Anda di halaman 1dari 30

BAGIAN / SMF RADIOLOGI FK UNSYIAH

RSUD dr. ZAINOEL ABIDIN


BANDA ACEH 2017

REFERAT
“Radiografi Panoramik”
Oleh :
Moch. Gizky Badawi
Fauzan Riza
Putri Mayang Sari Antariksa

Pembimbing :
dr. Masna Dewi, Sp.Rad
Latar Belakang
 Salah satu tujuan gambaran radiografi adalah sebagai alat
bantu diagnostik dalam perencanaan perawatan kedokteran
gigi.
 Radiografi panoramik memberikan keterangan yang sangat
berguna mengenai status gigi-geligi secara umum dan
hubungan antara tulang alveolar, tulang basal dan struktur
anatomis gigi.
 Beberapa penggunaan radiografi panoramik, misalnya survei
lengkap dapat dibuat pada gigi geligi dan struktur yang
berhubungan, beberapa tumor dan kista-kista dapat diperiksa
dan dievaluasi, lokasi dan posisi dari gigi-gigi yang impaksi
dapat ditentukan, dan pola-pola pertumbuhan rahang
Anatomi Rongga Mulut dan Gigi
KOMPONEN-KOMPONEN GIGI
 Mahkota gigi
 Leher
 Akar

 Email gigi
 Dentin gigi
 Pulpa gigi
SUSUNAN GIGI
RADIOGRAFI PANORAMIK

Merupakan sebuah teknik untuk menghasilkan sebuah


gambaran tomografi yang melibatkan struktur fasial
mencakup rahang maksila dan mandibula beserta
struktur pendukungnya, dengan distorsi dan overlap
minimal dari detail anatomi pada sisi kontralateral.
Foto panoramik dikenal dengan panorex atau orthopantomogram dan memiliki
teknik yang simple, gambaran mencakup seluruh gigi dan rahang dengan dosis
radiasi yang rendah.
1. Coronoid Process 19. Infraorbital Canal
2. Sigmoid Notch 20. Nasal Septum
3. Mandibular Condyle 21. Inferior Turbinate
4. Condylar Neck 22. Medial Wall of Max. Sinus
5. Mandibular Ramus 23. Inferior Border of Max. Sinus
6. Angle of Mandible 24. Posterolateral Wall of Max. Sinus
7. Inferior Border of Mandible 25. Malar Process
8. Lingula 26. Hyoid Bone
9. Mandibular Canal 27. Cervical Vertebrae 1- 4
10. Mastoid Process 28. Epiglottis
11. External Auditory Meatus 29. Soft Tissues of Neck (LookVertically For
12. Glenoid Fossa Corotid Artery Calcifications Here)
13. Articular Eminence 30. Auricle
14. Zygomatic Arch 31. Styloid Process
15. Pterygoid Plates 32. Oropharyngeal Air Space
16. Pterygomaxillary Fissure 33. Nasal Air Space
17. Orbit 34. Mental Foramen
18. Inferior Orbital Rim 35. Hard Palate
Indikasi
 Adanya lesi tulang atau ukuran dari posisi gigi terpendam
yang menghalangi gambaran pada intraoral.
 Melihat tulang alveolar
 Untuk melihat kondisi gigi sebelum dilakukan rencana
pembedahan.
 Rencana perawatan orthodonti yang diperlukan untuk
mengetahui keadaan gigi atau benih gigi.
 Mengetahui ada atau tidaknya fraktur pada seluruh bagian
mandibula.
 Rencana perawatan implan gigi untuk mencari vertical height
Langkah dasar dalam mengambil
radiografi panoramik.
2. Remove
Jewelry, Place
Lead Apron
onPatient

1. Menetapkan 3. Menggigit
Faktor Eksposur Batang

8. Expose the
film

7. place tongue
5. Position and 4. Adjust Chin in roof of
Close Side
Guides Tilt mouth, and
hold stil

6. Pasien harus
tetap berdiri lurus
PERSIAPAN
PASIEN OPERATOR
 Melepaskan seluruh perhiasan  Memakai pakaian pelindung.
 Prosedur dan pergerakan alat  Berdiri di belakang dengan
harus dijelaskan mengambil jarak menjauh
 Pakai pelindung apron pada dari sumber x-ray
pasien  Lihat dan perhatikan pasien
 Pasien harus diposisikan dalam selama penyinaran untuk
unit tegak memastikan tidak ada
pergerakan
 Memposisikan gigi edge to edge
 Matikan alat setelah selesai
dengan dagu mereka digunkan dan kembalikan
bersentuhan pada tempat dagu letak posisi kepala pada
 Kepala tidak boleh bergerak tempatnya
 Instruksikan untuk menutup  Ambil kaset pada tempatnya
bibir dan kaset siap untuk diproses
 Pasien bernafas normal
Struktur Patologis yang dinilai pada
Foto Panoramik
Kelainan Pertumbuhan dan Kelainan Jaringan Keras
Perkembangan
 Impaksi  Karies proksimal
 Mikrodonsia  Karies profunda perforasi
 Makrodonsia  Karies media
 Batu pulpa  Fraktur mahkota
 Dens invagenatuss  Resorpsi interna
 Fusi  Hipersementosis
 Agenisi
Kelainan Pertumbuhan dan Perkembangan

1. Impaksi adalah gigi yang


gagal erupsi ke dalam lengkung
rahang pada kisaran waktu yang
diperkirakan.

Gambar rontgen: bentukan gigi


normal yang berada di bawah
permukaan tulang alveolar, bisa
vertikal ataupun horizontal
2. Mikrodonsia adalah gigi
yang memmiliki ukuran lebih
kecil daripada ukuran
normalnya.

Gambar rontgen: bentukan


struktur gigi, hanya
ukurannya lebih kecil
daripada ukuran gigi normal
3. Makrodonsia adalah gigi
yang memiliki ukuran lebih
besar daripada ukuran gigi
normal.

Gambar rontgen: bentukan


struktur gigi, dengan
ukurannya lebih besar
daripada ukuran gigi normal.
4.Batu pulpa merupakan
kalsifikasi, bisa terjadi pada
gigi manapun di rahang atas
maupun rahang bawah.
Terdapat di tengah-tengah
ruang pulpa.

Gambar rontgen: gambaran


radiopak di tengah-tengah
gambaran radiolusen dari
ruang pulpa.
5. Dens invagenatuss
kelainan ini disebut juga dense
in dente yaitu suatu anomali gigi
yang menunjukkan suatu
pembesaran dan penonjolan,
berupa gigi di dalam gigi.

Gambar rontgen: gambaran


ronsen struktur gigi yang
terdapat di dalam gigi dengan
ukuran yang bisa sama atau lebih
kecil.
6. Fusi
merupakan penggabungan
dua bakal gigi yang sedang
berkembang, menghasilkan
satu bentuk gigi yang besar.
Dapat mengenai seluruh
panjang gigi atau hanya akar
saja.
Gambar rontgen: gambar
radiopak dari 2 enamel dan
dentin yang menyatu.
7. Agenisi adalah kelainan
dimana tidak terdapat benih
gigi.

Gambar rontgen: tidak


terdapat gambar bentukan
benih gigi di dalam rahang
Kelainan Jaringan Keras
A. Karies Proksimal
merupakan gigi berlubang
pada daerah proksimal gigi
geligi, dapat terjadi pada gigi
manapun.

Gambaran Rontgen :
radiolusen seperti cekungan
pada proksimal gigi geligi.
B. Karies profunda
perforasi adalah karies yang
mengenai lebih dari setengah
dentin sampai ke mengenai
pulpa.

Rontgen:
gambaran radiolusen yang
meluas sampai ke ruang pulpa,
radiolusen karies dan radiolusen
ruang pulpa terhubung.
C. Kar;ies Media
Merupakan karies yang
mengenai email dan dentin
tetapi belum melebihi setengah
dentin

Rontgen:
gambaran radiolusen yang
perluasannya belum sampai atau
belum melebihi setengah dari
ketebalan dentin.
D. Fraktur Mahkota
merupakan keretakan pada
emain hingga dentin, kadang
juga mencapai pulpa serta dapat
terjadi pada gigi manapun.

Rontgen:
radiolusen pada setengah dari
mahkota (bisa kurang atau
lebih), jika fraktur hingga
mengenai pulpa, maka
gambaran radiolusen tersebut
nampak sampai ke pulpa.
E. Reseorpsi Interna
adalah perusakan struktur
gigi yang berasal dari pulpa,
kebanyakan sentral di dalam
ruang pulpa.

Rontgen:
radiolusen berbentuk
cekungan pada bagian dalam
akar gigi, yaitu di ruang atau
saluran akar pulpa
F. Hipersementosis adalah
keadaan gigi dimana terjadi
pembesaran daerah akar gigi
maupun seluruh permukaan
akar gigi.

Rontgen:
gambaran radiopak yang meluas
dari sementum pada akar gigi,
dengan kondisi ligamen
periodontal dan lamina dura
yang normal yang juga ikut
melebar mengelilingi akar gigi
KESIMPULAN
 Radiografi panoramik telah menjadi modalitas pencitraan
yang umum digunakan dalam dan bisa menjadi alat diagnostik
yang berharga dalam praktik kedokteran gigi.
 Dalam hal melakukan pengambilan gambaran radiografi
panoramik terdapat beberapa teknik atau prosedur serta
persiapan yang perlu dilakuan baik pasien maupun operator.
 Terdapat banyak kelainan gigi yang dapat dijumpai pada
radiografi panoramik, hal tersebut dapat berupa kelainan
pertumbuhan dan perkembangan gigi serta kelainan jaringan
keras.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai