Anda di halaman 1dari 9

Inervasi OKF

Naurah Nadzifah /1806190286

Jenis, Nukleus, dan Fungsi Umum Saraf Kranial

Sistem saraf terbagi menjadi 2 :


• Sistem saraf pusat (SSP/CNS)
o Brain and Spinal Cord
• Sistem Saraf Tepi (SST/PNS)
o 12 pasang Saraf Kranial -> Muncul dari otak
(Telenchepalon, Dienchepalon, dan
Brainstem) Mengandung serat sensorik
dan/serat motorik
o 31 pasang Saraf Spinal -> Muncul dari Medulla
Spinalis, mengandung serat sensorik dan
motoric
Nervus Cranialis

• I : Olfactory Nerve
• II : Optic Nerve
• III : Occulomotor Nerve
• IV : Trochlear Nerve
• V : Trigeminal Nerve
• VI : Abducens Nerve
• VII : Facial Nerve
• VIII : Vestibulocochlear Nerve
• IX : Glossopharyngeal Nerve
• X : Vagus Nerve
• XI : Spinal Accessory Nerve
• XII : Hypoglossal Nerve

Jenis Serat
General-> Fungsi sama seperti nervus spinalis
Special-> Fungsi hanya spesifik untuk nervus
7 jenis serat saraf kranial diklasifikasikan menjadi 3 kriteria : cranialis
Somatic (Body-Related)
• General (G) vs Special (S) Visceral (Organ-related)
• Somatic (S) vs Visceral (V) Afferen -> Sensorik
Efferen -> Motorik
• Afferent (A) vs Efferent (E)
-Mensarafi otot rangka (somatic) -> GSE
-Sistem saraf otonom (mempersarafi otot
jantung, otot polos, dan kelenjar) -> GVE
-Mensarafi otot rangka yang berkembang
dari lengkung faring (Bercabang, homolog
ke) ->SVE
-Indera khusus dimata dan telinga
(penglihatan, pendengaran, dan
keseimbangan) -> SSA
-Exteroreceptors dan proprioceptors ->
GSA
-Penciuman dan rasa -> SVA
-Sensory dari viscera -> GVA

Nukleus
Nervus Trigeminus (V)

• Terdiri atas akar sensorik besar dan akar


motoric kecil yang muncul dari batang otak
dan terpisah di fossa kranial tengah
• Muncul dari dua akar pada permukaan
anterolateral pons

Nervus Opthalmicus (V1)


• Meninggalkan daerah kepala melewati fissure
orbitalis superior dan masuk ke rongga mulut
• Muncul dari saraf utama pada fossa cranial
bagian tengah
• Melewati anterior pada dinding lateral sinus
carvenous dan menuju inferior ke saraf
okulomotor dan trochlear, superior ke divisi
maksila saraf trigeminal.
• Semua sarafnya sensorik
• Memiliki 3 cabang utama :
o Nervus Frontalis (Bergerak maju di
atap orbit)
§ Nervus Supraorbitalis – Muncul
melalui supraorbital notch dan menginervasi kulit diatas mata dan ke atas sampai
dahi
§ Nervus Supratrochlearis – Menginervasi kulit pada bagian atas sudut medial mata
o Nervus Lacrimalis
§ Membawa respon sensorik dari kulit diatas area mata lateral dan kelenjar lacrimal
o Nervus Nasociliaris
§ Nervus Ethmoidalis Anterior dan Posterior – menjalar ke dalam rongga hidung
§ Nervus Infratrochlearis – ke sudut medial mata yang inferior

Nervus Maxillaris (V2)


• Merupakan percabangan dari saraf trigeminal yang memiliki fungsi sensorik
• Berjalan disepanjang dinding lateral sinus cavernosa
• Lewat dari fossa cranial tengah ke fossa pterygopalatine via FORAMEN ROTUNDUM
• Pada pterygopalatine, terbagi menjadi beberapa cabang dan menerima cabang ganglionic dari
ganglion pterygopalatine
• Terbagi menjadi 6 cabang :
o Nervus Alveolaris Posterior Superior
§ Muncul secara lateral dari fossa pterygopalatina melalui fisura pterigomaksila dan
berjalan sepanjang bagian posterior tuberositas maksila
§ Menginervasi gingiva bukal rahang atas dari premolar dan molar. Kemudian
memasuki tulang untuk menginervasi molar maksila kedua dan ketiga dan biasanya
akar distobuccal dan lingual dari molar maksila pertama
§ Menginervasi bagian dari sinus maksilaris
o Nervus Sphenopalatina
§ Menjalar melewati foramen sphenopalatine dan bercabang :
• N. Lateral Nasal Posterior
Menginervasi dinding lateral rongga hidung melalui saraf nasal superior
• N. Nasopalatina
Kemudian naik dan turun ke bawah melintasi septum hidung dan
meninggalkan rongga hidung melalui foramen incisivus dimana ia
menginervasi gingiva lingual yang berdekatan dengan central dan lateral
incisivus maxilla
o Nervus Pterygopalatina
§ Menghubungkan ganglion pterygopalatine dengan saraf maksila
§ Merupakan ganglion parasimpatis yang diinervasi oleh nervus petrosus major,
saraf preganglionik dari saraf VII.
§ Saraf postganglionic yang keluar dari ganglion berjalan di nervus zygomaticus
untuk memberikan persarafan parasimpatis ke kelenjar lakrimal
§ Saraf simpatis, nervus petrosus profundal, melewati ganglion dan menyebar ke
kelenjar
o Nervus Palatina Descendens
§ Saraf palatina desendens mengalir dari ganglion pterygopalatina langsung ke
bagian posterior palatum durum dan bercabang menjadi: nervus palatina minor:
menginervasi palatum mole
§ Nervus Palatina Mayor : Menginervasi mukosa palatum durum kecuali area kecil
yang dipasok oleh
§ Keduanya juga menginervasi kelenjar palatum
o Nervus Zygomaticus
§ Berasal dari nervus maxillaris, naik ke orbit, dan keluar untuk menginervasi kulit pipi
dan pelipis
§ Membawa serat postganglionic dari ganglion pterygopalatine yang memberikan
persarafan parasimpatis ke kelenjar lakrimal
o Nervus Infraorbitalis
§ Kelanjutan dari V2 dan menjalar sepanjang lantai orbit untuk keluar melalui kanal
dan foramen infraorbital dan menginervasi kulit hidung, kelopak mata bawah, kulit
dan mukosa bibir atas, dan gingiva labial rahang atas. Pada lantai orbit bercabang
menjadi:
• N. Alveolaris medial superior: terletak di dinding sinus untuk
menginervasi premolar dan biasanya akar mesiobukal dari molar pertama
rahang atas serta inervasi sinus maksila.
• N. Alveolaris superior anterior: memanjang ke bawah, lebih rendah dari
dinding sinus, menginervasi gigi anterior rahang atas
Nervus Mandibularis (V3)
• Berisi akson sensoris dari dua pertiga anterior lidah (tidak terasa), pipi dan mukosa dalamnya, gigi
bawah, kulit di atas rahang bawah dan sisi kepala anterior ke telinga, dan mukosa dari lantai
mulut.
• Meninggalkan daerah kepala melewati FORAMEN OVALE dan masuk ke fossa infratemporal.

A. Saraf motorik B. Saraf Sensorik

Saraf ke tensor timpani – menjaga gendang telinga tetap tegang Saraf Buccal– Inervasi kulit dan mukosa pipi

Saraf ke tensor veli palatine – untuk menegangkan palatum lunak Saraf Alveolar inferior– Inervasi gigi bawah

Saraf temporal anterior dan posterior – menjalar ke otot temporalis Saraf Mentalis– dari foramen mentale untuk inervasi bibir bawah

Saraf ke otot masseter dan kulit dagu

Saraf ke otot lateral dan medial pterigoidea Saraf Lingual– Menghantar sensasi ke 2/3 bagian anterior lidah

Saraf milohyoid – inervasi otot mylohyoid dan otot digastric Saraf Aurikulotemporal – Inervasi bagian anterior kulit dan bagian

anterior superior telinga

Nervus Fasial (VII)

• Meninggalkan daerah kepala melalui foramen


stylomastoid pada belakang telinga lalu muncul
ke depan dan ditemukan dalam substansi
kelenjar parotid
• Membawa inervasi parasimpatis
(Secretomotor) ke kelenjar submandibular dan
sublingual dan serat rasa khusus dari 2/3
anterior lidah
• Sebelum saraf memasuki kelenjar parotid, saraf
kecil bercabang ke kulit dibelakang telinga
menginervasi M. Auricularis, M. Stylohyoid, dan M. Digastric Posterior
INTERNAL BRANCH
• Aliran

• Cabang
o Great Petrosal Nerve
§ Parasimpatik dan taste fiber (Aferen Visceral Khusus) bercabang dari ganglion
geniculate di kanal greater petrosal
§ Muncul dipermukaan anterior piramida petrosa dan terus melintasi permukaan
foramen lacerum
§ Greater Petrosal Nerve bergabung dengan deep petrosal nerve di kanal pterygoid
§ Greater Petrosal Nerve mengandung serat yang membentuk akar motoric
ganglion pterygopalatine (Ganglion Parasimpatis CN VII)
§ Ganglion pterygopalatine mendistribusikan serat otonom melalui saraf trigeminal
(Terutama divisi maksila, CN V2)
o Stapedial Nerve
§ Serat-serat branchiomotor yang menginervasi otot stapedius
o Chorda Tympani
§ Parasimpatik dan taste fiber yang tersisa meninggalkan saraf wajah sebagai chorda
tympani
§ Saraf ini berjalan melalui rongga timpani dan fissure petrotimik ke fossa
infratemporal, dimana ia menyatu dengan saraf lingual
EXTERNAL BRANCH
• Aliran

• Cabang
o Temporal
§ Keluar dari bagian superior kelenjar parotis dari temporofacial trunks
§ Melintasi lengkung zygomatic sepanjang fossa temporal untuk menginervasi dahi
o Zygomatic
§ Keluar dari temporofacial trunks melewati tulang zygomatic ke sudut lateral orbit
§ Menginervasi otot otot di wilayah tersebut
o Buccal
§ Muncul dari temporofacial dan cervicofacial trunks
§ Menginervasi otot-otot pipi
o Marginal Mandibular
§ Menginervasi otot-otot dari bibir bawah dan dagu
o Cervical
§ Menginervasi M. Platysma
Nervus Glossopharyngeus (IX), Vagus (X) , dan Hypoglossus (XII)

Nervus Glossopharyngeus (IX)


• Keluar melewati foramen jugularis
• Inervasi sensorik untuk 1/3 bagian posterior dari lidah
dan inervasi parasimpatik untuk kelenjar saliva parotid
• Berfungsi saat menelan dan berbicara.
• Menginervasi otot pharyngeal ,M. Stylopharyngeus,
dan mukosa M. Constrictor Pharyngeal
• N. Tympanic (Aferen/ sensorik)
• N. Carotid Sinus (Baroreseptor)

Nervus Vagus (X)


• Nervus vagus menginervasi jantung, paru-paru, ginjal,
dan sebagian besar saluran pencernaan
• Bercabang dari medulla oblongata dan keluar melalui
foramen jugularis bersaman dengan n.
glossopharyngeal & n. accessory (CN IX dan XI)
• Nervus vagus mengirimkan cabang kecil ke pangkal
lidah yang menginervasi pangkal lidah dan epiglotis.
Cabang ini memberikan sensasi umum dan memiliki
sedikit serat rasa
• Terdapat dua cabang menuju larynx: nervus laryngeus superior dan inferior yang memberi sensasi
umum dan memberi inervasi motorik ke otot-otot larynx.
• Terdapat pula cabang yang memberi inervasi motorik ke otot-otot palatum dan pharynx.
• Saraf kranial XI turut membantu nervus vagus dalam menginervasi organ maupun otot yang telah
disebutkan.

Hypoglossus (XII)
• Berjalan melalui canalis facialis, keluar lewat fissure
petrotympanica dan masuk lagi melalui fossa
infratemporalis.
• Berfungsi dalam proses deglutasi/menelan.
• Menyuplai hampir semua otot intrinsic ( dan ekstrinsik
lidah ( M. Hyoglossus, M. Genioglossus dan M.
Styloglossus) kecuali M. Palatoglossus yang diinervasi
oleh CN X Vagus.
• Berfungsi dalam proses deglutasi/menelan.
Struktur Mikroskopik Ganglion, Nrervus, dan Serat Saraf Serta Badan Akhiran Saraf pada Rongga Mulut

REFERENSI

1. Monkhouse, Stanley. 2005. Cranial Nerves Functional Anatomy. Cambridge : Cambridge University Press.
2. Norton, N., Netter, F. and Machado, C. (2012). Netter's head and neck anatomy for dentistry. 2nd ed.
Philadelphia: Elsevier Saunders
3. Orban, Balint J., and S. N. Bhaskar. 1976. Orban's Oral histology and embryology. Saint Louis: Mosby
4. Sobotta, Head and Neck

Anda mungkin juga menyukai