Anda di halaman 1dari 19

HUBUNGAN USIA IBU DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN

HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN DI WILAYAH


KERJA PUSKESMAS BANGKINANG KOTA
TAHUN 2022
Disusun  Oleh :

 
ECI FEBRIANI
 
1815301005

PROGRAM STUDI KEBIDANAN


PROGRAM SARJANA TERAPAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
RIAU
2022

 
A. LATAR BELAKANG

 Hipertensi dalam kehamilan (HDK) ditandai dengan adanya


tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih setelah kehamilan 20
minggu pada wanita yang sebelumnya normotensif, atau kenaikan
tekanan sistolik 30 mmHg dan atau tekanan
diastolik 15 mmHg di atas nilai normal (Indriani, 2017).
 Menurut data WHO (World Health Organization) pada tahun 2020
terdapat 536.000 ibu hamil meninggal akibat hipertensi dalam kehamilan
(HDK). Kejadian ini terjadi hampir di seluruh dunia. Angka Kematian
Ibu (AKI) di Asia Tenggara berjumlah 35 per 100.000 kelahiran hidup.
Hasil laporan WHO pada tahun 2020 juga menyatakan bahwa di
Indonesia AKI tergolong tinggi dengan 420 per 100.000 kelahiran hidup
(Angsar, 2020).
Faktor penyebab kematian ibu terbesar kedua di Indoensia yaitu
hipertensi dalam kehamilan . HDK terjadi pada 10% dari wanita hamil di
seluruh dunia. HDK merupakan penyebab cacat jangka panjang dan
kematian ibu dan bayi. Hampir sepersepuluh dari kematian ibu
dikarenakan HDK (WHO, 2019). Hipertensi dalam kehamilan juga dapat
menyebabkan beberapa penyakit seperti preeklampsi (ringan-berat) dan
eklampsi (Sastrawinata, 2016).
Kejadian HDK berkontribusi sebagai penyebab meningkatnya kematian
ibu, disuatu daerah. Di Propinsi Riau pada tahun 2020, angka kematian ibu
mencapai 117,02/100.000 kelahiran hidup dan 28,76% kematian ibu disebabkan
HDK.
Dampak yang dapat diakibatkan oleh hipertensi pada kehamilan, 5-8%
wanita hamil mengalami preeklamsia dan 15% diantaranya mengalami sindrom
HELLP. Dampak lainnya seperti kekurangan cairan plasma akibat gangguan
pembuluh darah, gangguan ginjal, gangguan hematologis, gangguan
kardiovaskular, gangguan hati, gangguan pernafasan, sindrom hemolysis,
elevated liver enzymes, low platelet count (HELLP), serta gangguan pada janin
seperti pertumbuhan terhambat, prematuritas hingga kematian dalam rahim
(Ningtias & Wijayanti, 2021)
 Hipertensi dalam kehamilan dapat menurunkan aliran darah ke
plasenta, yang akan mempengaruhi persediaan oksigen dan nutrisi dari bayi.
Hal ini dapat memperlambat pertumbuhan bayi dan meningkatkan resiko
saat melahirkan. Tekanan darah tinggi juga dapat meningkatkan resiko
kerusakan tiba-tiba dari plasenta, dimana plasenta akan terpisah dari uterus
sebelum waktunya (Lalage, 2020).
Umur ibu yang terlalu muda memiliki risiko yang lebih besar
untuk terjadinya hipertensi, hal ini disebabkan karena ibu yang
hamil pada umur yang terlalu muda dari segi biologis perkembangan
alat-alat reproduksinya belum optimal dan pada umur yang terlalu
tua akan menambah terjadinya komplikasi kehamilan. Bahwa
dengan bertambahnya umur ibu mengakibatkan absorbs tubuh
cenderung memburuk dan alat-alat reproduksinya sudah mulai
degenerasi sehingga memungkinkan terjadinya komplikasi (Ningtias
& Wijayanti, 2021)
Menurut Elisabeth tahun 2016, umur sangat menentukan suatu
kesehatan ibu, ibu dikatakan beresiko tinggi apabila ibu hamil berusia
20 tahun dan diatas 35 tahun, umur berguna untuk mengantisipasi
diagnose masalah kesehatan dan tindkan yang dilakukan. Penelitian
ini sejalan dengan penelitian Hasan dkk tahun 2018, Hasil analisis
bivariat yaitu ada hubungan antara umur dengan kejadian hipertensi
pada ibu hamil dengan nilai p=0,000. Jumlah ibu hamil yang
mengalami hipertensi pada umur reproduksi tidak aman(44%) lebih
besardari pada umur reproduksi aman (10,8%).
Paritas juga merupakan salah satu fakor terkait penyebab hipertensi dalam

kehamilan, paritas adalah keadaan wanita berkaitan dengan jumlah anak yang

dilahirkan. Paritas anak kedua dan anak ketiga merupakan paritas paling aman

ditinjau dari sudut kematian maternal. Pada paritas tinggi lebih dari 3 mempunyai

angka kematian maternal lebih tinggi. Maka oleh sebab itu ibu-ibu yang sedang

hamil anak pertama dan lebih dari anak ketiga harus memeriksakan kehamilannya

sesering mungkin agar tidak beresiko terhadap kematian maternal. Pada paritas

rendah, ibu-ibu hamil belum begitu mengerti tentang kehamilan dan pentingnya

pemeriksaan kehamilan (Ningtias & Wijayanti, 2021)


B. RUMUSAN MASALAH

 Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Apakah ada Hubungan Usia ibu dengan Kejadian Hipertensi dalam Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas

Bangkinang Kota Tahun 2022”? “.

2. Apakah ada Hubungan Paritas dengan Kejadian Hipertensi dalam Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas

Bangkinang Kota Tahun 2022”? “.

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus

D. Manfaat Penelitian
1. Aspek Praktis
2. Aspek Teoritis
Skema 2.1 Kerangka
Teori

•Kerangka Teori
Kerangka teori dari penelitian ini dapat dilihat pada skema 2.1 berikut ini:

Variabel Independen Variabel Dependen


Faktor risiko dari hipertensi
dalam kehamilan :
•Paritas
•Umur
•Riwayat keluarga pernah Kejadian hipertensi dalam
preeklampsi dan eklampsia kehamilan
•Riwayat hipertensi
•obesitas
•konsumsi kalsiun

(sumber: Prawirohardjo, 2013)


Skema 2.2 Kerangka Konsep

Variable Independen Variable Dependen

Usia Kejadian Hipertensi


Paritas dalam Kehamilan
BAB III
METODE PENELITIAN

 A. Desain Penelitian

 Penelitian ini merupakan metode penelitian survey analitik (survey


lapangan) dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk
mengetahui Hubungan Usia Ibu dan Paritas dengan Kejadian Hipertensi
dalam Kehamilan di Puskemas Bangkinang Kota Tahun 2022. Rancangan
cross sectional merupakan rancangan penelitian yang pengukuran atau
pengamatannya yang dilakukan secara simultan pada satu saat atau sekali
waktu.
B. Waktu Dan Tempat Penelitian

◦ Lokasi

 Penelitian ini akan di lakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Bangkinang Kota

◦ Waktu Penelitian

 Penelitian ini akan dilakukan pada bulan November tahun 2022


C. Populasi dan sampel
Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang tercatat berkunjung pada

periode Agustus 2022 di Wilayah Kerja Puskesmas Bangkinang Kota sebanyak 82 ibu

hamil.

Sampel

 Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah

dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2011).

Teknik pengambilan sampel

Tekhnik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling

dengan cara pengambilan sampel dari seluruh anggota populasi ( Hidayat, 2014).
Variabel
Alat Ukur  
No Independen Definisi Operasional Skala Ukur Hasil Ukur

         
1 Umur Umur yang diukur dari Tabel Ordinal 0. Beresiko: jika usia <
tahun lahirnya hingga chek list 20 tahun dan > 35 tahun
 
tahunnya sekarang.  
1. Tidak beresiko : jika 20-35 tahun
 

2 Paritas Jumlah anak yang hidup Tabel Ordinal 0. Beresiko: jika < 2
atau jumlah kehamilan chek list dan > 3 orang anak  
yang menghasilkan janin  
yang mampu hidup 1. Tidak beresiko : jika 2-3 orang
diluar rahim. anak
 

Variabel Alat Ukur


 
No dependen Definisi Operasional Skala Ukur Skala Ukur Hasil Ukur
3 Kejadian  Hipertensi yang    
Hipertensi dalam ditandai dengan Tabel Ordinal 0 : Tidak, jika tidak terjadi  
Kehamilan tekanan darah ≥ 140/90 chek list hipertensi dalam kehamilan
mmHg setelah umur  
1. Ya, jika terjadi terjadi hipertensi
kehamilan 20 minggu 
dalam kehamilan
 
 TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai