Anda di halaman 1dari 4

Gambaran Radiologi Bronkopneumonia disertai Kardiomegali pada pasien dewasa tua

ABSTRAK

Bronkopneumonia adalah inflamasi paru-paru yang biasanya dimulai di bronkiolus terminalis.


Bronkiolus terminalis menjadi tersumbat dengan eksudat mukopurulen membentuk bercak-
bercak konsolidasi (patchy distribution), teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi
didalam bronki dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya. Pada pasien
didapatkan gejala sesak nafas, batuk berdahak disertai darah dan demam. Pada pemeriksaan
rontgen thorax didapatkan gambaran bronkopneumonia.

Kata kunci: bronkopneumonia, rontgen thorax.

KASUS

Bp.M, 73 tahun, datang ke UGD dengan keluhan utama sesak nafas sejak 2 minggu lalu disertai
batuk berdahak, terdapat darah.sesak nafas sejak 7 hari ini dirasakan semakin memberat,sesak
bertambah ketika melakukan aktivitas dan berkurang bila pasien istirahat.Sesak yang dirasakan
tidak disertai bunyi ngik-ngik atau mengi.pasien tidak mengeluh nyeri dada, nafsu makan
menurun,cepat lemas, BAK/BAB normal. Pasien sudah pernah memeriksakan diri ke Puskesmas
tetapi keluhan belum membaik. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan merokok. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien tampak sesak, tekanan darah 130/80 mmHg,
nadi 88 x/menit, pernafasan 25 x/menit, suhu 36,4C, konjungtiva anemis (-), terdapat nafas
cuping hidung, retraksi interkosta, suara paru ronki basah kasar pada kedua lapangan paru. Pada
pemeriksaan rontgen thoraks AP tampak infiltrat tersebar di kedua lapangan paru,bercak-bercak
semiopaq,corakan bronkovaskuler meningkat, kedua sinus costofrenicus lancip,diafragma licin,
CTR > 0,56.

kesan bronkopneumonia dan cor membesar.

DIAGNOSIS

Bronkopneumonia disetai cardiomegali.

DISKUSI

Pada pasien ini didapatkan gejala berupa sesak nafas, batuk berdahak disertai darah dan
demam, pemeriksaan fisik menunjukkan nafas cuping hidung, retraksi interkosta, suara kedua
lapang paru ronki basah kasar, hasil pemeriksaan penunjang rontgen thorax menunjukkan adanya
infiltrat di kedua lapang paru dan corakan bronkovaskuler meningkat, sehingga didapatkan
diagnosis bronkopnemonia.
Invasi bakteri ke parenkim paru menimbulkan konsolidasi eksudatif jaringan ikat paru
yang bisa lobular (bronkhopneumonia), lobar, atau intersisial. Pneumonia dimulai dengan
terjadinya hiperemi akibat pelebaran pembuluh darah, eksudasi cairan intra-alveolar,
penumpukan fibrin, dan infiltrasi neutrofil. Gambaran klinik didahului oleh infeksi saluran nafas
akut bagian atas selama beberapa hari, kemudian diikuti dengan demam, menggigil. Suhu tubuh
kadang-kadang melebihi 40 0c, sakit tenggorok, nyeri otot dan sendi, malaise, gelisah. Juga
disertai batuk dengan sputum mukoid atau purulen, kadang-kadang berdarah.

Gambaran radiologis bronkopneumonia mempunyai bentuk difus bilateral dengan


peningkatan corakan bronkovaskular dan infiltrat kecil dan halus yang tersebar di pinggir lapang
paru. Bayangan bercak ini sering terlihat pada lobus bawah.

KESIMPULAN

Bronkopneumonia adalah inflamasi paru-paru yang biasanya dimulai di bronkiolus


terminalis. Bronkiolus terminalis menjadi tersumbat dengan eksudat mukopurulen membentuk
bercak-bercak konsolidasi (patchy distribution), teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi
didalam bronki dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya. Gambaran
radiologis mempunyai bentuk difus bilateral dengan peningkatan corakan bronkovaskular dan
infiltrat kecil dan halus yang tersebar di pinggir lapang paru. Bayangan bercak ini sering terlihat
pada lobus bawah.

DAFTAR PUSTAKA

1. Guyton, Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Buku Kedokteran EGC. Jakarta : 1997. Hal
633.

2. Pedoman Terapi Ilmu Kesehatan Anak, Unpad. Bandung : 2005.

3. Sectish Theodore C, Prober Charles G. Nelson Textbook of Pediatrics : Pneumonia. Edisi


ke-17. Saunders. 2004.

PENULIS

Jeri Adli. Bagian Ilmu Radiologi. RSUD Kodya Yogyakarta.

GAMBARAN RADIOLOGIS GAGAL JANTUNG KIRI

Pada foto thoraks gagal jantung terlihat perubahan corakan vaskuler paru

1. Distensi vena di obus superior, bentuknya menyerupai huruf Y dengan cabang lurus
mendatar ke lateral
2. Batas hilus pulmo terlihat kabur

3. Menunjukkan adanya edema pulmonum keadaan awal

4. Terdapat tanda-tanda edema pulmonum meliputi edema paru interstitial dan alveolar.

5. Edema interstitial: edema ini menunjukkan septal line yang dikenal sebagai Kerleys line,
ada 4 jenis yaitu:

a. Kerley A: garis panjang di lobus superior paru, berasal dari daerah hilus menuju ke atas
dan perifer

b. Kerley B: garis-garis pendek dengan arah horizontal tegak lurus pada dinding pleura dan
letaknya di lobus inferior, paling mudah terlihat karena letaknya tepat diatas sinus costophrenicus
Garis ini adalah yang paling mudah ditemukan di gagal jantung

c. Kerley C: garis-garis pendek, bercabang, ada di lobu inferior. Perlu pengalaman untuk
melihatnya, karena hampir sama dengan pembuluh darah.

d. Kerley D: garis-garis pendek, horizontal, letaknya retrostrenal hanya tampak pada foto
lateral (Malueka, 2008). Edema alveolar: terjadi pengurangan lusensi paru yang difus mulai dari
hilus sampai ke perifer bagian atas dan bawah. Gambaran ini dinamakan butterfly appearance/
butterfly patterns atau bats wing pattern. Batas kedua hilus menjadi kabur (Malueka, 2008).

GAMBARAN RADIOLOGIS GAGAL JANTUNG KANAN

Beberapa tanda khas gagal jantung kanan adalah:

Vena cava superior melebar, terlihat sebagai pelebaran di suprahiler kanan sampai ke atas

Vena azygos membesar sampai mencapai lebih dari 2 mm

Efusi pleura, biasanya terdapat di sisi kanan atau terjadi bilateral

Interlobar effusion atau fissural effusion. Sering terjadi pada fissure minor, bentuknya oval
atau elips. Setelah gagal jantung dapat diatasi, maka efusi tersebut menghilang, sehingga
dinamakan vanishing lung tumor sebab bentuknya mirip tumor paru.
Kadang-kadang disertai dengan efusi pericardial (Malueka, 2008).

2. Hematolosi dan biokimia (pemeriksaan laboratorium) Peningkatan hematokrit


memnunjukkan bahwa sesak nafas mungkin disebabkan oleh penyakit paru, penyakit jantung
congenital atau malformasi arteri vena. Kadar ureum dan kreatinin penting untuk diagnosis
differential penyakit ginjal. Kadar kalium dan natrium merupakan predictor mortalitas

3. Ekokardiografi
Pemeriksaan ini dilakukan untuk diagnosis optimal gagal jantung dalam menilai fungsi sistolik
dan diastolic ventrikel kiri, katup, ukuran ruang jantung, hipertrofi dan abnormalitas gerakan

4. Tes fungsi paru

5. Uji latih beban jantung

6. Kardiologi nuklir

Kesimpulan :

Diagnosis Gagal jantung dengan uden pulmo dapat ditegakkan dengan pemeriksaan radiologis
Thorax

Daftar Pustaka :

1. Malueka, RG. 2008. Radiologi Diagnostik. Pustaka Cendekia Press. Yogyakarta.

2. Price, A.S et al. 2006. PATOFISIOLOGI Konsep Klinis Proses-Prose Penyakit Volume I
Edisi 6. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

3. Price, A.S et al. 2006. PATOFISIOLOGI Konsep Klinis Proses-Prose Penyakit Volume II
Edisi 6. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

4. Sudoyo, Aru W. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV. Pusat Penerbitan
Ilmu Penyakit Dalam, FK UI, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai