Abstrak
Kondisi kesehatan gigi dan mulut masyarakat di Indonesia masih memprihatinkan. Dibutuhkan suatu
tindakan promotif dan preventif untuk mencegah masalah kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara
edukasi kesehatan gigi dan mulut sejak dini. Terdapat berbagai jenis metode edukasi kedokteran gigi
yang biasa digunakan, diantaranya metode ceramah, poster dan video. Berbagai literatur menyebutkan
bahwa metode tersebut kurang efektif bagi anak-anak. Terdapat metode yang lebih menarik, mudah
dipahami dan menyenangkan bagi anak-anak, yaitu menggunakan permainan edukatif. Salah satu
permainan alternatif yang dapat digunakan sebagai media edukasi kesehatan gigi dan mulut adalah
permainan puzzle dan monopoli. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui potensi permainan monopoli
puzzle kedokteran gigi sebagai media edukasi kesehatan gigi dan mulut. Metode yang digunakan dalam
kegiatan ini diantaranya sosialisasi permainan, pre test, melakukan permainan, dan post test pada
siswa siswi kelas IV SD Negeri Bumi 1. Kemudian dilakukan evaluasi untuk mengetahui apakah
terdapat peningkatan pengetahuan pada siswa-siswi tersebut. Hasil yang didapatkan pada kegiatan ini
menunjukan adanya peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada siswa. Penggunaan
permainan MOLEGI (Monopoli Puzzle Kedokteran Gigi) dapat digunakan sebagai alternatif media
edukasi dan berpotensi meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak.
Abstract
The oral and mouth health in Indonesia is still considered in an apprehensive condition. Thus, in this
circumstances, promotive and preventive works are needed to prevent the oral and mouth health
problem by promoting oral and mouth health education since early stage. There are many kind of dental
education methods that usually used, such as speech, poster, and video delivering methods. Some
literatures mentioned that those methods are less effective for children. That is something more
insteresting, easy to understand, and fun method for children, it is using an educational games. One of
the alternatives that can be used as an educational media for oral and mouth health is puzzle and
monopoly game. This activity aims to know the ability of puzzle and monopoly in dentistry as an oral
and mouth educational media. The steps had in this activity included games socialization, pre test,
playing games, and post test on fourth grade students of SD Negeri Bumi 1. Then, had an evaluation to
know if there any enhancement on student’s knowledge about oral and mouth health. The MOLEGI
(Monopoli Puzzle Kedokteran Gigi) Games can be used as an alternative educational media and
potentially increasing the knowledge about oral and mouth health for children.
72
Amelia Rizky Hutami, Nindya Mayaningtyas Dewi, Nur Rohman Setiawan, Nanda Anggita Permata Putri,
Septriyani Kaswindarti
73
Penerapan Permainan MOLEGI (Monopoli Puzzle Kesehatan Gigi) Sebagai Media Edukasi Kesehatan Gigi
dan Mulut Siswa SD Negeri 1 Bumi
Langkah Pelaksanaan
Kegiatan dimulai dengan perkenalan dan
sosialisasi serta penjelasan mengenai MOLEGI,
kemudian dilakukan pre test untuk mengukur
tingkat pengetahuan siswa mengenai kesehatan
gigi dan mulut sebelum dilakukan permainan.
Gambar 3. Alat tukar
74
Amelia Rizky Hutami, Nindya Mayaningtyas Dewi, Nur Rohman Setiawan, Nanda Anggita Permata Putri,
Septriyani Kaswindarti
Pembagian
Sosialisasi
kelompok dan
permainan Pre-test
penejelasan aturan
MOLEGI
permainan
Pelaksanaan
Post-test
Permainan
PRETEST POSTTEST
Gambar 8. Merangkai puzzle membentuk papan Hasil nilai pre test dan post test siswa yang
permainan monopoli menunjukan peningkatan nilai siswa sebelum
dan sesudah permainan dilakukan. Peningkatan
nilai siswa yaitu sebanyak 29,4%. Seluruh data
dilakukan uji statistik menggunakan paired
independent t-test (data terdistribusi normal,
p>0,05) yang bertujuan untuk mengetahui ada
atau tidaknya pengaruh permainan MOLEGI
pada siswa.
75
Penerapan Permainan MOLEGI (Monopoli Puzzle Kesehatan Gigi) Sebagai Media Edukasi Kesehatan Gigi
dan Mulut Siswa SD Negeri 1 Bumi
Suasana aktif dan interaktif yang terjadi penyampaian informasi maka akan semakin
selama kegiatan berlangsung menunjukan banyak informasi yang diterima dan disimpan.
antusias siswa yang tinggi terhadap permainan Dalam permainan MOLEGI ini siswa membaca
MOLEGI. Siswa yang dibagi menjadi beberapa pertanyaan atau perintah dan melihat gambar
kelompok, setiap kelompok dipandu oleh satu yang terdapat di dalam MOLEGI serta
anggota pengabdian. Siswa sangat semangat menjawab pertanyaan sesuai perintah. Aktivitas
untuk bertanya hal-hal yang tidak mereka ini melibatkan indera penglihatan dan
mengerti mengenai materi baru yang mereka pendengaran sehingga informasi dapat mudah
dapatkan, sehingga terjadi interaksi aktif saat dicerna dibandingkan dengan menggunakan
berjalannya permainan. Sosialisasi antar siswa metode ceramah.
juga berjalan dengan sangat baik karena dalam Selain itu, kemampuan seseorang untuk
permainan ini mereka dituntut untuk saling mengingat informasi penting meningkat lebih
menata strategi mereka masing-masing untuk tinggi bila ia mempelajari materi dengan metode
memenangkan permainan. tertulis (bacaan) karena dengan membaca
Berdasarkan teori perkembangan kognitif (bacaan) kemampuan mengingat akan
dari Piaget, kemampuan intelektual anak usia 6- meningkat 72% sesudah 3 jam (Afifah, 2011).
12 tahun sudah mampu menerima berbagai Dalam permainan MOLEGI ini responden akan
pengetahuan baru yang dapat mengembangkan menjawab pertanyaan serta membaca
pola pikirnya. Kelas IV SD adalah siswa dengan pernyataan dari kartu-kartu informasi,
rentang rata-rata 9-10 tahun, dimana pada punishment dan reward sehingga akan
kelompok usia ini minat belajar cukup tinggi, meningkatkan kemampuan mengingat
didukung oleh ingatan anak yang kuat serta responden terhadap informasi yang
kemampuan dalam menangkap dan memahami berhubungan tentang kesehatan gigi dan mulut
materi yang diberikan (Selan & Limbu, 2014). yang memudahkan responden dalam mengenali
Metode yang biasa digunakan dalam edukasi soal-soal yang diisi pada saat postest. Permainan
kesehatan gigi dan mulut ialah metode ceramah, ini dilakukan dalam kelompok kecil terdiri dari
namun metode ini memiliki berbagai 4-5 pemain sehingga informasi dapat mudah
kekurangan. Salah satu metode yang efektif diterima satu sama lain, dibandingkan dengan
untuk anak usia sekolah ialah dengan melakukan metode ceramah yang biasa dilakukan.
permainan, sebab anak usia sekolah memiliki Maka, metode permainan MOLEGI ini lebih
koordinasi dan intelektual untuk berinteraksi efektif dibandingkan dengan metode ceramah,
dengan anak lain seusia mereka. Selain sebab permainan puzzle dan monopoli ini
meningkatkan pengetahuan, bermain juga dapat berpotensi dan dapat digunakan sebagai
melatih anak dalam bekerja sama dan melatih alternatif media edukasi kesehatan gigi dan
anak dalam mengenal sebuah peraturan untuk mulut melalui cara yang menarik, interaktif, dan
melatih kedisiplinan anak (Hamdalah, 2013). menyenangkan. Berdasarkan data yang ada,
Kegiatan pengabdian edukasi kesehatan gigi pengetahuan siswa bertambah setelah bermain
dan mulut berbasis permainan monopoli dan permainan MOLEGI.
puzzle (MOLEGI) ini selaras dengan kegiatan
pengabdian edukasi Kesehatan Reproduksi
berbasis media pada murid PAUD oleh Indriati, 4. SIMPULAN DAN SARAN
(2019) yang menunjukan bahwa edukasi kespro
berbasis media pada anak usia dini sangat Kegiatan pengabdian kepada masyarakat
bermanfaat dan lebih efektif dari pada berupa Penerapan Permainan MOLEGI
penyuluhan tanpa media, karena dapat (Monopoli Puzzle Kesehatan Gigi) sebagai
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman Media Edukasi Kesehatan Gigi dan Mulut Siswa
serta keterampilan dan kesadaran anak secara Kelas IV SD Negeri 1 Bumi telah terlaksana.
signifikan. Berdasarkan hasil kegiatan serta pre test dan
Pengetahuan diperoleh sebagian besar oleh post test yang diberikan, dapat disimpulkan
indra penglihatan (30%) dan indra pendengaran bahwa permainan MOLEGI dapat digunakan
(10%) (Amelia, 2010). Saat memainkan sebagai alternatif metode penyuluhan kesehatan
permainan MOLEGI, indra yang digunakan gigi dan mulut serta untuk menambah
selain mata adalah telinga. Semua panca indra pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada
merupakan jalur penerimaan informasi ke otak, anak usia sekolah.
semakin banyak indra yang digunakan dalam
76
Amelia Rizky Hutami, Nindya Mayaningtyas Dewi, Nur Rohman Setiawan, Nanda Anggita Permata Putri,
Septriyani Kaswindarti
Saran yang dapat diberikan untuk kegiatan Mulut pada Pelajar Usia 7-8 Tahun di 2
selanjutnya adalah kegiatan dapat melibatkan Sekolah Dasar Kecamatan Mandiangin Kota
lebih banyak guru sekolah dasar sehingga dapat Selayan Kota Bukit Tinggi Melalui
mengetahui tata cara permainan MOLEGI ini Permainan Edukasi Kedokteran Gigi.
serta lebih paham akan pentingnya edukasi sejak Andalas Dental Journal, 39-48.
dini mengenai kesehatan terutama kesehatan Dinas Kesehatan Kota Surakarta. (2013). Profil
gigi dan mulut. Selain itu, kegiatan permainan Kesehatan Kota Surakarta Tahun 2012.
ini dapat digunakan sebagai media dalam Surakarta: Dinas Keseharan Surakarta.
menyampaikan materi mata pelajaran yang Elfawati. (2012). Meningkatkan Pengenalan
berhubungan dengan kesehatan di sekolah dasar. Bangun Datar Sederhana Melalui Media
Puzzle Bagi Anak Tuna Grahita Ringan .
Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus .
UCAPAN TERIMA KASIH Hamdalah, A. (2013). Perbedaan Efektivitas
Terima kasih kepada Kemenristekdikti yang Metode Ceramah dengan Media Cerita
telah memberi dana kegiatan pengabdian kepada Bergambar dan Ceramah dengan Media
masyarakat melalui Program Kreativitas Pemainan Ular Tangga dalam Meningkatkan
Mahasiswa. Serta terimakasih untuk drg. Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Kesehatan
Septriyani K, MDSc, Sp.KGA selaku Gigi dan Mulut (Studi pada siswa kelas 3
pembimbing kegiatan, Kepala SD Negeri Bumi SDN Patrang 02 Kec. Patrang Kab. Jember).
1 beserta guru- guru, dan rekan-rekan yang telah Jurnal Promkes, 118-123.
membantu proses pelaksanaan kegiatan. Indriati.(2019). Pencegahan Kekerasan Seksual
pada Anak Melalui Edukasi Kesehatan
DAFTAR PUSTAKA Reproduksi Berbasis Media pada Murid
Sekolah Pendidikan Anak Usia Dini
Afifah, I. (2011). Hubungan antara (PAUD). GEMASSIKA, 3(1), 83-98.
Pengetahuan tentang Kesehatan Gigi dan Kemenkes. (2018). Riset Kesehatan Dasar;
Mulut dengan Tindakan Menjaga RISKESDAS. Jakarta: Balitbang Kemenkes
Kebersihan Gigi dan Mulut Pada Anak SD RI.
Shafiyyatul Amaliyyah pada Tahun 2011 Riva, I. (2011). Koleksi Game Edukatif di
(Undergraduated Thesis). Medan: Dalam dan Luar Sekolah. Yogyakarta:
Universitas Sumatera Utara. Flashbook.
Ahmadi, A. (1991). Psikologi Perkembangan . Selan, S., & Limbu, E. N. (2014). Analisis
Jakarta: Rineka Cipta. Efektifitas Permainan Sebagai Metode
Amelia, C. (2010). Efektivitas Permainan Ular Penyuluhan terhadap Pengetahuan
Tangga untuk Meningkatkan Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Murid Kelas
Tentang Bahaya Rokok Siswa Kelas VII dan IV SDN Naikoten 1 Kupang Tahun 2013.
VIII SMP Ma'arif NU Tegal Tahun 2011 Media Kesehatan Masyarakat, 138-150.
(Undergraduated Thesis). Semarang: Sugiwati. (2013). Metode Bermain Ular Tangga
Universitas Negeri Semarang. Untuk Meningkatkan Perkembangan
Budiharto. (2009). Pengantar Ilmu Perilaku Kognitif Kelompok A di TK. Rungkut
Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan Gigi. Surabaya: Publikasi UNESA Fakultas Ilmu
Jakarta: 2009. Pendidikan.
D Sumantri, Y. L. (2013). Pengaruh Perubahan
tingkat Pengetahuan Kesehatan Gigi dan
77