Jurnal Perawat
Persatuan Indonesia,
Perawat Volume
Nasional 2 NoJawa
Indonesia 1, Hal 23 - 29, Mei 2018
Tengah Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah
Abstrak
Preeklampsia adalah kelainan multisistemik spesifik pada kehamilan yang ditandai oleh timbulnya
hipertensi dan proteinuria setelah umur kehamilan 20 minggu. Kondisi yang terjadi pada kasus
preeklampsia perlu ditangani dengan tepat karena preeklampsia dapat menimbulkan komplikasi yang
serius pada ibu dan janin. Sementara itu, hingga saat ini penyebab preeklampsia belum diketahui secara
pasti. Namun demikian, beberapa penelitian telah mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan
dengan kejadian preeklampsia. Sehingga, studi literatur ini dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-
faktor yang berhubungan dengan preeklampsia berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di
Indonesia. Studi literatur ini dilakukan dengan cara melakukan pencarian artikel pada google cendekia,
pengkategorian artikel sesuai kriteria inklusi, dan analisis artikel. Kata kunci yang digunakan dalam
pencarian artikel adalah : faktor-faktor dan preeklampsia. Pada pengaturan lanjutan ditentukan artikel
yang dicari adalah artikel pada tahun 2008-2018. Dalam pencarian tersebut didapatkan 887 artikel.
Kriteria inklusi yang digunakan dalam pencarian artikel adalah : (1) artikel berisi tentang kejadian
preeklampsia di Indonesia, (2) kata kunci yang digunakan dalam pencarian ada dalam judul artikel, dan
(3) rancangan penelitian dalam artikel menggunakan case control design. Berdasarkan kriteria inklusi
tersebut, maka didapatkan 10 artikel yang dapat dianalisis untuk studi literatur ini. Berdasarkan analisis
yang telah dilakukan, telah teridentifikasi bahwa faktor-faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian
preeklampsia adalah karakteristik ibu, riwayat kehamilan, berat badan, riwayat penyakit kronis,
pengetahuan, dan riwayat kontrasepsi. Faktor-faktor resiko yang telah teridentifikasi ini diharapakan
dapat digunakan sebagai dasar untuk menganalisis program pencegahan preeklampsia dan menentukan
penatalaksanaan yang lebih tepat pada ibu hamil dengan preeklampsi di Indonesia.
32
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 2 No 1, Hal 32 - 40, Mei 2018 Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah
dalam pencarian ada dalam judul artikel, Kategori faktor resiko karakteristik ibu
dan (3) rancangan penelitian dalam artikel hamilterdiri dari usia, tingkat pendidikan
menggunakan case control design. terakhir, dan pekerjaan.
Berdasarkan kriteria inklusi tersebut, maka Tabel 1 menunjukkan bahwa
didapatkan sepuluh artikel yang dapat sembilan dari sepuluh artikel menunjukkan
dianalisis untuk studi literatur ini. bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara usia dengan kejadian preeklampsia
Hasil (p<0,05) (Agustin & Indriani, 2013; Aidah,
Berdasarkan sepuluh artikel yang Suesti, & Sulistyaningsinh, 2013;
dianalisis, didapatkan enam kategori faktor Andriyani, 2012; Astuti, 2016; Nurhasanah
resiko yang berhubungan dengan kejadian & Indriani, 2017; Saraswati & Mardiana,
preeklampsia di Indonesia, antara lain : 2016; Situmorang, Damantalm, Januarista,
karakteristik ibu hamil, riwayat kehamilan, & Sukri, 2016; Umar & Wardani, 2017;
peningkatan berat badan atau obesitas, Yani & Suyani, 2017). Penelitian-
riwayat penyakit kronis, pengetahuan penelitian tersebut mengelompokkan usia
tentang kehamilan dan masalah kehamilan, berdasarkan kelompok usia beresiko (<20
serta riwayat kontrasepsi hormonal. Hasil tahun dan >35 tahun) dan kelompok usia
studi literatur ini ditampilkan pada tabel 1. tidak beresiko (20-35 tahun).
Tabel 1.
Kategori Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Preeklampsia
Kategori Faktor p
Resiko
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
(Umar &(Yani &(Nurhasanah &(Sutrimah, (Situmorang (Saraswati (Astuti, (Agustin (Aidah et (Andriyani,
Wardan, Suyan, Indriani, 2017) Mifbakhuddin, &et al., 2016) & Mardiana, 2016) & Indriani, al., 2013) 2012)
2017) 2017) Wahyuni, 2015) 2016) 2013)
Usia 0,004 0,001 0,000 0,768 0,000 0,0001 0,017 0,000 0,046 0,001
Karakteristik Tingkat - - 0,001 - - 0,082 0,002 0,823 - 0,001
Pendidikan
Pekerjaan - - 0,631 - - 0,287 0,166 - - 0,001
Paritas 0,000 0,001 0,000 0,313 0,765 0,009 0,793 - 0,010 0,001
ANC - - - - 0,813 0,0001 0,215 - - -
Riwayat Jarak antar - - - - - - 0,698 0,996 0,004 -
Kehamilan Kehamilan
Kehamilan - - - 1,0 - 0,584 - 0,015 0,316 -
Kembar
Berat Badan Obesitas - 0,005 0,027 - - - - - - -
Hipertensi 0,000 - - - - 0,0001 0,000 - 0,023 -
Preeklampsia 0,000 - - 0,01 - 0,0001 - - 0,155 0,001
Riwayat Keturunan - - 0,012 - - 0,033 - - 0,237
Penyakit Preeklampsia
Kronis Selain - 0,002 0,021 - - 0,235 0,841 0,181 0,316 -
Hipertensi
dan
Preeklampsia
Tentang - - - - 0,000 - - - - -
Pengetahuan Kehamilan
dan Masalah
Kehamilan
Riwayat Hormonal - - 0,048 - - - - - - -
Kontrasepsi
34
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 2 No 1, Hal 32 - 40, Mei 2018 Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah
pada tubuh juga akan semakin banyak membuktikan bahwa ibu hamil dengan
sehigga akan semakin berat juga fungsi riwayat preeklampsia pada kehamilan
pompa jantungnya yang ditandai dengan sebelumnya memiliki kemungkinan 20 kali
peningkatan tekanan darah. Jika hal ini lebih besar untuk mengalami
berlangsung terus menerus tanpa preeklampsia.
penanganan, maka hal ini dapat engarah Pada tabel 1 juga didapatkan bahwa
pada terjadinya preeklampsia. terdapat tiga dari sepuluh artikel yang
Berikutnya berdasarkan kategori meneliti tentang riwayat keturunan
faktor resiko riwayat penyakit kronis preeklampsia sebagai faktor resiko
terdiri dari hipertensi, preeklampsia, terjadinya preeklampsia. Dua dari tiga
keturunan preeklampsia, dan penyakit artikel tersebut menunjukkan bahwa
selain hipertensi. terdapat hubungan yang signifikan antara
Tabel 1 menunjukkan bahwa terdapat riwayat keturunan preeklampsia dengan
empat dari sepuluh artikel yang meneliti kejadian preeklampsia (p<0,05)
tentang riwayat hipertensi sebagai faktor (Nurhasanah & Indriani, 2017; Saraswati
resiko terjadinya preeklampsia. Keempat & Mardiana, 2016). Hasil penelitian
artikel tersebut menunjukkan bahwa Saraswati dan Mardiani (2016)
terdapat hubungan yang signifikan antara membuktikan bahwa ibu hamil dengan
riwayat hipertensi dengan kejadian riwayat keturunan preeklampsia pada ibu
preeklampsia (p<0,05) (Aidah et al., 2013; dan keluarganya memiliki kemungkinan 2-
Astuti, 2016; Saraswati & Mardiana, 2016; 3 kali lebih besar mengalami preeklampsia
Umar & Wardani, 2017). Hasil penelitian dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak
Umar dan Wardani (2017) serta Saraswati mempunyai riwayat keturunan
dan Mardiana (2016) membuktikan bahwa preeklampsia. Hasil penelitian ini
ibu hamil dengan riwayat hipertensi membuktikan teori Norwitz (2008) yang
memiliki kemungkinan 6 kali lebih besar menyatakan bahwa preeklampsia
untuk mengalami preeklampsia merupakan sindrom yang diturunkan.
dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak Sindrom ini lebih sering ditemukan pada
memiliki riwayat hipertensi. Hal ini selaras anak perempuan dari ibu yang mempunyai
dengan pernyataan(Cunningham et al., riwayat preeklampsia atau mempunyai
2012)bahwa pada sebagian ibu hamil riwayat preeklampsia dalam keluarganya.
dengan riwayat hipertensi kronis, maka Selain itu tabel 1 menunjukkan
dapat tarjadi perburukan kondisi hipertensi bahwa terdapat enam dari sepuluh artikel
pada kehamilan berikutnya. hipertensi yang meneliti tentang riwayat penyakit
yang diperberat oleh kehamilan dapat selain hipertensi dan preeklampsia sebagai
disertai dengan proteinuria atau edema faktor resiko terjadinya preeklampsia. Dua
patologis yang kemudian disebut dengan dari enam artikel tersebut menunjukkan
superimposed preeclampsia. bahwa terdapat hubungan yang signifikan
Tabel 1 juga menunjukkan bahwa antara riwayat penyakit selain hipertensi
terdapat lima dari sepuluh artikel yang dan preeklampsia dengan kejadian
meneliti tentang riwayat preeklampsia preeklampsia (p<0,05) (Nurhasanah &
sebagai faktor resiko terjadinya Indriani, 2017; Yani & Suyani, 2017).
preeklampsia. Empat dari lima artikel Hasil penelitian Nurhasanah (2017)
tersebut menunjukkan bahwa terdapat membuktikan bahwa ibu hamil dengan
hubungan yang signifikan antara riwayat riwayat menderita penyakit kronis
preeklampsia dengan kejadian memiliki kemungkinan 2 kali lebih besar
preeklampsia (p<0,05) (Andriyani, 2012; untuk mengalami preeklampsia
Saraswati & Mardiana, 2016; Sutrimah et dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak
al., 2015; Umar & Wardani, 2017). Hasil menderita riwayat penyakit kronis. Angka
penelitian Saraswati dan Mardiana (2016) kejadian preeklampsia akan meningkat
37
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 2 No 1, Hal 32 - 40, Mei 2018 Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah
pada ibu hamil yang memiliki riwayat digunakan dalam jangka waktu yang lama
penyakit kronis sebelumnya karena akan menimbulkan efek samping lain.
pembuluh darah plasenta sudah mengalami Kedua hormon tersebut memiliki
gangguan sebelumnya. kemampuan untuk memperoleh retensi ion
Selanjutnya berdasarkan kategori natrium dan sekresi air disertai kenaikan
faktor resiko pengetahuan tentang aktivitas renin plasma dan pembentukan
kehamilan dan masalah kehamilan, angiotensin sehingga dapat memicu
terdapat satu dari sepuluh artikel yang terjadinya peningkatan tekanan darah yang
meneliti tentang pengetahuan sebagai mengarah pada preeklampsia.
faktor resiko terjadinya preeklampsia.
Artikel tersebut menunjukkan bahwa Simpulan dan Saran
terdapat hubungan yang signifikan antara Berdasarkan hasil dan pembahasan di
pengetahuan dengan kejadian atas, maka studi literatur ini menunjukkan
preeklampsia (p=0,000) (Situmorang et al., bahwa faktor-faktor resiko yang
2016). Ibu hamil dalam penelitian tersebut berhubungan dengan kejadian
mengatakan bahwa pengetahuan tentang preeklampsia adalah karakteristik ibu,
kehamilan dan masalah kehamilan sangat riwayat kehamilan, berat badan, riwayat
penting, karena dengan memiliki penyakit kronis, pengetahuan, dan riwayat
pengetahuan tentang kehamilannya, maka kontrasepsi. Faktor-faktor resiko yang
mereka dapat mengetahui dan mengatasi telah teridentifikasi ini diharapakan dapat
tanda dan gejala dari masalah yang digunakan sebagai dasar untuk
dialaminya. Selain itu, dengan menganalisis program pencegahan
pengetahuan yang baik, ibu hamil dapat preeklampsia dan menentukan
terlindungi dari kecemasan dalam penatalaksanaan yang lebih tepat pada ibu
menghadapi masalah kehamilan sehingga hamil dengan preeklampsi di Indonesia.
tercapai derajat kesehatan yang baik bagi
ibu hamil. Daftar Pustaka
Sementara itu berdasarkan faktor Agustin, D. P., & Indriani. (2013). Faktor-
resiko riwayat kontrasepsi hormonal, Faktor yang Berhubungan dengan
terdapat satu dari sepuluh artikel yang Kejadian Preeklampsia pada Ibu
meneliti tentang riwayat kontrasepsi Hamil di RSUD Panembahan
hormonal sebagai faktor resiko terjadinya Senopati Bantul Yogyakarta Tahun
preeklampsia. Artikel tersebut 2012. STIKES ’Aisyiyah
menunjukkan bahwa terdapat hubungan Yogyakarta. Retrieved from
yang signifikan antara riwayat kontrasepsi http://digilib.unisayogya.ac.id/1341/
hormonal dengan kejadian preeklampsia
(p=0,048) (Nurhasanah & Indriani, 2017). Aidah, S., Suesti, & Sulistyaningsinh.
Hasil penelitian tersebut membuktikan (2013). Faktor-Faktor Resiko yang
bahwa ibu hamil dengan riwayat Berhubungan dengan Kejadian
penggunaan kontrasepsi hormonal Preeklampsia pada Ibu Bersalin di
memiliki kemungkinan 1-2 kali lebuh RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
besar untuk mengalami preeklampsia Tahun 2010-2012. STIKES
dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak ’Aisyiyah Yogyakarta. Retrieved
memiliki riwayat penggunaan kontrasepsi from
hormonal. Sebagian besar kontrasepsi http://digilib.unisayogya.ac.id/id/epri
hormonal mengandung hormon estrogen nt/1423
dan progesteron. Hormon dalam
kontrasepsi ini telah diatur sedemikian Andriyani, R. (2012). Faktor Risiko
rupa sehingga mendekati kadar hormon Kejadian Pre-Eklampsia di RSUD
dalam tubuh akseptor. Namun jika Arifin Achmad. Jurnal Kesehatan
38
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 2 No 1, Hal 32 - 40, Mei 2018 Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah
40