Anda di halaman 1dari 36

REFARAT

WEBINAR RADIOLOGI

“From A to Z”

Oleh

Zefanya Gisela Pontoluli

20014103041

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

MANADO

2021
Oleh : Dr. Drg. Eha Renwi Astuti, M.Kes, SpRKG(K)

TOPIK I. Evaluasi Mutu Radiograf Intraoral dan Extraoral

Radiologi Kedokteran Gigi merupakan bagian dalam kedokteran gigi yang

mendukung bagian lain dalam kedokteran gigi melalui pemeriksaan radiologi

intraoral dan ekstraoral sebagai pemeriksaan penunjang. Hasil pemeriksaan

radiologi berguna untuk mengidentifikasi penyakit, menegakkan diagnosis

penyakit, sebagai memperoleh diagnosis banding, membantu mengetahui

perkembangan penyakit, membantu dalam perencanaan perawatan, dan sebagai

evaluasi dalam suatu perawatan yang dilakukan.

Sebelum hasil radiografi diberikan kepada pasien/perujuk, radiograf harus

melalui proses evaluasi kualitas mulu. Melalui proses ini kemudian dapat

diketahui apakah sebuah radiograf dapat diinterpretasikan atau tidak. Sebuah

radiografi yang valid harus mampu memberikan informasi jelas mengenai objek

sesuai tujuan pemeriksaan sebelum kemudian dapat diinterpretasikan untuk

melihat radiodiagnosis dan radiodiagnosis banding.

Aspek yang dinilai dalam evaluasi kualitas mutu radiograf, yaitu:

1. Ketercakupan objek

Objek-objek yang tercakup dalam gambar radiografi harus memuat

anatomi dalam rongga mulut yang telah disesuaikan dengan tujuan

pembuatan radiografi

2. Kontras, Detail, dan Ketajaman


- Kontras yang baik ditunjukkan dengan dapat dibedakannya antara

objek yang bersifat radiolusen dengan objek yang bersifat radiopak

antara 2 area pada radiograf

- Detail yang baik ditunjukkan dengan gambaran anatomi yang dapat

dibedakan dengan jelas.

- Ketajaman yang baik ditunjukkan dengan gambaran batas terluar

(outline) objek tampak jelas.

3. Distorsi

Ditorsi adalah keadaan terjadinya ukuran dari objek pada film dengan

ukuran objek yang sesungguhnya.

- Elongasi : gambaran objek terlihat lebih panjang dari ukuran

sesungguhnya

- Foreshortening : gambaran objek terlihat lebih pendek dari ukuran

sesungguhnya.

4. Tumpang tindih

Melihat apakah ada objek tumpang tindih pada radiograf. Jika terdapat

objek yang tumpang tindih, maka daerah tersebut tidak dapat

diinterpretasikan.

A Evaluasi mutu radiografi periapikal

Ketercakupan objek: insisal/oklusal sampai periapikal gigi

B Evaluasi mutu rafiografi oklusal

Ketercakukap objek: gigi anterior-posterior, lengkung gigi

maksila/mandibula, batas kortikal inferior palatum/dasar mulut


C Evaluasi mutu radiografi panoramik

- Ketercakupan objek : tepi bawah mandibula, kondilus kiri dan kanan,

tepi bawah orbita

- Tidak ada distorsi horizontal ataupun distorsi vertikal

- Tidak ada artefak/ghost image yang mempengaruhi interpretasi

- Tidak ada radiolusen yang overlap apikal gigi anterior rahang atas

D Evaluasi mutu radiografi sefalometri

- Ketercakupan objek

- Jaringan lunak terlihat jelas: Hidung, pipi, dagu

- Titik-titilk pengukuran sefalometri terlihat jelas

- Ear rod dan tepi bawah mandibula berimpit

- Hubungan gigi insisif atas dan bawah, molar atas dan bawah terlihat

jelas. (hubungan gigi berada dalam posisi oklusi sentris)


Oleh : drg. Aga Satria, Sp. KRG

TOPIK II. Radioanatomi dan Radiografi Intraoral dan Ekstraoral

A Radioanatomi

disiplin anatomi yang melibatkan studi anatomi melalui penggunaan film

radiografi. Radioanatomi mencakup struktur, posisi, dan hubungan antar

organ tubuh dalam radiografi. Radioanatomi merupakan pengetahuan

dasar untuk mendeteksi kondisi patologis dan abnormal dalam radiografi.

Anatomi dasar yang dibutuhkan dalam radiologi, yaitu:

- Anatomi dasar maksilofasial

- Anatomi kepala

B Radiografi Intraoral dan Ekstraoral

Aturan dalam radiografi.

- Kavitas, depresi ataupun pembukaan pada tulang seperti sinus, fossa,

kanal, dan foramen akan membuat sinar-x menembus kemudian

mengekspos reseptor/film. Area ini akan muncul sebagai radiolusen

atau berwarna hitam pada gambar radiografi.

- Struktur yang keras dan tidak berrongga seperti tulang, enamel gigi,

tumpatan, atau yang menghentikan penetrasi sinar-x dan membuat

sinar-x tidak mencapai reseptor/film akan muncul sebagai radiopak

atau berwarna putih pada gambar radiografi.


Radiografi Intraoral terbagi menjadi:

1. Radiografi Periapikal

a. teknik paralel

teknik pengambilan radiografi dengan menggunakan film dan film

holder.

b. teknik bisektris

teknik pengambilan radiografi tanpa menggunakan film holder.

c. Radioanatomi

Email, dentin, pulpa, cementum, akar gigi, ligamen periodontal,

lamina dura, tulang alveolar, foramen apikal, servikal/Cementum

Enamel Junction (CEJ)

2. Radiografi bitewing

Melibatkan rahang atas dan rahang bawah gigi pada satu sisi saja yaitu

kanan/kiri. Letak film akan berada di bagian oklusal gigi antara

rahang atas dan rahang bawah. Indikasi radiografi ini untuk area

interproksimal. Membutuhkan bantuan holder.

Radioanatomi radiografi bitewing

Enamel, dentin, cementum, pulpa, lamina dura, ligamen periodontal,

alveolar crest, dentinoenamel junction, cementoenamel junction.


3. Radiografi oklusal

a. Maxillary occlusal projection

- Upper standard/anterior occlusal

Indikasi: unerupted kaninus, supernumerary teeth, odontoma

(pada posisi buko-palatal), ukuran dan kepanjangan lesi, fraktur

pada gigi anterior dan tulang alveolar.

- Upper oblique occlusal

Indikasi : sinus pada akar dan maksila, fraktur gigi posterior

b. Mandibular occlusal projection

- Lower 45o (untuk anterior) occlusal

Indikasi : ukuran dan kepanjangan lesi, fraktur pada daerah

vertikal.

- Lower 90o occlusal

kalsifikasi radiopak dalam kelenjang ludah submandibula,

fraktur horizontal

- Lower oblique occlusal

Indikasi: kalsifikasi radiopak dalam kelenjang ludah

submandibula, unerupted molar ketiga pada posisi buko-lingual


4. Radiografi ekstraoral terbagi menjadi:

Radiografi 2 dimensi

1. Radiografi panoramik

Fokus lain yang diperhatikan: smaxillary sinus, anterior nasal spine,

nasal septum, prosessus zigomatik, mandibular canal, internal oblique

ridge, genial tuberkula, foramen lingual, fossa submandibula,

2. Radiografi tengkorak kepala dan maksilofasial

a. Standard occipitomental

Indikasi : fraktur sepertiga tengah wajah (Le Fort I, II, III,

Zygomatic complex, Naso-ethmoidal complex, orbital blow-out),

investigasi sinus.

b. 30o occipitomental

Indikasi: fraktur sepertiga tengah wajah (Le Fort I,II,III), fraktur

coronoid

c. Postero-Anterior

Indikasi: fraktur mandibula, perpanjangan lesi mandibula sampai

ke mediolateral, kelainan bentuk pada maksilofasial

d. True lateral skull

Indikasi: kranium, displacement maksila, sella turcica

e. Submentovertex (SMV)

Indikasi: zygomatic arches, sphenoidal sinus, dasar tengkorak

f. Reserve towne’s

Indikasi: condylar head, condylar neck.


3. Radiografi Oblique lateral

Indikasi: gigi unerupted, fraktur mandibula, lesi pada rahang

4. Radiografi sefalometri

Indikasi: orthodontics (studi pertumbuhan), orthognathic surgery

Radiografi 3 dimensi

5. Cone Beam Computed Tomography (CBCT)

6. CT-scan, USG, MRI


Oleh: Dr. Drg. Eha Renwi Astuti, M.Kes, SpRKG(K)

TOPIK III: Radiodiagnosis dan Radiodiagnosis Banding Lesi Radiolusen

Pada periodontitis apikalis akut terdapat semua tanda radang: readness

swelling heat dan pain. Pada periodontitis apikalis kronis, biasanya kasus

sudah berjalan lama dan tanda hilang tiimbul.

1. Periodontitis apikalis kronis

Mekanisme: respon local akibat infeksi jaringan periapikal berasal dari pulpa

nekrosis. Pada gambaran klinis terlihat gigi terasa menonjol dan nyeri saat

ditekan dan terdapat pelebaran membrane dari apical gigi.

Mekanisme: respon local akibat infeksi jaringan periapikal berasal dari pulpa

nekrosis atau jaringan periapikal yang terkena penyakit periodontal berupa

pus di periapikal. Pada gambaran klinis: nyeri, mobilitas, membengkakan

lunak, palpasi daerah apical menimbulkan nyeri, drainase ke dalam RM

meredakan nyeri.

2. Abses periapikal

Lokasi terletak pada apical gigi

Batas diffuse atau tidak jelas

Struktur internal : radiolusen

Efek terhadap jaringan sekitar : periodontal dan lamina dura menghilang

Radiodiagnosis : Abses Periapikal

Nyeri akan redah jika dokter melakukan drainase dengan open bur.

Diagnosis banding :
Persamaan Perbedaan

Abses Periapikal • Apical gigi • Non vital

• Radiolusen • Unilokuler

• Hilangnya lamina dura • Tidak jelas/difus

Periapikal osseous • Apical gigi • Vital

dysplasia • Radiolusen • Multilokuler

• Hilangnya lamina dura • Tulang sklerotik

3. Granuloma periapikal

Mekanisme: respon local akibat infeksi jaringan periapikal berasal dari

pulpa nekrosis atau jaringan periapikal yang terkena penyakit periodontal

berupa jaringan granulasi.

Gambaran klinis: asimtomatis, ditemukan secara kebetulan.

Diferensial radiodiagnosis:

Persamaan Perbedaan

Granuloma • Apical gigi • Batas jelas

peiapikal • Radiolusen • Ukuran

• Hilangnya lamina dura <1cm

dan periodontal

membran
Kista periapikal • Apical gigi • Batas jelas

• Radiolusen terkortikasi

• Hilangnya lamina dura • >1cm

dan periodontal

membrane

4. Osteomyelitis

Osteomyelitis adalah penyakit infeksi pada rahang. Disebabkan oleh

factor local : infeksi periapikal, pericoronitis, lesi periodontal akut,

ekstraksi atau trauma. Ciri khas Osteomyelitis seringkali disertai reaksi

periosteal seperti onion-skin dan squestra yang hanya terjadi pada

kkondisi kronis.

a. Osteomyelitis akut

Gambaran klinis:

- Predileksi: > pria, semua umur

- Mandubula > maksila

- Onset cepat

- Demam, bengakak, lymphadenophaty, sakit

- Mobilitas dan sensitive gigi yang terlibat

- Drainase purulent

- Parestheisa bibir bawah

Gambaran radiografis

- Lokasi: posterior body mandibular


- Batas tepi: ill-defined, difus

- Struktur internal: tidak terlalu tampak perubahan yang khas, hanya

terlihat perubahan trabekula yang lebih kasar, terkadang

memberikan gambaran mouthean appearance.

- Kasus terjadi dalam hitungan jari.

- Ada perubahan tulang trabekula.

b. Osteomyelitis kronis

Gambaran klinis

- Gejala lebih ringan dari fase akut, dengan riwata lebih panjang

- Bengkak, sakit, demam, lyphadenophaty rekuren dan intermitten

- Paresthesia dan drainase dengan pembentukan sinus

Gambaran radiografis

- Lokasi: posterior mandibular

- Batas tepi: well-defined, transisi gradual disekitar pola trabekula

normal dengan pola granular padat. Karakteristik lesi

- Struktur internal: pola sclerotic/lebih radioopac. Granular region

radiolusen kecil tersebat dalam lesi radioopak, squestra lebih

radioopak dibanign tulang disekitarnya

- Mentimulasi pembentukan tulang periosteal baru. Lapisan tipis

periosteal (onion-skin). Ruang diisi jaringan tulang sclerotic

granular. Sisi rahang terlihat lebih besar.

c. Mouth eaten pattern

- Distruksi tulang dengan area kecil-kecil/multiple


- Batas yang kurang tegas dan jelas

- Berukuran 2-5mm

- Kondisi inflamasi seperti osteomyelitis dan osteonecrosis

d. Osteomyelitis garre’s

Osteomyelitis kronis yang terjadi pada anak-anak. Gambaran sama

dengan Osteomyelitis kronis. Ciri khas: gaambaran onion-skin pada

periosteal tulang.

5. Perubahan pada rahang karena radiasi

Gambaran klinis

- Radiasi akibat radioterapi

- Merusak element sel jaringan tulang

- Kematian sel segera/terhambat sehingga perbaikan menjadi

abnormal

- Stimulasi resorpsi tulang osteclastic menyebabkan osteoblast

mementuk tulang baru

- Pembulu darah kecil hancur terjadi hypocellular dan hypovascular

sehingga linkungan hypoxic dan penyembuhan tulang menjadi

lambat.

Gambaran radiografis
- Lokasi: posterior mandibular > post maksila predileksi

keganasan radioterapi

- Batas tepi: ill-defined irregular, region resorpsi tulang ill-defined

- Struktur internal: sclerosis seperti pada osteomyelitis

- Pengaruh terhadpa struktur sekitar:

• Pelebaran ireguler seluruh ruang membrane

• Periodontal gigi yang terblibat

• Resorbsi puncak alveolar

• Resorbsi tulang rahang (nonalveolar)

• Batas kortikal sinus maksilaris menghilang

6. Osteoradionekrosis

Radiasi > 50GY, hilangnya osteocyst dalam lacunae dan nekrosis tulang

(osteonecrosis).

Akibat dari kehilangan mukosa pelindung menyebabkan tulang terbuka

sehingga memungkinkan terpapar lingkungan luar.

Gambaran klinis:

- 3 bulang setelah menerima radiasi

- Tulang yang terekspos bias menjadi squestra dan akan

menyebabkan lebih banyak tulang terekspos

- Lebih sering pada posterior mandibular prediksi keganasan

- Dengan/tanpa sakit, bengkak intermitten, drainase ekstraoral

- Fraktur patologis

Gambaran radiografis
- Banyaknya sclerosis tulang, well-defined

- Terbentuknya sequestra dari tulang nekrosis dari pecahan tulang

kortikal yang lepas

- Tidak ada reaksi periosteal, bias fraktur patologis(setelah 3 bulan

radiasi)

7. Perikoronitis

Sinonim : operculitis

- Inflamasi jaringan sekitar mahkota akar gigi yang erupsi sebagian

- Celah gingiva akibat infeksi debris dan oklusi gigi antagonis

- Infalmasi dapat menyebar ke jaringan tulang di dekatnya

Gambaran klinis

- Sakit dan bengkak akibat oklusi dan ulser operculum

- Trismus

- Molar ketiga mandibular

- Pada masa erupsi M3 terjadi pada dewasa muda.

Gambaran radiografis

- Lokasi: ruang folikular pada korona gigi di dalam/ diluar tulang

- Batas tepi: ill-defined, transisi gradual pola trabekula normal ke

pola sclerotic

- Struktur internal:

• Sclerotic dengan trabekula tebal

• Daerah yang bersebelahan dengan gigi

• Radiolusen
• Pelebaran ruang trabecular

• Mirip lesi osteomyelitis

8. Abses periodontal

Terjadi akibat adanya poket periodontal yang dalam. Poket yang dalam

menjadi tersumbat.

Gambaran klinis:

- Rasa sakit

- Adanya pembengkakan

Gambaran radiografis

- Lokasi: lateral akar gigi

- Bentuk batas tepi: bulat/oval, difus-jelas tumpang tindih dengan

akar gigi

- Struktur internal: rafiolusen

- Efek terhadap jarinan sekitar: periodontal space hilang dan lamina

dura hilang.

A. Kista Rahang

1. Kista radikuler

Gambaran klinis:

- Kista rahang yang paling sering ditemukan

- Terjadi pada gigi non vital

- Asimtomatik, kecuali terjadi infeksi sekunder

- Pembengkakan (bila besar) palpasi: keras, krepitasi, fluktuasi


Gambaran radiografi:

- Lokasi: apical gigi, mesial/distal akar

- Batas tepi: jelas terkortikaksi, kecuali pada infeksi sekunder

- Struktur internal: radiolusen

- Efek terhadap jaringan sekitar: resorpsi, displasmen akar

Persamaan Perbedaan

Granuloma • Apical gigi • Batas jelas

peiapikal • Radiolusen • Ukuran

• Resorbsi,displesemen <2cm

akar

Kista radikuler • Apical gigi • Batas jelas

• Radiolusen terkortikasi

• Resorbsi,displesemen • >1cm

akar

Periapikal • Apical gigi • bentuk

segmental • radiolusen multilokul

displasma tahap er

awal

2. kista dentegerous

gambaran klinis

- kista tebanyak ke-2


- asimptomatis

- pembengkakan keras

- asimetri wajah

gambaran radiogriafi

- lokasi: diatas mahkota gigi impaksi melekat pada CEJ

- bentuk, batas: membulat, jelas terkortaksi kecuali infeksi

- struktur internal: radiolusen

- efek terhadap jaringan sekitar: resorpsi akar, displacement gigi

Persamaan Perbedaan

Kista dentigerous • lokasi pada koronal gigi • Ukuran

• Radiolusen > 2,5cm

• Bentuk membulat

Dental follicle • lokasi pada koronal gigi • Ukuran

hiperplasi • Radiolusen 2-2,5cm

• Bentuk membulat

3. Kista residual

Residu granuloma atau kista yang tertinggal pasca pencabutan gigi. Posisi

perada di atas kanalis mandibularis

Gambaran klinis

- Pada area tidak bergigi

- Asimtomatik, ditemukan secara kebetulan


- Sakit dan ekspansi bila infeksi sekunder

Gambaran radiografi

- Lokasi: RA/RB pada area tidak bergigi region apical, pada RB:

diatas kanalis

- Bentuk, batas tepi: oval/bulat, jelas terkostikasi, kecualis infeksi

sekunder

- Struktur internal: radiolusen

- Efek terhadap jaringan sekitar: ekspansi

Stafne Bone Defect, terbentuk kerika proses pemebntukan kelenjar

saliva menekan tulang yang kemudian membentuk cekungan. Posisi

Stafe Bone Defect selalu diatas kanalis mandibularis

Terdapat perasamaan bentuk dan struktur internal dengan stafne bone

defect. Dan perbedaanya ada pada letak lokasi.

4. Kista lateral periodontal

Gambaran klinis

- 50-75% pada rahang bawah

- Asimptomatis

- ekspansi minimal

gambaran radiografi

- lokasi: lateral gigi

- bentuk tepi: bulat/oval, batas jelas terkortikasi

- struktur internal: radiolusen


- efek terhadap jaringan sekitar: lamina dura, resorpsi akar,

displacement

Persamaan Perbedaan

Foramen Mentale • lokasi • pemeriksaa

• bentuk n klinis

• struktur internal

Kista radikuler • lokasi • pemeriksaa

• bentuk n klinis

• struktur internal

5. odontogenic keratocyst = kista primordial

berasal dari epitel odontogenik(lamina gigi) di alveolus yang tersisa dari

tahap perkembangan gigi

gmabaran klinis:

- Prevalensi dominasi pada laki-laki

- Terkadang terbentuk disekitar gigi yang tidak erupsi

- Asymtomatis

- Pembengkakan ringan

Gambaran Radiografi :

- Lokasi: posterior mandibular, ramus dan terkadang ada di

mahkota gigi impaksi


- Batas tepi: jelas terkortikasi, bentuk khas scallop border

- Struktur internal: radiolusen

- Efekt terhadap jaringan sekitar: displesmen gigi,

ekspansif(anterior-posterior), kekambuhan tinggi.

Persamaan Perbedaan

OKC • lokasi • scallop

• bentuk border

• struktur internal

• gigi impaksi

Kista dentigerous • lokasi • CEJ-CEJ

• bentuk

• struktur internal

• gigi impaksi

Persamaan Perbedaan

OKC • lokasi • efek

• batas terhadap

• struktur internal jaringan

Ameloblastoma • lokasi • efek


unisistik • batas terhadap

• struktur internal jaringan:

resorpsi

akar,

ekspansi,

displaceme

nt kanalis

mandibulari

6. kista nasoplatina

gambaran klinis

- kista non-odontigenik yang paling sering ditemukan

- asimptomatik

- pembengkakan di grasi median palatinum dibelakang gigi 11,21

- palapsi: keras, prepitasi, fluktuasi

gambaran radiografi

- lokasi: garis median palatinum dibelakang gigi 11,21

- bentuk, tepi batas: heart shape, jelas tekorikasi

- struktur internal: radiolusen

- efek terhadap jaringn sekitar: resorpsi, displacement akar

Persamaan Perbedaan

Foramen insisifus • lokasi • ukuran


besar • bentuk

• struktur internal

Kista radikuler • lokasi • pemeriksaa

• bentuk n klinis

• struktur internal

lesi mirip kista

- nama lain: traumatic bone cyst, hemorrhagic bone cyst,

extravasation cyst, progressive bone cavity, solarity bone cyst

- merupakan rongga didalam tulang yang dilapisi dengan jaringan

- Tidak memiliki lapisan epitel dan bukan kista sejati

- Etiologic: belum dipastika akan tetapi diduga akibat trauma

- Prevalensi didominasi pada laki-laki

Pemeriksaan klinis: asimptomatik. Kecuali terjadi infeksi

Pemeriksaan radiografi:

- Lokasi: mandibular

- Batas, bentuk tepi: jelas terkortikasi dengan scallop border

- Struktur internal: radiolusen

- Efek terhadap jaringan sekitar: jarang mengakibatkan kerusakan

tulang, tidak memberikan pengaruh pada gigi yang terlibat


Persamaan Perbedaan

Simple bone cyst • lokasi • gambaran

• bentuk scallop

• struktur internal border

OKC • lokasi • gambaran

• bentuk scallop

• struktur internal border

• gigi tidak

erupsi

B. Tumor Jinak

1. Ameloblastoma

- Tumor jinak yang infasif/menunjukan karakteristik agresif local dan

berasl dari sisa epitel odontofenik(enamel atau lamina gigi).

Pertumbuhan yang lambat.

- Sifat lesi: ekspansi segala arah, well-defined, well corticated,

destruksi ke sekitar resorpsi teeth beebrapa menyebabkan perfrasi ke


tulang kortikal di mandibularis kea rah ramus di maksila perforasi ke

sinus, orbital/dasar carnial.

- Dapatunilokular/multilokular,unikistik/multikistik,bersepta(false/tru

e) atau tidak, berbentuk honey-comb, bubble soap, spoder web.

Gambaran radiografi:

- Lokasi:

 80% ameloblastoma berkembang di skeitar ramus

mandibular, namun dapat menyebar hingga ke symphysis.

 Jika terjadi di maksila berkembang disekitar gigi molar tiga

dan meluas ke sinus maksila dan dasar kavitas nasal.

 Selain itu ameloblastoma juga dapat terbentuk dibagian

oklusal gigi yang sedang berkembang.

- Perifer

 Batas jelas dan tegas

 Border melengkung, jika lesi ameloblastoma berukuran kecil

akan sulit dibedakan dengan kista

 Batas gambaran ameloblastoma yang berada di maksila

biasanya terlihat tidak terlalu tegas.

- Struktur internal

 Struktur internal bevariasi, mulai dari total radiolusen hingga

adanya campuran septa-septa tulang.


 Septa tersebut bias berbentuk lurus, namun umumnya

ditemukan melengkung dan berasal dari tulang yang terjebak

di dalam tumor yang sudah berkembang.

 Karena tumor ini umumnya memiliki komponen internal

seperti kista septa yang ada seringkali termodeling menjadi

lebih melengkung dan membentuk seperti sarang lebah dan

busa sabun.

 Umumnya lokulasi yang terbentuk di [osterior mandibular

lebih besar di bandingkan di anterior mandibular.

 Struktur internal juga bias berisi tulang sklerotik.

- Hubungan dengan jaringn sekitarnya

 Meresorpsi akar gigi

 Perpindahan posisi gigi

 Jika ameloblastoma terdapa di oklosi gigi, gigi dapat

tergolong ke apical

 Penipisan plat kortikal tulang diskeitarnya dan menimbulkan

eggshell bone

 Pada tipe unicystic dapat menyebabkan perluasan ekstrim

dari ramus mandibular yang membuat bagian anterior

radiografi panoramic.

Ameloblastoma memiliki 2 tipe, yaitu tipe unikisti dan tipe

multilokuler.

- Tipe multilokuler:
 Honeycob apparances

Lokulasi kecil dan banyak, batas jelas dan tegas serta

terkortikasi, gigi yang terlibat sering displacement dan

resorpsi.

 Soap bubble apparances

Lokulasi lebih besar dan sedikit

2. Osteosarcoma

- Klinis dapat berupa pembengkakan, nyeri hingga parastesi,

pergeseran gigi, kegoyangan gigii, eritemata, trismus, perdarahan,

ulserasi.

- Secara microscopic terdapat jaringan kartilago(fibroblast) dengan

sebaran foci-foci sel kondroblas dan osteoblast.

- Etiologic tidak diketahui, diduga mutasi genetil.

- Kasus sedkit, sangat jarang terjadi

Mekanisme penyakit:

- Tumor ganas pada tulang

- Etiologic tidak diketahui: biasa akibat genetic atau virus

Gejala klinis:

- Mandibular kali-laki 2x perempuan

- Pembengkakan disertai nyeri, eritemata mukosa, hilangya gigi,

ulserasi, trismus

Radiognosis banding:

- Osteomyelitis
Gambaran radiografi:

- Lokasi: mandibular

- Bentuk: ill-defined, irregular

- Internal struktur: dapat total radiolusen, mixed radiolusen-

radiopak atau radiopak dengan pola tulang seperti

bergranula/sklerotik, wispy, honeycomb, pola trabekul normal

hilang.

- Surrounding effects: pelebaran membrane periodontal=tanda

keganasan. Invasi ke kortikal yang berdekatan, ataupun dinding

kanalis neurovaskuler dan lamina dura.

- Tanda khas: periosteal reaction dengan bentuk umumnya

spicualted/sunray appearance atau hair-on-end.

Oleh : drg. Aga Satria, Sp.RKG

TOPIK IV. Radiodiagnosis dan Radiodiagnosis Banding Lesi Radiopak

A. Osteomyelitis

Penyakit pada rahang yang disebabkan oleh faktor lokal seperti infeksi

periapical, pericoronitis, lesi periodontal akut, ekstraksi atau trauma. Ciri


khas dari Osteomyelitis seringkali disertai reaksi periosteal seperti onion

skin dan sequestra yang hanya terjadi pada kondisi kronis. Oesteomyelitis

terbagi menjadi :

1. Osteomyelitis akut

2. Osteomyelitis kronis

3. Garre’s Osteomyelitis

B. Osteoradionekrosis

Radiasi lebih dari 50 GY dapat mengakibatkan terjadina osteocyst

dalam lacunae. Secara klinis terjadi setelah 3 bulan setelah radiasi,

tulangnya terekspos dengan atau tanpa rasa sakit . secara radiografis

banyak sclerosis tulang, dan terbentuknya sequestra dari tulang nekrosis

dengan pecahan tulang kortikal yang lepas.

C. Pericoronitis

Inflamasi jaringan sekitar mahkota yang erupsi sebagian, inflamasi

dapat menyebar ke jaringan tulang didekatnya. Secaa klinis disertai

dengan rasa sakit, begkak dan bisa jadi trismus. Kondisi ini sering terjadi

pada ggi molar tiga rahang bawah. Gambaran radiografis lokasi

pericoronitis diruang felikular atau korona gigi didalam atau diluar gigi.

D. Abses periodontal

Tejadi akibat adanya poket periodontal yang dalam, poket dalam

tersumbat. Biasanya disertai rasa sakit dan terjadi pembengkakan. Secara

radiografis lokasi abses periodontal yaitu di kateral akar gigi. Struktur


internal radiolusen dan mempunyai efek terhadap jaringan sekitar sepeprti

hilangnya periodontal space dan lamina dura.

Kista rahang

A. Kista radikuler

Penyebab terjadinya kista radikular ini adalah pulpa yang mengalami

infeksi kronis. Kista radikular umumnya terletak di daerah apeks dan

sangat jarang ditemukan pada daerah tepi. Kista radikular dapat

menimbulkan rasa sakit dan pembengkakan pada rahang karena adanya

proses peradangan. Gambaran radiologis kista radikular biasanya berupa

daerah radiolusen yang bulat atau ovoid dengan batas luar yang jelas.

Batas luar yang berupa gambaran radiopak.

B. Kista periodontal

Kista periodontal lateral merupakan kista odontogenik yang

perkembangannya diduga berasal dari lamina dentis dalam tulang

interdental. Kista periodontal lateral dan kista gingival pada dewasa

banyak di temui pada gigi premolar mandibula dan regio cuspid dan juga

pada daerah ini. Pada maksila, lesi biasanya ditemukan pada regio insisif.

Gambaran radiologis kista periodontal memberi gambaran tipikal

radiolusen unilokular berbatas tegas terletak antara akar-akar gigi yang

masih vital dari gigi yang erupsi pada usia remaja dan dewasa muda.

Tempat predileksi di area kaninus premolar bawah.

C. Kista residual
Secara klinis terjadi pada area tidak bergigi, asistemik ditemukan tidak

secara kebetulan. Disertai rasa sakit dan ekspansi bila infeksi sekunder.

Gambaran radiografi lokasinya pada rahang atas atau rahang basah area

tidak bergigi regio apical, pada rahang bawah diaatas kanalis. Bentuknya

bulat atau oval dengan struktur internal radiolusen.

D. Kista dentigerous

Kista dentigerous mengelilingi mahkota gigi yang belum erupsi dan

melekat pada gigi sepanjang daerah servikal. Kista dentigerous biasanya

terbentuk pada gigi impaksi dan gigi supernumerari permanen. Kista

dentigerous tampak berupa gambaran radiolusen simetris, unilokular,

berbatas tegas, dan mengelilingi mahkota gigi yang tidak erupsi (impaksi).

Kecuali terinfeksi sehingga tepinya berbatas buruk, pertumbuhan kista

yang lambat dan teratur, membuat kista dentigerous mempunyai tepi

sklerotik yang berbatas tegas, dengan korteks yang jelas, dan ditandai

dengan garis batas radiopak yang tipis

E. Kista keratosis

Secara klinis sering terjadi pada laki-laki, terkadang berbentuk ppada

sekitar gigi yang tidak erupsi disertai dengan pembengkakan ringan.

Gambaran radiografi,lokasi pada posterior mandibula, ramus dan mahkota

gigi impaksi sulit dibedakan dengan kista dentigerous. Batas tepi jelas

dengan struktur internal radiolusen.

F. Kista nasopalatine
Secara klinis kista nasolabial sering ditemukan disertai dengan

pembengkakan digaris median palatum dibelakang gigi 11,21 dengan

paltasi keras krepitasi dan fluktuasi. Gambaran radiografi, lokasi di garis

median palatum dibelakang gigi 11,21. Batas tepi jelas dengan struktur

internal radiolusen.

MIXED LESIONS

A. Hiperplasia

Hyperplasia dengan pertumbuhan yang berlebih dengan etiologi tidak

jelas dan dikategorikan sebagai tumor.

Perttumbuhan diluar tulang :

1. Torus palatinus

Lokasinya di midline dari hard palate, bentuknya ovoid dengan

struktur internal radiopak tidak ada efek kejaringan sekitar.

2. Torus mandibularis

Lokasinya berada di lingual dari mandibula bentuknya ovoid,

cenderung bilateral dengan struktur internal radiopak, superimposed

dengan gigi premolar dan molar.

3. Hyperostosis

Loaksinya prosessus alveolaris dengan struktur radiopak dan lesinya

Bersatu dengan tulang termasuk esostosis

B. Pertumbuhan didalam tulang


1. Dense bone island

Sering terjadi di mandibula pada bagian premolar atau molar dan tidak

ada terkertaitan dengan gigi, struktur radiopak dan tidak ada pengaruh

terhadap gigi.

2. Lesi inflamasi periapical

Scelosing / condensing osteitis terjadi pada gigi non vital setelah

mengalami pulpitis yang lama dengan stuktur radiopak, terjadi di

apical, bentuk befariasi efek kejaringan sekitar terjadi pelebaran

periodontal membrane di bagian apical.

C. Anomaly gigi

1. Hipersementosis

Deposit sementum berlebih dibagian akar, lokasi di bagian apical

dengan struktur internal radiopak dengan bentuk membulat dan tidak

ada edek kepada jaringan sekitar.

D. Tumor jinak

1. Tumor dari epitel odontogenic

-. Ameloblastoma

- Clacyfiying epitel tumor odontogenik

2. Campuran tumor

- Odontoma

- Ameloblastomic fibroma

- Ameloblastomic fibro-odontoma
- Adenomatoid tumor odontogenic

3. Mesensimal tumor

- Miksoma odontogenic

- Sementoblastoma

- Sentral fibroma odontogenic

E. Displasia tulang

Jaringan tulang yang tergantikan dengan jaringan tulang yang lebih

lunak sehingga terlihat seperti tulang yang abnormal.

1. Fibrodisplasia

Etiologi belum jelas dan ditemukan ketika ada mutasi dari genetic,

gambarannya mengalami perubahan bentuk trabikulanya menjadi

pendek. Struktur internal radiopak dan radiolusen .

Gamaran trabeculae

- ground glass appearance

- orange peel

- Finger print

- cotton woll

- amorph radiopak

2. periapikal osseous dysplasia

F. Kelejar saliva

Sialolipiatis
Kalkulus di kelenjar saliva secara klinis lesinya timbu dan keras terjadi di

submandibular, menyebabkan selostomia karena penyumbatan terhadap kelenjar

saliva, biasa disebut dengan meal time syndrome

Anda mungkin juga menyukai