Anda di halaman 1dari 58

1

Universitas Faletehan

Universitas Faletehan

GAMBARAN UMUM PEMANTAUAN SUHU DAN


KELEMBABAN RUANGAN DI RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH KOTA SERANG
TAHUN 2021

LAPORAN PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT

VIA NUR ELFALAQ

2019032018

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS FALETEHAN
SEPTEMBER 2021
i
Univeritas Faletehan

ABSTRAK

Suhu dan kelembaban ruangan rumah sakit merupakan hal penting yang harus
diperhatikan. Suhu dan kelembaban yang sesuai diperlukan agar terhindar dari
adanya infeksi nosokomial yang dapat terjadi pada pasien, tenanga kesehatan, dan
pengunjung rumah sakit. Tujuan dari kegiatan magang ini adalah untuk
mengetahui gambaran pemantauan suhu dan kelembaban ruangan di RSUD Kota
Serang. Pemantauan dilakukan setiap hari dan dicatatan dalam sebuah formulir
pemeriksaan suhu dan kelembaban dengan cara melihat Thermohygrometer yang
ada di ruangan tersebut. Ruangan yang dilakukan pemantauan suhu dan
kelembaban yaitu ruang rawat inap, bersalin, perina,operasi, radiologi, gizi,
laboratorium, ICU, IGD, dan CSSD. Hasil yang diperoleh yaitu rata-rata suhu dan
kelembaban ruangan di RSUD Kota Serang sudah memenuhi persyaratan yang
ditentukan oleh Permenkes No 7 Tahun 2019.

i
Univeritas Faletehan
ii
Universitas Faletehan

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat
dan nikmat dari-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Kesehatan
masyarakat yang berjudul “Gambaran Umum Pemantauan Suhu dan Kelembaban
Ruangan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Serang Tahun 2021”

Dalam menyusun laporan ini, penulis telah banyak mendapatkan bantuan baik
moril maupun materil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Andiko Nugraha Kusuma, SKM., MKM, selaku Rektor Universitas


Faletehan
2. Ibu Hj. dr. Teja Ratri, selaku Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Serang
3. Bapak Ns. H. Asra, S.Kp selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Faletehan
4. Ibu Hj. Nurce Arifiati, SKM., MKM, selaku Ketua Program Studi Kesehatan
Masyarakat.
5. Ibu Hj. Dini Daningrum, SKM, MKM. selaku Pembimbing Utama yang telah
memberikan bimbingan dan masukan untuk terselesaikannya laporan ini.
6. Ibu dr. Hena Arlini, selaku Kepala Seksi Sarana dan Prasarana yang
mengkoordinasi IPSRS, Sanitasi Lingkungan, K3RS dan IT-SIMRS.
7. Ibu Nia Nurhardiyanti, SKM. selaku Pembimbing Lapangan yang telah
meluangkan waktu tenaga pikiran dalam pelaksanaan Praktikum Kesehatan
Masyarakat.
8. Seluruh Staf Sanitasi Lingkungan yang telah memfasilitasi penulis sehingga
dapat melaksanakan Praktikum Kesehatan Masyarakat.
9. Pihak Rumah Sakit yang telah memfasilitasi penulis sehingga dapat
melaksanakan Praktikum Kesehatan Masyarakat
10. Keluarga yang telah memberikan motivasi dan dukungan selama pelaksanaan
praktikum hingga terselesaikannya laporan ini.

ii
iii
Universitas Faletehan

11. Teman-teman seperjuangan dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu
persatu yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan laporan ini.

Laporan ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik
dan saran guna perbaikan laporan ini dimasa yang akan datang.

Serang, 7 Oktober 2021

Penulis
iv
Universitas Faletehan

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama :
Tempat/Tanggal Lahir : Serang, 07 Maret 1996
Agama :
Status : Menikah
Alamat : Kalodran 002/001 Kecamatan Walantaka Kota
Serang, Provinsi Banten.
Pendidikan : a. D III Kebidanan STIKes Medistra Indonesia
(Lulus 2017)

b. SMK Kesehatan Husada Pratama (Lulus 2014)

c. SMP Negeri 1 Ciruas (Lulus 2011)

d. SD Negeri Jami (Lulus 2008)


Riwayat Pekerjaan : Relawan RSUD Kota Serang (2021- Sekarang)

iv
1
Univeritas Faletehan

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Upaya kesehatan lingkungan berperan penting dalam mendukung keberhasilan


pembangunan kesehatan masyarakat. Sesuai dengan ketentuan Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan bahwa upaya kesehatan
lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik
fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Hal ini diperkuat melalui
pengaturan sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66
Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan, yang menjadi acuan utama dalam
penyelenggaraan kesehatan lingkungan di berbagai kegiatan diseluruh wilayah
Indonesia. Upaya kesehatan lingkungan adalah upaya pencegahan penyakit
dan/atau gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan
kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun
sosial.

Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok di bidang


kesehatan. Salah satu upaya kuratif yang sangat penting peranannya dalam
menciptakan derajat kesehatan bagi masyarakat adalah rumah sakit. Rumah
sakit merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan secara keseluruhan
yang memebrikan pelayanan kuratif maupun preventif serta menyelenggarakan
gerakan pelayanan rawat jalan dan rawat inap juga perawatan di rumah. Rumah
sakit sebagai tempat pelayanan kesehatan bagi masyarakat harus memiliki
ruang rawat inap yang memenuhi syarat kesehatan, baik kualitas udaranya,
konstruksinya maupun fasilitasnya. Di dalam ruangan yang tidak memenuhi
syarat

1
Univeritas Faletehan
2
Universitas Faletehan

kesehatan, penyakit dapat menular melalui peralatan, bahan-bahan yang


digunakan, makanan dan minuman, petugas kesehatan, dan pengunjung.

Pemerintah Indonesia telah mengatur persyaratan kesehatan lingkungan rumah


sakit dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 7 tahun 2019. Suhu ruangan
yang baik juga berhubungan dengan terciptanya suhu yang kondusif bagi
tubuh, sehingga energi dari dalam tubuh tidak akan terkuras untuk beradaptasi
dengan suhu ruang yang tidak kondusif tersebut.

Kontrol suhu dan kelembaban yang tepat sangat penting untuk mencegah
pertumbuhan bakteri dan memastikan keamanan serta kenyamanan pasien.
Selain itu suhu ruangan yang tidak memenuhi syarat membuat mikroorganisme
dapat berkembang biak dengan baik.

Kelembaban udara merupakan kondisi massa udara yang mengandung banyak


air pada waktu tertentu dan dinyatakan dalam persen (%). Ruang yang lembab
dan dinding yang basah akan sangat tidak nyaman dan mengganggu kesehatan
manusia. Bakteri dapat hidup karena dipengaruhi oleh faktor kelembaban yang
tinggi diatas 85% karena dapat menyebabkan tumbuhnya bermacam jamur dan
spora. Pada saat kelembaban rendah dapat mengakibatkan gejala penyakit
seperti penyakit infeksi, asthma, iritasi mata, iritasi tenggorokan, dan batuk.
Oleh karena itu, suhu dan kelembaban yang konsisten perlu dipantau  untuk
membantu menjaga kenyamanan dan menjaga ruangan sehingga aman dari
penularan.

Indikator kelembaban udara dalam ruang sangat erat dengan kondisi ventilasi
dan kondisi pencahayaan, berikut untuk menanggulangi masalah suhu dan
kelembaban yaitu pada saat pembersihan ruangan diupayakan agar jendela
dibuka sehingga sirulasi lancar karena adanya pertukaran udara kotor diganti
dengan udara bersih. Sinar matahari yang masuk ke ruangan sebagai sumber
pencahayaan mempunyai kemampuan mematikan mikroba karena mengandung
sinar lembayung ultra dalam cahaya matahari (Ningsih et al, 2016)

Dengan demikian apabila intensitas cahaya matahari yang masuk ke dalam


ruangan kurang dapat menimbulkan tumbuhnya mikroba, juga menimbulkan
3
Universitas Faletehan

kelelahan mata. Namun sebaliknya apabila intensitas cahaya matahari yang


masuk ke dalam ruangan terlalu banyak maka suhu udara menjadi panas
sehingga akan mengurangi kenyamanan. Selain itu, untuk mencapai suhu
ruangan yang nyaman dan sesuai standar yang dipersyaratkan adalah dengan
pemasangan AC, exhaust fan, dan penambahan ventilasi.

Suhu dan kelembaban yang tidak sesuai dapat menyebabkan infeksi


Nosokomial, dimana suhu dan kelembaban dapat mempengaruhi angka kuman
di udara. Salah satu bakteri penyebab infeksi tersering di dunia yaitu bakteri
Staphylococcus aureus.

Survei prevalensi dilakukan di bawah naungan WHO yang dilakukan pada 55


rumah sakit dari 14 negara yang mewakili 4 wilayah WHO (Eropa,
Mediterania Timur, Asia Tenggara dan Pasifik Barat) menunjukkan Rata-rata
8,7% dari pasien rumah sakit mengalami infeksi nosokomial. Lebih dari 1,4
juta orang di dunia menderita komplikasi infeksi yang diperoleh di rumah sakit.
Infeksi nosokomial yang paling sering adalah jenis infeksi karena luka bedah,
infeksi saluran kemih dan infeksi saluran pernafasan bawah. Di Indonesia,
penelitian yang dilakukan di 11 rumah sakit di DKI Jakarta pada 2004
menunjukkan bahwa 9,8 persen pasien rawat inap mendapat infeksi yang baru
selama dirawat.

Berdasarkan penelitian Safriyanto (2014) di ruang rawat inap RSUD Toto


kabila menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara suhu dan
kelembaban dengan keberadaan Staphylococcus aureus.

Berdasarkan penelitian Nugraeni Ratna (2012), Kejadian infeksi nosokomial di


RSUD Setjonegoro yang terjadi pada bulan November yaitu 37 pasien atau
proporsinya sebesar 28,46%

Mengingat pentingnya menjaga kualitas suhu dan kelembaban di rumah sakit,


maka sehubungan dengan hal tersebut ”Gambaran Pemantauan Suhu dan
4
Universitas Faletehan

Kelembaban di Rumah Sakit Daerah Kota Serang Tahun 2021” dijadikan


sebagai judul yang diambil dalam praktikum kesehatan masyarakat ini

B. Tujuan Praktikum
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran umum pemantauan suhu dan kelembaban ruangan
di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Serang Tahun 2021.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran umum kebijakan terkait dengan Pemantauan
Suhu dan Kelembaban di Rumah Sakit Umum Kota Serang Tahun
2021.
b. Mengetahui gambaran umum perencanaan kegiatan Pemantauan Suhu
dan Kelembaban di Rumah Sakit Umum Kota Serang Tahun 2021.
c. Mengetahui gambaran umum pelaksanaan Pemantauan Suhu dan
Kelembababan Ruangan di Rumah Sakit Umum Kota Serang
d. Mengetahui gambaran umum hasil Pemantauan Suhu dan Kelembaban
Ruangan di Rumah Sakit Umum Kota Serang.
e. Mengetahui gambaran umum ketersediaan sumber daya manusia,
sarana dan prasarana dalam kegiatan Pemantauan Suhu dan
Kelembaban di Rumah Sakit Umum Kota Serang Tahun 2021.
f. Mengetahui gambaran umum monitoring dan evaluasi kegiatan
Pemantauan Suhu dan Kelembaban di Rumah Sakit Umum Kota
Serang Tahun 2021.

B. Manfaat Praktikum
1. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Serang
a. Sebagai bahan masukan untuk evaluasi dan rencana kedepan mengenai
pemantauan suhu dan kelembaban di Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Serang.
5
Universitas Faletehan

b. Menciptakan hubungan kerjasama yang harmonis antara institusi


tempat praktikum dengan Program Studi Kesehatan Masyarakat
(PSKM) Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Faletehan.

2. Bagi Universitas Faletehan Serang


a. Menjalin hubungan kemitraan dengan Universitas Faletehan
b. Sebagai perwujudan pengabdian untuk masyarakat khususnya dalam
dunia pendidikan untuk menciptakan generasi yang berwawasan dan
memiliki kemampuan yang mempuni.
c. Memberikan tambahan informasi untuk perencanaan kegiatan di tahun
berikutnya kepada Rumah Sakit Umum Kota Serang dalam
Pemantauan Suhu dan Kelembaban

3. Bagi Mahasiswa
Dapat mengaplikasikan teori-teori selama perkuliahan untuk mengetahui
lebih nyata tentang pemantauan suhu dan kelembaban di Rumah Sakit
Umum Kota Serang Tahun 2021

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup praktikum ini adalah mengenai gambaran pemantauan suhu
dan kelembaban di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Serang Tahun 2021.
Waktu praktikum ini dilakukan pada tanggal 6 September sampai 6 Oktober
Tahun 2021. Mahasiswa melakukan praktikum kesehatan masyarakat mulai
hari Senin sampai dengan hari Jumat sesuai dengan jadwal yang berada di
Instalasi Sanitasi Lingkungan dan K3RS, hari senin sampai dengan kamis
dimulai dari jam 07.30 sampai dengan jam 16.00 WIB. Hari jumat dimulai
jam 07.30 sampai dengan jam 16.30 WIB.

Pengambilan data dilakukan secara primer dan sekunder. Data primer yang
didapat melalui kegiatan pemantauan suhu dan kelembaban harian ruangan di
Rumah Sakit Umum Kota Serang. Adapun data sekunder yang diperoleh yaitu
6
Universitas Faletehan

pencatatan suhu dan kelembaban ruangan rumah sakit tahun 2020 dan 2021
yang diperoleh dari unit sanitasi lingkungan, dan data sekunder yang didapat
dari Bagian Umum dan Kepegawaian yaitu data jumlah pegawai.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Rumah Sakit
1. Pengertian Rumah sakit
Menurut WHO (World Health Organization) Rumah sakit adalah bagian
integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi
menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit
(kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No 3 tahun 2020 Rumah Sakit


adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 7 Tahun


2019 upaya kesehatan lingkungan adalah upaya pencegahan penyakit
dan/atau gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan untuk
mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia,
biologi, maupun sosial. Penyelenggaraan kesehatan lingkungan ini
diselenggarakan melalui upaya penyehatan, pengamanan, dan
pengendalian, yang dilakukan terhadap lingkungan permukiman, tempat
kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum. Salah satu tempat
dan fasilitas umum tersebut adalah rumah sakit.

Sedangkan pengertian rumah sakit menurut Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia No. 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, dinyatakan bahwa Rumah sakit
merupakan sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit
maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat penularan penyakit serta
memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan
kesehatan

7
Univeritas Faletehan
Dari pengertian diatas, rumah sakit melakukan beberapa jenis pelayanan
diantaranya pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, pelayanan
perawatan, pelayanan rehabilitasi, pencegahan dan peningkatan kesehatan,
sebagai tempat pendidikan dan atau pelatihan medik dan para medik,
sebagai tempat penelitian dan pengembangan ilmu dan teknologi bidang
kesehatan serta untuk menghindari risiko dan gangguan kesehatan
sebagaimana yang dimaksud, sehingga perlu adanya penyelenggaan
kesehatan lingkungan rumah sakit sesuai dengan persyaratan kesehatan

2. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

Tugas Rumah Sakit yaitu melaksanakan pelayanan kesehatan dengan


mengutamakan kegiatan penyembuhan penderita dan pemulihan keadaan
cacat badan dan jiwa yang dilaksanakan secara terpadu dengan upaya
peningkatan (promotif) dan pencegahan (preventif) serta melaksanakan
upaya rujukan.

Berdasarkan Pasal 4 Undang Undang No 44 tahun 2009 Tentang Rumah


Sakit menjelaskan Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna. Untuk menjalankan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Rumah Sakit mempunyai fungsi:

a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan


sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.

b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui


pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai
kebutuhan medis.

c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia


dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan
kesehatan, dan
9
Universitas Faletehan

d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan


teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang
kesehatan.

Pengaturan tugas dan fungsi Rumah Sakit yang terkait dengan


banyaknya persyaratan yang harus dipenui dalam pendirian Rumah
Sakit merupakan salah satu bentuk pengawasan preventif terhadap
Rumah Sakit.

Pengaturan tentang peran dan fungsi Rumah Sakit sebelumnya


meliputi hal hal berikut ini:
1. Menyediakan dan menyelenggarakan :
a) Pelayanan medik
b) Pelayanan penunjang medik
c) Pelayanan perawat
d) Pelayanan Rehabilitas
e) Pencegahan dan peningkatan kesehatan
2. Sebagai tempat pendidikan dan atau latihan tenaga medik
atau tenaga paramedik
3. Sebagai tempat penelitian dan pengembngan lmu dan
teknologi bidang kesehatan.

3. Jenis-Jenis Rumah Sakit

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


340/MENKES/PER/III/2010. Klasifikasi rumah sakit, dibedakan atas:

a. Rumah Sakit Umum 


Rumah Sakit Umum adalah rumah sakit yang memberikan
pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit
b. Rumah Sakit Khusus 
10
Universitas Faletehan

Rumah sakit khusus adalah rumah sakit yang memberikan


pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu,
berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ atau jenis
penyakit.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No 3 Tahun 2020 Klasifikasi


Rumah Sakit umum terdiri atas:

a. Rumah Sakit Kelas A


Rumah Sakit kelas A adalah rumah sakit yang mampu memberikan
pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis luas oleh
pemerintah, rumah sakit ini telah ditetapkan sebagai tempat
pelayanan rujukan tertinggi (top referral hospital) atau disebut juga
rumah sakit pusat.

b. Rumah Sakit Kelas B


Rumah Sakit kelas B adalah rumah sakit yang mampu
memberikan pelayanan kedokteran medik spesialis luas dan
subspesialis terbatas. Direncanakan rumah sakit tipe B
didirikan di setiap ibukota propinsi (provincial hospital) yang
menampung pelayanan rujukan dari rumah sakit kabupaten.
Rumah sakit pendidikan yang tidak termasuk tipe A juga
diklasifikasikan sebagai rumah sakit tipe B.

c. Rumah Sakit Kelas C


Rumah Sakit kelas C adalah rumah sakit yang mampu
memberikan pelayanan kedokteran subspesialis terbatas.
Terdapat empat macam pelayanan spesialis disediakan yakni
pelayanan penyakit dalam, pelayanan bedah, pelayanan
kesehatan anak, serta pelayanan kebidanan dan kandungan.
Direncanakan rumah sakit tipe C ini akan didirikan di setiap
kabupaten/kota (regency hospital) yang menampung
pelayanan rujukan dari puskesmas

d. Rumah Sakit Kelas D


11
Universitas Faletehan

Rumah Sakit ini bersifat transisi karena pada suatu saat akan
ditingkatkan menjadi rumah sakit kelas C. Pada saat ini
kemampuan rumah sakit tipe D hanyalah memberikan
pelayanan kedokteran umum dan kedokteran gigi. Sama
halnya dengan rumah sakit tipe C, rumah sakit tipe D juga
menampung pelayanan yang berasal dari puskesmas.

e. Rumah Sakit Kelas E


Rumah sakit ini merupakan rumah sakit khusus (special
hospital) yang menyelenggarakan hanya satu macam
pelayanan kedokteran saja. Pada saat ini banyak tipe E yang
didirikan pemerintah, misalnya rumah sakit jiwa, rumah sakit
kusta, rumah sakit paru, rumah sakit jantung, dan rumah sakit
ibu dan anak.

B. Pengukuran Kualitas Udara di Rumah Sakit


1. Parameter

Kualitas udara di Rumah Sakit diatur dalam Peraturan Menteri


Kesehatan RI No 7 tahun 2019 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit antara lain:
a. Standar Baku Mutu Udara Parameter Mikrobiologi
Standar baku mutu udara parameter mikrobiologi yaitu kualitas
udara didalam ruangan memenuhi ketentuan angka kuman dengan
indeks angka kuman setiap ruangan atau unit seperti tabel berikut:

Tabel 2.1 Standar Baku Mutu Udara Parameter Mikrobiologi

No Ruang Konsentrasi Maksimum


Mikroorganisme (CFU/m3)
1 Ruang operasi kosong 35
2 Ruang operasi dengan 180
aktivitas
3 Ruang operasi Ultraclean 10
(Sumber: Permenkes RI No 7 Tahun 2019)
Tabel 2.1 Standar Baku Mutu Udara Parameter Mikrobiologi

No Ruang Konsentrasi Maksimum


Mikroorganisme (CFU/m3)
1 Ruang operasi kosong 35
2 Ruang operasi dengan 180
aktivitas
3 Ruang operasi Ultraclean 10
(Sumber: Permenkes RI No 7 Tahun 2019)

b. Standar Baku Mutu Udara Parameter Fisik


Standar baku mutu udara parameter fisik yaitu kualitas udara
ruangan memenuhi ketentuan suhu, kelembaban, tekanan,
pencahayaan, kebisingan, laju ventilasi dan partikulat sesuai
dengan jenis ruangan, berdasarkan tabel berikut:

Tabel 2.2 Standar Baku Mutu Ventilasi Udara Menurut


Ruangan

No Ruang Suplai Udara Pertukaran Kecepatan Laju


m3/jam/orang Udara kali/jam Udara m/detik
1 Ruang operasi 2,8 Minimal 10 0,3-0,4
2 Ruang
perawatan bayi 2,8 0,15-0,25
premature
3 Ruang luka 2,8 Minimal 5 0,15-0,25
bakar
(Sumber: Permenkes RI No 7 Tahun 2019)
13
Univeritas Faletehan

Tabel 2.3 Standar Baku Mutu Suhu, Kelembaban, dan Tekanan Udara

No Ruang (Suhu Co) Kelembaban Tekanan


(%)
1 Ruang operasi 22-27 40-60 Positif
2 Ruang bersalin 24-26 40-60 Positif
3 Pemulihan/perawatan 22-23 40-60 Seimbang
4 Observasi bayi 27-30 40-60 Seimbang
5 Perawatan bayi 32-34 40-60 Seimbang
6 Perawatan 32-34 40-60 Positif
7 ICU 22-23 40-60 Positif
8 Jenazah/Autopsi 21-24 40-60 Negatif
9 Penginderaan medis 21-24 40-60 Seimbang
10 Laboratorium 20-22 40-60 Negatif
11 Radiologi 17-22 40-60 Seimbang
12 Sterilisasi 21-30 40-60 Negatif
13 Dapur 22-30 40-60 Seimbang
14 Gawat darurat 20-24 40-60 Positif
15 Administrasi 20-28 40-60 Seimbang
16 Ruang luka bakar 24-26 40-60 Positif
(Sumber: Permenkes RI No 7 Tahun 2019)

Tabel 2.4 Standar Baku Mutu Intensitas Pencahayaan Menurut


Jenis Ruangan

No Ruang Intensitas Faktor Keterangan


Cahaya Refleksi
(lux) Cahaya (%)
1 Ruang pasien Maksimal 30 Warna cahaya
-saat tidak tidur 250 sedang
-saat tidur 50
2 Rawat jalan 200 Ruang tindakan
3 Unit Gawat Darurat 300 Maksimal 60 Ruang tindakan
4 Ruang operasi 300-500 Maksimal 30 Warna cahaya
umum sejuk
5 Meja operasi 10.000- Maksimal 9 Warana cahaya
20.000 sejuk atau
sedang tanpa
bayangan
6 Ruang pemulihan 300-50 Maksimal 60 Warna cahaya
sejuk
7 Endoscopy, 75-100
laboratorium
8 Koridor Minimal
100
9 Tangga Minimal Malam hari
100
10 Administrasi/kantor Minimal Warna cahaya
100 sejuk
11 Ruang alat/ gudang Minimal
14
Universitas Faletehan

200
12 Farmasi Minimal
200
13 Dapur Minimal
200
14 Ruang cuci Minimal
100
15 Toilet Minimal
100
16 Ruang isolasi 0,1-0,5 Maksimal 30 Warna cahaya
khusus penyakit biru
17 Ruang luka bakar 100-200 Maksimal 10 Warna cahaya
sejuk
18 Sinar X Minimal Maksimal 30 Warna cahaya
60 sejuk
(Sumber: Permenkes RI No 7 Tahun 2019)

Tabel 2. 5 Standar Baku Mutu Tekanan Bising Menurut Jenis


Ruangan

No Ruang Maksimum tekanan


bising/ Sound
Pressure Level (dBA)
1 Ruang pasien
-saat tidak tidur 45
-saat tidur 40
2 Ruang operasi 45
3 Ruang umum 45
4 Ruang pemulihan 50
5 Endoskopi, 65
laboratorium
6 Sinar X 40
7 Ruang poli gigi 65
8 Koridor 45
9 Tangga 65
10 Kantor/lobby 65
11 Ruang alat/ gudang 65
12 Farmasi 65
13 Dapur 70
14 Ruang cuci 80
15 Ruang ICU 65
16 Ruang isolasi 20
17 Ambulan 40
(Sumber: Permenkes RI No 7 Tahun 2019)

Tabel 2. 6 Standar Baku Mutu Partikulat Udara Rumah Sakit

Parameter Rata-Rata Waktu Konsentrasi Maksimal


15
Univeritas Faletehan

Pengukuran sebagai Standar


Fisik

8 jam 150 µg/m3


PM10
24jam ≤ 70 µg/m3*

PM2.5 24 jam 35 µg/m3*


(Sumber: Permenkes RI No 7 Tahun 2019)

c. Standar Baku Mutu Standar Kimia

Standar baku mutu parameter kimia udara menjamin kualitas udara


dengan konsentrasi gas dalam udara ruangan tidak melebihi
konsentrasi maksimum seperti dalam tabel berikut:

Tabel 2.7 Standar Baku Mutu Kualitas Kimia Bahan


Pencemar Udara Ruang

Parameter Rata-Rata Waktu Konsentrasi Maksimum


Kimiawi Pengukuran sebagai Standar

Karbon monoksida(CO) 8 jam 10.000 µg/m3

Karbon dioksida (CO2) 8 jam 1 ppm

Timbal (Pb) 1 tahun 0,5 µg/ m3

Nitrogen Dioksida (N02) 1 jam 200 µg/ m3

Radon (Rn) - 4pCi/liter

Sulfur Dioksida (S02) 24 jam 125 µg/ m3

Formaldehida (HCHO) 30 menit 100 µg/ m3

Total senyawa organik


yang mudah menguap 8 Jam 3 ppm
(T.VOC)
(Sumber: Permenkes RI No 7 Tahun 2019)
16
Universitas Faletehan

2. Cara pengukuran

Kualitas fisik udara merupakan hal yang dapat memengaruhi kualitas


mikrobiologis udara terkait dengan faktor pertumbuhannya dan pola
pergerakan mikroba. Kualitas fisik udara yang akan diukur adalah suhu,
kelembaban. Alat yang digunakan untuk mengukur suhu dan kelembaban
udara pada ruangan adalah termometer dan higrometer. Prosedur
pengukuran kualitas fisik udara sesuai dengan Kepmenkes No. 1335 tahun
2002 adalah sebagai berikut:

 Higrometer dan termometer diletakkan digantung pada ruangan atau


diatas tripod sampai menunjukkan angka yang stabil.
 Titik pengambilan sampel harus dijauhkan dari sinar matahari langsung.

3. Masalah kualitas udara di rumah sakit

Pencemaran udara dalam ruangan (indoor) adalah penyebab utama


gangguan kesehatan, yaitu 4% dari gangguan kesehatan secara
global (Mukono, 2014:1). Pencemaran udara dalam ruangan di
negara berkembang masih belum diperhatikan, padahal pencemaran
udara dalam ruangan jauh lebih berbahaya terhadap kesehatan
manusia dibandingkan dengan pencemaran udara di luar ruangan,
dikarenakan lebih dari 90% manusia menggunakan waktunya berada
di dalam ruangan (Susanna dalam Wulandari, 2013:2). Pencemaran
udara di dalam ruangan yang mengandung mikroorganisme baik itu
jamur, virus dan bakteri merupakan penyebab utama gangguan
kesehatan seperti asma dan alergi. Pencemaran udara di dalam
ruangan juga berdampak terhadap kesehatan seperti iritasi selaput
lendir, iritasi kulit, gangguan neurotoksik, gangguan paru dan
pernafasan, gangguan pencernaan dan lain-lain (Mukono, 2014:3).

Sumber pencemaran udara dalam ruang dikategorikan menjadi dua


yaitu sumber pencemar yang berasal dari luar maupun dalam
ruangan. Keberadaan pencemar dalam ruang dikategorikan menjadi
17
Univeritas Faletehan

dua yaitu pencemar yang keberadaannya bisa dihindari dan


pencemar yang keberadaaanya tidak bisa dihindari. Jenis pencemar
yang keberadaanya bisa dihindari yaitu emisi senyawa organik dari
bangunan dan isinya. Sedangkan jenis pencemar yang keberadaanya
tidak bisa dihindari yaitu hasil dari proses metabolisme seperti
karbon dioksida, aktivitas manusia didalam ruangan dan bau
(Purnama, 2017:9).

Kualitas udara di dalam ruangan yang buruk disebabkan karena


kondisi ruangan yang tidak baik dan terdapat mikroorganisme
didalam ruangan tersebut (Fikriani, 2014:4). Mikroorganisme yang
ada di dalam ruangan disebut bioaerosol. Bioaerosol dibedakan
menjadi 2 menurut sumbernya yaitu sumber bioaerosol yang berasal
dari luar ruangan dan dari pertumbuhan dalam ruangan atau dari
manusia, khususnya jika kondisi berdesakan atau sempit. Jenis
mikroorganisme yang sering ditemukan yaitu bakteri dan jamur,
dimana kedua mikroorganisme tersebut dapat mengganggu
kesehatan manusia seperti menimbulkan alergi, iritasi dan infeksi
(Candrasari dan Mukono, 2013:24).

4. Bahaya Udara yang tidak Memenuhi Syarat di Rumah Sakit

Kualitas udara yang buruk akibat pencemaran udara dalam ruangan


berakibat negatif terhadap karyawan atau pekerja seperti terjadinya
keluhan gangguan kesehatan (Candrasari dan Mukono, 2013:22). Selain
itu, dampak pencemaran udara dalam ruangan terhadap kesehatan dibagi
menjadi dua yaitu dampak kronis dan dampak akut. Dampak kronis yaitu
meningkatnya penyakit paru obstruktif menahun, menurunnya fungsi paru,
dan melambatnya pertumbuhan dan perkembangan pada anak atau balita.
Sedangkan dampak akut dari pencemaran udara dalam ruangan yaitu iritasi
selaput lendir, iritasi mata, iritasi hidung, iritasi tenggorokan, iritasi kulit,
batuk, dada terasa berat, nafas berbunyi atau mengi, asma, meningkatnya
18
Universitas Faletehan

kasus gangguan pernafasan (ISPA, flu, pneumonia), sakit kepala, mudah


lelah, dan gangguan pencernaan dan lain-lain (Mukono, 2014:42)

2. Suhu

Suhu ialah suatu besaran yang menunjukkan derajat panas pada benda yang
diukur dengan alat termometer. Singkatnya, semakin tinggi suhu suatu benda,
maka semakin panas benda tersebut.Suhu merupakan suatu bentuk energi
yang dapat berpindah dari suhu yang lebih tinggi ke suhu yang lebih redah
(Gabriel, 2013).

Suhu lingkungan adalah tingkat panasnya udara di suatu tempat yang


dinyatakan dalam derajat celcius (°C). Suhu udara adalah besaran yang
menentukan dingin dan panas udara di suatu tempat yang menggunakan
termometer.

Suhu ruangan yang tidak memenuhi syarat membuat mikroorganisme dapat


berkembang biak dengan baik. Setiap mikroorganisme memiliki suhu
optimum yang berbeda untuk dapat tumbuh dan berkembang. Suhu optimum
membuat mikroorganisme memerasa nyaman menjalani kehidupannya.
Kisaran suhu optimum untuk pertumbuhan mikroba yaitu 25°C-37°C. (Tri
Cahyono, 2016)

3. Kelembaban

Kelembaban udara adalah tingkat uap air yang ada di dalam udara. Angka
konsentasi ini dapat diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan
spesifik atau kelembapan relatif. Alat untuk mengukur kelembapan disebut
higrometer. Sebuah humidistat digunakan untuk mengatur tingkat
kelembapan udara dalam sebuah bangunan dengan sebuah pengawalembap
(dehumidifier)

Salah satu persyaratan keadaan udara dalam ruangan adalah kondisi


kelembaban. Untuk menjaga kelembaban maka diperlukan udara segar untuk
19
Univeritas Faletehan

menggantikan udara ruangan yang telah terpakai. Indikator kelembaban udara


dalam ruang sangat erat dengan kondisi ventilasi dan pencahayaan ruang.
Kelembaban dalam ruang akan mempermudah berkembang biaknya
mikroorganisme antara lain bakteri spiroket, ricketsia dan virus.
Mikroorganisme tersebut dapat masuk kedalam tubuh melalui udara. Tingkat
kelembaban udara yang terlalu rendah akan menyebabkan kekeringan selaput
membran udara, dan apabila kelembaban udara di suatu ruangan terlalu tinggi
maka akan menyebabkan tingginya pertumbuhan mikroorganisme,
kelembaban yang tinggi juga dapat menyebabkan membran mukosa hidung
menjadi kering sehingga kurang efektif dalam menghadang mikroorganisme
(Lisa, 2014)

Selain itu, tingkat kelembaban yang tidak nomal dapat menyebabkan masalah
pernafasan dan mengganggu kesehatan manusia yang berada di ruangan
tersebut.

Kelembaban dalam ruang dapat disebabkan kurangnya cahaya yang masuk


secara langsung kedalam ruangan, sehingga area ruangan yang tersinari oleh
matahari terbatas dan tidak cukup untuk mengurangi kelembaban. Tingginya
kelembaban suatu ruangan diakibatkan rendahnya suhu suatu ruangan
tersebut

4. Persyaratan Penghawaan Ruangan Rumah Sakit

Suhu adalah derajat panas atau dingin udara dalam suatu rruang watau wilayah.
Sementara itu kelembaban adalah persentase kandungan uap air udara dalam
suatu ruang atau wilayah. Adapun persyaratan penghawaan ruangan
berdasarkan peruntukkannya yang harus dipenuhi oleh rumah sakit adalah:
a. Ruangan tertentu seperti ruang operasi, perawatan bayi, dan laboratorium
memerlukan perhatian khusus karena sifat pekerjaan yang dilakukan

b. Terkhusus ruang operasi maka ventilasi yang digunakan harus dijaga pada
tekanan lebih positif sedikit (minimum 0,10 mbar) dibandingkan dengan
ruangan lainnya dirumah sakit
20
Universitas Faletehan

c. Ruangan yang tidak menggunakan AC (Air Conditioner), maka sistem


sirkulasi udara segar dalam ruangan harus cukup dan mengikuti pedoman
teknis yang berlaku

d. Sistem suhu dan kelembaban ada baiknya diatur sedemikan rupa agar
memenuhi standar suhu, kelembaban, dan tekanan udara

E. Dasar Hukum Mengenai Pemantauan Suhu dan Kelembaban di Rumah


Sakit
Dasar hukum pemantauan dan pengawasan kualitas air untuk keperluan
higiene sanitasi dan air minum diatur dalam beberapa peraturan antara lain:
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 7 Tahun 2019
tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1204/MENKES/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit
3. Undang-Undang No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1335/MENKES/SK/X/2002/2002 tentang Standar Operasional
Pengambilan dan Pengukuran Sampel Kualitas Udara Rumah Sakit
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.24 Tahun 2016
tentang Persyaratan Teknis Bangunan dan Prasarana Rumah sakit
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1335/MENKES/SK/X/2002/2002 tentang Standar Operasional
Pengambilan dan Pengukuran Sampel Kualitas Udara Rumah Sakit
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1077/MENKES/PER/V/2011 Tentang Penyehatan Udara Dalam Ruang
Rumah
21
Univeritas Faletehan

F. Rencana Kegiatan Pemantauan Suhu dan Kelembaban Ruangan Rumah


Sakit

Untuk mencapai pemenuhan standar baku mutu dan persyaratan


penyehatan udara dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan
rumah sakit, maka harus menjalankan upaya sebagai berikut:
1. Kualitas udara ruangan harus selalu dipelihara agar tidak
berbau, tidak mengandung debu dan gas, termasuk debu
asbes yang melebihi ketentuan.
2. Seluruh ruangan di rumah sakit didesain agar memenuhi
ketentuan penghawaan ruangan, terutama ruang-ruang
tertentu seperti ruang operasi, ruang intensif, ruang isolasi,
perawatan bayi, laboratorium, ruang penyimpanan B3, dan
ruangan lain yang memerlukan persyaratan khusus.
3. Pengukuran mikrobiologi udara dapat dilakukan secara
mandiri menggunakan peralatan laboratorium dan
peralatan ukur yang sesuai, atau dapat dilakukan oleh
laboratorium luar yang telah terkreditasi secara nasional.
4. Pengukuran mikrobiologi udara dilakukan:
a. Sebagai salah satu metode investigasi bila terjadi
wabah dan lingkungan dianggap sebagai media
transmisi/penularan atau sumber infeksi. Hasil
pemeriksaan tersebut menjadi salah satu faktor yang
menentukan program penanggulangan wabah.
b. Pengawasan/monitor adanya potensi tersebarnya
mikroba membahayakan dan evaluasi keberhasilan
proses pembersihan. Misalnya rumah sakit menangani
pasien dengan antraks yang menggunakan peralatan
rumah sakit atau alat bantu pasien, kemudian
dilakukan sterilisasi pada alat. Sebelum digunakan
untuk pasien lain maka dilakukan uji sterilitas untuk
memastikan spora antraks sudah musnah.
22
Universitas Faletehan

c. Sebagai quality assurance untuk evaluasi metode


pembersihan yang baru atau memastikan bahwa
sistem atau alat baru bekerja sesuai spesifikasinya.
5. Pengukuran suhu, kelembaban, aliran dan tekanan udara
ruangan dapat dilakukan secara mandiri menggunakan
peralatan ukur kesehatan lingkungan yang sesuai, atau
dapat dilakukan oleh alat ukur dari laboratorium luar yang
telah terakreditasi nasional.
6. Suhu dan kelembaban udara di area khusus harus dipantau
secara rutin setiap hari dan dibuktikan dengan laporan
pemantauannya
7. Ruangan yang tidak menggunakan AC, maka pengaturan
sirkulasi udara segar dalam ruangan harus memadai
dengan mengacu pada ketentuan peraturan perundang-
undangan.
8. Penghawaan atau ventilasi di rumah sakit harus mendapat
perhatian yang khusus. Bila menggunakan sistem
pendingin, hendaknya dipelihara dan dioperasikan sesuai
buku petunjuk. Sehingga dapat menghasilkan suhu, aliran
udara, dan kelembaban nyaman bagi pasien dan karyawan.
Untuk rumah sakit yang menggunakan pengatur udara (AC
sentral harus diperhatikan cooling tower-nya agar tidak
menjadi perindukan bakteri legionella dan untuk AHU (Air
Handling Unit) filter udara harus dibersihkan dari debu dan
bakteri atau jamur.
9. Suplai udara dan exhaust hendaknya digerakkan secara
mekanis, dan exhaust fan hendaknya diletakkan pada ujung
sistem ventilasi.

10. Ruangan dengan volume 100 m3 sekurang-kurangnya 1


(satu) fan dengan diameter 50 cm dengan debit udara 0,5
m3/detik, dan frekuensi pergantian udara per jam adalah
2 (dua) sampai dengan 12 (dua belas) kali.
23
Univeritas Faletehan

11. Pengambilan supply udara dari luar, kecuali unit ruang


individual, hendaknya diletakkan sejauh mungkin, minimal
7,50 meter dari exhauster atau perlengkapan pembakaran.
12. Tinggi intake minimal 0,9 meter dari atap.
13. Sistem hendaknya dibuat keseimbangan tekanan.
14. Suplai udara untuk daerah sensitif: ruang operasi,
perawatan bayi, diambil dekat langit-langit dan exhaust
dekat lantai, hendaknya disediakan 2 (dua) buah exhaust
fan dan diletakkan minimal 7,50 cm dari lantai.
15. Suplai udara di atas lantai.
16. Suplai udara koridor atau buangan exhaust fan dari tiap
ruang hendaknya tidak digunakan sebagai suplai udara
kecuali untuk suplai udara ke WC, toilet, gudang.
17. Ventilasi ruang-ruang sensitif hendaknya dilengkapi
dengan saringan 2 beds. Saringan I dipasang dibagian
penerimaan udara dari luar dengan efisiensi 30 % dan
saringan II (filter bakteri) dipasang 90%. Untuk
mempelajari system ventilasi sentral dalam gedung
hendaknya mempelajari khusus central air conditioning
system.
18. Penghawaan alamiah, lubang ventilasi diupayakan sistem
silang (cross ventilation) dan dijaga agar aliran udara tidak
terhalang.
19. Penghawaan ruang operasi harus dijaga agar tekanannya
lebih tinggi daripada ruang lain dan menggunakan cara
mekanis (air conditioner).
20. Penghawaan mekanis dengan menggunakan exhaust fan
atau air conditioner dipasang pada ketinggian minimum
2,00 meter di atas lantai atau minimum 0,20 meter dari
langit - langit.
21. Untuk mengurangi kadar kuman dalam udara ruang
(indoor) harus didisinfeksi menggunakan bahan dan
24
Universitas Faletehan

metode sesuai ketentuan.


22. Pemantauan kualitas udara ruang minimal 1 (satu) kali
setahun dan jika perubahan penggunaan desinfektan
dilakukan pengambilan sampel dan pemeriksaan
parameter kualitas udara (kuman, debu dan gas).

G. Pelaksanaan Pemantauan Suhu dan Kelembaban Ruangan Rumah Sakit


1) Pengukuran suhu, kelembaban, aliran dan tekanan udara ruangan
dapat dilakukan secara mandiri menggunakan peralatan ukur
kesehatan lingkungan yang sesuai, atau dapat dilakukan oleh alat
ukur dari laboratorium luar yang telah terakreditasi nasional.
2) Suhu dan kelembaban udara di area khusus harus dipantau secara
rutin setiap hari dan dibuktikan dengan laporan pemantauannya
3) Ruangan yang tidak menggunakan AC, maka pengaturan sirkulasi
udara segar dalam ruangan harus memadai dengan mengacu pada
ketentuan peraturan perundang-undangan.
4) Penghawaan atau ventilasi di rumah sakit harus mendapat
perhatian yang khusus. Bila menggunakan sistem pendingin,
hendaknya dipelihara dan dioperasikan sesuai buku petunjuk.
Sehingga dapat menghasilkan suhu, aliran udara, dan kelembaban
nyaman bagi pasien dan karyawan. Untuk rumah sakit yang
menggunakan pengatur udara (AC sentral harus diperhatikan
cooling tower-nya agar tidak menjadi perindukan bakteri
legionella dan untuk AHU (Air Handling Unit) filter udara harus
dibersihkan dari debu dan bakteri atau jamur.

H. Hasil Pemantauan Suhu dan Kelembaban Ruangan Rumah Sakit

Hasil pemantauan suhu dan kelembaban dilaporkan oleh sanitarian kepada


rumah sakit melalui e-monev kesehatan lingkungan rumah sakit. Pelaporan
rutin dapat berupa pelaporan harian, bulanan, triwulan, semester dan tahunan
terkait pengelolaan kesehatan lingkungan rumah sakit. Pelaporan hasil
25
Univeritas Faletehan

pemantauan suhu dan kelembaban kepada dinas kesehatan daerah


kabupaten/kota dan dinas lingkungan hidup daerah kabupaten/kota dilakukan
setiap 6 (enam) bulan sekali. Laporan dapat ditembuskan kepada dinas
kesehatan daerah provinsi dan dinas lingkungan

I. Sumber Daya Manusia, Sarana Dan Prasarana Pemantauan Suhu dan


Kelembaban Rumah Sakit

Rumah sakit harus memenuhi persyaratan teknis sarana dan prasarana rumah
sakit yang menunjang pelayanan kesehatan secara paripurna. Keseluruhan
persyaratan tersebut harus direncanakan sesuai dengan standard dan kaidah-
kaidah yang berlaku. Adapun secara umum yang dimaksud dengan sarana
adalah segala sesuatu hal yang menyangkut fisik gedung/ bangunan serta
ruangan. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang membuat sarana
tersebut dapat berfungsi seperti pengadaan air bersih, listrik, instalasi air
limbah dan lain-lain.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No 7 Tahun 2019, sumber daya


manusia yang melaksanakan pemantauan kualitas udara merupakan tugas
tenaga kesehatan lingkungan. Adapun sarana berupa alat ukur suhu dan
kelembaban yaitu Thermohygrometer.

Setiap bangunan Rumah Sakit harus mempunyai ventilasi alami dan/atau


ventilasi mekanik/buatan sesuai dengan fungsinya, dan bangunan
Rumah Sakit juga harus mempunyai bukaan permanen, kisi-kisi pada pintu
dan jendela dan/atau bukaan permanen yang dapatdibuka untuk kepentingan
ventilasi alami. Untuk pengkondisian udara, kenyamanan termal dalam ruang
di dalam bangunan Rumah Sakit harus mempertimbangkan temperatur dan
kelembaban udara. Untuk mendapatkan tingkat temperatur dan udara di dalam
ruangan dapat dilakukan dengan alat pengkondisian udara yaitu AC (Air
Conditioning) yang mempertimbangkan fungsi bangunan Rumah Sakit/ruang,
jumlah pengguna, letak geografis, orientasi bangunan, volume ruang, jenis
peralatan, dan penggunaan bahan bangunan, kemudahan pemeliharaan dan
perawatan, serta penerapan prinsip-prinsip penghematan energi dan ramah
26
Universitas Faletehan

lingkungan. Sebuah humidistat digunakan untuk mengatur tingkat kelembaban


udara dalam sebuah bangunan dengan sebuah pengawalembap (dehumidifier).
Untuk mengukur suhu dan kelembaban dugunakan alat Thermohygrometer.

J. Monitoring Evaluasi Pemantauan Suhu dan Kelembaban Ruangan


Rumah Sakit

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun


2019 Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, untuk melaksanakan
penyelenggaraan kesehatan lingkungan dan penerapan standar baku mutu dan
persyaratan kesehatan lingkungan di rumah sakit, maka pembinaan dilakukan
oleh Menteri, kepala dinas kesehatan daerah provinsi, dan kepala dinas
kesehatan daerah kabupaten/kota, serta institusi terkait sesuai dengan
kewenangan masing-masing. Pembinaan dilakukan dengan tujuan untuk
mencegah timbulnya risiko buruk bagi kesehatan, terwujudnya lingkungan
yang sehat dan kesiapsiagaan kesehatan lingkungan dalam kejadian bencana.
Dalam hal ini, maka kegiatan pembinaan dilaksanakan sebagai berikut:

a. Kementerian Kesehatan, dinas kesehatan pemerintah daerah provinsi dan


dinas kesehatan pemerintah daerah kabupaten/kota berkewajiban
melaksanakan pembinaan terhadap pimpinan/pengelola rumah sakit dan
petugas kesehatan lingkungan rumah sakit melalui kegiatan pelatihan
teknis, sosialisasi, advokasi, konsultasi, pemberian penghargaan dan
kegiatan pembinaan lainnya.
b. Kementerian Kesehatan, dinas kesehatan pemerintah daerah provinsi dan
dinas kesehatan pemerintah daerah kabupaten/kota melaksanakan
pemberdayaan masyarakat terkait dengan kegiatan kesehatan lingkungan
di rumah sakit dengan membangun dan meningkatkan jejaring kerja atau
kemitraan dan pemberian penghargaan.

Untuk melaksanakan penyelenggaraan kesehatan lingkungan dan


penerapan standar baku mutu dan persyaratan kesehatan lingkungan di
27
Univeritas Faletehan

rumah sakit agar dapat berjalan secara efisien, efektif dan


berkesinambungan, menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 7 Tahun 2019, pengawasan dilakukan oleh Pemerintah
Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangan masing-masing. Dalam hal
ini, maka kegiatan pengawasan dilaksanakan sebagai berikut:

Kementerian Kesehatan dapat mendelegasikan kepada pemerintah daerah


setempat melalui dinas kesehatan pemerintah daerah provinsi dan dinas
kesehatan pemerintah daerah kabupaten/kota untuk melakukan
pengawasan terhadap penyelenggaraan kesehatan lingkungan. Kegiatan
pengawasan yang dilaksanakan meliputi:

a. Pemantauan dan evaluasi terhadap penyelenggaraan kesehatan


lingkungan rumah sakit oleh pengelola/pimpinan rumah sakit atau
penanggungjawab kesehatan lingkugan atas kewajibannya dalam
mewujudkan media lingkungan yang memenuhi persyaratan dan
standar baku mutu kesehatan lingkungan di rumah sakit.
b. Pemeriksaan kualitas media kesehatan lingkungan rumah sakit dengan
kegiatan meliputi pengambilan sampel, pengujian laboratorium dan
penyusunan rencana tindak lanjut.
BAB III
GAMBARAN UMUM RSUD KOTA SERANG

A. Visi, Misi, Tugas dan Fungsi RSUD Kota Serang

1. Visi RSUD Kota Serang

“Terwujudnya rumah sakit yang diminati karena pelayanan yang


mumpuni”

2. Misi RSUD Kota Serang


a. Melayani masyarakat dengan sepenuh hati
b. Meningkatkan pelayanan pada rawat jalan, rawat inap dan fasilitas
rujukan
c. Meningkatkan Fasilitas Sarana dan Prasarana Rumah Sakit
d. Meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia
e. Meningkatkan kepatuhan terhadap pelaksanaan SOP

3. Tugas dan Fungsi RSUD Kota Serang

Berdasarkan Peraturan Walikota Serang No.71 Tahun 2017 bahwa tugas


dan fungsi RSUD Kota Serang yaitu sebagai berikut:
a. Tugas
Memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
b. Fungsi
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut RSUD Kota Serang
mempunyai fungsi:
1) Penyelenggaraan pelayanan medis dan non medis
2) Penyelenggaraan pelayanan penunjang medis dan non medis
3) Penyelenggaraan pelayanan dan asuhan keperawatan
4) Penyelenggaraan pelayanan rujukan
5) Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
6) Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan
7) Penyelenggaraan administrasi umum dan keuangan

28
Univeritas Faletehan
29
Univeritas Faletehan

B. Data Geografi

RSUD Kota Serang berlokasi di Kota Serang, menempati lahan seluas 15 Ha


dengan luas bangunan sekitar 11.899,25 m² yang terletak di Jl. Raya Jakarta
Km.4 Lingkungan Kp. Baru RT.02 RW.11 Kota Serang-Banten.

C. Sumber Daya Manusia RSUD Kota Serang


Adapun jumlah pegawai seluruhnya adalah 297 orang (53 orang tenaga PNS
dan 244 orang tenaga Non PNS) dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.1 Jumlah dan Rincian Pegawai RSUD Kota Serang Tahun 2021

No. Nama Jabatan Jumlah Pegawai Per-


Oktober 2021
PNS Non PNS
I Jabatan Struktural 12 -
II Jabatan Fungsional Tertentu
1. Dokter Umum 3 10
2. Dokter Spesialis 7 9
3. Dokter Gigi 1 1
4. Apoteker 3 4
5. Asisten Apoteker - 9
6. Perawat 9 71
7. Bidan 3 32
8. Perawat Gigi - 2
9. Teknisi Gigi - -
10. Nutrisionis 4 1
11. Sanitarian 2 1
12. Fisioterapis 1 -
13. Radiografer 1 3
14. Refraksi Optisien - -
15. Perekam Medis 3 4
16. Elektro Medis - -
17. Perawat Anastesi - 1
18. Analis Kesehatan - 6
19. Teknisi Transfusi Darah - -
III Jabatan Fungsional Umum 2 90
Jumlah 53 244

(Sumber: Data Kepegawaian RSUD Kota Serang 2021)


30
Universitas Faletehan

D. Struktur Organisasi, Sumber Daya Manusia, Tugas Pokok dan Fungsi


Unit Sanitasi RSUD Kota Serang Tahun 2021

RSUD Kota Serang adalah Rumah Sakit Umum Daerah Tipe C yang
merupakan UPTD di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Serang, ketika
didirikan masih berdasarkan regulasi Permenkes 56 Tahun 2014 tentang
Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit.

Pemantauan kualitas air untuk keperluan higiene sanitasi dan air minum di
RSUD Kota Serang menjadi tugas dan tanggung jawab dari Unit Sanitasi
Lingkungan.

Unit Sanitasi Lingkungan berada dibawah Instalasi Pemeliharaan Sarana dan


prasarana Rumah Sakit (IPSRS).

Uraian Tugas dan Tanggung jawab Unit Sanitasi Lingkungan RSUD Kota
Serang

1. Kepala Unit

Tugas & Wewenang Tugas:

a. Menyusun program kerja unit unit sanitasi.


b. Menyusun kebutuhan tenaga, sarana dan prasarana unit sanitasi.
c. Menyusun kebijakan, prosedur mutu dan prosedur kerja di unit
sanitasi.
d. Menyusun uraian tugas sanitasi
e. Merencanakan peralatan dan bahan kerja yang diperlukan dalam
kegiatan pelayanan sanitasi.
f. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas sesuai pembagian tugas di unit
sanitasi.
g. Menjabarkan dan mensosialisasikan kebijakan rumah sakit dan
kebijakan operasional terkait sanitasi.
31
Univeritas Faletehan

h. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dengan instalasi terkait/unit


kerja di lingkungan rumah sakit.
i. Membuat telaah staf yang berkaitan dengan pelaksanaan dan berbagai
permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan tugas.
j. Membina dan memberi petunjuk kepada staf pelaksana di unit sanitasi
agar pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
k. Mengkoordinasikan kegiatan monitoring dan evaluasi serta
menganalisa laporan semua kegiatan sanitasi.

l. Melaporkan hasil evaluasi kegiatan secara berkala kepada atasan


langsung.

2. Penanggung jawab Pengelolaan Kualitas Air, Limbah Cair, Fisik


Lingkungan dan Sanitasi Bangunan

Tugas dan Wewenang Tugas:

a. Melakukan pemeriksaan kuantitas dan kualitas air minum


b. Melakukan pemeriksaan kuantitas dan kualitas air bersih
c. Melakukan pemeriksaan kuantitas dan kualitas air limbah
d. Melakukan pengukuran kualitas emisi cerobong genset dan udara
ambien
e. Melakukan pengukuran kualitas kimia dan mikrobiologi udara
f. Melakukan pengukuran suhu dan kelembaban
g. Melakukan pengukuran pencahayaan ruang dan kebisingan
h. Pengamatan toilet pengunjung dan disabilitas

i. Pengamatan lantai, pintu, atap dan langit- langit

3. Penanggungjawab Pengelolaan Limbah B3, Domestik, Proteksi Radiasi


dan BHP Sanitasi

Tugas dan Wewenang Tugas:

a. Pengamanan limbah domestik


b. Pengamanan limbah B3
32
Universitas Faletehan

c. Pengurusan izin radiologi (BAPETEN)


d. Pengadaan proteksi radiasi
e. Pemantauan penggunaan proteksi radiasi oleh petugas
f. Pengukuran proteksi radiasi secara berkala
g. Mengkoordinasi kebutuhan BHP IPSRS
h. Monitoring distribusi Bahan Habis Pakai (BHP) Sanitasi.

4. Penanggungjawab Higiene dan Sanitasi Makanan Minuman, Pengendalian


Vektor Binatang Pembawa Penyakit, Pengelolaan Linen

Tugas dan Wewenang Tugas

a. Melakukan pemeriksaan usap dubur penjamah makanan


b. Melakukan pemeriksaan sampel pangan dan minuman
c. Melakukan pemeriksaan usap alat
d. Pengurusan laik hygiene jasaboga
e. Monitoring vektor dan binatang pembawa penyakit
f. Monitoring kebersihan linen
Gambar 3.1 Susunan Organisasi Instalasi Pemeliharaan Sarana dan
Prasarana Rumah Sakit (IPSRS)
RSUD Kota Serang
33
Univeritas Faletehan

STRUKTUR ORGANISASI IPSRS RSUD KOTA SERANG

DIREKTUR

KEPALA BIDANG PENUNJANG

KEPALA SEKSI SARANA DAN


PRASARANA

KEPALA IPSRS

KEPALA UNIT PEMELIHARAAN KEPALA UNIT SANITASI LINGKUNGAN


SARANA DAN PRASARANA

PJ. PROGRAM PJ. PROGRAM PJ. PROGRAM PJ. PROGRAM PJ. PROGRAM PJ. PROGRAM

(Sumber: Arsip Unit Sanitasi Lingkungan RSUD Kota Serang 2021)

E. Gambaran Pemantauan Suhu dan Kelembaban di Rumah Sakit Umum


Daerah Kota Serang Tahun 2020

1. Kebijakan Pemantauan Suhu dan Kelembaban Ruangan di Rumah


Sakit Umum Daerah Kota Serang
a. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 7 Tahun 2019
tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
b. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1204/MENKES/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit
c. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.24 Tahun 2016
tentang Persyaratan Teknis Bangunan dan Prasarana Rumah sakit
d. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1335/MENKES/SK/X/2002/2002 tentang Standar Operasional
Pengambilan dan Pengukuran Sampel Kualitas Udara Rumah Sakit
e. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1077/MENKES/PER/V/2011 Tentang Penyehatan Udara Dalam
Ruang Rumah
34
Universitas Faletehan

2. Perencanaan Pemantauan Suhu dan Kelembaban Ruangan di Rumah


Sakit Umum Daerah Kota Serang

Perencanaan Pemantauan Suhu dan Kelembaban Ruangan di Rumah Sakit


Umum Daerah Kota Serang tercantum pada Rencana Kegiatan Unit
Instalasi Sanitasi Lingkungan Tahun 2021.

Tabel 3.3 Rencana Kegiatan Unit Sanitasi Lingkungan RSUD Kota Serang
Tahun 2020
Jan sd Des
No RencanaKegiatan Ket
2021
1 Pemantauan Suhu dan 1x/hari Pemantauan Suhu dan
Kelembaban Ruangan Rawat Kelembaban Ruangan Harian
Inap oleh sanitarian RS

2 Pemantauan Suhu dan 1x/hari Pemantauan Suhu dan


Kelembaban Ruangan ICU Kelembaban Ruangan Harian
oleh sanitarian RS
3 Pemantauan Suhu dan 1x/hari Pemantauan Suhu dan
Kelembaban Ruangan VK Kelembaban Ruangan Harian
oleh sanitarian RS
4 Pemantauan Suhu dan 1x/hari Pemantauan Suhu dan
Kelembaban Ruangan IGD Kelembaban Ruangan Harian
oleh sanitarian RS
5 Pemantauan Suhu dan 1x/hari Pemantauan Suhu dan
Kelembaban Ruangan Kelembaban Ruangan Harian
Radiologi oleh sanitarian RS
6 Pemantauan Suhu dan 1x/hari Pemantauan Suhu dan
Kelembaban Ruangan Operasi Kelembaban Ruangan Harian
oleh sanitarian RS
35
Univeritas Faletehan

7 Pemantauan Suhu dan 1x/hari Pemantauan Suhu dan


Kelembaban Ruangan Kelembaban Ruangan Harian
Perinatologi oleh sanitarian RS
8 Pemantauan Suhu dan 1x/hari Pemantauan Suhu dan
Kelembaban Ruangan Instalasi Kelembaban Ruangan Harian
Gizi oleh sanitarian RS
9 Pemantauan Suhu dan 1x/hari Pemantauan Suhu dan
Kelembaban Ruangan CSSD Kelembaban Ruangan Harian
oleh sanitarian RS
10 Pemantauan Suhu dan 1x/hari Pemantauan Suhu dan
Kelembaban Ruangan Kelembaban Ruangan Harian
Laboratorium oleh sanitarian RS
(Sumber: Arsip Unit Sanitasi Lingkungan, 2020)

3. Pelaksanaan Pemantauan Suhu dan Kelembaban Ruangan di Rumah


Sakit Umum Daerah Serang Tahun 2020

Pelaksanaan pemantauan suhu dan kelembaban ruangan di Rumah Sakit


Umum Daerah Kota Serang Tahun 2021 meliputi kegiatan:

a. lnspeksi Kesehatan Lingkungan terhadap sarana pengukuran suhu dan


kelembaban dilakukan 1 kali sehari. Hasil inspeksi Kesehatan
Lingkungan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Serang tahun 2021
terlampir.
b. Pemantauan suhu dan kelembaban di Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Serang dilakukan oleh sanitarian Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Serang. Pengukuran parameter suhu dan kelembaban segera
dilakukan pada saat di ruangan. Pengukuran suhu dan kelembaban
dilakukan di ruangan Rawat Inap, ICU, Perina, VK, IGD, Radiologi,
Laboratorium, CSSD, IBS dan Instalasi Gizi
36
Universitas Faletehan

c. Analisis hasil pemantauan suhu dan kelembaban dijelaskan pada


laporan pelaksanaan UKL dan UPL yang dilaporkan setiap semester
ke Dinas Kesehatan Kota Serang.
d. Tindak lanjut berupa perbaikan sarana
Bentuk tindak lanjut dari hasil pemeriksaan adalah perbaikan dan
pemeliharaan sarana.
Kegiatan ini meliputi:
1) minum pada setiap gedung di RSUD Kota Serang.

2) Pembersihan dispenser oleh Cleaning Service 1 bulan sekali

4. Hasil Pemantauan Suhu dan Kelembaban di Ruangan RSUD Kota

Hasil Pemeriksaan rutin pemantauan suhu dan kelembaban di RSUD Kota


Serang Pada bulan Januari – Desember tahun 2020, Hasil Pemeriksaan
dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.4 Rekapitulasi Pemantauan Suhu dan Kelembaban


di Ruangan RSUD Kota Serang Triwulan ke-2
Periode Januari – Maret Tahun 2020

N JANUARI FEBRUARI MARET


NAMA RUANGAN SUH SUH
O
SUHU KELEMBABAN U KELEMBABAN U KELEMBABAN
1 RUANG OPERASI 24,9 25,9 24,5 49,7 24,3 49,8
RUANG
2 BERSALIN/VK 25,0 49,3 25,0 48,3 25,0 49,1
RUANG RAWAT
3 INAP 22,5 48,1 22,5 49,5 22,5 49,8
4 RUANG PERINA 28,3 50,0 28,4 50,1 28,6 50,5
5 RUANG ICU 22,4 48,7 22,5 48,8 22,5 52,2
RUANG
6 LABORATORIUM 21,1 51,8 20,9 50,4 21,1 48,6
7 RUANG CSSD 22,6 49,5 25,1 50,6 24,9 47,5
8 RUANG GIZI 48,4 0,0 50,1 0,0 50,6 0,0
9 RUANG IGD 21,8 49,9 21,7 48,9 22,3 48,2
10 RUANG RADIOLOGI 19,3 48,6 19,5 51,9 19,9 50,9
(sumber: Laporan pemantauan suhu dan kelembaban ruangan RSUD Kota Serang Tahun
2020)
37
Univeritas Faletehan

Hasil pemantauan suhu dan kelembaban ruangan di RSUD Kota Serang bulan
Januari – Maret Tahun 2020 seluruh ruangan memenuhi batas yang
dipersyaratkan pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 Tahun 2019 tentang
Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.

Tabel 3.5 Rekapitulasi Pemantauan Suhu dan Kelembaban di


Ruangan RSUD Kota Serang Triwulan ke-2
Periode April – Juni Tahun 2020

APRIL MEI JUNI


NO NAMA RUANGAN
SUHU KELEMBABAN SUHU KELEMBABAN SUHU KELEMBABAN
1 RUANG OPERASI 24,2 49,2 24,2 51,3 24,0 48,3
2 RUANG BERSALIN/VK 25,2 49,8 25,0 50,5 25,1 51,4
3 RUANG RAWAT INAP 22,5 49,7 22,4 48,8 22,5 50,3
4 RUANG PERINA 28,5 51,0 28,4 51,4 28,5 48,3
5 RUANG ICU 22,4 50,4 22,5 50,7 22,5 50,8
6 RUANG LABORATORIUM 21,0 48,8 21,2 48,9 21,0 49,9
7 RUANG CSSD 26,3 48,1 26,0 51,0 24,9 50,7
8 RUANG GIZI 51,0 51,0 51,7 51,7 51,2 51,2
9 RUANG IGD 21,9 49,0 21,7 51,8 21,9 48,4
10 RUANG RADIOLOGI 19,4 49,3 19,3 49,2 19,9 51,7
(sumber: Laporan pemantauan suhu dan kelembaban ruangan RSUD Kota Serang Tahun
2020)
Hasil pemantauan suhu dan kelembaban ruangan di RSUD Kota Serang bulan
April – Juni Tahun 2020 seluruh ruangan memenuhi batas yang dipersyaratkan
pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 Tahun 2019 tentang Standar Baku
Mutu Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
Tabel 3.6 Rekapitulasi Pemantauan Suhu dan Kelembaban di
Ruangan RSUD Kota Serang Triwulan ke-3
Periode Juli – September Tahun 2020

JULI AGUSTUS SEPTEMBER


NO NAMA RUANGAN SUH
SUHU KELEMBABAN SUHU KELEMBABAN U KELEMBABAN

1 RUANG OPERASI 24,6 47,8 25,2 49,1 25,0 26,0

2 RUANG BERSALIN/VK 25,0 50,2 25,0 50,2 25,2 50,2

3 RUANG RAWAT INAP 22,5 48,8 22,5 49,7 22,5 50,1

4 RUANG PERINA 28,6 48,5 28,8 49,2 28,4 50,8

5 RUANG ICU 22,5 50,0 22,5 49,7 22,5 51,0

6 RUANG LABORATORIUM 20,9 183,8 20,9 49,1 20,9 50,4

7 RUANG CSSD 25,3 50,9 26,0 50,6 26,0 51,5

8 RUANG GIZI 50,7 51,2 48,9 48,9 50,8 50,8


38
Universitas Faletehan

9 RUANG IGD 22,0 47,9 25,7 235,2 22,0 50,7

10 RUANG RADIOLOGI 19,4 50,3 19,5 50,8 19,3 49,9


(sumber: Laporan pemantauan suhu dan kelembaban ruangan RSUD Kota Serang Tahun
2020)

Hasil pemantauan suhu dan kelembaban ruangan di RSUD Kota Serang


bulan Juli – September Tahun 2020 seluruh ruangan memenuhi batas yang
dipersyaratkan pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 Tahun 2019
tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit

Tabel 3.7 Rekapitulasi Pemantauan Suhu dan Kelembaban di


Ruangan RSUD Kota Serang Triwulan ke-3
Periode Oktober – Desember Tahun 2020

OKTOBER NOVEMBER DESEMBER


NO NAMA RUANGAN
SUHU KELEMBABAN SUHU KELEMBABAN SUHU KELEMBABAN
1 RUANG OPERASI 24,6 51,8 24,0 49,1 24,2 52,0
2 RUANG BERSALIN/VK 25,0 238,1 25,0 49,4 25,1 49,8
3 RUANG RAWAT INAP 22,5 190,6 22,6 49,3 22,5 51,0
4 RUANG PERINA 28,4 213,3 28,4 49,3 28,3 58,6
5 RUANG ICU 22,5 49,0 22,6 49,5 22,5 48,2
6 RUANG LABORATORIUM 20,9 240,5 20,7 50,5 21,0 48,3
7 RUANG CSSD 25,6 47,9 25,0 50,7 25,3 50,2
8 RUANG GIZI 48,1 48,1 49,4 61,0 25,8 59,0
9 RUANG IGD 25,2 49,4 22,0 51,3 24,9 49,6
10 RUANG RADIOLOGI 25,1 49,0 19,7 50,0 26,3 49,2
(sumber: Laporan pemantauan suhu dan kelembaban ruangan RSUD Kota Serang Tahun
2020)

Hasil pemantauan suhu dan kelembaban ruangan di RSUD Kota Serang


bulan Oktober – Desember Tahun 2020 seluruh ruangan memenuhi batas
yang dipersyaratkan pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 Tahun
2019 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit

5. Ketersediaan Sumber Daya Manusia, Sarana dan Prasarana


Kegiatan Pemantauan di RSUD Kota Serang Tahun 2020

RSUD Kota Serang memiliki SDM yang melaksanakan tanggung


jawab suhu dan kelembaban sebanyak 1 (satu) orang tenaga kesehatan
lingkungan. Adapun pembagian tanggung jawab tersebut dilakukan
39
Univeritas Faletehan

berganti tiap tahunnya dengan tenaga kesehatan lingkungan lainnya


dalam unit sanitasi lingkungan sebagai bentuk refreshement tugas dan
tanggung jawab.

Tabel 3.8 Sumber Daya Manusia (SDM) Unit Sanitasi Lingkungan RSUD
Kota Serang

No. Pendidikan PNS Non Jumlah


PNS

1. SD - - -
2. SMP - - -
3. SMA - - -
4. D3 Kesling - 1 1
5. S1 Kesling 2 - 2

Jumlah Total 3 Orang


(Sumber: Arsip SDM IPSRS 2021)

Sarana kegiatan pemantauan suhu dan kelembaban yang dimiliki oleh


Rumah Sakit Umum Daerah Kota Serang yaitu Thermohygrometer

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Serang memiliki 10 buah


Thermohygrometer yang ditempatkan pada setiap ruangan yang ada di
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Serang. Ruangan yang mendapatkan
Thermohygrometer yaitu ruang rawat inap, ICU, perina, VK/Bersalin,
IGD, instalasi gizi, labotatorium, CSSD, radiologi, dan ruang operasi.
Kemudian dilakukan pencatatan suhu dan kelembaban setiap harinya.

Tabel 3.5 Distribusi Thermohygrometer di Rumah Sakit Daerah Kota


Serang Tahun 2020
40
Universitas Faletehan

No Ruangan Jumlah

1 Ruang Rawat Inap 1

2 Perina 1

3 CSSD 1

4 Radiologi 1

5 IGD 1

6 ICU/Isolasi 1

7 Laboratorium 1

8 VK/Bersalin 1 (Sumber:
Catatan 9 Gizi 1 Distribusi

10 IBS/Operasi 1

Jumlah 10 Unit

Thermohygrometer Bagian Aset RSUD Kota Serang 2020).

6. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Pemantauan Suhu dan


Kelembaban di Rumah Sakit Umum Kota Serang Tahun 2020

Kegiatan Pemantauan Kualitas Suhu dan Kelembaban Ruangan di


Rumah Sakit Umum Daerah Kota Serang tercantum dalam Laporan
UPL dan UKL, yang dilaporkan setiap enam bulan sekali ke Dinas
Lingkungan Hidup Kota Serang dan Dinas Kesehatan Kota Seran
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM

A. Hasil Kegiatan Harian

Kegiatan harian yang dilakukan selama melaksanakan kegiatan praktikum


kesehatan masyarakat (magang) di Unit Sanitasi Lingkungan dapat dilihat
pada tabel berikut ini:

Tabel. 4.1 Kegiatan Harian Praktikum di Rumah Sakit Umum Daerah


Kota Serang Kota Serang

No Hari dan Tanggal Kegiatan

1 Senin, - Koordinasi dengan Kepala Sub Bagian


Umum dan Kepegawaian, Kasi Sarpras,
06 September 2021 IPSRS, Unit Sanitasi Lingkungan terkait
pelaksanaan magang
- Mencatat hasil kegiatan

2 Selasa, - Orientasi di Unit Sanitasi Lingkungan


- Koordinasi dengan pembimbing lapangan
07 September 2021 terkait data-data yang diperlukan untuk
laporan magang dan kegiatan harian yang
akan dilaksanakan selama magang
- Mencatat hasil kegiatan

3 Rabu, - Orientasi lapangan meliputi pengenalan


ruangan Rawat Inap, ICU, Perina, VK,
08 September 2021 IGD, Radiologi, IBS, Laboratorium,
CSSD, Instalasi Gizi
- Mencatat hasil kegiatan

4 Kamis, - Pemetaan sarana pengukuran suhu dan


kelembaban
09 September 2021 - Pemantauan suhu dan kelembaban
- Pencatatan suhu dan kelembaban
- Membantu membuat laporan logbook
suhu dan kelembaban
- Membantu Pengecekan distribusi air
bersih
- Membantu pemantauan tower dan tandon
air bersih
- Membantu pemantauan keberadaan

41
Univeritas Faletehan
42
Universitas Faletehan

binatang pembawa penyakit di ruang gizi


- Mencatat hasil kegiatan

5 Jumat, - Pengukuran suhu dan kelembaban


ruangan
10 September 2021 - Pencatatan suhu dan kelembaban ruangan
- Pengumpulan data sekunder dari bagian
unit sanitasi lingkungan
- Mencatat hasil kegiatan

6 Senin, - Pengukuran suhu dan kelembaban


ruangan
13 September 2021 - Pencatatan suhu dan kelembaban ruangan
- Pengecekan IPAL
- Melakukan pengamatan pada pompa
distribusi air bersih
- Pemantauan tower dan tandon air bersih
- Pengecekan distribusi air bersih
- Mencatat hasil kegiatan

7 Selasa, - Pengukuran suhu dan kelembaban


ruangan
14 September 2021 - Pencatatan suhu dan kelembaban ruangan
- Pengecekan IPAL
- Pencatatan debit air bersih
- Pengecekan pH dan suhu air limbah di
outlet IPAL
- Pengambilan dan pengiriman sampel air
limbah ke Labrikes Kabupaten Serang
- Pengecekan distribusi air bersih
- Melakukan pemantauan pengangkutan
limbah B3 oleh Transporter PT.Wastec
International
- Mencatat hasil kegiatan

8 Rabu, - Pengukuran suhu dan kelembaban


ruangan
15 September 2021 - Pencatatan suhu dan kelembaban ruangan
- Pengecekan IPAL
- Pemantauan tower dan tandon air bersih
- Pengecekan distribusi air bersih berjalan
baik
- Mencatat hasil kegiatan

9 Kamis, - Pengukuran suhu dan kelembaban


ruangan
16 September 2021 - Pencatatan suhu dan kelembaban ruangan
43
Univeritas Faletehan

- Pengumpulan data dari bagian umum dan


kepegawaian
- Mencatat hasil kegiatan

10 Jumat, - Pengukuran suhu dan kelembaban


ruangan
17 September 2021 - Pencatatan suhu dan kelembaban ruangan
- Pengumpulan data dari bagian aset
- Mencatat hasil kegiatan

11 Senin, - Pengukuran suhu dan kelembaban


ruangan
20 September 2021 - Pencatatan suhu dan kelembaban ruangan
- Pengawasan kebersihan lingkungan
- Pengawasan serangga dan binatang
pengganggu
- Mencatat hasil kegiatan

12 Selasa, - Pengukuran suhu dan kelembaban


ruangan
21 September 2021 - Pencatatan suhu dan kelembaban ruangan
- Melakukan pemantauan pengangkutan
limbah B3 oleh Transporter PT.Wastec
International

13 Rabu, - Pengukuran suhu dan kelembaban


ruangan
22 September 2021 - Pencatatan suhu dan kelembaban ruangan
- Pengawasan kebersihan lingkungan
- Membantu membuat larutan pengenceran
klorin 0,5%
- Mencatat hasil kegiatan

14 Kamis, - Pengukuran suhu dan kelembaban


ruangan
23 September 2021 - Pencatatan suhu dan kelembaban ruangan
- Pengecekan distribusi air bersih
- Pengawasan serangga dan binatang
pengganggu
- Mengikuti zoom kemenkes mengenai
implementasi permenkes no.7 tahun 2019
- Mencatat hasil kegiatan

15 Jumat, - Pengukuran suhu dan kelembaban


ruangan
24 September 2021 - Pencatatan suhu dan kelembaban ruangan
- Pemantauan pengangkutan sampah non
medis/domestik oleh Dinas Lingkungan
44
Universitas Faletehan

Hidup Kota Serang


- Mencatat hasil kegiatan

16 Senin, - Pengukuran suhu dan kelembaban


ruangan
27 September 2021 - Pencatatan suhu dan kelembaban ruangan
- Pengecekan IPAL
- Melakukan pengamatan pada pompa
distribusi air bersih
- Pemantauan tower dan tandon air bersih
- Pengecekan distribusi air bersih
- Mencatat hasil kegiatan

17 Selasa, - Pengukuran suhu dan kelembaban


ruangan
28 September 2021 - Pencatatan suhu dan kelembaban ruangan
- Pengecekan IPAL
- Melakukan pengamatan pada pompa
distribusi air bersih
- Pemantauan tower dan tandon air bersih
- Pengecekan distribusi air bersih
- Mencatat hasil kegiatan

18 Rabu, - Pengukuran suhu dan kelembaban


ruangan
29 September 2021 - Pencatatan suhu dan kelembaban ruangan
- Pengecekan IPAL
- Melakukan pengamatan pada pompa
distribusi air bersih
- Pemantauan tower dan tandon air bersih
- Pengecekan distribusi air bersih
- Mencatat hasil kegiatan

19 Kamis, - Pengukuran suhu dan kelembaban


ruangan
30 September 2021 - Pencatatan suhu dan kelembaban ruangan
- Pengecekan IPAL
- Mencatat hasil kegiatan

20 Jumat, - Pemantauan Suhu dan Kelembaban


ruangan
1 Oktober 2021 - Pemantauan kualitas udara ambien
- Pemantauan ground tank dan pompa air
bersih
- Pengecekan distribusi air bersih
21 Senin, - Pemantauan suhu dan kelembaban
- Pengecekan distribusi air bersih
4 Oktober 2021 - Pengecekan hasil pemantauan emisi
genset
45
Univeritas Faletehan

- Inspeksi sanitasi lingkungan


- Mencatat hasil kegiatan

22 Selasa, - Pemantauan suhu dan kelembaban


- Pemeriksaan hygiene sanitasi makanan di
5 Oktober 2021 instalasi gizi
- Mencatat hasil kegiatan

23 Rabu, - Pemantauan suhu dan kelembaban


- Pemantauan ground tank dan pompa air
6 Oktober 2020 bersih
- Pengecekan distribusi air bersih
- Pendampingan pengawasan hygiene
sanitasi makanan, kualitas air bersih, air
minum dan air limbah dari Dinas
Kesehatan Kota Serang
- Mencatat hasil kegiatan

B. Gambaran Pemantauan Suhu dan Kelembaban Ruangan di Rumah


Sakit Umum Daerah Kota Serang Tahun 2021

1. Kebijakan operasional kegiatan pemantauan suhu dan kelembaban


ruangan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Serang Tahun 2021

Kebijakan operasional kegiatan pemantauan suhu dan kelembaban ruangan


di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Serang Tahun 2021 masih sama
dengan kebijakan operasional tahun 2020.

2. Perencanaan Pemantauan Suhu dan Kelembaban Ruangan di Rumah


Sakit Umum Daerah Kota Serang Tahun 2021

Perencanaan Pemantauan Suhu dan Kelembaban Ruangan Kota Serang


tercantum pada rencana kegiatan Unit Instalasi Sanitasi Lingkungan tahun
2021 dan rencana kegiatan tahun 2021 masih sama dengan rencana
kegiatan tahun 2020.

3. Pelaksanaan Pemantauan Suhu dan Kelembaban Ruangan di Rumah


Sakit Umum Daerah Kota Serang Tahun 2021
46
Universitas Faletehan

Pelaksanaan pemantauan suhu dan kelembaban ruangan di Rumah Sakit


Umum Daerah Kota Serang Tahun 2021 meliputi kegiatan:

a. lnspeksi Kesehatan Lingkungan terhadap sarana pengukuran suhu dan


kelembaban dilakukan 1 kali sehari. Hasil inspeksi Kesehatan
Lingkungan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Serang tahun 2021
terlampir.
b. Pemantauan suhu dan kelembaban di Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Serang dilakukan oleh sanitarian Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Serang. Pengukuran parameter suhu dan kelembaban segera
dilakukan pada saat di ruangan. Pengukuran suhu dan kelembaban
dilakukan di ruangan Rawat Inap, ICU, Perina, VK, IGD, Radiologi,
Laboratorium, CSSD, IBS dan Instalasi Gizi
c. Analisis hasil pemantauan suhu dan kelembaban dijelaskan pada
laporan pelaksanaan UPL dan UKL yang dilaporkan setiap semester
ke Dinas Kesehatan Kota Serang.
d. Tindak lanjut berupa evaluasi terhadap user mengenai pengaturan
suhu AC, evaluasi terhadap kinerja ventilasi buatan/AC, dan evaluasi
terhadap kapasitas AC dengan luas ruangan

4. Hasil pemantuan Suhu dan Kelembaban Rumah Sakit Umum Daerah


Kota Serang Tahun 2021.

Hasil pemeriksaan rutin Pemantauan Suhu dan Kelembaban Ruangan di


RSUD Kota Serang pada bulan Januari sampai September Tahun 2021,
hasil pemeriksaan dapat dilihat pada table berikut ini:
Tabel 4.2 Rekapitulasi Pemantauan Suhu dan Kelembaban di
Ruangan RSUD Kota Serang Triwulan ke-1
Periode Januari – Maret Tahun 2021

JANUARI FEBRUARI MARET


NO NAMA RUANGAN
SUHU KELEMBABAN SUHU KELEMBABAN SUHU KELEMBABAN
1 RUANG OPERASI 24.8 49.9 24.2 48.9 24.0 49.6
2 RUANG BERSALIN/VK 25.0 50.2 25.1 48.8 25.0 49.8
3 RUANG RAWAT INAP 24.8 50.1 22.5 49.2 22.5 49.9
47
Univeritas Faletehan

4 RUANG PERINA 28.5 50.6 125.0 48.6 28.5 49.2


5 RUANG ICU 22.6 49.5 22.5 52.6 22.5 51.2
RUANG
6 LABORATORIUM 20.9 51.7 21.0 50.1 20.9 49.0
7 RUANG CSSD 25.7 49.6 25.3 50.0 25.5 49.5
8 RUANG GIZI 26.5 49.2 26.5 50.4 26.0 50.4
9 RUANG IGD 22.2 51.0 22.2 50.6 22.0 50.5
10 RUANG RADIOLOGI 19.8 49.5 19.6 50.3 19.0 49.6
(sumber: Laporan pemantauan suhu dan kelembaban ruangan RSUD Kota Serang Tahun
2021)

Hasil pemantauan suhu dan kelembaban ruangan di RSUD Kota Serang bulan
Januari – Maret Tahun 2021 seluruh ruangan memenuhi batas yang
dipersyaratkan pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 Tahun 2019 tentang
Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit

Tabel 4.3 Rekapitulasi Pemantauan Suhu dan Kelembaban di


Ruangan RSUD Kota Serang Triwulan ke-2
Periode Januari – Maret Tahun 2021

APRIL MEI JUNI


NO NAMA RUANGAN SUH
SUHU KELEMBABAN SUHU KELEMBABAN U KELEMBABAN
1 RUANG OPERASI 24.4 50.6 24.6 50.7 24.7 50.0
2 RUANG BERSALIN/VK 25.1 51.6 24.9 51.7 25.1 49.5
3 RUANG RAWAT INAP 22.6 49.1 22.5 49.6 22.6 49.2
4 RUANG PERINA 36.8 48.9 28.6 47.8 28.6 50.5
5 RUANG ICU 22.6 50.4 22.6 50.4 22.5 49.3
6 RUANG LABORATORIUM 21.0 49.7 20.9 50.3 20.9 51.9
7 RUANG CSSD 25.2 48.0 25.8 50.7 26.3 49.9
8 RUANG GIZI 26.6 48.4 25.5 50.5 26.0 48.7
9 RUANG IGD 22.1 50.2 21.9 50.9 21.8 50.4
10 RUANG RADIOLOGI 19.6 49.8 19.6 49.1 19.4 51.7
(sumber: Laporan pemantauan suhu dan kelembaban ruangan RSUD Kota Serang Tahun
2021)

Hasil pemantauan suhu dan kelembaban ruangan di RSUD Kota Serang bulan
April – Juni Tahun 2021 seluruh ruangan memenuhi batas yang dipersyaratkan
pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 Tahun 2019 tentang Standar Baku
Mutu Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.

Tabel 4.4 Rekapitulasi Pemantauan Suhu dan Kelembaban di


Ruangan RSUD Kota Serang Triwulan ke-1
Periode Januari – Maret Tahun 2021
48
Universitas Faletehan

JULI AGUSTUS SEPTEMBER


NO NAMA RUANGAN
SUHU KELEMBABAN SUHU KELEMBABAN SUHU KELEMBABAN
1 RUANG OPERASI 24.2 50.0 24.6 48.9 24.1 48.6
2 RUANG BERSALIN/VK 24.9 49.8 25.0 49.8 25.1 58.4
3 RUANG RAWAT INAP 22.5 51.0 22.6 49.2 23.7 53.8
4 RUANG PERINA 28.5 47.0 28.6 50.0 26.3 53.3
5 RUANG ICU 22.5 51.0 22.5 50.4 23.4 54.5
6 RUANG LABORATORIUM 20.8 49.1 20.9 50.4 20.3 51.8
7 RUANG CSSD 26.0 47.9 25.4 50.2 26.7 51.7
8 RUANG GIZI 25.7 48.9 25.9 48.7 21.4 54.0
9 RUANG IGD 22.1 50.5 21.9 49.4 22.5 55.7
10 RUANG RADIOLOGI 19.2 51.3 19.8 49.0 20.6 56.0
(sumber: Laporan pemantauan suhu dan kelembaban ruangan RSUD Kota Serang Tahun
2021)

Hasil pemantauan suhu dan kelembaban ruangan di RSUD Kota Serang bulan
Juli - September Tahun 2021 seluruh ruangan memenuhi batas yang
dipersyaratkan pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 Tahun 2019 tentang
Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.

5. Ketersediaan Sumber Daya Manusia, Sarana dan Prasarana Kegiatan


Pemantauan Suhu dan Kelembaban Ruangan di Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Serang Tahun 2021

Ketersediaan sumber Daya Manusia atau sanitarian pelaksana kegiatan


pemantauan suhu dan kelembaban ruangan di RSUD Kota Serang masih
sama dengan ketersediaan SDM pada tahun 2020.

Sarana kegiatan pemantauan suhu dan kelembaban yang dimiliki oleh


Rumah Sakit Umum Daerah Kota Serang yaitu Thermohygmeter.

Pada tahun 2021, Rumah Sakit Umum Daerah Kota Serang memiliki 10
unit Thermohygrometer, yang di tempatkan di ruangan-ruangan yang ada
di RSUD Kota Serang, diantaranya Ruang rawat Inap, ICU, Perina, VK,
IGD, Radiologi, Laboratorium, CSSD, IBS, dan Instalasi Gizi

Tabel 4.4 Distribusi Thermohygrometer di Rumah Sakit Umum Daerah


Kota Serang Tahun 2021
49
Univeritas Faletehan

No Ruangan Jumlah

1 Ruang Rawat Inap 1

2 Gudang Obat 1

3 CSSD 1

4 Radiologi 1

5 IGD 1

6 ICU/Isolasi 1

7 Laboratorium 1

8 VK/Bersalin 1

9 Gizi 1

10 IBS/Operasi 1

Jumlah 10 Unit
(Sumber: Catatan Distribusi Thermohygrometer Bagian Aset RSUD Kota Serang Tahun
2021)

6. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Pemantauan Suhu dan


Kelembaban Ruangan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Serang
Tahun 2021

Kegiatan monitoring dan evaluasi internal terhadap suhu dan kelembaban


dilakukan setiap hari oleh oetugas kesehatan lingkungan maupun petugas
ruangan. Hasil pemantauan tersebut kepada kemudian dilaporkan kepada
kepala IPSRS yang membawahi unit kesehatan lingkungan. Kepala IPSRS
melaporkan hasil pemantauan kepada Kepala Seksi Sarana dan Prasarana
dan Kepala Bidang Penunjang yang selanjutnya dilaporkan ke Direktur
RSUD Kota Serang.
Hasil pemantaua suhu dan kelembaban ruangan tidak kemudian dievaluasi
oleh sanitarian dengan melakukan evaluasi terhadap petugas ruangan
terkait pengaturan suhu ventilasi buatan/AC terhadap kapasitas dan luas
ruangan. Adapun kegiatan pengawasan internal terhadap pemantauan suhu
50
Universitas Faletehan

dan kelembaban dilakukan setiap 1 (satu) bulan sekali oleh petugas


sanitasi RSUD Kota Serang.
Kegiatan Pemantauan Suhu dan Kelembaban Ruangan di RSUD Kota
Serang tercantum dalam Laporan UKL dan UPL, yang dilaporkan setiap
enam bulan sekali ke Dinas Lingkungan Hidup Kota Serang dan Dinas
Kesehatan Kota Serang.
Pengawasan eksternal oleh Dinas Lingkungan Hidup dilakukan setiap 1
(satu) tahun sekali.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Dasar hukum yang digunakan pada kegiatan Pemantauan Suhu dan


Kelembaban Ruangan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Serang sudah
terlaksana dengan baik sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 07 Tahun 2019 Tentang Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1204/MENKES/SK/X/2004 Tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
2. Terdapat rencana pelaksanaan pemantauan suhu dan kelembaban ruangan
di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Serang yang sudah terlaksana dengan
baik.
3. Kegiatan pengawasan pemantauan Suhu dan Kelembaban Kota Serang
secara internal dilakukan oleh sanitarian dan petugas ruangan
4. Hasil pemantauan suhu dan kelembaban pada triwulan I, II dan III tahun
2020 dan 2021 untuk seluruhnya memenuhi persyaratan pada Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019.
5. Rumah Sakit Umum Daerah Kota Serang memiliki alat pengukur suhu dan
kelembaban yaitu Thermohygrometer sebanyak 10 buah, jumlah tersebut
mencukupi kebutuhan untuk pengukuran suhu dan kelembaban ruangan
yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Serang
6. Monitoring dan evaluasi kegiatan pemantauan suhu dan kelembaban
ruangan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Serang dilakukan secara
internal dan eksternal. Monitoring dan evaluasi secara eksternal dilakukan
oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Serang dan Dinas Kesehatan Kota
Serang.

51
Univeritas Faletehan
52
Universitas Faletehan

B. Saran

Untuk rencana tindak lanjut ke depan terkait pemantauan suhu dan kelembaban
ruangan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Serang diharapkan:
1. Melakukan upaya pengarahan berkala kepada petugas di instalasi sanitasi
mengenai pentingnya pemantauan suhu dan kelembaban guna mengurangi
infeksi di rumah sakit.
2. Menjaga agar suhu dan kelembaban tetap sesuai sehingga pasien dan
petugas merasa nyaman disamping itu semakin rendah suhu semakin
rendah angka kuman udara.
3. Pengaturan suhu dan kelembaban ruangan dapat dipasang AC Sentral
dengan air handling unit (AHU) dimana temperatur dan kelembaban yang
menuju ke ruangan otomatis bisa diatur dan dilengkapi dengan HEPA
filter untuk menyaring udara agar bersih.
53
Univeritas Faletehan

DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia 2004.


No.1204/MENKES/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit. Jakarta

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2010.


No. 340/MENKES/PER/III/2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit:Jakarta

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 7 Tahun 2019


tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.

Tri Cahyono, 2017. Penyehatan Udara. Penerbit Andi. Yogyakarta

Jayanti, Lisa. 2014. Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Sanitasi Ruang Rawat
Inap Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Kabupaten Gowa.
UINAlauddin Makassar.Irianto, K. 2006. Mikrobiologi: Menguak Dunia
Mikroorganisme Jilid 2. CV. Yrama Widya. Bandung

Muntaha, Rizal dan David Laksamana Caesar. 2016. Faktor Lingkungan Fisik
Ruangan Dengan Angka Kuman Udara Ruang Rawat Inap Gedung Siti
Hajar Rumah Sakit Islam Sultan Hadlirin Jepara. Kudus: Jurnal
Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama. Vol. 1, No. 5

Ningsih TA, Iravati S, Nuryastuti T. 2016. Angka kuman di ruang rawat inap
RSUD Dr . M . Haulussy Ambon Provinsi Maluku. BKM J. Community
Med. Public Heal. 32: 183–188.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai