Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN USIA IBU, USIA KEHAMILAN DAN PARITAS

DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI


DI PUSKESMAS TANAH SAREAL
KOTA BOGOR
Dinda Aulia Oktaviani1,Yuanita Viva Avia Dewi2
Prodi D-III Kebidanan STIKes Bogor Husada
Jln. Sholeh Iskandar No. 4 Bogor
Email : yuanita.yoan16@gmail.com

ABSTRAK
Ketuban Pecah Dini (KPD) didefinisikan sebagai pecahnya ketuban sebelum
waktunya melahirkan. Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh
sebelum waktunya melahirkan. Berdasarkan hasil studi pendahuluan, tahun 2019
terdapat 41 kejadian KPD dari 246 persalinan, tahun 2018 terdapat 30 kasus KPD
dari 207 persalinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan
KejadianKetuban Pecah Dini Dengan Kejadian Partus Lama di Puskesmas Tanah
Sareal.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analisis, dengan rancangan
cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu bersalin yang mengalami
KPD di Puskesmas Tanah Sareal dengan jumlah 41 orang. Menggunakan total
sampling yaitu semua populasi dijadikan sampel. Pengumpulan data
menggunakan data sekunder. Analisis data menggunakan uji univariat dan uji
bivariat (Chi-Square).
Hasil Penelitian univariat diperoleh 65,4% berusia 20-30 tahun,73,2% terjadi
pada usia kehamilan aterm dan 61% multipara. Hasil uji statistik di peroleh tidak
ada hubungan Antara usia ibu (p value = 0,133), usia kehamilan (p value = 0,350)
dan paritas primipara (p value = 0.449) dengan kejadian ketuban pecah dini.
Diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan kesadaran ibu untuk memeriksakan
kehamilannya secara teratur.

Kata Kunci : Usia Ibu, Usia Kehamilan, Paritas, Ketuban Pecah Dini

75
ABSTRACT
Premature rupture of membranes (PROM) is defined as the rupture of the
membranes before the time of delivery. This can occur late in pregnancy or long
before delivery. Based on the results of the preliminary study, in 2019 there were
41 cases of PROM from 246 deliveries, in 2018 there were 30 cases of PROM
from 207 deliveries. This study aims to determine the relationship between the
incidence of premature rupture of membranes with the incidence of prolonged
labor at Tanah Sareal Health Center.
This research is a descriptive analysis research, with a cross sectional
design. The population in this study were mothers who experienced PROM at the
Tanah Sareal Health Center with a total of 41 people. Using total sampling, that is,
all of the population is sampled. Data collection uses secondary data. Data
analysis used univariate test and bivariate test (Chi-Square).
The results of the univariate study were that 65.4% were aged 20-30 years,
73.2% occurred at term and 61% were multiparous. The results of statistical tests
showed that there was no relationship between maternal age (p value = 0.133),
gestational age (p value = 0.350) and primiparous parity (p value = 0.449) with the
incidence of premature rupture of membranes. It is hoped that this research can
increase the awareness of mothers to check their pregnancy regularly.

Keywords: Maternal Age, Gestational Age, Parity, Premature Rupture of


Membranes

76
PENDAHULUAN
Ketuban pecah dini (KPD) Penyebab Ketuban Pecah Dini
didefinisikan sebagai pecahnya belum diketahui secara pasti, namun
ketuban sebelum waktunya melahirkan. kemungkinan disebabkan karena
Hal ini dapat terjadi pada akhir infeksi yang terjadi pada selaput
kehamilan maupun jauh sebelum ketuban, serviks inkompetensia,
waktunya melahirkan. KPD preterm kelainan letak janin, paritas, riwayat
adalah kpd sebelum usia kehamilan 37 abortus atau Ketuban Pecah Dini
minggu. KPD yang memanjang adalah sebelumnya, ketegangan rahim yang
KPD yang terjadi lebih dari 12 jam berlebihan, ukuran panggul yang
sebelum waktunya melahirkan (Yeyeh, sempit, aktivitas dan trauma yang di
2014). dapat seperti hubungan seksual,
Menurut WHO, Kejadian (KPD) pemeriksaan dalam dan amniosintesis
berkisar 5-10% dari semua kelahiran. (Hasanah, 2018).
KPD preterm terjadi 1% dari semua Upaya pemerintah dalam
kehamilan dan 70% kasus KPD terjadi menangani Ketuban Pecah Dini
pada kehamilan aterm. Adapun 30% terdapat dalam standar profesi bidan,
kasus KPD merupakan penyebab disebutkan dalam selama memberikan
kelahiran premature (Hasanah, asuhan dan konseling kehamilan bidan
2018).Insiden KPD di Indonesia harus mampu mengidentifikasi
berkisar 4,5% sampai 7,6% dari seluruh penyimpangan kehamilan normal salah
kehamilan, angka tersebut meningkat satunya adalah Ketuban Pecah Dini
setiap tahunnya hal ini yang harus dan melakukan penanganan yang tepat
diperhatikan oleh tenaga medis agar termasuk merujuk kefasilitas pelayanan
angka kejadian KPD dapat yang lebih lengkap, dan untuk
dikendalikan. (3) Insiden ketuban pecah mencegah terjadinya Ketuban Pecah
dini (KPD) di Indonesia berkisar4,5% Dini yaitu dengan cara memberikan
sampai 7,6% dari hampir seluruh pendidikan kesehatan pada ibu hamil
kehamilan, angka tersebut meningkat tentang kehamilan, persalinan dan juga
setiap tahunnya hal ini yang harus menganjurkan agar ibu hamil secara
diperhatikan oleh tenaga medis agar rutin melakukan ANC (Ante Natal Care)
angka kejadian KPD dapat dikendalikan ketempat pelayanan kesehatan selama
(Tarigan dkk, 2018). kehamilan berlangsung (Saputri, 2015).

77
Penelitian bertujuan untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
mengetahui Hubungan Partus lama, A. Analisa Univariat
Usia Ibu dan Usia Kehamilan dengan
Kejadian Ketuban Pecah Dini di Tabel 1
Distribusi frekuensi Ibu Yang
Puskesmas Tanah Sareal.
MengalamiKPDBerdasarkan Usia
Manfaat dari penelitian ini Ibu di Pusksmas Tanah Sareal
sebagai masukanbagi tenaga
kesehatan data mengatisipasi kejadian Usia F P
Ibu
KPD. 20-30
35 85.4%
tahun
METODE PENELITIAN 35-40
6 14.6%
Penelitian ini merupakan tahun

penelitian deskriptif analitik dengan Total 41 100%


desain potong lintang (cross
Berdasarkan tabel 1 Usia Ibu
sectional),dimana data variabel
Bersalin yang mengalami KPD
dependent dan independent diambil
terbanyak pada kelompok usia 20-
dalam satu waktu yang bersamaan
30 tahun yaitu sebanyak 35 Ibu
(Notoadmodjo, 2012). dipilih rancangan
Bersalin (85.4%).
cross sectional dengan alasan
pelaksanaanya mudah dan biaya yang
relatif murah dan waktu yang cukup
pendek.
Penelitian ini menggunakan data
sekunder yang diperoleh dari rekam
medis di Puskesmas Tanah Sareal.
Jumlah sampel dalam penelitian ini
adalah 41 orang. Pada penelitian ini
tekhnik sampel yang digunakan adalah
total sampling.

78
Tabel 2 B. Analisa Bivariat
Distribusi Frekuensi Ibu Yang
Tabel 4
Mengalami KPD Berdasarkan Usia
Hasil Analisis Bivariat
Kehamilan di Puskesmas Tanah Sareal

Usia F P Varibel P
Hasil
Kehamilan Indepden Value
Aterm 30 73.2% Tidak ada
Usia Ibu 0.133 hubungan ( P
Post term 11 26.8% Value > 0.05)
Tidak ada
Total 41 100% Usia
0.350 hubungan ( P
Kehamilan
Value > 0.05)
Tidak ada
Berdasarkan tabel 2 Usia
Paritas 0.449 hubungan ( P
kehamilan Ibu Bersalin yang Value > 0.05)
mengalami KPD terbnyak terdapat
Usia kurang dari 20 tahun atau
pada kelompok Usia Kehamilan
lebih dari 35 tahun merupakan
Aterm yaitu sebanyak 30 Ibu
golongan risiko tinggi untuk melahirkan.
Bersalin (73,2%).
Kematian maternal pada wanita dan
melahirkan pada usia dibawah 20 tahun
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Ibu Yang ternyata 2-5 kali lebih tinggi daripada
Mengalami KPD Berdasarkan Paritas
kematian maternal yang terjadi pada
di Puskesmas Tanah Sareal
usia 20-29 tahun (Lisa dkk, 2009).
Paritas F P
Berdasarkan tabel 1 dapat
Primipara 16 39% diketahui bahwa Ketuban Pecah Dini
yang beresiko di usia 20-30 tahun yaitu
Multipara 25 61%
dengan presentase 85.4% atau 35 Ibu
Total 41 100% Bersalin. Sedangkan Pada Ibu Berusia
35-40 tahun didapatkan 6ibu bersalin
dengan presentase 14.6% Karena tp
value = 0,133 dan > 0,05 maka tidak
ada hubungan antara usia dengan
Ketuban Pecah Dini.
Hal ini tidak sesuai dengan teori
Berdasarkan hasil penelitian dari Fifi
Ria Ningsih Safari tahun 2016

79
menunjukkan bahwa dari 26 responden berbanding terbalik dengan usia
yang berumur kategori berisiko (<20 kehamilan saat ketuban pecah. Jika
tahun atau >35 tahun) sebagian besar ketuban pecah trimester III hanya
mengalami ketuban pecah dini diperlukan beberapa hari saja hingga
sebanyak 15 orang (57,7%). Dari 70 kelahiran terjadi dibanding dengan
responden yang berumur kategori tidak trimester II. Makin muda kehamilan,
beresiko (20-35 tahun) sebagian besar antar terminasi kehamilan banyak
tidak mengalami ketuban pecah dini diperlukan waktu untuk
sebanyak 60 orang (85,7%). Hasil uji mempertahankan hingga janin lebih
Chi Square didapatkan adanya matur. Semakin lama menunggu,
hubungan yang bermakna antara umur kemungkinan infeksi akan semakin
dengan kejadianketuban pecah dini besar dan membahayakan janin serta
dengan partus lama dengan pvalue: situasi maternal (Lisa dkk, 2009).
0,000 dengan nilai OR = 3.635 (CI:
Berdasarkan tabel2 dapat
1.686-7.843), artinya risiko untuk
diketahui bahwa Kejadian ketuban
mengalami ketuban pecah dini dengan
pecah dini yang beresiko pada
partus lama pada kelompok umur <20
kehamilan Aterm yaitu dengan
tahun dan kelompok umur > 35 tahun
presentase 73.2% atau 30 Ibu Bersalin.
adalah 3.636 kali lebih besar
Sedangkan Pada Usia Kehamilan Post
dibandingkan dengan kelompok umur
Term didapatkan 11 ibu bersalin
20-35 tahun (Safari, 2016).
dengan presentase 26.8%. Karena p
Usia kehamilan pada saat
value = 0,350 dan > 0,05 maka tidak
kelahiran merupakan satu-satunya alat
ada hubungan usia kehamilan dengan
ukur kesehatan janin yang paling
KPD. Hal ini tidak sesuai dengan
bermanfaat dan waktu kelahiran sering
penelitian Octaviani Ana, Febrianti
ditentukan dengan pengkajian usia
Melisa, W. Ayu Ikrawanty Dari hasil uji
kehamilan. Pada tahap kehamilan lebih
statistik dengan menggunakan uji Chi-
lanjut, pengetahuan yang jelas tentang
Square (Fisher’s Exact Test). Diperoleh
usia kehamilan mungkin sangat penting
untuk variabel usia kehamilan p= 0,05 <
karena dapat timbul sejumlah penyulit
dari α = 0,05 artinya ada hubungan
kehamilan yang penanganannya
antara usia kehamilan terhadap
bergantung pada usia janin. Periode
waktu dari KPD sampai kelahiran

80
kejadiian ketuban pecah dini (Octaviani mengalami ketuban pecah dini
dkk, 2019). sebanyak 45 orang. Dari hasil
penelitian di dapatkan mutigravida
Paritas 1-2 merupakan paritas
sebanyak 32 orang (71,1%) dengan
paling aman ditinjau dari sudut
nilai asymp.sig p= 0,014 yang berarti
kematian maternal. Paritas 0 dan
ada hubungan Antara paritas dengan
paritas tinggi (lebih dari 3) mempunyai
kejadian ketuban pecah dini (Tarigan
angka kematian maternal lebih tinggi.
dkk, 2018).
Lebih tinggi paritas, lebih tinggi
kematian maternal. Risiko pada paritas KESIMPULAN
0 dapat ditangani dengan asuhan 1. Tidak ada hubungan antara KPD
obstetric lebih baik. Sedangkan risiko dengan usia ibu
pada paritas tinggi dapat dikurangi atau 2. Tidak ada hubungan antara KPD
dicegah dengan keluarga berencana. dengan usia kehamilan
Sebagian kehamilan pada paritas tinggi 3. Tiak ada hubungan antara KPD
adalah tidak direncanakan (Lisa dkk, dengan Paritas
2009).
SARAN
Berdasarkan tabel 3 dapat
Untuk mencegah kejadian KPD maka
diketahui bahwa ketuban pecah dini
perlu peningkatan kualitas pelayanan
pada kelompok Primipara yaitu dengan
ANC dengan mengenali sedini mungkin
presentase 39% atau 16 Ibu Bersalin.
komplikasi-komplikasi pada kehamilan
Sedangkan Pada Multipara didapatkan
dan upaya menanganinya dan seorang
25 ibu bersalin dengan presentase
bidan harus dapat menilai dan
61%. Karena p value = 0, 449 dan >
mengetahui penyulit-peyulit yang dapat
0,05 maka tidak ada hubungan antara
terjadi pada kehamilan serta
paritas dengan ketuban pecah dini.
memberikan tindakan yang efektif dan
Hasil penelitian tidak sesuai dengan
efisien.
hasil penelitian Tarigan dkk, dimana
dari hasil penelitian populasi ibu yang

81
DAFTAR PUSTAKA

Hasanah, Rifiana Julia Andi,


2018,Faktor-Faktor Yang Tarigan Mentari Andini, Panjaitan
Berhubungan Dengan Ketuban Marsaulina Ivansri, 2018.
Pecah Dini Pada Ibu Bersalin Di Hubungan Karakteristik Ibu
Puskesmas Tanggeung Bersalindengan Ketuban Pecah
Cianjur.Jurnal Kebidanan. Dini di Rumah Sakit Martha Friska.

Marisah, Saswita Reni, dam Rohani. Saputri Emi Eneng, 2015. Gambaran
2011.Asuhan Kebidanan Pada Ketuban Pecah Dini (KPD) Di
Masa Persalinan. Jogjakarta: Puskesmas Balaraja Kabupaten
Salemba Medika Tanggerang Tahun 2015.

Notoatmodjo Soekidjo, 2012. Safari Ningsih, 2016. Faktor-Faktor


Metodologi Penelitian Kesehatan. Yang Berhubungan
Jakarta: Rineka Cipta. DenganKejadian Ketuban Pecah
Dini Di Rumah Sakit Umum H.
Octaviani Ana, Febrianti Ikrawanty Abdul Manan Simatupang Tahun
Melisa, Ayu W, 2019. Faktor Yang 2016.
Berhubungan Terhadapkejadian
ketuban Pecah Dini (kpd) di RSIA Yeyeh Ai, Asuhan Kebidanan Patologi
Siti Khodijah 1 Makasar tahun Kebidanan 4, 2014. Jakarta :
2019. Katalog Dalam Terbitan

82

Anda mungkin juga menyukai