Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Universitas Al Azhar Indonesia p-ISSN: 2655-6277

Vol. 01, Nomor 02, Juli 2019 e-ISSN: 2656-8144

PENERAPAN PERMAINAN MOLEGI (MONOPOLI PUZZLE


KESEHATAN GIGI) SEBAGAI MEDIA EDUKASI KESEHATAN GIGI
DAN MULUT SISWA SD NEGERI 1 BUMI
Amelia Rizky Hutami 1*, Nindya Mayaningtyas Dewi1, Nur Rohman Setiawan1, Nanda
Anggita Permata Putri1, Septriyani Kaswindarti1
1
Pendidikan Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi,Universitas Muhammadiyah Surakarta,
Jalan A. Yani, Mendungan, Pabelan, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, 57162
Email Penulis Korespodensi: J520160014@student.ums.ac.id

Abstrak

Kondisi kesehatan gigi dan mulut masyarakat di Indonesia masih memprihatinkan. Dibutuhkan suatu
tindakan promotif dan preventif untuk mencegah masalah kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara
edukasi kesehatan gigi dan mulut sejak dini. Terdapat berbagai jenis metode edukasi kedokteran gigi
yang biasa digunakan, diantaranya metode ceramah, poster dan video. Berbagai literatur menyebutkan
bahwa metode tersebut kurang efektif bagi anak-anak. Terdapat metode yang lebih menarik, mudah
dipahami dan menyenangkan bagi anak-anak, yaitu menggunakan permainan edukatif. Salah satu
permainan alternatif yang dapat digunakan sebagai media edukasi kesehatan gigi dan mulut adalah
permainan puzzle dan monopoli. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui potensi permainan monopoli
puzzle kedokteran gigi sebagai media edukasi kesehatan gigi dan mulut. Metode yang digunakan dalam
kegiatan ini diantaranya sosialisasi permainan, pre test, melakukan permainan, dan post test pada
siswa siswi kelas IV SD Negeri Bumi 1. Kemudian dilakukan evaluasi untuk mengetahui apakah
terdapat peningkatan pengetahuan pada siswa-siswi tersebut. Hasil yang didapatkan pada kegiatan ini
menunjukan adanya peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada siswa. Penggunaan
permainan MOLEGI (Monopoli Puzzle Kedokteran Gigi) dapat digunakan sebagai alternatif media
edukasi dan berpotensi meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak.

Kata kunci : Permainan, Anak, Promosi kesehatan, Interaktif

Abstract

The oral and mouth health in Indonesia is still considered in an apprehensive condition. Thus, in this
circumstances, promotive and preventive works are needed to prevent the oral and mouth health
problem by promoting oral and mouth health education since early stage. There are many kind of dental
education methods that usually used, such as speech, poster, and video delivering methods. Some
literatures mentioned that those methods are less effective for children. That is something more
insteresting, easy to understand, and fun method for children, it is using an educational games. One of
the alternatives that can be used as an educational media for oral and mouth health is puzzle and
monopoly game. This activity aims to know the ability of puzzle and monopoly in dentistry as an oral
and mouth educational media. The steps had in this activity included games socialization, pre test,
playing games, and post test on fourth grade students of SD Negeri Bumi 1. Then, had an evaluation to
know if there any enhancement on student’s knowledge about oral and mouth health. The MOLEGI
(Monopoli Puzzle Kedokteran Gigi) Games can be used as an alternative educational media and
potentially increasing the knowledge about oral and mouth health for children.

Keywords: Games, children, health promotion, interactive

72
Amelia Rizky Hutami, Nindya Mayaningtyas Dewi, Nur Rohman Setiawan, Nanda Anggita Permata Putri,
Septriyani Kaswindarti

1. PENDAHULUAN masalah disekitarnya, dapat diberikan stimulus


melalui permainan (Riva, 2011).
Menjaga kesehatan gigi dan mulut dapat Perlunya media edukasi kesehatan gigi dan
dimulai dari kebiasaan sehari-hari seperti mulut yang mudah dan menyenangkan dapat
kebiasaan menyikat gigi dengan benar, diet yang menggunakan media edukasi berbasis
terjaga, serta pengetahuan mengenai pentingnya permainan, seperti puzzle dan monopoli dimana
menjaga kesehatan gigi dan mulut. Hanya 2,8% pesan atau ilmu kesehatan dapat dituangkan
penduduk Indonesia yang telah berperilaku dalam permainan tersebut sehingga anak-anak
menyikat gigi dengan benar minimal 2 kali lebih antusias dalam menerima materi edukasi
sehari. Kondisi kesehatan gigi dan mulut kesehatan. Permainan puzzle dan monopoli
masyarakat di Indonesia masih sangat dapat digunakan sebagai alternatif media
memprihatinkan. 57,6% penduduk di Indonesia edukasi kesehatan gigi dan mulut melalui cara
mengalami masalah gigi dan mulut dan hanya yang menarik, interaktif, menyenangkan, dan
10,2% penduduk yang menerima perawatan dapat membangun rasa ingin tau, kompetitif dan
oleh tenaga medis gigi (Kemenkes, 2018). jiwa sosial anak (Sugiwati, 2013). Penggunaan
Selama tahun 2012, dari jumlah murid media puzzle ini dapat memberikan suasana
sekolah dasar yang ada sebanyak 67.712 anak, belajar yang nyaman melalui permainan untuk
telah dilakukan pemeriksaan gigi dan mulut menyelesaikan masalah yang berhubungan
terhadap 13.751 anak (20,3%) dan ditemukan dengan materi pelajaran (Elfawati, 2012).
2.049 anak memerlukan perawatan. Laporan Media edukasi kesehatan gigi dan mulut
hasil screening kesehatan gigi dan mulut daerah yang ada pada pihak mitra masih terbatas, maka
kelurahan Penumping, Laweyan, Surakarta, dari diperlukan media edukasi alternatif yang
518 anak yang perlu mendapatkan perawatan, menyenangkan, tidak membosankan dan efektif
hanya 15 anak yang telah mendapat perawatan bagi anak-anak. Maka, diperlukan suatu media
(Dinas Kesehatan Kota Surakarta, 2013). edukasi alternatif berupa Monopoli Puzzle
Data di atas menunjukan Berbagai upaya Kesehatan Gigi (MOLEGI). MOLEGI
untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut, diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif
meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan media edukasi kesehatan gigi dan mulut berupa
rehabilitatif (Budiharto, 2009). Salah satu upaya permainan interaktif yang dapat menambah
promotif untuk memperbaiki perilaku pengetahuan anak, khususnya bagi anak-anak
masyarakat adalah dengan proses edukasi sekolah dasar yang masih dalam tahap gigi
mengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi bercampur mengenai pentingnya menjaga
dan mulut. Pada anak usia 6-12 tahun kesehatan gigi dan mulut dan terjadi perubahan
merupakan usia dimana anak berada dalam masa perilaku menjaga kesehatan gigi dan mulut
transisi atau masa gigi bercampur, yaitu masa menjadi lebih baik.
pergantian antara gigi desidui (anak-anak) Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui
menuju gigi permanen (dewasa) pada usia ini, potensi MOLEGI dalam penyuluhan edukasi
anak-anak masih kurang sadar dalam hal gigi dan mulut, untuk mengetahui cara
menjaga kebersihan gigi dan mulut, sehingga penggunaan dan sosialisasi MOLEGI pada mitra
berpotensi untuk terjadi kerusakan jaringan gigi serta menambah macam media edukasi pada
berupa karies (D Sumantri, 2013). mitra.
Bagi anak-anak, belajar sambil bermain
adalah salah satu metode yang efektif yang dapat
digunakan untuk meningkatkan pengetahuan. 2. METODE PELAKSANAAN
Permainan adalah suatu kegiatan yang
menyenangkan dan dilakukan atas kehendak Waktu dan Tempat Pelaksanaan
sendiri, bebas tanpa paksaan dengan bertujuan Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 2
untuk memperoleh kesenangan pada waktu Mei 2019 di SD Negeri Bumi 1, Penumping,
bermain. Permainan cukup penting bagi Laweyan, Surakarta. dengan sasaran siswa kelas
perkembangan anak, sehingga perlu kiranya IV, dimana seluruh siswa kelas IV diajak
bagi anak-anak untuk diberi kesempatan dan bermain menggunakan media edukasi alternatif
sarana di dalam kegiatan permainannya berupa MOLEGI (Monopoli Puzzle Kedokteran
(Ahmadi, 1991). Upaya meningkatkan Gigi). Melalui permainan MOLEGI ini,
pengetahuan dan sikap anak dalam menyikapi diharapkan pengetahuan siswa mengenai
kesehatan gigi dan mulut dapat bertambah serta

73
Penerapan Permainan MOLEGI (Monopoli Puzzle Kesehatan Gigi) Sebagai Media Edukasi Kesehatan Gigi
dan Mulut Siswa SD Negeri 1 Bumi

ilmu yang didapatkan dapat diimplementasikan


dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat
berdampak baik pada meningkatnya derajat
kesehatan gigi dan mulut anak-anak di
Indonesia.

Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan adalah
seperangkat permainan MOLEGI yang terdiri
dari papan permainan lengkap beserta aksesoris
Gambar 4. Kartu Informasi
berupa pion-pion berbentuk gigi dan rumah, alat
tukar berupa sikat gigi dan pasta gigi, dadu,
kartu informasi, kartu reward dan punishment.
Untuk mengukur tingkat pengetahuan siswa,
digunakan soal pre test dan post test. Selain itu,
digunakan aksesoris pelengkap berupa topi ikat
sebagai tanda pengenal.

Gambar 5. Kartu reward dan punishment

Gambar 1. Papan MOLEGI

Gambar 2. Pion dan dadu

Gambar 6. Soal Pre-test

Langkah Pelaksanaan
Kegiatan dimulai dengan perkenalan dan
sosialisasi serta penjelasan mengenai MOLEGI,
kemudian dilakukan pre test untuk mengukur
tingkat pengetahuan siswa mengenai kesehatan
gigi dan mulut sebelum dilakukan permainan.
Gambar 3. Alat tukar

74
Amelia Rizky Hutami, Nindya Mayaningtyas Dewi, Nur Rohman Setiawan, Nanda Anggita Permata Putri,
Septriyani Kaswindarti

Pembagian
Sosialisasi
kelompok dan
permainan Pre-test
penejelasan aturan
MOLEGI
permainan

Pelaksanaan
Post-test
Permainan

Gambar 10. Alur Pelaksanaan Kegiatan

Gambar 7. Pre-test sebelum permainan


3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kemudian setiap siswa menuliskan nama
Hasil kegiatan ini menambah macam media
mereka pada topi ikat sebagai tanda pengenal,
edukasi kesehatan gigi dan mulut pada pihak
lalu dijelaskan mengenai cara dan aturan
mitra serta didapatkan adanya bertambahnya
permainan MOLEGI. Setelah semua memahami
pengetahuan siswa mengenai kesehatan gigi dan
aturan dan cara permainan, praktik permainan
mulut setelah bermain MOLEGI.
secara dilakukan berkelompok yang berisi 4-5
siswa.
100
80
60
40
20
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

PRETEST POSTTEST

Gambar 11. Grafik peningkatan nilai siswa

Gambar 8. Merangkai puzzle membentuk papan Hasil nilai pre test dan post test siswa yang
permainan monopoli menunjukan peningkatan nilai siswa sebelum
dan sesudah permainan dilakukan. Peningkatan
nilai siswa yaitu sebanyak 29,4%. Seluruh data
dilakukan uji statistik menggunakan paired
independent t-test (data terdistribusi normal,
p>0,05) yang bertujuan untuk mengetahui ada
atau tidaknya pengaruh permainan MOLEGI
pada siswa.

Tabel 1. Perbandingan skor sebelum dan sesudah


permainan MOLEGI
Skor (X̅±SD) N Sig.
Gambar 9. Proses permainan monopoli
Pre-test 64,11±15,83 17
0,000
Post-test 82,94±11,59 17
Setelah permainan tiap kelompok selesai,
untuk mengukur pengaruh penggunaan Hasil analisis data menunjukan nilai p<0,05
permainan MOLEGI sebagai media edukasi, yang menunjukan bahwa MOLEGI mampu
dilakukan post test. meningkatkan pengetahuan siswa mengenai
kesehatan gigi dan mulut.

75
Penerapan Permainan MOLEGI (Monopoli Puzzle Kesehatan Gigi) Sebagai Media Edukasi Kesehatan Gigi
dan Mulut Siswa SD Negeri 1 Bumi

Suasana aktif dan interaktif yang terjadi penyampaian informasi maka akan semakin
selama kegiatan berlangsung menunjukan banyak informasi yang diterima dan disimpan.
antusias siswa yang tinggi terhadap permainan Dalam permainan MOLEGI ini siswa membaca
MOLEGI. Siswa yang dibagi menjadi beberapa pertanyaan atau perintah dan melihat gambar
kelompok, setiap kelompok dipandu oleh satu yang terdapat di dalam MOLEGI serta
anggota pengabdian. Siswa sangat semangat menjawab pertanyaan sesuai perintah. Aktivitas
untuk bertanya hal-hal yang tidak mereka ini melibatkan indera penglihatan dan
mengerti mengenai materi baru yang mereka pendengaran sehingga informasi dapat mudah
dapatkan, sehingga terjadi interaksi aktif saat dicerna dibandingkan dengan menggunakan
berjalannya permainan. Sosialisasi antar siswa metode ceramah.
juga berjalan dengan sangat baik karena dalam Selain itu, kemampuan seseorang untuk
permainan ini mereka dituntut untuk saling mengingat informasi penting meningkat lebih
menata strategi mereka masing-masing untuk tinggi bila ia mempelajari materi dengan metode
memenangkan permainan. tertulis (bacaan) karena dengan membaca
Berdasarkan teori perkembangan kognitif (bacaan) kemampuan mengingat akan
dari Piaget, kemampuan intelektual anak usia 6- meningkat 72% sesudah 3 jam (Afifah, 2011).
12 tahun sudah mampu menerima berbagai Dalam permainan MOLEGI ini responden akan
pengetahuan baru yang dapat mengembangkan menjawab pertanyaan serta membaca
pola pikirnya. Kelas IV SD adalah siswa dengan pernyataan dari kartu-kartu informasi,
rentang rata-rata 9-10 tahun, dimana pada punishment dan reward sehingga akan
kelompok usia ini minat belajar cukup tinggi, meningkatkan kemampuan mengingat
didukung oleh ingatan anak yang kuat serta responden terhadap informasi yang
kemampuan dalam menangkap dan memahami berhubungan tentang kesehatan gigi dan mulut
materi yang diberikan (Selan & Limbu, 2014). yang memudahkan responden dalam mengenali
Metode yang biasa digunakan dalam edukasi soal-soal yang diisi pada saat postest. Permainan
kesehatan gigi dan mulut ialah metode ceramah, ini dilakukan dalam kelompok kecil terdiri dari
namun metode ini memiliki berbagai 4-5 pemain sehingga informasi dapat mudah
kekurangan. Salah satu metode yang efektif diterima satu sama lain, dibandingkan dengan
untuk anak usia sekolah ialah dengan melakukan metode ceramah yang biasa dilakukan.
permainan, sebab anak usia sekolah memiliki Maka, metode permainan MOLEGI ini lebih
koordinasi dan intelektual untuk berinteraksi efektif dibandingkan dengan metode ceramah,
dengan anak lain seusia mereka. Selain sebab permainan puzzle dan monopoli ini
meningkatkan pengetahuan, bermain juga dapat berpotensi dan dapat digunakan sebagai
melatih anak dalam bekerja sama dan melatih alternatif media edukasi kesehatan gigi dan
anak dalam mengenal sebuah peraturan untuk mulut melalui cara yang menarik, interaktif, dan
melatih kedisiplinan anak (Hamdalah, 2013). menyenangkan. Berdasarkan data yang ada,
Kegiatan pengabdian edukasi kesehatan gigi pengetahuan siswa bertambah setelah bermain
dan mulut berbasis permainan monopoli dan permainan MOLEGI.
puzzle (MOLEGI) ini selaras dengan kegiatan
pengabdian edukasi Kesehatan Reproduksi
berbasis media pada murid PAUD oleh Indriati, 4. SIMPULAN DAN SARAN
(2019) yang menunjukan bahwa edukasi kespro
berbasis media pada anak usia dini sangat Kegiatan pengabdian kepada masyarakat
bermanfaat dan lebih efektif dari pada berupa Penerapan Permainan MOLEGI
penyuluhan tanpa media, karena dapat (Monopoli Puzzle Kesehatan Gigi) sebagai
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman Media Edukasi Kesehatan Gigi dan Mulut Siswa
serta keterampilan dan kesadaran anak secara Kelas IV SD Negeri 1 Bumi telah terlaksana.
signifikan. Berdasarkan hasil kegiatan serta pre test dan
Pengetahuan diperoleh sebagian besar oleh post test yang diberikan, dapat disimpulkan
indra penglihatan (30%) dan indra pendengaran bahwa permainan MOLEGI dapat digunakan
(10%) (Amelia, 2010). Saat memainkan sebagai alternatif metode penyuluhan kesehatan
permainan MOLEGI, indra yang digunakan gigi dan mulut serta untuk menambah
selain mata adalah telinga. Semua panca indra pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada
merupakan jalur penerimaan informasi ke otak, anak usia sekolah.
semakin banyak indra yang digunakan dalam

76
Amelia Rizky Hutami, Nindya Mayaningtyas Dewi, Nur Rohman Setiawan, Nanda Anggita Permata Putri,
Septriyani Kaswindarti

Saran yang dapat diberikan untuk kegiatan Mulut pada Pelajar Usia 7-8 Tahun di 2
selanjutnya adalah kegiatan dapat melibatkan Sekolah Dasar Kecamatan Mandiangin Kota
lebih banyak guru sekolah dasar sehingga dapat Selayan Kota Bukit Tinggi Melalui
mengetahui tata cara permainan MOLEGI ini Permainan Edukasi Kedokteran Gigi.
serta lebih paham akan pentingnya edukasi sejak Andalas Dental Journal, 39-48.
dini mengenai kesehatan terutama kesehatan Dinas Kesehatan Kota Surakarta. (2013). Profil
gigi dan mulut. Selain itu, kegiatan permainan Kesehatan Kota Surakarta Tahun 2012.
ini dapat digunakan sebagai media dalam Surakarta: Dinas Keseharan Surakarta.
menyampaikan materi mata pelajaran yang Elfawati. (2012). Meningkatkan Pengenalan
berhubungan dengan kesehatan di sekolah dasar. Bangun Datar Sederhana Melalui Media
Puzzle Bagi Anak Tuna Grahita Ringan .
Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus .
UCAPAN TERIMA KASIH Hamdalah, A. (2013). Perbedaan Efektivitas
Terima kasih kepada Kemenristekdikti yang Metode Ceramah dengan Media Cerita
telah memberi dana kegiatan pengabdian kepada Bergambar dan Ceramah dengan Media
masyarakat melalui Program Kreativitas Pemainan Ular Tangga dalam Meningkatkan
Mahasiswa. Serta terimakasih untuk drg. Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Kesehatan
Septriyani K, MDSc, Sp.KGA selaku Gigi dan Mulut (Studi pada siswa kelas 3
pembimbing kegiatan, Kepala SD Negeri Bumi SDN Patrang 02 Kec. Patrang Kab. Jember).
1 beserta guru- guru, dan rekan-rekan yang telah Jurnal Promkes, 118-123.
membantu proses pelaksanaan kegiatan. Indriati.(2019). Pencegahan Kekerasan Seksual
pada Anak Melalui Edukasi Kesehatan
DAFTAR PUSTAKA Reproduksi Berbasis Media pada Murid
Sekolah Pendidikan Anak Usia Dini
Afifah, I. (2011). Hubungan antara (PAUD). GEMASSIKA, 3(1), 83-98.
Pengetahuan tentang Kesehatan Gigi dan Kemenkes. (2018). Riset Kesehatan Dasar;
Mulut dengan Tindakan Menjaga RISKESDAS. Jakarta: Balitbang Kemenkes
Kebersihan Gigi dan Mulut Pada Anak SD RI.
Shafiyyatul Amaliyyah pada Tahun 2011 Riva, I. (2011). Koleksi Game Edukatif di
(Undergraduated Thesis). Medan: Dalam dan Luar Sekolah. Yogyakarta:
Universitas Sumatera Utara. Flashbook.
Ahmadi, A. (1991). Psikologi Perkembangan . Selan, S., & Limbu, E. N. (2014). Analisis
Jakarta: Rineka Cipta. Efektifitas Permainan Sebagai Metode
Amelia, C. (2010). Efektivitas Permainan Ular Penyuluhan terhadap Pengetahuan
Tangga untuk Meningkatkan Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Murid Kelas
Tentang Bahaya Rokok Siswa Kelas VII dan IV SDN Naikoten 1 Kupang Tahun 2013.
VIII SMP Ma'arif NU Tegal Tahun 2011 Media Kesehatan Masyarakat, 138-150.
(Undergraduated Thesis). Semarang: Sugiwati. (2013). Metode Bermain Ular Tangga
Universitas Negeri Semarang. Untuk Meningkatkan Perkembangan
Budiharto. (2009). Pengantar Ilmu Perilaku Kognitif Kelompok A di TK. Rungkut
Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan Gigi. Surabaya: Publikasi UNESA Fakultas Ilmu
Jakarta: 2009. Pendidikan.
D Sumantri, Y. L. (2013). Pengaruh Perubahan
tingkat Pengetahuan Kesehatan Gigi dan

77

Anda mungkin juga menyukai