Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu penyebab kematian maternal dari faktor reproduksi adalah

maternal age/usia ibu. Usia merupakan salah satu faktor penting yang ikut

menentukan prognosa kehamilan. Usia seorang wanita pada saat hamil

sebaiknya tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua. Dalam kurun reproduksi

sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30

tahun. Umur yang terlalu muda atau terlalu tua memiliki banyak resiko pada

saat persalinan.1-3

Ibu dengan usia muda biasanya kurang memperhatikan kehamilannya

termasuk kontrol kehamilan. Hal ini berdampak pada meningkatnya berbagai

risiko kehamilan.4 Beberapa penelitian menunjukan bahwa komplikasi

kehamilan seperti preeklamsi, abortus, partus lama lebih sering terjadi pada

usia dini.5

Secara global komplikasi kehamilan dan persalinan adalah penyebab

kedua kematian pada perempuan di usia 15 sampai 19 tahun. Di Negara-

negara berpenghasilan rendah dan menengah sekitar 16 juta anak perempuan

berusia 15 sampai 19 tahun melahirkan setiap tahunnya. 2014 World Health

Statistics menunjukkan bahwa tingkat kelahiran global rata-rata pada

perempuan antara usia 15 sampai 19 tahun adalah 49 per 1.000 kelahiran.

Setiap tahun, sekitar 287 000 perempuan meninggal karena komplikasi

kehamilan dan persalinan, 99% dari mereka berada di negara-negara

berkembang. 6,7

1
Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun

2012, Angka Kematian Ibu di Indonesia sebesar 359 per 100.000 kelahiran

hidup.8 Kematian Maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia di

bawah 20 tahun 2 sampai 5 kali lebih tinggi dari pada Kematian Maternal

pada usia 20 sampai 29 tahun dan meningkat kembali pada usia 30 sampai 35

tahun.9 20-30% wanita yang berusia dibawah 20 tahun terutama pada

primipara beresiko tinggi melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah

(BBLR) serta mengalami Malformasi janin yang merupakan penyebab

kematian perinatal. Berdasarkan British perinatal surveys ditemukan bahwa

usia ibu mempengaruhi Perinatal Mortality Rate ( Angka Kematian Perinatal).

Angka Kematian Perinatal paling tinggi terjadi pada ibu yang berusia <17

tahun dan >35 tahun.10 Kematian Perinatal adalah jumlah lahir mati ditambah

jumlah kematian neonatal dini. Lahir mati sendiri merupakan kelahiran hasil

konsepsi dalam keadaan mati pada kehamilan 28 minggu ke atas atau berat

badan lahir 1000 gram atau lebih dan Kematian neonatal dini adalah kematian

bayi lahir hidup dalam 7 hari pertama setelah kelahiran.8

Indonesia sebagai negara sedang berkembang memiliki Angka Kematian

Perinatal yang masih sangat tinggi. Angka Kematian Perinatal yang

dilaporkan pada beberapa rumah sakit pendidikan di Indonesia yaitu berkisar

antara 77.3 hingga 142.2 per 1000 kelahiran. 8

Dari penelitian yang telah dilakukan di BLU RSU Prof. DR. R. D. Kandou

periode 1 Januari 2011 – 31 Desember 2011 didapatkan 164 kasus Kematian

Perinatal. Di bandingkan dengan laporan beberapa rumah sakit di Indonesia

terjadi penurunan angka kematian perinatal tetapi masih lebih besar dibanding

2
angka kematian perinatal di negara – negara maju yaitu 30.0 per 1000

kelahiran hidup.11

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Kecamatan Mapanget Kota

Manado Sulawesi Utara pada rentang tahun 2011- 2013 didapatkan sebanyak

117 remaja melakukan pernikahan dini yaitu pernikahan di usia rentang < 20

tahun. Selain itu pada survey awal penelitian tersebut diambil 20 responden

didapatkan data bahwa 11 orang telah mengalami kehamilan dan persalinan

pada usia yang muda dan tiga orang diantaranya pernah mengalami

keguguran, dan sebanyak empat orang melahirkan bayi dengan berat badan

lahir di bawah 2500 gram.12

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik untuk

meneliti Karakteristik Kehamilan dan Persalinan Pada Usia < 20 Tahun Di

RSU Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode 1 Januari – 31 desember 2014.

3
1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana Karakteristik Kehamilan dan Persalinan pada usia < 20 tahun

dibagian Obstetri Ginekologi RSU Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode 1

Januari 2013 – 31 Desember 2014 ?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui Karakteristik Kehamilan dan Persalinan pada usia < 20

tahun dibagian Obstetri Ginekologi RSU Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

periode 1 Januari 2013 – 31 Desember 2014.

1.4 Manfaat Penelitian

1) Dapat digunakan sebagai data untuk mengetahui jumlah kasus kehamilan

dan persalinan pada usia dibawah 20 tahun dibagian Obstetri Ginekologi

RSU Prof. Dr. R. Kandou Manado periode 1 Januari 2013 – 31 Desember

2014.

2) Dapat menambah pengetahuan tentang karakteristik kehamilan dan

persalinan pada usia dibawah 20 tahun dibagian Obstetri Ginekologi RSU

Prof. Dr.R.D.Kandou Manado periode 1 Januari 2013 – 31 Desember

2014.

3) Dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kehamilan

2.1.1 Definisi

Menurut federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan

didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan

ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan rata-rata

berlangsung 266 hari (38 minggu) dari masa pembuahan. Atau 280 hari

(40 minggu) dari hari pertama menstruasi.

Kehamilan terbagi atas 3 trimester yaitu:

a) Kehamilan trimester I antara 0-12 minggu.

b) Kehamilan trimester II antara 12-28 minggu.

c) Kehamilan trimester III antara 28-40 minggu. 13-15

2.1.2 Kehamilan pada Usia < 20 Tahun

Kesiapan seorang wanita untuk hamil dan melahirkan (mempunyai

anak) ditentukan oleh kesiapan dalam tiga hal, yaitu kesiapan fisik,

mental (emosi dan psikologis), dan sosioekonomi. Secara umum, seorang

wanita dikatakan siap secara fisik jika telah menyelesaikan pertumbuhan

tubuhnya, yaitu sekitar usia 20 tahun. Sehingga usia 20 tahun bisa

dijadikan pedoman kesiapan fisik.4

Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12-24 tahun. Usia di

bawah 20 tahun dikategorikan sebagai usia remaja. Menurut depkes RI

usia remaja antara 10-19 tahun dan belum kawin. Sedangkan menurut

BKKBN adalah 10-19 tahun.

5
Masa (rentang waktu) remaja ada tiga tahap yaitu:

a. Masa remaja awal (10-12 tahun).

b. Masa remaja tengah (13-15 tahun).

c. Masa remaja akhir (16-19 tahun).16

Penyulit Kehamilan pada usia kurang dari 20 tahun lebih tinggi

dibandingkan kurun waktu reproduksi sehat antara 20-30 tahun.17

Kehamilan yang terjadi pada usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 t

ahun merupakan kehamilan beresiko tinggi. Berikut ini resiko kehamilan

pada perempuan berusia kurang dari 20 tahun:

• Keguguran pada usia muda, dan Persalinan prematur.

Ini terjadi karena kurang matangnya alat reproduksi,

terutama rahim yang belum siap mendapat beban selama

proses kehamilan.

• Cacat bawaan.

Kejadian ini dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan ibu

tentang kehamilan, pengetahuan akan asupan gizi rendah,

pemeriksaan kehamilan kurang, dan keadaan psikologi ibu

kurang stabil.

• Mudah terjadi infeksi.

Ini terjadi akibat keadaan gizi buruk dan tingkat sosial

ekonomi rendah.

• Anemia pada kehamilan.

6
• Preeklamsia dan eklamsia

• Kematian ibu.

Kematian ibu saat melahirkan disebabkan oleh perdarahan

dan infeksi, terutama pada ibu hamil usia terlalu muda yang

belum siap. Resiko kematian pada kelompok usia dibawah

20 tahun dan di atas 35 tahun adalah 3 kali lebih tinggi dari

kelompok usia reproduksi sehat ( 20-34 tahun).

• Persalinan yang lama dan sulit.

Pada umur kurang dari 20 tahun rahim dan panggul belum

tumbuh mencapai ukuran dewasa. Akibatnya apabila ibu

hamil pada umur ini mungkin mengalami persalinan lama

atau macet, karena kepala bayi tidak dapat melewati

panggul. Penyebab persalinan yang lama juga dipengaruhi

kelainan letak janin, kelainan panggul, kelainan kekuatan

his dan mengejan, serta pempinan persalinan yang salah.

Risiko-risiko menjadi ibu terlalu dini ini biasanya diperparah

dengan kurangnya pengetahuan dan informasi tentang kehamilan yang

sehat. 5, 8, 18, 19

2.2 Persalinan

2.2.1 Definisi

Persalinan merupakan bagian dari proses melahirkan. Sebagai

respons terhadap kontraksi uterus, segmen bawah uterus terenggang dan

menipis, serviks berdilatasi, jalan lahir terbentuk dan bayi bergerak turun

ke bawah melalui rongga panggul.2

7
Persalinan ialah serangkaian kejadian yang berakhir dengan

pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu.3

Proses persalinan terdiri dari 4 kala yaitu:

a. Kala I : waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi

pembukaan lengkap 10 cm.

b. Kala II : kala pengeluaran janin, waktu uterus dengan kekuatan

his ditambah kekuatan mengedan mendorong janin keluar

hingga lahir.

c. Kala III : waktu untuk pelepasan dan pengeluaran uri.

d. Kala IV : mulai dari lahirnya uri selama 1-2 jam.15

2.2.2 Klasifikasi atau Jenis Persalinan

Ada dua klasifikasi persalinan, yaitu berdasarkan cara dan usia

kehamilan.

Jenis persalinan berdasarkan cara persalinan:

1) Persalinan normal ( spontan)

Adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala (LBK) dengan

tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi

yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.

2) Persalinan buatan

Adalah proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar.

3) Persalinan anjuran

Adalah bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari

luar dengan jalan rangsangan.

8
Menurut usia kehamilan dan berat janin yang dilahirkan:

a) Abortus (keguguran)

Adalah berakhirnya suatu kehamilan pada atau sebelum kehamilan

tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu hidup

diluar kandungan.

b) Persalinan prematur

Adalah persalinan dengan usia kehamilan 28-36 minggu dengan berat

janin kurang dari 2499 gram.

c) Persalinan matur (aterm)

Adalah persalinan dengan usia kehamilan 37-42 minggu dan berat janin di

atas 2500 gram.

d) Persalinan serotinus

Adalah persalinan dengan usia kehamilan lebih dari 42 minggu atau 2

minggu lebih dari waktu partus yang ditaksir.

2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persalinan

a. Power

Power adalah tenaga atau kekuatan yang mendorong janin keluar.

Kekuatan tersebut meliputi his, kontraksi otot-otot perut. Kontraksi

diagfragma dan aksi dari ligamen, dengan kerjasama yang baik dan

sempurna.

b. Passage

Jalan lahir terdiri atas jalan lahir tulang dan jalan lahir lunak. Jalan lahir

tulang harus memenuhi syarat, bentuk ukuran luas bagian dalamnya dalam

batas normal sehingga proses adatapsi dengan kepala baik, yang memberi

9
kemungkinan persalinan berjalan normal. Jalan lahir lunak terdiri atas otot

dasar panggul, elastis, mampu terbuka dengan baik sehingga proses

persalinan berjalan dengan lancar dan normal.

c. Passenger

Faktor lain yang berpengaruh terhadap persalinan adalah faktor janin, yang

meliputi sikap janin, letak, presentasi, bagian terbawah dan posisi janin.

d. Faktor Psikologi Ibu

Keadaan psikologi ibu mempengaruhi proses persalinan. Ibu bersalin yang

didampingi oleh suami dan orang-orang yang dicintainya cenderung

mengalami proses persalinan yang lebih lancar dibandingkan dengan ibu

bersalin yang tanpa didampingi suami atau orang-orang yang dicintainya.

Ini menunjukan bahwa dukungan mental berdampak positif bagi keadaan

psikis ibu, yang berpengaruh pada kelancaran proses persalinan.

e. Faktor Penolong

Kompetensi yang dimiliki penolong sangat bermanfaat untuk

memperlancar proses persalinan dan mencegah kematian maternal

neonatal. Dengan pengetahuan dan kompetensi yang baik diharapkan

kesalahan atau malpraktik dalam memberikan asuhan tidak terjadi.20

Bahaya yang perlu diwaspadai saat persalinan meliputi:

1. Malpresentasi

Malpresentasi, yakni bagian presentasi janin tidak pas. Selaput ketuban

tampak menonjol dan terdorong melewati serviks yang belum lengkap dan

berdilatasi akibat gaya dorong dari kontraksi uterus. Presentasi

menunjukan bagian janin yang ada di bagian bawah Rahim, tepat diatas

10
tepi pintu atas panggul, misalnya presentasi kepala, puncak kepala,

bokong, dan lain-lain. Sikap adalah postur badan janin. Letak janin

menunjukan bagaimana hubungan sumbu panjang janin terhadap sumbu

panjang ibu. Hanya letak memanjang (longitudinal) yang merupakan letak

janin normal. Posisi janin digunakan untuk menunjukan kedudukan bagian

terendah janin yang ada di bagian bawah Rahim terhadap panggul ibu.

Malpresentasi yang tidak dikenali seperti presentasi dahi atau bahu, dapat

menyebabkan persalinan macet dan ruptur uterus. Ruptur uterus adalah

cedera hampir selalu disebabkan oleh ruptur seksio sesarea sebelumnya.

Namun ruptur uterus juga dapat disebabkan oleh partus macet karna

disproporsi sefalopelvik atau malpresentasi. Posisi janin biasanya

dinyatakan sebagai “penunjuk” (denominator). Petunjuk atau denominator

adalah bagian janin yang dominan tampak pada presentasi.

Sebagai petunjuk, dipakai:

• Ubun-ubun kecil pada letak belakang kepala.

• Sacrum pada presentasi bokong.

• Dagu pada presentasi wajah.

2.Ketuban pecah dini dan prolapse tali pusar.

3.Kontraksi yang tidak teratur dan tidak bertahan lama. Jika terjadi

penumpukan tulang kepala (moulase), tulang-tulang ini bertumpah tindih,

bagian janin menjadi lebih pas dan mungkin persalinan akan maju dengan

normal. Jika hal ini tidak terjadi, dilatasi serviks dapat berhenti sementara

meskipun selaput ketuban telah pecah.

11
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif retrospektif.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di bagian Obstetri dan Ginekologi RSU Prof Dr. R D

Kandou Manado.

3.3 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan terhitung sejak November 2015 sampai

Januari 2016 di RSU Prof Dr. R D Kandou Manado. Sampel penelitian diambil

pada periode 1 Januari 2013 – 31 Desember 2014.

3.4 Subyek Penelitian

1. Populasi penelitian adalah seluruh ibu yang melahirkan di bagian Obstetri

dan Ginekologi RSU Prof Dr. R D Kandou Manado 1 Januari 2013 – 31

Desember 2014.

2. Sampel penelitian adalah seluruh ibu yang melahirkan pada usia < 20

tahun di bagian Obstetri dan Ginekologi RSU Prof Dr. R. D. Kandou

Manado periode 1 Januari 2013 – 31 Desember 2014.

3.5 Variabel Penelitian

Variabel yang akan di teliti dalam penelitian ini adalah:

1. Insiden.

2. Paritas.

12
3. Status perkawinan.

4. Usia kehamilan.

5. Jenis Presentasi.

6. Jenis Persalinan.

7. Berat Badan Lahir.

8. Kematian Perinatal.

9. Komplikasi Kehamilan.

10. Komplikasi Persalinan.

11. Luaran bayi (dengan atau tanpa komplikasi).

3.6. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan adalah:

a. Laptop

b. Printer

c. Kalkulator

d. Alat Tulis Menulis

2. Bahan

Bahan yang digunakan adalah:

Data sekunder catatan rekam medik ibu yang melahirkkan pada

usia < 20 tahun, buku partus dikamar bersalin di bagian Obstetri

dan Ginekologi RSU Prof Dr. R D Kandou Manado dan juga

beberapa data dari sub bagian Perinatologi RSU Prof Dr. R D

Kandou Manado.

13
3.7 Cara Pengambilan Data

3.7.1 Pengumpulan Data

a. Data dikumpulkan dari catatan rekam medik ibu yang

melahirkan pada usia < 20 tahun, buku partus dikamar bersalin

di bagian Obstetri Ginekologi dan juga beberapa data dari sub

bagian Perinatologi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.

b. Data yang di ambil berupa insiden, paritas, status perkawinan,

usia kehamilan, jenis presentasi, jenis persalinan, berat badan

lahir, kematian perinatal, komplikasi kehamilan, komplikasi

persalinan dan luaran bayi.

3.7.2 Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan secara manual menggunakan kalkulator dan

laptop, yang kemudian diolah dengan menggunakan Misrosoft office excel.

3.7.3 Penyajian Data

Penyajian data dalam bentuk tulisan dan tabel.

3.8 Defenisi Oprasional

1. Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan ketuban keluar

dari rahim baik prevaginam atau preabdominal ke dunia luar.

2. Paritas adalah jumlah kehamilan dari seorang wanita baik yang

berakhir dengan kelahiran hidup maupun lahir mati.

3. Primigravida adalah seorang ibu yang sedang hamil untuk pertama

kali.

4. Multigravida adalah seorang ibu yang hamil lebih dari 1 sampai 5

14
kali.

5. Status perkawinan adalah status pasien apakah sudah menikah atau

belum. Dibuktikan dengan Kartu Keluarga.

6. Usia kehamilan adalah dihitung dari HPHT dan dinyatakan dalam

minggu.

7. Presentasi janin adalah bagian janin yang ada dibagian bawah

uterus yang dapat diketahui dari pemeriksaan dasar.

8. Berat badan lahir adalah berat badan bayi yang ditimbang segera

setelah bayi lahir yang diukur dengan menggunakan timbangan

tidur dan dinyatakan dalam gram.

9. Kematian Perinatal adalah bayi lahir mati dan kematian neonatal

dini (KND).

10. Bayi lahir mati adalah bayi yang tidak menunjukan tanda-tanda

kehidupan waktu dilahirkan termasuk kematian janin sebelum

proses persalinan pada kehamilan > 28 minggu atau berat badan

lahir > 1000 gram.

11. Kematian neonatal dini (KND) adalah kematian bayi yang awalnya

lahir hidup kemudian meninggal dalam masa perawatan dalam

kurun waktu 7 hari termasuk kematian dalam persalinan pada

kehamilan > 28 minggu atau berat badan lahir > 1000 gram.

12. Partus lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam

pada primi, dan lebih dari 18 jam pada multi.

13. Pendarahan postpartum adalah pendarahan lebih dari 500 ml pada

prevaginam dan lebih dari 1000 ml pada seksio sesarea. baik

15
postpartum primer maupun postpartum sekunder.

14. Luaran bayi adalah kondisi bayi setelah lahir dengan atau tanpa

komplikasi.

15. Asfiksia adalah keadaan dimana bayi yang baru dilahirkan tidak

segera bernafas secara spontan dan teratur setelah dilahirkan.

Dilihat dari Apgar skor.

16. Pasien yang termasuk dalam subyek penelitian adalah semua ibu

yang melahirkan pada usia < 20 tahun di bagian Obstetri dan

Ginekologi di RSU Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode 1

Januari 2013 – 31 Desember 2014.

16
BAB IV

HASIL PENELITIAN

Selama periode 1 januari 2013 – 31 desember 2014 didapatkan 8499 kasus

persalinan di bagian Obstetri dan Ginekologi RSU Prof. Dr. R. D. Kandou

Manado. Dan untuk persalinan pada usia < 20 tahun berjumlah 1066 kasus, yang

terdiri dari 8 kasus kelahiran kembar (gemeli) dan 1058 kasus kelahiran tunggal.

Bila digolongkan menurut insiden, paritas, usia kehamilan, jenis

presentasi, berat badan lahir, kematian perinatal, komplikasi kehamilan,

komplikasi persalinan dan luaran bayi, maka dapat dilihat dalam tabel-tabel

berikut:

Tabel 4.1. Insiden kehamilan pada usia < 20 tahun

Tahun Jumlah Kasus Jumlah %

kehamilan pada Kehamilan

usia < 20 tahun

2013 637 5152 12,36

2014 429 3347 12,81

Total 1066 8499 12,54

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah persalinan pada usia < 20

tahun selama periode 1 januari 2013 – 31 desember 2014, yaitu sebanyak 1066

kasus (12,54%).

17
Tabel 4.2. Distribusi kehamilan < 20 tahun menurut usia ibu, status

perkawinan, dan paritas

Karakteristik Tahun 2013-2014

Jumlah %

Usia

12-13 17 1,60

14-15 34 3,19

16-17 317 29,73

18-19 698 65,48

Status perkawinan

Menikah 793 74,40

Belum menikah 273 25,60

Paritas

Primigravida 940 88,20

Multigravida 126 11,80

Pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa persalinan pada usia < 20 tahun

yang terbanyak pada usia 18-19 tahun, yaitu berjumlah 698 orang (65,48%). Dari

status perkawinan didapatkan sebanyak 793 orang (74,40%) sudah menikah dan

18
sebanyak 273 orang (25,60%) belum menikah. Angka kejadian persalinan < 20

tahun paling banyak pada primigravida, yaitu sebanyak 940 orang (88,20%).

Tabel 4.3. Distribusi kehamilan pada usia < 20 tahun menurut usia

kehamilan

Usia Kehamilan Tahun 2013-2014

Jumlah %

Prematur 121 11,35

Aterm 941 88,28

Postmatur 4 0,38

Total 1066 100

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa persalinan pada usia < 20 tahun

paling banyak terjadi pada usia kehamilan Aterm, yaitu sebanyak 941 kasus

(88,28%).

Tabel 4.4. Distribusi kehamilan pada usia < 20 tahun menurut jenis

presentasi

Jenis Presentasi Tahun 2013-2014

Jumlah %

Presentasi Kepala 1013 94,50

Presentasi Sungsang 59 5,50

Presentasi Lintang 0 0

Total 1072 100

19
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jenis presentasi persalinan <

20 tahun paling banyak yaitu, persalinan dengan presentasi kepala (94,50%).

Tabel 4.5. Distribusi persalinan pada usia < 20 tahun menurut jenis

persalinan

Jenis Persalinan Tahun 2013-2014

Jumlah %

Spontan Kepala 815 75,89

Spontan Bracht 39 3,63

Seksio Sesarea 174 16,20

Ekstrasi Vakum 46 4,28

Ekstrasi Forcep 0 0

Total 1074 100

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jenis persalinan pada

persalinan usia < 20 tahun yang paling banyak, yaitu persalinan spontan kepala

(75,89%).

20
Tabel 4.6. Distribusi persalinan pada usia < 20 tahun menurut berat badan

lahir

Berat Badan Lahir Tahun 2013-2014

(gram) Jumlah %

< 1500 20 1,86

1500-2000 38 3,54

2000-2500 120 11,17

2500-3000 449 41,80

3000-3500 327 30,45

3500-4000 95 8,85

>4000 25 2,33

Total 1074 100

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa kelompok berat badan lahir

yang paling banyak ditemukan pada persalinan <20 tahun yaitu pada kelompok

berat 2500-3000 yaitu sebanyak 449 (41,80%).

Tabel 4.7. Distribusi kematian perinatal pada persalinan usia < 20 tahun

Tahun Σ Lahir Lahir KND Kematian Angka

Hidup Mati Perinatal Kematian

Perinatal

(0/00)

2013 5136 16 16 32 3,77

2014 3336 11 20 31 3,66

Total 8472 27 36 63 7,44

21
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kematian perinatal pada persalinan

dengan usia < 20 tahun selama periode 1 januari 2013 – 31 desember 2014 yaitu

sebanyak 63 kasus dengan angka kematian perinatal (7,44 0/00).

Tabel 4.8. Distribusi komplikasi kehamilan pada usia < 20 tahun

Komplikasi Kehamilan Tahun 2013-2014

Jumlah %

Komplikasi

Anemia 11 1,03

Oligohidramnion 17 1,59

Ketuban pecah dini 53 4,97

Preeklamsi-eklamsi 28 2,63

Presentasi Sungsang 59 5,54

Tanpa komplikasi 898 84,24

Total 1066 100

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa pada kehamilan < 20 tahun

paling banyak tidak terdapat komplikasi yaitu sebanyak 898 kasus (84,24%).

22
Tabel 4.9. Distribusi komplikasi persalinan pada usia < 20 tahun

Komplikasi Persalinan Tahun 2013-2014

Jumlah %

Komplikasi

Inersia uteri 4 0,38

Pendarahan Postpartum 8 0,75

Tanpa komplikasi 1054 98,87

Total 1066 100

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa pada persalinan < 20 tahun

paling banyak tidak dengan komplikasi yaitu sebesar 1054 kasus (98,87%).

Tabel 4.10. Luaran bayi pada persalinan pada usia < 20 tahun

Luaran Bayi Tahun 2013-2014

Jumlah %

Komplikasi

Asfiksia 406 37,80

BBLR 178 16,57

Ikterus Neonatorum 6 0,56

IUFD 14 1,30

Tanpa komplikasi 470 43,77

Total 1074 100

23
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa luaran bayi pada persalinan

< 20 tahun paling banyak tidak dengan komplikasi yaitu sebesar 470 kasus

(43,77%).

24
BAB V

PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di bagian Obstetri dan Ginekologi

RSU Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, selama periode 1 januari 2013 – 31

desember 2014 didapatkan 1066 kasus persalinan pada usia kurang dari 20 tahun

dari total 8499 kasus persalinan yang terdiri dari 1058 kasus kelahiran tunggal 8

kasus kelahiran kembar (gemeli).

Berdasarkan hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2007

meniformasikan bahwa terdapat 3% ibu hamil yang berumur kurang dari 20 tahun

dari total seluruh kehamilan di Indonesia.21 Setiap tahun, 15 juta anak remaja

berumur 15-19 tahun melahirkan. Di negara maju hanya sekitar 10% dari remaja

melahirkan pada usia muda, di Amerika Serikat sekitar 19% dari anak remaja

melahirkan di bawah usia 20 tahun. Di negara berkembang, rata-rata 40% dari

perempuan melahirkan sebelum usia 20 tahun.22

Insiden kehamilan di RSU Prof. Dr. R. D. Kandou Manado mengalami

penurunan dari tahun 2013 ke 2014, yaitu dari 5152 kasus menjadi 3347 kasus.

Namun jumlah kehamilan pada usia usia < 20 tahun mengalami peningkatan

sebanyak 0,45%. yaitu pada tahun 2013 didapatkan 12,36% dari 5152 kasus

kemudian meningkat pada tahun 2014, yaitu sebanyak 12,81% dari 3347 kasus.

Pada tahun 2013 terjadi peningkatan rasio pernikahan muda pada daerah

perkotaan, dibandingkan dengan daerah pedesaan. Adapun jumlah rasio kenaikan

tersebut pada daerah perkotaan pada tahun 2012 adalah 26 dari 1.000 pernikahan,

rasio itu naik pada tahun 2013 menjadi 32 per 1.000 pernikahan. Sedangkan pada

daerah pedesaan yang menurun dari 72 per 1000 pernikahan menjadi 67 per 1000

25
pernikahan pada tahun 2013. Meskipun terjadi peningkatan jumlah rasio

pernikahan di perkotaan, tetapi rasio angka pernikahan dini di daerah pedesaan

masih lebih tinggi daripada perkotaan.12 Menurut Young Adult Reproductive

Survey 2007 kehamilan di usia remaja berkaitan dengan kondisi sosio ekonomi,

terutama pendidikan.21

Kehamilan < 20 tahun paling banyak terjadi pada kelompok usia 18-19

tahun yaitu berjumlah 698 kasus (65,48%). Anis I dkk dalam penelitiannya

mengenai karakteristik remaja hamil umur 10-21 tahun di Indonesia menyebutkan

bahwa sebanyak 60% remaja hamil berumur 10-18 tahun dan sebanyak 40%

remaja hamil berumur 19-21 tahun.21 Menurut Survei BKKBN Pada tahun 2012

di Indonesia, angka perempuan menikah usia 10-14 sebesar 4,2 persen, sementara

perempuan menikah usia 15-19 tahun sebesar 41,8 persen.23

Dari status perkawinan didapatkan sebanyak 793 kasus (74,40%) sudah

menikah dan sebanyak 273 kasus (25,60%) belum menikah. Data UNICEF pada

tahun 2001 Indonesia termasuk dalam lima besar negara-negara yang persentase

pernikahan dini tertinggi di dunia. Berdasarkan usia pernikahan, data statistik di

Indonesia menunjukkan pada tahun 1999 terdapat 20% wanita yang menikah

diusia sekitar 15- 19 tahun. Sedangkan berdasarkan Angka Survei Demografi dan

Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, jumlah kasus pernikahan dini mencapai

50 juta penduduk dengan rata-rata usia perkawinan di Indonesia yakni 19 tahun.

Dan berdasarkan SDKI tahun 2012 tercatat 4,8% menikah di usia 20-24 tahun dan

41,9% menikah pada usia 15-19 tahun atau 41 per 1000 pernikahan. Dari data

tersebut, dapat dilihat besarnya angka pernikahan dini di Indonesia. Berdasarkan

data Depkes RI Di Indonesia kehamilan remaja tahun 2007 didapatkan data hamil

26
diluar nikah karena diperkosa sebanyak 3,2%, karena sama-sama mau sebanyak

12,9%, tidak terduga sebanyak 45%, dan seks bebas mencapai 22,6%, hal ini

terjadi karena minimnya pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi. 23

Karakteristik kehamilan < 20 tahun menurut paritas, paling banyak terjadi

pada primigravida, yaitu sebanyak 940 kasus (88,20%). Saat ini cenderung terjadi

pergeseran usia dimana seorang wanita melahirkan untuk pertama kali.

Perkembangan bidang pendidikan dan semakin luasnya lapangan kerja membuat

kebanyakan wanita menunda kehamilan hingga usia 35 tahun. Namun seiring

dengan perkembangan zaman ditemukan fenomena lain dimana kehamilan di usia

muda juga semakin meningkat. Hal ini diperkirakan karena adanya perubahan

lingkungan sosial yang mempengaruhi perilaku seksual yang berakibat pada

kehamilan.24

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di RS Margono Soekarjo

Purwokerto sepanjang tahun 2009 disebutkan bahwa pada ibu hamil usia remaja

sering mengalami komplikasi kehamilan yang buruk seperti persalinan

prematur.25 Hal ini tidak sesuai dengan hasil yang didapatkan pada penelitian ini,

Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa persalinan pada usia < 20 tahun paling banyak

terjadi pada usia kehamilan Aterm, yaitu sebanyak 941 kasus (88,28%). Dalam

penelitian ini didapatkan sebanyak 121 kasus (11,35%) prematur dan sebanyak 4

kasus (0,38%) postmatur (serotinus). Dari hasil penelitian sebelumnya yang

dilakukan dibeberapa pusat kesehatan di Manado tahun 2011 terlihat bahwa rata-

rata remaja masuk dengan kehamilan Aterm.26

Presentasi janin pada persalinan < 20 tahun paling banyak yaitu, presentasi

janin dengan letak kepala 1013 kasus (94,50%) sedangkan janin dengan presentasi

27
letak sungsang sebanyak 59 kasus (5,50%), dalam penelitian ini tidak ditemukan

janin dengan presentasi letak lintang. Jenis persalinan yang paling banyak

ditemukan, yaitu persalinan spontan kepala (75,89%). Hal serupa dilaporkan pada

penelitian Yordania dimana insiden tindakan bedah caesar lebih rendah pada

kelompok usia muda dibandingkan dengan usia reproduksi. Begitu pula yang

dilaporkan Ziadeh dimana tindakan bedah caesar dan persalinan pervaginam

dengan instrumen lebih rendah pada kelompok usia muda. Hal ini diperkirakan

merupakan akibat dari tingginya kejadian Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) pada

kelompok usia muda yang berhubungan dengan lebih memungkinkannya

kesempatan untuk melahirkan secara pervaginam.27

Wanita yang berusia dibawah 20 tahun terutama pada primipara beresiko

tinggi melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) serta mengalami

Malformasi janin yang merupakan penyebab kematian perinatal.10 Berdasarkan

tabel 6 dapat dilihat bahwa kelompok berat badan lahir yang paling banyak

ditemukan pada penelitian ini yaitu kelompok berat 2500-3000 , yaitu sebanyak

449 kasus (41,80%). Sedangkan pada kelompok pada kelompok berat 2000-2500

ditemukan 120 kasus (11,17%), kelompok berat 1500-2000 38 kasus (3,54%), dan

pada kelompok <1500 sebanyak 20 kasus (1,86%).

Kematian perinatal pada persalinan dengan usia < 20 tahun selama periode

1 januari 2013 – 31 desember 2014 didapatkan sebanyak 63 kasus dengan angka

kematian perinatal (7,44 0/00). Proses kehamilan dan kelahiran pada usia remaja

turut berkontribusi dalam meningkatkan angka kematian perinatal di Indonesia.23

Pada penelitian yang pernah dilakukan di BLU RSU Prof R. D. Kandou pada

28
tahun sebelumnya menyatakan asfiksia adalah penyebab kematian neonatal dini

terbanyak diikuti oleh prematuritas, sepsis dan sindroma gawat nafas.6

Berdasarkan hasil penelitian paling banyak tidak terdapat komplikasi pada

saat kehamilan dan persalinan. Dalam penelitian ini juga didapatkan beberapa

komplikasi kehamilan yaitu, Presentasi Sungsang sebanyak 59 kasus (5,54%),

Ketuban Pecah Dini 53 kasus (4,97%), Preeklamsi-eklamsi 28 kasus (2,63%),

Oligohidramnion 17 kasus (1,59%), dan Anemia sebanyak 11 kasus (1,03%).

Beberapa penelitian menunjukan bahwa komplikasi kehamilan seperti preeklamsi,

abortus, partus lama lebih sering terjadi pada usia dini.5 Komplikasi persalinan

yang didapatkan pada penelitian ini yaitu Pendarahan Post Partum sebanyak 8

kasus (0,75%) dan Inersia Uteri sebanyak 4 kasus (0,38%).

Menurut Mutihir pada studinya di Nigeria disebutkan bahwa pada

primigravida usia yang berusia kurang dari 20 tahun memiliki risiko mengalami

komplikasi persalinan dan komplikasi perinatal yang lebih tinggi dibandingkan

dengan primigravida usia 20 – 34 tahun, yaitu peningkatan kejadian BBLR,

asfiksia, persalinan preterm, lahir mati, persalinan pervaginam dengan bantuan


14
instrumen.

Pada penelitian ini luaran bayi pada persalinan < 20 tahun paling banyak

tidak dengan komplikasi yaitu sebesar 470 kasus (43,77%). Komplikasi yang

paling banyak didapatkan yaitu asfiksia sebanyak 406 kasus dan kemudian diikuti

dengan BBLR sebanyak 178 kasus (16,57%). Pada penelitian ini penentuan

keadaan asfiksia neonatorum dinilai dari skor Apgar pada menit pertama.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di RSUP Sanglah Denpasar tahun 2010

menyebutkan bahwa kemungkinan komplikasi asfiksia disebakan oleh ketuban

29
pecah dini. Ketuban pecah dini dapat mengakibatkan asfiksia, baik akibat

kelahiran kurang bulan, sindrom gawat nafas, gangguan plasenta, maupun

infeksi.28 Menurut penelitian yang dilakukan di RSUP Dr. Kariadi Semarang

tahun 2010 didapatkan bahwa kejadian asfiksia neonatorum cenderung lebih

tinggi pada kelompok primigravida muda dan primigravida tua. 29

30
BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

1. Insiden kehamilan pada usia < 20 tahun di RSU Prof. Dr. R. D.

Kandou Manado periode 1 januari 2013 – 31 desember 2014 yaitu

sebanyak 1066 kasus dari 8499 kasus kehamilan dan paling banyak

terjadi pada kelompok usia 18-19 tahun. Rata-rata insidennya pada

wanita yang sudah menikah.

2. Persalinan pada usia < 20 tahun banyak terjadi pada usia

kehamilan aterm dan jenis persalinan yang paling banyak adalah

persalinan prevaginam yaitu spontan kepala dengan jenis

presentasi terbanyak yaitu presentasi kepala. Rata-rata kehamilan

dan persalinan < 20 tahun tidak dengan komplikasi.

3. Berat badan lahir yang paling banyak ditemukan pada persalinan

dengan usia <20 tahun yaitu bayi dengan kelompok berat badan

2500-3000 sebanyak kasus 449 kasus (41,80%).

4. Jumlah kematian perinatal pada ibu dengan usia < 20 tahun selama

periode 1 januari 2013 – 31 desember 2014 adalah sebanyak 63

kasus dengan angka kematian perinatal (7,44 0/00).

5. Luaran bayi pada persalinan < 20 tahun paling banyak tanpa

komplikasi.

31
6.2. Saran

1. Lebih sering berkujung ke klinik untuk melakukan pemeriksaan

rutin baik konseling maupun pemeriksaan skrining untuk setiap

masalah yang berkaitan dengan kehamilan pada wanita usia muda,

dalam hal ini ibu yang berusia < 20 tahun.

32
DAFTAR PUSTAKA

1. Prawirohardjo, S. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:

YBP- SP; 2007.

2. Hanretty, Kevin. Ilustrasi Obstetri Edisi 7. 2010.

3. Obstetri Ginekologi FK UNPAD Bandung. Obstetri Fisiologi. Bandung:

Eleman; 1983.

4. Ruswana. Ibu Hamil Resiko Tinggi. 2006. Available at :

http://medicastore.com/penyakit/569/kehamilan resiko tinggi.Html

5. Jannah, R. Persalinan Distosia pada Remaja di BLU RSU Prof. Dr. R.D

Kandou Manado. Manado: FK UNSRAT ; 2012.

6. WHO. Adolescent pregnancy. 2014. Available :

http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs364/en/

7. WHO. Women Health. 2013. Available :

http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs334/en/

8. Sofian A. Rustam Moctar Sinopsis Obstetri: Obstetri Operatif, Obstetri

Sosial Edisi 3. Jakarta: EGC; 2011.

9. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Badan Pusat

Statistik. Survey demografi dan kesehatan indonesia. 2012.

10. Derek Llewellyn, Jones. Dasar - Dasar Obstetri dan Ginekologi Edisi 6.

Jakarta: Hipokrates; 2001.

11. Tumundo M. Kematian Perinatal di BLU RSU Prof. Dr. R. D. Kandou

Manado. Manado: FK UNSRAT: 2011.

12. Irne W. Desiyanti. Factors Associated With Early Mariage In Couples Of

33
Childbearing Age At Kecamatan Mapanget Manado City. Manado; 2015.

13. Sarwono Prawirohardjo. Ilmu Kebidanan Edisi 4. Jakarta: PT Bina

Pustaka; 2014.

14. Wiknjosastro H, Saiffudin B, Rachimhadhi T. Ilmu Kebidanan Edisi 3.

Jakarta: YBP-SP: 2010.

15. Moctar R. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi Edisi 2.

Jakarta: EGC; 1998.

16. Widyastuti Y, Rahmawati A, Purnamaningrum YE. Kesehatan

Reproduksi. Cetakan kedua. Yogyakarta: penerbit Fitramaya. 2009.

17. Manuaba IBG, Manuaba IAC, Manuaba F. Pengantar Kuliah Obstetri.

Jakarta: EGC; 2007.

18. Ferry Efendi, Makhfudli. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan

Praktik dalam Keperawatan. Salemba medika; 2009.

19. Notoatmodjo S. Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka

Cipta; 2007, h. 261-73.

20. Asrinah P.siswoyo S, Sulistyorini D, Muflihah IS, Sari DN. Asuhan

Kebidanan: Masa persalinan. Edisi pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu;

2010.

21. Irawati S, Prihatini S. Karakteristik Remaja Hamil Umur 10-21 Tahun di

Indonesia. Kemenkes RI; 2010.

22. Tarigan L. Faktor yang Menyebabkan Wanita Melakukan Perkawinan

pada Usia Muda. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara; 2008.

23. Carolina M. Hubungan Pengetahuan Tentang Kehamilan dan Persalinan

Usia Dini dengan Sikap dan Tindakan Orang Tua Menikahkan Putrinya

34
Diusia Dini di Desa Kasikan Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten

Kampar. FKM Universitas Sumatera Utara; 2014.

24. Nurokhin A. Primigravida Muda dan Permasalahannya. Semarang: Bagian

Obstetri Ginekologi Fakultas Kedokteran UNDIP;1997.

25. Latifah L, Anggriani M. Hubungan Kehamilan pada Usia Remaja dengan

Kejadian Prematuritas, Berat Badan Lahir Rendah dan Asfiksia. Jurusan

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan

Universitas Jenderal Soedirman; 2009.

26. Toemandoek M. Profil Kehamilan Remaja di Beberapa Pusat Pelayanan

Kesehatan di Kota Manado. FK UNSRAT; 2011.

27. Al – Ramahi M, Saleh S. Outcome of adolescent pregnancy at a university

hospital in Jordan. Arch Gynecol Obstet. 2006; 273: 207-210.

28. Prianita A. Pengaruh Faktor Usia Ibu Terhadap Keluaran Maternal dan

Perinatal pada Persalinan Primigravida di RS Dr. Kariadi Semarang

Tahun 2010. FK UNDIP; 2011

29. Wiradharma, Kardana I Md, Dharma Artana I Wyn.resiko Asfiksia pada

ketuban pecah dini di RSUP sanglah. SMF/Bagian Ilmu Kesehatan Anak

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana RSUP Sanglah. Denpasar;

2013.

35

Anda mungkin juga menyukai