TINJAUAN PUSTAKA
A. Lansia
1. Definisi
Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) mendefinisikan lansia adalah
seorang yang sudah mencapai umur 60 tahun ke atas. Lansia merupakan
individu yang mengalami perubahan secara fisik, bilogis, kejiwaan, dan
sosial yang diatur oleh Undang-Undang tentang kesehatan nomor 23 tahun
1992. Lansia merupakan tahap akhir dari fase kehidupan manusia. Dikatakan
sebagai usia emas karena tidak semua orang dapat mencapai usia tersebut.
7
menyebut bahwa lansia adalah seseorang yang usianya telah mencapai 60
tahun ke atas.
B. Hipertensi
1. Definisi
Seseorang disebut hipertensi apabila tekanan sistolik melebihi 140
mmHg dan diastoliknya melebihi 90 mmHg. Berdasarkan pada rata-rata dua
arah tiga kali kunjungan yang cermat sewaktu duduk dalam satu atau dua kali
kunjungan (Iswahyuni, 2017). Menurut American Heart Association dan
Joint National Comitte VIII, Klasifikasi hipertensi yaitu:
Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah menurut JNC VII
Klasifikasi TD Sistolik TD Diastolik
Normal <120 mmHg < 80 mm Hg
Pre-Hipertensi 120-139 mmHg 80-89 mmHg
Hipertensi stage-1 140-159 mmHg 80-99 mmHg
Hipertensi stage-2 >160 mmHg > 100 mmHg
(Kemenkes, 2018)
8
2. Etiologi
Secara etiologi hipertensi diklasifikasikan menjadi hipertensi
primer/esensial dengan insiden 80-95%. Hipertensi jenis ini tidak diketahui
penyebabnya. Selanjutnya adalah hipertensi sekunder akibat adanya suatu
penyakit atau kelainan yang mendasari, seperti stenosis arteri renalis,
penyakit parenkim ginjal, feokromositoma, hyperaldosteronism, dan
sebagainya (Indrayani dalam Tarigan, dkk. 2018).
3. Patofisiologi
Patofisiologi menurut Kadir (2016) bahwa hipertensi dapat disebabkan
oleh berbagai faktor. Seseorang mengalami peningkatan tekanan darah sistole
dan diastole, tetapi sebenarnya peningkatan ini terjadi akibat 2 parameter
yang meningkat yaitu peningkatan tahanan perifer total tubuh dan
peningkatan cardiac output atau curah jantung. Sehingga dapat dikatakan
bahwa penyebab terjadinya peningkatan salah satu atau keduanya,
mengakibatkan orang tersebut mengalami peningkatan tekanan darah.
Hipertensi dapat disebabkan karena adanya gangguan pada ginjal. Ada
beberapa penyakit ginjal yang menyebabkan hipertensi diantaranya adalah
renovascular, renal artery stenosis, polyarteritis nodosa, renal artery
malformation. Penyakit-penyakit tersebut pada dasarnya menyebabkan dua
peristiwa penting diantaranya adalah peningkatan resistensi peredaran darah
ke ginjal dan penurunan fungsi kapiler glomurus. Dua hal tersebut dapat
menyebabkan terjadinya ischemia pada ginjal yang merangsang peningkatan
pengeluaran renin pada glomerular sel. Ishcemia ginjal merupakan faktor
utama penyebab terjadinya hipertensi.
4. Manifestasi Klinis
Gejala klinis pasien hipertensi diantaranya nyeri kepala saat terjaga,
terkadang disertai mual dan muntah, hal tersebut terjadi karena peningkatan
tekanan darah intracranial. Penglihatan yang kabur akibat rusaknya retina
dikarenakan hipertensi. Langkah yang tidak mantap karena kerusakan
susunan saraf pusat. Nokturia karena meningkatnya aliran darah pada ginjal
9
dan filtrasi glomerulus. Edema dependen dan terjadinya pembengkakan
akibat peningkatan tekanan kapiler ditulis oleh (Nia ayu saraswati “Dep.
Kesehatan FK Unpad Bandung 2018”) Gejala lain yang muncul pada
penderita hipertensi diantaranya adalah pusing, muka merah, sakit kepala,
keluar darah dari hidung secara tiba-tiba (mimisan), dan tengkuk terasa pegal
(Krisnanda,2017).
5. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan hipertensi meliputi modifikasi gaya hidup. Tetapi,
terapi antihipertensi dapat dimulai untuk hipertensi derajat 1 dengan penyerta
dan hipertensi derajat 2. Penggunaan antihipertensi harus disertai dengan
modifikasi gaya hidup Tujuan pengobatan hipertensi adalah sebagai berikut ;
a. Target tekanan darah <150/90 mmHg, untuk orang yang mempunyai
bawaan penyakit lain seperti diabetes, gagal ginjal, dan seseorang dengan
usia >60 tahun target tekanan darah ada pada <140/90 mmHg.
b. Menurunkan morbiditas dan mortalitas kardiovaskuler
Pengobatan hipertensi terdiri dari farmakologis dan terapi non
farmakologis. Terapi non farmakologis harus dilakukan oleh semua pasien
hipertensi dengan tujuan menurunkan tekanan darah dan mengendalikan
factor-faktor resiko penyakit lain. Penderita hipertensi perlu melakukan
modifikasi gaya hidup, seperti penurunan berat badan, kontrol diet mencakup
konsumsi buah-buahan, sayur, serta produk rendal lemak jenuh atau lemak
total, dan penurunan asupan garan. Disarankan agar melakukan aktivitas fisik
dengan target minimal 30 menit/hari dan dilakukan paling tidak 3 hari dalam
seminggu. Terapi farmakologi bertujuan mengontrol tekanan darah hingga
mencapai tujuan terapi pengobatan. JNC VIII memberikan pilihan
antihipertensi berdasar pada ada atau tidaknya ras, usia, serta ada tidaknya
gagal ginjal (Krisnanda, 2017).
10
6. Lansia Penderita Hipertensi
Hipertensi merupakan penyakit yang benyak diderita oleh lansia. Hal
demikian dapat dilihat dari tingginya angka hipertensi yang ada di Indonesia.
menurut data dari Riskedas tahun 2018, prevelensi hipertensi di Indonesia
mencapai 57% (Litbang Kemenkes, 2019). Lansia merupakan kelompok usia
yang lebih rentan beresiko terkena hipertensi. munculnya hipertensi pada
lansia dikarenakan penurunan elastisitas dinding aorta, penebalan katub
jantung yang membuat kaku katub, menurunnya kemampuan memompa
jantung, kehilangan elastisitas pembuluh darah perifer, dan meningkatnya
resistensi pembuluh darah perifer. Lansia yang menderita hipertensi seperti
diatas, merupakan dampak dari mundurnya fungsi kerja tubuh (Nurarif &
Kusuma, 2016).
11
kelainan pada sistem kardiovaskuler yang akan menyebabkan lansia rentan
mengalami gangguan pada tekanan darah seperti hipertensi.
Kesimpulannya hipertensi merupakan penyakit yang banyak diderita
oleh lansia di Indonesia hal demikian dapat dilihat dari data Riskedas tahun
2018 yang menyebut bahwa angka lansia yang menderita hipertensi di
Indonesia mencapai 57%. Faktor-faktor yang dapat memperbesar resiko
hipertensi lansia di Indonesia diantaranya adalah gaya hidup, junkfood, rokok,
alkohol dan kuranngnya olahraga. Lansia lebih mudah beresiko terkena
hipertensi akibat menurunnya fungsi organ tubuh.
C. Senam Tera
1. Definisi
Senam tera merupakan suatu latihan yang melatih fisik dan mental,
yang memudahkan gerakan-gerakan anggota tubuh dengan satu teknik irama
pernapasan, persendian dan peregangan melalui pemusatan pemikiran dan
dilakukan secara beraturan, serasi, benar dan berkesinambungan. Kata tera
merupakan arti dari kata terapi yang berarti senam tera merupakan olahraga
yang berfungsi sebagai terapi. Senam Tera terdiri dari 17 gerakan peregangan,
25 gerakan persendian, dan 20 gerakan pernapasan pokok (Pradana, 2017).
Senam tera adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah
serta terencana yang dapat diikuti oleh orang lanjut usia yang dilakukan
dengan maksud meningkatkan kemampuan fungsional raga. Senam ini
diadopsi dari Senam Tai Chi. Senam tera ini sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki lansia karena apabila memperhatikan gerakannya senam tersebut
relatif pelan jika dibandingkan dengan senam-senam yang lain. Senam tera
tidak hanya berpengaruh terhadap fungsi fisiologis saja tetapi dapat
menghilangkan ketegangan, menambah rasa percaya diri, membentuk jiwa
sportif, mengajarkan sikap sabar, gembira, dan melatih konsentrasi (Anwari,
dkk, 2018).
12
Banyak penelitian yang membahas tentang senam tera dan
hubungannya dengan hipertensi. berikut dua penelitian yang pernah dibahas
diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Tulak dan Umar (2017)
yang membahas tentang pengaruh senam tera terhadap penurunan tekanan
darah lansia penderita hipertensi di Puskesmas Wara Palopo. Penelitian
tersebut menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan pretest-posttest
design. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi.
Jumlah sample dalam penelitian adalah 36 orang. Jumlah sampel diperoleh
dengan cara total sampling. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh
senam senam tera lansia terhadap penurunan tekanan darah. Penelitian
menunjukkan bahwa senam lansia atau senam tera mempunyai pengaruh
terhadap lansia penderita hipertensi di Puskesmas Wara Palopo pada tahun
2016.
Hasil penelitian yang lainnya dilakukan oleh Hernawan dan Rosyid
(2017) dengan judul “Pengaruh Senam Hipertensi Lansia Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Lansia dengan Hipertensi di Panti Wreda Darma Bhakti
Kelurahan Pajang Surakarta”. Penelitian tersebut menggunakan penelitian
kuantitatif dengan rancangan preexperimentat design One Group Pre test-post
test. Hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya pengaruh senam tera
terhadap tekanan dara lansia di Panti Wredha Dharma Bhakti Pajang
Surakarta. Penelitian ketiga dilakukan oleh Khasanah dan Nurjanah (2020).
Penelitian tersebut berjudul “Pengaruh Senam Tera Terhadap Penurunan
Tekanan Darah pada Lansia dengan Hipertensi”. Penelitian dilakukan dengan
menggunakan quasi eksperimen dengan one group pretest – posttest design.
Hasilnya menunjukkan bahwa senam tera mempunya pengaruh yang
signifikan terhadap penurunan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi
di Komplek Lipi RW 010 Rawapanjang Bojong Gede, Bogor.
Dapat disimpulkan bahwa senam tera secara umum mempunyai
definisi yaitu serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta terencana
yang dapat diikuti oleh orang lanjut usia yang dilakukan dengan maksud
13
meningkatkan kemampuan fungsional raga. Senam Tera terdiri dari 17
gerakan peregangan, 25 gerakan persendian, dan 20 gerakan pernapasan
pokok. Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan, senam tera
mempunyai hasil yang signifikan terhadap penurunan tekanan darah pada
lansia yang menderita hipertensi.
14
d. Senam Tera merupakan salah satu aktivitas fisik yang dapat menurunkan
tekanan darah pada penderita hipertensi. orang yang aktivitasnya rendah
mempunyai resiko terkena hipertensi antara 30-50% daripada yang aktif
melakukan aktivitas fisik. Oleh karena itu aktivitas fisik antara 30-45
menit sebanyak kurang lebih 3x seminggu penting sebagai pencegahan
hipertensi.
15
meningkat ke otot-otot, meningkatkan suhu otot secara bertahap guna
mencegah terjadinya cedera. Gerakan peregangan dilakukan selama 5
menit. Berikut contoh gerakan senam tera. Berikut gerakan yang dikutip
dari Senam Tera (21 Desember 2019). Senam Tera Peregangan [Video]
https://www.youtube.com/watch?v=Lkk-rBxIrvE :
16
3 Dorong tangan ke kanan
5 Rentang ke samping
17
7 Buka ke belakang
8 Putar ke kiri
9 Putar ke kanan
18
10 Bungkuk lengan ke atas
11 Lenturkan badan
19
15 Lutut kanan ke depan
b. Gerakan Persendian
Gerakan persendian terdiri dari 25 gerakan. Durasi untuk melakukan
gerakan persendian sekitar 7 menit. Gerakan persendian dilakukan dengan
lembut yang disesuaikan dengan iringan musik. Tujuan gerakan persendian
adalah menggerakkan sendi dan otot. Gerakan persendian yang ada dalam
senam tera bersifat aerobic low impact. Dengan melakukan gerakan
persendian, energy yang dipakai hanya sedikit, sehingga peserta senam
20
tidak merasa berat dan lelah karena tumpuan tidak berada pada lutut. Hal
tersebut membuat cedera dapat dihindari selama senam. Gerakan ini
menghasilkan aksial kompresi. Gerakan aksial kompresi bisa merangsang
sel tulang baru sehingga mempengaruhi peningkatan massa tulang
khasiatnya tulang akan lebih kuat. Gerakan persendian meliputi sebagai
berikut yang dikutip dari Senam Tera (21 Desember 2019) Track 2 Senam
Tera Persendian Release 2009 1 [Video]
https://www.youtube.com/watch?v=EmJ-i9KF2lI ;
2 Tundukkan kepala
3 Miringkan kepala
21
4 Putar kepala
5 Lengan ke depan
9 Balik arah
10 Busungkan badan
22
11 Telapak tangan ke bawah
12 Rentangkan tangan
14 Putarkan pinggang
15 Bermain piano
18 Angkat lutut
23
19 Tumit ke depan
20 Tumit ke samping
21 Kaki ke belakang
22 Tangan di lipat
23 Bertepuk tangan
24 Tumit di angkat
24
25 Jalan di tempat
c. Gerakan Pernafasan
Pernafasan dalam senam tera merupakan kegiatan inti yang berisi
gabungan gerakan tubuh. Pernafasan dan konsentrasi yang dilakukan
secara berkesinambungan, benar dan mengikuti alunan musik pengiring.
Dalam gerakan ini, individu biasanya akan berimajinasi sesuai dengan
gerakan senam yang dilakukan. Gerakan pernapasan dilakukan selama 30-
45 menit. Berikut gerakan yang diakses dari Senam Tera (21 Desember
2019) Track 3 Pernapasan Pokok 1 [Video]
https://www.youtube.com/watch?v=2fwyaMq6OOc :
1 Mengatur nafas
25
3 Melapangkan dada
4 Mengayun pelangi
5 Membelah awan
6 Mengayun lengan
7 Mengayuh di danau
8 Mengangkat bola
26
9 Memandang rembulan
11 Membelai mega
12 Meraup air
13 Mendorong ombak
27
14 Membentangkan sayap
15 Menjulurkan tinju
16 Terbang melayang
17 Memutar roda
18 Menepuk bola
28
19 Menggosok telapak tangan
29
epinefrin menurun, akan tetapi aktivitas saraf simpatis meningkat, sehingga
menyebabkan kecepatan denyut jantung menurun, volume sekuncup
menurunkan vasodilatasi arteriol vena, karena penurunan ini mengakibatkan
curah jantung menurun dan penurunan resistensi perifer total, sehingga terjadi
penurunan tekanan darah (Kuntaraf dalam Murrika & Ningrum, 2017).
Senam tera mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam
menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Senam Tera yang
terdiri dari gerakan peregangan, gerakan persendian, dan gerakan pernafasan
mempunyai tujuan untuk menurunkan tingkat depresi. Penurunan tersebut
akan memberikan stimulus kerja sistem saraf perifer (otonom nervous sistem)
terutama parasipatis yang menyebabkan vasodilatasi penampang pembuluh
darah akan mengakibatkan terjadinya penurunan tekanan darah baik sistolik
maupun diastolik. Senam tera mempunyai manfaat terhadap kebugaran lansia
karena senam Tera mempengaruhi tidak hanya stabilitas nadi, tetapi juga
stabilitas tekanan darah, pernafasan, dan kadar immunoglobulin.Senam Tera
merupakan salah satu aktivitas fisik yang dapat menurunkan tekanan darah
pada penderita hipertensi. orang yang aktivitasnya rendah mempunyai resiko
terkena hipertensi antara 30-50% daripada yang aktif melakukan aktivitas
fisik. Oleh karena itu aktivitas fisik antara 30-45 menit sebanyak kurang lebih
3x sehari penting sebagai pencegahan hipertensi (Sari & Kamil, 2017).
Senam Tera mempunyai banyak manfaat untuk lansia. Senam Tera
merupakan suatu latihan yang melatih fisik dan mental. Gerakan-gerakan di
dalamnya mempunyai teknik satu irama yaitu pernapasan, persendian dan
peregangan melalui pemusatan pemikiran dan dilakukan secara beraturan,
serasi,benar dan berkesinambungan. Senam Tera dapat memperbaiki dan
meningkatkan kondisi fungsi jantung dan peredaran darah serta mengontrol
hipertensi. senam mengutamakan gerakan persendian, dimana gerakan-
gerakannya disinkronkan dengan pola meridian dengan titik kesehatan
menurut teori Akupuntur. senam Tera yang dilakukan dengan cara baik,
benar, dan teratur dalam jangka waktu panjang akan bermanfaat bagi
30
kesehatan. Manfaat dalam jangka panjang diantaranya adalah meningkatkan
kesehatan, memelihara kesehatan, dan menjaga kebugaran baik jasmani dan
rohani (Putri & Bakti, 2019).
Pada penderita hipertensi, senam tera dapat digunakan untuk
penderita hipertensi dengan grade pre-hipertensi hingga tingkat 1. Mengingat
hipertensi merupakan penyakit dengan multifaktor. Senam tera merupakan
faktor yang dapat mencegah terjadinya hipertensi. Tetapi terdapat faktor
risiko lain yang harus diperhatikan seperti faktor genetic, umur, jenis
kelamin, dan etnis yang tidak dapat dimodifikasi. Sementara, senam tera yang
merupakan bagian dari aktivitas olahraga adalah salah satu faktor resiko pada
penderita hipertensi yang dapat dimodifikasi. Selain senam tera, terdapat
faktor-faktor resiko hipertensi lain yang dijadikan pertimbangan seperti, usia,
jenis kelamin, riwayat keluarga, obesitas, serum lipid, diet, merokok, stress
dan berbagai macam faktor lain yang dapat meningkatkan resiko hipertensi
(Ketut, 2017).
Tabel 2.5 Durasi pergerakan senam tera
No JENSI PERGERAKAN SENAM Durasi
1 Gerakan Peregangan ( 17 Teknik ) 5 Menit
2 Gerakan Persendian ( 25 Teknik ) 7 Menit
3 Gerakan Pernafasan ( 19 Teknik ) 30-45 Menit
31
sebagai media pembelajaran untuk masyarakat. Media kesehatan yang digunakan
pada penelitian ini adalah video. Media video mempunyai beberapa keuntungan
diantaranya adalah kualitas gambar dan suara yang lebih bagus karena
menggunakan teknologi digital. Media video dapat memberikan kemudahan
karena teknologi tersebut banyak dimiliki oleh masyarakat luas (Ramdhani &
Putra, 2017).
Video tentang senam Tera untuk lansia penderita hipertensi ini diharap
dapat menjadi media edukasi khusu bagi lansia untuk menurunkan tekanan darah
pada penderita hipertensi. penelitian tentang manfaat senam Tera bagi lansia
penderita hipertensi telah membuktikan bahwa kebanyakan dari penelitian
tersebut membuktikan bahwa senam Tera mempunyai hasil yang signifikan
terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi. Penelitian yang
dilakukan Sari & Kamil membuktikan bahwa orang yang aktivitasnya rendah
mempunyai resiko terkena hipertensi antara 30-50% daripada yang aktif
melakukan aktivitas fisik. Oleh karena itu aktivitas fisik antara 30-45 menit
sebanyak kurang lebih 3x sehari penting sebagai pencegahan hipertensi (Sari &
Kamil, 2017).
Edukasi menggunakan media video menjadi tepat karena video
memiliki beberapa kelebihan, diantaranya adalah format video yang dapat
dijsajikan dengan berbagai bentuk seperti kaset, CD/DVD, USB, dan lain
sebagainya. Kelebihan kedua,video tidak terbatas jarak dan waktu, dan yang
ketiga video dapat diulang-ulang (Jatmika, 2019). Kelebihan-kelebihan yang ada
pada video tersebut menjadi pertimbangan memilih media video sebagai solusi
yang tepat untuk memberikan edukasi terhadap masyarakat, khusunya pada
lansia penderita hipertensi yang ingin mempelajari senam Tera untuk
menurunkan tekanan darah.
32
D. Media Produk Luaran (Video)
1. Pengertian Video
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) video adalah
rekaman gambar hidup atau program televisi untuk ditayangkan melalui
pesawat televisi. Kata lain video adalah tayangan gambar bergerak yang
disertai suara. Video berasal dari bahasa Latin yaitu gabungan dari kata vidi
atau visium yang dapat diartikan sebagai melihat atau dapat diartikan
mempunyai daya penglihatan. Video adalah media yang paling bermakna
media lain seperti grafik, audio, dan lain sebagainya. Penggunaan video
dalam multimedia interaktif memberikan pengalaman baru (Munir dalam
Tindaon, 2016).
Video adalah salah satu jenis media audio-visual yang dapat
menggambarkan suatu objek yang bergerak bersama dengan suara alamiah
atau suara yang sesuai. Video dapat menyajikan informasi, pemaparan
proses, penjelasan konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan,
menyingkat atau memperpanjang waktu dan mempengaruhi sikap (Azhar,
2016). Video merupaka media penyampaian pesan atau informasi yang
mengarah pada sosialisasi program dalam bidang kesehatan, mengutamakan
pendidikan dan penerangan serta komunikasi kesehatan yang bersifat
persuasif. Selain sebagai media penyampaian pesan, video merupakan audio
yang dapat dikombinasikan dengan gambar yang bergerak. kemampuan video
dalam melakukan visualisasi sebuah pesan menjadi gerakan motorik, ekspresi
wajah, dan suasana lingkungan tertentu, merupakan suatu kelebihan dari
video (Jatmiko, 2019)
2. Manfaat Video
Video yang digunakan untuk proses belajar memiliki banyak manfaat
menurut Darmawan (2018) diantaranya adalah sebagai berikut ;
33
a. Video dapat menunjukkan objek yang secara normal tidak dapat dilhat
siswa seperti materi suatu proses pernafasan, gerakan, dan lain
sebagainya
b. Video dapat menggambarkan suatu proses secara tepat dan dapat dilihat
secara berulang-ulang
c. Video mendorong motivasi untuk tetap melihatnya
d. Video pembelajaran menyajikan audio dan visual yang berisi pesan
pembelajaran baik yang berisi konsep, prinsip, prosedur, teori aplikasi
pengetahuan untuk membantu pemahaman materi
e. Memungkinkan peserta mencermati materi secara lebih mudah dan
menarik
3. Kelebihan Video
Kelebihan video menurut Jatmika (2019) diantaranya adalah sebagai
berikut :
4. Kelemahan Video
Kelemahan video menurut Jatmika (2019) diantaranya adalah sebagai
berikut :
34