PEMBAHASAN
Pada studi kasus continuity of care ini membahas tentang kesenjangan antara
teori dan hasil dari asuhan kebidanan komprehensif yang telah penulis lakukan
mulai dari ante natal care, intranatal care, bayi baru lahir, post natal care, neonatus
Januari 2024 yaitu pada masa kehamilan 37 minggu 6 hari dengan pembahasan
sebagai berikut:
Umur Ny. C pada kehamilan ini adalah 32 tahun. Umur adalah umur pada
saat ulang tahun terakhir. Umur seorang ibu berkaitan dengan alat – alat
reproduksi wanita, umur reproduksi yang aman dan sehat sekitar usia 20-35
tahun. Usia kurang dari 20 tahun dan diatas 35 tahun dapat menyebabkan
Sedangkan pada usia 35 tahun keatas terkait dengan kemunduran dan penurunan
daya tahan tubuh serta berbagai penyakit yang menimpa diusia ini serta makin
tua umur ibu maka akan terjadi kemunduran yang progresif dari
251
252
pertumbuhan plasenta yang lebih luas. Kematian maternal pada wanita hamil
dan melahirkan pada usia dibawah 20 tahun beresiko 2 - 5 kali lebih tinggi
dari pada kematian maternal yang terjadi pada usia 20 - 29 tahun. Kematian
maternal meningkat kembali sesudah usia 30 - 35 tahun (Aliyah et al, 2020) dan
hal ini sejalan dengan jurnal Sarawati C , tahun 2018 yang menyatakan bahwa
usia 21–35 tahun adalah masa di mana ibu hamil memiliki risiko kesehatan paling
rendah. Secara umum, masa-masa ini disebut sebagai waktu ideal untuk hamil
dan melahirkan. Menurut penulis tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
praktik yang terlaksana, karena klien tidak termasuk kategori usia yang dapat
4x, pada trimester II sebanyak 4x dan pada trimester III sebanyak 8x. Ibu
mendapatkan tablet penambah darah dan vitamin yang diberikan oleh bidan di
untuk pemantauan dan pengawasan kesejahteraan ibu dan janin minimal 4 kali
kehamilan trimester dua 2 kali kunjungan, dan kehamilan trimester tiga sebanyak
3 kali kunjungan (Buku Kesehatan Ibu dan Anak kementrian Kesehatan RI tahun
2022). Tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik yang terlaksana, karena
10.00 WITA, di usia kehamilan 37 minggu 6 hari dan pada tnggal Dilakukan
Wita di usia kehamilan 41 minggu 1 hari., berat erat badan Ny.C menjadi 60 kg.
kehamilan, karena merupakan hal yang penting untuk mengetahui BMI (Indeks
Masa Tubuh = IMT) pada wanita hamil (Kemenkes RI, 2020). Menurut
(Kementrian Kesehatan, 2020) mengatakan bahwa normal IMT ibu hamil yaitu
6,0), dan pada TM III (6,0-8,0), jumlah total seluruh yaitu (11,5- 16,0). Ny. C
terdapat kesenjangan antara kasus dengan teori. Penimbangan berat badan pada
pertumbuhan janin.
karena adanya pertumbuhan janin dan bertambahnya jaringan tubuh ibu karena
persalinan. Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kilo gram selama
kehamilan atau kurang dari 1 kilo gram setiap bulannya menunjukkan adanya
gangguan pertumbuhan janin (Melani, 2022). Bila berat badan naik pada akhir
bulan keempat kurang dari 4-5 kg pada akhir bulan keenam, pertumbuhan
254
(kurang energi kronis), batuk menahun, malaria, dan lain-lain yang perlu segera
diobati (Farid, 2019). Menurut Sulistyowati (2017), ibu hamil yang tidak
mengalami kenaikan berat badan atau berat badan kurang selama kehamilan maka
resiko bayi lahir dengan berat badan rendah. Bayi dengan berat badan rendah akan
kurang bagus. Jika ibu mengalami kenaikan berat badan yang berlebihan juga
penyempitan pembuluh darah, dan pada ibu akan beresiko komplikasi baik selama
setelah melahirkan.
Pada pemeriksaan umum pada kunjungan III tnggl 11 januari 2024 dan
mentis, pada pemeriksaan tanda- tanda vital didapatkan hasil tekanan darah
128/82 mmHg, nadi 84 x/i, pernafasan 20 x/i, suhu 36,8°C ., nilai MAP 97,3
mmHg pada kunjungan III dan pada kunjungan uklangan nilai MAP 91,6
mmHg .
Mean arterial pressure adalah tekanan arteri rata-rata selama satu siklus
denyutan jantung yang didapatkan dari pengukuran tekanan darah systole dan
tekanan darah diastole. Nilai normal dari MAP adalah berkisar antara 70-100
tekanan darah yaitu : tekanan sistolik adalah tekanan maksimal ketika darah
255
dipompakan dari ventrikel kiri, batas normal dari tekanan sistolik adalah 100-140
mmHg, tekanan diastolik adalah tekanan darah pada saat relaksasi, batas normal
tahanan pembuluh darah yang harus dicapai oleh jantung (Masruroh & Santoso,
2020).
darah sistolik ditambah dengan dua kali tekanan darah diastolik dibagi tiga.
Dikatakan normal bila didapatkan hasil antara 70-99 mmhg dan dikatakan
berisiko bila nilai mean arterial pressure >99 mmhg. Hipertensi terjadi sebagai
Meskipun hipertensi sebagai tanda kedua dari preeklampsi, ini juga penting
2020).berdasarkan hasil tersebut tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktek
menggambarkan keadaan status gizi, keadaan status gizi yang baik adalah LILA
tidak kurang dari 23,5 cm. Seseorang dikatakan menderita risiko KEK jika LiLA
< 23 cm. (Aryaneta & Silalahi, 2021). Berat badan lahir bayi bisa dipengaruhi
oleh status gizi ibu karena bila ibu kurang dalammengkonsumsi makanan yang
sehat dan bergizi akan menyebabkan kekurangan energi kronis yang beresiko
melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) (Yuliana, 2017). Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Potu, 2017) yang menyatakan
256
bahwa ibu hamil dengan LILA < 23,5 cm beresiko melahirkan bayi dengan
BBLR. Hasil pemeriksaan LILA Ny. C adalah 29 cm. Berdasarkan hal tersebut
tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktik, karena dari hasil pemeriksaan
2023 didapatkan hasil Hb 12,7 g%l, HbsAg non reakif, Sifilis non reaktif HIV/
AIDS non reaktif, protein urine negative dan GDS 120 mg/dl. Dan dilakukan
haaasil hb 10,2 gr/dl dan dilakuakn evaluasi ulangan pada tanggl 1 Februari 2024
Hb 12,0 gr/dl. Batas normal hemoglobin (Hb) pada wanita hamil adalah ≥ 11,0
gr/dl pada trimester 1 dan timester 3 sedangkan pada trimester 2 nilai hb normal
pada wanita hamil adalah ≥ 10,5 gr/dl (WHO, 2022)., sehingga tidak ada
trimester pertama dan trimester ketiga. Tujuan pemeriksaan hb pada saat hamil
diantaranya untuk mengetahui kadar sel darah merah pada ibu hamil ( dinas
Kesehatan pak-pak barat, 2018), pada Ny.C pasien dilakukan pengambilan sample
darah sebanyak 1 x pada trimester 1 tanggl 04 Juli 2023 dan pada trimester 3 pada
Februari (hb 12,0 gr/dl), tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan praktek
Saat ibu hamil dilakukan pemantauan secara ketat yaitu dengan melakukan
Antenatal Care (ANC) tepat waktu dan lengkap pada ibu hamil termasuk
257
2018).
selama kehamilan dan minimal 2 kali pemeriksaan oleh dokter pada trimester 1
yaitu timbang dan ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, ukur lingkar lengan
atas, ukur tinggi fundus uteri, tentukan presentasi janin dan denyut jantung
janin (DJJ), skrining imunisasi tetanus dan berikan imunisasi tetanus bila
RI, 2021)
dapat berjalan dengan baik. Sehingga tidak ditemukan kesenjangan antara teori
dengan praktik karena penambahan berat badan, IMT, MAP, LILA, dan
41 minggu 1hari. Menurut (Sarwono, 2017) bila dihitung dari saat fertilisasi
hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 37-42
teori ini sesuai dengan usia kehamilan Ny.C pada saat proses persalinan ini.
Februari 2024 pukul 02.00 WITA disertai keluar lendir bercampur darah. Ibu
merasa perut kencang-kencang semakin sering, sehingga pada pukul 07.30 WITA.
x/menit, pernapasan 18 x/menit, dan suhu 36,7°C. Pada saat pemeriksaan fisik
didapatkan hasil pada abdomen yaitu DJJ 135x/menit, His 4 kali dalam 10 menit
dan lamanya 25-35 detik,saat dilakukan pemeriksaan dalam dan didapat hasil
Tidak ada luka parut pada vagina, affecement 75%, pembukaan 5 cm, ketuban
menonjol, tidak ada tali pusat yang menumbung maupun bagian-bagian kecil yang
Ibu disarankan untuk tetap memenuhi kebutuhan nutrisi dengan makan roti
dan minum yang manis agar ibu memiliki tenaga dalam menghadapi persalinan,
ibu juga diajarkan Teknik relaksasi nafas dalam untuk mengurangi nyeri saat
Pada pukul 11.50 wita ketuban pecah spontan warna jernih, kontraksi ibu
meningkat dengan HIS 5x10 menit dengan durasi 40-45detik dengan DJJ ; 136x/I,
dan pada pukul 12.00 WITA dilakukan pemeriksaan dalam didapatkan hasil
terdapat pengeluaran lendir bercampur darah, Tidak ada luka parut pada vagina,
effecement 100%, pembukaan 10 cm, ketuban merembes jernih, tidak ada tali
pusat yang menumbung maupun bagian- bagian kecil yang teraba, presentasi
kepala, denominator UUK, molase 0, hodge III. Menurut ( Jesicca et all , 2021)
studi meta analisis dan systematic review melaporkan dengan birthing ball
membantu mempercepat proses persalinan dan penurunan kepala janin, dari hasil
observasi kala 1 fase aktif hingga kala 2 tidak terdapat kesenjangan antara teori
dan kenyataan karena kala 1 pada Ny. C berlangsung selama 4 jam dan penurunan
Kala II pada pukul 12.22 wita bayi Ny.C lahir, dengan jenis kelamin
perempuan, bayi cukup bulan, menangis kuat, dan bergerak aktif, apgar score 8/9.
sedangkan pada multigravida ½ jam. Menurut penulis, dari hasil pemeriksaan kala
II tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kenyataan karena kala II pada Ny. A
Hal ini sesuai dengan gejala dan tanda persalinan yaitu ibu merasa ingin
peningkatan tekanan pada rectum dan atau vaginanya, perineum menonjol, vulva-
260
Kala III pada Ny. C berlangsung dengan baik dan normal tanpa adanya
penyulit. Lama kala III berlangsung selama 13 menit. Manajemen aktif kala III
yang terdiri dari langkah memeriksa uterus untuk memastikan tidak adanya bayi
kedua dan pemberian suntik oksitosin dalam 2 menit pertama setelah bayi lahir,
setelah melakukan suntik oksitosin segera setelah bayi lahir dilakukan Inisiasi.
Kala III adalah waktu untuk pelepasan dan pengeluaran plasenta dimulai
dari setelah bayi lahir dan berakhirnya dengan lahirnya plasenta dan selaput
setelah bayi lahir (Mutmainnah, Johan, & sortya liyod, 2017). Menurut penulis,
dari hasil pemeriksaan kala III tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
kenyataan karena lama kala III Ny. C 13 menit sesuai dengan teori Muthmainah,
bersedia dipasang IUD Post Plasenta. IUD Post Plasenta adalah pemasangan IUD
yang dilakukan dalam 10 menit segera setelah plasenta lahir . IUD Pasca plasenta
adalah AKDR yang dipasang setelah kelahiran plasenta baik secara Sectio
tidak ada kesenjangan antara teori dan kenyataan karena IUD dipasang segera
Ny. C terdapat robekan perineum grade 2 pada mukosa vagina, kulit perineum,
perineum. hasil pemantauan kala IV Ny. C mulai dari tekanan darah, nadi, suhu,
TFU, kontraksi uterus, kandung kemih dan perdarahan, semua masih dalam batas
normal. Setelah persalinan penulis melakukan KIE dengan mengajarkan ibu untuk
mobilisasi dini dengan memulai dari gerakan ringan seperti miring kiri atau
kanan,lalu duduk hingga berjalan serta melakukan Kie perawatan luka perineum.
Kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah
proses tersebut. Pemantauan pada kala IV menurut (Yulizawati et al, 2019) yaitu :
uterus berkontraks, Evaluasi tinggi fundus dengan meletakkan jari tangan secara
melintang antara pusat dan fundus uteri, Perkirakan kehilangan darah secara
keseluruhan, Periksa perineum dari perdarahan aktif (misalnya apakah ada laserasi
atau episotomi), Evaluasi kondisi ibu secara umum, Dokumentasi semua asuhan
Umum Ibu pada Kala IV. Menurut (Reni Saswita, 2011) Sebagian besar kejadian
kesakitan dan kematian ibu disebabkan oleh perdarahan. Menurut penulis, dari
hasil pemeriksaan kala IV tidak terdapat kesenjangan antara teori dan Pratik
Bayi Ny. C lahir pukul 12.22 WITA pada saat lahir penulis langsung
melakukan penilaian sepintas, dengan hasil jenis kelamin perempuan, bayi cukup
bulan, menangis kuat, dan bergerak aktif, lalu dilakukan IMD selama1 jam,
setelah dilakukan IMD segera dilakukan pemeriksaan umum dengan hasil keadaan
umum bayi baik, nadi 148x/menit, pernafasan 40x/menit, suhu 36,6 C, berat
badan 3230 gram, panjang badan 50 cm, lingkar kepala 34 cm, lingkar dada 33
cm, lingkar perut 33 cm, LILA 12 cm, dan dilakukan pemeriksaan fisik lengkap
dapatkan bayi segera BAB setelah lahir hasil dan tidak mengalami cacat bawaan
lalu bayi diberikan injeksi vitamin. Neo-K 1mg atau 0,5 cc dan bayi diberikan
Menurut (Oktavia, 2021) Bayi Baru lahir normal adalah bayi yang lahir
dalam presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia
kehamilan 37 mingg u sampai 42 minggu, dengan berat badan lahir 2500 – 4000
gram dengan nilai apgar> 7 dan tanpa cacat bawaan. Menurut penulis, dari hasil
pemeriksaan pada bayi tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kenyataan pada
karena bayi Ny.C lahir cukup bulan, berat badan 3255 gram, Panjang badan 50
penanganan bayi baru lahir meliputi pengikatan dan pemotongan tali pusat,
pemberian vitamin K, pengukuran antropometri bayi baru lahir dan menjaga suhu
tubuh bayi. Menurut penulis tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kenyataan
karena bayi telah di lakukan pemeriksaan, pengawasan dan penanganan bayi baru
263
sebelum terjadinya kontak atau setelah kontak dapat melindungi bayi dari infeksi
biasanya pada usia bayi 0 sampai 7 hari dengan cara disuntikan secara
intramuscular (Ngambur dkk, 2018). Salah satu jenis imunisasi tersebut adalah
menyerang bayi akan berdampak pada kerusakan organ hati pada bayi bahkan
dapat menyebabkan kanker hati. Oleh karena itu, pemberian imunisasi HB-0 pada
karena vaksin Hb-0 , suntikan vit K dan salep mata okstetracycline diberikan pada
sebanyak 4 kali yaitu pertama pemeriksaan nifas 44 jam setelah persalinan, kedua
setelah persalinan dan keempat pemeriksaan nifas 30 hari setelah persalinan. Teori
mengatakan dalam masa nifas terdapat 4 kunjungan yaitu kunjungan I 6-48 jam
setelah persalinan, kunjungan II 3-7 hari setelah persalinan, kunjungan III 8-28
264
Kesesuaian antara teori dan praktik bahwa seluruh jadwal kunjungan pemeriksaan
puerperium sudah terpenuhi dan sesuai dengan hari yang telah ditentukan,
darah 110/70 mmHg, nadi 76 x/i, dan suhu 36,7oC, pernafasan 20 x/i, konjungtiva
merah muda, terdapat pengeluaran kolostrum, kontraksi uterus baik, TFU 3 jari
bawah pusat, DRA 12x3 cm, kandung kemih kosong, luka perineum bersih dan
masih basah dan tidak ada tanda REEDA,terdapat pengeluaran lochea pada Ny.C
berwarna merah. Menurut (Wulandari, 2018), Lochea rubra ini muncul pada hari
1 sampai hari ke 4 masa postpartum. Cairan yang keluar warna merah karena
berisi darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo
(rambut bayi), dan mekonium. Menurut penulis, tidak terdapat kesenjangan antara
teori dan kenyataan karena lochea Ibu I pada 12 jam postpartum ialah lochea rubra
menjaga kehangatan bayi. Sesuai dengan teori setelah persalinan yaitu mencegah
perdarahan masa nifas karena atonia uteri dan mendeteksi penyebab lain
ibu atau keluarga mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri, pemberian
ASI awal, melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir, menjaga bayi tetap
hangat untuk mencegah hipotermi (Saleha, 2009). Hal ini sesuai dengan yang
265
penulis lakukan dan tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan kenyataan.
2019) Setelah persalinan terjadi penurunan kadar estrogen dan progesterone akibat
hasil pemeriksaan tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kenyataan karena
ASI keluar pada saat setelah persalinan. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan
kontraksi uterus baik, TFU ½ pst -simpisis, DRA 12 x 2 cm, kandung kemih
kosong, tidak ada perdarahan abnormal dan tidak ada bau, menilai adanya tanda-
pengeluaran lochea pada Ny.C dan didapatkan hasil lochea berwarna merah
kecoklatan. Hal ini sesuai dengan teori menurut Wulandari (2019) lochea
Menurut (Risa & Rika, 2018), pada 7 hari post partum, tinggi fundus uteri
tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kenyataan karena tinggi fundus uteri
seperti yang dilakukan pada pemeriksaan kunjungan I dan II. Pada pemeriksaan
266
umum didapatkan keadaan umum ibu baik. Pada pemeriksaan tanda- tanda vital
dan antropometri didapatkan hasil tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 88 x/i,
pernafasan 20 x/i, suhu 36,9 oC dan berat badan ibu saat ini 56 kg. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan hasil pengeluaran ASI ibu lancar dan TFU sudah
tidak teraba, DRA 12x1 cm serta tidak menunjukkan adanya perdarahan abnormal
pada genetalia. Luka perineum kering dan bersih. Pengeluaram darah lochea
dan berwarna merah jambu kemudian menjadi kuning. mengandung leukosit, sel
desidua, sel epitel, selaput lendir servik dan serabut jaringan mati. Lochea serosa
bisa berlangsung selama 7 sampai 14 hari pasca salin. Menurut penulis, tidak
terdapat kesenjangan antara teori dan kenyataan karena lochea Ny. C pada hari ke
. Menurut (Risa & Rika, 2018), pada 11 hari post partum, tinggi fundus uteri
tidak teraba . Menurut penulis, tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
kenyataan karena tinggi fundus uteri Ny. C pada hari ke 11 postpartum sudah
tidak teraba. Menurut penulis, tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
seperti yang dilakukan pada pemeriksaan kunjungan I, II dan III, dari hasil
keadaan umum ibu baik. Pada pemeriksaan tanda- tanda vital dan antropometri
267
didapatkan hasil tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 78 x/i, pernafasan 20 x/i, suhu
36,5 oC dan berat badan ibu saat ini 54 kg. Pada pemeriksaan fisik didapatkan ASI
ibu lancer,TFU sudah tidak teraba dan DRA tidak teraba, pengeluaran lochea alba
desidua, sel epitel, selaput lendir servik dan serabut jaringan mati. Lochea alba
terdapat kesenjangan antara teori dan kenyataan karena lochea Ny. C pada hari ke
Menurut (Risa & Rika, 2018), pada 30 hari post partum, tinggi fundus uteri
mengingtakan ibu bila ada keluhan dengan AKDR segera lakukan pemeriksaan
ke fasilitas Kesehatan.
dapat menerima perannya sebagai ibu, hal ini terlihat dari keseharian Ny.C yang
Menurut (Sutanto, 2019), fase Letting Go (Hari ke-10 sampai akhir masa
nifas) Ibu merasa percaya diri untuk merawat diri dan bayinya, setelah ibu pulang
ke rumah dan dipengaruhi oleh dukungan serta perhatian keluarga, Ibu sudah
mengambil tanggung jawab dalam merawat bayi dan memahami kebutuhan bayi.
Menurut penulis, tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kenyataan pada
268
Menurut (Wahyuni, 2019), Bayi baru lahir (BBL) normal adalah bayi yang
lahir dari kehamilan 37- 42 mingguatau 294 hari dan berat badan lahir 2500 gram
sampai dengan 4000 gram, bayi baru lahir (newborn atau neonatus) adalah bayi
kelahiran), kunjungan II (3-7 hari setelah kelahiran), kunjungan III (8-28 hari
dilakukan sebanyak 3 kali kunjungan yaitu 1 hari setelah kelahiran, 5 hari setelah
kelahiran, dan 11 hari setelah kelahiran. Tidak ada kesenjangan antara teori dan
pemantauan, keadaan umum pemantauan, keadaan umum neonatus baik, nadi 134
x/i,pernafasan 42 x/i serta suhu 36,6 oC. Neonatus mengkonsumsi ASI dan
neonatus sudah BAK sebanyak 8x sehari berwarna jernih dan BAB 5-6x sehari
berwarna hijau kehitaman (meconium), neonatus menangis kuat, pada tali pusat
terbungkus kassa steril, neonatus mengkonsumsi ASI dan neonatus sudah BAK 1
kali warna kuning jernih dan BAB 1 kali berwarna kehitaman (mekonium) dengan
konsistensi kental.
zat yang berwarna hitam kehijauan yang terdiri dari mukopolisakarida dan disebut
269
pemeriksaan pada neonatus, hasilnya keadaan umum neonatus baik, nadi 138 x/i,
pernafasan 48 x/i serta suhu 36,7 oC. Eliminasi baik dan nutrisi terpenuhi berat
badan neonatus mengalami penurunan menjadi 3100 gram. Hal ini sejalan dengan
umumnya terjadi sekitar 5-10% akibat penyesuaian diri dengan dunia luar. Rata-
rata persentase penurunan berat badan untuk neonatus adalah 4,2%, 7,1%,
dan 6,4% pada usia 24, 48, 72 jam. Neonatus usia 48 jam, hampir 5% bayi
baru lahir yang dilahirkan telah kehilangan setidaknya 10% dari berat lahir.
Penurunan berat badan akan mencapai puncaknya pada hari ketiga kelahiran .
penurunan berat badan yaitu sekitar 79.2% neonatus kehilangan 5-10% dari
berat lahir dan 12.8% neonatus kehilangan lebih dari 10%. Penurunan berat
badan maksimum terjadi antara 60-72 jam kehidupan. Menurut penulis tidak ada
kesenjangan antara teori dengan kenyataan pada berat badan bayi Ny.C
pemeriksaan pada neonatus, hasilnya keadaan umum neonatus baik, nadi 126 x/i,
pernafasan 50 x/i dan suhu 36,8 oC. Eliminasi baik dan nutrisi terpenuhi berat
badan neonatus mengalami kenaikan menjadi 3350 gram. Dalam pemeriksan fisik,
270
yang normal. Berat badan neonatus akan kembali pada berat badan lahir
semula pada minggu kedua kehidupan. Menurut penulis tidak ada kesenjangan
Dari kunjungan I sampai kunjungan III neonatus dalam keadaan baik dan
sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan
kelahiran anak agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat
Jangka Panjang (MKJP) dan Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non-
MKJP).
271
hormonal yang aman untuk ibu menyusui dan tidak mengganggu produksi ASI.
(MAL), suntik 3 bulan, pil, IUD, dan Implant, Setelah konseling tentang macam-
macam alat kontrasepsi sesuai dengan kebutuhan Ny.C dan suami berencana
menggunkanan KB MKJP yaitu IUD atau Implan karena merasa cukup dengan 4
diberikan sewaktu asuhan antenatal maupun pasca persalinan karena ovulasi dapat
terjadi dalam waktu 21 hari pascapersalinan dan lebih dari 95% klien
atau tidak ingin tambahan anak lagi. Konseling tentang macam-macam alat
berguna memandu Ny.C dan suami dalam menggunakan alat kontrasepsi yang
menggunakan MKPJP yaitu IUD Post Plasenta dan telah melakukan tanda tangan
Affandi Biran (2011) bahwa konseling yang baik akan membantu klien dalam
merupakan suatu alat yang dipasang di dalam rahim untuk mencegah kehamilan
dengan cara menghalangi sperma untuk bertemu sel telur dan memungkinkan
untuk menghambat tertanamnya telur di dalam rahim. Salah satu cara pemasangan
IUD yang saat ini sudah dilakukan dan terbukti efektif adalah IUD post plasenta
(IUD Pasca Placenta) atau IUD pasca salin. Sesuai dengan namanya, IUD ini
menit setelah plasenta lahir), atau pasca persalinan dini (di atas 10 menit hingga
48 jam setelah plasenta lahir), maupun saat seksio sesaria. Menurut penulis tidak
ada kesenjangan antara teori dan kenyataan karena IUD dipasang segera setelah
kontrasepi yang sangat effektif karena berjangka panjang (dapat sampai 10 tahun
paa IUD CuT-380A) serta kesuburan setelah peghentian peakaia AKDR bisa
segera kembali pulih Efektivitas tinggi sehingga risiko kegagalan, relatif kecil
waktu pemakaian hingga 8-10 tahun Pemasangannya relatif tidak sakit, karena
dilakukan 10 menit setelah ari-ari lahir Tidak mempengaruhi ASI, IUD tembaga
tidak mengandung hormon Risiko perdarahan lebih kecil dibandingkan IUD yang
dipasang pada siklus menstruasi, Kesuburan cepat kembali setelah alat dilepas.
(Ekiza, 2023)
273
maupuan observasi masa nifas Ny.C berupa darah nifas ( lochea nifas )
cenderung fisiologis bahkan keluhan keram perut selama masa nifas hanya
setelah pemasangan ,kram dan efak nyeri selama beberapa hari setelah
pemasangan, Semua efek samping ini kurang terlihat selama masa nifas
dibandingkan IUD yang dipasang pada saat siklus menstruasi. Risiko perdarahan
lebih kecil dibandingkan IUD yang dipasang pada siklus menstruasi . Tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktik yang ditemukan oleh penulis pada
Tanggl 12 Februari 2024 , Ny,C melakukan kontrol ulang pasca salin di Poli
kandungan dan kebidaan di RSUD I.A.Moeis Samarinda dan telah dilakukan USG
oleh dokter SPOG dengan hasil uterus membesar sesuai massa nifas, IUD tepat
berada dalam uterus. Menurut (Ekiza, 2023) Kunjungan ulang untuk kontrol
dilakukan satu minggu setelah pemasangan. IUD Post Plasenta, Menurut penulis
tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik, Ny. C kontrol IUD Post
PENUTUP
A. Kesimpulan
Varney.
Varney.
menurut Varney.
menurut Varney.
Varney.
272
273
B. Saran
1. Bagi Institusi
untuk kedepannya harus tetap diadakan dan tetap dilanjutkan kepada adik-adik
penerus kami. Agar tetap terjalankan program mengasuh satu Ibu hamil secara
2. Bagi Puskesmas
3. Bagi Mahasiswa
sehingga dapat mendeteksi dini komplikasi pada ibu hamil dan bayi serta dapat
mengurangi angka AKI dan AKB. Agar mampu menerapkan ilmu dan
mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
AAFP. 2019. Prevent Newborns Eye Infection With Antibiotic Ointment. Diakses dari
https://www.aafp.org/news/health-of-the-public/20190130uspstfgon. html
Affandi, Biran dkk. (2017). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: PT
Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo
Amiruddin, R & Hasmi. 2014. Determinan kesehatan ibu dan Anak. Jakarta: TIM.
Bahiyatun. 2016. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Masa Nifas Normal. Jakarta : EGC.
BKKBN, 2010. Profil Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2010. Jakarta: Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional.
BKKBN. 2014. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Edisi Ketiga. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
. 2021. Modul Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kontrasepsi Bagi Dokter dan
Bidan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Kemenkes RI.
Cunningham, F. G. 2009. Buku Obstetri William, Edisi 21. Jakarta: EGCJNPK-KR. 2012.
Asuhan Persalinan Normal. Jakarta:EGC.
Curtis, K. M., Nguyen, A., Reeves, J. A., Clark, E. A., & Folger, S. G. (2021). Update to
U . S . Selected Practice Recommendations for Contraceptive Use : Self-
Administration of Subcutaneous Depot Medroxyprogesterone Acetate. 70(20),
739–743.
Damayanti, I. P., Maita & Triana. 2014. Buku Ajar: Asuhan Kebidanan Komprehensif
Pada Ibu Bersalin Dan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta: Deepublish
Handayani, Sri. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka
Rihama.
IDAI. 2021. Jadwal Imunisasi IDAI 2020. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Diakses dari :
https://www.idai.or.id/tentang-idai/pernyataan-idai/jadwal-imunisasi-idai-2020
Irwan, H., et al. 2019. Hubungan Antara Pekerjaan dan Usia Kehamilan Dengan Kejadian
Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit Umum Bahagia Makassar 2019. Jurnal
Kesehatan Delima Pelamonia,3(2)
Kosim, MS.dkk. 2013. Buku Panduan Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir untuk
Dokter, Bidan dan Perawat di Rumah Sakit. Jakarta: EGC.
Kusmiyati, Y. 2017. Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu Hamil). Jakarta: EGC.
Lipetz, C., C. Phillips, et al. (2009). Actual cost of providing long-acting reversible
contraception: a study of Implanon cost.. The journal of family planning and
reproductive health care 35(2): 75-79
Marmi. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Marmi & Kukuh, R. 2015. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah.
Yogyakarta : Pustaka Belajar. 2
Mochtar, R. 2012. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi Jilid 1 Edisi 3.
Jakarta: EGC.
Negara,K.S., et al. 2017. Buku Ajar Ketuban Pecah Dini. Denpasar : Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana
Nisa,I.S. 2022. Mengenal Fetal Non Stress test Pada Ibu Hamil. Diakses dari
http://ners.unair.ac.id/site/index.php/news-fkp-unair/30-lihat/2474-mengenal-fetal-
non-stress-test-nst-pada-ibu-hamil
Prawita, A. A., & Gulo, A. S. (2019). Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Suntik 3 Bulan
dengan Kenaikan Berat Badan Ibu di Klinik Linez Kota Gunungsitoli. Jurnal Bidan
Komunitas, 2(3), 153. https://doi.org/10.33085/jbk.v2i3.4469
Prawirohardjo, S. 2014. Buku Ilmu Kebidanan Edisi 4, Cetakan 4. Jakarta: PT. Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
. 2016. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi Edisi 3.
Jakarta : Jakarta Eksklusif.
Rosa. 2012. Mirena IUD, Definisi, Cara Kerja, Kontra Indikasi, Efek Samping, diakses
dari : http://www.id.shvoong.com/medicine-and-health/gynecology/2296 924-
mirena-iud-definisi-cara-kerja/#ixzz2KYRhRdws
Rukiyah, A.Y. 2017. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Jakarta: Trans Info Media.
Rusmadi. 2015. Standar Pelayanan Operasional 'IUD Post Plasenta'. Jakarta: Puskesmas
Kecamatan Gambir
Saifuddin, Abdul Bari, 2010. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Saifuddin, Abdul Bari. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohadjo.
Sharma,D. et al. 2019. Late Preterm : A New High RIska Group in Neonatology. The
Journal of Maternal Fetal & Neonatal Medicine.
https://doi.org/10.1080/14767058.2019.1670796
Triastuti, N, dkk. 2018. Karakteristik Akseptor dan Jenis Kontrasepsi Suntik yang
digunakan di Puskesmas Pundong Tahun 2018
Varney, H., Jan, M. K., Carolyn,L.G.. 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Vivian, N.L, Dewi, Sunarsih, T. 2013. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta :
Salemba Medika.
WHO. 2016. Rekomendasi Praktik Terpilih Pada Penggunaan Kontrasepsi Edisi Ketiga.
Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.
Wiknjosastro H, (2017) Ilmu Kebidanan. Edisi ke-4 Cetakan ke-2. Jakarta: Yayasan
BinaPustaka Sarwono Prawirohardjo,; 523 - 529.
Yuniati, R. 2019. Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Efek Samping Suntik DMPA di
PMB Sri Murningsih Bantul Tahun 2019. Karya Tulis Ilmiah, 1(12), 32.