CARE (COC)
PADA IBU C DI PUSKESMAS TRAUMA
CENTER SAMARINDA
TAHUN 2024
Oleh:
NOOR MALA
NIM : P07224323076
PENDAHULUA TINJAUAN TINJAUAN PEMBAHASA PENUTU
N TEORI KASUS N P
LATAR BELAKANG
Di Kalimantan Timur angka kematian ibu
mencapai 100 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB
mencapai 619 per 1.000 kelahiran hidup. Di Samarinda
AKI sebanyak 21 orang pada tahun 2022 (Profil Dinkes,
2022).).
Sangat penting bagi seorang bidan untuk
memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif
atau secara berkelanjutan (Continuity of Care) pada ibu
dan bayi serta sebagai kontribusi untuk menurunkan
AKI dan AKB. Pelaksanaan asuhan komprehensif ini
bertujuan agar klien dapat melalui proses kehamilan,
persalinan, bayi baru lahir, nifas, neonatus dan
pelayanan kontrasepsi secara aman
TINJAUAN TEORI
CONTINUITY OF CARE
(COC)
ASUHAN KEBIDANAN
ASUHAN KEBIDANAN MASA
KELUARGA BERENCANA
NIFAS (PNC)
(KB)
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN
Keluhan Utama
Ingin periksa kehamilan dan tidak memiliki keluhan apapun
Riwayat Menstruasi
HPHT : 20-04-2023
TP : 27-01-2024
Riwayat Obstetrik: GIVP3003
Riwayat kehamilan sekarang
Ini merupakan kehamilan ke-4 tidak pernah keguguran. Ibu mengetahui kehamilannya saat melakukan test pack. Selama
hamil ibu memeriksakan kehamilannya secara rutin. Pada trimester I ibu merasa mual dan sudah memeriksakan
kehamilannya di PKM Trauma Center sebanyak 4x. Pada trimester II ibu tidak ada keluhan dan sudah memeriksakan
kehamilannya sebanyak 4 x diPKM Trauma Center. Ibu merasakan pergerakan janin pertama kali pada saat usia kehamilan
16 minggu. Selama hamil ibu rutin mengkonsumsi vitamin yang diberikan puskesmas. Ibu sudah mendapatkan imunisasi
Td lengkap. Ibu sudah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang nutrisi ibu hamil.
Riwayat kontrasepsi
Ibu menjadi akseptor KB pil selama 2 tahun 9 bulan dan tidak ada keluhan selama pemakain tersebut. Ibu berhenti
menggunaan KB keran a ibu hamil.
Riwayat psikososio
Psikologis: Kehamilan ini merupakan kehamilan yang tidak direncanakan ibu dan suami, keluarga menerima kehamilan
ini.
Sosial : Pernikahan ini merupakan pernikahan pertama ibu, lama menikah 13 tahun dan status perrnikahan sah.
Kultural: Tidak ada kebudayaan maupun kebiasaan khusus yang dapat mempengaruhi kesehatan kehamilan
Pola Fungsional Kesehatan
Keterangan
Pola
Sebelum hamil Saat ini
Makan 3 kali/hari dengan porsi makan nasi sepiring, sayur dan Makan 2-3 kali/hari dengan porsi makan nasi sepiring, lauk
lauk pauk, air putih 5-6 gelas/hari. Tidak ada keluhan dalam pauk dan lebih banyak sayur, air putih 6 - 7 gelas/hari. Tidak
Nutrisi pemenuhan nutrisi. Nafsu makan baik. ada keluhan dalam pemenuhan nutrisi. Nafsu makan baik.
BAK :4-5 kali/hari, berwarna kuning jernih, konsistensi cair, BAK :8-9 kali/hari, berwarna kuning jernih, konsistensi cair, tidak
tidak ada keluhan. ada keluhan.
BAB : 1 kali/hari, berwarna coklat, konsistensi padat lunak, BAB : 1 kali/hari, berwarna coklat, konsistensi padat lunak,
Eliminasi
tidak ada keluhan. tidak ada keluhan.
Kegiatan ibu sehari-hari mengurus rumah tangga seperti Kegiatan ibu sehari-hari mengurus rumah tangga seperti
memasak , mencuci dst memasak , mencuci dst
Aktivitas
Mandi 2 kali/hari Selama kehamilan ibu mandi 2 kali perhari. Ibu ganti baju 2-3
Ganti baju 2-3 kali/hari kali/hari, dan mengganti celana dalam 3 kali/hari.
Personal Hygiene Ganti celana dalam 2-3 kali/hari
Ibu tidak memiliki kebiasaan buruk seperti merokok, minum- Ibu tidak memiliki kebiasaan buruk seperti merokok, minum-
Kebiasaan minuman beralkohol dan tidak memiliki hewan peliharaan. minuman beralkohol dan tidak memiliki hewan peliharaan.
Abdomen :Tidak ada luka bekas operasi, terdapat linea nigra dan tidak
terdapat striae
TFU : 29 cm ,
Leopold I : Teraba bagian lunak, kurang bulat dan kurang
melenting (bokong)
Leopold II : Teraba bagian panjang dan keras seperti papan di
kanan ibu (punggung kanan) dan di kiri ibu teraba
bagian kecil- kecil janin (ekstremitas)
Leopold III : Pada SBR teraba bagian keras, bulat dan
melenting (kepala), sudah tidak dapat digoyangkan
Leopold IV : Sebagian kecil bagian terendah janin sudah masuk
P:
1. Menjelaskan hasil pemeriksaaan kepada ibu bahwa keadaan ibu dan janin untuk saat ini baik ; ibu mengerti
saat dijelaskan tentang kondisi dirinya dan bayi yang dikandungnya.
5. Mengajarkan ibu cara merawat payudara ( inverted nipples), yaitu pijat lembut areola mamae , tempatkan
telunjuk dan ibu jari di sisi puting payudara, tekan ke dalam sehingga membuat areeloa ammae terbuka lebar yang
berujuan menstimulasi putting menjadi menonjol dan dapat dilakukan setiap pagi dan sore secara rutin
6. Menganjurkan ibu untuk konsumsi makan yang bergizi sepert sayuran hijau sperti bayam , buah buahan seperti
jeruk manis dan kurma, daging segar untuk menaikkan hemoglobin ibu,serta minum air putih yang cukup yaitu
minimal 8 gelas per hari
7. Memberikan tablet Tablet Fe 2x1, kalsium x 1x1 serta mengingatkan cara meminumnya
; ibu mengerti cara meminum obatnya
ASUHAN KEBIDANAN
PERSALINAN
INTRANATAL CARE
KALA I 04 Februari 2024
S.
P.
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu; Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan
2. Mengajaran teknik relaksasi saat ibu merasa nyeri kontraksi
3. Mendampingi ibu dan memberikan dukungan pada ibu
4. Melalukan kolaborasi dengan Sp.OG ; lakukan NST
5. Memasang NST ; hasil reaktif
6. Melakukan kolaborasi dengan SpOG; : kolaborasi dengan spog dalam pemerian terapi observasi kemajuan persalinan
sesuai patograf, rencana persalinan normal, observasi DJJ dan HIS
7. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa dierlukan persalinan secara normal
8. Mengajarkan ibu relaksasi nafas panjang , posisis yang nyamam ,
9. Mengajarkan ibu menggunakan birting ball
10. Melakukan kie iud post plasenta
11. Menganjurkan nutrisi di sela his
12. Melakkan pemantauan kala 1
KF 1
28 Juni 2023
S: O: A: P:
Nyeri pada luka TD: 120/80 mmHg, BB: 79 kg, skala Diagnosis : P3012 postpartum 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan; ibu
mengerti
bekas operasi nyeri 4 (agak mengganggu) SC 6 jam a/i KPD
2. KIE nutrisi ibu nifas; ibu mengerti
Masalah : Nyeri luka operasi
terdapat pengeluaran kolostrum, 3. KIE personal hygiene; Ibu mengerti
Diagnosis Potensial : Tidak ada 4. KIE cara menyusui yang baik dan
DRA 12 x 3 cm, TFU 2 jari dibawah
Masalah Potensial : Tidak ada benar; ibu mengerti
pusat, kontraksi baik, lochea rubra. Kebutuhan Segera : Tidak ada 5. Menjadwalkan kunjungan ulang; ibu
bersedia
KF 2
05 Juli 2023
S: O: A:
P:
S: O: A: P:
Tidak ada keluhan TD: 110/70 mmHg, BB: 80kg, Diagnosis: P3012 postpartum hari
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan; ibu
terdapat pengeluaran ASI ke-16
mngerti
TFU tidak teraba, lochea serosa, tidak Masalah : Tidak ada
ada tanda REEDA 2. KIE tentang hubungan seksual pasca
Diagnosis Potensial : Tidak ada
persalinan; ibu mengerti
Masalah Potensial :Tidak ada
Kebutuhan Segera : Tidak ada 3. Menjadwalkan kunjungan ulang; ibu
bersedia
KF 4
16 Agustus 2023
O: A:
S: P:
O:
Nadi : 116x/I, Suhu : 36,6 RR : 32x/i
S:-
BB : 2870 gr PB : 51 cm, pemeriksaan fisik
normal, tali pusat lepas pada hari ke-5
A:
Diagnosis: NCB, SMK usia 7 hari
Masalah Tidak ada P:
O:
Nadi : 112x/i, Suhu : 36,6 RR : 38x/i,
S:-
BB : 3100 gr PB : 51 cm, pemeriksaan fisik
normal
P:
A:
1. Melakukan pemerisaan dan pencatatan pada
Diagnosis: NCB, SMK usia 16 hari
KMS
Masalah Tidak ada
2. Menjadwalkan untuk imunisasi BCG; ibu
Diagnosis Potensial : Tidak ada
mengerti
Masalah Potensial : Tidak ada
3. KIE untuk melanjutkan pemantauan tumbuh
Kebutuhan Segera : Tidak ada
kembang bayi di posyandu; ibu mengerti
Askeb KB akseptor DMPA
16 Agustus 2023
O: A:
S: P:
NEONATUS NIFAS
Antenatal Care
Kategori Keterang Teori dan Jurnal
an
Riwayat Ibu A. merupakan ibu hamil yang termasuk ke dalam kelompok faktor risiko sangat tinggi dengan
kehamilan
jumlah skor 14 yaitu 2 skor awal untuk ibu hamil, 4 untuk pernah gagal kehamilan dan 8 skor
untuk pernah operasi caesar . Kehamilan risiko sangat tinggi digolongkan jika ibu hamil memiliki
skor > 12 menggunakan kartu skor Poedji Rochjati. Ibu yang tergolong kehamilan dengan risiko
sangat tinggi berisiko mengalami perdarahan sebelum bayi lahir dan harus bersalin di rumah sakit
dengan dokter spesialis (Rochjati, 2014).
IMT Kunjungan antenatal dilaksanakan pada tanggal 03 April 2023, yaitu pada usia kehamilan 25
minggu, hasil pemeriksaan tanda vital dalam batas normal, antropometri ibu dengan tinggi badan
160 cm, berat badan 80 kg, lila 28 cm dan IMT 31,25 kg/m2 dan pemeriksaan fisik dalam batas
normal. Sebelum hamil, berat badan ibu 76 kg dengan IMT 29.69 kg/m2. Ibu tergolong kelebihan
berat badan dan harus mengalami kenaikan berat antara 6-11 kg selama hamil (CDC, 2022).
Walaupun saat ini ibu tergolong obesitas, namun kenaikan berat badan ibu masih tergolong
normal selama kehamilan
TM 2
Pada pemeriksaan fisik, didapatkan hasil TFU 22 cm, sepusat, letkep, puka, DJJ 146x/menit.
Leopold IV tidak dilakukan karena ibu termasuk dalam trimester kedua kehamilan. Berdasarkan
Prawirohardjo (2014) bahwa trimester kedua kehamilan dimulai pada usia kehamilan 13 –27
minggu. Sesuai dengan Superville&Siccardi (2023) bahwa leopold lengkap hanya dilakukan pada
usia kehamilan di atas 36 minggu untuk memperkirankan presentasi dan perencanaan persalinan.
Berdasarkan manajemen asuhan kebidanan yang dilakukan tidak terdapat kesenjangan antara
Intranatal Care
Kategori Keterangan Teori dan Jurnal
Perut kencang- Tanda-tanda persalinan yang dirasakan ibu sesuai dengan teori yang menyatakan yaitu
kencang dan
tanda-tanda persalinan adalah rasa nyeri oleh adanya his/kontraksi yang kuat, sering dan
terdapat teratur, kelua rlendir bercampur darah, kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya,
pengeluaran air dan jika dilakukan pemeriksaan dalam serviks mendatar dan telah ada pembukaan
dari jalan lahir (Mochtar, 2013).
Keluar air-air
ibu datang ke IGD RS JMB dengan keluhan keluar air-air sejak siang dan perutnya terasa
sejak pukul 12.00kencang-kencang. Dilakukan pemeriksaan umum dan tanda vital dalam batas normal.
Pemeriksaan fisik didapatkan hasil TFU 30 cm, letkep, puka, konvergen, DJJ 126x/menit
Keluhan Hasil dan his 2x10 menit durasi 10-15 detik. Dilakukan pemeriksaan dalam dengan hasil
pemeriksaan pembukaan 2 cm, ketuban merembes, presentasi kepala, UUk, dan HI. Dilakukan
pukul 16.00 pemeriksaan lakmus dengan hasil (+).
VT pembukaan 4 Berdasarkan Dayal&Hong (2023) bahwa diagnosis ketuban pecah dini di dapat dengan
cm, ketuban wawancara dan pemeriksaan fisik maupun penunjang. Pada wawancara ibu mengeluh
merembes warna adanya pengeluaran air melalui jalan lahir, perlu dipertimbangkan banyaknya. Pada
jernih, pemeriksaan fisik dapat dipertimbangkan pemeriksaan dalam jika janin sudah aterm dan ada
penurunan tanda persalinan. Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan USG dan lakmus (pH
kepala Hodge I vagina).
Kategori Keterangan Teori dan Jurnal
Pekerjaan Ibu merupakan pegawai pantry dengan tugas mengantar makanan menggunakan troli
besar pada pasien di ruang perawatan. Dan ibu memiliki riwayat abortus serta kelahiran
dengan SC. Hal ini sesuai dengan Assefa, et al, (2018) bahwa ibu dengan riwayat abortus
dan kelahiran SC meningkatkan risiko terjadinya KPD pada kelamilan saat ini. Hal ini
juga didukung oleh Irwan,et al (2019) bahwa pekerjaan memiliki hubungan dengan
kejadian KPD. Hal ini dapat dipicu oleh kelelahan dengan pekerjaan yang berat
Tindakan Setelah dilakukan kolaborasi dengan dokter spepsialis, dianjurkan untuk melakukan NST.
SC Dan hasil NST non reaktif, kemudian ibu diputuskan untuk persalinan secara SC.
Berdasarkan Nisa (2022) bahwa NST dapat dilakukan dengan indikasi kekurangan cairan
ketuban. Dan hasil non raktif mengindikasikan bayi kekurangan oksigen atau adanya
gangguan pada plasenta. Sehingga diambil keptusan untuk melakukan persalinan secara
SC
Pemberian Terapi ibu selama persalinan adalah pemberian antibiotik. Hal ini sesuai dengan
antibiotik Dayal&Hong (2023) bahwa ibu dengan KPD diberikan antibiotik untuk mencegah infeksi.
Infeksi merupakan komplikasi yang mungkina akan terjadi pada kasus KPD
Berdasarkan manajemen asuhan kebidanan yang
dilakukan, tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
praktik pada penatalaksanaan persalinan ibu A.
Postnatal Care
Kategori Keterangan Teori dan Jurnal
Ibu memilih Penulis telah melakukan konseling untuk alat kontrasepsi pada ibu A. agar
Keputusa menggunaka menggunakan IUD atau AKDR. Karena riwayat obstetri ibu buruk. Berdasarkan
n Ber- n kontrasepsi Widatiningsih&Dewi (2014) bahwa riwayat obstetri buruk terjadi pada ibu yang
KB DMPA pernah mengalmai keguguran, lahir prematur, lahir mati, kehamilan ketiga atau
lebih, dan kehamilan kedua dengan terakhir janin mati dalam kandungan serta
persalinan dengan tindakan. Namun ibu memilih menggunakan suntik 3 bulan.
Berdasarkan BKKBN (2021), suntikan DMPA dapat diberikan pada ibu menyusui
dan telah lebih dari 6 minggu setelah persalinan. Jika ibu menyusui eksklusif, maka
dapat diberikan antara 6 minggu sampai 6 bulan tanpa alat kontrasepsi tambahan.
Kenaikan KN II Kunjungan neonatus 2 (KN 2) dilaksanakan pada 7 hari pasca kelahiran, terjadi kenaikan
Berat berat badan bayi sebanyak 150 gram. Hal ini sesuai dengan Mayo Clinic (2020) bahwa
Badan dalam enam bulan pertama bayi akan mengalami kenaikan berta badan 140-200 gr per
minggu. Tali pusat bayi sudah lepas dan tidak ada tanda-tanda infeksi. Hal ini sesuai
dengan APA (2020) bahwa tali pusat bayi akan putus pada 1-2 minggu setelah kelahiran.
Katego Keterang Teori dan Jurnal
ri an