Anda di halaman 1dari 5

A.

PENGERTIAN KEHAMILAN

Kehamilan adalah serangkaian proses yang dialami oleh wanita yang diawali dengan

pertemuan antara sel telur dan sel sperma di dalam indung telur (ovarium) wanita, lalu berlanjut

ke pembentukan zigot, perlekatan atau menempel di dinding rahim, pembentukan plasenta, dan

pertumbuhan serta perkembangan hasil konsepsi sampai cukup waktu (aterm).

B. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEHAMILAN

1. Faktor Fisik

Wanita hamil akan mengalami perubahan fisik selama kehamilannya, dimana

perubahan ini terjadi karena adanya adaptasi terhadap pertumbuhan janin dalam

rahim dan dapat juga dipengaruhi oleh hal-hal yang berhubungan dengan fisik ibu

sebelum dan selama hamil. Faktor fisik yang mempengaruhi kehamilan :

A. Status Kesehatan
a. Kehamilan Pada Usia Tua
1) Sisi negatif kehamilan di usia tua adalah :
a) Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat
menentukan proses kelahirannya. Hal ini pun turut memengaruhi
kondisi janin.
b) Pada proses pembuahan, kualitas sel telur wanita usia ini sudah
menurun jika dibandingkan dengan sel telur pada wanita dengan usia
reproduksi sehat (25-30 tahun).
c) Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu. Jika
ibu mengalami penurunan kondisi, terlebih pada primitua (hamil
pertama dengan usia lebih dari 40 tahun) maka keadaan ini harus benar-
benar diwaspadai.
2) Segi positif hamil di usia tua
a. Kepuasan peran sebagai ibu
b. Merasa lebih siap
c. Pengetahuan mengenai perawatan kehamilan dan bayi lebih baik
d. Rutin melakukan pemeriksaan kehamilan
e. Mampu mengambil keputusan
f. Karir baik, status ekonomi lebih baik
g. Perkembangan intelektual anak lebih tinggi
h. Periode menyusui lebih lama
i. Toleransi pada kelahiran lebih besar

B. Kehamilan Multiple
Pada kasus kehamilan multiple (kehamilan lebih dari satu janin) biasanya
kondisi ibu lemah. Ini disebabkan oleh adanya beban ganda yang harus ditanggung.
Baik dari pemenuhan nutrisi, oksigen, dll. Biasanya kehamilan multiple
mengindikasikan adanya beberapa penyulit pada proses persalinannya.
Dengan demikian jika dilihat dari segi biaya, proses persalinan dari kehamilan
multiple akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan kehamilan tunggal, mengingat
adanya kemungkinan terjadinya persalinan secara SC. Selain itu resiko adanya
kematian dan cacat harus juga dipertimbangkan. Ketika bayi sudah lahir
kemungkinan ketegangan dalam merawat bayi akan terjadi, karena ibu harus
berkonsentrasi dua kali lipat daripada bayi tunggal namun adanya keunikan-keunikan
akan membawa kebahagian tersendiri bagi keluarga.
C. Kehamilan dengan HIV
Pada kehamilan dengan ibu yang mengidap HIV, janin akan menjadi sangat
rentan terhadap penularan selama proses kehamilannya. Virus HIV kemungkinan besar
akan ditransfer melalui plasenta ke dalam tubuh bayi.Para penderita HIV dalam proses
perjalanan penyakitnya akan mengalami penurunan kondisi tubuh jika tidak
mendapatkan penanganan dan pemantauan yang adekuat dari tenaga kesehatan.
Terlebih pada penderita HIV yang sedang menjalani proses kehamilan, karena pada
kondisi tersebut banyak terjadi perubahan pada sistem tubuhnya.
Selain adanya pengaruh fisik terhadap ibu dan bayi, hal lain yang tidak kalah
pentingnya dan harus dipertimbangkan oleh tenaga kesehatan ketika memberikan
asuhan adalah kondisi psikologis ibu. Pada ibu hamil dengan HIV akan mengalami
kehilangan, cemas dan depresi, dilema, serta khawatir dengan kesehatan bayinya.
D. Riwayat Kesehatan
Penyakit yang pernah diderita ibu dapat memengaruhi kehamilannya. Sebagai
contoh penyakit yang akan memengaruhi dan dapat dipicu dengan adanya kehamilan
adalah :
1) Hipertensi
2) Penyakit Jantung
3) Diabetes Mellitus
4) Anemia
5) Penyakit Menular Seksual
Kondisi kesehatan sangat penting dalam kehamilan, baik kondisi kesehatan
sebelum atau selama kehamilan. Kehamilan dapat lebih berbahaya lagi jika wanita
tersebut sedang sakit. Jika seorang wanita hamil memiliki status kesehatan yang tidak
baik atau sedang menderita suatu penyakit maka ia perlu mendapatkan pertolongan
medis untuk merencanakan apa saja yang diperlukan dan memutuskan tempat yang
aman untuk proses persalinan.
Dan jika seorang wanita yang sedang hamil pernah sebelumnya menderita suatu
penyakit seperti Hepatitis, Infeksi kandung kemih, penyakit ginjal, TBC dan lain-lain,
maka bidan perlu mengkaji kembali kondisi wanita tersebut untuk mengetahui apakah
ia masih menghadapi masalah yang berhubungan dengan penyakit tersebut. Hal ini
sangat penting karena beberapa penyakit yang dibawa ibu dapat berdampak pada bayi
yang dikandungnya seperti sifilis atau toksoplasmosis yang dapat menyebabkan cacat
bawaan.

B. Status Gizi
Status gizi ibu hamil adalah masa dimana seseorang wanita memerlukan
berbagai unsur gizi yang jauh lebih banyak daripada yang diperlukan dalam keadaan
tidak hamil. Diketahui bahwa janin membutuhkan zat-zat gizi dan hanya ibu yang dapat
memberikannya. Dengan demikian makanan ibu hamil harus cukup bergizi agar janin
yang dikandungnya memperoleh makanan bergizi cukup. Selain itu status gizi ibu
hamil juga merupakan hal yang sangat berpengaruh selama masa kehamilan.
Kekurangan gizi tentu saja akan menyebabkan akibat yang buruk bagi si ibu dan
janinnya.
Ibu dapat menderita anemia, sehingga suplai darah yang mengantarkan oksigen
dan makanan pada janinnya akan terhambat, sehingga janin akan mengalami gangguan
pertumbuhan dan perkembangan. Di lain pihak kelebihan gizi pun ternyata dapat
berdampak yang tidak baik juga terhadap ibu dan janin. Janin akan tumbuh besar
melebihi berat normal, sehingga ibu akan kesulitan saat proses persalinan.

C. Gaya Hidup
Cara hidup yang serba sibuk dan terburu-buru seperti yang banyak dijalani oleh
para wanita pada masa kini, misalnya kebiasaan begadang, berpergian jauh dengan
berkendara motor dan lain-lain, dapat memperbesar kemungkinan bahkan kadang-
kadang langsung menyebabkan salah satu gejala kehamilan yang tidak enak yaitu rasa
mual di pagi hari, keletihan, sakit punggung, dan gangguan pencernaan.
Selain pola makan yang dihubungkan dengan gaya hidup masyarakat sekarang,
ternyata ada beberapa gaya hidup lain yang cukup merugikan kesehatan seorang wanita
hamil. Misalnya kebiasaan bergadang, berpergian jauh dengan berkendaraan bermotor.
Gaya hidup ini akan mengganggu kesejahteraan janin yang dikandungnya karena
kebutuhan istirahat mutlak harus dipenuhi

D. Subtance abuse
Adalah prilaku yang merugikan atau membahayakan bagi ibu hamil, termasuk
penyalahgunaan atau penggunaan obat atau zat-zat tertentu yang membahayakan ibu
hamil.
a. Penggunaan obat-obat selama hamil
b. Merokok
c. Alkohol dan caffeine
d. Hamil dengan ketergantungan obat atau penggunaan NAPZA
e. Sinar rontgen atau radiasi
Salah satu yang mempengaruhi kehamilan dilihat dari gaya hidup adalah faktor
Subtance abuse. Subtance abuse adalah sebagai perilaku yang merugikan atau
membahayakan bagi ibu hamil termasuk penyalahgunaan zat-zat atau obat tertentu
yang membahayakan ibu hamil. Berikut beberapa contoh tindakan dari Subtance abuse.
Pengaruh obat terhadap janin selama hamil tidak tergantung dari macam obat, akan
tetapi juga tergantung dari saat obat tersebut diberikan.
Obat-obat yang diberikan kapada ibu hamil dapat menimbulkan efek pada janin
seperti, kelainan bentuk anatomic atau kecacatan pada janin terutama penggunaan obat
pada trimester I, kelainan faal alat tubuh dan gangguan pertukaran zat dalam tubuh.
E. Perokok
Ibu hamil yang merokok akan sangat merugikan dirinya dan bayinya. Bayi akan
kekurangan oksigen dan racun yang dihisap melalui rokok akan dapat ditransfer lewat
plasenta ke dalam tubuh bayi. Pada ibu hamil dengan merokok berat, kita harus
waspada akan resiko keguguran, kelahiran premature, BBLR, bahkan kematian janin.

F. Hamil diluar nikah dan Kehamilan tak diharapkan


Remaja sebagian besar menganggap sex bebas merupakan hal yang
menyenangkan untuk dilakukan. Akan tetapi, bila remaja melihat , memahami, ataupun
merasakan akibat dari perilaku itu, ternyata hasilnya lebih banyak merugikan. Salah
satu resiko dari seks pra nikah atau seks bebas itu adalah kehamilan yang tidak
diharapkan (KTD). Kehamilan yang tak direncanakan sebelumnha bias merampas
“kenikmatan” masa remaja yang seharusnya dinikmati oleh setiap remaja, lelaki
maupun perempaun.
Walapun kehamilan itu sendiri dirasakan lansung oleh perempuan, tetapi remaja
pria juga akan merasakan dampaknya karena harus bertanggung jawab. Ada dua hal
yang bias dan biasa dilakukan oleh remaja jika mengalami KTD: Mempertahankan
kehamilan atau mengakhiri kehamilan (aborsi). Semua tindakan tersebut dapat
membawa resiko baik fisik, psikis maupun social.
Masa sekarang kehamilan yang tidak diinginkan bukan hanya terjadi pada
pasangan yang telah menikah tapi juga pada perempuan yang melakukan seks bebas
karena terlalu lama berpacaran dan menunda masa menikah menyebabkan remaja
melakukan hubungan seks pra nikah yang kemudian menjadi hamil. Keadaan ini
menyebabkan nereka mengalami resiko fisik, resiko psikis, resiko social, dan resiko
ekonomi. Karena keadaan ini ada yang menyelesaikan dengan menikah dan
mempertahankan kehamilan dan lebih memilih menggugurkan kandungannya karena
sebab-sebab diatas.

Anda mungkin juga menyukai