Anda di halaman 1dari 32

TEKNIK OTOPSI

Pembekalan klinik prakoass


Agustus 2014
OTOPSI
Terdiri dari pemeriksaan :
• Pemeriksaan Luar ( PL )
• Pemeriksaan Dalam ( PD )
• Pemeriksaan Penunjang
1. Toksikologi.
2. Histopatologi.
3. Laboratorium lainnya.
Prosedur pemeriksaan otopsi
Harus ada :
• Surat Permintaan Visum (SPV) dari penyidik
• Ijin Keluarga (KUHAP pasal 134)
Tanda-tanda kematian (Thanatologi)
untuk memastikan kematian & saat kematian,
catat waktu saat pemeriksaan.
Meliputi :
1. Lebam Mayat
2. Kaku Mayat
3. Suhu Tubuh Mayat
4. Pembusukan
5. Tanda lain-lain
Pemeriksaan LUAR
Dilakukan dengan cermat (yg terlihat, tercium,
teraba) baik pada asesories maupun tubuh
jenazah.
Sistematika pemeriksaan :
1. Label mayat
2. Tutup mayat
3. Bungkus mayat
4. Pakaian
5. Perhiasan
6. Benda-benda di samping mayat
TEKNIK PL
• Identifikasi 1. Label 2. Bungkus Mayat 3. Benda samping mayat 4. Pakaian 5.
Perhiasan 6. Antropometri 7. Ciri khusus 8. Rambut 9. Mata 10. Hidung 11. Telinga
12. Gigi-geligi
• Label Catat : • Dari Kepolisian • Lokasi temuan • Bahan dan warna • Tulisan
terlampir .
• Pembungkus/penutup Jenazah • Jenis pembungkus / tutup jenazah • Bahan •
Warna • Corak / bertuliskan .
• Perhiasan : Jenis Bahan Warna Lokasi temuan Motif “lepas dan simpan dalam
kantong plastik serta beri label” .
• Pakaian • Jenis pakaian • Bahan • Warna • Corak • Merek • Ukuran • Robekan/pe
ngotoran panjang terbesar .
• Benda samping mayat :Sebatas brangkar/keranda Dalam kantong jenazah Patokan
truncus Termasuk tempayak/belatung warna.
• Antropometri Identifikasi Umum : Jenis kelamin ,Ras/kebangsaan/warga negara ,
Umur, Warna kulit ,tatus gizi ,Panjang badan ,Berat badan ,Zakar disunat/tidak .
• Ciri khusus/Identifikasi khusus • Tatto • Jaringan parut/bekas luka/operasi •
Kelainan kongenital • Cacat didapat .
Identifikasi Umum : tanda-tanda umum yg
menunjukkan identitas mayat (sex, nation,
age, skin, gizi, TB/BB, penis : M, striae
albicans : F)
Identifikasi Khusus :
1. Rajah/ tattoo
2. Jaringan parut
3. Kapalan (callus)
4. Kelainan-kelainan pada kulit
5. Anomali & cacat tubuh
• Pemeriksaan rambut-rambut

– Dilakukan untuk membantu pemeriksaan


– Catat :
• Distribusi, warna, keadaan tumbuh serta sifat rambut
(halus/ kasar, lurus/ikal)
• Bila pada tubuh mayat ditemukan rambut yg bukan
dari rambut mayat  ambil, simpan, beri label 
pemeriksaan laboratorium lanjutan
• Pemeriksaan mata
Periksa :
• Kelopak mata terbuka/ tertutup, perhatikan tanda-tanda
kekerasan serta kelainan lainnya
• Selaput lendir kelopak mata, warna, pembuluh darah
melebar, bintik perdarahan/ bercak perdarahan
• Bola mata, periksa tanda-tanda kekerasan, kelainan-
kelainan pthysis bulbi, mata palsu
• Selaput lendir bola mata, pelebaran pembulu darah, bintik
perdarahan, kelainan lain
• Kornea (selaput bening), jernih, kelainan
fisiologis/patologis
• Iris (tirai mata) warna  identifikasi
• Pupil (teleng mata)  catat ukurannya, ka-ki
• Pemeriksaan daun telinga dan hidung
Periksa :
• Bentuk daun telinga dan hidung  identifikasi
• Kelainan-kelainan serta tanda kekerasan yg ditemukan
• Keadaan rongga mulut, kemungkinan ada benda asing
(kasus penyumbatan)
Gigi Geligi, periksa dan catat :
Jumlah, gigi geligi yg hilang/ patah/ tambalan/ bungkus
logam, gigi palsu, kelainan letak, pewarnaan (staining), dll
 Fungsi identifikasi bila terdapat data pembanding
• Pemeriksaan alat kelamin dan lubang
pelepasan
Perika dan catat :
• Kelainan-kelainan / tanda kekerasan.
Mayat laki-laki
Periksa :
• Alat kelamin (penis) sudah sirkumsisi atau belum
• Adakah kelainan bawaan ( epsipadia, hipospodia, phymosis,
dll)
Mayat Wanita
Periksa :
• Selaput dara dan komisura posterior, adakah tanda
kekerasan
• Lakukan pemeriksaan laboratorium thd cairan vagina/
sekret liang senggama
Lubang Pelepasan : korban sodomi  anus bentuk corong,
selaput lendir  lapisan epitel gepeng
• Pemeriksaan terhadap tanda kekerasan/ luka
Catat :
1. Letak luka : regio anatomis
2. Jenis luka : lecet/ memar/ robek
3. Bentuk luka : bulat/ persegi/ oval
4. Arah luka : melintang/ membujur/ miring
5. Tepi luka : rata/ teratur/ tidak beraturan
6. Sudut luka : runcing/ membulat/ bentuk lain
7. Dasar luka : jaringan bawah kulit/ otot/ rongga tubuh
8. Sekitar luka : kotor/ bersih, luka/ tanda kekerasan
9. Ukuran luka : ukur dengan teliti,
10. Saluran luka : pada luka tembakan/ tusukan
Pemeriksaan terhadap patah tulang
Tentukan letak patah tulang yang ditemukan, catat sifat/
jenis masing-masing patah tulang

Lain-Lain
1. Tanda-tanda ikterik, warna kebiruan pada ujung jari
dan oedem/ sembab
2. Tanda-tanda bekas pengobatan (trakeotomi), suntikan,
pungsi lumbal, dll
PEMERIKSAAN DALAM
Pengeluaran Alat-Alat Dalam :
 Yang dikeluarkan : organ dalam leher, organ dalam dada dan
rongga perut
 Jenazah terletak telentang, bahu ditinggikan, kepala dalam
keadaan fleksi maksimal dan leher tampak jelas
Incisi : Mencapai kedalamaan setebal kulit saja
 Insisi berbentuk huruf I paling ideal
 Indikasi kosmetik : incisi Y  tidak dianjurkan
 Mengikuti garis pertengahan tubuh, diawali dari bawah dagu 
turun ke arah umbilicus  melingkari umbilicus  daerah
simfisis pubis
 Perhatikan : incisi di daerah abdomen , diawali dari epigastrium
 menembus peritoneum. Masukkan jari telunjuk & jari tengah
tangan kiri ke dalam lubang incisi  tarik dinding abdomen ke
atas Pisau diletakkan diantara dua jari  lanjutkan incisi
sampai ke simfisis pubis
Melepaskan dinding perut bagian atas :
 Pada daerah lengkung iga, dinding perut bagian atas dilepaskan
dari dinding dada. Perhatikan cara tangan memuntir
 Dinding dada dilepaskan, ke atas  daerah tulang selangka.
Pengirisan otot tegak lurus antara bagian pisau dan bidang pisau
thd otot. Periksa tanda kekerasan
 Dinding perut  perhatikan keadaan lemak di bawah kulit, otot
dinding perut, catat keadaannya.
Membuka rongga dada.
 Iga dipotong mulai iga ke-2 sampai lengkung iga. Dengan bidang
pisau tegak pada iga-iga dan telapak tangan menekan punggung
pisau, iga-iga mudah terpotong.
 Periksa keadaan rongga perut  organ dalam rongga perut 
periksa keadaan usus.
 Tentukan sekat rongga badan (diafragma)  bandingkan tinggi
diafragma kanan dan kiri pada midclavicular line
• Kiri : iga dipotong mulai rawan iga ke-2 ke arah kaudo-lateral. Iga
pertama dipotong ke arah kraniolateral untuk menghindari
manubrium sterni.
• Kanan : setelah iga pertama terpotong, artikulatio sterno-
clavicularis dipotong juga

Perhatikan :
 Hindari pengirisan yg mengenai manubrium sterni yg keras.
Mengamati rongga dada.
 Tentukan berapa jari kandung
jantung , bagian atas maupun
bawah, tampak di antara kedua
paru-paru.
 Kandung jantung dibuka dengan
gunting sesuai huruf Y terbalik 
periksa apakah terisi cairan atau
darah
 Tarik paru-paru, baik kanan
maupun kiri ke arah medial 
periksa rongga dada

Lepaskan perlekatan antara paru-paru dgn dinding rongga dada


 Tangan kanan pegang lidah, dua jari tangan kiri diletakkan pada sisi kanan dan
kiri hilus paru-paru, organ dalam rongga dada ditarik ke arah kaudal sampai
keluar dari rongga dada  lepaskan oesophagus dari jaringan ikat, buat dua
ikatan, gunting
 Tangan kiri menggenggam bagian bawah organ dalam rongga dada 
lakukan pengirisan  seluruh organ dalam dada dikeluarkan
Dasar mulut diiris menyusuri tepi
rahang bawah

Lidah ditarik keluar melalui dasar


mulut yang telah diiris

Pembuluh-pembuluh cabang aorta yang


keluar ke arah lengan dipotong di
subclavia
Pemeriksaan Kepala :
 Buat irisan pada kulit kepala, mastoidues  pucak kepala (vertex) 
mastoideus sisi lain
 Irisan dibuat sampai pisau mencapai periosteum  kupas kulit
kepala ke arah depan dan ke arah belakang  catat kelainan yg
didapatkan.
 Buka rongga tengkorak  lakukan penggergajian tulang tengkorak
melingkar didaerah frontal sampai daerah temporal, agar tidak
merusak jaringan otak  hati-hati & hentikan setelah tebal tulang
tengkorak terlampaui  atap otak terlepas
PEMERIKSAAN ORGAN-ORGAN TUBUH :
 Lidah. Periksa permukaan lidah  bekas gigitan ?
 Tonsil. Perhatikan permukaan/ penampang tonsil.
 Kelenjar Gondok. Otot-otot leher dilepaskan  periksa ukuran,
berat, dan keadaannya  lakukan pengirisan.
 Oesophagus. Buka dengan gunting dinding belakang  periksa
kelainan yg ditemukan
 Trachea. Dimulai dari mulut atas trachea (epiglottis)  buka dgn
gunting dinding belakang sampai percabangan bronkhus.
 Os hyoid, kartilago thyroidea, kartilago cricoidea  patah atau tidak
 Arteria carotis interna  perhatikan adakah kekerasan, tanda :
resapan darah di daerah intima
 Kelenjar thymus  lihat permukaan, adakah bintik perdarahan?
 Paru-paru. Kanan / kiri diperiksa tersendiri.
catat : permukaan paru, warna & bintik perdarahan, resapan darah,
luka-luka/ memar, dsb. Pada perabaan, normal : seperti spons,
anomali : padat/ keras. Pengirisan dari apek  basal , catat warna &
kelainan-kelainan yg mungkin ditemukan.
Autopsi Jantung.
Pemotongan mengikuti alirah darah dalam jantung.
(1) Pengguntingan dinding belakang vena cava. (2)
Irisan ke arah lateral bilik kanan. (3) Pengguntingan
dinding depan bilik kanan ke arah a. pulmonalis. (4)
Pembukaan vv. pulmonalis. (5) Irisan ke arah lateral
bilik kiri dan (6) Pengguntingan dinding depan bilik
kiri ke arah aorta.

Setelah jantung terlepas, periksa:


 Berat dan ukuran jantung  bandingkan dengan kepalan tangan
kanan jenazah
 Resapan darah, luka, bintik perdarahan, dan kelainan lainnya
(atherosklerosis, infark myocard, dsb)
 Aorta thorakalis. Gunting dinding saluran, periksa permukaan dalam aorta.
 Aorta abdominalis. Periksa dinding pembuluh darah  timbunan perkapuran,
suspect hipertensi renal
 Glandula suprarenalis. Pertama kali dicari terlebih dahulu, baru dilanjutkan
organ-organ lainnya.
 Ginjal, ureter, vesica urinaria. Perhatikan ginjal kanan & kiri  periksa resapan
darah pd kapsulanya. Iris pada lateral kapsula  ginjal dilepaskan
 Hati & kandung empedu. Periksa : tepi (tajam, tumpul), permukaannya (licin/
berbenjol), warna, perabaan. Buat 2-3 irisan melintang  lihat penampang hati.
Kandung empedu diraba  adakah batu empedu/ tidak
 Limpa & kelenjar limfe. Ukuran & berat, permukaan, warna, perabaan.
 Lambung & usus. Lambung dibuka dengan gunting pada kurvatura mayor,
periksa isi dalam lambung simpan dlm botol/ plastik pemeriksaan
toksikologi. Selaput dinding diperiksa  erosi, ulserasi/ resapan darah.
 Kelenjar pankreas. Periksa  Ukuran & beratnya, warna, keadaan permukaan,
perabaan
Irisan pada otak besar sebaiknya dibuat
melalui bidang-bidang no 1 – 7. Gambar
ini dapat dipergunakan untuk mencatat
kelainan-kelainan yang ditentukan pada
tiap-tiap irisan.
Otak Besar, Otak kecil dan Batang Otak
 Perhatikan permukaan luar, catat kelainan yg ditemukan.
 Ukur dan timbang berat otak.
 Pada edema cerebri, gyrus otak tampak mendatar & ulkus tampak
menyempit, perhatikan tanda penekanan.
 Perhatikan bentuk serebelum, pada peningkatan TIK akibat edema
cerebri  herniasi serebelum ke FOM, bag. Depan bawah
serebelum menonjol  pisahkan otak besar & otak kecil
 Otak besar diletakkan bagian ventral ke pemeriksa  pemotongan
otak secara koronal/ melintang, catat kelainan-kelainan :
perdarahan korteks akibat cc, perdarahan berbintik akibat emboli,
keracunan barbiturat, dll
 Otak kecil diperiksa penampang  irisan melintang
 Batang otak diiris melintang mulai pons, medulla oblongata 
proksimal medulla spinalis  kemungkinan perdarahan
Alat Kelamin
 Mayat laki-laki :
Testis dikeluarkan dari rongga perut  tidak menyayat scrotum.
Perhatikan : ukuran, konsistensi, resapan darah, dll. Perhatikan
bentuk & ukuran epidermis, kelenjar prostat cek ukuran &
konsistensi
 Mayat wanita :
Perhatikan bentuk & ukuran ovarium, saluran telur, dan rahim.
Pada uterus perhatikan kemungkinan perdarahan, resapan darah,
ataupun luka akibat tindakan tertentui. Uterus dibuka dengan irisan
bentuk huruf “T” melalui servix dan bermuara pada fundus uteri.
Catatan :
 Sebelum organ-organ dikembalikan ke dalam tubuh mayat,
pertimbangkan kemungkinan diperlukan pemeriksaan penunjang
(histopatologi/ toksikologi
 Pengambilan potongan jaringan , minimal dengan tebal 5 mm
 Usahakan tempat pengambilan potongan organ didaerah
perbatasan antara yg normal dengan yg ada kelainan.
 Potongan tersebut dimasukkan ke dalam cairan fiksasi (larutan
formalin 10% atau alkohol 70% - 80%) dengan volume cairan fiksasi
sekitar 20-30 kali volume potongan jaringan
 Setiap jenis organ ditaruh dalam botol tersendiri
 Bila perlu pengawetan, gunakan alkohol 90%.
 Pada pengiriman sampel untuk toksikologi maupun histopatologi,
contoh bahan pengawet juga ikut dikirimkan
CONTOH KESIMPULAN VER
KESIMPULAN VER KECELAKAAN LALU LINTAS/ KERETA API :
Korban meninggal dunia karena perdarahan dalam rongga dada karena
kekerasan tumpul pada dada. Perkiraan saat kematian antara jam ....
tanggal…… sampai dengan jam .... tanggal .....

KESIMPULAN VER SEMENTARA PENGANIAYAAN :


Didapatkan luka memar dan bengkak pada wajah korban akibat kekerasan
tumpul. Korban setuju untuk dilakukan perawatan. Perawatan lanjutan
dilakukan di
RS. Dr. Moewardi Bagian Bedah dengan Registrasi No…......... oleh dokter .........
Spesialis Bedah.

KESIMPULAN VER LANJUTAN PENGANIAYAAN:


Terdapat luka memar dan bengkak pada wajah korban akibat kekerasan
tumpul sesuai dengan VER Sementara Registrasi No....... ternyata korban
memerlukan perawatan selama .... hari. Korban tidak dapat menjalankan mata
pencaharian sebagai ............ selama ............ hari
SURAT KEMATIAN WAJAR
Yang bertanda tangan di bawah ini dokter ……………….. menerangkan
bahwa pada hari ini tanggal…………….. jam…………… telah memeriksa
korban :
Nama :
Umur :
Alamat :
Telah meninggal karena sakit ………….
Harap yang berkepentingan maklum.
SURAT KEMATIAN TIDAK WAJAR
Korban mati lemas karena sumbatan jalan nafas
bagian atas akibat jeratan pada leher.
Perkiraan saat kematian antara jam ……….
tanggal………. sampai jam ………. tanggal……………..

Anda mungkin juga menyukai