Anda di halaman 1dari 4

BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL


DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan abstraksi dari suatu realitas agar dapat

dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antar

variabel (baik variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti). Kerangka konsep

akan membantu peneliti menghubungkan hasil penemuan dengan teori (Nursalam,

2017). Menurut Manuaba (2009:221) KPD disebabkan oleh banyaknya faktor seperti

usia, paritas, usia kehamilan, kehamilan ganda, CPD, kelainan letak, serviks

inkompeten, infeksi genetalia dan meningkatnya enzim proteolitik.

Usia ibu hamil mempengaruhi penyebab terjadinya ketuban pecah dini

dikarenakan usia untuk reproduksi optimal bagi seorang ibu adalah antara 20-35

tahun, Usia seseorang juga akan mempengaruhi sistem reproduksi. Paritas

mempengaruhi terjadinya ketuban pecah dini karena semakin tinggi paritas maka

serviks mengalami kerusakan selama kehamilan, dan mobilitas uterus berlebih, perut

gantung, kelenturan leher rahim yang berkurang sehingga dapat terjadi pembukaan

dini pada serviks, yang mengakibatkan terjadinya ketuban pecah dini.

Selain faktor usia dan paritas, anemia juga merupakan faktor yang

mempengaruhi kejadia KPD pada ibu bersalin. Pada ibu dengan

anemia, kadar hemoglobin sebagai pembawa zat besi dalam darah berkurang, yang

mengakibatkan kerapuhan pada selaput ketuban.

27
28

Berdasarkan kerangka teori maka kerangka konsep penelitian yang disusun

adalah sebagai berikut:

Bagan 3.1
Kerangka Konsep Penelitian

Usia

Paritas Kejadian Ketuban Pecah Dini

Anemia
29

B. Definisi Operasional Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Ketuban


Pecah Dini di RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi Tahun 2020

Tabel 3.1

No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur

1 Kejadian Ketuban Pecahnya selaput ketuban sebelum Cara ukur : Medical Record
Pecah Dini tanda-tanda persalinan (inpartu) dan 6 Alat ukur : Studi dokumentasi
jam setelah itu tidak diikuti dengan Skala ukur : Ordinal
terjadinya persalinan. Hasil ukur :
1. Tidak KPD , jika
selaput ketuban
pecah pada
kehamilan yang telah
viable dan < 6 jam
setelah itu diikuti
dengan terjadinya
persalinan.
2. KPD, jika selaput
ketuban pecah pada
kehamilan yang telah
viable dan 6 jam
setelah itu tidak
diikuti dengan
terjadinya persalinan.

2 Usia Umur ibu yang dihitung sejak lahir Cara ukur : Medical Record
sampai ibu bersalin Alat ukur : Studi dokumentasi
Skala ukur : Ordinal
Hasil ukur :
1. Resiko tinggi, bila
ibu bersalin berusia <
20 tahun, dan > 35
tahun
2. Resiko rendah, bila
ibu bersalin berusia
antara 20-35 tahun.

Paritas Jumlah anak yang sudah dilahirkan Cara ukur : Medical Record
ibu bersalin, baik lahir hidup maupun Alat ukur : Studi dokumentasi
3 lahir mati Skala ukur : Ordinal
Hasil ukur :
1. Resiko Tinggi, jika
jumlah kelahiran
anak > 3
2. Resiko Rendah, jika
kelahiran anak ≤ 3
Anemia Kadar hemoglobin (Hb) kurang dari Cara ukur : Medical Record
4 11 gr% Alat ukur : Studi dokumentasi
Skala ukur : Ordinal
Hasil ukur :
1. Anemia, jika Kadar
Hb <11 gr%
2. Tidak Anemia Jika
Kadar Hb ≥ 11 gr%
30

C. Hipotesis Penelitian Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Ketuban


Pecah Dini di RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi Tahun 2020

1. Ada hubungan antara usia ibu dengan kejadian ketuban pecah dini pada ibu

bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Provinsi Jambi tahun

2020.

2. Ada hubungan antara paritas dengan kejadian ketuban pecah dini pada ibu

bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Provinsi Jambi tahun

2020.

3. Ada hubungan antara anemia dengan kejadian ketuban pecah dini pada ibu

bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Provinsi Jambi tahun

2020.

Anda mungkin juga menyukai