JURNAL
INDEKS
PENULIS
PENDAHULUAN
6
o Insomnia dialami oleh hampir separuh pasien isolasi di ruang rawat inap
fasilitas pelayanan kesehatan Indonesia. Faktor yang berhubungan dengan
insomnia adalah optimisme dan diskriminasi. Perawatan untuk pasien
Covid-19 harus memperhatikan perawatan fisik dan memberikan perawatan
psikologis.
BAHAN DAN METODE
PENELITIAN
Presentation title 8
METODE PENELITIAN
JUMLAH
DESIGN POPULASI SAMPEL DAN VARIABEL INSTRUMEN &
PENELITIAN TEKNIK PENELITIAN ANALISIS DATA
seluruh pasien Covid-
19 yang telah insomnia, kepatuhan
dinyatakan sembuh 191 Sampel, teknik minum obat,
cross-sectional (penyintas Covid-19) Pengumpulan data
simple random optimisme,
deskriptif dan analitik. dan keluar dari rumah dengan kuesioner
sampling. diskriminasi, dan
sakit dengan batas online melalui google
motivasi.
minimal tanggal 1 Juli form & Data dianalisis
2021 sampai dengan uji Chi-Square
penelitian melalui SPSS 22
berlangsung.
HASIL
KARAKTERISTIK RESPONDEN 10
Karakteristik dikelompokkan
berdasarkan jenis kelamin, usia, dan
jenis pekerjaan.
• Hubungan antara jenis kelamin dan insomnia
secara statistik tidak signifikan. Namun,
analisis tabulasi silang menunjukkan bahwa perempuan leb
ih banyak mengalami insomnia daripada laki-laki.
• Hubungan antara jenis pekerjaan dan insomnia
secara statistik tidak signifikan. Namun,
analisis tabulasi silang menunjukkan bahwa tenaga kesehat
an lebih banyak mengalami insomnia daripada tenaga non
kesehatan.
• Hubungan antara kepatuhan minum obat dan insomnia
secara statistik tidak signifikan. Namun,
analisis tabulasi silang menunjukkan bahwa pasien yang
patuh minum obat lebih banyak mengalami insomnia
daripada pasien yang tidak patuh minum obat
Insomnia ditemukan memiliki prevalensi yang tinggi pada petugas kesehatan. Uji asosiasi menunjukkan
tidak ada hubungan yang signifikan antara insomnia dan jenis pekerjaan.
Hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa semua responden yang mengalami insomnia, tenaga kesehatan
lebih banyak mengalami insomnia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tenaga kesehatan yang termasuk dalam kelompok perawat lebih
rentan mengalami insomnia karena berada di garda terdepan dalam pelayanan pasien. Insomnia bisa
disebabkan oleh pencarian berita tentang pandemi yang berlebihan melalui ponsel pribadi dan
menimbulkan mimpi buruk sehingga waktu tidur hanya 6 jam per hari. Selain karena khawatir dengan
kondisinya, insomnia pada tenaga kesehatan juga disebabkan oleh perasaan cemas jika keluarganya
tertular, dan respon orang lain setelah mengetahui statusnya sebagai penyintas Covid-19.
18
Dilihat dari analisis tabulasi silang, terlihat bahwa hampir semua pasien yang
mengalami insomnia patuh menjalani pengobatan. Kondisi ini perlu menjadi
perhatian serius karena meskipun pasien telah mendapatkan pengobatan medis dan
mengikuti anjuran perawatan rutin, pasien tetap mengalami insomnia.
Tidak ada hubungan antara optimis dan insomnia. Tabulasi silang menunjukkan
bahwa walaupun sebagian besar responden yang optimis tidak mengalami insomnia,
hal ini perlu menjadi perhatian karena tidak sedikit responden yang memiliki sikap
optimis juga mengalami insomnia.
19
Insomnia dialami oleh hampir separuh pasien isolasi di ruang rawat inap
fasilitas pelayanan kesehatan Indonesia.
Orang yang patuh minum obat masih mengalami insomnia.
Orang yang optimis sembuh dari infeksi Covid-19 masih mengalami
insomnia.
Orang yang tidak menerima diskriminasi masih mengalami insomnia.
Orang yang termotivasi masih mengalami insomnia.
LESSON LEARNED
• Penanganan pasien COVID-19 jangan hanya berfokus pada
masalah fisik saja, tetapi diberikan juga perawatan
psikologis.
• Kesehatan mental dan jiwa juga sama pentingnya dengan
kesehatan fisik.
THANK YOU