Anda di halaman 1dari 64

AUTOPSI FORENSIK

dr. Taufik Hidayat, M.Sc, Sp.F

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik


Fakultas Kedokteran Unand
2017
Necropsysemantically the most accurate
Post Mortem Examination

Autopsy
Sejarah
• Mesir kuno: ±3000SMImhotep, ahli medikolegal pertama,
dokter sekaligus hakim bagi firaun
• Code of Hammurabi (±1700SM) dan Code of Hittites
(±1400SM)
• Kematian Julius Caesar tahun 44 SMForum (institusi
peradilan Romawi kuno)asal kata forensik
• Autopsi medikolegal perdanaBologna abad XIII
• Di Indonesia (Jakarta&Surabaya) forensik berkembang
diakhir masa kolonial
• Saat ini sudah lebih berkembang, spf ada hampir disetiap
ibukota propinsi
OTOPSI

• Pemeriksaan lengkap pada jenazah, meliputi


pemeriksaan luar, pemeriksaan dalam,
pengeluaran+pemeriksaan organ, dengan atau tanpa
pemeriksaan penunjang (Laboratorium).
Jenis-jenis autopsi
• Otopsi Pendidikan ( Praktikum Anatomi )
• Otopsi Klinis (memerlukan izin keluarga), tujuannya:
a. Menentukan sebab kematian yang pasti
b. Menentukan apakah diagnosis klinik yng dibuat selama perawatan sesuai
dengan diagnosis pm
c. Mengetahui korelasi proses penyakit yang ditemukan dengan diagnosis klinis
dan gejala klinis
d. Menentukan efektifitas pengobatan
e. Mempelajari perjalanan lazim suatu proses penyakit
f. Pendidikan mahasiswa kedokteran dan para dokter
• Otopsi ForensikOtopsi terhadap jenazah yg kematiannya dianggap tidak
wajar (oleh penyidik) untuk kepentingan peradilanada surat permintaan
visum untuk autopsi
• Tujuan otopsi forensik/otopsi medikolegal:
a. Membantu dalam hal penentuan identitas mayat
b. Menentukan sebab pasti kematian, memperkirakan cara kematian
serta memperkirakan saat kematian
c. Mengumpulkan serta mengenali benda-benda bukti untuk penentuan
identitas benda penyebab serta identitas pelaku kejahatan
d. Membuat laporan tertulis yang obyektif dan berdasarkan fakta dalam
bentuk VeR
e. Melindungi orang yang tidak bersalah dan membantu dalam
penentuan identitas serta penuntutan terhadap orang yang bersalah
Dasar Hukum Autopsi

• Pasal 133 KUHAP


(1): intinya ver diminta oleh penyidik
(2): spv definitif tertulis
(3): label jenazah
• Pasal 134 KUHAPpenyidik menjelaskan otopsi kpd
keluarga 2x24 jamautopsi
• Pasal 135 KUHAPekshumasi
• Pasal 136 KUHAPpembiayaan autopsi
• Pasal 222 KUHPancaman bagi yang menghalang-
halangi otopsi
SYARAT PELAKSANAAN O.F.

• Ada permintaan tertulis dari penyidik yg


bersifat definitif
• Ada persetujuan tertulis dari pihak
keluarga/ahli waris korban*
• Cat.Penyidik: Pejabat Kepolisian RI serendah2nya
Ka.PolSek berpangkat serendah2nya IPDA; Polisi
Militer (min.Kapten); Pjbt Sipil (Hakim, Jaksa).
Tata Tertib Otopsi
• Masyarakat umum tak diijinkan berada
dalam ruang otopsi
• Ahli waris/keluarga korban diberi
kesempatan sejenak untuk melihat keadaan
jenazah.
• Jaga ketenangan, junjung tinggi etika dan
jangan sia2kan jenazah
• Awali dan akhiri dg do’a
SKEMA PETUGAS OTOPSI
• Ket:1= Obduktor, 2= As.1, 3=As.2, 4=Protokol 1,
5=Protokol 2, 6=protokol 3, 7=fotografer, X=Saksi
6 X
3

2 5
4
7
Persiapan sebelum autopsi
• Kelengkapan surat
• Kepastian mayat
• Pengumpulan keterangan
selengkap mungkin
• Periksa kelengkapan alat2
autopsi: termasuk botol2 formalin
untuk pem PA, tabung2 darah,isi
lambung, jaringan utk pem
toksikologi
Hal pokok pada autopsi forensik
• Autopsi harus dilakukan sedini
mungkin
• Autopsi harus dilakukan lengkap
• Autopsi dilakukan dokter
• Pemeriksaan dan pencatatan seteliti
mungkin
Peralatan autopsi
• Kamar autopsi
• Meja autopsi
• Peralatan autopsi: pisau, gunting,
pinset bergigi,gergaji,jarum
jahit,benang kasar,gelas
ukur,semprit pengambil darah, botol
formalin 10%, alkohol 70%, alkohol
96% dsb
• Peralatan tulis menulis dan fotografi
I. PEMERIKSAAN LUAR

• Pemeriksaan dilakukan dari ujung rambut kepala


sd kaki, tujuannya:
1. Menentukan identitas
2. Memastikan keamanan pengelolaan jenazah
3. Memeriksa benda2 di sktr jenazah
( 1 – 3 dlm rangka identifikasi )
4. Menilai keadaan umum jenazah
5. Mencari tanda kematian sekunder
6. Mencari tanda kekerasan/kelainan
TEKNIK PEMERIKSAAN LUAR
A. Identifikasi
1. Label
2. Bungkus Mayat
3. Benda samping mayat
4. Pakaian
5. Perhiasan
6. Antropometri
7. Ciri khusus
8. Rambut
9. Mata
10.Hidung
11.Telinga
12.Gigi
Label
Catat :
• Dari Kepolisian
• Lokasi temuan
• Bahan dan warna
• Tulisan terlampir
Bungkus Mayat
• Jenis pembungkus/tutup mayat
• Bahan
• Warna
• Corak / bertuliskan
Perhiasan
• Lokasi temuan
• Jenis
• Bahan
• Warna
• Motif
“lepas dan simpan dalam kantong
serta beri label”
Pakaian
• Jenis pakaian
• Bahan
• Warna
• Corak
• Merek
• Ukuran
• Robekan/pengotoran
Boleh dipotong ga??
Benda samping mayat
• Sebatas brangkar/keranda
• Dalam kantong jenazah
• Patokan truncus
• Termasuk belatung
warna, panjang terbesar
Antropometri
Identifikasi Umum :
• Jenis kelamin
• Ras/kebangsaan/warga negara
• Umur
• Warna kulit
• Status gizi
• Panjang badan
• Berat badan
• Zakar disunat/tidak
Ciri khusus/Identifikasi khusus

• Tattoo
• Jaringan parut/bekas luka/operasi
• Kelainan kongenital
• Cacat didapat
Rambut
• Kepala
• Alis
• Bulu mata
• Kumis
• Jenggot
warna, tumbuhnya,
panjang rata-rata
Mata
• Terbuka/tertutup
• Selaput bening/kornea
• Teleng/pupil
• Tirai mata/iris
• Selaput bola mata/konj bulbi
• Selaput kelopak mata/konj palp
Hidung dan telinga: kelainan tertentu
ra
Gigi-geligi
• Keterangan perkuadran
• Jumlah gigi

Kanan Kiri
87654321 12345678 atas
87654321 12345678 bawah

kuadran, nama/no.gigi, kelainan yang


ditemukan
Gigi-geligi
B. Perubahan Postmortem

1.Lebam mayat.
2.Kaku mayat.
3.Tanda pembusukan.
Lebam Mayat
Yang dinilai :
• Distribusi: tubuh di bagian paling
bawah
• Warna :
• Hilang/tidak hilang pada penekanan

Normal : merah kebiruan/keunguan


Kaku Mayat
Yang dinilai :
1. Masih lemas: kurang dari 2 jam
2. Kaku tidak sempurna, mudah dilawan:
sudah meninggal 2-12 jam
3. Kaku sempurna, sukar dilawan:
sudah meninggal 12-24 jam
4. Kaku tidak sempurna (sulit dinilia>24
jam)

Cara periksa :
persendian digerakkan
Pembusukan
• Pembusukan awal: perut kanan bawah
hijau, bau: lebih dari 24 jam
• Mumifikasi: 3 minggu-3 bulan
• Adipocera: 3 minggu
C. Pemeriksaan Lubang
Tubuh
• Mulut
• Hidung
• Telinga
• Kemaluan
• Pelepas
Cairan,
Darah
D. Tanda-tanda kekerasan

1. Luka.

2. Patah tulang
1. Pemeriksaan Luka
A. Regio.
B. Koordinat.
C. Jenis perlukaan.
(memar, lecet, terbuka)
D. Gambaran luka.
(tepi, sudut, bentuk, dasar, arah)
E. Ukuran luka.
F. Sekitar luka.
A. Regio
• Regio sebutkan dengan jelas
misal, lengan atas kanan sisi dalam
B. Koordinat
• Koordinat pada daerah kepala dan
badan/punggung mempunyai aksis dan
ordinat
• Pada anggota gerak atas dapat dipakai
siku atau pergelangan tangan
• Pada anggota gerak bawah dipakai
lutut atau tumit
C. Gambaran luka
• Tepi luka rata/tidak rata
• Sudut luka tajam/ tumpul
• Bentuk beraturan/setelah
dirapatkan
• Dasar luka
• Arah luka*
• Warna luka*
• Ukuran luka
• Sekitar luka
2. Pemeriksaan Patah tulang.
• Teraba untuk patah tulang tertutup.
• Tampak untuk patah tulang terbuka.
KESIMPULAN PL
• Identitas
• Jenis perlukaan
• Jenis kekerasan penyebab perlukaan
• Perkiraan waktu kematian
II. PEMERIKSAAN DALAM

• TUJUAN
- Menemukan kelainan/hal2 patologis: di bawah
lapisan2 tubuh/integumentum, di dalam rongga2
tubuh, pada organ.
- Mengukur dan menimbang organ serta
cairan/substansi yg ditemukan.
Pemeriksaan Dalam
• Dilakukan pembukaan rongga
kepala, dada, dan perut-panggul
• Setiap organ dalam diperiksa secara
makroskopik:
Inspeksi luar, palpasi, timbang dan
irisan/penampang
• Jika diperlukan dilakukan
pemeriksaan PA dan toksikologi
• Semua organ dikembalikan ke
tempatnya
TAHAP PEMERIKSAAN DALAM

• Dimulai dengan seksi/irisan kulit.


• Membuka, mengamati bagian dalam rongga
tubuh (dada dan perut) dan kepala.
• Mengangkat, melepaskan, mengukur,
menimbang, memeriksa organ (termasuk
membedah organ).
• Penilaian organ:
dimensi,permukaan,konsistensi,kohesi,
potongan penampang melintang
• Teknik otopsi: Rokistansky, Letulle, Ghon,
Virchow
• Teknik Virchow (tertua)organ dikeluarkan satu
per satu dan langsung diperiksa (hubungan
anatomik antar organ/sistem hilang)
• Teknik Rokistanskyrongga tubuh dibuka, organ
diperiksa in situorgan dikeluarkan enbloc
• Teknik Letullerongga tubuh dibuka, organ
leher,dada,diafragma dikeluarkan sekaligus (en
masse) dsb dl (hubungan antar organ
dipertahankan)
• Teknik Ghonrongga tubuh dibuka, organ leher
dan dada, organ pencernaan bersama hati dan
limpa, organ urogenital diangkat keluar sebagai 3
kumpulan organ (bloc)
PEMBEDAHAN MAYAT
A. Pengeluaran organ
1. Mayat telentang, bahu diganjal balok kecil
2. Insisi mengikuti GPD dari dagu terus ke umbilikus melingkari sisi
kiri umbilikus lalu terus GPD sampai simfisis pubis (insisi
berbentuk I)
3. Insisi pd dinding perut dimulai pada epigastrium menembus
peritoneum, dg pisau diantara jari telunjuk dan tengah tangan kiri,
insisi diteruskan sampai SP
4. Lepaskan dinding dada dg memuntir dinding perut, iris otot
sepanjang arkus kosta dengan pisau tegak lurus, catat kelainan.
5. Lepaskan kulit leher dr otot leher, perhatikan tanda kekerasan
6. Perhatikan lemak bawah kulit perut dan otot dinding perut, catat
kelainan.
7. Rongga perut diperiksa: penyebaran omentum, periksa usus-usus,
catat kelainan. Perhatikan apakah ada cairan pd rongga perut. Periksa
dinding dalam perut dan selaput lendirnya.
8. Tentukan letak diafragma
9. Rongga dada dibuka dengan mengiris rawan iga pada tempat 0.5-
1cm medial dr bts rawan tulang msg2 iga. Dg perut pisau dan bdg
pisau tegak lurus, rawan iga dipotong mulai dr iga ke-2 terus ke kaudal
10. Dg memotong insersi otot2 diafragma yg melekat pd dada depan
bawah, perlekatan sternum dg perikardium dpt dilepaskan
10. Iga I dipotong dg meneruskan irisan iga ke-2 ke kraniolateral,
setelah terpotong pisau diteruskan kemedial utk mencapai sendi
sternoklavikularis, jika terpotong, maka bagian depan dinding dada
dapat dilepaskan.
11. Perhatikan dan ukur letak paru thdp kandung jantung
12. Tarik paru ke medial utk melihat apakah dirongga dada ada cairan
13. Kandung jtg dibuka dg pengguntingan Y terbalik, perhatikan dan
ukur cairan
14. Periksa tymus yg terletak disebelah atas dinding dpn kandung
jantung
15. Alat leher dikeluarkan dg pengirisan insersi otot2 dasar mulut.
Lidah ditarik kebawah sehingga bs keluar mll tempat irisan. Teruskan
pemotongan sampai bagian depan tulang belakang sampai seluruh alat
leher lepas. Catat kelainan
16.Lakukan pemotongan thdp pembuluh blkg tlg selangka. Lepaskan
perlekatan paru2 dg ddg dada, alat2 rongga dada kemudian ditarik
kaudal sampai keluar dr rongga paru
17.Lepaskan kaudal esofagus dr jar ikatnya dan buat dua ikatan diatas
diafragmagunting diantaranyaalat leher dan alat rongga dada
keluar bersama2
18. Ikat awal jejunum dekat dg tempat menembusnya duodenum dari
arah retroperitoneal. Lpskan mesentrium dg pisau spt org menggergaji.
Pada sekum lakukan irisan pd mesokolon lateral dan kolon asenden
19. Pada kolon transversum, lepaskan perikatan kolon dan lambung.
Mesokolon diiris lateral dr kolon desenden dg memisahkannya juga
dari limpa dan ginjal kiri. Kolon sigmoid dilepaskan dr rongga perut dg
memotong mesokolon dibelakangnya.
20.Ikat rektum dg dua ikatan, potong diantaranya.
21. Seteah usus halus dan besar lepas, periksa, catat kelainan
22.Utk melepaskan alat rongga perut dan panggul,iris diafragma
sampai memotong a.iliaca comunis.
23. Alat rongga panggul dilepas dg melepas peritoneum didaerah
simfisis. Patokan potongan melintang pd laki-laki setinggi prostat,
perempuan sepertiga proksimal vagina. Alat rongga panggul dt dilepas
bersama alat rongga perut.
24. Iris kulit kepala dari proc.mastoideus ke vertex dan proc
mastoideus sisi lain
25. Kulit kepala dikupas sampai margo orbitalis, kebelakang sejauh
rotuberantia oksipitalis eksterna, catat kelainan
26. Gergaji tempurung kepala, setelah atap kepala terbuka lakukan
penciuman bau khas kecurigaan racun, catat kelainan
27. Gunting duramater, Keluarkan otak, batang otak dipotong
melintang dengan memasukkan pisau sejauh2nya ke foramen
magnum. Duramater pd dasar tengkorak dilepas. Catat kelainan
B. Pemeriksaan Organ dan Alat Dalam
1. Lidah: permukaan apakah ada bekas gigitan
2. Tonsil:apakah ada selaut, gambaran infeksi
3. Kel gondok: ukuran dan berat, warna, permukaan rata/tdak, bintik
perdarahan,resapan darah
4. Esofagus: perhatikan adanya benda asing,selaput lendir dan
kelainan
5. Trakea: edema, benda asing, perdarahan,busa, dan keadaan
selaput lendir
6. Tulang lidah, rawan gondok, rawan cincin: patah pd
pencekikan,resapan darah
7. A.carotis interna: resapan darah pd permukaan intima
8. Thymus: pd dewasa menjadi thymic fat body
9. Paru-paru: permukaan,warna,bintik perdarahan, tanda
kekerasan,perabaan spons), nilai penampang, catat kelainan lain
10.Jantung, dibandingkan dg kepalan tangan kanan mayat, perhatikan
bintik perdarahan,resapan darah, dimensi, berat. Sistematika
pemotongan ddg jtg mengikuti aliran darah. Org dewasa: ukuran jtg
sebesar kepalan tangan kanan mayat, berat 300 gram,ukuran lingkaran
katup serambi bilik kanan 11 cm, kiri 9.5cm,lingkaran katup pulmonal
7cm,aorta 6.5cm. Tebal otot bilik kanan 3-mm,kiri 14mm
11. Aorta torakalis: perhatikan deposit kapur, aterom,anerisma,resapan
darah, luka
12. Aorta abdominalis: penimbunan kapur, atherom
13. Glandula suprarenal: warna kuning kecoklatan, bentuk trapesium
dan tipis, periksa kelainan ukurn , resapan darah dsb
14. Ginjal, ureter, kandung kencing: apakah ada resapan darah pd
kapsul ginjal. Kupas ginjal scr tumpul, normal simpai ginjal mudah
dilepaskan. Periksa permukaan ginjal. Iris ginjal lateral ke medial, nilai
korteks dan medulla, apakah ada batu, nanah,radang. Buka ureter,
nilai kelainan, buka kandung kencing, nilai kelainannya
15. Hati dan kandung empedu: pemukaan hati licin dan rata, warna
merah coklat, kenyal, tepi tajam, nilai penamnpang, berat,ukuran.
Kandung empedu periksa ukuran, raba batu, buka ada cairan coklat
hijau, selaput lendir beludru hijau kuning
16. Limpa dan KGB: permukaan limpa keriput, ungu,kenyal lunak, bila
dikikis dg punggung pisau ikut jar penampang limpa, catat ukuran dan
berat limpa. Catat bila ada KGB membesar.
17. Lambung, usus halus dan usus besar: perhatikan isi lambung,
ambil sampel toksikologik, periksa selaput lendir lambung. Periksa
usus utk kemungkinan ada darah dlm lumen, kelainan ulseratif, polip
dsb
18. Kel liur perut: warna kelabu kekuningan, permukaan berbelah-
belah, perabaan kenyal, ukuran dan beratnya.
19. Otak besar, otak kecil dan batang otak: ukuran, berat, apakah ad
PSD,PSA, kontusio, laserasi jaringan otak, nilai sulkus, girus,keadaan
sirkulus willisi di ventral otak. Iris penampang otak, nilai PIS, kelainan di
otak lainnya. Otak kecil priksa penampangnya, catat kelainan. Batang
otak nilai perdrahan, jika ada mematikan
20. Alat kelamin dalam. Pada laki2, testis dapat dikeluarkan dr skrotum
dr rongga panggul. Catat kelainan. Kel.prostat, catat kelainan. Pada
wanita nilai indung telur,saluran telur dan uterus.
21. Potongan jaringan utk PA: tebal max 5mm, ambil perbatasan organ
normal dan kelainan, masukkan kedalam botol formalin 10%. Jumlah
jaringan utk pem toksikologik sesuai kasus.
Makroskopis beberapa organ
Contoh tanda-tanda patologi/kekerasan yang bisa ditemukan saat
autopsi

Temuan autopsi: hematoma, psa,


fraktur bassis craniiSebab mati:
kekerasan tumpu pada kepala,
mekanisme matiperdarahan, cara
matitidak wajar
III.PEMERIKSAAN LABORATORIUM PENUNJANG

• Pemeriksaan histopatologi forensikmencari tanda-tanda


intravital. Sampel berupa jaringan tubuh dalam pengawet
formalin 10%
• Pemeriksaan golongan darahuntuk identifikasi, direct
agglutionation method bisa diterapkan pada jenazah segar.
Sampel berupa darah EDTA
• Pemeriksaan racun: misalnya jaringan hepar dalam
pengawet alkohol 96% untuk pemeriksaan sianida dan
arsen
• Pemeriksaan diatom dengan sampel jaringan hati, ginjal,
tulang dalam pengawet alkohol 96%
• Pemeriksaan entomologiuntuk perkiraan PMI. Sampel
larva dalam alkohol 70%
• dsb
1. Pemeriksaan histopatologi/patologi anatomi forensik

Contoh

Pelebaran pembuluh darah

Ekstravasasi SDM

Sebukan sel PMN

Tanda
Intravitalapakah
trauma dikulit leher
Jaringan kulit leher depan
terjadi AM atau PM.
Dari hasil PAAM
2. Pemeriksaan entomologi forensik
• Guna entomologi forensik: Penentuan Post Mortem Interval (PMI) dari berbagai populasi dan stadium perkembangan
serangga pada jenazah. Identifikasi racun/obat mis: amfetamin. Perpindahan jenazah misalnya dari lingkungan
tersembunyi ke terbuka dsb
• Serangga paling umum yang ditemukan pada jenazah: larva lalat
• Jenis lalat yang ditemukan mengerumuni jenazah dengan luka-luka/berbau dapat beragam tergantung zona geografis
• TelurLarva (Instar 1, 2, 3)pupadewasa
Kesimpulan Autopsi
• Identitas jenazah
• Perlukaan dan kekerasan penyebabnya
• Sebab dan mekanisme kematian
• Perkiraan saat kematian
Sebab dan Mekanisme dan Cara Kematian

• Otopsi merupakan cara yang paling akurat untuk


menemukan sebab kematian seseorang.
• Sebab kematian adalah luka/trauma/penyakit/racun
yang mengganggu proses fisiologis dalam tubuh
yang berakhir dengan kematian individu.
• Mekanisme kematian: gangguan fisiologik dan atau
biokimiawi yang ditimbulkan oleh penyebab
kematian. Mekanisme kematian: perdarahan,
asfiksia, refleks vagal dsb
• cara kematian korban. Bisa alamiah mis. penyakit
atau non-alamiah mis. Pembunuhan, bunuh diri, dll.
C. Perawatan mayat setelah autopsi
Organ tubuh dimasukkan kembali ke
rongga tubuh. Jahit kulit dg
rapi.Bersihkan tubuh mayat.
Format VeR Pemeriksaan Luar Jenazah

• Projustitia
• Pendahuluan: Nama, Jenis kelamin, Umur
Alamat
• Hasil Pemeriksaan: Poin identifikasi, Poin
Perlukaan dan lainnya
• Kesimpulan: Identitas, Perlukaan dan
penyebabnya, Perkiraan saat kematian
• Penutup
Format VeR Autopsi
• Projustitia
• Pendahuluan: Nama, Jenis kelamin, Umur
Alamat
• Hasil Pemeriksaan: Poin identifikasi, Poin
Perlukaan, Poin pemeriksaan laboratorium
penunjang dan lainnya
• Kesimpulan: Identitas, Perlukaan dan
penyebabnya, Sebab dan mekanisme
kematian, Perkiraan saat kematian
• Penutup
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai