OPEN FRAKTUR
DI SUSUN OLEH
FENI ANGGRAINI
(20181313014)
OPEN FRAKTUR
A. Latar Belakang
Fraktur adalah kerusakan kontinuitas tulang, yang bisa bersifat komplet (inkapiler
diseluruh tulang, dengan dua ujung tulang terpisah) atau (patah sebagian atau pecah) dan
biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik (Mickel, 2016).
Menurut Black & Hawks (2014) Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang,
kebanyakan fraktur akibat dari trauma, beberapa fraktur sekunder terhadap proses
penyakit seperti osteoporosis, yang menyebabkan fraktur yang patologi
Tantri et,al ( 2019) mengemukakan Fraktur radius distal adalah salah satu dari macam
fraktur yang biasa terjadi pada pergelangan tangan. Umumnya sering terjadi karena jatuh
dalam keadaan tangan menumpu dan biasanya terjadi pada anak-anak dan lanjut usia
Fraktur radius ulna adalah terputusnya kontinuitas tulang radius ulna, Radius Adalah
tulang lengan bawah yang menyambung dengan humerus danmembentuk sendi siku.
Radius merupakan os longum yang terdiri atas epiphysis.proximalis, diaphysis, dan
epiphysis distalis. Epiphysis proximalis terdapat caput radii berbentuk concave dan
bagian superiornya terdapat fovea articularis bertemu dengan capitulum humeri
membentuk articulatio humeroradialis. Pada caput radii terdapat circumferentia
articularis (radii) bertemu dengan incisura radialis (ulna) membentuk artic radioulnaris
proximalis. Caput radii ke distal membentuk collum radii dan corpus radii. Bagian
proximal corpus bagian anterior terdapat tuberositas radii untuk insertio m. biceps
Brachii. Bagian distal sisi ulnar terdapat margo nterossea. Epiphysis distalis lebar dan
tebal. Bagian sisi ulna terdapat lekukan yang disebut incisura ulnaris bertemu
circumferential articularis (ulna) membentuk articulatio radioulnaris distalis. Bagian
distal terdapat dataran sendi segi tiga disebut facies articularis carpalis bersendi dengan
carpalia proximal yaitu articulation radiocarpalis. Ujung epiphysis distalis bagian lateral
menonjol disebut processus styloideus (radii) (Price, S. A., & Wilson, 2015b).
B. tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan diharapkan klien dan keluarga dapat mengetahui
tentang Open Fraktur
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan diharapkan klien dan keluarga dapat mengetahui
tentang Open Fraktur
Klien dan Keluarga dapat :
a. Menjelaskan pengertian dari open fraktur
b. Menjelaskan penyebab open fraktur
c. Menjelaskan cara penanganan open fraktur
C. Materi penyuluhan
1. Pengertian open fraktur
2. Penyebab open fraktur
3. Cara penanganan open fraktur
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Media
Leaflet dan kertas balik
F. Kegiatan Penyuluhan
G. Evaluasi
1. Prosedur : akhir penyuluhan
2. Waktu : 5 menit
3. Bentuk soal : Tanya Jawab
4. Jumlah soal : 3
5. Jenis soal :
a. Apa itu fraktur ?
b. Bagaimana pertolongan pertama untuk fraktur terbuka?
c. Berapa lama fraktur akan sembuh ?
6. Jawaban soal :
a. Fraktur adalah kerusakan kontinuitas tulang, yang bisa bersifat komplet (inkapiler
diseluruh tulang, dengan dua ujung tulang terpisah) atau (patah sebagian atau
pecah) dan biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik
b. Hentikan perdarahan pada korban fraktur terbuka, jangan mengembalikan tulang
ke posisi semula, jika memungkinkan,lakukan kompres dingin, pantau kondisi
korban dan perhatikan jika ada tanda-tanda syok, hubungi rumah sakit atau
fasilitas kesehatan terdekat
c. Preosses penyembuhan memakan waktu sekitar 6-12 minggu. Pada kasus patah
tulang yang berat jika tidak dilakukan operasi akan beriiko ,menyebabkan tulang
tidak menyambung. Karenanya diperlukan pemeriksaan fisik lansung dan
pemeriksaan rongten tulang untuk evaluasi lebih lanjut.
Pembahasan Open Fraktur
Penanganan patah tulang yang paling utama adalah pembidaian. Pembidaian adalah
berbagai tindakan dan upaya untuk menghindari pergerakan, untuk melindungi serta
menstabilkan bagian tubuh yang cedera. Hal ini penting dilakukan sebelum tenaga ahli
(dokter atau paramedis) dapat membantu.
1. Macam-macam bidai
a. Bidai keras
Bahan yang sering dipakai adalah kayu, alumunium, karton, plastik, dan lain-lain.
d. Bidai improvisasi
Bila tidak tersedia bidai apapun, maka penolong dituntut untuk mampu
berimprovisasi membuat bidai yang cukup kuat dan ringan untuk menopang bagian
tubuh yang cedera. Misalnya majalah, koran, karton, dan lain-lain.
2. Panduan pembidaian
Meskipun bidai yang dipakai seadanya, tetap saja ada beberapa pedoman yang harus
diikuti untuk meminimalisir kecelakaan saat pembidaian.
Brunner, Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol.3. EGC. Jakarta
Carpenito, LJ. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 . Jakarta: EGC
Doengoes, M.E., 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta.
Ircham Machfoedz, 2007. Pertolongan Pertama di Rumah, di Tempat Kerja, atau di
Perjalanan. Yogyakarta: Fitramaya
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New Jersey:
Upper Saddle River
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius
Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima
Medika
Smeltzer, S.C., 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta.