PROPOSAL PENELITIAN
i
Universitas Faletehan
Universitas Faletehan
PROPOSAL PENELITIAN
i
Universitas Faletehan
2
HALAMAN PERSETUJUAN
Pembimbing Utama,
Iv
Universitas Faletehan
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penuls panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat
dan nikmat dari-Nya, penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang
berjudul “Hubungan Penerapan Lima Pilar Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM) Dengan Kejadian Diare di Desa Kepandean
Kecamatan Ciruas Tahun 2021”. Dalam menyusun proposal ini, penulis telah
banyak mendapatkan bantuan baik moril maupun materil dari berbagai pihak.
Pada kesempatan ini, penulis pengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Andiko Nugraha Kusuma, SKM., MKM., selaku Rektor Universitas
Faletehan.
2. Ibu Hj. Nurce Arifiati, SKM., MKM, selaku Ketua Program Studi Kesehatan
Masyarakat Universitas Faletehan.
3. Bapak Ns. H. Asra, S.Kp selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Faletehan
4. Ibu Hj. Dini Daningrum, SKM., MKM, selaku Pembimbing Utama yang telah
memberikan bimbingan dan masukan untuk terselesaikannya laporan ini.
5. Keluarga tercinta, teman-teman seperjuangan serta semua pihak yang terlibat dan
mendukung sehingga penyusunan proposal penelitian bisa terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih jauh dari kata sempurna.
Semua masukan dan kritik yang membangun senantiasa penulis harapkan.
Semoga karya ini dapat memberikan manfaat bagi ilmu pengetahuan pada kita
semua. Dan semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan karunia-Nya
kepada kita semua. Aamiin.
Serang,
Penulis
4
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL................................................................................................vi
DAFTAR LAMIRAN..........................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................5
C. Tujuan penelitian.......................................................................................5
1. Tujuan Umum......................................................................................5
2. Tujuan Khusus.....................................................................................5
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................6
1. Bagi Puskesmas Ciruas........................................................................6
2. Universitas Faletehan..........................................................................6
3. Bagi Peneliti........................................................................................6
Universitas Faletehan
D. Teknik Pengumpulan Data.........................................................................34
1. Alat Pengumpuln data..........................................................................34
2. Cara pengumpulan data........................................................................34
E. Pengolahan Data........................................................................................35
1. Editing..................................................................................................35
2. Coding..................................................................................................35
3. Processing............................................................................................35
4. Cleaning...............................................................................................35
5. Tabulating............................................................................................35
F. Teknik Analisa Data..................................................................................35
1. Analisa Univariat.................................................................................36
2. Analisa Bivariat...................................................................................36
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
Tabel 3.1 Definisi Operasional...........................................................................27
7
A. Latar Belakang
Berdasarkan data United Nation Children’s Fund (UNICEF) dan World Health
Organization (WHO), secara global terdapat dua juta anak meninggal dunia
setiap tahunnya karena diare. Pada tahun 2015, diare menyebabkan sekitar 688
juta orang sakit dan 499.000 kematian di seluruh dunia terjadi pada anak-anak
dibawah 5 tahun. Diare adalah penyakit masalah kesehatan masyarakat global
yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang cukup besar di negara-
negara Afrika berkembang (WHO, 2017). Hal ini bertanggung jawab atas
kematian global tahunan sekitar 2,6 juta orang kebanyakan di antara anak-anak
Afrika di bawah usia lima tahun (Ademola et al., 2014). Dari 377 kasus yang
diperiksa, 51 (13,5%) ditemukan positif diare, yang terdiri dari 17 (13,2%),
dari 129 laki-laki dan 34 (14,3%) dari 248 anak perempuan. Prevalensi
tertinggi adalah pada anak-anak antara usia 13-24 bulan, 23 (29,5%) dan paling
sedikit di antara anak-anak antara usia 49-60 bulan dan ≤ 12 bulan. (Benue et
al., 2020)
1
pada tahun 2018 CFR Diare mengalami peningkatan dibanding tahun 2017
yaitu menjadi 4,76%.
Kejadian Luar Biasa (KLB) Diare yang terjadi terjadi pada tahun 2017 tercatat
sebanyak 21 kali yang tersebar di 12 provinsi dan 17 kabupaten/kota dengan
jumlah penderita 1725 orang dan kematian sebanyak 34 orang (CFR 1,97%)
(Kemenkes RI, 2018). Data WHO 2017, menyatakan bahwa hampir 1,7 miliar
kasus diare terjadi pada anak dengan angka kematian sekitar 525.000 pada
anak balita tiap tahun nya (Riskesdas, 2018).
Berdasarkan data dari Profil Dinas Kesehatan Provinsi Banten jumlah kasus
Diare untuk semua umur pada tahun 2019 adalah 250.516 kasus dan kasus paling
tinggi ditemukan pada kelompok umur 12 hingga kurang dari 59 bulan dengan jumlah
65.588 kasus dan urutan kedua pada kelompok umur diatas 20 tahun dengan jumlah
64.019 kasus.
1
10
Berdasarkan data profil Dinas Kesehatan Provinsi Banten, pada tahun 2019
capaian desa melaksanakan STBM 691 desa (43,6 persen) mengalami
peningkatan bila dibandingkan capaian tahun 2018 sebanyak 173 desa (10,76
persen). (Profil Dinas Kesehatan Provinsi Banten, 2020)
Universitas Faletehan
11
dengan agen mikrobiologis dan kimia yang masuk kesaluran pencernaan. Berdasarkan
penelitian Zulfiarini, Febriana (2020) mengatakan bahwa ada hubungan antara
pengelolaan air minum dan makanan yang buruk dengan kejadian diare di wilayah
kerja Puskesmas Bergas Kabupaten Seamarang dengan nilai (p= 0,001), penelitian ini
berbeda dengan penelitian Falasifa, Mila (2015) mengatakan bahwa tidak ada
hubungan yang signifikan antara pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga
dengan kejadian diare nilai (p=0,124)
Berdasarkan uraian di atas, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai
hubungan penerapan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
dengan kejadian diare di Desa Kepandean Kecamatan Ciruas perlu dilakukan.
Universitas Faletehan
12
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara penerapan lima pilar sanitasi total berbasis
masyarakat dengan kejadian diare di Desa Kepandean Kecamatan Ciruas
tahun 2021
2. Tujuan Khusus
Universitas Faletehan
13
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini menjadi suatu informasi, masukan atau saran bagi pihak
Puskesmas Ciruas mengenai hubungan 5 pilar sanitasi total berbasis
masyarakat (STBM) dengan kejadian diare sehingga dapat meningkatkan
penyuluhan dan pembinaan terhadap masyarakat luas
Universitas Faletehan
14
3. Bagi Peneliti
Universitas Faletehan
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Diare
1. Definisi Diare
Diare adalah defekasi encer lebih dari tiga kali sehari, dengan atau tanpa
darah dan/atau berlendir dalam feses, Diare disebabkan oleh faktor infeksi,
malabsorbsi (gangguan penyerapan zat gizi), makanan dan faktor psikologis
(Tambuwun,dkk 2015). Diare adalah buang air besar atau defekasi dengan
tinja berbentuk cair atau setengah padat/setengah cair dengan kandungan air
lebih banyak dari 200 gram atau 200 ml/24 jam.
Diare juga dapat didefinisikan dengan kriteria frekuensi yaitu buang air
besar encer lebih dari tiga kali per hari. Diare dapat disertai darah atau
lender. Depkes RI mendefinisikan diare sebagai suatu kondisi dimana
seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan
dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau
lebih) dalam satu hari.
Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari 15 hari. Dikatakan
diare infektif apabila penyebabnya adalah infeksi. Bila ditemukan penyebab
anatomik, bakteriologik, hormonal atau toksikologik, maka disebut diare
organik (Wulandari, 2016).
2. Klasifikasi Diare
Universitas Faletehan
16
a. Diare akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari (umumnya
kurang dari 7 hari). Akibat diare akut adalah dehidrasi, sedangkan
dehidrasi merupakan penyebab utama kematian bagi penderita diare.
b. Disentri, yaitu diare yang disertai darah dalam tinjanya. Akibat disentri
adalah anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat, kemungkinan
terjadinya komplikasi pada mukosa.
c. Diare persisten, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari secara
terus menerus. Akibat diare peristen adalah penurunan berat badan dan
gangguan metabolisme.
d. Diare dengan masalah lain, yaitu anak yang menderita diare (diare akut
dan diare peristen), mungkin juga disertai dengan penyakit lain, seperti
demam, gangguan gizi atau penyakit lainnya.
3. Etiologi Diare
a. Penyebab Langsung
1) Faktor infeksi
Universitas Faletehan
17
2) Faktor Malabsorbsi
4) Faktor Psikologis
1) Status Gizi
Universitas Faletehan
18
atau gizi kurang akan lebih mudah terjangkit penyakit menular atau
penyakit infeksi. Apabila gizi kurang, zat gizi yang dibutuhkan tidak
akan mencukupi, sehingga tubuh akan mudah sakit.
2) Kondisi Lingkungan
Universitas Faletehan
19
Kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai
lagi oleh tubuh dan yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat-
zat yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh ini berbentuk tinja
(feses), air seni (urine), dan CO2. Dengan bertambahnya penduduk
yang tidak sebanding dengan area pemukiman, masalah
pembuangan kotoran manusia meningkat. Dilihat dari segi
kesehatan masyarakat masalah pembuangan kotoran manusia
merupakan masalah yang pokok untuk sedini mungkin diatasi.
Karena kotoran manusia (feses) adalah sumber penyebaran
penyakit yang multikompleks. Penyebaran penyakit yang
Universitas Faletehan
20
bersumber pada feses dapat melalui berbagai macam jalan atau cara
(Notoatmodjo, 2014).
Universitas Faletehan
21
Sampah adalah sesuatu bahan atau benda pada yang yang tidak
dipakai lagi oleh manusia, atau benda padat yang sudah digunakan
lagi dalam suatu kegiatan manusia dan dibuang. Para ahli
kesehatan masyarakat Amerika membuat batasan, sampah (waste)
adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak
disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan
manusia, dan tidak terjadi dengan sendirinya. Dari batasan ini jelas
bahwa sampah adalah hasil suatu kegiatan manusia yang dibuang
karena sudah tidak berguna. Sehingga bukan semua benda padat
yang tidak digunakan dan dibuang disebut sampah, misalnya:
benda-benda alam, benda-benda yang keluar dari bumi akibat
gunung meletus, banjir, pohon di hutan yang tumbang akibat angin
ribut, dan sebagainya (Notoatmojdo, 2014).
Universitas Faletehan
22
1) Terbuat dari bahan yang kedap air, kuat, dan tidak mudah
bocor
2) Mempunyai tutup yang mudah di buka, dikosongkan isinya,
mudah dibersihkan.
3) Ukurannya di atur agar dapat di angkut oleh 1 orang
4) Tidak terjangkau vektor disekitar tempat sampah (lalt,tikus,
dan lain-lain. (Kemenkes RI, 2014).
Universitas Faletehan
23
Air limbah adalah cairan buangan yang berasal dari rumah tangga,
industri, dan tempat-tempat umum lainnya dan biasanya
mengandung bahan- bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan
kehidupan manusia serta mengganggu kelestarian lingkungan. Air
limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal
dari rumah tangga, industri maupun tempat- tempat umum lainnya
dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat- zat yang
dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta mengganggu
lingkungan hidup. Batasan lain mengatakan bahwa air limbah
adalah kombinasi dari cairan dan sampah cair yang berasal dari
daerah pemukiman, perdagangan, perkantoran dan industri,
bersama-sama dengan air tanah, air permukaan dan air hujan yang
mungkin ada.
Universitas Faletehan
24
Air limbah baik limbah pabrik atau limbah rumah tangga harus
dikelola sedemikian rupa agar tidak menjadi sumber penularan
penyakit. Sarana pembuangan air limbah yang tidak memenuhi
syarat akan menimbulkan bau, mengganggu estetika dan dapat
menjadi tempat perindukan nyamuk dan bersarangnya tikus,
kondisi ini dapat berpotensi menularkan penyakit seperti
leptospirosis, filariasis untuk daerah yang endemis filaria. Bila ada
saluran pembuangan air limbah di halaman, secara rutin harus
dibersihkan, agar air limbah dapat mengalir, sehingga tidak
menimbulkan bau yang tidak sedap dan tidak menjadi tempat
perindukan nyamuk (Kemenkes RI, 2014).
Universitas Faletehan
25
3) Perilaku
b. Pola Makan
Universitas Faletehan
26
c. Memasak Air
4) Pendidikan
Universitas Faletehan
27
5) Pekerjaan
Ayah dan ibu yang bekerja Pegawai negeri atau Swasta mempunyai
pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan ayah dan ibu yang bekerja
sebagai buruh atau petani. Jenis pekerjaan umumnya berkaitan dengan
tingkat pendidikan dan pendapatan. Pada kerjaan ibu maupun
keaktifan ibu dalam berorganisasi sosial berpengaruh pada kejadian
diare pada anak. Hal ini dapat dijadikan pertimbangan bagi ibu apabila
4. Epidemiologi diare
Universitas Faletehan
28
kuman penyebab diare ketubuh manusia dapat mudah dihafal dengan istilah
4F. 4F adalah singkatan dari fluids (air ), fields (tanah), flies (lalat), fingers
(tangan). Tahapannya dimulai dari cemaran yang berasal dari kotoran
manusia (feces) yang mencemari 4F, lalu cemaran itu berpindah kemakanan
yang kemudian disantap manusia (Wahyuni, 2016). Selain itu dapat melalui
air yang merupakan media penularan utama. Diare dapat terjadi bila
seseorang menggunakan air minum yang sudah tercemar, baik tercemar dari
sumbernya, tercemar selama perjalanan sampai ke rumah-rumah, atau
tercemar pada saat disimpan di rumah. Pencemaran di rumah terjadi bila
tempat penyimpanan tidak tertutup atau apabila tangan yang tercemar
menyentuh air pada saat mengambil air dari tempat penyimpanan
(Widoyono, 2011)
6. Pencegahan Diare
1. Definisi STBM
Universitas Faletehan
29
2. Pilar STBM
Universitas Faletehan
30
Universitas Faletehan
31
memperbaiki dan menjaga kualitas air dari sumber air yang akan
digunakan untuk air minum, serta untuk menerapkan prinsip higiene
sanitasi pangan dalam proses pengelolaan makanan di rumah tangga.
Air yang digunakan untuk konsumsi manusia harus dari sumber air yang
bersih dan aman. Batasan dalam sumber air yang bersih dan aman yaitu :
a. Tidak ada kontaminasi bibit penyakit atau kuman.
b. Tidak ada substansi kimia yang beracun dan berbahaya
c. Tidak ada bau atau rasa.
d. Dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga.
e. Mencukupi standar sesuai dengan Kemenkes RI atau WHO.
Makanan yang mau dikonsumsi harus memenuhi kriteria yang layak
untuk dimakan dan tidak dapat menimbulkan adanya penyakit, antara
lain :
a. Harus matang
b. Terbebas dari pencemaran di setiap tahap produksi
c. Terbebas dari perubahan baik fisik maupun kimia
d. Terbebas mikroorganisme dan parasite.
Universitas Faletehan
32
Air limbah yang tidak dikelola dengan baik dapat memberikan dampak
seperti berikut ini :
1) Gangguan kesehatan.
Di dalam air limbah dapat terkandung bibit penyakit, zat yang berbahaya
dan beracun dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi masyarakat
yang terkontaminasi.
2) Penurunan kualitas lingkungan.
Air limbah yang dibuang ke lingkungan, seperti sungai atau danau dapat
mengakibatkan pencemaran air permukaan, bahkan dapat mencemari air
tanah yang masih digunakan oleh masyarakat.
3) Gangguan terhadap keindahan
Air limbah dapat mengandung polutan yang dapat mengubah warna air
sehingga dapat mengganggu keindahan
4) Gangguan terhadap kerusakan benda.
Universitas Faletehan
33
Air limbah yang di dalamnya terdapat zat yang dapat dikonversi oleh
bakteri anaerobic dapat berubah menjadi gas seperti H2S yang dapat
mempercepat perkaratan pada besi.
Dalam Permenkes RI no. 3 tahun 2018 disebutkan bahwa buang air besar
di jamban yang sehat sangat efektif untuk memutus mata rantai penularan
diare. Pembangunan jamban sehat harus diupayakan, sehingga keluarga
Universitas Faletehan
34
Budaya cuci tangan dengan sabun terutama sebelum makan dan setelah
BAB merupakan sarana penghindar penyakit diare. Tangan yang tidak
dibersihkan dengan benar, mengandung kuman penyakit dan menjadi
media masuknya penyakit kedalam tubuh manusia (Nugraheni,
2012).
Universitas Faletehan
35
adalah perilaku cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air bersih
yang mengalir.
Sumber air yang tidak terlindungi merupakan salah satu sumber potensial
penularan penyakit diare. Peluang kontaminasi sumber air tergantung dari
baik atau tidaknya sumber yang terlindung. Rumah tangga yang
menggunakan sumber air tidak terlindung beresiko tiga kali lebih besar
memiliki anak dengan diare. Anak dengan keluarga yang menggunakan air
minum dengan cara direbus, diolah menggunakan bahan kimia atau diolah
dengan cara penyaringan diketahui memiliki peluang lebih rendah
menderita diare dibanding dengan dengan anak yang keluarganya tidak
menggunakan pengolahan air. Air yang sudah ditampung bisa mengalami
kontaminasi selama proses pengumpulan, pengangkutan dan penyimpanan
yang pada akhirnya dapat meningkatkan resiko terjadinya diare
(Wanzahun G et al, 2013).
Universitas Faletehan
36
Universitas Faletehan
37
D. Pengelolaan sampah
Universitas Faletehan
38
Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic wastes water).
Kategori ini termasuk air bekas mandi, bekas cuci pakaian, maupun
perabot dan bahan makanan, dan lain-lain. Air ini sering disebut sullage
atau gray water. Air ini tentunya mengandung banyak sabun atau detergen
dan mikroorganisme. Selain itu, ada lagi air limbah yang mengandung
excreta, yakni tinja dan urine manusia. Walaupun excreta mengandung zat
padat, tetapi tetap dikelompokkan sebagai air limbah. Dibandingkan
dengan air bekas cuci, excreta ini jauh lebih berbahaya karena
mengandung banyak kuman patogen. Excreta ini merupakan cara transport
utama bagi penyakit bawaan air, terutama bahaya bagi masyarakat
berpenghasilan rendah yang sering juga kekurangan gizi (Soemirat, 2015)
Universitas Faletehan
39
Universitas Faletehan
40
D. Kerangka Teori
Penyebab langsung
4. Pengelolaan sampah
1. Status Gizi
2. Kondisi TidakBaik
baik Tidak baik
Lingkungan
3. Perilaku
4. Pendidikan
Tidak Diare Diare
5. Pekerjaan
Universitas Faletehan
BAB III
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi tentang hubungan atau
kaitan antara konsep- konsep atau variabel-variabel yang akan diamati atau
diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2012)
Variabel bebas
Pakai Sabun)
Kejadian Diare
3. Pengelolaan air minum dan
makanan
4. Pengelolaan sampah
B. Definisi Operasional
Tabel 3.1
Definisi Operasional
Universitas Faletehan
43
Dependen
1 Kejadian Diare adalah defekasi encer lebih dari tiga kali Wawancar Lembar 1. Diare, jika BAB Cair Ordina
Diare sehari, dengan atau tanpa darah dan/atau a Kuisioner >3x (Tambuwun,dkk
berlendir dalam feses l
2015).
2. Tidak Diare
Dependen
2 Perilaku Perilaku ketika anggota keluarga Buang Air Wawancar Lembar 1. Kurang baik, jika Ordina
BABS Besar di jamban yang saniter. a Kuesione skor
l
r < 76%
2. Baik, jika skor ≥
75%
3 Perilaku Perilaku cuci tangan menggunakan sabun dan Wawancar Lembar 1. Kurang baik, jika Ordina
CTPS air mengalir (PMK RI No.3 Th 2014 Tentang a kuisioner skor
STBM) l
< 76%
2. Baik, jika skor ≥ 75%
4 Pengamana Kegiatan mengelola air minum dan makanan di Wawancar Lembar 1. Kurang baik, jika Ordina
n Air rumah tangga untuk memperbaiki dan menjaga a kuisioner skor
kualitas air dari sumber air yang digunakan l
minum dan < 76%
makanan untuk air minum, serta menerapkan prinsip 2. Baik, jika skor ≥ 75%
higiene sanitasi pangan dalam proses
pengelolaan makanan di rumah tangga.
5 Pengelolaan Kegiatan dalam mengelola sampah rumah Wawancar Lembar 1. Kurang baik, jika Ordina
sampah RT tangga secara aman yang di dukung dengan a kuisioner skor
kondisi tempat sampah yang saniter l
< 76%
2. Baik, jika skor ≥ 75%
6 Pengelolaan Kegiatan dalam mengelola limbah cair rumah Wawancar Lembar 1. Kurang baik, jika Ordina
limbah cair tangga secara aman yang didukung dengan a kuisioner skor
kondisi saluran pembuangan air limbah yang l
RT < 76%
saniter 2. Baik, jika skor ≥ 75%
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau pertanyaan
penelitian. Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan, maka hipotesis
dalam penelitian ini adalah :
Ha₁= Ada hubungan antara perilaku buang air besar sembarangan dengan
kejadian diare di Desa Kepandean Kecamatan Ciruas Kabupaten
Serang Tahun 2021
Ha₂= Ada hubungan antara perilaku cuci tangan pakai sabun dengan
kejadian diare di Desa Kepandean Kecamatan Ciruas Kabupaten
Serang Tahun 2021
Ha₃= Ada hubungan antara pengelolaan air minum dan makanan rumah
tangga dengan kejadian diare di Desa Kepandean Kecamatan Ciruas
Kabupaten Serang Tahun 2021
Ha₃= Ada hubungan antara pengelolaan air limbah rumah tangga dengan
kejadian diare di Desa Kepandean Kecamatan Ciruas Kabupaten
Serang Tahun 2021 Kabupaten Serang Tahun 2021
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Variabel independen pada penelitian ini yaitu perilaku buang air besar
sembarangan, cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum dan makanan
rumah tangga, pengelolaan sampah rumah tangga dan pengelolaan limbah cair
rumah tangga. Variabel dependen pada penelitian ini yaitu kejadian diare.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai dengan Januari tahun
2021, bertempat di Desa Kepandean Kecamatan Ciruas Kabupaten Serang
1. Populasi Penelitian
36 Universitas Faletehan
46
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
(Notoatmodjo, 2012). Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan
teknik Probability Sampling dengan jenis Simple Random Sampling
dengan teknik pengambilan sampel secara acak (Setiadi, 2013). Untuk
menentukan besarnya sampel peneliti menggunakan rumus yaitu :
2
( z1−α /2 √ 2 P̄(1− P̄ )+z 1−β √ P1(1−P1 )+P2 (1−P 2 ))
n=
(P1 −P2 )2
Keterangan :
Universitas Faletehan
47
Sampel penelitian ini adalah salah satu dari anggota keluarga yang berada
di Desa Kepandean Kecamatan Ciruas dari jumlah kepala keluarga
sebanyak 182 KK. Dalam pengambilan sampel, peneliti menggunakan
teknik Probability Sampling, yaitu teknik yang memberi kesempatan
yang sama bagi anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel
(Notoatmodjo, 2012), dengan jenis Simple Random Sampling, yaitu
pengambilan sampel dilakukan secara acak. Cara ini dipakai jika anggota
populasi dianggap homogen (Notoatmodjo, 2012). Sampel dari
perhitungan jumlah sampel minimal adalah 75 responden.
nh
nb = n
N
Keterangan:
Tabel 4.2 Daftar Jumlah Kepala Keluarga Desa Kepandean Tahun 2021
1 R RT 01 (Kp.Pacet) 75 75 x 75 38
148
2 RT 02 (Kp.Pacet) 73 73 x 75 37
148
Universitas Faletehan
48
E. Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan melalui data primer dan data
sekunder yang diuraikan sebagai berikut:
a. Data Primer
b. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini berupa data jumlah kejadian diare di
Desa Kepandean yang didapatkan dari Puskesmas Kecamatan Ciruas,
dan data jumlah penduduk Desa Kepandean yang didapatkan dari
Kelurahan Desa Kepandean.
2. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik
(cermat, lengkap dan sistematis) sehingga lebih mudah diolah (Saryono, 2011).
Pada penelitian ini instrumen yang digunakan untuk variabel sanitasi total berbasis
masyarakat dan variabel kejadian diare adalah kuesioner.
F. Pengolahan Data
Universitas Faletehan
49
2. Penandaan (Coding)
Memberikan kode pada variabel dengan pemberian kode jenis data
katagori. Dalam pemberian kode berdasarkan tingkat resiko pada variabel
yang terdiri dari dua katagori, maka untuk hasil pengukuran yang beresiko
diberi kode lebih rendah (misalnya: 1) dan untuk hasil pengukuran yang
tidak beresiko diberi kode lebih tinggi (misalnya: 2)
G. Analisis Data
1. Analisis Univariat
Universitas Faletehan
50
F
P= ∑ N x 100%
Keterangan :
P : Presentase
Universitas Faletehan
51
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang
diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2018). Variabel
dependen yaitu kejadian diare dengan variabel independen yaitu perilaku
buang air besar sembarangan, cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air
minum dan makanan rumah tangga, pengelolaan sampah rumah tangga dan
pengelolaan limbah cair rumah tangga merupakan data kategorik maka uji
yang digunakan adalah uji chi-square dengan nilai α = 0,05 yang arah
penelitiannya yaitu two-tail karena peneliti hanya ingin mengetahui hipotesis
gagal ditolak atau ditolak antara nilai frekuensi harapan dengan nilai
kenyataan observasi.
Universitas Faletehan
52
Hasil uji Chi Square hanya dapat menyimpulkan ada tidaknya perbedaan
proporsi antar kelompok atau dengan kata lain kita hanya dapat
menyimpulkan ada/tidaknya hubungan du variabel katagorik. Dengan
demikian uji Chi Square tidak dapat menjelaskan derajat hubungan, dalam hal
ini uji Chi Square tidak dapat mengetahui kelompok mana yang memiliki
risiko lebioh besar dibanding kelompok lain.
Universitas Faletehan