Anda di halaman 1dari 66

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK TONSILOFARINGITIS AKUT


DENGAN GANGGUAN MENELAN MENGGUNAKAN INTERVENSI
DUKUNGAN PERAWATAN DIRI : MAKAN/MINUM DI PUSKESMAS
TANAH GARAM PELAYANAN TERPADU TUMBUH
KEMBANG & PERAWATAN ANAK
KOTA SOLOK
TAHUN 2020

Oleh:

RENDI PERMANA
173210300

Proposal ini telah diperiksa, disetujui oleh pembimbing TA Program Studi DIII
Keperawatan Solok Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang dan
telah siap untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji TA
Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang

Solok, 2020
Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. ZULHARMASWITA, Sp. Kep. An Ns. SRI DEWI, Sp. Kep Mat
NIP. 19791020 200212 2 001 NIP. 19810904 200212 2 001

Ketua Program Studi DIII Keperawatan Solok


Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Padang

Ns. DEHARNITA, S. ST, M.Kes


NIP. 19691205 198903 2 001

1
PERNYATAAN PENGESAHAN PENGUJI
Karya Tulis Ilmiah
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK TONSILOFARINGITIS AKUT
DENGAN GANGGUAN MENELAN MENGGUNAKAN INTERVENSI
DUKUNGAN PERAWATAN DIRI : MAKAN/MINUM DI PUSKESMAS
TANAH GARAM PELAYANAN TERPADU TUMBUH
KEMBANG & PERAWATAN ANAK
KOTA SOLOK
TAHUN 2020

Oleh:

RENDI PERMANA
173210300

Proposal ini telah diperiksa, disetujui oleh pembimbing TA Program Studi DIII
Keperawatan Solok Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang dan
telah siap untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji TA
Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang

Solok, 2020
Tim Penguji,
Moderator Sekretaris

Ns. ZULHARMASWITA, Sp. Kep. An Ns. SRI DEWI, Sp. Kep Mat
NIP. 19791020 200212 2 001 NIP. 19810904 200212 2 001

Penguji I Penguji II

Nama Nama
NIP. NIP.

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada kehadirat Allah SWT, atas Rahmat
dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Anak Tonsilo faringitis akut
Dengan gangguan menelan Menggunakan Intervensi dukungan perawatan
diri : makan/minum Di Puskesmas Tanah Garam Pelayanan Terpadu
Tumbuh Kembang & Perawatan Anak Kota Solok Tahun 2020”

Penulisan studi kasus untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan


pendidikan Diploma III Keperawatan, pada Program Studi Keperawatan Solok
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Padang. Dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua yang telah
memberikan dukungan secara moril dan materil. Selanjutnya kepada ibu Ns.
Zulharmaswita, Sp.Kep.An selaku dosen pembimbing I dan ibu Ns. Sri Dewi,
Sp.Kep.Mat selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan pengarahan,
masukan dan bimbingan, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Burhan Muslim, SKM.M.Si selaku Direktur Politeknik


Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Padang.
2. Ibu Ns. Sila Dewi Anggreni, S.Pd, M.Kep, Sp.KMB selaku Ketua Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Padang.
3. Ibu Ns. Deharnita, S.ST, M.Kes selaku Ketua Prodi DIII Keperawatan
Solok.
4. Bapak dan Ibu Dosen Prodi Keperawatan Solok yang telah memberika
nilmu selama mengikuti pendidikan di Keperawatan Solok.
5. Rekan-rekan angkatan yang telah memberikan dukungan serta saran-saran
yang bermanfaat dan membangun.

3
Dalam penulisan studi kasus ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari
itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah penelitian ini.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih atas segala bantuan dari semua
pihak yang terlibat dalam penulisan. Mudah-mudahan Karya Tulis Ilmiah ini
bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Solok, 2020

Peneliti

4
BAB I

PENDAHULUAN

Infeksi saluran pernafasan akut atau yang sering di sebut ISPA merupakan

infeksi pada saluran pernafasan baik saluran pernafasan atas atau bawah.

ISPA juga kebanyakan teradi pada anak balita karena daya tahan tubuh

mereka tidak kuat dalam menghadapi penyakit ISPA. ISPA mengakibatkan

kematian sekitar 15%-20% per tahun pada usia balita di negara berkembang

(Noya, dkk, 2019). Infeksi saluran perrnafasan akut (ISPA) di negara

berkembang menyebabkan empat dari 15 juta kematian anak berusia di

bawah 5 tahun setiap tahunnya (WHO, 2013).

Beberapa penyakit ISPA yang sering menyerang anak salah satunya yaitu

Tonsilo faringitis akut. Tonsil faringitis akut adalah radang pada

tenggorokan yang terletak di bagian faring dan tonsil. Radang pada anak

hampir selalu melibatkan organ sekitarnya sehingga infeksi pada faring juga

mengenai tonsil sehingga di sebut tonsilo faringitis dan kadang di kenal

dengan sebutan radang tenggorokan. Penyebab umum radang tenggorokan

adalah virus dan bakteri. Meskipun begitu ada beberapa faktor predisposisi

yang dapat memicu terjadinya penyakit faringitis, antara lain musim, cuaca /

temperatur, debu, polusi paparan asap rokok, pemakaian AC, anemia,

avitaminosis A, alergi, Hyphotiroid, diabetes, pernafasan melalui mulut,,

Refluks esophagus, merokok, dan voice abuse (Mulder, 2009).

Berdasarkan pernyataan tersebut di ketahui bahwa asap rokok dan

merokok merupakan salah satu pemicu faringitis. Sementara itu di perkirakan

5
sekitar 40% dari jumlah anak-anak di dunia terpapar asap rokok orang lain di

dalam rumahnya. Di hitung berdasarkan anak-anak yang terpapar tersebut

lebih dari 50% resiko untuk terjangkit penyakit system pernafasan dan

peningkatan penyakit infeksi telinga (Kemenkes, 2012).

Menurut data RISKESDAS 2018 prevelensi ISPA di Indonesia

menurut diagnosis tenaga kesehatan (NAKES) adalah 4,4% angka ini

cendrung menurun dibandingkan data yang di dapati pada tahun 2013 yaitu

13%. Untuk provinsi Sumatera Barat prevelensi pada tahun 2018 adalah

4.3% angka ini berbanding sangat jauh dibanding pada tahun 2013 yaitu 16%.

Sedangkan data ISPA berdasarkan gejala untuk SUMBAR adalah 9,4% dari

prevelensi Indonesia yaitu 9,3%. Sedangkan menurut data dari Dinas

Kesehatan Kota Solok data angka kejadian untuk kasus ISPA pada tahun

2018 adalah 8.014 kasus dengan prevelensi 5,4%.

WHO memperkirakan, sekitar 600 juta kasus baru Tonsillo faringitis

akut yang disebabkan oleh streptokokus grup A terjadi setiap tahun pada

anak-anak di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut, 15,6 juta mengembangkan

penyakit rematik jantung, dengan 233.000 kematian setiap tahun, sebagian

besar di negara-negara berkembang. penyebab paling umum pada anak-anak

adalah virus URTI, termasuk faringitis. tingkat infeksi 6-8 per tahun (El-

Radhi, 2019).

Menurut Napitulu, dkk (2016), Di Indonesia pada tahun 2007 di laporkan

bahwa kasus faringitis akut masuk ke dalam 10 besar penyakit yang di rawat

jalan dengan persentase 1,5% atau sebanyak 214.781 orang per tahun.

Berdasarkan data dari Puskesmas Tanah Garam Pelayanan Terpadu Tumbuh

6
Kembang & Perawatan Anak diperoleh data anak Tonsilo faringitis akut

pada bulan Januari 2019 sampai Desember 2019 sebanyak 62 orang. Angka

kejadian tertinggi terjadi pada bulan September 2019 berjumlah 19 orang.

Setelah dilakukan wawancara pada Kepala Ruangan Rawat inap

Puskesmas tumbuh kembang Tanah Garam komplikasi yang paling banyak

terjadi pada kasus tonsillo faringiris akut di ruangan rawat inap adalah

tonsillo faringitis kronis dan kalau sudah dalam keadaan seperti ini Karu

mengatakan bahwa Dokter akan langsung merujuk ke Rumah Sakit untuk

pemeriksaan lebih lanjut bahkan mungkin saja langsung dilakukan operasi

pengangkatan Tonsil. Karu mengatakan penatalaksaan penyakit Tonsillo

faringitis akut di puskesmas lebih ke arah perawatan yang Kuratif

(pengobatan), tindakan yang dilakukan lebih ke arah kolaborasi dengan

Dokter. Karu juga mengatakan tindakan simtomatik (berdasarkan gejala yang

timbul dan untuk diagnosa keperawatan yang sering muncul pada penyakit

tonsillofaringitis akut adalah yang pertama hipertermia, nyeri akut dan

gangguan menelan. Untuk penatalaksanaan hipertermia tindakan mandiri

perawat adalah melakukan kompres hangat, sedangkan untuk nyeri akut

perawat lebih ke arah kolaborasi saja yaitu pemberian analgetik untuk

gangguan menelan tindakan yang mungkin saja dilakukan yaitu dengan

pemansangan NGT.

7
A. Rumusan Masalah
Angka kejadian Tonsilo faringitis akut menurut data WHO adalah 600

juta kasus tiap tahun pada anak-anak di seluruh dunia. Sedangkan di

indonesia menunjukkan pravelensi Tonsilo faringitis akut pada 1,5% atau

sebanyak 214.781 orang per tahun. Serta, Berdasarkan data dari Puskesmas

Tanah Garam Pelayanan Terpadu Tumbuh Kembang & Perawatan Anak

diperoleh data anak Tonsilo faringitis akut pada bulan Januari 2019 sampai

Desember 2019 sebanyak 62 orang. Diagnosa keperawatan Tonsillo faringitis

di dalam SDKI adalah gangguan menelan, dan di katakan bahwa di dalam

SIKI intervensi yang bisa di gunakan untuk gangguan menelan salah satunya

adalah dukungan perawatan diri : makan/minum.

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan studi kasus. Dan

rumusan masalah dalam studi kasus ini adalah bagaimanakah gambaran

Asuhan Keperawatan Anak Tonsilo faringitis akut Dengan gangguan

menelan Menggunakan Intervensi dukungan perawatan diri : makan/minum

di Puskesmas Tanah Garam Pelayanan Terpadu Tumbuh Kembang &

Perawatan Anak Kota Solok?

B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian yaitu mendeskripsikan asuhan keperawatan

pada anak Tonsilo faringitis akut dengan gangguan menelan menggunakan

intervensi dukungan perawatan diri : makan/minum di Puskesmas Tanah

8
Garam Pelayanan Terpadu Tumbuh Kembang & Perawatan Anak Tahun

2020?

2. Tujuan Khusus

Berdasarkan tujuan umum dapat dibuat tujuan khusus sebagai berikut :

a. Mendeskripsikan hasil pengkajian pada anak Tonsilo faringitis akut

dengan gangguan menelan menggunakan intervensi dukungan perawatan

diri : makan/minum di Puskesmas Tanah Garam Pelayanan Terpadu

Tumbuh Kembang & Perawatan Anak Tahun 2020?

b. Mendeskripsikan diagnosa keperawatan pada anak Tonsilo faringitis akut

dengan gangguan menelan menggunakan intervensi dukungan perawatan

diri : makan/minum di Puskesmas Tanah Garam Pelayanan Terpadu

Tumbuh Kembang & Perawatan Anak Tahun 2020?

c. Mendeskripsikan rencana asuhan keperawatan pada anak Tonsilo

faringitis akut dengan gangguan menelan menggunakan intervensi

dukungan perawatan diri : makan/minum di Puskesmas Tanah Garam

Pelayanan Terpadu Tumbuh Kembang & Perawatan Anak Tahun 2020?

d. Mendeskripsikan tindakan keperawatan pada anak Tonsilo faringitis

akut dengan gangguan menelan menggunakan intervensi dukungan

perawatan diri : makan/minum di Puskesmas Tanah Garam Pelayanan

Terpadu Tumbuh Kembang & Perawatan Anak Tahun 2020?

e. Mendeskripsikan hasil evaluasi pada pasien pada anak Tonsilo faringitis

akut dengan gangguan menelan menggunakan intervensi dukungan

9
perawatan diri : makan/minum di Puskesmas Tanah Garam Pelayanan

Terpadu Tumbuh Kembang & Perawatan Anak Tahun 2020?

C. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Kegiatan penelitian bermanfaat bagi peneliti untuk menambah

pengetahuan dan wawasan dalam melakukan penelitian dan menulis karya

ilmiah tentang asuhan keperawatan pada anak Tonsilo faringitis akut

dengan gangguan menelan.

2. Bagi Direktur Rumah Sakit

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran

bagi perawat di ruangan dalam menigkatkan asuhan keperawatan pada

anak Tonsilo faringitis akutdengan gangguan menelan.

3. Bagi Direktur Poltekkes Kemenkes Padang

Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan belajar

bagi mahasiswa tentang asuhan keperawatan pada anak Tonsilo faringitis

akut dengan gangguan menelan.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian tentang asuhan keperawatan pada anak

Tonsilofaringitis akut dengan gangguan menelan dapat sebagai data

dasar untuk peneliti selanjutnya.

10
BAB II

Tinjauan Pustaka

A. Konsep Penyakit

1. Pengertian

Penyakit Tonsilofaringitis akut banyak dijumpai pada anak-anak,

paling sering disebabkan oleh berbagai jenis streptokokus Grup A. Pada

pemeriksaan patologi ditemukan jaringan faring dan tonsil membengkak

berwarna kemerahan karena peradangan, dan dalam kripta terdapat banyak

leukosit, sel epitel yang sudah mati, dan kuman pathogen (Ngastiyah,

2009).

Tonsillo faringitis akut adalah peradangan yang terjadi di tonsil dan

faring yang berlangsung 2 sampai 3 minggu, infeksi ini sering disebabkan

oleh bakteri dan virus dan juga sering terjadi karna imunitas tubuh yang

menurun (Romiyanti, 2016)

2. Etiologi

Infeksi akut pada faring dan palatine tonsil yang di sebabkan oleh

bakteri streprokokus kelompok A. patogen yang paling umum adalah

virus, adenovirus, dan virus syncytial (Codina, 2018).

Sebagian infeksi di sebabkan oleh virus, terutama pada bayi dan anak

usia pra sekolah. Yang di sebakan oleh Streptococcus jarang terjadi pada

11
anak usia 2-3 tahun dan mencapai puncak insiden pada usia sekolah antara

5 dan 11 tahun (Fahrul, 2019)

Tabel 1.1 Mikroorganisme penyebab tonsillo faringitis akut

Bakteri Virus

Streptococcus Grup A Rhinovirus

Streptococcus grup C dan G Coronavirus

Naisseria gonorhoea Influenza A dan B

Mycoplasma pneumoniae Parainfluenza

Chlamidya trachomatis Enterovirus

Chlamydophila pneumoniae Respiratory synctical virus

Arcanobacterium haemolitycum Epstein – barr virus

Corynebacterium diphteriae Adenovirus

Francisella tularensis Herpes simplex vius

Sumber : Fahrul, 2019

3. Patofisiologi

Penularan terjadi melalui droplet. Kuman menginfiltrasi lapisan epitel,

kemudian bila epitel terkikis maka jaringan limfoid superfisial bereaksi,

terjadi pembndungan radang dengan infiltrasi leukosit polimorfonuklear

(Mansjoer, dkk, 2009).

4. Manifestasi klinis

Menurut dr. Sri herawati 2011, Tanda dan gejala dari penyakit

Tonsilofaringitis akut ada beberapa atara lain:

1. Demam

12
2. Nyeri pada tenggorokan saat menelan (odynoplahgia)

3. Bau nafas (helitosis)

4. Disfagia (sulit menelan)

5. Pembesaran tonsil

6. Pembesaran kelenjer getah bening leher

5. Pemeriksaan diagnostik

Ada beberapa pemeriksaan khusus yang dilakukan yaitu :

a. Pemeriksaan orofaring

Pemeriksaan orofaring adalah pemeriksaan rongga mulut sampai ke

faring. Caranya denga menginspeksi rongga mulut sampai tonsil.

b. Apusan tenggorokan

Pemeriksaan Apusan tenggorokan menggunakan antibiotic atau obat

kumur tenggorokan yang di oleh pada tonsil menggunakan alat.

c. Pemeriksaan darah

Pemeriksaan darah yang focus dilakukan adalah pemeriksaan

leukosit dan hemoglobin. Akan ditemukan leukosit meningkat dan

hemoglobin menurun

6. Penatalaksanaan

Pengobatan sebagian besar adalah terapi suportif dan berfokus

pada hidrasi dan asupan kalori yang cukup dan mengendalikan rasa nyeri

dan demam. Kortikosteroid dapat memperpendek durasi demam dan

13
faringitis. Infeksi bakteri merupakan indikasi menggunakan anribiotik.

(Fahrul, 2019).

1. Terapi suportif

a. Istirahat cukup

b. Pemberian cairan yang sesuai

2. Terapi medis

a. Analgetik dan antipiretik

1) Paracetamol 10-15 mg/kg BB/3-4 kali pemberian

2) Ibuprofen 20 mg/kg BB/hari (dosis tebegi 3-4 kali pemberian)

b. Antibiotik

1) Amoxicilin 10-15 mg/kg BB/ pemberian 2 kali sehari, jika berat 3

kali sehari

2) Amoxiclav 40 mg/ kg BB/ hari dibagi 3 dosis

3) Klindamicin 20-30 mg/kg BB/hari

4) Eritromixin 30-50 mg/kg BB/ hari dibagi 2-4 kali pemberian

5) Cefalexin 25-59 mg/kg BB/hari dibagi 2-4 kali pemberian

6) Cefadroxil 30 mg/kg BB/ hari dibagi dalam 2 kali pemberian

7) Penisilin V oral 15-30 mg/kg BB/ hari dibagi dalam 3 kali

8) Benzatin penisilin G intamuskular dengan dosis 600.000 IU (BB <

30 KG) dan 1.200.000 (BB > 30 kg) (Fahrul,2019)

7. Komplikasi

Menurut Rukmini 2009 Komplikasi yang disebabkan oleh

tonsilofaringitis akut adalah komplikasi yang bersifat lokal yaitu

14
1. Abses pritonfiler

2. Abses parafaring

3. Otitis media

4. Tonsilo faringitis kronis

Sedangkan komplikasi yang bersifat sistemik terutama jika penyebab

kumannya adalah streptokokus beta hemolitikus komplikasi berupa

penyebaran kuman yaitu

1. Organ ginjal (nefritis,glomeluronefritis akut)

2. Sendi (artritis)

3. Jantung (endokarditis)

4. Vaskuler (plebitis)

B. Konsep menelan

1. Pengertian

Menelan adalah suatu kebiasaan yang akan berlangsung selama

bertumbuh kembang dari anak-anak hingga remaja dan dewasa. Menelan

15
dengan nromal adalah dengan llidah berada di langit-langit mulut saat

menelan dan lidah akan melebar, memberikan gaya pada gigi (Maulani,

2013).

Gangguan menelan merupakan aktivitas komplek yang melibatkan

mulut, tenggorokan, dan esofagus yang di kontrol oleh berbagai saraf dan

nervus. Menelan merupakan aktivitas yang di lakukan secara sadar.

Namun sebagian besar proses menelan terjadi secara tidak sadar (dewi,

2014).

2. Fisiologi

Proses menelan adalah suatu aktifitas neuro muskuler yang kompleks

yang meliputi koordinasi yang cepat dari struktur-struktur dalam kavum

oris, faring, laring, dan esofagus. Hal yang membuat kompleks adalah

struktur-struktur tersebut juga harus menunjang fisiologis respirasi, fonasi

dan artikulasi. Pada waktu proses menelan, bolus makanan atau cairan

akan berjalan dari mulut ke lambung melalui faring dan esofagus yang

akan menyilang jalan repirasi udara pernafasan dari hidung menuju laring

dan trakea ( Juniati, 2013).

Juniati, 2013 menyebutkan proses menelan terdiri dari 3 fase, yaitu :

1. Fase preparasi oral

2. Fase faringeal

3. Fase esofageal

3. Faktor gangguan menelan

Menurut dewi, 2014 penyebab umum gangguan menelan adalah :

16
1. Sesuatu yang menghentikan jalannya makanan dan cairan, seperti

tumor, atau gangguan pada vertebrae servikalis.

2. Gangguan pada nervus dan otot akibat stroke, penyakit

parkinson, penyakit huntington, multipel sklerosis, miastenia

gravis, distrofi otot, polio dan sifilis.

8. Konsep asuhan keperawatan

1. Pengkajian

Pengkajian status kesehatan anak melibatkan banyak komponen

antara lain wawancara dan riwayat kesehatan , observasi interaksi

antara orang tua dengan anak, pengkajian perkembangan emosional,

fisiologis,kognitif, dan sosial anak, keterampilan perawat sangat pentin

bagi kesuksesan proses pengkajian (Mandleco 2015).

a. keluhan utama

sakit tenggorokan, nyeri telan, demam dll

b. riwayat penyakit sekarang

serangan, karakteristik, insiden, perkembangan, efek terapi dll

c. riwayat kesehatan lalu

1) riwayat kelahiran

2) riwayat imunisasi

3) riwayat kesehatan keluarga

d. penyakit yang pernah diderita ( faringitis berulang, ISPA, otitis

media ) riwayat hospitalisasi

17
e. Tinjauan sistem

Lakukan juga tinjauan sistem tentang riwayat kzsehatan saat ini atau

masa lalu dilakukan Head to toe.

f. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik harus berfokus pada keluhan utama atau setiap

sistem yang melibatkan kemampuan berfikir kritis perawat saat

mendapatkan riwayat. Pemeriksaan fisik akan merefleksikan gaya praktik

umum perawat, tahap perkembangan dan usia anak, dan status kesehatan

anak (Miller, 2011).

ukuran besarnya tonsil dinyatakan dengan :

T0 : bila sudah dioperasi

T1 : ukuran yang normal ada

T2 : pembesaran tonsil tidak sampai garis tengah

T3 : pembesaran mencapai garis tengah

T4 : pembesaran melewati garis tengah

g. nutrisi

sakit tenggorokan, nyeri telan, nafsu makan menurun, menolak

makan dan minum, turgor kurang

18
h. aktifitas / istirahat

anak tampak lemah, letargi, iritabel, malaise

i. keamanan / kenyamanan

Kecemasan terhadap hospitalisasi

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul menurut NANDA 2015

adalah sebagai berikut :

a. Hipertermi

Definisi :

Suhu tubuh meningkat di atas rentang normal tubuh.

Penyebab :

a. Dehidrasi

b. Terpapar lingkungan panas

c. Proses penyakit (mis. Infeksi, kanker)

d. Ketidaksesuaian pakaian dengan suhu lingkungan

e. Peningkatan laju metabolisme

f. Respon utama

g. Aktivitas berlebihan

h. Penggunaan inkubator

Gejala mayor :

a. Suhu tubuh di atas nilai normal

19
Gejala minor :

a. Kulit merah

b. Kejang

c. Takikardi

d. Takipnea

e. Kulit terasa hangat

b. Nyeri akut

Definisi :

Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan

kerusakan jaringan aktual atau fungsional. Dengan onset mendadak atau

lambat dan intensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3

bulan.

Penyebab :

1. Agen pencedera fisiologis (mis. Inflamasi, iskemia, neoplasma)

2. Agen pencedera kimiawi (mis. Terbakar, bahan kimia iritan)

3. Agen pencedera fisik (mis. Abses, amputasi, terbakar, terpotong,

mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan)

Gejala dan tanda mayor

Subjektif

 Mengeluh nyeri

20
Objektif

1. Tekanan darah meningkat

2. Bersikap protektif

3. Gelisah

4. Frekuensi nadi meningkat

5. Sulit tidur

Gejala dan tanda mayor

 Subjektif

(Tidak tersedia )

 Objektif

4. Tekanan darah meningkat

5. Pola nafas berubah

6. Nafsu makan berubah

7. Proses berfikir trganggu

8. Menarik diri

9. Berfokus pada diri sendiri

10. diaforesis

c. Gangguan menelan b.d obstruksi mekanik

21
Definisi :

Fungsi menelan abnormal akibat defisit struktur atau fungsi oral,

faring atau esofagus

Penyebab :

6. Gangguan serebrovaskuler

7. Gangguan saraf kranialis

8. Paralisis serebral

9. Akalasia

10. Abnormalitas laring

11. Abnormalitas orofaring

12. Anomali jalan nafas atas

13. Defek anatomik kongenital

14. Defek laring

15. Defek nassal

16. Defek rongga nasofaring

17. Defek trakea

18. Refluk gastroesofagus

19. Obstruksi mekanis

22
20. Prematuritas

Gejala dan tanda mayor

Subjektif :

1. Mengeluh sulit menelan

Objektif :

1. Batuk sebelum menelan

2. Batuk setelah makan atau minum

3. Tersedak

4. Makanan tertinggal di ronggga mulut

Gejala dan tanda minor

Subjektif :

Oral (tidak tersedia)

Objektif :

Oral

1. Bolus masuk terlalu cepat

2. Refluks nasal

3. Tidak mampu membersihkan rongga mulut

4. Makanan jauh dari mulut

23
5. Makanan terdorong keluar dari mulut

6. Sulit mengunyah

7. Muntah sebelum menelan

3. Intervensi keperawatan

Pembuatan tujuan, identifikasi dari tindakan keperawatan yang tepat

dan pernyataan dari hasil yang di harapkan merumuskan perencanaan

keperawatan

Tabel 1.1 Intervensi keperawatan

Perencanaan

Kode SLKI Kode SIKI

24
L.06052 Status menelan L11351 Dukungan perawatan
diri : makan/minum
Definisi :
Definisi : memfasilitasi
Jalan makanan dari mulut pemenuhan kebutuhan
sampai abdomen adekuat makan/minum
Ekspetasi : membaik Tindakan
Kriteria Hasil : Observasi :
 Mempertahankan  Identifikasi diet
makanan di mulut
meningkat yang di anjurkan

 Reflek menela meningkat


 Monitor
 Kemampuan
mengosongkan mulut kemampuan
meningkat
menelan
 Kemampuan mengunyah
meningkat  Monitor status
 Usaha menelan meningkat
hidrasi pasien, jika
 Pembentukan bolus
perlu.
meningkat

 Frekuensi teredak Terapeutik


menurun

 Batuk menurun  Ciptakan

 Muntah menurun lingkungan yang

 Refluks lambung menyenangkan


menurun
selama makan
 Gelisah menurun

 Regurgitasi menurun  Atur posisi yang

 Produksi saliva membaik nyaman untuk

 Penerimaan makanan makan/minum


membaik

25
 Kualitas suara membaik  Lakukan oral

hygiene sebelum

makan, bila perlu

 Letakkan makanan

di sisi mata yang

sehat

 Sediakan sedotan

untuk minum, sesuai

kebutuhan

 Siapkan makanan

dengan suhu yang

meningkatkan nafsu

makan

 Siapkan makanan

dan minum yang di

sukai

 Berikan bantuan

makan/minum

sesuai tingkat

kemandirian, jika

perlu

 Motivasi makan di

26
ruang makan, jika

tersedia

Edukasi

 Jelaskan posisi

makanan pada

pasien yang

mengalami

gangguan

penglihatan dengan

mengguunakan arah

jarum jam (mis.

Sayur di jam 12,

rendang di jam 3)

Kolaborasi

 Kolaborasi

pemberian obat

(mis. Analgetik,

antiemetik) sesuai

indikasi

D.0077
Teknik distraksi
( I.08247)

Nyeri akut
Defenisi : mengalihkan

27
Kategori :psikologis perhatian atau
mengurangi emosi dan
Subkategori : nyeri dan
pikiran negatif terhadap
kenyamanan
sensasi yang tidak di
Nyeri akut inginkan

Tingkat nyeri L.08066 Tindakan :

Kriteria hasil: Observasi :

Keluhan nyeri menurun 1. identifikasi pilihan


teknik distraksi
Meringis menurun
yang diinginkan
Sikap protektif menurun
2. Terapeutik
Gelisah menurun
3. Gunakan teknik
Kesulitan tidur menurun distraksi (mis.
Membacabuku,
Pola tidur membai
menonton televisi,
bermain,aktivitas
terapi, membaca
cerita, bernyanyi)

Edukasi

1. Jelaskan manfaat
dan jenis distraksi
bagi panca indera
(mis. Musik,
penghitungan,
yelevisi,baca,video /
permainan
genggam)

2. Anjurkan

28
menggunakan teknik
sesuai dengan tingkat
energi, kemampuan,
usia, tingkat
perkembangan

3. Anjurjan membuat
daftar aktivitas yang
menyenangkan

4. Anjurjan berlatih
distraksi

Manajemen Demam

Hipertermia
Defenisi:
Termoregulasi
Mengidentifikasi dan

Defenisi: Pengaturan suhu mengelola peningkatan

tubuh agar tetap berada pada suhu tubuh akibat

rentang normal. pirogen endogen.

Kriteria hasil: Tindakan

1. Suhu tubuh membaik Observasi:

2. Suhu kulit membaik


1. Monitor tanda-tanda

29
3. Kejang menurun vital (mis, suhu

4. Kulit merah berkurang tubuh, frekuensi

5. Pucat menurun nadi, frekuensi

6. Takikardi menurun napas, dan tekanan

Tekanan darah membaik darah)

2. Monitor intake dan

output cairan

3. Monitor komplikasi

akibat demam (mis,

kejang, penurunan

kesadaran, kadar

elektrolit abnormal,

ketidakseimbangan

asam basa, aritmia)

Terapeutik:

1. Tutupi badan dengan

selimut/pakaian

dengan tepat (mis

selimut/pakaian

tebal saat merasa

dingin dan

selimut/pakaian tipis

saat merasa panas)

2. Lakukan Tepid

30
sponge, jika perlu

3. Berikan oksigen,

jika perlu

Edukasi:

1. Anjurkan tirah

baring

2. Anjurkan

memperbanyak

minum

Kolaborasi:

1. Kolaborasi

pemberian cairan

dan elektrolit

intravena, jika perlu

2. Kolaborasi pemberian

antipiretik, jika

perlu

Kolaborasi pemberian

antibiotic, jika perlu.

4. Implementasi

31
Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai

tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan

disusun dan tijunjukan pada perawat untuk membantu pasien mencapai

tujuan yang diharapkan. Imolementasi keperawatan pada pasien tonsillo

faringitis akut.

5. Evaluasi keperawatan

Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan. Evaluasi

menyediakan nilai informasi mengenai pengaruh intervensi yang telah

direncanakan dan merupakan perbandingn dari hasil yang telah dibuat

pada tahap perencanaan. Dalam evaluasi, proes perkembangan pasien

dinilai selama 24 jam terus menerus yang ditulis dalam bentuk catatan atau

laporan keperawatan yang ditulis oleh perawat jaga sebelum mengakihiri

jam dinasnya. Evaluasi biasanya dibuat dalam bentuk SOAP, pada pasien

tonsillo faringitis akut diharapkan pasien dapat mencapai evaluasi yang

diharapkan.

SOP makan dan minum per oral

Untuk Memenuhi kebutuhan nutrisi pasien melalui oral, merupakan cara

yang paling ideal untuk memenuhi kebutuhan energi, protein, vitamin, mineral,

dan berbagai komponen nutrien lain, dengan tujuan agar kebutuhan nutrisi pasien

terpenuhi (Riyadi & Harmoke, 2012).

32
No. Aspek yang dinilai Nilai Keterangan

0 1 2

1. Persiapan alat :

1. Piring, sendok,

garfu, serbet

makan, piring

dari mangkuk

untuk mencuci

tangan.

2. Makanan dan

minuman di

sipakan dan

bawa ke dekat

klien

3. Lingkungan

sekitar klien di

rapikan.

2 Pasien yang dapat

duduk :

1. Beritahu kllien

2. Bantu klien

duduk di tempat

33
tidur/ kursi

3. Beri serbet untuk

alas di bawah

dagu klien

4. Makanan dan

minuman di

hidangkan

5. Pasien di

ingatkan untuk

cuci tangan dan

berdoa

6. Pasien di

persilahkan

makan

3. Pasien yang

berbaring :

1. Beritahu klien

2. Bantu klien

untuk

meningkatkan

tubuhnya

3. Bentangkan

34
serbet di bawah

dagu klien

4. Makanan di

hidangkn,

perawat

membantu

memotong lauk

pauk dan atau

menuang sayur

5. Pasien di

ingatkan untuk

cuci tangan dan

berdoa

6. Pasien di

persilahkan

makan

Kien yang tidak

dapat makan dan

minum sendiri :

1. Beritahu klien

2. Atur klien

dengan posisi

35
kepala lebih

tinggi dari

badannya

3. Bentangkan

serbet di bawah

dagu klien

4. Klien di tawari

minum, kalau

bisa pakai

sedotan.

5. Beritahu klien

jika makanan

panas/ ingin,

anjurkan untuk

mencicipi dulu.

6. Suapkan

makanan sedikit

demi sedikit

agar tidak

tersedak sambil

berkomunikasi

dengan klien

36
7. Bila sudah

selesai, beri air

minum di

lanjutkan obat

8. Mulut klien dan

sekitarnya di

bersihkan

9. Bersihkan

peralatan.

Sumber : (Riyadi & Handoko, 2012).

Tahap Evaluasi :

1. Evaluasi perasaan pasien

2. Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya

3. Dokumentasikan prosedur dan hasil observasi

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif kasus tunggal. Jenis

rancangan penelitian yang dipakai adalah dalam bentuk studi kasus tunggal.

Pada penelitian studi kasus ini dilakukan

B. Tempat dan Waktu

37
Penelitian ini akan dilakukan di Puskesmas tumbuh dan kembang anak

Penelitian ini akan dimulai dari tanggal 8 Januari sampai dengan 18 januari

tahun 2020, sedangkan waktu untuk penelitian akan dilakukan pada 27 April

sampai dengan 15 Mei 2020 di Puskesmas Tanah Garam Pelayanan Terpadu

Tumbuh Kembang & Perawatan Anak

C. Subjek Studi Kasus

Subjek studi kasus pada penelitian ini adalah pada anak yang

menderita Tonsilo faringitis akut dan mengalami Gangguan menelan.

 Kiteria Inklusi

 Pasien dengan diagnosis Tonsillo faringitis akut di ruang rawat

inap anak Puskesmas Tumbuh Kembang Kota Solok yang

mengalami hipertermia

 Pasien dan orang tua bersedia menjadi responden

 Pasien dan keluarga bersedia diberikan asuhan keperawatan

D. Fokus Studi

Fokus studi penlitian ini adalah penerapan pemberian makan dan minum

per oral di Puskesmas Tanah Garam Pelayanan Terpadu Tumbuh Kembang &

Perawatan Anak

E. Definisi Operasional Fokus Studi

No. Fokus Studi Defenisi Operasional


1. Penerapan dukungan Pemberian makan dan minum per oral agar
perawatan diri : makan kebutuhan nutrisi pada pasien terpenuhi,
dan minum per oral yang di berikan langsung melalui mulut
2. Pasien Tonsilo faringitis Pasien dengan tonsillo faringitis akut akan

38
akut dengan gangguan sulit untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya,
menelan karna adanya pembengkakan pada area
tonsil yang mengakibatkan kesulitan dalam
menelan. Untuk itu di lakukan dukungan
perawatan diri : makan dan minum per oral
agar kebutuhan nutrisinya terpenuhi

F. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah :

1. Wawancara

Dalam metode wawancara ini, instrument yang digunakan adalah

format pengkajian antara lain identititas klien, riwayat kesehatan dan

keluhan utama klien.

2. Dengan melakukan pengukuran langsung

Dalam metode pengukuran langsung ini, intrumen yang digunakan

adalah penlight,termometer dan visual analog scale.

G. Analisis Data

Analisis dari hasil pelaksanaan asuhan keperawatan dilakukan dengan

cara deskriptif, salah satunya adalah dengan metode studi kasus (case study).

Proses penyusunan studi kasus ini yaitu pengumpulan data mentah individu,

data hasil pengkajian tersebut dikelompokkan berdasarkan data subjektif dan

objektif yang akan dianalisis. Setelah itu dirumuskan diagnosa keperawatan

dengan memprioritaskan untuk menentukan diagnosis pertama. Selanjutnya

disusun intervensi keperawatan untuk diimplementasikan kepada keluarga.

Implementasikan yang telah dilakukan dievaluasi kembali. Analisis

selanjutnya peneliti melaporkan asuhan yang telah dilakukan .

H. Etik Penelitian

39
Etik dalam penelitian ini dilakukan dengan memberikan informed

consent terlebih dahulu kepada calon . Sebelum lembar persetujuan diberikan,

peneliti menjelaskan tujuan penelitian dan permohonan kesediaan dan klien

berperan dalam penelitian ini. Kemudian jelaskan data-data yang telah

didapat dijaga kerahasiaannya karena penelitian ini tidak bertentangan dengan

hukum dan etik penelitian.

Prinsip etik yang diterapkan berkaitan dengan studi kasus ini yaitu:

 Otonomi (Autonomy)

Prinsip yang didasarkan pada keyakinan individu mampu berpikir logis

dan mampu membuat keputusan sendiri. Etik dalam penelitian ini

dilakukan dengan memberikan Informed consent terlebih dahulu kepada

pasien dan keluarga pasien yang mengalami kejang demam.

 Berbuat baik (Beneficience)

Berbuat baik berarti melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan memerlukan

pencegahan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri

dan orang lain. Sebelum Informed consent diberikan, peneliti menjelaskan

tujuan penelitian dan permohonan kesediaan pasien berperan dalam

penelitian ini.

 Tidak merugikan (nun maleficience)

Prinsip tidak merugikan ini mengandung arti tidak menimbulkan

bahaya/cedera fisik dan psikologis penelitian.

 Kejujuran (veracity)

40
Nilai yang diperlukan oleh pemberi pelayanan kesehatan untuk

menyampaikan kebenaran pada semua pasien dan untuk meyakinkan

pasien.

 Menepati janji (fidelity)

Prinsip menepati janji dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan

komitmennya terhadap pasien.

 Kerahasiaan (confidentiality)

Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah bahwa informasi tentang pasien

harus dijaga sungguh sungguh karena merupakan sesuatu yang sangat

privasi.

 Akuntabilitas (accountability)

Akuntabilitas merupakan standar pasti bahwa tindakan seseorang yang

profesional harus dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa kecuali.

DAFTAR PUSTAKA

Noya, dkk (2019), Peran ibu dalam peningkatan sistem imun anak dengan

infeksi saluran pernafasan akut : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,

Universitas Kristen Satya Wacana Kota Salatiga, Jawa Tengah.

41
Pujjiati Abbas & Aprilia Sri Haryati (2015), Hubungan peberian asi ekslusif

dengan kejadian infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) pada bayi : Fakulas

kedokteran Universitas Islam Sultan Agung (Unnisula) Semarang.

Arumike Septrian, dkk (2017), Hubungan asap rokok dengan kejadian faringitis

di wilayah kerja puskesmas klandasan ilir balikpapan : FKM Universitas

Mahakam Samarinda.

Ngastiyah, 2005 Perawatan Anak Sakit Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC :

JAKARTA

Muhamad fahrul udin, 2018 Penyakit resoirologi pada anak :UB press :Malang

Dr. Sri Rukmini, 2011, buku ajar ilmu penyakit telinga dan tenggorok : EGC :

Jakarta

Sri Herawati Juniati, Ilmu kesehatan THT-KL ESOFAGUS edisi 2 : AUP :

Surabaya

Drg. Chaerita Maulani, Seluk beluk kawat gigi : PT Elex Media Kompuindo :

Jakarta

Sofia Rhosma Dewi, buku ajar Keperawatan gerontik : CV BUDI UTAMA :

Yogyakarta.

Sujono Riyadi & Harmoko, Standar Operating Procedure Dalam Praktik Klinik

Keperawatan Dasar : PUSTAKA PELAJAR : Yogyakarta.

42
SOP makan dan minum per oral

Untuk Memenuhi kebutuhan nutrisi pasien melalui oral, merupakan cara

yang paling ideal untuk memenuhi kebutuhan energi, protein, vitamin, mineral,

dan berbagai komponen nutrien lain, dengan tujuan agar kebutuhan nutrisi pasien

terpenuhi (Riyadi & Harmoke, 2012).

43
No. Aspek yang dinilai Nilai Keterangan

0 1 2

1. Persiapan alat :

1. Piring, sendok,

garfu, serbet

makan, piring

dari mangkuk

untuk mencuci

tangan.

2. Makanan dan

minuman di

sipakan dan

bawa ke dekat

klien

3. Lingkungan

sekitar klien di

rapikan.

2 Pasien yang dapat

duduk :

1. Beritahu kllien

2. Bantu klien

duduk di tempat

44
tidur/ kursi

3. Beri serbet untuk

alas di bawah

dagu klien

4. Makanan dan

minuman di

hidangkan

5. Pasien di

ingatkan untuk

cuci tangan dan

berdoa

6. Pasien di

persilahkan

makan

3. Pasien yang

berbaring :

1. Beritahu klien

2. Bantu klien

untuk

meningkatkan

tubuhnya

3. Bentangkan

45
serbet di bawah

dagu klien

4. Makanan di

hidangkn,

perawat

membantu

memotong lauk

pauk dan atau

menuang sayur

5. Pasien di

ingatkan untuk

cuci tangan dan

berdoa

6. Pasien di

persilahkan

makan

Kien yang tidak

dapat makan dan

minum sendiri :

1. Beritahu klien

2. Atur klien

dengan posisi

46
kepala lebih

tinggi dari

badannya

3. Bentangkan

serbet di bawah

dagu klien

4. Klien di tawari

minum, kalau

bisa pakai

sedotan.

5. Beritahu klien

jika makanan

panas/ ingin,

anjurkan untuk

mencicipi dulu.

6. Suapkan

makanan sedikit

demi sedikit

agar tidak

tersedak sambil

berkomunikasi

dengan klien

47
7. Bila sudah

selesai, beri air

minum di

lanjutkan obat

8. Mulut klien dan

sekitarnya di

bersihkan

9. Bersihkan

peralatan.

Sumber : (Riyadi & Harmoke, 2012).

FORMAT PENGKAJIAN
RUANG PERAWATAN ANAK

I. Biodata

 Identitas Klien
1. Nama/Nama panggilan :
……………………………………………………………………

2. Tempat tgl lahir/usia :


……………………………………………………………………

3. Jenis kelamin :
……………………………………………………………………

48
4. A g a m a :
……………………………………………………………………

5. Pendidikan :
……………………………………………………………………

6. Alamat :
……………………………………………………………………

7. Tgl masuk : ...................................... (jam ............)

8. Tgl pengkajian :
……………………………………………………………………

9. Diagnosa medik :
……………………………………………………………………

10. Rencana terapi :


……………………………………………………………………

……………………………………………
………………………

……………………………………………
………………………

 Identitas Orang tua


1. Ayah

a. N a m a :
……………………………………………………………………

b. U s i a :
……………………………………………………………………

c. Pendidikan :
……………………………………………………………………

49
d. Pekerjaan/sumber penghasilan :
……………………………………………………………

e. A g a m a :
……………………………………………………………………

f. Alamat :
……………………………………………………………………

2. Ibu

a. N a m a :
……………………………………………………………………

b. U s i a :
……………………………………………………………………

c. Pendidikan :
……………………………………………………………………

d. Pekerjaan/Sumber penghasilan:
……………………………………………………………

e. Agama :
……………………………………………………………………

f. Alamat :
……………………………………………………………………

C. Identitas Saudara Kandung

No NAMA USIA HUBUNGAN STATUS KESEHATAN

50
II. Riwayat Kesehatan

 Riwayat Kesehatan Sekarang :


Keluhan Utama :
……………………………………………………………………………..

Riwayat Keluhan Utama :

………………………………………………………………………………
………………………

………………………………………………………………………………
………………………

………………………………………………………………………………
………………………

Keluhan Pada Saat Pengkajian :

………………………………………………………………………………
………………………

………………………………………………………………………………
………………………

………………………………………………………………………………
………………………

 Riwayat Kesehatan Lalu (khusus untuk anak usia 0 – 5 tahun)


1. Prenatal care

 Ibu memeriksakan kehamilannya setiap minggu


di…………………….
Keluhan selama hamil yang dirasakan oleh ibu, tapi oleh dokter
dianjurkan untuk

51
………………………………………………………………………
………………………

b. Riwayat terkena radiasi : ……………………………………….


c. Riwayat berat badan selama hamil :
…………………………………..

e. Riwayat Imunisasi TT : ………………………………………..

f. Golongan darah ibu ………….. Golongan darah ayah …………..

2. Natal

a, Tempat melahirkan : ………………………………………….

b. Jenis persalinan : …………………………………………….

c. Penolong persalinan : …………………………………………

 Komplikasi yang dialami oleh ibu pada saat melahirkan dan setelah
melahirkan :
............................................................................................................
................................

3. Post natal

a. Kondisi bayi : ……………………………. APGAR


………………………………….

b. Anak pada saat lahir tidak mengalami :


……………………………………………….
(Untuk semua Usia)

¤ Klien pernah mengalami penyakit : ……………………….pada umur :


………………….. diberikan obat oleh :
…………………………………………..

¤ Riwayat kecelakaan :
……………………………………………………………………………

52
¤ Riwayat mengkonsumsi obat-obatan berbahaya tanpa anjuran dokter dan
menggunakan zat/subtansi kimia yang berbahaya :
…………………………………………………………….

¤ Perkembangan anak dibanding saudara-


saudaranya : ...................................................................

 Riwayat Kesehatan Keluarga


¤ Genogram

Ket :

IV. Riwayat Immunisasi (imunisasi lengkap)

Waktu Reaksi Setelah


NO Jenis Imunisasi Frekuensi Frekuensi
Pemberian Pemberian

1. BCG

2. DPT (I,II,III)

Polio
3.
(I,II,III,IV)

4. Campak

5. Hepatitis

53
V. Riwayat Tumbuh Kembang

 Pertumbuhan Fisik
 Berat badan : ………………kg
 Tinggi badan :……………. cm.
 Waktu tumbuh gigi …………………. gigi tanggal
………….........…………..… Jumlah gigi ......................
buah.
 Perkembangan Tiap tahap
Usia anak saat

 Berguling : …………… bulan


 Duduk : …………… bulan
 Merangkak : …………… bulan
 Berdiri : …………… tahun
 Berjalan : …………… tahun
 Senyum kepada orang lain pertama kali : ……………
tahun
 Bicara pertama kali : …………… tahun dengan
menyebutkan : ……………
 Berpakaian tanpa bantuan : ……………
VI. Riwayat Nutrisi

 Pemberian ASI
........................................................................................................................
................................

 Pemberian susu formula


1. Alasan pemberian :
……………………………………………………………

2. Jumlah pemberian :
……………………………………………………………

54
3. Cara pemberian :
……………………………………………………………

Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini

Usia Jenis Nutrisi Lama Pemberian

VII. Riwayat Psikososial

¤ Anak tinggal bersama : ................................................


di : ................................................

¤ Lingkungan berada di : ................................................

¤ Rumah dekat dengan : ................................................, tempat


bermain ................................................

kamar klien : ................................................

¤ Rumah ada tangga : ................................................

¤ Hubungan antar anggota keluarga : ................................................

¤ Pengasuh anak : ................................................

VIII. Riwayat Spiritual

¤ Support sistem dalam keluarga : ................................................

¤ Kegiatan keagamaan : ................................................

IX. Reaksi Hospitalisasi

A. Pengalaman keluarga tentang sakit dan rawat inap

55
- Ibu membawa anaknya ke RS karena : ................................................

- Apakah dokter menceritakan tentang kondisi


anak : ................................................

- Perasaan orang tua saat ini : ................................................

- Orang tua selalu berkunjung ke RS : ................................................

- Yang akan tinggal dengan anak : ................................................

B. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap

..................................................................................................................
.........................................
..................................................................................................................
.........................................
..................................................................................................................
.........................................
X. Aktivitas sehari-hari

 Nutrisi
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

 Selera makan

 Cairan
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

 Jenis minuman
 Frekuensi minum
 Kebutuhan cairan
 Cara pemenuhan
 Eliminasi (BAB&BAK)
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

 Tempat
pembuangan

56
 Frekuensi (waktu)
 Konsistensi
 Kesulitan
 Obat pencahar
 Istirahat tidur
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

 Jam tidur
 Siang
 Malam
 Pola tidur
 Kebiasaan sebelum
tidur
 Kesulitan tidur

 Olah Raga
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

 Program olah raga


 Jenis dan frekuensi
 Kondisi setelah
olah raga

 Personal Hygiene
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

 Mandi
- Cara

- Frekuensi

- Alat mandi

 Cuci rambut
- Frekuensi

57
- Cara

 Gunting kuku
- Frekuensi

- Cara

 Gosok gigi
- Frekuensi

- Cara

 Aktifitas/Mobilitas Fisik
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

 Kegiatan sehari-hari
2. Pengaturan jadwal
harian

3. Penggunaan alat Bantu


aktifitas

 Kesulitan pergerakan
tubuh

 Rekreasi
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

 Perasaan saat
sekolah
 Waktu luang
 Perasaan setelah
rekreasi
 Waktu senggang

58
klg
 Kegiatan hari libur

XI. Pemeriksaan Fisik

 Keadaan umum :
 Kesadaran :
 Tanda – tanda vital :
 Tekanan darah : ..................................... mmHg
 Denyut nadi : ..................................... x / menit
 Suhu : ..................................... o C
 Pernapasan : ..................................... x/ menit
 Berat Badan :
 Tinggi Badan :
 Kepala
Inspeksi

Keadaan rambut & Hygiene kepala :

 Warna rambut :
 Penyebaran :
 Mudah rontok :
 Kebersihan rambut :
Palpasi

Benjolan : ada / tidak ada :

Nyeri tekan : ada / tidak ada :

Tekstur rambut : kasar/halus :Muka

Inspeksi

 Simetris / tidak :
 Bentuk wajah :
 Gerakan abnormal :
 Ekspresi wajah :
Palpasi

Nyeri tekan / tidak :

Data lain :

 Mata
Inspeksi

59
 Pelpebra : Edema / tidak
Radang / tidak

 Sclera : Icterus / tidak


 Conjungtiva : Radang / tidak
Anemis / tidak

 Pupil : - Isokor / anisokor


- Myosis / midriasis

- Refleks pupil terhadap cahaya :

 Posisi mata :
Simetris / tidak :

 Gerakan bola mata :


 Penutupan kelopak mata :
 Keadaan bulu mata :
 Keadaan visus :
 Penglihatan : - Kabur / tidak
- Diplopia / tidak

Palpasi

Tekanan bola mata :

Data lain :

 Hidung & Sinus


Inspeksi

 Posisi hidung :
 Bentuk hidung :
 Keadaan septum :
 Secret / cairan :
Data lain :

 Telinga
Inspeksi

 Posisi telinga :
 Ukuran / bentuk telinga :
 Aurikel :
 Lubang telinga : Bersih / serumen / nanah
 Pemakaian alat bantu :
Palpasi

Nyeri tekan / tidak

60
Pemeriksaan uji pendengaran

 Rinne :
 Weber :
 Swabach :
Pemeriksaan vestibuler :

Data lain :

 Mulut
Inspeksi

 Gigi
 Keadaan gigi :
 Karang gigi / karies :
 Pemakaian gigi palsu :
 Gusi
Merah / radang / tidak :

 Lidah
Kotor / tidak :

 Bibir
 Cianosis / pucat / tidak :
 Basah / kering / pecah :
 Mulut berbau / tidak :
 Kemampuan bicara :
Data lain :

 Tenggorokan
 Warna mukosa :
 Nyeri tekan :
 Nyeri menelan :
 Leher
Inspeksi

Kelenjar thyroid : Membesar / tidak

Palpasi

 Kelenjar thyroid : Teraba / tidak


 Kaku kuduk / tidak :
 Kelenjar limfe : Membesar atau tidak
Data lain :

 Thorax dan pernapasan

61
 Bentuk dada :
 Irama pernafasan:
 Pengembangan di waktu bernapas :
 Tipe pernapasan :
Data lain :

Palpasi

 Vokal fremitus :
 Massa / nyeri :
Auskultasi

 Suara nafas : Vesikuler / Bronchial / Bronchovesikuler


 Suara tambahan : Ronchi / Wheezing / Rales
Perkusi

Redup / pekak / hypersonor / tympani

Data lain :

 Jantung
Palpasi

Ictus cordis :

Perkusi

Pembesaran jantung :

Auskultasi

 BJ I :
 BJ II :
 BJ III :
 Bunyi jantung tambahan :
Data lain :

 Abdomen
Inspeksi

 Membuncit :
 Ada luka / tidak :
Palpasi

 Hepar :
 Lien :
 Nyeri tekan :

62
Auskultasi

Peristaltik :

Perkusi

 Tympani :
 Redup :
Data lain :

 Genitalia dan Anus :


 Ekstremitas
Ekstremitas atas

 Motorik
 Pergerakan kanan / kiri :
 Pergerakan abnormal :
 Kekuatan otot kanan / kiri :
 Tonus otot kanan / kiri :
 Koordinasi gerak :
 Refleks
 Biceps kanan / kiri :
 Triceps kanan / kiri :
 Sensori
 Nyeri :
 Rangsang suhu :
 Rasa raba :

Ekstremitas bawah

 Motorik
 Gaya berjalan :
 Kekuatan kanan / kiri :
 Tonus otot kanan / kiri :
 Refleks
 KPR kanan / kiri :
 APR kanan / kiri :
 Babinsky kanan / kiri :
 Sensori
 Nyeri :
 Rangsang suhu :
 Rasa raba :
Data lain :

 Status Neurologi.
Saraf – saraf cranial

63
 Nervus I (Olfactorius) : penghidu :
 Nervus II (Opticus) : Penglihatan :
 Nervus III, IV, VI (Oculomotorius, Trochlearis, Abducens)
 Konstriksi pupil :
 Gerakan kelopak mata :
 Pergerakan bola mata :
 Pergerakan mata ke bawah & dalam :
 Nervus V (Trigeminus)
 Sensibilitas / sensori :
 Refleks dagu :
 Refleks cornea :
 Nervus VII (Facialis)
 Gerakan mimik :
 Pengecapan 2 / 3 lidah bagian depan :
 Nervus VIII (Acusticus)
Fungsi pendengaran :

 Nervus IX dan X (Glosopharingeus dan Vagus)


 Refleks menelan :
 Refleks muntah :
 Pengecapan 1/3 lidah bagian belakang :
 Suara :
 Nervus XI (Assesorius)
 Memalingkan kepala ke kiri dan ke kanan :
 Mengangkat bahu :
 Nervus XII (Hypoglossus)
 Deviasi lidah :
Tanda – tanda perangsangan selaput otak

 Kaku kuduk :
 Kernig Sign :
 Refleks Brudzinski :
 Refleks Lasegu :
Data lain :

XI. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan (0 – 6 Tahun )

Dengan menggunakan DDST

 Motorik kasar
 Motorik halus
 Bahasa
 Personal social
XII. Test Diagnostik

64
= Laboratorium

………………………………………………………………………………………
………………………..

………………………………………………………………………………………
………………………..

………………………………………………………………………………………
………………………..

= Foto Rotgen, CT Scan, MRI, USG, EEG, ECG

XIII. Terapi saat ini (ditulis dengan rinci)

 Analisa Data

No Data Etiologi Problem Paraf


1 DS :
        

DO :
        -

 Diagnosa Keperawatan

 Perencanaan Keperawatan

NO DIAGNOSA INTERVENSI
KEPERAWATAN TUJUAN DAN PERENCANAAN
KRITERIA HASIL
1

65
 Implementasi Keperawatan

Diagnosa
No Jam Tindakan Keperawatan
Keperawatan

 Evaluasi keperawatan

Diagnosa
No Evaluasi Paraf
Keperawatan

66

Anda mungkin juga menyukai