Anda di halaman 1dari 19

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

KELAS IBU HAMIL

A. Latar Belakang
Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan upaya pembangunan
berkelanjutan yang menjadi acuan dalam kerangka pembangunan dan
perundingan Negara-negara didunia sebagai pengganti pembangunan global
Millenium Development Goals (MDGs) yang telah berakhir ditahun 2015. SDGs
memiliki beberapa tujuan, diantaranya menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia, dengan salah satu
output nya mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) hingga 70 per 100.000
Kelahiran Hidup (KH) pada tahun 2030. Output ini tentunya semakin turun jika
dibandingkan target MDGs tahun 2015 yaitu menurunkan AKI menjadi 102 per
100.000 KH dalam kurun waktu 1990-2015.
SPM merupakan standar minimal pelayanan public yang harus disediakan
oleh pemerintah daerah kepada masyarakat. Adanya SPM akan menjamin
minimal pelayanan yang berhak diperoleh masyarakat dari pemerintah. Ada 12
jenis SPM yang mencakup pelayanan kesehatan ibu hamil, pelayanan kesehatan
ibu bersalin, pelayanan kesehatan bayi baru lahir, pelayanan kesehatan balita,
pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar, pelayanan kesehatan pada usia
produktif, pelayanan kesehatan pada usia lanjut, pelayanan kesehatan penderita
hipertensi, pelayanan kesehatan penderita diabetes mellitus, pelayanan kesehatan
orang dengan gangguan jiwa berat, pelayanan kesehatan orang terduga
tuberculosis, dan pelayanan kesehatan orang dengan resiko terinfeksi HIV.
Terkait dengan kesehatan ibu hamil di desa Cijaralang dengan data jumlah
ibu hamil yang terlalu muda sebanyak 9%, pada ibu hamil terlalu tua sebanyak
3%, pada ibu hamil terlalu banyak anak sebanyak 2%, pada ibu hamil yang
terlalu dekat jarak kehamilan sebanyak 3%.
Atas dasar permasalahan tersebut maka dilaksanakan kegiatan kelas ibu
hamil terkait dengan tercapanya materi resiko kehamilan dengan 4T.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatnya cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu hamil,
ibu bersalin dan bayi baru lahir melalui peningkatan peran aktif ibu
hamil,keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman
dan persiapan menghadapi komplikasi dan tanda bahaya kebidanan
(kehamilan, persalinan, nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru
lahir, dan mitos yang berkaitan) bagi ibu dan bayi sehingga keadaan sehat
dan selamat.

2. Tujuan Khusus
1) Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang:
a. kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan ( perubahan tubuh selama
kehamilan, keluhan umum saat hamil dan cara mengatasinya, apa
saja yang perlu dilakukan ibu hamil dan pengaturan gizi termasuk
pemberian tablet tambah darah untuk penanggulangan anemia
b. perawatan kehamilan (kesiapan psikologis menghadapi kehamilan,
hubungan suami isteri selama kehamilan, obat yang boleh dan tidak
boleh dikonsumsi oleh ibu hamil, tanda bahaya kehamilan, dan
P4K(perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi).
c. persalinan (tanda-tanda persalinan, tanda bahaya persalinan dan
proses persalinan).
d. perawatan Nifas (apa saja yang dilakukan ibu nifas agar dapat
menyusui ekslusif?, bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas, tanda-
tanda bahaya dan penyakit ibu nifas).
e. KB pasca persalinan.
f. perawatan bayi baru lahir (perawatan bayi baru lahir, pemberian k1
injeksi, tanda bahaya bayi baru lahir, pengamatan perkembangan
bayi/anak dan pemberian imunisasi pada bayi baru lahir).
g. mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat yang berkaitan dengan
kesehatan ibu dan anak
h. penyakit menular (IMS, informasi dasar HIV-AIDS dan
pencegahan dan penanganan malaria pada ibu hamil).
C. Sasaran
Ibu hamil jumlah 15 orang di desa Cijaralang pada umur kehamilan Trimester II
dan Trimester III di Posyandu Tagelan 3 orang, Posyandu Cicadas 3 orang,
Posyandu Cupu 3 orang, Posyandu Buluh 3 orang, Posyandu Cijaralang 3 orang.
D. Metode
1) Ceramah
2) Tanya Jawab
3) Diskusi
4) Simulasi

E. Media
1. Lembar Balik
2. Buku KIA
3. Laptop
4. infokus

F. Biaya
Kegiatan ini dilaksanakan dengan pendanaan dari dana DAK Non Fisik BOK
Tahun Anggaran 2019.

G. Jadwal Pelaksanaan/ Waktu dan Tempat


Kegiatan dilaksanakan pada Hari Rabu, Tanggal 29 Januari 2020, Pukul 08.00
s/d 09.30 WIB, di Balai Desa Cijaralang.

H. Narasumber
Bidan Desa dan Bidan Pembina wilayah desa

I. Daftar Pustaka
Wiknjosastro,Hanifa.2009,Ilmu kebidanan, Jakarta: PT.Bina Pustaka Sarwono
Prawihardjo.
http://warungbidan.blogspot.com/2016/03/4-terlalu-dalam-kehamilan-terlalu-
muda.html. Diunduh pada Tanggal 23 Januari 2020 pukul 06.00 wib.
MATERI
RESIKO KEHAMILAN 4 TERLALU DALAM KEHAMILAN (TERLALU :
MUDA,TUA, DEKAT, BANYAK)

A. Pengertian
4 terlalu adalah  Hamil terlalu muda (primi muda) usia ibu < 20
tahun,  hamil/ bersalin terlalu tua (grande multi) usia ibu > 35 tahun, terlalu
dekat jarak kehamilan atau persalinannya < dari 2 tahun, dan terlalu banyak
anak (anak lebih dari 4).

B. Macam – macam Resiko 4 Terlalu


1. Terlalu Muda (Primi Muda)
a. Pengertian Terlalu Muda (Primi Muda)
Terlalu Muda (Primi Muda) adalah ibu hamil pertama pada usia kurang
dari 20 tahun. Dimana kondisi panggul belum berkembang secara
optimal dan kondisi mental yang belum siap menghadapi kehamilan dan
menjalankan peran sebagai ibu (BKKBN, 2007:4)
b. Resiko Yang Dapat Terjadi
Resiko yang dapat  terjadi pada kehamilan terlalu muda (primi muda)
adalah :
 Bayi  lahir belum cukup bulan
  Perdarahan dapat terjadi sebelum bayi lahir
 Perdarahan dapat terjadi setelah bayi lahir
c. Alasan yang perlu diketahui adalah :
a. Secara fisik
Kondisi rahim dan panggul belun berkembang secara optimal,
mengakibatkan kesakitan dan kematian bagi ibu dan bayinya.
Pertumbuhan dan perkembangan fisik ibu terhenti/terhambat.
b. Secara mental
Tidak siap menghadapi perubahan yang akan terjadi pada saat
kehamilan. Terlalu Muda (Hamil Usia <20 tahun). umur adalah
lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau diadakan). Dalam
kaitannya dengan hamil dan melahirkan mengelompokkan umur
menjadi 2 yaitu umur yang aman untuk kehamilan dan persalinan
adalah 20-30 tahun dan umur yang tidak aman  yaitu < 20 tahun dan
> 30 tahun.
 Berdasarkan ciri-ciri setiap masa periode perencanaan keluarga usia
reproduksi menurut Saifudin (2006), terbagi 3 macam yaitu:
1. Masa menunda kesuburan (kehamilan) dibawah 20 tahun.
2. Masa mengatur kesuburan (menjarangkan kehamilan) 20-30 tahun.
3. Masa mengakhiri kesuburan (tidak hamil lagi) diatas 30 tahun.
Kehamilan terlalu muda beresiko bagi ibu dan juga bagi janinnya.
Resiko bagi ibu antara lain adalah perdarahan pada saat melahirkan
antara lain disebabkan karena otot rahim yang terlalu lemah dalam
proses involusi. Lebih mudah untuk mengalami abortus, kelahiran
prematur, eklampsia/preeklamsia dan persalinan yang lama.
Kemungkinan yang bisa dialami oleh janin yaitu lahir prematur, BBLR
(berat saat lahir < 2500 gram) dan cacat janin.
Kehamilan di usia muda beresiko tinggi karena saat itu ibu masih
dalam proses tumbuh akan terjadi kompetisi makanan antara janin dan
ibunya sendiri yang masih dalam masa pertumbuhan dan adanya
perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan.
Penyulit pada kehamilan remaja lebih tinggi dibandingkan kurun
waktu sehat antara 20 sampai 30 tahun. Keadaan ini disebabkan belum
matangnya alat reproduksi untuk hamil, sehingga dapat merugikan
kesehatan ibu maupun perkembangan dan pertumbuhan janin. Keadaan
tersebut akan makin menyulitkan bila ditambah dengan tekanan (stress)
psikologis dan sosial ekonomi.[16]
d. Dampak Kehamilan Resiko Tinggi pada Usia Muda.
1) Keguguran.
Keguguran pada usia muda dapat terjadi secara tidak disengaja.
misalnya : karena terkejut, cemas, stres. Tetapi ada juga keguguran yang
sengaja dilakukan oleh tenaga non profesional sehingga dapat
menimbulkan akibat efek samping yang serius seperti tingginya angka
kematian dan infeksi alat reproduksi yang pada akhirnya dapat
menimbulkan kemandulan.
2) Persalinan prematur, berat badan lahir rendah (BBLR) dan kelainan
bawaan.
Prematuritas terjadi karena kurang matangnya alat reproduksi
terutama rahim yang belum siap dalam suatu proses kehamilan, berat
badan lahir rendah (BBLR) juga dipengaruhi gizi saat hamil kurang dan
juga umur ibu yang belum menginjak 20 tahun. cacat bawaan
dipengaruhi kurangnya pengetahuan ibu tentang kehamilan,
pengetahuan akan asupan gizi rendah, pemeriksaan kehamilan (ANC)
kurang, keadaan psikologi ibu kurang stabil. selain itu cacat bawaan
juga di sebabkan karena keturunan (genetik) proses pengguguran sendiri
yang gagal, seperti dengan minum obat-obatan (gynecosit sytotec) atau
dengan loncat-loncat dan memijat perutnya sendiri. Ibu yang hamil pada
usia muda biasanya pengetahuannya akan gizi masih kurang, sehingga
akan berakibat kekurangan berbagai zat yang diperlukan saat
pertumbuhan dengan demikian akan mengakibatkan makin tingginya
kelahiran prematur, berat badan lahir rendah dan cacat bawaan.
3) Mudah terjadi infeksi.
Keadaan gizi buruk, tingkat sosial ekonomi rendah, dan stress
memudahkan terjadi infeksi saat hamil terlebih pada kala nifas.
4) Anemia kehamilan / kekurangan zat besi.
Penyebab anemia pada saat hamil di usia muda disebabkan kurang
pengetahuan akan pentingnya gizi pada saat hamil di usia muda. Karena
pada saat hamil mayoritas seorang ibu mengalami anemia.
Tambahan zat besi dalam tubuh fungsinya untuk meningkatkan jumlah
sel darah merah, membentuk sel darah merah janin dan
plasenta. Lama kelamaan seorang yang kehilangan sel darah merah akan
menjadi anemis.
5) Keracunan Kehamilan (Gestosis).
Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil dan anemia
makin meningkatkan terjadinya keracunan hamil dalam bentuk pre-
eklampsia atau eklampsia. Pre-eklampsia dan eklampsia memerlukan
perhatian serius karena dapat menyebabkan kematian.
6) Kematian ibu yang tinggi.
Kematian ibu pada saat melahirkan banyak disebabkan karena
perdarahan dan infeksi.
 Adapun akibat resiko tinggi kehamilan usia dibawah 20 tahun antara
lain:
a. Resiko bagi ibunya :
1. Mengalami perdarahan.
Perdarahan pada saat melahirkan antara lain disebabkan karena
otot rahim yang terlalu lemah dalam proses involusi.
2. Kemungkinan keguguran / abortus.
Pada saat hamil seorang ibu sangat memungkinkan terjadi
keguguran. hal ini disebabkan oleh faktor-faktor alamiah dan
juga abortus yang disengaja, baik dengan obat-obatan maupun
memakai alat.
3. Persalinan yang lama dan sulit.
Adalah persalinan yang disertai komplikasi ibu maupun
janin.penyebab dari persalinan lama sendiri dipengaruhi oleh
kelainan letak janin, kelainan panggul, kelaina kekuatan his dan
mengejan serta pimpinan persalinan yang salah kematian
ibu. Kematian pada saat melahirkan yang disebabkan oleh
perdarahan dan infeksi.
b. Resiko pada bayinya :
1. Kemungkinan lahir belum cukup usia kehamilan.
Adalah kelahiran prematur yang kurang dari 37 minggu (259
hari). hal ini terjadi karena pada saat pertumbuhan janin zat yang
diperlukan berkurang.
2. Berat badan lahir rendah (BBLR).
Yaitu bayi yang lahir dengan berat badan yang kurang dari 2.500
gram. kebanyakan hal ini dipengaruhi kurangnya gizi saat hamil,
umur ibu saat hamil kurang dari 20 tahun. dapat juga
dipengaruhi penyakit menahun yang diderita oleh ibu hamil.
3. Cacat bawaan.
Merupakan kelainan pertumbuhan struktur organ janin sejak saat
pertumbuhan.hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya kelainan genetik dan kromosom, infeksi, virus
rubela serta faktor gizi dan kelainan hormon.
4. Kematian bayi.
Kematian bayi yang masih berumur 7 hari pertama hidupnya
atau kematian perinatal yang disebabkan berat badan kurang dari
2.500 gram, kehamilan kurang dari 37 minggu (259 hari),
kelahiran kongenital serta lahir dengan asfiksia. 
2. Terlalu Tua (Primi Tua)
a. Pengertian Terlalu Tua (Primi Tua)
Terlalu Tua (Primi Tua) adalah ibu hamil pertama pada usia ≥ 35
tahun. Pada usia ini organ kandungan menua, jalan lahir tambah kaku,
ada kemungkinan besar ibu hamil mendapat anak cacat, terjadi
persalinan macet dan perdarahan.
b. Resiko Yang Dapat Terjadi
Resiko yang dapat terjadi pada kehamilan terlalu tua(primi tua ≥ 35
tahun) adalah:
1. Hipertensi/tekanan darah tinggi
2. Pre-eklamspsi
3. Ketuban pecah dini: yaitu ketuban pecah sebelum persalinan
dimulai
4. Persalinan macet: ibu yang mengejan lebih dari 1 jam, bayi tidak
dapat lahir dengan tenaga ibu sendiri melalui jalan lahir biasa.
5. Perdarahan setelah bayi lahir
6. Bayi lahir dengan berat badan lahir rendah/BBLR < 2500gr
c. Alasan yang perlu diketahui adalah :
1. Pada usia ini kondisi kesehatan ibu mulai menurun
2. Fungsi rahim menurun
3. Kualitas sel telur berkurang
d. Meningkatnya komplikasi medis dan persalian
Terlalu Tua (Hamil Usia > 35 tahun) Umur ibu juga
mempengaruhi kapasitas tropiknya, sehingga pada ibu dengan umur
lebih tua cenderung mempunyai bayi yang  berat badannya lebih
rendah. Pada umur 35 tahun atau lebih, kesehatan ibu sudah menurun,
akibatnya ibu hamil pada usia itu mempunyai kemungkinan lebih
besar untuk mempunyai anak cacat, persalinan lama dan perdarahan.
Selain itu, hal yang paling dikhawatirkan jika usia ibu diatas 35
tahun ialah kualitas sel telur yang dihasilkan juga tidak baik. Ibu yang 
hamil pada usia ini punya resiko 4 kali lipat dibanding sebelum usia 35
tahun.
e. Dampak Kehamilan Resiko Tinggi Pada Usia Tua
Risiko kehamilan yang mungkin terjadi saat terjadi kehamilan
usia ibu mencapai 40 tahun atau lebih. Terdapat risiko pada ibu dan
risiko pada bayi. Sel telur itu kan sudah ada di dalam organ reproduksi
sejak wanita dilahirkan. Namun, setiap bulan sel telur itu dilepaskan
satu per satu karena sudah matang. Berarti, sel telur yang tersimpan
selama hampir 40 tahun ini usianya juga sudah cukup tua. Karena,
selama itu sel telur mungkin terkena paparan radiasi. Di usia ini,
wanita akan lebih sulit mendapatkan keturunan karena tingkat
kesuburan yang sudah menurun.
1. Resiko Pada Bayi.
a. Kehamilan di atas usia 40 itu berisiko melahirkan bayi yang
cacat. Kecacatan yang paling umum adalah down syndrome
(kelemahan motorik, IQ rendah) atau  bisa juga cacat fisik.
b. Adanya kelainan kromosom dipercaya sebagai risiko
kehamilan di usia 40 tahun. Pertambahan usia dapat
menyebabkan  terjadinya kelainan terutama pada pembelahan
kromosom. Pembelahan kromosom abnormal menyebabkan
adanya peristiwa gagal berpisah yang menimbulkan kelainan
pada individu yang dilahirkan. Terjadinya kelahiran anak
dengan sindroma down, kembar siam, autism sering disangkut
pautkan dengan masalah kelainan kromosom yang diakibatkan
oleh usia ibu yang sudah terlalu tua untuk hamil. Akan tetapi
hal inipun masih berada di dalam penelitian lanjut mengenai
kebenarannya.
c. Selain itu, bayi yang lahir dari kelompok tertua lebih cenderung
untuk memiliki cacat lahir dan harus dirawat di unit perawatan
intensif neonatal.
d. Kebanyakan akan mengalami penurunan stamina. Karena itu
disarankan untuk melakukan persalinan secara operasi caesar.
Hal ini dilakukan bukan tanpa alasan namun mengingat  untuk
melahirkan normal membutuhkan tenaga yang kuat.
e. Pada ibu hamil dengan usia 40 tahun ke atas kebanyakan tidak
kuat untuk mengejan karena nafas yang pendek. Akibatnya
bayi bisa mengalami stres karena saat proses persalinan
pembukaan mulut rahim akan terasa sulit. Kebanyakan kasus
kehamilan di usia 40 tahun ke atas akan mengalami kesulitan
saat melahirkan secara normal. Apalagi untuk ibu hamil yang
hipertensi, maka sangat dianjurkan untuk melakukan persalinan
dengan operasi caesar. Untuk menyelamatkan ibu dan juga bayi
2. Risiko pada ibu.
a. Memasuki usia 35, wanita sudah harus berhati-hati ketika
hamil karena kesehatan reproduksi wanita pada usia ini
menurun. Kondisi ini akan makin menurun ketika memasuki
usia 40 tahun.
b. Risiko makin bertambah karena pada usia 40 tahun, penyakit-
penyakit degeneratif (seperti tekanan darah tinggi, diabetes)
mulai muncul. Selain bisa menyebabkan kematian pada ibu,
bayi yang dilahirkan juga bisa cacat.
c. Kehamilan di usia ini sangat rentan terhadap kemungkinan
komplikasi seperti, placenta previa, pre-eklampsia, dan
diabetes.
d. Risiko keguguran juga akan meningkat hingga 50 persen saat
wanita menginjak usia 42 tahun. Terjadi perdarahan dan
penyulit kelahiran. Elastisitas jaringan akan berkurang seiring
dengan bertambahnya usia. Di usia semakin lanjut, maka sering
terjadi penipisan dinding pembuluh darah meskipun kasus tidak
terlalu banyak dijumpai, namun masalah pada kualitas dinding
pembuluh darah khususnya yang terdapat di dinding rahim,
dengan adanya pembesaran ruang rahim akibat adanya
pertumbuhan janin dapat menyebabkan perdarahan
e. Hamil di usia 40 merupakan kehamilan dengan resiko
komplikasi yang tinggi. Menurut penelitian yang
dilakukan Royal College of Obstetricians and Gynaecologists,
perempuan yang hamil di akhir usia 30-an dan 40-an lebih
beresiko mengalami hipertensi saat kehamilan (preeclampsia),
kehamilan di luar rahim (kehamilan etopik), mengalami
keguguran.
f. Kualitas sel telur yang lemah menyebabkan penempelan janin
pada dinding rahim lemah sehingga sering menimbulkan
perdarahan.
g. Terjadi pre eklampsia. Pre eklampsia atau perdarahan yang
disebabkan oleh adanya tekanan darah yang tinggi melebihi
batas normal sering menjadi penyebab kematian ibu yang
melahirkan. Pre eklampsia banyak dikaitkan dengan usia ibu
yang terlalu tua untuk hamil.
f. Pencegahan
1. Rajin menjaga kebugaran tubuh, Anda tak perlu terlalu khawatir.
Karena, Anda tetap bisa melahirkan secara normal. Anda dan bayi
pun akan sehat-sehat saja.
2. Berkonsultasi kepada dokter mengenai asupan gizi yang perlu bagi
kesehatan kehamilan. Jangan lupakan menerapkan pola hidup sehat
dengan mengonsumi makanan sehat bernutrisi yang dibutuhkan
untuk ibu hamil dan janin dalam perut.
3. Karena adanya sejumlah risiko komplikasi ini, Anda yang berusia 35
tahun ke atas cukup besar kemungkinannya untuk melahirkan secara
Caesar.
4. Sejumlah resiko di atas tetap dapat diminimalkan dengan
berkonsultasi secara intensif dengan dokter kandungan.
5. Ibu hamil dengan usia beresiko lebih sering melakukan pemeriksaan
dan konsultasi. Segeralah melakuan screening atau tes untuk
mencegah atau mengurangi resiko yang membahayakan ibu dan
anak. Pemeriksaan yang bisa dilakukan seperti, USG, Triple Test
dengan mengambil sampel darah, Nuchal Translucency yang
mengukur ketebalan belakang leher janin, dan Amniocentesis yaitu
pengambilan cairan ketuban dari dalam rahim, yang selanjutnya
dikirim ke laboratorium genetik untuk dilihat adakah kelebihan atau
kelainan kromosom.
3. Terlalu Dekat Jarak Kehamilan
a. Pengertian Terlalu Dekat Jarak Kehamilan
Terlalu Dekat Jarak Kehamilan adalah jarak antara kehamilan satu
dengan berikutnya kurang dari 2 tahun (24 bulan). Kondisi rahim ibu
belum pulih, waktu ibu untuk menyusui dan merawat bayi kurang. 
b. Resiko Yang Dapat Terjadi
resiko yang mungkin terjadi pada kehamilan jarak dekat adalah
Keguguran, Anemia, Bayi lahir belum waktunya, Berat badan lahir
rendah (BBLR), Cacat bawaan, Tidak optimalnya tumbuh kembang
balita.
c. Alasan yang perlu diketahui adalah
1) Kondisi rahim ibu belum pulih
2) Dapat mengakibatkan terjadinya penyulit dalam kehamilan
3) Waktu ibu untuk menyusui dan merawat bayi kurang
4. Terlalu Banyak Anak (Grande Multi)
1. Pengertian Terlalu Banyak Anak (Grande Multi)
Terlalu Banyak Anak (Grande Multi) adalah ibu pernah hamil atau
melahirkan lebih dari 4 kali atau lebih.  Kemungkinan akan di temui
kesehatan yang terganggu, kekendoran pada dinding perut, tampak
pada ibu dengan perut yang menggantung.
2. Resiko Yang Akan Terjadi
Resiko yang dapat  terjadi pada kehamilan terlalu banyak anak (4 kali
melahirkan) adalah Kelainan letak, persalinan letak lintang, Robekan
rahim pada kelainan letak lintang, Persalinan lama, Perdarahan pasca
persalinan.
3. Alasan yang perlu diketahui adalah :
a. Dapat mengakibatkan terjadinya ganguan dalam kehamilan
b. Dapat menghambat proses perslainan, seperti kelainan letak
c. Tumbuh kembang anak kurang optimal
d. Menambah beban ekonomi keluarga. 
4. Dampak Terlalu Sering Dan Terlalu banyak Melahirkan
1. Risiko placenta previa dan plasenta akreta meningkat. Placenta
previa adalah kelainan letak plasenta yang seharusnya di atas rahim
malah di bawah, sehingga menutupi jalan lahir.
2. Meningkatnya intervensi dalam persalinan seperti pemasangan
infus atau induksi (rangsangan) agar tanda persalinan muncul.
Induksi bisa dilakukan dengan pemberian obat-obatan atau
memecahkan kantung ketuban.
3. Usia ibu yang terlalu tua juga menyebabkan risiko kecacatan janin,
komplikasi pada ibu (preeklampsia atau diabetes gestasional).
4. Risiko bayi dilahirkan prematur akibat jaringan parut dari
kehamilan sebelumnya bisa menyebabkan masalah pada plasenta
bayi.
C. Pencegahan dan Penanganan 4 Terlalu
1. Pelayanan KB berkualitas pasca persalinan, pasca keguguran,pelayanan
KB berkualitas pasca persalinan, pasca keguguran.
2. Meningkatkan partisifasi aktif dan pemanfaatan kerjasama lintas program
dan sektor antara lain dengan jalan menjalin kemitraan dengan pemda,
organisasi profesi.
3. Peningkatan partisipasi perempuan, keluarga dan masyarakat antara lain
dalam bentuk meningkatkan pengetahuan tentang tanda bahaya
pencegahan 3 terlambat yaitu : 1).Terlambat dalam mencapai pasilitas
(transportasi kerumah sakit/ puskesmas karena jauh). 2).Terlambat dalam
mendapatkan pertolongan yang cepat dan tepat di fasilitas pelayanan
(kurang lengkap atau tenaga medis kurang). 3). Terlambat dalam
mengenali tanda bahaya kehamilan dan persalinan.  Serta menyediakan
buku KIA, kesiapan keluarga dan masyarakat dalam menghadapi
kegawatdaruratan agar selama hamil dapat mencegah resiko 4 Terlalu,
penyediaan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi, partisipasi
juga mutu pelayanan.
4. Sosialisasi dan advokasi melalui penyusunan hasil informasi cakupan
program dan data informasi tentang masalah yang dihadapi.

D. Manfaat yang akan diperoleh dalam menghindari 4 Terlalu


1. Bagi kehamilan yang akan terjadi adalah kehamilan yang diinginkan,
maka proses kehamilan dan persalinan dapat dilalui dengan aman dan
sehat.
2. Ibu akan mempunyai kesehatan reproduksi yang prima dan memiliki
waktu yang cukup untuk merawat diri dan keluarga.
3. Anak akan tumbuh dan berkembang dengan optimal, sehat, cerdas, dan
mempunyai peluang mendapatkan pendidikan yang lebih baik.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
KELAS IBU HAMIL

Pokok Bahasan : Kehamilan


Sub Pokok Bahasan : Resiko kehamilan 4T
Sasaran : Ibu hamil Desa Cijaralang 15 orang
Waktu : 08.00 WIB s/d 09.30 WIB
Hari/Tanggal : Rabu/ 29 Januari 2020
Tempat : Balai Desa Cijaralang
Pengajar/ Nara Sumber : Bidan Niah Rusniawati

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM ( TIU )


Meningkatnya cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan
bayi baru lahir melalui peningkatan peran aktif keluarga dan masyarakat
dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan menghadapi
komplikasi, tanda bahaya kehamilan atau resiko kehamilan dengan 4T bagi
ibu sehingga melahirkan bayi yang sehat.

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS ( TIK )


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ini, diharapkan dapat meningkatkan
pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang :
1. Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang :
a. Kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan ( perubahan tubuh selama
kehamilan,keluhan umum saat hamil dan cara mengatasinya, apa saja
yang perlu dilakukan ibu hamil dan pengaturan gizi termasuk
pemberian tablet tambah darah untuk penanggulangan anemia
b. Perawatan kehamilan ( kesiapan psikologis menghadapi kehamilan,
hubungan suami istri selama kehamilan, obat yang boleh dan tidak
boleh dikonsumsi oleh ibu hamil, tanda bahaya kehamilan, dan P4K
(perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi ).
c. Persalinan ( tanda-tanda persalinan, tanda bahaya persalinan, dan
proses persalinan )
d. Perawatan nifas ( apa saja yang dilakukan ibu nifas agar dapat
menyusui eksklusif, bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas, tanda-
tanda bahaya dan penyakit ibu nifas )
e. KB pasca persalinan
f. Perawatan bayi baru lahir ( perawatan bayi baru lahir, pemberian K1
injeksi, tanda bahaya bayi baru lahir, pengamatan perkembangan
bayi/anak dan pemberian imunisasi pada bayi baru lahir )
g. Mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat yang berkaitan dengan
kesehatan ibu dan anak
h. Penyakit menular ( IMS, informasi dasar HIV/AIDS, pencegahan
dan penanganan malaria pada ibu hamil ).

III. MATERI INTI


 Pengertian resiko kehamilan 4T
 Macam – Macam Resiko 4T
 Pencegahan dan Penanganan 4T
 Manfaat dalam menghindari 4T

IV. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Diskusi

V. MEDIA
1. Lembar Balik
2. Buku KIA

VI. KEGIATAN PELAKSANAAN

Kegiatan
No Waktu

Pengajar Peserta
1 10 menit Registrasi 15 orang
2 5 menit Pembukaan:
a. Memberi salam Menjawab salam
b. Perkenalan
c. Menjelaskan tujuan Mendengarkan dan
penyuluhan memperhatikan materi
yang disampaikan
3 60 menit Pelaksanaan/penyampaian
materi:
a. Menyebutkan Menyimak dan
materi/pokok bahasan memperhatikan
yang akan disampaikan
b. Pengertian resiko
kehamilan
c. 4 resiko kehamilan
d. Pencegahan dan
penanganan resiko
kehamilan
e. Manfaat dalam
menghindari resiko 4T

4 15 menit Penutup:
a. Mengakhiri pertemuan Peserta dapat
dengan memberikan menjawab pertanyaan
pertanyaan kepada yang diberikan oleh
peserta petugas
b. mengucapkan
terimakasih dan salam Peserta menjawab
salam
VII. EVALUASI
Metode evaluasi : Diskusi dan tanya jawab
Jenis pertanyaan : Lisan

VIII. REFERENSI
Buku Kesehatan Ibu dan Anak ( Buku pink )
Direktorat Bina Kesehatan Ibu, Kementrian Kesehatan RI, 2004,
Lembar Balik Ibu Hamil, Jakarta.
http://warungbidan.blogspot.com/2016/03/4-terlalu-dalam-kehamilan-
terlalu-muda.html. Diunduh pada Tanggal 23 Januari 2020 pukul 06.00
wib.

Anda mungkin juga menyukai