Anda di halaman 1dari 21

Abses Peritonsil

Pembimbing :
dr. Densy Tette, M.Kes, Sp.THT-KL
Disusun Oleh :
Ariqah Ghina Mardiah Ruslan
(17 20 777 14 427)
Pendahuluan

Abses peritonsil merupakan infeksi pada kasus kepala leher yang


sering terjadi pada orang dewasa. Timbulnya abses peritonsil
dimulai dari infeksi superfisial dan berkembang secara progresif
menjadi tonsilar selulitis. Pada fosa tonsil ditemukan suatu
kelompok kelenjar di ruang supra tonsil yang disebut kelenjar
Weber. Fungsi kelenjar-kelenjar ini adalah mengeluarkan cairan
ludah kedalam krip­ta-kripta tonsil, membantu untuk
menghancurkan sisa-sisa makanan dan debris yang terperangkap
didalamnya lalu kemudian dievakuasi dan dicerna.

20XX presentation title 2


Pendahuluan
Jika terjadi infeksi berulang, dapat terjadi gangguan pada
kelenjar Weber yang mengakibatkan terjad­inya pembesaran
kelenjar. Jika tidak diobati secara maksimal, akan terjadi infeksi
berulang selulitis peritonsil atau infeksi kronis pada kelenjar
Weber dan sistem saluran kelenjar tersebut akan memben­tuk
pus sehingga menyebabkan terjadinya abses.

20XX presentation title 3


Anatomi Tonsil
Vaskularisasi
Tonsil
DEFINISI

Abses peritonsil atau Quinsy adalah suatu infeksi akut dan


berat di daerah orofaring. Abses peritonsil merupakan
kumpulan pus yang terlokalisir pada jaringan peritonsil yang
umumnya merupakan komplikasi dari tonsilitis akut berulang
atau bentuk abses dari kelenjar Weber pada kutub atas tonsil. 
Abses peritonsil adalah kumpulan pus di dalam ruangan
antara tonsil dan otot m. konstriktor superior.

20XX presentation title 6


Etiologi & Faktor Resiko

ABSES PERITONSIL DISEBABKAN OLEH ORGANISME


YANG BERSIFAT AEROB MAUPUN YANG ANAEROB. 
Organisme aerob yang paling sering menyebabkan abses peritonsil
adalah Streptococcus pyogene (Group A beta- hemolitic streptococcus)
sedangkan organisme anaerob yang berperan adalah fusobacterium

20XX presentation title 7


Etiologi & Faktor Resiko
Pada anak-anak jarang terjadi kecuali pada mereka yang menurun sistem
immunnya, tetapi infeksi bisa menyebabkan obstruksi jalan napas yang 
signifikan pada anak-anak. Bukti menunjukkan bahwa tonsilitis kronik
atau 
percobaan penggunaan antibiotik oral untuk tonsilitis akut merupakan 
predisposisi untuk berkembangnya abses peritonsil.

Dilaporkan bahwa penyakit gigi dapat memegang peranan dalam


etiologi 
abses peritonisl. Fried dan Forest menemukan 27% adanya riwayat
infeksi 
gigi. Abses peritonsil mengalami peningkatan pada penyakit periodontal 
dibandingkan tonsilitis rekuren.

20XX presentation title 8


EPIDEMIOLOGI

Abses peritonsil kira-kira 30% dari abses leher dalam,


sekalipun sudah di era antibiotika, abses peritonsil masih
sering ditemukan dengan jumlah yang menurun menjadi
18% di United Kingdom dalam sepuluh tahun terahir ini.

20XX presentation title 9


EPIDEMIOLOGI

Abses peritonsil umumnya terjadi akibat komplikasi tonsilitis akut ,


dikatakan bahwa abses peritonsil merupakan salah satu komplikasi
umum dari tonsilitis akut, pada penelitian di seluruh dunia dilaporkan
insidens abses peritonsil ditemukan 10 -37 per 100.000 orang.

Usia bervariasi paling tinggi pada usia 15-35 tahun, tidak ada
perberdaan antara laki-laki dan perempuan.
Abses peritonsil dapat terjadi pada umur 10-60 tahun, namun paling
sering terjadi pada umur 20-40 tahun. 

20XX presentation title 10


PATOFISIOLOGI Daerah superior dan lateral fosa
tonsilaris merupakan jaringan
ikat longgar
INFEKSI
Kapsul tonsil sehingga terjadi
peritonsilitis dan kemudian
terjadi pembentukan nanah
Infiltrasi supurasi ke ruang
potensial peritonsil tersering
menempati daerah ini

Pembengkakan peritonsil akan


Tampak palatum mole mendorong tonsil ke tengah, depan,
membengkak dan tampak bawah, dan uvula bengkak
hiperemis terdorong ke sisi kontra lateral
Bila proses terus berlanjut, peradangan jaringan
di sekitarnya akan menyebabkan iritasi pada m.
pterigoid interna, sehingga timbul trismus
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
o Onset gejala abses peritonsil biasanya dimulai
sekitar 3 sampai 5 hari sebelum pemeriksaan dan o Trismus o Pada pemeriksaan tonsil,
diagnosis. o suara bergumam, disebut
ada pembengkakan
o Demam hot potato voice unilateral, karena jarang
o Odinofagi o uvula terdorong ke arah
kedua tonsil terinfeksi
o sulit menelan yang sehat pada waktu bersamaan. 
o mulut berbau (foetor ex ore), muntah (regurgitasi), o Demam
sampai nyeri alih ke telinga (otalgi).  o Palatum mole tampak
Keluhan nyeri biasanya akan semakin hebat ketika membengkak dan
pasien sedang menoleh atau sedang menggerakkan menonjol kedepan
o dapat teraba fluktuasi
leher. Pada beberapa pasien didapatkan riwayat sakit
o Hiperemis
gigi atau riwayat tertelan benda asing.

20XX presentation title 12


DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
o pemeriksaan laboratorium seperti darah
lengkap untuk mencari tanda leukositosis

o pemeriksaan radiologi polos posisi antero-


posterior hanya menunjukkan “distorsi” dari
jaringan tetapi tidak berguna untuk menentuan
pasti lokasi abses

20XX presentation title 13


DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
o pemeriksaan CT scan pada tonsil dapat terlihat
daerah yang hipodens, yang menandakan
adanya cairan pada tonsil yang terkena, di
samping itu juga dapat dilihat pembesaran
yang asimetris pada tonsil. Pemeriksaan ini
dapat membantu untuk rencana operasi. 

o Ultrasonografi merupakan teknik yang


sederhana dan noninvasif dapat membantu
dalam membedakan antara selulitis dan awal
abses.

20XX presentation title 14


PENATALAKSANAAN
TERAPI ANTIBIOTIK INSISI, DRAINASE & ASPIRASI JARUM TONSILEKTOMI

o Penisilin merupakan “drug o Tujuan utama tindakan ini o tonsilektomi merupakan


of chioce” pada abses adalah mendapatkan penanganan yang terbaik
peritonsil dan efektif pada drainase abses yang untuk mencegah rekurensi
98% kasus jika yang adekuat dan terlokalisir abses peritonsil. 
dikombinasikan dengan secara cepat. Lokasi insisi
metronidazole biasanya dapat
o beberapa penelitian diidentifikasi pada
menunjukkan bahwa pembengkakan di daerah
penggunaan steroid IV pilar-pilar tonsil atau
[Dexamethasone, dipalpasi pada daerah
Methyle- paling berfluktuasi.
prednisoloneolone] dapat
meringankan gejala

20XX presentation title 15


KOMPLIKASI

Tingkat keparahan komplikasi tergantung pada kecepatan


perkembangan penyakit, serta karakteristik ruang fasia yang
terkena. Manajemen dan intervensi dini adalah penting. 

Komplikasi segera yang dapat terjadi berupa dehidrasi karena


masukan makanan yang kurang. Abses pecah spontan,
mengakibatkan terjadi perdarahan, aspirasi paru atau pyemia.

20XX presentation title 16


KOMPLIKASI

penjalaran infeksi abses ke daerah parafaring sehingga terjadi


abses parafaring, penjalaran ke daerah intrakranial dapat
mengakibatkan trombus sinus kavemosus, meningitis dan abses
otak

Komplikasi lain yang  mungkin timbul akibat penyebaran


abses adalah endokarditis, nefritis, dan peritonitis juga pernah
ditemukan. Pembengkakan yang timbul di daerah supraglotis
dapat menyebabkan obstruksi jalan nafas

20XX presentation title 17


DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
ABSES PARAFARING

ABSES RETROFARING

ABSES SUBMANDIBULAR

ANGINA LUDOVICI INFEKSI GIGI


PROGNOSIS

Pemberian antibiotik yang adekuat dan drainase abses


merupakan penanganan yang kebanyakan hasilnya baik, dalam
beberapa hari terjadi penyembuhan. Dalam jumlah kecil,
diperlukan tonsilektomi beberapa lama kemudian. Bila pasien
tetap mengeluh sakit tenggorok setelah insisi abses, maka
tonsilektomi menjadi indikasi.

Kekambuhan abses peritonsil pada usia lebih muda dari 30


tahun lebih tinggi terjadi

20XX presentation title 19


TERIMA KASIH
DAFTAR PUSTAKA
1. David Slouka, Jana Hanakova et. Al. 2020. Epidemiological and Microbiological Aspects of
the Peritonsillar Abscess. Department of Otorhinolaryngology, University Hospital in Pilsen,
Faculty of Medicine in Pilsen, Charles University, 300 00 Pilsen, Czech Republic
2. Ni Luh Sartika Sari, IDG Arta Eka Putra, NS Budayanti, 2018. Karakteristik penderita abses
peritonsil di RSUP Sanglah Denpasar periode tahun 2010-2014. 1Bagian/SMF T.H.T.K.L
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Denpasar
3. Jitendra Nagar, Vijay Kumar Meena, Shamendra Kumar, 2019 Role of dexamethasone in
peritonsillar abscess. Government Medical College, Kota,
4. Rajasthan, M.B.S. Hospital, Kota, Rajasthan, India
5. Novialdi, Jon Prijadi. Diagnosis Dan Penatalaksanaan Abses Peritonsil. Bagian Telinga
Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas/RSUP Dr.
M. Djamil Padang
6. Erna M. Marbun. 2016. Diagnosis, Tata Laksana dan Komplikasi Abses Peritonsil. Staf
Pengajar Bagian THT Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana Maranatha
Lumban Batu, Dwi Reno Pawarti. Diagnosis Dan Penatalaksanaan Abses Parafaring.
Dep/SMF Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok. Bedah Kepala dan Leher. Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga /RSUD Dr. Soetomo Surabaya
7. Nicholas galioto, 2008. Peritonsillar Abscess. Broadlawns Medical Center, Des Moines, Iowa

Anda mungkin juga menyukai