Anda di halaman 1dari 18

JOURNAL

READING
Oleh:
Alvionita Citra Mayrani

Pembimbing:
dr. Rusdi Effendi, Sp.KJ

KEPANITERAAN KLINIK KESEHATAN JIWA


RUMAH SAKIT JIWA ISLAM KLENDER
PERIODE 21 APRIL 2020 - 26 APRIL 2020
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2020
Identitas
Jurnal
Diagnosis of somatoform disorders in primary care:
diagnostic agreement, predictors, and comaprisons
Title with depression and anxiety

Author Katharina Piontek et al.

Publisher BMC Psychiatry

Publish Date November 12nd, 2018


LUAN
• Tingginya beban penyakit akibat gangguan non-spesifik, fungsional dan
somatoform serta adanya gejala medis berulang yang tidak dapat
dijelaskan dikaitkan dengan gangguan fisik dan kualitas mental mengacu
pada peningkatan pemanfaatan layanan kesehatan dan pengembangan
komorbiditas seperti depresi dan gangguan kecemasan.

• 32 penelitian metaanalisis terbaru yang menyelidiki prevalensi gangguan


somatoform dan gejala medis lain pada pasien perawatan primer
menggunakan kedua kriteria diagnostik yang ketat sesuai dengan
penilaian klinis (International Classification of Diseases; ICD, Diagnostic
and Statistical Manual of Mental Disorders; DSM dan kuesioner yang
sudah terstandardisasi.
LUAN
 Beberapa hambatan telah diidentifikasi sehubungan dengan
diagnosis gangguan somatoform dalam perawatan primer.
Data saat ini menunjukkan bahwa kurangnya pelatihan
khusus, kurangnya pengalaman dan kurangnya alat
diagnostik yang dapat diandalkan dapat menghambat
diagnosis gangguan somatoform.

 Ini sangat mengkhawatirkan karena perawatan primer


berfungsi sebagai titik masuk pertama pasien ke sistem
perawatan kesehatan dan akses ke layanan kesehatan
mental.
TUJUAN
PENELITIAN
• Untuk menyelidiki tingkat kecocokan antara diagnosa gangguan
somatoform dengan kormobiditas depresi dan gangguan kecemasan
yang diperoleh dari wawancara klinis terstruktur dan diagnosis yang
dilaporkan dari pelayanan kesehatan primer

• Untuk mengidentifikasi pasien dan dokter pada pelayanan primer terkait


diagnosis dokter terhadap gangguan somatoform.
metode
PENELITIAN
SAMPEL
Data dikumpulkan dalam proyek "Network
Somatoform and Functional disorders" (Sofu-Net),
sub-proyek dari Hamburg Network for Mental
Health psychenet antara September dan
Desember 2012.
metode
PENELITIAN
PENGUKURAN
Menggunakan kuesioner skrining:
 Patient-Health-Questionnaire (PHQ): digunakan untuk menilai gangguan somatoform (PHQ-15) ,
depresi (PHQ-9), dan gangguan cemas (Generalized Anxiety Disorder Assessment; GAD-7

 Selanjutnya, pasien ditanya seberapa sering mereka berbicara tentang keluhan psikososial dan
masalah pribadi dengan dokter di pelayanan primer menggunakan pertanyaan berikut: "Apakah
Anda berbicara tentang keluhan psikologis dan masalah pribadi dengan dokter perawatan primer
Anda?"

 Dilakukan juga sesi wawancara melalui telepon untuk gangguan somatoform, gangguan depresi
dan kecemasan menggunakan Composite International Interview (CIDI).
SIL PENELITI
SIL PENELITI
SIL PENELITI
SIL PENELITI
SIL PENELITI
SIL PENELITI
DISKUSI
 Penelitian ini menunjukkan bahwa dokter pelayanan primer
mengidentifikasi 32,3% pasien dengan gangguan somatoform
menggunakan diagnosis CIDI sebagai referensi. Temuan ini sejalan
dengan data dari studi sebelumnya yang mengungkapkan tingkat
kecocokan mulai dari 18% hingga 56%, tergantung pada populasi
yang diselidiki dan metode yang diterapkan dalam penelitian.

 Dokter pelayanan primer menyadari hasil skrining positif pada pasien,


namun penting untuk dicatat bahwa di antara semua pasien yang
telah "diabaikan" oleh dokter (67,7%). Dokter menyatakan 54,6% dari
pasien tidak mereka anggap keluhan yang dirasakan pasien sebagai
gejala medis dan adanya kemiripan dengan gangguan somatoform.
Temuan ini menunjukkan bahwa dokter sadar akan somatisasi pada
pasien, meskipun tidak memberi label pada pasien mereka memiliki
gangguan somatoform.
DISKUSI
 Dalam penelitian ini, kecocokan diagnostik tertinggi lebih
menunjukan kearah gangguan depresi (48%). Telah dikemukakan
bahwa dokter layanan primer lebih mengenal depresi daripada
dengan gangguan mental lainnya dan karena itu mungkin mereka
memiliki kemampuan yang lebih besar untuk mendeteksi gangguan
depresi.

 Berkenaan dengan pendidikan dokter pelayanan primer, kami


menemukan bahwa dokter dengan pelatihan mendalam tentang
penyakit dalam lebih berhasil dalam mendiagnosis gangguan
somatoform dibandingkan dengan dokter dengan pelatihan biasa,
hal itu menunjukkan bahwa pelatihan mendalam tentang penyakit
dalam mencakup pengetahuan dan keterampilan yang memfasilitasi
proses mendiagnosis gangguan somatoform.
K E K U ATA N
PENELITIAN
Populasi pasien perawatan primer yang dikarakterisasi dengan baik
dengan risiko tinggi untuk gangguan somatoform sebagaimana
diidentifikasi menggunakan instrumen skrining yang telah maju dan
prosedur diagnostik terstruktur menggunakan wawancara CIDI.
KELEMAHAN
PENELITIAN
Tingkat respons yang rendah dalam wawancara telepon, yang berpotensi
menimbulkan bias seleksi dan kurangnya data dari pasien skrining-
negatif, yang mungkin menyebabkan bias kesalahan klasifikasi yang
kurang mewakili tingkat pasien dengan somatisasi.
KESIMPULAn
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses
mendiagnosis gangguan somatoform dalam perawatan
primer perlu ditingkatkan. Temuan lebih lanjut
menggarisbawahi perlunya menerapkan strategi yang tepat
untuk meningkatkan deteksi dini pada pasien yang memiliki
gejala gangguan mental.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai