1) Mencuci tangan
2) Melumuri telapak tangan dengan oil
3) Letakkan tangan di atas meja
dengan tangan menghadap ke atas.
T
3 emukan titik acupresure di bawah
pergelangan tangan.
28

T
4 ekan titik acupresure searah jarum jam.

L
5 angkah II
Cari titik accupresure di sela telunjuk
dan ibu jari.

L
6 angkah III
Cari titik acupresure di ujung jari manis.

7 Pijat memutar searah jarum jam


dan lakukan hingga rasa mual
berkurang.

K
8 emudian pijat titik tersebut dengan
ujubg jari telunjuk dan ibu jari.

T
9 erminasi (Tanyakan respon dari pasien).

4) Pijat/massage.

Pijat/massage kehamilan dapat membantu menenangkan dan


merelaksasikan ibu hamil yang sering mengalami kecemasan, sehingga
ibu hamil dapat merasakan tidur yang lebih berkualitas. Ibu hamil relaks
akan lebih merasa bahagia, sehat dan melahirkan lancar (Sutarmi, dkk,
2014).

Kontraindikasi kondisi pemijatan

Ada beberapa kondisi yang harus dipahami tenaga kesehatan ketika


akan melakukan pemijatan pada ibu hamil. Pemijatan tidak dapat
dilakukan pada ibu hamil dengan kondisi sebagai berikut :

1) Perdarahan 7) Tekanan darah

2) Demam 8) Pnemonia akut


29

3) Diare 9) Penyakit infeksi

4) Inflamasi vaskuler akut seperti flebitis

5) Diabetes dengan komplikasi seperti gangguan pada ginjal

6) Kanker

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan prenatal Massage

1) Pilih waktu yang tepat.

Waktu di sini tentunya menyangkut beberapa kesempatan


seorang ibu hamil melakukan pijat. Sebaiknya tidak melakukan
pijatan pada 3 bulan pertama. Namun, dapat melakukan pijatan
ketika usia kandungan memasuki trimester kedua. Hal ini
dikarenakan pada usia trimester kedua, seorang ibu hamil sudah
tidak mengalami rasa mual dan juga muntah.Melakukan teknik pijat
pada trimester pertama memang tidak berbahaya, akan tetapi akan
membuat seorang ibu hamil merasa tidak nyaman. Pemilihan waktu
yang tepat juga pada saat mood seorang ibu hamil sedang baik
tanpa emosional yang tinggi dan juga rasa sensitif.

2) Pilih tenaga professional.

Jika ingin melakukan teknik pijat ibu hamil, tentunya harus


memilih seorang tenaga profesional yang sudah ahli di dalam
bidangnya. Tentunya, harus memilih tenaga profesional,seperti
terapis atau masseur. Masseur di sini adalah seseorang yang sudah
terlatih untuk melakukan pijat pada ibu hamil. Ibu hamil harus
menghindari diri dari tenaga pijat yang memang belum profesional.
Hal ini akan membuat merasa khawatir dan juga tidak rileks ketika
sedang melakukan pijatan.

3) Tanpa wewangian.

Jika ibu hamil sangat sensitif terhadap bau wewangian dengan


bau yang sangat kuat. Sebaiknya, jangan menggunakan minyak
ataupun aroma terapi yang dapat membuat ibu hamil merasa mual.
Peningkatan hormon estrogen ternyata sangat berdampak pada
30

indra penciuman seorang ibu hamil sehingga penciumannya


menjadi lebih peka. Ibu hamil sebaiknya meminta kepada masseur
atau tenaga profesional untuk tidak menggunakan aroma apapun
selama proses pemijatan. Karena hal ini akan berdampak buruk dan
tidak akan merasa nyaman. Beberapa wangi aromaterapi dapat
menyebabkan seorang ibu hamil mengalami kontraksi. Namun, jika
tidak bermasalah dalam mencium wewangian, ibu hamil dapat
memilih wewangian yang bisa menambah relaksasi pada saat
pemijatan/massage.

4) Posisi yang sempurna.

Tentunya, melakukan pijat pada ibu hamil membutuhkan posisi


yang cukup baik dan juga nyaman. Jika ibu melakukan pijat hamil
kurang dari 4 bulan, ibu dapat berbaring. Namun, jika sebaliknya,
lebih baik melakukan teknik pijat dengan tidak berbaring dan
terlentang dalam waktu yang cukup lama. Ibu hamil dapat meminta
tenaga ahli untuk menggunakan sebuah meja dengan dilubangi
bagian tengahnya agar dapat menopang perut dengan sangat
nyaman dan tidak terhalangi. Selain itu, ibu hamil dapat
menggunakan bantal untuk membantu posisi berbaring
menyamping.

5) Tepat pada sasaran.


Tentunya, ketika melakukan pijatan harus mengenai daerah
yang tepat.Jangan sampai melakukan pijatan pada daerah yang
dilarang. Pijat ibu hamil dapat dilakukan pada daerah kaki, tangan,
punggung, pundak dan juga panggul. Hindari untuk memijat area
perut karena akan menimbulkan kontraksi.
6) Pijat titik aman.
Hal yang perlu diperhatikan dalam memijat ibu hamil tentunya
harus pada titik yang aman. Sangat penting bagi ibu hamil untuk
tidak menekan langsung pada tulang pergelangan kaki dan tumit
karena hal ini akan memicu kontraksi. Pastikan tenaga ahli dan juga
suami tidak menekan daerah tersebut.
Titik pijat yang harus dihindari pada ibu hamil adalah:
31

1) Gall Bladder

Merupakan titik tertinggi yang terletak di atas trapesius, sedikit


kebelakang. Selain dapat menstimulasi let down reflek dan mensekresi
prilactin, oksitosin titik ini juga dapat memicu kontraksi uterus dan
perdarahan.

Gambar 2.5. Sumber : Kusmini S, M.Kep, SP.Kep.An dkk, Modul


Touch Taining. Sidoarjo. IHCA.

2) Kidney I
Titik ini disebut “gushing spring”. Terletak pada garis vertical
yang membagi ditengah pada telapak kaki

Gambar 2.6. (sumber : wordpress.com).

3) Large Instine 4
Disebut “meeting mountaints” atau “great eliminator”.
Terletak diantara ibu jari dan telunjuk. Dapat menyebabkan
kontraksi uterus dan mempercepat kemajuan persalinan.

Gambar 2.7. Sumber :


https://manado.tribunnews.com/2018/09/18/menekan-5-titik-
pada-tubuh-ini-bisa- redakan-sakit?page=2
32

4) Spleen 6
Disebut “meeting point of the three yin leg meridians”. Terletak
3 cun di atas pergelangan kaki posterior medial ke tibia (di bawah
tibia). Dapat menyebabkan kontraksi rahim dan mempercepat
persalinan.

Gambar 2.8. Sumber : https://herbalremedies.knoji.com/one-


point-healing-acupressure- point-sp-6/
5) Spleen 10
Disebut “ocean of blood”. Terletak sekitar 2 inci di atas patella
di tengah vastus medialis. Dapat menstimulasi perdarahan uterus
dan keguguran.

Gambar 2.9. Sumber : http://acupunctureschoolonline.com/sp-10-


sea-of-blood-xuehai- acupuncture- points.html
6) Liver 3
Terletak diantara jari pertama dan jari kedua kaki. Dapat
menyebabkan perdarahan uterus dan keguguran. Juga dapat
mempercepat kemajuan persalinan.

Gambar 2.10. Sumber :


https://manado.tribunnews.com/2018/09/18/menekan-5-titik-
pada- tubuh-ini-bisa-redakan-sakit
33

7) Bladder 67
Terletak di sebelah luar pada jari kelingking kaki kira-kira 0,1
cm di belakang kuku. Dapat menurunkan bagian terbawah dari
janin, digunakan untuk mempercepat persalinan yang sulit.

Gambar 2.11. (sumber : wordpress.com).


8) Ovary Reflex

Terletak di bagian luar di tengah antara pergelangan kaki dan tumit


di manajaringan terasa kenyal. Dapat menstimulasi uterus.

Gambar 2.12. (sumber : wordpress.com).

Manfaat Pregnancy Massage


1) Menciptakan hubungan yang harmonis antara ibu dan bayi.
2) Meningkatkan sirkulasi darah.
3) Mengurangi kecemasan.
4) Meningkatkan pola tidur.
5) Membantu mengurangi edema.
6) Memperbaiki postur tubuh.
7) Mengurangi nyeri punggung, bahu, dan leher pada ibu dan
kondisi otot secara umum kehamilan.
8) Menstabilkan perubahan hormon dan tekanan darah.
34

Hal-hal yang harus diperhatikan

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan


massage punggung :

1) Tanyakan kepada klien apakah klien menyukai usapan punggung


karena beberapa klien tidak menyukai kontak secara fisik.
35

2) Perlu diperhatikan kemungkinan adanya alergi atau kulit mudah


terangsang, sebelum memberikan lotion atau oil.

3) Hindari untuk melakukan masase pada area kemerah-merahan,


kecuali bila kemerahan tersebut hilang sewaktu dimasase.

4) Massage punggung dapat merupakan kontraindikasi pada pasien


imobilitas tertentu yang dicurigai mempunyai gangguan
penggumpalan darah.

5) Indentifikasi juga faktor-faktor atau kondisi seperti fraktur tulang


rusuk atau vertebra, luka bakar,daerah kemerahan pada kulit, atau
luka terbuka yang menjadi kontraindikasi untuk massage
punggung.
Tahap persiapan sebelum melakukan Massage
Persiapan alat :
1) Kursi/ tempat duduk dan tempat bersandar
2) Kasur sprei putih
3) Slimut
4) Aroma therapi diffuser
5) Minyak aromateraphy sesuai keinginan pasien
6) Handuk

Persiapan bidan

1) Menyiapkan alat

2) Menjaga privasi pasien

3) Mengatur posisi pasien senyaman mungkin

4) Melepaskan perhiasan

5) Mencuci tangan

6) Mengeringkan tangan dengan tisu

7) Menggunakan baju tindakan

8) Menggunakan masker

9) Menggunakan topi tindakan


36

Langkah- Langkah
No Langkah kerja Gambar
1 Informed concent
1) Memperkenalkan diri
2) Menjelaskan maksud dan tujuan
3) Menjelaskan langkah kerja
4) Meminta persetujuan pasien
2 Langkah I
Menyiapkan alat-alat yang
digunakan
1) Kursi/tempat duduk dan tempat
bersandar.
2) Kasur sprei putih.
3) Slimut.
4) Aroma therapi diffuser.
5) Minyak aromateraphy sesuai
keinginan pasien.
6) Handuk.
7) Mengatur posisi pasien senyaman
mungkin.
3 Persiapan Bidan
1) Mencuci tangan
2) Melumuri telapak tangan dengan
oil
4 Persiapan Lingkungan
1) Menutup gorden atau pintu
2) Pastikan privasi pasien terjaga
Pemijatan daerah kepala:
1) Memijat kulit kepala, membuat
lingkaran kecil dari dahi di
sepanjang garis rambut dan turun
ke pelipis, dan meremas leher dari
bawah.
5 Teknik dasar pregnancy massage
treatment.
6 Lakukan pereganagan.

7 1) Posisikan kaki bawah lurus dan


kaki atas di posisikan dengan
ganjal bantal.
2) Posisikan perut dengan
menggunakan Danton pillow.
3) Tanyakan kenyamanan pasien.
4) Nyalakan aroma terapi.
5) Atur suhu ruangan.
37

8 Pregnancy massage untuk punggung dan


gluteal Effluerage.
1) Baluri tubuh ibu dengan minyak
(mulailah dari atas punggung
meluncur ke bawah pada
kedua sisi tulang belakang
hingga atas otot gluteal).
2) Kembali lagi dari bawah ke atas.
3) Tekanan pijatan ke atas
9 Kneding pinggang
1) Lakukan Kneading mulai dari
otot gluteal dengan lembut
bergeser bolak balik.
2) Lanjutkan kneading ke bagian
atas bahu (hati hati jangan
menekan titik empedu.
10 1) Urut dari daerah bahu ke dserah
gluteal (daerah pinggang) secara
menyilang dari sisi kanan ke sisi
kiri.
2) Urut dari daerah gluteal ke daerah
bahu (daerah punggung)
menyilang dari sisi kanan ke kiri.
11 Twidling Thumb Tekan pada daerah
illeum kemudian bergerak ke daerah
punggung hingga ke bahu
menggunakan tarian jempol.

12 Circular thumbs. Gunakan jempol atau


ibu jari, bentuk lingkaran ke luar pada
sisi kanan dan kiri otot spina.

13 Cross Frictional Therapy. Gunakan


jempol untuk menekan ke dalam dan
ke luar dari spina

14 Deeper croos Fraction Therapy. Gunakan


2 jari tangan 4 jari dimulai dari sisi
atas illieum diatas gluteal. Meluncur
dari alur lamina di atas otot tulang
belakang lanjutkan ke punggung ke
atas hingga bahu
38

15 Chisel Fist. Usap lembut tulang belakang


dengan menggunakan buku
buku jari tangan.

16 Dilanjutkan pemijatan daerah


lengan, tangan, paha dan kaki.
17 Bereskan alat
18 Terminasi (Tanyakan respon dari pasien).

Langkah lanjutan pemijatan daerah lengan, tangan dan kaki:

Pemijatan untuk daerah lengan

Langkah-langkah pemijatan daerah lengan sebagai berikut:

1) Melakukan pemijatan daerah lengan dengan mengusap lembut


lengan bawah lalu naik ke atas.

2) Melakukan teknik V Stroke. Buat huruf V diantara ibu jari dan


jari telunjuk, pijat dari lengan bawah ke lengan atas.

3) Kneading: Buat bentuk hati antara ibu jari dan jari telunjuk, saat
memijat ibu jari diarahkan naik turun hingga bertemu jari
telunjuk. Pemijatan dimulai dari bawah ke lengan atas.

4) Usap samping (leaf stroke): mengusap lembut tangan bagian


samping dari atas kebawah dengan menggunakan ujung jari.

5) Gerusan; Membuat gerakan seperti mengguerus dengan


menggunakan buku jari tangan. Dilakukan dari atas sampai
lengan bawah.

6) Memijat tangan menggunakan ibu jari untuk membuat lingkaran


kecil di atas telapak tangan; di punggung tangan, menggosok di
antara ruang-ruang tulang; meluncur ke bawah setiap jari.

Pemijatan daerah paha


Tahapan pemijatan daerah paha adalah sebagai berikut:
1) Melakukan pemijatan lembut dimulai dari daerah lutut hingga
39

ke panggal paha.
2) Melakukan teknik V-Stroke : Buat huruf V antara jempol dan
telunjuk. Pijat dari lutut sampai pangkal paha.
3) Melakukan pemijatan pada otot hamstring yaitu tiga buah otot
yang berkelompok dan terletak di bagian belakang paha dengan
cara meremas otot-otot tersebut.
4) Melakukan pemijatan meremas pada otot quadriceps yaitu
kumpulan dari empat otot besar yang terletak dipaha depan dan
berfungsi untuk meluruskan lutut dan menekuk hip (panggul).
5) Melakukan pemijatan pada sisi paha bagian luar mulai dari lutut
kearah pangkal paha dengan menggunakan sisis antara ibu jari
dan telunjuk.
6) Melakukan pemijatan dengan teknik Chisel fist yaitu melakukan
gerusan dengan buku jari mulai dari lutut kearah pangkal paha.
ump digunakan dengan 2 tangan maupun 1 tangan.
7) Teknik Splitting hamstrings yaitu kedua tangan umpeng tindih
memberikan tekanan dari atas lulut hingga ke pangkal paha.
8) Teknik Criss-cross. Kedua telapak tangan posisi melintang pada
paha kemudian melakukan gerakan maju mundur dari arah lutut
kearah pangkal paha.
9) Teknik Compression jari-jari kedua tangan pemijat saling
menyilang/bertautan kemudian melakukan pemijatan dengan
telapak tangan dari arah lutut kearah pangkal paha.
Pemijatan daerah Betis (jangan gunakan tekanan yang sangat pada
betis)
1) Melakukan pemijatan/usapan lembut pada daerah betis mulai
dari bawah sampai kearah lutut.
2) Pemijatan dengan teknik V- Stroke yaitu memijat
menggunakan sisi dalam jari telunjuk dan jempol kemudian
memijat daerah betis dari bawah ke atas.
3) Melakukan peremasan lembut pada otot betis. Dengan lembut
lakukan pada daerah betis sampai ke lutut.
4) Teknik Leaf stroke dengan menggunakan jempol dengan
40

membuat setengah lingkaran (seperti gerakan membentuk daun)


pijat daerah betis dari bawah keatas.
5) Melakukan teknik Chisel Fist dengan melakukan gerusan ke
arah atas dari pergelangan kaki dengan menggunakan buku jari
pemijat.
6) Melakukan teknik Pumping Tahan lutut dengan telapak tangan
kemudian lakukan dorso fleksi dan ekstensi secara bergantian
pada telapak kaki dengan lembut.
7) Lakukan massage dengan lembut pada kaki.
8) Usap dengan lembut bagian telapak kaki.
9) Gosok telapak kaki dengan arah ke atas dan ke bawah dengan
menggunakan buku– buku jari.
10) Pijat dari jari kaki ke tumit dengan ibu jari dan bergerak
kembali ke arah jari kaki Setelah selesai pemijatan, bersihkan
badan ibu dengan menggunakan handuk.
MASA NIFAS
Pijat Oksitocyn
Salah satu upaya untuk memperlancar pengeluaran asi adalah
dengan meningkatkan hormone oksitocyn dalam tubuh. Hormon
oksitocyn akan tersekresi apabila tubuh dalam keadaan yang
nyaman. Upaya untuk meningkatkan kenyamanan pada ibu
menyusui salah satunya dengan pijat oksiticyn. Secara teori pijat
oksitocyn adalah pemijatan yang dilakukan pada sepanjang tulang
belakang (vertebrae) sampai tulang costae kelima dan ke enam.
Produksi hormone oksitocyn selain memiliki manfaat untuk
meningkatkan rasa nyaman pada ibu menyusui hormone ini juga
mampu meningkatkan kontraksi mioepitel kelenjar mamae
sehingga memperlancar pengeluaran ASI. Pada ibu menyusui
dengan kondisi psikologis yang tidak nyaman atau stress maka akan
terjadi hambatan dari reflek let down sehingga akan menurunkan
produksi oksitocyn yang berakibat terhambatnya pengeluaran ASI.
Ibu dalam kondisi stress akan meningkatkan produksi
hormone adrenalin yang menyebabkan vaasokontriksi pada
41

pembuluh darah alveoli, sehingga oksitocyn yang mencapai


mioepitel kelenjar mamae hanya sedikit. Untuk mengurangi rasa
tidak nyaman pada ibu maka dilakukan pijat oksitocyn. Penelitian
yang dilakukan oleh (Rahayu and Yunarsih, 2018) yang didapatkan
hasil pijat oksitocyn meningkatkan kenyamanan dan produksi asi
pada ibu nifas. Pijat oksitocyn dapat digunakan sebagai intervensi
alternative dalam memberikan asuhan pada ibu nifas terutama
untuk mencegah permasalahan menyusui.
Manfaat lain dari pijat oksitocyn adalah dapat membantu ibu
secara psikologis, menenangkan, dan mebuat tidak stress serta
meningkatkan rasa percaya diri dan berfikir positif akan
kemampuan dirinya dalam memberikan asi. Selain memperlancar
pengeluaran asi pijat oksitocyn juga membantu proses involusi
uterus. Dengan pijat oksitocyn maka hypofisis posterior akan
meningkatkan produksi hormone oksitocyn. Hormon ini akan
menstimulasi otot polos dalam uterus saat persalinan maupun nifas.
Banyak penelitian yang sudah membuktikan bahwa pijat oksitocyn
berpengaruh dalam proses involusi uterus sehingga dapaat
mencegah risiko perdarahan post partum.
Langkah dalam memijat oksitocyn yaitu :
1) Buka pakaian atas ibu, dan anjurkan ibu duduk bersandar ke
depan dengan lengan di atas meja yang ada dihadapannya
atau di sandaran kursi, dengan kepala di letakkan di atas
lengan.
2) Suami atau tenaga kesehatan membantu memijat punggung
ibu dimulai dengan mencari tulang belakang leher, yaitu
tulang yang paling menonjol.
3) titik tulang yang paling menonjol tersebut, maka turun
sedikit ke bawahnya (yaitu jaraknya sekitar lebih 1-2 jari).
Lalu geser kembali ke kanan dan kiri kurang lebih 1-2 jari.
4) Setelah suami atau tenaga kesehatan melakukan pemijatan
di sepanjang kedua sisi tulang belakang Ibu. Pijat dengan
memakai ibu jari (bisa juga memijat dengan menggunakan
42

kepalan tangan, tinggal pilih yang paling nyaman).


5) Memulai melakukan pemijatan dengan gerakan yang
memutar, lakukan secara perlahan-lahan ke arah bawah
hingga mencapai batas garis bra. Jika menginginkan bisa
dilanjutkan hingga pinggang.
6) Lalu tekan agak kuat (jangan terlalu kuat / kencang
menekan) yang membentuk gerakan melingkar kecil
menggunakan kedua ibu jari. Lakukan pemijatan mulai dari
leher, lalu turun ke bawah hingga ke arah tulang belikat.
Umumnya pemijatan hanya dilakukan selama 3 menit saja.

Gambar 2.13. (sumber : wordpress.com).

Pijat Bayi
Pijat bayi merupakan praktik pengasuhan anak secara
tradisional yang bertahan sampai saat ini karena telah terbukti
khasiatnya. Nenek moyang kita sudah terbiasa memijat bayi ketika
ada masalah kesehatan yang ditunjukkan dengan gejala rewel, tidak
doyan makan, serta perut kembung. Pijat berpengaruh pada pola
tidur yang teratur, pengenalan terhadap lingkungan, serta
ketenangan emosi yang lebih baik.
Manfaat lain dari pijat bayi adalah membantu merangsang
dan menyeimbangkan hormon-hormon pada tubuhnya, yaitu
hormon kortisol dan oksitosin. Saat memberikan pijatan pada bayi,
hormon kortisol yang ada dalam tubuhnya berkurang. Hormon
kortisol adalah hormon penyebab stress. Dengan penurunan hormon
kortisol berarti bayi akan menjadi lebih riang dan tidak suka
43

menangis.
Pijat bayi dapat merangsang hormon oksitosin yang dapat
menimbulkan rasa nyaman dan kasih sayang. Pijat bayi juga dapat
memperbaiki sistem imunitas serta menambah jumlah produksi
darah putih pada bayi yang membuat jadi lebih sehat. Pijat akan
menstimulasi enzim-enzim yang ada di perutnya sehingga
penyerapan nutrisi dalam tubuh lebih optimal.
Memijat bayi secara teratur dapat memberikan manfaat untuk
memengaruhi rangsangan saraf dan kulit serta memproduksi
hormon-hormon yang berpengaruh dalam meningkatkan nafsu
makan, seperti hormon gastrin dan insulin yang berperan penting
dalam proses penyerapan makanan. Pada bayi yang di pijat,
produksi kedua hormon ini meningkat sehingga penyerapan
makanan dan nafsu makan meningkat. Nafsu makan yang
meningkat akan membuat berat badan bayi meningkat. Pijat juga
dapat memperlancar peredaran darah dan membantu menguatkan
otot-otot bayi.
Sebuah penelitian membuktikan bahwa bayi premature yang
diberi pijatan mengalami kenaikan berat badan dua kali lipat dari
pada bayi yang tidak diberi pijatan. Selain itu, mereka juga terbukti
lebih aktif dan tanggap sehingga mampu bebas dari perawatan
rumah sakit lebih cepat. Tak hanya itu, pijat juga bisa mencegah si
kecil mengalami kembung dan kolik. Bayi yang aktif memiliki
gerakan yang banyak, ketegangan otot-otot membuat mereka lelah
dan mudah kembung. Pijat yang teratur dan lembut akan
melemaskan otot-otot yang tegang (Gelenia, 2014).
Para ahli berpendapat, pemijatan bayi yang dapat dilakukan
sedini mungkin setelah bayi dilahirkan, lebih cepat mengawali
pemijatan, bayi akan mendapat keuntungan yang lebih besar.
Apalagi pemijatan sejak kelahiran sampai bayi berusia 6-7 bulan
(Syaukani, 2015).
Berikut beberapa manfaat pijat bayi
(Julianti, 2017) :
44

1) Manfaat untuk bayi


a) Meningkatkan daya tahan tubuh
b) Meningkatkan berat badan
c) Membuat bayi semakin tenang
d) Membuat bayi tidur lelap
e) Meningkatkan Pertumbuhan
f) Memperbaiki konsentrasi bayi
g) Membantu meringankan ketidak nyamanan (Kolik,
konstipasi, tumbuh gigi)
h) Memacu perkembangan otak dan system saraf
i) Merangsang fungsi pencernaan serta pembuangan
j) Memperkuat ikatan bounding bayi dengan ibu/ orang
tuanya.
k) Meningkatkan aliran oksigen dan nutrisi menuju sel
l) Quality time, bayi merasa aman
m) Komunikasi verbal dan non verbal
n) Mengurangi hormone stress
o) Kulit bayi lebih halus
p) Mengajar bayi sejak dini tentang bagian tubuh.

2) Manfaat untuk orang tua

a) Meningkatkan rasa kepercayaan diri ibu

b) Mewujudkan ikatan batin dan kedekatan yang lebih baik


(bounding)

c) Memudahkan orang tua mengenali bayinya

d) Membantu bahasa verbal dan non verbal

e) Menciptakan suasan yang menyenangkan

f) Mengurangi stress, depresi pasca melahirkan dan


ketegangan.

Langkah-langkah Sebelum Memulai Pijat Bayi :

1) Meminta izin pijat (orang tua bayi).


45

2) Mencuci tangan dan hangatkan tangan, melepas perhiasan


dan kuku tidak panjang agar tidak menggores kulit bayi.

3) Tersenyum dan menjaga kontak mata, pusatkan perhatian


memijat anda dengan bayi anda.

4) Bicaralah dan menyanyilah untuk sang bayi, memijat


adalah kegiatan menyenangkan bayi.

Hal-Hal Yang Tidak boleh dilakukan saat


Pijat Bayi :

1) Jika bayi sakit/demam, kecuali untuk teknik memijat


sebagai therapy penyakit misalnya kembung atau batuk
pilek.

2) Jika bayi tidak ingin dipijat, tidak boleh memaksa.

3) Jika kulitnya terkena eksim, konsultasi ke dokter lebih dulu.

4) Jika bayi baru diimunisasi tunggu hingga 48 jam untuk


melihat apakah ada efek samping.

5) Hindari daerah yang memar, bengkak. Meradang atau


sensitive, konsultasi pada dokter.

6) Hindari kuku panjang.

7) Jika bayi sedang tidur, setelah minum atau makan,


minimal 1 jam setelah bayi makan/minum dilakukan
pemijatan (Julianti, 2017).
Tata Cara Memijat Bayi

Untuk mendapatkan manfaat yang optimal pemijatan bayi tak


bisa dilakukan secara sembarangan. Ada cara dan rambu-rambu
yang mesti dipertahatikan yaitu (Prasetyono, 2017) :
1) Bayi Umur 0-1
Untuk bayi umur 0-1 bulan, disarankan hanya diberi
gerakan yang lebih mendekati usapan-usapan halus. Perlu
diingat bahwa sebelum tali pusat bayi lepas sebaiknya tidak
dilakukan pemijatan di daerah perut.
46

2) Bayi Umur 1-3


Untuk bayi umur 1-3 bulan, disarankan diberi gerakan halus
disertai tekanan ringan dalam waktu yang lebih singkat.
3) Bayi Umur 3 Bulan-3 Tahun
Untuk bayi umur 3 bulan sampai 3 tahun, disarankan agar
seluruh gerakan dilakukan dengan tekanan dan waktu yang
lebih meningkat. Total waktu pemijatan disarankan sekitar
15 menit (Galenia, 2014).
Langkah-langkah Pemijatan Bayi
Memulai pijatan dari kaki karena kaki merupakan area yang
paling mudah diterima bayi, tidak mudah sensitive dan bayi lebih
suka memulai pijatan dari kaki lanjut ke badan dan anggota tubuh
yang lainnya sehingga bayi merasa nyaman dan dapat menikmati
pijatannya.
Kegiatan pemijatan sebaiknya dilakukan setiap hari dan
teratur selama 15 menit atau sesuai kebutuhan bayi, tidak ada jumla
gerakan yang harus dilakukan kuncinya adalah lakukan dengan
sabar dan sentuhan penuh cinta (Julianti, 2016).
1) Pijatan Kaki
a) Relaxation touch
Usapan dan goyangan halus disertai dengan kata-kata
lembut “rilekskan kakimu sayang”.
b) Memerah susu india
Pegang pergelangan kaki di bagian atas mulai dari paha
hinngga pergelagan kaki secara bergantian.
c) Memutar dan memeras
Memutar dan memeras kaki dengan kedua tangan mulai
dari pangkal paha sampai ujung kaki.
d) Telapak kaki
Pijat telapak kaki dengan kedua ibu jari secara
bergantian dari arah tumit ke perbatasan jari kaki.
e) Tekan titik telapak kaki
Tekan telapak kaki dengan kedua ibu jari mulai dari
bawah, tengah, atas, tengah dan kembali ke bawah.
47

f) Memilin jari
Mulailah memilin dengan tarikan lembut dengan ibu
jari dan jari telunjuk pada setiap ujung jari mulai dari
ibu jari.
g) Punggung kaki
Gerakan mengurut dengan kedua ibu jari pada
punggung kaki dimulai dari jari kaki ke pergelangan
kaki.
h) Gerakan lingkaran
Buatla lingkaran-lingkaran dipergelangan kaki.
i) Gerakan V
Dilakukan dari pergelangan kaki bawah menuju
pangkal paha secara bergantian membentuk huruf V.
j) Gerakan menggulung
Gerakan menggulung dari pangkal paha kea rah bawah.
k) Gerakan akhir
Tepukkan kedua telapak kaki bayi dan biarkan lututnya
tertekuk keluar.

Gambar 2.14. Pijat kaki (sumber : wordpress.com).

2) Pijatan Perut

a) Relaxation Touch
48

Sentuhan lembut dan halus di perut bayi “usap perutnya


ya sayang”.

b) Mengusap perut

Menusap perut bergantian dengan tangan kanan dan kiri.

c) Mengusap perut dengan kaki diangkat

Angkat kaki dengan satu tangan, kemudian tangan


yang lain mengusap dari perut sampai kaki.

d) Ibu jari kesamping

Letakkan kedua ibu jari di samping kanan kiri pusar


perut dan gerakkan kea rah samping kiri dan kanan.

e) Matahari dan bulan

(1) Matahari : Lingkaran penuh searah jarum jam

(2) Bulan : Setengah lingkaran

Lakukan gerakan matahari dan bulan bersama-sama.

f) I Love You

(1) I : Pijat dengan tiga ujung jari tangan, dari


perut kiri atas bayi lurus ke bawah seperti
membentuk huruf I.

(2) LOVE : Pijat dengan tiga ujung jari tangan, dari


kanan atas ke kiri atas perut bayi, kemudian ke
bawah membentuk huruf L terbalik.

(3) YOU : Pijat dengan tiga ujung jari tangan, dari


kanan atas kemudian ke perut kiri atas menuju
bawah, membentuk huruf U terbalik.
49

3) Pijat Dada
a) Relaxation Touch
Sentuhan lembut dan halus di dada bayi.

b) Gerakan love

Letakkan ujung jari kedua tangan di tengah dada, lalu


gerakkan ke atas bahu lalu ke samping hingga ke bawah
membentuk LOVE dan kembali lagi ke ulu hati.

c) Gerakan kupu-kupu

Gerakan menyilang dimulai dengan tangan kanan


membuat gerakan memijat, menyilang dari tengah dada
kearah bahu kiri dan kembali ke tengah dada.

Gambar 2.16. Pijat Dada (sumber : wordpress.com).


50

4) Pijat Tangan
a) Relaxation Touch
Usapkan dan goyang halus disertai dengan kata-kata
“Rilekskan tanganmu sayang”.
b) Pijat ketiak
Gerakan memijat pada daerah ketiak dari atas ke bawah
Jika terdapat pembengkakan kelenjar daerah ketiak
sebaiknya tidak dilakukan.
c) Memeras susu india
Pegang pergelangan tangan di bagian pangkal tangan
sampai ke ujung tangan secara bergantian.
d) Memutar dan memeras
Memutar dan memeras tangan dengan kedua tangan
mulai dari pangkal tangan sampai ujung tangan.
e) Jari-jari
Mulailah memilin dengan tarikan lembut dengan ibu
jari dan jari telunjuk pada setiap ujung jari mulai dari
ibu jari.
f) Punggung tangan
Pijat punggung tangan menggunakan kedua ibu jari
secara bergantian mulai dari arah pergelangan ke jari-
jari.
g) Gerakan lingkaran
Membentuk lingkaran kecil pada pergelangan tangan.
h) Gerakan V
Dilakukan dari pergelangan tangan bawah menuju
pangkal tangan atas secara bergantian membentuk huruf
V.
i) Gerakan menggulung
Gerakan menggulung pada tangan dari pangkal tangan
atas ke pergelangan tangan bawah.
j) Gerakan akhir
Tepuk kedua telapak tangan pada bayi.
51

5) Pijat Wajah
a) Relaxation Touch
Sentuhan atau usapan lembut dan halus di wajah bayi.
b) Dahi
Letakkan jari kedua tangan pada pertengahan dari lalu tekan
dengan lembut mulai dari tengah dari hingga keluar.
c) Alis
Letakkan kedua ibu jari di antara kedua alis, pijat bagian alis
mulai dari tengah ke samping searah dengan bulu rambut alis.
d) Hidung
Letakkan kedua ibu jari pada pertengahan alis lalu turun ke
tepi hidung kea rah pipi dengan membuat gerakan ke
samping seolah- olah membuat bayi tersenyum.
e) Bawah Hidung
Letakkan kedua ibu jari di bawah hidung dari tengah ke
samping membentuk senyum.
f) Dagu
Letakkan kedua ibu jari di tengah dagu dan pijat kearah
samping.
g) Lingkaran kecil di rahang
Buatlah lingkaran kecil di rahang dengan tekanan lembut
sehingga bayi tidak merasakan sakit.

h) Belakang telinga, leher dan dagu


Gerakan jari-jari kedua tangan dari belakang telinga, leher
dan dagu.
52

6) Pijat Punggung

a) Relaxation Touch

Sentuhan lembut dan halus di punggung bayi.

b) Maju mundur

Pijatlah punggung bayi dengan gerakan maju mundur


dari bawah leher sampai bokong.

c) Usapan punggung

Tahan bokong dengan tangan kiri lalu tangan kanan


mengusap dari leher sampai bokong.

d) Usapan punggung kaki diangkat

Tangan kiri memegang kaki bayi dan tangan kanan


mengusap dari punggung sampai tumit bayi.

e) Gerakan Circle

Gerakan melingkar kecil-kecil menggunakan jari dari


batas tenguk sampai ke pantat dipunggung sebelah kiri
dan kanan.

f) Gerakan menggaruk

Gerakan menggaruk dari pangkal leher ke arah bawah


sampai pantat bayi.

g) Gerakan akhir

Sedikit tangkupkan kedua tangan, lalu tepuk punggung


dan pundak dari atas ke bawah. Semua orang suka
tepukan di punggung begitu juga bayi.
53

5) Tanaman obat herbal.

Asuhan kebidanan Komplementer pada ibu Hamil dengan Terapi


Herbal

Banyak terapi herbal yang bisa dimanfatkan untuk mengatasi


masalah pada ibu hamil. Prinsipnya senyawa yang berkhasiat diambil
atau dipisahkan dari tumbuhan. Bahan tumbuhan: segar atau kering
(bahan yang kering disebut simplisia).
Cara konvensional
1) Rebus dengan air
a) Bahan segar atau kering, cara paling sederhana.
b) Terjadi pemisahan senyawa kimia yang larut dalam air
dengan ampas.
c) Menggunakan alat dari tanah liat (antikarat).
d) Mencegah interaksi senyawa kimia dalam tumbuhan
dengan alat.
2) Seduh dengan air panas
a) Bahan kering, umumnya berupa serbuk.
b) Proses pemisahan sama dengan rebus.
c) Serbuk yang dikapsul.
d) Senyawa metabolit sekunder tidak dipisahkan,
digunakan bersama sel-sel tumbuhan.
Cara modern
Senyawa metabolit sekunder dipisahkan dari tumbuhan dengan
cara diekstraksi sehingga dihasilkan ekstrak. Ada berbagai macam cara
ekstraksi, dijelaskan di bagian lain. Ekstrak adalah sediaan kering,
kental atau cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati atau
hewani dengan menggunakan penyari yang cocok, di luar pengaruh
cahaya matahari. Ekstrak kering sebagai bahan obat dapat diformulasi
menjadi kapsul, tablet, sirup, salep.
Terapi herbal dalam kehamilan:
1) Jahe
Jahe adalah intervensi nonfarmakologis tunggal yang
direkomendasikan oleh American College of Obstetrics and
54

Gynecology. Studi klinis menunjukkan bahwa jahe memiliki


efek langsung pada saluran pencernaan dengan
meningkatkan motilitas lambung serta absorpsi racun dan
asam .
Jahe diperkirakan meningkatkan tonus otot usus dan
merangsang aliran air liur, empedu, dan sekresi lambung.
Salah satu komponen jahe telah terbukti memiliki aktivitas
yang mirip dengan antagonis 5-HT3, ondansetron. Selain
itu, ekstraknya telah ditemukan untuk menghambat
pertumbuhan beberapa strain H. PYLORI .Dalam uji silang
acak tersamar ganda, 70% wanita dengan HG diobati
dengan 250 mg bubuk jahe empat kali sehari lebih memilih
periode menggunakan jahe dibandingkan dengan periode
menggunakan plasebo.
Penelitian lain menunjukkan bahwa ekstrak jahe dalam
kapsul secara signifikan menurunkan frekuensi dan episode
mual muntah kehamilan. Dosis jahe yang terkandung dalam
jahe instan adalah 290 mg sari jahe (setara dengan 100 g
jahe basah) dalam setiap kemasan. Pemberian ekstrak jahe
sampai dengan dosis 1000 mg (1 g) atau 2 g bubuk jahe
kering per hari masih dalam batas aman.
Relief gejala yang jauh lebih besar juga dilaporkan oleh
para wanita ketika menggunakan jahe. Demikian pula,
percobaan kedua dari 70 wanita hamil pada usia kehamilan
kurang dari 17 minggu diobati dengan 250 mg jahe empat
kali sehari dan plasebo untuk 4 hari menemukan bahwa
wanita dalam kelompok pengobatan mengalami
peningkatan yang signifikan dalam gejala mual
dibandingkan dengan wanita dalam kelompok plasebo.
Berdasarkan bukti klinis yang terbatas, jahe
dikontraindikasikan pada wanita yang memiliki riwayat
keguguran, perdarahan vagina, atau gangguan pembekuan
darah, karena risiko perdarahan. Dosis total biasanya sekitar
1 g per hari diberikan dua kali hingga 4 kali sehari
55

.
2) Levender Aroma terapi mengurangi kecemasan dan nyeri
Aromaterapi adalah salah satu strategi non-
farmakologis untuk manajemen kecemasan. Lavender
(Lavandula angustifolia dan Lavandula stoechas, dari
keluarga Labiatae) adalah tanaman dengan aroma
anxiolytic dan aroma relaxasi. Komponen utama lavender
adalah linalool yaitu agen penenang yang memengaruhi
gamma-amino asam butirat (GABA) reseptor pada sistem
saraf pusat dan linalyl asetat narkotika agent. Penelitian
sebelumnya menegaskan efek positif lavender pada
pemeriksaan kecemasan pada saat persalinan pada wanita
primipara dan hemodialisis terkait kecemasan.

3) Citrus Aurantium (Jeruk)


Minyak esensial meningkatkan suasana hati dan
mengurangi kecemasan selama persalinan dengan
merangsang jalur penciuman dalam sistem limbik. Minyak
esensial yang diserap melalui inhalasi, memengaruhi enzim,
kanal ion dan reseptor, dan akhirnya merangsang otak.
Citrus Aurantium memiliki efek antidepresan dan
meningkatkan sirkulasi darah di otak. Inhalasi juga
memungkinkan minyak ini melintasi barier darah-otak
dan berinteraksi dengan pusat reseptor sistem saraf.
56

4) Mawar
Salah satu herbal esensial yang digunakan dalam
aromaterapi adalah mawar. Aroma mawar efektif pada
sistem saraf pusat. Kandungan sytrinol dan 2- fenil etil
alkohol pada mawar dikenal sebagai anti kecemasan.
Penelitian menunjukkan, penggunaan aromatherapi mawar
menurunkan kecemasan sebesar 71%.

5) Daun Dan Buah Pepaya


Salah satu alternatif tanaman yang bersifat laktogogum
selanjutnya adaalah daun dan buah papaya (Carica papaya
L). Tanaman ini banyak di jumpai di Indonesia sehingga
dengan mudah untuk mendapatkannya dengan harga yang
terjangkau. Proses budidaya tanaman pepaya sangat mudah
dan dapat tumbuh di hampir semua daerah di Indonesia.
Tanaman ini mengandung saponin, alkaloid, mineral,
vitamin dan enzim. Secara empiris penggunaan pepaya
untuk memperlancar produksi asi sudah dilakukan oleh
nenek moyang sejak dahulu, terdapat tradisi ibu menyusui
harus mengkonsumsi buah papaya muda atau daun pepaya
dengan tujuan memperbanyak produksi asi.
57

Secara teoritis air buah papaya muda memberikan efek


meningkatkan jumlah dan diameter kelenjar payudara.
Getah atau lateks dari buah papaya muda memiliki efek
yang sama dengan hormone oksitocyn pada uterus. Dalam
proses menyusui hormone yang berpengaruh yaitu prolactin
untuk memproduksi asi dan hormone oksitocyn untuk
mengeluarkan asi. (Susilawati and Chotimah, 2019).
Beberapa Negara di Asia mempunyai tradisi untuk
meningkatkan produksi asi dengan mengkonsumsi daun
atau buah papaya. Tradisi ini sudah turun temurun dari
nenek moyang dahulu dan sampai sekarang masih
dipercayai efektivitasnya dalam meningkatkan produksi asi.
Setiap Daerah mempunyai cara mengkonsumsi yang
berbeda ada yang dengan membuat sop buah papaya yang
masih muda atau mangkal, adapula yang mengkonsumsi
daun pepaya untuk memperbanyak produksi asi.

6) Daun Kelor (Moringa oleifera)


Di Sulawesi terdapat tradisi untuk mengkonsumsi daun
kelor. Tanaman kelor menjadi primadona dalam bidang
sayur khususnya di suku Muna (salah satu suku di Pulau
Sulawesi). Tanaman kelor di budidayakan hampir di setiap
rumah, sayar daun kelor merupakan menu wajib yang harus
di sajikan dalam rumah tangga. Di sebagian daerah di Jawa
menganggap kelor merupakan daun yang berhubungan
dengan mistis, karena dengan mengkonsumsi daun kelor
dianggap dapat mengusir roh jahat. Walaupun daun kelor
mempunyai predikat daun yang mistis ternyata daun kelor
mempunyai banyak kandungan nutrisi. Data Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) .
58

Secara teoritis senyawa yang dapat meningkatkan


produksi asi ataau bersifat laktogogum adalah sterol, sterol
nerupakan senyawa golongan steroid. Penelitian yang
dilakukan oleh (Zakaria et al., 2016) bahwa pemberian
ekstrak daun kelor dapat meningkatkan produksi asi secara
signifikan, tetapi tidak mempengaruhi kualitas asi. Selain
mengandung fitosterol daun kelor juga mengandung zat besi
(Fe), kandungan zat besi.
59

BAB III
KONSEP DASAR TERAPI KOMPLEMENTER PADA BABY SPA

A. KONSEP DASAR BABY SPA


1. Definisi Baby SPA (Solus Per Aqua)
Spa merupakan singkatan dari solus per aqua artinya solus
perawatan/pengobatan, per dengan, aqua air. Spa berasal dari nama sebuah kota
kecil di provinsi Liege, Belgia yaitu kota Spa. Di kota tersebut terdapat sebuah
mata air yang mengandung mineral dan telah dikunjungi sejak abad ke 14. Konon
orang yang berendam di mata air kota Spa dapat sembuh dari berbagai gangguan
kesehatan. Spa berarti sehat melalui air. Spa adalah suatu sistem pengobatan atau
perawatan dengan media air atau istilahnya Hydrotherapi. Menurut Permenkes No.
1205/Memkes/X/2004 Spa merupakan upaya tradisional yang menggunakan
pendekatan holistik melalui perawatan menyeluruh dengan menggunakan metode
kombinasi antara hydrotherapi (terapi air) dan massage (pijat) yang dilakukan
secara terpadu untuk menyeimbangkan tubuh, pikiran dan perasaan (Julianti,
2017).
Baby spa telah lama di praktekkan oleh bangsa-bangsa lain di berbagai
belahan dunia untuk mengoptimalkan tumbuh kembang pada bayi. Karena pada
masa ini anak mengalami masa keemasan yang merupakan tahap saat anak mulai
peka dan sensitif untuk menerima rangsangan (Galenia, 2014).
2. Manfaat Bayi SPA
1) Merangsang gerakan motorik bayi
2) Keseimbangan tubuh lebih baik
3) Bayi tidak takut terhadap air
4) Mengasah kemandirian, keberanian dan kepercayaan diri
5) Meningkatkan IQ (kecerdasan berfikir dan konsentrasi)
6) Sarana bermain yang meyenangkan bagi bayi
7) Meningkatkan kualitas tidur siang dan malam hari
8) Nafsu makan meningkat
9) Berbicara lebih cepat (Julianti, 2017).
3. Langkah-langkah Baby SPA
Perlengkapan yang perlu disiapkan untuk baby spa adalah :
1) Handuk
60

2) bak mandi ukuran panjang, lebar dan kedalaman 1 meter


3) pelampung/neck ring yang dilingkarkan di leher bayi
4) air yang digunakan harus selalu bersih, hanya sekali pakai
5) bawa mainan tahan air dan mengapung di air (Julianti, 2014).
4. Tahapan-tahapan Baby SPA
1) Periksa kondisi bayi
Kondisi bayi sehat, dalam keadaan senang dan tidak memiliki kelainan
bawaan dengan usia 3 bulan berat mencapai 5 kg.
2) Senam/Baby Gym
Senam ini dilakukan sekitar 5 menit dengan tujuan untuk menyiapkan otot
dan sendi tubuh. Bayi diharapkan mampu menggerakkan anggota tubuh
dengan cepat, kuat dan nyaman.
3) Berenang/Baby Swim
Lama berenang 10 menit, dengan suhu air 34-35 ºC, pada usia diatas 6
bulan boleh di tingkatkan menjadi 15 menit kemudian paling lama 30
menit. Berenang melatih otot motorik kasar dan halus mendapat banyak
latihan dan bermanfaat.
4) Pijat/Baby massage
Sentuhan pijatan dimulai dari kaki, perut, dada, tangan, wajah dan
punggung.
5) Lap bayi dan beri ASI (Julianti, 2014).
5. Bahan Alamiah Untuk Baby SPA
Bahan untuk Spa anak haruslah alamiah, tidak menimbulkan efek samping
pada kulit, sebaiknya aman, enak jika tertelan dan harus menarik bagi anak. Bahan
yang umumnya dipakaisebagai berikut :
1) Susu Mandi berendam dalam air hangat dicampur dengan susu memberikan
manfaat, ketika pori-pori terbuka nutrisi yang terkandung dalam susu
menyerap secara lebih dalam, jika dilakukan pada anak kulit, kulit anak
akan menjadi lembut dan sangat lembut.
2) Stroberi bermanfaat menjaga kesehatan kulit, menyegarkan kulit dan
memperkecil pori-pori. Kandungan didalam stroberi memberi efek dingin
terhadap kulit.
3) Cokelat mengandung bahan makanan almond, almond mengandung serat
protein, vit A, vit B, mineral dan asam folat. Bermanfaat untuk
61

mengencangkan, melembutkan dan menutrisi kulit.


4) Madu merupakan nutrisi untuk kulit, madu berfungsi untuk melembabkan,
melembutkan, membua kulit berkilau, mencegah kulit kering dan
mengencangkan kulit. Juga dapat digunakan untuk membersihkan rambut
dan kulit kepala serta menyuburkan rambut (Julianti, 2017).
6. Gerakan Tahapan Baby SPA
a. Pijat Bayi (Baby Massage)
Pijat bayi adalah mengurut bagian tubuh untuk melemaskan otot sehingga
peredaran darah lancar yang dilakukan pada seluruh permukaan tubuh bayi.
Seni pijat adalah terapi sentuhan kulit dengan menggunakan tangan. Pijat
meliputi manipulasi terhadap jaringan atau organ tubuh dengan tujuan
pengobatan serta sebagai istilah yang digunakan untuk menggambarkan
gerakan manipulasi tertentu dari jaringan lunak tubuh (Galenia, 2014).
Manfaat Pijat Bayi :
1) Meningkatkan berat badan dan pertumbuhan, bayi yangdipijat secara
teratur sejak lahir sering memperoleh peningkatan berat badan yang
lebih cepat dari bayi lainnya mungkin karena pijatan merangsang
produksi hormon hormon pertumbuhan.
2) Stimulasi sentuh dapat merangsang semua sistem sensorik dan motorik
yang berguna untuk pertumbuhan otak, membentuk kecerdasan emosi,
intrapersonal dan untuk merangsang kecerdasan-kecerdasan lain.
3) Meningkatkan daya tahan tubuh, pemijatan dapat meningkatkan
kekebalan tubuh, dan dengan pijat dapat meningkatkan kekebalan sel
pertumbuhan alami (natural killer cells).
4) Meningkatkan konsentrasi bayi dan membuat bayi tidur lelap. Hal ini
disebabkan pijatan dapat mengubah gelombang otak. Umumnya bayi
yang dipijat akan tertidur lebih lelap, meningkatkan kesiagaan
(Alertness) dan konsentrasi. Perubahan ini terjadi dengan cara
menurunkan gelombang alpha dan meningkatkan gelombang beta serta
tetha yang dapat dibuktikan dengan penggunaan EEG (Electro
Enchephatograp).
5) Membina ikatan kasih sayang orang tua dan anak (bounding). Sentuhan
dan pandangan kasih sayang orang tua pada bayinya akan mengalirkan
kekuatan jalinan kasih diantara keduannya. Pada perkembangan anak,
62

sentuhan orangtua adalah dasar perkembangan komunikasi yang akan


memupuk cinta kasih secara timbal balik.
6) Meningkatkan produksi ASI, Teknik pemijatan bayi yang tepat akan
meningkatkan beberapa hormon saluran cerna, oleh sebab itu bayi akan
cepat merasa lapar dan sering minum ASI. Tentu saja itu memberikan
umpan balik kepada ibu. Makin sering ASI diisap oleh bayi, sehingga
merangsang produksi ASI yang semakin lancar (Galenia, 2014).
Tahapan Pijat Bayi :
Pijat kaki dan tangan, yaitu menguatkan otot dan tulang, merangsang
saraf motorik disamping menghilangkan ketegangan dan memperlancar
peredaran darah.
1) Mulailah memijat bayi mulai dari bagian kaki. Kaki adalah bagian
paling tidak sensitif. Oleh karena itu, kaki merupakan tempat terbaik
untuk memulai pijatan. Pertama, peganglah kaki bayi pada pangkal
paha.
2) Kemudian gerakan tangan kebawah secara bergantian seperti sedang
memerah susu sapi. Gerakan ini disebut perahan india. Lakukan
gerakan ini sebanyak 15 kali.
3) Kemudian remas kaki sikecil dengan kedua tangan.
4) Setelah itu buat gerakan seperti memeras mulai dari pangkal paha
sampai ujung kaki. Lakukan gerakan ini selama 15 kali.
5) Pijatlah telapak kakinya menggukan kedua ibu jari bunda secara
bergantian.
6) Lakukan pijatan ini dari arah tumit keperbatansan jari kaki. Lakukan
sebanyak 60 kali
7) Pegang pergalangan kaki dengan tangan kiri.
8) Kemudian dengan telunjuk dan ibu jari tangan kanan, lakukan juga
pemijatan pada jari-jari kaki dengan gerakan memilin.
9) Pegang pergelangan kaki dengan tangan kanan. Tekan ujung telapak
kaki dengan ibu jari, sedangkan telunjuk menekan bantalan kaki atau
bagian bawah jari. Lakukan hal ini selama 5 detik.
10) Lalu pindahkan telunjuk kebagian tengah telapak kaki. Lakukan
gerakan ini selama 5 detik.
11) Gerakan selanjutnya adalah thumb press. Tekan-tekan telapak kaki si
63

kecil dengan menggunkan kedua ibu jari.


12) Lakukan dengan lembut pada bagian bawah, tengah, atas, tengah, dan
kembali kebawah. Lakukan ini sebanyak empat kali putaran.
13) Lakukan gerakan mengurut dengan ibu jari pada punggung kaki, dari
jari kaki kearah pergelangan kaki. Lakukan ini sebanyak 60 kali.
14) Masih dengan ibu jari, buatlah lingkaran-lingkaran kecil disekeliling
pergelangan kaki dan mata kaki. Lakukan dengan lembut sebangak 60
kali.
15) Langkah selanjutnya adalah swedish milking atau perahan cara swedia.
Gerakan seperti memeras susu sapi ini sama seperti Indian milking,
tetapi lakukan dari pergelangan kaki menuju pangkal paha. Lakukan
sebanyak 15 kali.
16) Lakukan gerakan memilin atau rolling dari pangkal paha kearah bawah
sebanyak 8 kali.
17) Lakukan semua gerakan pada kaki lainnya.
18) Jangan lupa, usap kedua kaki sikecil dengan tekanan lembut dari paha
kearah pergelangan kaki. Ini merupakan gerakan akhir untuk bagian
kaki.
19) Water wheel A : Lakukan gerakan memijat pada perut bayi seperti
mengusap dari dada kebawah perut, bergantian dengan tangan kanan
dan kiri. Lakukan sebanyak 30 kali.
20) Water wheel B: Letakan satu tangan di atasperut, kemudian tangan
yang lain mengusap dari dada kearah perut sebanyak 15 kali.
21) Open book Letakan kedua ibu jari di samping kanan kiri pusar perut
dan gerakan kearah samping kiri dan kanan.
22) Sun and moon Pertama-tama buat gerakan sun, yaitu membuat satu
lingkaran penuh searah jarum jam dengan tangan kiri.
23) Kemudian kembali ke daerah kanan bawah (seolah membentuk gambar
matahari) lakukan gerakan ini beberapa kali.
24) Setelah gerakan sun kemudian disusul dengan gerakan moon. Gearakan
ini, yaitu membuat gerakan setengah lingkaran. Gunakan tangan kanan
dan mulai dari bagian kanan bawah perut bayi sampai bagian kiri perut
bayi.
25) Lakukan gerakan sun and moon ini bersamaan. Tangan kiri selalu
64

membuat bulatan penuh (sun/matahari).


26) Sedangkan tangan kanan akan membuat gerakan setengah lingkaran
(moon/bulan).
27) Langkah selanjutnya adalah I Love You. Gerakan ini berfungsi untuk
mencegah kolik pada si kecil. Pijatlah perut bayi mulai dari bagian kiri
atas ke bawah dengan menggunakan jari-jari tangan kanan membentuk
huruf "l".
28) Untuk gerakan Love, pijatlah perut bayi membentuk huruf "L" terbalik,
mulai dari kanan atas ke kiri atas. kemudian dari kiri atas ke kiri bawah.
29) Selanjutnya adalah gerakan You. Pijatlah perut bayi membentuk huruf
"U" terbalik, mulai dari kanan bawah (daerah usus buntu) ke atas. 30.
Kemudian ke kiri, ke bawah, dan berakhir di perut kiri bawah. Lakukan
gerakan ini sebanyak 4 (empat) putaran.
30) Gerakan selanjutnya adalah walking fingers atau jari-jari berjalan.
31) Letakkan ujung jari-jari salah satu tangan bunda pada perut bayi bagian
kanan.
32) Lakukan gerakan seperti berjalan dengan menggunakan jari-jari dari
perut bagian kanan ke bagian kiri. Ulang sebanyak 6-7 kali. Gerakan ini
berfungsi untuk mengeluarkan gelembung-gelembung udara pada perut
si kecil.
33) Buatlah gerakan yang menggambarkan love atau hati dengan
meletakkan ujung-ujung jari kedua telapak tangan bunda di tengah dada
bayi.
34) Buat gerakan ke atas sampai di bawah leher .
35) Kemudian ke samping di atas tulang selangka.
36) Lalu, ke bawah membentuk hati atau bentuk love dan kembali ke ulu
hati.
37) Lanjutkan dengan gerakan menyilang, dimulai dengan tangan ka
membuat gerakan memijat menyilang dari tengah dada ke arah b kanan,
dan kembali ke perut kiri.
38) Kemudian tangan kiri dari tengah dada ke arah bahu kiri.
39) Buatlah gerakan memijat pada daerah ketiak dari atas ke bawah
sebanyak 10 kali. Namun, jika terdapat pembengkakan kelenjar daerah
ketiak, sebaiknya gerakan ini tidak dilakukan.
65

40) Kemudian lakukan relaksasi atau pelemasan otot pada tangan kiri
dengan gerakan milking atau perahan cara India. Lakukan sebanyak 20
kali.
41) Selanjutnya adalah gerakan seperti memeras tangan si kecil, mulai dari
pangkal tangan sampai ke ujung tangan sebanyak 6-7 kali.
42) Pijatlah punggung tangan menggunakan kedua ibu jari bunda secara
bergantian, mulai dari arah pergelangan ke jari-jari tangan. Lakukan
sebanyak 40 kali.
43) Gerakan ke pergelangan jari jari tangan bayi bunda. Masih dengan ibu
jari, buatlah lingkaran lingkaran kecil di sekeliling pergelangan tangan
lakukan sebanyak 60 kali.
44) Kemudian dengan telunjuk dan ibu jari bunda, lakukan juga pemijatan
pada jari-jari tangan dengan gerakan memilin.
45) Lakukan gerakan memilin atau rolling pada tangan dari pangkal tangan
ke pergelangan sebanyak 8 kali.
46) Lakukan seluruh gerakan pada tangan lainnya.
47) Untuk memijat daerah muka tidak perlu menggunakan minyak pijat.
48) Letakan jari-jari kedua tangan bunda pada pertengahan dahi.
49) Tekankan jari-jari bunda dengan lembut mulai dari tengah dahi keluar
ke samping kanan dan kiri seolah menyetrika dahi, lakukan sebanyak
10 kali.
50) Letakkan kedua ibu jari bunda di antara kedua alis mata.
51) Gunakan kedua ibu jari untuk memijat secara lembut pada alis mata.
52) Kemudian di atas kelopak mata, mulai dari tengah ke samping, lakukan
sebanyak empat kali.
53) Gerakan selanjutnya, letakkan kedua ibu jari bunda pada pertengahan
alis Kemudian tekan ibu jari bunda dari pertengahan alis.
54) Lalu turun melalui tepi hidung ke arah pipi dengan membuat gerakan ke
samping lalu ke atas seolah membuat bayi tersenyum. Lakukan
sebanyak enam kali.
55) Letakkan kedua ibu jari bunda di atas mulut di bawah sekat hidung.
56) Gerakkan kedua ibu jari bunda dari tengah ke samping sebanyak 10
kali.
57) Letakkan kedua ibu jari bunda di tengah dagu dan pijat ke arah samping
66

sebanyak 10 kali.
58) Dengan jari kedua tangan, buatlah lingkaran lingkaran kecil di daerah
rahang bayi.
59) Dengan mempergunakan ujung- ujung jari, berikan tekanan lembut
pada daerah belakang telinga kanan dan kiri.
60) Tengkurapkan bayi melintang di depan bunda dengan kepala sebelah.
61) Taruhlah tangan bunda di kiri dan kaki di sebelah kanan. punggung
bayi, pijatlah sepanjang punggung bayi dengan gerakan maju mundur
menggunakan kedua telapak tangan.
62) Lakukan dari leher ke bawah sampai ke pantat bayi, lalu kembali lagi
ke leher.
63) Gerakan selanjutnya, pegang pantat bayi dengan tangan kanan dan
dengan tangan kiri, pijatlah mulai dari leher ke bawah sampai bertemu
dengan tangan kanan yang menahan pantat bayi.
64) Ulangi gerakan memijat punggung tadi, tetapi kali ini tangan kanan
memegang kaki bayi dan gerakan dilanjutkan sampai ke tumit kaki
bayi.
65) Buat gerakan melingkar kecil jari bunda, batas tengkuk sampai ke
pantat di punggung menggunakan dari sebelah kiri dan kanan.
66) Buatlah gerakan lingkaran lingkaran kecil di daerah punggung bagian
bawah.
67) Kemudian lingkaran yang lebih besar di daerah pantat.
68) Terakhir, buat gerakan menggaruk dari pangkal leher ke arah bawah
sampai pantat si kecil.

Gambar 3.1. Pijat/massage bayi (sumber : wordpress.com).


67

b. Senam Bayi (Baby Gym)


Senam bayi merupakan latihan untuk membantu stimulasi pertumbuhan
dan perkembangan sistem saraf dan motorik bayi secara optimal. Melalui
senam bayi, kedekatan (bounding) antara ibu dan bayi akan semakin kuat.
Dengan senam bayi juga bisa mengetahui perkembangan yang salah pada bayi
secara dini sehingga dapat dilakukan tindakan antisipasi yang tepat agar bayi
tumbuh normal. Senam bayi sangat penting untuk menguatkan otot-otot dan
juga sendi- sendi pada bayi sebagai persiapan bayi untuk duduk, berdiri, dan
berjalan. Senam bayi dilakukan berdasarkan pola perkembangan bayi (Julianti,
2017).
Manfaat Senam Bayi :
1) Merangsang pertumbuhan dan perkembangan, serta kemampuan
pergerakan bayi yang lebih optimal.
2) Sebagai salah satu cara deteksi dini terhadap adanya kelainan
pertumbuhan dan perkembangan pada bayi. Deteksi yang dilakukan
lebih dini merupakan tindak yang tepat untuk penanganan agar bayi
tubuh dengan normal.
3) Meningkatkan kemampuan intelegensia yang kompleks pada bayi
termasuk belajar mengoordinasi.
4) Menguatkan otot dan persendian pada bayi sebagai persiapan bayi
untuk duduk, berdiri dan berjalan kelak.
5) Membuat tubuh bayi lebih bugar dan sehat.
6) Meningkatkan fleksibilitas atau daya kelenturan tubuh.
7) Mengoptimalkan fungsi pendengaran, penglihat dan tumbuh kembang
bayi.
8) Sentuhan yang diberikan orangtua ketika melakukan gerakan senam ini
dapat mempererat ikatan kasih sayang antara orangtua dan bayi.
9) Melancarkan peredaran darah, menyehatkan jantung, dan meningkatkan
koordinasi, keseimbangan dan kewaspadaan.
10) Meningkatkan perkembangan sensorik dan motorik bayi.
11) Meningkatkan kekebalan tubuh (Riksani, 2013).
Tahap-tahap Senam Bayi :
1) Sebelum melakukan renang, sebaiknya lakukan pemanasan pada si
kecil.
68

2) Gerakkan tangan kanan si kecil ke arah atas sehingga ketiaknya terbuka,


sedangkan tangan kiri ditaruh di depan dada, Lakukan delapan kali dan
bergantian pada tangan lainnya.
3) Lakukan gerakan membuka dan menutup tangan di depan dada
sebanyak delapan kali.
4) Selanjutnya adalah gerakan silang, taruh tangan si kecil di depan dada,
bergan antara tangan kiri dan kanan.
5) Tekuk kaki sehingga dengkul berada di perut bersamaan dengan itu
lengan kanan sehingga bertemu dengan bayi, hitungan dan juga
sebaliknya sebanyak delapan hitungan.
6) Tekuk kedua kaki sehingga dengkul menyentuh perut. Lakukan gerakan
lni kaki kanan dan kaki kiri bergantian delapan kali. Kemudian lakukan
dengan kanan dan kaki kiri bersamaan.
7) Lakukan gerakan kaki kiri menyilang pada kaki kanan dan sebaliknya,
juga sebanyak delapan hitungan.
8) Angkat kedua kaki si kecil membentuk sudut 90 derajat. Lakukan
sebanyak delapan hitungan (Julianti, 2017).

Gambar 3.2. Baby Gym (sumber : wordpress.com).

c. Renang Bayi (Baby Swim)


Renang merupakan olahraga pertama yang aman untuk diperkenalkan
pada bayi Hal ini dikarenakan bayi sudah terbiasa berenang di dalam caran
ketuban selama sembilan bulan dalam kandungan. Cairan ketuban itu membuat
bayi merasa aman, nyaman, dan hangat. Oleh karena itu, sejak lahir bayi anda
telah memiliki kemampuan instingtif untuk bergerak di dalam air dan tidak
akan merasa ketakutan.
69

Manfaat berenang bagi :


1) Menghilangkan rasa takut pada air.
2) Meningkatkan pertumbuhan fisik, emosional, dan sosial sejak bayi.
3) Sarana bermain yang menyenangkan.
4) Menciptakan bonding (ikatan kasih sayang) antara orangtua dan anak.
5) Membantu pertumbuhan otot bayi.
6) Meningkatkan daya tahan tubuh sehingga terhindar dari berbagai
penyakit.
7) Mengasah life skill meliputi keberanian, kemandirian, dan rasa percaya
diri.
8) Mengurangi ketakutan terhadap olahraga air saat dewasa nantinya.
9) Membangun sistem saraf, membuat bayi mudah untuk tidur dan juga
menambah nafsu makan.
10) Meningkatkan kemampuan beradaptasi dengan lingkungan baru.
11) Gerakan bayi saat berenang dapat merangsang pertumbuhan saraf saraf
tepi sehingga saraf otaknya akan menjadi lebih aktif dan diharapkan
dapat meningkatkan tingkat kecerdasannya (Riksani, 2013).
Tahap-tahap renang :
1) Pasangkan neck ring atau pelampung leher pada si kecil sebelum
berenang.
2) Pastikan klip berada di belakang kepala dan dagu si kecil berada pada
cekungan yang ada pada neck ring.
3) Masukkan si kecil perlahan-lahan ke dalam air. Gerakkan tangan dan
kakinya di dalam air.
4) Biarkan si kecil berenang dan menggerakkan seluruh anggota tubuhnya.

Gambar 3.3. Baby Swim (sumber : wordpress.com)


70

BAB IV
METODELOGI ASUHAN KEBIDANAN

A. Jenis Studi Kasus


Jenis Asuhan yang digunakan dalam kasus An. M ini adalah penyelesaian kasus
dalam bentuk SOAP. Asuhan yang diberikan mencakup pengkajian secara intensif
misalnya satu klien, keluarga, kelompok, komunitas, atau institusi. Desain Asuhan yang
digunakan yaitu observasi dan implementasi dimana Asuhan ini hanya bertujuan untuk
melakukan pengamatan dan non eksperimental. Dalam studi kasus ini penulis mengambil
studi kasus “Asuhan Kebidanan Terapi Komplementer Pada An. M dengan Baby Spa Di
Klinik Pratama Universitas Pahlawan Tahun 2022”.

B. Lokasi Studi Kasus


Studi kasus ini dilakukan Di Klinik Pratama Universitas Pahlawan Tahun 2022.

C. Subjek Studi Kasus


Subjek yang digunakan dalam studi kasus ini adalah klien An. M dengan Baby Spa
Di Klinik Pratama Universitas Pahlawan Tahun 2022.

D. Waktu Studi Kasus.


Waktu Pemberian Implementasi Asuhan Kebidanan Terapi Komplementer
Dilaksanakan Pada Hari Jum,at 25 November 2022, hingga keluhan teratasi atau sembuh.

E. Instrument Studi Kasus


Instrumen yang digunakan oleh penulis dalam hal ini adalah instrumen pokok dan
instrumen penunjang. Instrumen pokok adalah pada An. M sedangkan instrumen
penunjang adalah pedoman observasi dan implementasi serta pedoman wawancara.
F. Jenis Data Studi Kasus
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli atau
pertama. Data dikumpulkan dengan cara melakukan wawancara langsung pada ibu An.
M.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh rekam medis pada An. M dengan yang
71

dimiliki oleh Klinik Pratama Universitas Pahlawan Tahun 2022.


G. Alat dan Metode Pengumpulan Data
1. Alat yang digunakan untuk pengumpulan data adalah dengan format asuhan kebidanan
pada An. M sesuai SOAP.
2. Laporan dokumentasi asuhan kebidanan terapi komplementer dan hasil wawancara.
H. Analisis Data Studi Kasus
Analisis data yang digunakan analisis deskriptif kuantitatif, dilakukan sejak
pengumpulan data berlangsung.
Dalam melakukan analisis data terdapat studi kasus yang akan dilakukan, ada tiga yang
harus dilakukan yaitu:
1. Reduksi data
Dalam penelitian ini, analisis data disederhanakan dengan mengindetifikasi data
yang diperoleh dari lapangan, baik dengan wawancara, pengkajian fisik, observasi
maupun dokumentasi yang bersumber dari rekam medik, catatan lainnya, buku maupun
jurnal.
Hal-hal yang menunjang penulis perlu disesuaikan dengan permasalahan dan
tujuan penulis sehingga perlu dipertahankan.
2. Pengkajian data
Pengkajian data adalah pendeskripsian sekumpulan informasi yang tersusun yang
memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Pengkajian data kuantitatif disajikan dalam bentuk teks naratif (bentuk catatan
lapangan).
3. Penarikan kesimpulan
Temuan dari hasil kajian kepustakaan dan analisis data dilapangan dicari
hubungan serta keterkaitan, dengan cara begitu akan ditemukan pola penyimpanan atau
kesenjangan antara teori dan dilahan praktik dalam kasus yang diambil. Dan
melaksanakan asuhan secara komprehensif sesuai perencanaan yang telah disusun,
melakukan evaluasi dari prosedur pemeriksaan yang dilakukan dan membuat
pendokumentasian menggunakan metode SOAP.
I. Jalannya Studi Kasus
Jalannya penelitian akan dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu: Tahapan penulis ini
adalah pengajuan studi kasus, selanjutnya pengkajian dan penatalaksnaan serta evaluasi,
perbaikan atau revisi, dan seminar laporan kasus.
72

J. Etika Penulisan Studi Kasus


Etika studi kasus adalah pedoman etika yang berlaku untuk setiap kegiatan penulis
studi kasus yang melibatkan antara pihak pengkajian, pihak yang dikaji dan masyarakat
yang akan memperoleh dampak hasil pengkajian tersebut.
Hal-hal yang perlu diperhatikan yang berkaitan dengan penulisan yaitu sebagai
berikut:
1. Informed Consent (Lembar Persetujuan)
Merupakan bentuk persetujuan atara peneliti dan responden penelitian dengan
memberikan lembar persetujuan. Informed consent tersebut di berikan sebelum
penelitian dilakukan. Tujuan informed consent adalah subjek mengerti maksud dari
tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti
harus mnghormati hak pasien.
2. Anomity (Tanpa Nama)
Untuk menjaga kerasiaan responden maka peneliti tidak akan mencantum
namanya pada lembaran pengumpulan data, cukup dengan memberikan nomor kode
pada lembar pengumpulan data.
3. Confidentiality (Kerahasian)
Kerahasian hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya akan
di jamin kerahasiannya oleh peneliti. (Hidayat,2014).
4. Patient Safety (Keselamatan Pasien)
Pada saat penelitian, peneliti tetap menjaga keselamatan responden dan memantau
kondisi responden secara utuh, baik kondisi fisik maupun psikologis responden.
K. Jalannya Asuhan Kebidanan

a. Pelaksanaan Asuhan

1. No.RM : 22-11-000452

2. Hari/ Tanggal : Jum,at 25 November 2022

3. Pukul : 16.10 WIB

4. Tempat : Klinik Pratama UP

5. Pengkaji : Sukma Julita


73

b. S (Subjektif)

1. Identitas Klien : Anak Ibu

Nama : An. M Ny. N

Umur : 3 Tahun 27 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan Perempuan

Suku : Piliang Piliang

Agama : Islam Islam

Pendidikan : Pelajar S1

Pekerjaan : Belum Bekerja Pegawai Bank

Alamat : Batu Belah Batu Belah

Alasan Datang Periksa/Keluhan Utama

Ingin perawatan baby SPA.

a. Riwayat Antenatal

G1P1A0H1 Umur Kehamilan 38 Minggu.

b. Riwayat Imunisasi (Lengkap)

c. Riwayat Internatal

Lahir tanggal : 22-12-2019

Jenis Persalinan : Tindakan Vakum

Penolong : Dokter Obgyn.

c. O (Objektif)

1. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis

b. Tanda-tanda Vital : Denyut Jantung : 134 kali/permenit

Suhu : 36,5 oC

Pernafasan : 25 kali/permenit
74

c. Antropometri : Berat Badan : 12 Kg

Tinggi Badan : 88 Cm

Lingkar Kepala : 48 Cm

d. A (Assesment)

An. M Umur 3 Tahun Dengan Baby SPA.

e. Planning

1) Beritahukan hasil pemeriksaan kepada ibu An. M (Ibu mengerti dengan apa yang
dijelaskan).

2) Beritahukan ibu An. M bahwa Baby SPA terdiri dari (Baby Massage, Baby Gym,
Baby Swimm). Serta manfaatnya masing-masing.

3) Beritahukan ibu KIE untuk tetap memenuhi kebutuhan asupan gizi yang sehat
untuk dikonsumsi perharinya (Ibu mengerti dengan apa yang dijelaskan).

4) Beritahukan ibu jadwal kunjungan ulang Baby SPA.

5) Melakukan pendokumentasi.
75

BAB V
REFLEKSI KASUS

A. Identitas Klien
Nama Klien : An. M
Usia : 3 Tahun
Agama/Suku : Islam/Piliang
Alamat : Batu Belah
Diagnosis : Baby SPA

B. Introduction
Essay pada kasus ini menggunakan jurnal Triatmi, 2020. The Influence Of Baby
Massage Health Education On Mothers Psychomotor Ability To Perform Infant
Massage. Poltekkes Kemenkes Malang, Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Kediri.
ytriatmiandri@yahoo.co.id.
Melalui refleksi ini dapat sebagai bahan untuk pengembangan diri dan pengetahuan
mahasiswa kedepannya.

C. Description
Pada stase Terapi Komplementer ini, di Klinik Pratama Universitas Pahlawan. Hal
yang menarik perhatian mahasiswa disini adalah bagaimana implementasi dan
penatalaksanaan asuhan kebidanan pada Baby SPA. Disini mahasiswa menemukan
perbedaan acuan dalam penatalaksanaan Baby SPA terhadap edukasi atau pengetahuan
mengenai pentingnya Baby SPA untuk tumbuh kembang anak yang diberikan
Dilapangan. Dimana Baby SPA berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak.
Perbedaan inilah yang membuat mahasiswa tertarik, apa yang mendasari atau sangat
pentingkah pendidikan kesehatan pada ibu yang memiliki bayi, balita dan anak-anak.

D. Evaluation
Pijat bayi merupakan salah satu bentuk fisioterapi yang berpengaruh positif terhadap
proses tumbuh kembang balita selain pemberian makanan tambahan. Memijat tidak
banyak memakan biaya, mudah, dan sudah turun temurun. Disamping itu ada beberapa
manfaat lain dari memijat bayi, diantaranya menaikkan berat badan bayi pada proses
76

pertumbuhan dan juga mengubah gelombang otak secara positif yang berpengaruh
pada proses perkembangan (Roesli, 2011).
Sayangnya, masih banyak orang tua yang belum mengerti tentang pijat bayi, terutama
mengenai perkembangan terakhirnya. Sebagian dari mereka beranggapan bahwa pijat
bayi dilakukan hanya pada bayi yang sakit serta dilakukan oleh dukun atau tenaga
medis yang menguasai pijat bayi. Hal ini tidak sepenuhnya salah, melalui teknik
tertentu, pijat bayi diyakini mampu mengatasi kolik sementara, sembelit dan bayi
rewel. Namun, manfaat utama dari pijat bayi adalah membantu mengoptimalkan
tumbuh kembang bayi. Dalam hal ini sangat diperlukan pendidikan kesehatan
khusunya tentang pijat bayi diberikan oleh orangtua agar proses tumbuh kembang
bayinya menjadi optimal (Rochmah, 2012).
Menurut peneliti, hal ini dikarenakan belum pernah adanya pendidikan kesehatan pijat
bayi ataupun informasi mengenai siapa saja yang boleh memberikan pijat bayi.
Sehingga hampir semua responden takut untuk melakukan pijat bayi secara mandiri
dan lebih memilih dukun pijat yang memberikan pijat pada bayinya. Hampir seluruh
responden tidak mengerti teknik pijat bayi yang dapat dilakukan oleh responden secara
mandiri kepada bayinya. Hanya sebagian responden yang sudah sedikit mengerti
teknik pijat bayi yang dapat dilakukan secara mandiri oleh responden melalui internet
ataupun majalah produk kesehatan bayi. Responden yang mempunyai pengetahuan
lebih tentang pijat bayi akan dapat mempengaruhi kemampuannya dalam melakukan
pijat bayi.
Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun
seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang
baik dari berbagai sumber maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuannya
(Setiawati & Dermawan, 2008).
Secara umum semua sumber informasi adalah suatu sumber pengetahuan dan belajar,
karena dalam sumber informasi selalu terkandung hal-hal yang dapat digunakan
sebagai sumber belajar, hanya saja itu semua tergantung pada kebutuhan belajar
masing-masing individu dalam memanfaatkan sumber informasi yang ada sebagai
sumber pengetahuan (Notoatmodjo, 2013).
Kemampuan adalah kesanggupan atau kecakapan seorang individu dalam menguasai
suatu keahlian dan digunakan untuk mengerjakan beragam tugas dalam suatu
pendidikan kesehatan tentang pijat bayi berpengaruh pada kemampuan psikomotor ibu
melakukan pijat bayi karena pada proses pendidikan ibu dapat menerima informasi
77

yang belum pernah didapatkan ibu sebelumnya.


Pendidikan kesehatan tentang pijat bayi menggunakan teknik demonstrasi dan
penyuluhan individu dapat efisien dan mudah untuk mengulangi pijat bayi. Pada
proses penelitian ini ibu dapat lebih fokus karena penyuluhan dan demonstrasi
dilakukan secara individu.
Pendidikan kesehatan sangat penting untuk merubah perilaku seseorang. Hal ini
disebabkan karena pendidikan kesehatan sebagai bagian dari kesehatan masyarakat
yang berfungsi sebagai media untuk menyediakan kondisi sosiopsikologis sehingga
individu atau masyarakat dapat berperilaku hidup sehat (Notoatmodjo, 2013).
Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengetahui tentang “Gambaran Pengetahuan Ibu
Terhadap Baby SPA”. Berdasarkan uraian diatas mahasiswa menemukan bahwa sangat
pentingnya edukasi pada ibu mengenai Baby SPA. Penatalaksanaan asuhan ini
digunakan untuk pendeteksian dini kejadian atau permasalahan kesehatan lainnya pada
anak agar kesejahteraan bangsa tercapai optimal.
E. Analisis
Diagnosis kejadian tumbuh kembang pada bayi, balita dan anak-anak. Juga memiliki
risiko yang besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak (Enggar, 2019).
Penatalaksanaan asuhan kebidanan berupa pendidikan kesehatan sangat penting
diberikan, agar tumbuh kembang anak indonesia tercapai secara optimal untuk menuju
Indonesia Emas pada tahun 2045.

F. Conclusion And Action Plan


Dalam kasus ini mahasiswa menemukan bahwa sangat pentingnya penatalaksanaan
terhadap tumbuh kembang anak. Karna hal tersebut akan berdampak pada kesehatan
anak nantinya. Kondisi lingkungan juga turut menjadi faktor yang memengaruhi
perkembangan anak (Kesehatan RI, 2019).
Bidan adalah salah satu tenaga kesehatan yang berinteraksi dengan berbagai pasien.
Peran bidan salah satunya untuk masalah tumbuh kembang. Upaya pencegahan dan
penanganan gangguan tumbuh kembang pada anak. Bidan merupakan fasilitator dalam
mempromosikan kesehatan misalnya adanya penyuluhan mengenai masalah tumbuh
kembang anak dan penanganan non farmakologi seperti terapi komplementer dan pola
hidup sehat. Sesuai kewenangan bidan berdasarkan kompetensi ke-1 bidan di
Indonesia (Kepmenkes No.369/Menkes/SK/III/2018).
78

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Pada BAB ini akan disajikan kesimpulan dan saran dari hasil Asuhan
tentang Asuhan Kebidanan Terapi Komplementer Dengan Baby SPA di Klinik
Pratama Universitas Pahlawan Tahun 2022.
A. Kesimpulan
1. Hasil pengkajian yang telah dilakukan penulis pada tanggal 25 November
2022 diperoleh data An. M yang mengatakan ingin pijat bayi (Baby SPA)
D : 135 x/memit, S : 36,5 0 C, Pernafasan : 25x/menit.
2. Perencanaan yang diberikan kepada klien dengan melakukan
implementasikan baby massage, baby gym dan baby swimm. teknik
relaksasi non farmakologi.
3. Pelaksanaan yang dilakukan adalah memberikan asuhan dan menjelaskan
tentang pentingnya Baby SPA pada anak.
4. Satelah dilakukan tindakan, penulisan evaluasi kepada pasien setelah
tindakan yang dilakukan. Klien mengatakan anak lebih releks dan
istirahatnya lebih nyaman setelah di Baby SPA.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis menyampaikan saran antara
lain :
1. Bagi Klien
Diharapkan penulis ini dapat meningkatkan pengetahuan ibu tentang
Baby SPA.
2. Tenaga Kesehatan
Bagi bidan/tenaga kesehatan diharapkan lebih dapat mempertahankan
dan meningkatkan cara penanganan tentang Baby SPA.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil Asuhan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan sumber
Kepustakaan di Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Riau dan
sebagai tambahan Referensi pustaka.
DAFTAR PUSTAKA

Andriani, Merryana, & Wijatmadi, B. (2012). Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta:


Kencana.
Arikunto, S., 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rieka Cipta Bhandari, N., 2017.
Ongoing Research Project Overview.
Departemen Kesehatan RI., 2006. Pemantauan Pertumbuhan Balita. Jakarta:
Direktorat jendral Bina kesehatan Masyarakat.
Dewi, Q.S. dan Anggun T., 2015. Hubungan Frekuensi Baby Spa dengan
Perkembangan Bayi Usia 4-6 Bulan. Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan.
Vol. 11, No. Juni 2015. Dian, A., 2015. Tumbuh Kembang & Terapi
Bermain Pada Anak. Jakarta: Salemba Medika.
Galenia, 2014. Home Baby Spa. Jakarta: Prevarication Hanifah, L. dan Febriani
M., 2014. Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan Hidayat,
A.A.A., 2013. Metode Penelitian kebidanan dan Teknik Analisa Edisi
Kedua. Jakarta: Selemba Medika.
Hartini, S., Sunarno, R. D., & Marettina, N. (2011). Pengaruh Pendidikan
Kesehatan tentang Penatalaksanaan ISPA terhadap Pengetahuan dan
Keterampilan Ibu Merawat Balita ISPA di Rumah. STIKES Telogorejo.
Retrieved from http://112.78.40.115/e-
journal/index.php/ilmukeperawatan/article/view/44/83.
India Budi, U., et.al., 2015. Pengaruh Baby Spa Terhadap Perkembangan Motorik
Kasar Pada Bayi Usia 3-6 Bulan Di Mom’me Organic Baby And Kids
Spa. Semarang Data dan Informasi Sumatera Utara, 2016. Angka
Kelahiran Bayi dan Balita. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Julianti, 2017. Rahasia Baby Spa. Jakarta: Writepreneur Club Kementrian
Kesehatan dan Pusat R.I., 2015. Perkembangan Motorik Bayi : Jakarta
Litbangkes, B., 2010. Riset Kebutuhan Dasar. Jakarta: Kementrian
Republik Indonesia.
Maryanti, D., 2011. Buku Ajar Neonatus, Bayi dan Balita. Jakarta: TIM
Maryunani, A., 2010. Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan. Jakarta:
CV. Trans Info Media Nanny, V., 2013. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak
Balita. Jakarta: Salemba Medika.
Notoatmodjo, S. (2013). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Notoatmodjo, S., 2016. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Pediatric A.A., 2001. Developmental Surveillence and Scrinning of Infants
and Youing Children. July: 108 (1):192.
Novrianda, D., Lucida, H., & Soumariris, I. (2015). Comparison of Effectivity of
Health Education towards Mother’s Knowledge and Ability in Caring
Children with Acute respiratory infection in Health Center Padang Pasir
and Pauh. Jurnal Sains Farmasi & Klinis, 1(2), 159–169. Retrieved from
http://jsfkonline.org/index.php/jsfk/article/view/29.
Priyatna, A. Dan Uray B.A., 2014. 1000 Hari Pertama Kehidupan. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo Profil Kesehatan Sumatera Utara, 2012. Tumbuh
Kembang Bayi dan Balita. Medan: Dinas Kesehatan Sumatera Utara.
Rizki, C.D., et.al., 2015. Teori dan Konsep Tumbuh Kembang. Yogyakarta: Nuha
Medika Riksani, R., 2013. Dari Rahim Hingga Besar. Jakarta: PT. Alex
Media Komputindo.
Rochmah. (2012). Panduan Belajar: Asuhan Neonatus, Bayi,& Balita. Jakarta:
EGC.
Roesli, U. (2011). Pedoman Pijat Bayi edisi Revisi. Jakarta: Trubus Agriwidya.
Saryono, 2011. Kumpulan Instrumen Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha
Medika Sigmundson, H., 2009. Baby Swimming: Exploring The Effects of
Early Intervention on Subsequent Motor Abilties. University of Sience and
Tecnology Norwegian Sitaresmi, M.N. Ismail, D. Wahab, A., 2008. Risk
factors of Developmental Delay: a community based study. Paediatrica
Indonesian.
Soetjiningsih, 2012. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R dan D.
Bandung: CV. Alfabeta Suryawan, A. Narendra, M.B., 2010.
Penyimpangan Tumbuh Kembang Anak, RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
Susilaningrum, 2012. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Taradiva, D. dan Khotimah, S., 2015. Perbedaan Pengaruh Pemberian Massage
Baby dan Spa Baby Terhadap Peningkatan Gross Motor pada Bayi di
Bawah Usia 6 Bulan. Universitas Aisyiah Yogyakarta.
Setiawati, S., & Dermawan, A. C. (2008). Proses pembelajaran dalam pendidikan
kesehatan. Jakarta: Trans Info Media.
Yunita, M. (2013). Pengaruh Pemberian Pengetahuan Terhadap Kemampuan
Melakukan Perawatan Tali Pusat Bayi Pada Ibu Post Partum Primipara Di
Rsud Wates Kulon Progo. Aisyiyah Health Sciences College of Yogyaka.
DOKUMENTASI

1. Penulis Melakukan Massage

2. Klien Baby Swimm


92
93
94
95
96

Anda mungkin juga menyukai