Pembahasan
Motivasi berasal dari kata motif yang berarti dorongan atau alasan. Motif
merupakan tenaga pendorong yang mendorong manusia untuk bertindak atau suatu
tenaga di dalam diri manusia, yang menyebabkan manusia bertindak atau melakukan
sesuatu. Motivasi merupakan tenaga pendorong yang mendorong manusia untuk
bertindak atau melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi belajar adalah keseluruhan
daya penggerak psikis di dalam diri seseorang yang menimbulkan kegiatan belajar,
menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar
itu demi mencapai suatu tujuan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar pada dasarnya
ada dua yaitu: motivasi yang datang sendiri dan motivasi yang ada karena adanya
rangsangan dari luar. Kedua bentuk motivasi belajar ini sangat berpengaruh terhadap
prestasi belajar. Setiap motivasi itu bertalian erat hubungan dengan tujuan atau suatu
cita-cita, maka makin tinggi harga suatu tujuan itu, maka makin kuat motivasi
seseorang untuk mencapai tujuan. Purwanto (1996:70) mengatakan bahwa fungsi
motivasi ada 3 yaitu: a) motivasi itu mendorong manusia untuk berbuat atau
bertindak, motivasi ini berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor yang
memberikan energi kepada seseorang untuk melakukan sesuatu b) motivasi itu
menentukan arah perbuatan ke arah perwujudan suatu tujuan atau cita-cita, dalam hal
ini motivasi mencegah penyelewengan dari jalan yang harus ditempuh untuk
mencapai tujuan itu, sehingga makin jelas tujuan itu, makin jelas pula terbentang
jalan yang harus ditempuh dan c) motivasi itu menyeleksi perbuatan kita, artinya
menentukan perbuatan mana yang dilakuan dilakukan, yang serasi, guna mencapai
tujuan itu dengan mengenyampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan
itu. Dalam kajian teori motivasi ada yang dikenal dengan teori kebutuhan. Teori ini
dikemukakan oleh A.H. Maslow yang mengemukakan bahwa orang termotivasi
untuk melakukan sesuatu karena didasari adanya kebutuhan dalam dirinya, yang
terbagi menjadi 5 (lima) kebutuhan yaitu: (1) kebutuhan fisiologis yang merupakan
kebutuhan manusia untuk bertahan hidup atau juga disebut kebutuhan pokok yang
terdiri dari kebutuhan makan, minum, pakaian, dan tempat tinggal; (2) kebutuhan rasa
aman yang meliputi keamanan akan perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja dan
jaminan hari tua; (3) kebutuhan sosial yang berupa kebutuhan-kebutuhan seseorang
untuk diterima dalam kelompok tertentu yang menyenangkan bagi dirinya; (4)
kebutuhan penghargaan seperti halnya kabutuhan bagi seorang pegawai yang bekerja
dengan baik tentu ingin mendapat penghargaan dan pengakuan dari atasan ataupun
pujian dari teman kerjanya atas prestasinya dan; (5) kebutuhan aktualisasi diri yang
berupa kebutuhan yang muncul dari seseorang dalam proses pengembangan potensi
dan kemampuannya untuk menunjukkan jati dirinya yang sebenarnya (Hasibuan,
2003:104-107).
Agar siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal, maka diperlukan
adanya motivasi. Perlu ditekankan bahwa motivasi bertalian dengan suatu
tujuan. Sehubungan dengan hal tersebut, ada tiga fungsi motivasi:
1. Mendorong manusia untuk berbuat. Jadi, sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari
setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2. Menentukan arah perbuatan, yakni kea rah tujuan yang hendak dicapai. Dengan
demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan
sesuai dengan rumusan tujuannya.
3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan. Apa yang harus
dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-
perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seorang siswa yang akan
menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan
belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau
membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan. Disamping itu, ada juga
fungsi-fungsi motivasi lain. Motivasi dapat juga sebagai pendorong usaha dan
pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi.
Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik.
Dengan kata lain, bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan terutama
didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat
menelurkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat
menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya. Di dalam kegiatan belajar
mengajar peran motivasi baik instrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan.
Motivasi bagi siswa dapat mengembangkan aktivitas dan mengarahkan serta
memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.
1. Durasi kegiatan
2. Frekuensi kegiatan
7. Tingkat kualifikasi prestasi atau produk (out put) yang dicapai dari
kegiatan yang dilakukan
Untuk memahami tentang motivasi, kita akan bertemu dengan beberapa teori tentang
motivasi, antara lain :
Teori Keadilan
Teori X dan Y
Teori ini dikemukakan oleh Frederick Herzberg dengan asumsi bahwa hubungan
seorang individu dengan pekerjaan adalah mendasar dan bahwa sikap individu
terhadap pekerjaan bias sangat baik menentukan keberhasilan atau kegagalan.
(Robbins, 2007).
1. Upah
2. Kondisi kerja
3. Keamanan kerja
4. Status
5. Prosedur perusahaan
6. Mutu penyeliaan
7. Mutu hubungan interpersonal antar sesama rekan kerja, atasan, dan bawahan
1. Pencapaian prestasi
2. Pengakuan
3. Tanggung Jawab
4. Kemajuan
6. Kemungkinan berkembang.
Tidak adanya kondisi-kondisi ini bukan berarti membuktikan kondisi sangat tidak
puas. Tetapi jika ada, akan membentuk motivasi yang kuat yang menghasilkan
prestasi kerja yang baik. Oleh karena itu, faktor ekstrinsik tersebut disebut sebagai
pemuas atau motivator.
Apa yang tercakup dalam teori yang mengaitkan imbalan dengan prestasi seseorang
individu . Menurut model ini, motivasi seorang individu sangat dipengaruhi oleh
berbagai faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Termasuk pada faktor
internal adalah :
b. Harga diri
c. Harapan pribadi
d. Kebutuhaan
e. Keinginan
f. Kepuasan kerja
3. Meminta kesempatan pada orang tua siswa atau wali, agar memberi
kesempatan kepada siswa untuk beraktualisasi diri dalam belajar.
Contoh upaya untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik yang kedua
adalah dengan menjadikan peserta didik sebagai peserta yang aktif..
Gunakanlah metode belajar yang aktif dengan memberikan peserta didik
tugas berupa simulasi penyelesaian suatu masalah untuk menumbuhkan
motivasi dalam belajar. Jangan berikan jawaban apabila tugas tersebut dirasa
sanggup dilakukan oleh peserta didik.
Segala tugas di kelas dan pekerjaan rumah tidak selalu bisa disetarakan
dengan nilai. Jangan hanya berorientasi pada nilai dan coba penekanan pada
penguasaan materi. Mengapa demikian? Karena hal tersebut dapat
menurunkan semangat peserta didik yang kurang mampu memenuhi standar
dan berakibat peserta didik yang bersangkutan merasa dirinya gagal.
Usahakan untuk menggunakan mekanisme nilai seperlunya saja, dan
mulailah untuk lebih dekat dengan peserta didik dengan memperhatikan
kelebihan dan kekurangan mereka, serta apa yang bisa mereka tingkatkan.
Disarankan untuk memberikan komentar yang jelas agar peserta didik pun
dapat langsung memperbaiki tugas mereka apabila dirasa belum cukup.
Antusiasme seorang dosen dalam mengajar ternyata salah satu faktor yang
penting untuk menumbuhkan motivasi belajar dalam diri para peserta didik.
Bila Anda terlihat lesu dan kurang bersemangat maka para peserta didik juga
akan menunjukkan hal yang demikian. Upayakan untuk selalu tampil ceria
dan bersemangat serta antusias di depan kelas.