Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN

OPEN FRAKTUR

DI SUSUN OLEH

FENI ANGGRAINI

(20181313014)

KEMENTRIAN KEEHATAN REPUBLIK INDONEIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK
JURUSAN KEPEAWATAN PONTIANAK
TAHUN 2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

OPEN FRAKTUR

Pokok bahasan : Open Fraktur

Sasaran : Pasien dan Keluarga

Waktu Penyuluhan : 20 menit

Tempat : RS Bhayangkara Anton Soedjarwo (Ruang Tri Brata)

Pemberi materi : Feni Anggraini

A. Latar Belakang
Fraktur adalah kerusakan kontinuitas tulang, yang bisa bersifat komplet (inkapiler
diseluruh tulang, dengan dua ujung tulang terpisah) atau (patah sebagian atau pecah) dan
biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik (Mickel, 2016).
Menurut Black & Hawks (2014) Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang,
kebanyakan fraktur akibat dari trauma, beberapa fraktur sekunder terhadap proses
penyakit seperti osteoporosis, yang menyebabkan fraktur yang patologi
Tantri et,al ( 2019) mengemukakan Fraktur radius distal adalah salah satu dari macam
fraktur yang biasa terjadi pada pergelangan tangan. Umumnya sering terjadi karena jatuh
dalam keadaan tangan menumpu dan biasanya terjadi pada anak-anak dan lanjut usia
Fraktur radius ulna adalah terputusnya kontinuitas tulang radius ulna, Radius Adalah
tulang lengan bawah yang menyambung dengan humerus danmembentuk sendi siku.
Radius merupakan os longum yang terdiri atas epiphysis.proximalis, diaphysis, dan
epiphysis distalis. Epiphysis proximalis terdapat caput radii berbentuk concave dan
bagian superiornya terdapat fovea articularis bertemu dengan capitulum humeri
membentuk articulatio humeroradialis. Pada caput radii terdapat circumferentia
articularis (radii) bertemu dengan incisura radialis (ulna) membentuk artic radioulnaris
proximalis. Caput radii ke distal membentuk collum radii dan corpus radii. Bagian
proximal corpus bagian anterior terdapat tuberositas radii untuk insertio m. biceps
Brachii. Bagian distal sisi ulnar terdapat margo nterossea. Epiphysis distalis lebar dan
tebal. Bagian sisi ulna terdapat lekukan yang disebut incisura ulnaris bertemu
circumferential articularis (ulna) membentuk articulatio radioulnaris distalis. Bagian
distal terdapat dataran sendi segi tiga disebut facies articularis carpalis bersendi dengan
carpalia proximal yaitu articulation radiocarpalis. Ujung epiphysis distalis bagian lateral
menonjol disebut processus styloideus (radii) (Price, S. A., & Wilson, 2015b).

B. tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan diharapkan klien dan keluarga dapat mengetahui
tentang Open Fraktur
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan diharapkan klien dan keluarga dapat mengetahui
tentang Open Fraktur
Klien dan Keluarga dapat :
a. Menjelaskan pengertian dari open fraktur
b. Menjelaskan penyebab open fraktur
c. Menjelaskan cara penanganan open fraktur

C. Materi penyuluhan
1. Pengertian open fraktur
2. Penyebab open fraktur
3. Cara penanganan open fraktur

D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

E. Media
Leaflet dan kertas balik

F. Kegiatan Penyuluhan

No Kegiatan Mahasiwa Waktu Kegiatan peserta


1 Pendahuluan 5 menit  Menjawab salam
 Memberi salam  Memperhatikan
 Memberi pertanyaan  Memperhatikan
apreepsi  Memperhatikan
 Mengkomunikasikan
pokok bahasan
 Memgkomunikasian
tujuan
2 Kegiatan Inti 10 menit  Menyimak
 Memberikan penjelasan  Bertanya
tentang materi  memperhtikan
penyuluhan
 Memberi kesempatan
klien dan keluuarga
untuk bertanya
 Menjawab pertanyaan
keluarga

3 Penutup 5 menit  Memperhatikan


 Menyimpulkan materi  Menjawab
penyuluhan bersama  Menjawab salam
keluarga
 Memberi evaluasi secara
lisan
 Memberikan salam
penutup

G. Evaluasi
1. Prosedur : akhir penyuluhan
2. Waktu : 5 menit
3. Bentuk soal : Tanya Jawab
4. Jumlah soal : 3
5. Jenis soal :
a. Apa itu fraktur ?
b. Bagaimana pertolongan pertama untuk fraktur terbuka?
c. Berapa lama fraktur akan sembuh ?
6. Jawaban soal :
a. Fraktur adalah kerusakan kontinuitas tulang, yang bisa bersifat komplet (inkapiler
diseluruh tulang, dengan dua ujung tulang terpisah) atau (patah sebagian atau
pecah) dan biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik
b. Hentikan perdarahan pada korban fraktur terbuka, jangan mengembalikan tulang
ke posisi semula, jika memungkinkan,lakukan kompres dingin, pantau kondisi
korban dan perhatikan jika ada tanda-tanda syok, hubungi rumah sakit atau
fasilitas kesehatan terdekat
c. Preosses penyembuhan memakan waktu sekitar 6-12 minggu. Pada kasus patah
tulang yang berat jika tidak dilakukan operasi akan beriiko ,menyebabkan tulang
tidak menyambung. Karenanya diperlukan pemeriksaan fisik lansung dan
pemeriksaan rongten tulang untuk evaluasi lebih lanjut.
Pembahasan Open Fraktur

A. .Pengertian Open Fraktur


patah tulang terbuka merupakan kasus patah tulang yang disertai dengan luka pada kulit
di permukaan daerah tulang yang patah. Pada kasus yang lebih berat, bagian tulang yang
patah akan terlihat dari luar. Cukup mengerikan, bukan? Yang paling mengerikan lagi
adalah jika ada luka, maka kuman akan dengan mudah sampai ke tulang, sehingga
memiliki risiko yang tinggi untuk terjadi infeksi tulang. Oleh karena itu, patah tulang
terbuka harus segera diberi pertolongan
.
B. Penyebab Timbulnya Open Fraktur
Patah tulang bisa terjadi di bagian tubuh mana pun, tetapi lebih sering terjadi di
tulang kaki, tangan, pinggul, rusuk dan selangka. Meski umumnya disebabkan oleh
benturan yang kuat, patah tulang juga bisa terjadi akibat benturan ringan bila tulang
sudah mengalami pengeroposan, misalnya akibat osteoporosis.
Disebut patah tulang terbuka yaitu ketika bagian ujung dari tulang yang patah sampai
merobek kulit, sehingga jaringan di bawah kulit dan tulang yang patah menjadi terlihat.

C. Cara Penanganan Open Fraktur

Penanganan patah tulang yang paling utama adalah pembidaian. Pembidaian adalah
berbagai tindakan dan upaya untuk menghindari pergerakan, untuk melindungi serta
menstabilkan bagian tubuh yang cedera. Hal ini penting dilakukan sebelum tenaga ahli
(dokter atau paramedis) dapat membantu.

Pembidaian bertujuan untuk:

a. Mencegah pergerakan atau pergeseran dari ujung tulang yang patah


b. Mengurangi terjadinya cedera baru di sekitar bagian tulang yang patah
c. Mengistirahatkan anggota badan yang patah
d. Mengurangi rasa nyeri
e. Mengurangi perdarahan
f. Mempercepat penyembuhan

1. Macam-macam bidai
a. Bidai keras
Bahan yang sering dipakai adalah kayu, alumunium, karton, plastik, dan lain-lain.

b. Bidai yang dapat dibentuk


Jenis bidai ini dapat diubah menjadi berbagai bentuk dan kombinasi untuk
disesuaikan dengan bentuk cedera. Contohnya selimut, bantal, bidai kawat, dan
lain-lain.
c. Gendongan/belat dan bebat
Pembidaian ini dilakukan dengan menggunakan kain pembalut, biasanya
menggunakan mitella (kain segitiga) dan gendongan lengan. Prinsipnya adalah
dengan memanfaatkan tubuh penderita sebagai sarana untuk menghentikan
pergerakan bagian yang cedera.

d. Bidai improvisasi
Bila tidak tersedia bidai apapun, maka penolong dituntut untuk mampu
berimprovisasi membuat bidai yang cukup kuat dan ringan untuk menopang bagian
tubuh yang cedera. Misalnya majalah, koran, karton, dan lain-lain.

2. Panduan pembidaian
Meskipun bidai yang dipakai seadanya, tetap saja ada beberapa pedoman yang harus
diikuti untuk meminimalisir kecelakaan saat pembidaian.

a. Beritahukan pada penderita tindakan yang akan dilakukan.


b. Pastikan bagian yang cedera dapat dilihat, dan hentikan perdarahan (bila ada)
sebelum melakukan pembidaian.
c. Siapkan alat seperlunya seperti bidai dan kain segitiga (mitella).
d. Jangan mengubah posisi yang cedera.
e. Jangan memasukkan bagian tulang yang patah.
f. Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah (sebelum dipasang, bidai
harus diukur terlebih dahulu pada anggoda badan penderita yang tidak mengalami
patah tulang).
g. Jika ada tulang yang keluar, Anda dapat menggunakan mitella dan
membentuknya seperti donat atau menggunakan benda apapun yang lunak dan
memiliki lubang, lalu masukkan tulang di dalam lingkaran donat tersebut agar
tulang tidak tersenggol (sesuaikan lingkaran dengan diameter tulang yang keluar).
h. Lapisi bidai dengan bahan yang lunak bila memungkinkan.
i. Gunakan beberapa mitella untuk mengikat bidai (jika di bagian kaki, masukkan
mitella melalui celah di bawah lutut dan di bawah pergelangan kaki).
j. Ikat juga “donat” yang telah Anda pakai pada tulang yang keluar dengan mitella.
k. Ikatan jangan terlalu keras dan terlalu longgar.
l. Ikatan harus cukup jumlahnya, dimulai dari sendi yang banyak melakukan
gerakan, kemudian sendi atas dari tulang yang patah.
m. Jangan membidai berlebihan, jika anggota tubuh penderita yang mengalami patah
tulang sudah tidak dapat melakukan gerakan itu berarti Anda sudah melakukan
pembidaian dengan baik.
n. Bawa penderita ke rumah sakit untuk tindakan lebih lanjut.
Daftar pustaka

Brunner, Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol.3. EGC. Jakarta
Carpenito, LJ. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 . Jakarta: EGC
Doengoes, M.E., 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta.
Ircham Machfoedz, 2007. Pertolongan Pertama di Rumah, di Tempat Kerja, atau di
Perjalanan. Yogyakarta: Fitramaya
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New Jersey:
Upper Saddle River
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius
Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima
Medika
Smeltzer, S.C., 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai