Pendahuluan
ASFIKSIA DALAM FORENSIK
Dalam bidang forensik ada beberapa keadaan atau jenis
asfiksia yang sering dijumpai. Biasanya berkaitan dengan
hambatan saluran nafas secara mekanik atau disebut juga
asfiksia mekanik.
DEFENISI TENGGELAM
Tenggelam adalah bentuk kematian akibat asfiksia karena
terhalangnya udara masuk ke dalam saluran pernafasan
disebabkan tersumbat oleh caian. Terhalangnya udara
masuk ke paru-paru tidak perlu orang harus terbenam ke
air, tetapi tertutup saluran nafas atas oleh cairan cukup
untuk membuatnya mati tenggelam.
PENGERTIAN TRAUMA
Pengertian trauma (injury) dari aspek
medikolegal sedikit berbeda dengan
pengertian medis. Pengertian medis
menyatakan trauma atau perlukaan
adalah hilangnya kontinuitas dari
jaringan. Dalam pengertian medikolegal
trauma adalah pengetahuan tentang alat
atau benda yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan seseorang
LAPORAN KASUS
Tanda-tanda kematian
Identitas Umum
Dijumpai sesosok mayat laki-laki,
dikenal, panjang badan seratus tujuh
puluh enam sentimeter, perawakan
sedang, tidak berambut, lidah
menjulur keluar, kedua bola mata
melotot keluar berwarna keruh.
Identitas Khusus
Dijumpai kawat gigi berwarna hijau
pada gigi atas dan bawah.
PEMERIKSAAN LUAR
Kepala
PEMERIKSAAN LUAR
Kepala
PEMERIKSAAN LUAR
Dahi
PEMERIKSAAN LUAR
Telinga
PEMERIKSAAN LUAR
Pipi
PEMERIKSAAN LUAR
Leher
Dijumpai dua luka robek pada daerah leher.
Dijumpai luka robek di sisi leher sebelah kiri, pinggir luka rata,
kedua sudut luka lancip, terputusnya jembatan jaringan,
dasar luka berwarna kehitaman, dengan P=2cm, L=1.5cm,
D=6cm.
Dijumpai luka robek di sisi leher sebelah kanan, pinggir luka
rata, kedua sudut luka lancip, terputusnya jembatan
jaringan,dasar luka berwarna kehitaman, dengan P=4cm,
L=1.2cm, D=4cm.
PEMERIKSAAN LUAR
Dada
PEMERIKSAAN DALAM
Kepala
PEMERIKSAAN DALAM
Leher
PEMERIKSAAN DALAM
Leher
PEMERIKSAAN DALAM
Leher
PEMERIKSAAN DALAM
Dada
PEMERIKSAAN DALAM
Dada
PEMERIKSAAN DALAM
Kantung Lambung
Pembahasan
Telah dilakukan pemeriksaan luar dan dalam atas jenazah Mhd.
Syafii, jenis kelamin laki-laki, umur 22 tahun, perawakan sedang
tinggi badan 167 cm warna kulit (sulit dinilai proses pembusukan).
Dari hasil pemeriksaan luar dan dalam ditemukan fakta-fakta
sebagai berikut:
Bahwa korban telah mengalami Proses tenggelam dimulai pada
waktu orang masuk ke air karena panik atau kelelahan, maka
sebagian air masuk ke mulut dan saluran pernafasan. Ini akan
menimbulkan reflek batuk yang menyebabkan korban perlu
menghirup udara lagi dengan berusaha menggapai ke permukaan,
namun akibatnya lebih banyak lagi air yang masuk menggantikan
udara, ini terjadi berulang kali, akhirnya korban tenggelam.
Setelah terjadi proses pembusukan, beberapa hari kemudian
korban terapung kembali karena gas pembusukan yang berkumpul
dalam rongga perut dan dada, maka korban akan muncul ke
permukaan air, kecuali korban tersangkut di dalam air atau
dimakan binatang. Bila gas pembusukan ini akhirnya keluar dari
tubuh, maka korban kembali tenggelam. Proses ini perlu diketahui
dalam pencarian korban tenggelam.
Pada korban ini juga telah terjadi kekerasan trauma luka tajam.
Berupa luka tusuk yang mana telah didapati beberapa luka
yang diduga akibat luka tajam pada kepala, leher, dan dada.
Dari hasil pemeriksaan luar pada korban ini, dijumpai luka
robek pada kepala, pipi, dan lengan atas sebelah kiri. Dijumpai
luka lecet pada dahi. Dijumpai luka tusuk pada leher sebelah
kanan dan kiri serta pada dada sebelah kiri.
Dari hasil pemeriksaan dalam pada korban ini, dijumpai
resapan darah pada kulit leher, dinding tenggorokan,
pembuluh darah besar leher, dan kulit dada sebelah kiri.
Dijumpai patah tulang iga ketiga sebelah kiri. Dijumpai darah
pada rongga dada sebanyak lebih kurang lima ratus cc.
dijumpai luka robek pada paru-paru bagian atas sebelah kiri.
Dijumpai lumpur dan pasir pada saluran makan, saluran nafas,
paru-paru, dan kantong lambung.
Dari hasil pemeriksaan luar dan dalam pada korban ini, maka
diambil kesimpulan, penyebab kematian korban mati lemas
(asfiksia) karena tenggelam disertai luka tusuk pada leher dan
dada akibat trauma luka tajam.
Daftar Pustaka
1.Amir.A. Rangkaian Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi
kedua. Medan: Ramadhan. 2005.p: 126
2. Idries AM. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta:
Binarupa Aksara. 1997.p: 170
3. Knight B. Asphyxia and pressure on the neck and
chest. In: Simpsons forensic medicine, eleventh ed.
London, Oxford University Press, Inc.2001.p:87-90
4. Apuranto H, Asphyxia. In: Buku Ajar Ilmu Kedokteran
Forensik dan Medikolegal. Surabaya: Bagian Ilmu
Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga.2007.p:71-99
5. Chadha PV. Catatan Kuliah Ilmu Forensik dan
Toksikologi. Jakarta: Widya Medika. 1995.p:47-8
TERIMAKASIH