Anda di halaman 1dari 26

Mati Lemas Akibat

Tenggelam dan Trauma


Luka Tajam
Disusun oleh:
dr. Erianto
Pembimbing:
Dr. H. Mistar Ritonga, Sp. F

Pendahuluan
ASFIKSIA DALAM FORENSIK
Dalam bidang forensik ada beberapa keadaan atau jenis
asfiksia yang sering dijumpai. Biasanya berkaitan dengan
hambatan saluran nafas secara mekanik atau disebut juga
asfiksia mekanik.
DEFENISI TENGGELAM
Tenggelam adalah bentuk kematian akibat asfiksia karena
terhalangnya udara masuk ke dalam saluran pernafasan
disebabkan tersumbat oleh caian. Terhalangnya udara
masuk ke paru-paru tidak perlu orang harus terbenam ke
air, tetapi tertutup saluran nafas atas oleh cairan cukup
untuk membuatnya mati tenggelam.

PENGERTIAN TRAUMA
Pengertian trauma (injury) dari aspek
medikolegal sedikit berbeda dengan
pengertian medis. Pengertian medis
menyatakan trauma atau perlukaan
adalah hilangnya kontinuitas dari
jaringan. Dalam pengertian medikolegal
trauma adalah pengetahuan tentang alat
atau benda yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan seseorang

LAPORAN KASUS

Tanda-tanda kematian

Dijumpai lebam mayat pada daerah punggung,


pinggang, dan bokong yang tidak hilang pada
penekanan
Dijumpai kaku mayat mudah dilawan
Dijumpai pembusukan lanjut pada seluruh tubuh
Dijumpai ujung-ujung jari tangan dan kaki
berwarna kebiruan.
Dijumpai belatung berwarna putih dengan ukuran
satu sentimeter

Identitas Umum
Dijumpai sesosok mayat laki-laki,
dikenal, panjang badan seratus tujuh
puluh enam sentimeter, perawakan
sedang, tidak berambut, lidah
menjulur keluar, kedua bola mata
melotot keluar berwarna keruh.

Identitas Khusus
Dijumpai kawat gigi berwarna hijau
pada gigi atas dan bawah.

PEMERIKSAAN LUAR
Kepala

Dijumpai luka robek pada kepala sisi sebelah


kanan belakang, pinggir luka rata, kedua
sudut luka lancip, terputusnya jembatan
jaringan, dasar luka berwarna kehitaman.
P=5cm, L=1.3cm, D=1cm

PEMERIKSAAN LUAR
Kepala

Luka kedua dijumpai luka robek pada kepala


bagian depan sisi sebelah kiri, pinggir luka
rata, sudut kedua luka lancip, terputusnya
jembatan jaringan, dasar luka berwarna
kehitaman. P= 5cm, L=2.6cm, D= 0.8cm.

PEMERIKSAAN LUAR
Dahi

Dijumpai luka lecet pada dahi, dengan P=6cm,


L=2cm.

PEMERIKSAAN LUAR
Telinga

Dijumpai luka robek pada telinga kiri dengan


P=1 cm, L=0.5cm .

PEMERIKSAAN LUAR
Pipi

Dijumpai luka robek pada bagian pipi sebelah


kiri, pinggir luka rata, kedua sudut luka lancip,
terputusnya jembatan jaringan, dasar luka
berwarna kehitaman, dengan P=5cm,
L=1.5cm, D=0.8cm.

PEMERIKSAAN LUAR
Leher
Dijumpai dua luka robek pada daerah leher.
Dijumpai luka robek di sisi leher sebelah kiri, pinggir luka rata,
kedua sudut luka lancip, terputusnya jembatan jaringan,
dasar luka berwarna kehitaman, dengan P=2cm, L=1.5cm,
D=6cm.
Dijumpai luka robek di sisi leher sebelah kanan, pinggir luka
rata, kedua sudut luka lancip, terputusnya jembatan
jaringan,dasar luka berwarna kehitaman, dengan P=4cm,
L=1.2cm, D=4cm.

PEMERIKSAAN LUAR
Dada

Dijumpai luka robek pada dada sisi sebelah kiri, pinggir


luka rata, kedua sudut luka lancip, terputusnya
jembatan jaringan, dasar luka berwarna kehitaman,
dengan P=3cm, L=1cm, D=10cm. Arah luka dari dada
sisi sebelah kiri mengarah ke sebelah kanan,
membentuk sudut sembilan puluh derajat.

PEMERIKSAAN DALAM
Kepala

Pada pembukaan tulang tengkorak kepala, dijumpai


otak sudah membubur berwarna abu-abu.

PEMERIKSAAN DALAM
Leher

Pada pembukaan kulit leher, dijumpai resapan darah


setentang luka robek pada kulit leher sebelah kiri,
P=6cm, L=1cm.
Dijumpai resapan darah setentang luka robek pada kulit
leher sebelah kanan, P=3cm, L=1cm.
Dijumpai resapan darah pada tenggorokan dinding
bagian luar dengan P=3cm, L=2cm.

PEMERIKSAAN DALAM
Leher

Pada pembukaan pembuluh darah nadi besar leher,


dijumpai resapan darah pada pangkal pembuluh nadi
besar leher dengan P=3cm, L=1cm.

PEMERIKSAAN DALAM
Leher

Pada pembukaan saluran makan, dijumpai lumpur dan


pasir pada seluruh saluran makan dari ujung sampai
ke pangkal.
Pada pembukaan saluran nafas, dijumpai lumpur dan
pasir pada seluruh saluran nafas dari ujung sampai ke
pangkal.

PEMERIKSAAN DALAM
Dada

Pada pembukaan kulit dada kiri, dijumpai resapan darah


setentang dengan luka robek, dengan P=11cm, L=5cm.
Dijumpai patah tulang iga ketiga sebelah kiri. Dijumpai
darah pada rongga dada sebanyak 500cc.

PEMERIKSAAN DALAM
Dada

Dijumpai luka robek yang menembus paru-paru


bagian atas sebelah kiri dengan P=3cm, L=0.6cm.
Jarak dari ujung paru 1cm. Jarak dari pangkal paru
13cm. Pada pemotongan paru-paru, dijumpai lumpur.

PEMERIKSAAN DALAM
Kantung Lambung

Pada pembukaan kantong lambung dijumpai


lumpur.

Pembahasan
Telah dilakukan pemeriksaan luar dan dalam atas jenazah Mhd.
Syafii, jenis kelamin laki-laki, umur 22 tahun, perawakan sedang
tinggi badan 167 cm warna kulit (sulit dinilai proses pembusukan).
Dari hasil pemeriksaan luar dan dalam ditemukan fakta-fakta
sebagai berikut:
Bahwa korban telah mengalami Proses tenggelam dimulai pada
waktu orang masuk ke air karena panik atau kelelahan, maka
sebagian air masuk ke mulut dan saluran pernafasan. Ini akan
menimbulkan reflek batuk yang menyebabkan korban perlu
menghirup udara lagi dengan berusaha menggapai ke permukaan,
namun akibatnya lebih banyak lagi air yang masuk menggantikan
udara, ini terjadi berulang kali, akhirnya korban tenggelam.
Setelah terjadi proses pembusukan, beberapa hari kemudian
korban terapung kembali karena gas pembusukan yang berkumpul
dalam rongga perut dan dada, maka korban akan muncul ke
permukaan air, kecuali korban tersangkut di dalam air atau
dimakan binatang. Bila gas pembusukan ini akhirnya keluar dari
tubuh, maka korban kembali tenggelam. Proses ini perlu diketahui
dalam pencarian korban tenggelam.

Pada korban ini juga telah terjadi kekerasan trauma luka tajam.
Berupa luka tusuk yang mana telah didapati beberapa luka
yang diduga akibat luka tajam pada kepala, leher, dan dada.
Dari hasil pemeriksaan luar pada korban ini, dijumpai luka
robek pada kepala, pipi, dan lengan atas sebelah kiri. Dijumpai
luka lecet pada dahi. Dijumpai luka tusuk pada leher sebelah
kanan dan kiri serta pada dada sebelah kiri.
Dari hasil pemeriksaan dalam pada korban ini, dijumpai
resapan darah pada kulit leher, dinding tenggorokan,
pembuluh darah besar leher, dan kulit dada sebelah kiri.
Dijumpai patah tulang iga ketiga sebelah kiri. Dijumpai darah
pada rongga dada sebanyak lebih kurang lima ratus cc.
dijumpai luka robek pada paru-paru bagian atas sebelah kiri.
Dijumpai lumpur dan pasir pada saluran makan, saluran nafas,
paru-paru, dan kantong lambung.
Dari hasil pemeriksaan luar dan dalam pada korban ini, maka
diambil kesimpulan, penyebab kematian korban mati lemas
(asfiksia) karena tenggelam disertai luka tusuk pada leher dan
dada akibat trauma luka tajam.

Adapun Undang-Undang yang


berhubungan dengan penganiayaan
pada korban tersebut dapat
dipaparkan di KUHP BAB XX
(Penganiayaan) yang dapat dijadikan
untuk menjerat pelaku, antara lain ;
pasal 351, pasal 352, pasal 353,
pasal 354, pasal 355 dan pasal 356.

Daftar Pustaka
1.Amir.A. Rangkaian Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi
kedua. Medan: Ramadhan. 2005.p: 126
2. Idries AM. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta:
Binarupa Aksara. 1997.p: 170
3. Knight B. Asphyxia and pressure on the neck and
chest. In: Simpsons forensic medicine, eleventh ed.
London, Oxford University Press, Inc.2001.p:87-90
4. Apuranto H, Asphyxia. In: Buku Ajar Ilmu Kedokteran
Forensik dan Medikolegal. Surabaya: Bagian Ilmu
Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga.2007.p:71-99
5. Chadha PV. Catatan Kuliah Ilmu Forensik dan
Toksikologi. Jakarta: Widya Medika. 1995.p:47-8

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai