Patient/ Intervention Comparison Outcome
Problem
Penting?
Bisa diaplikasikan?
Apakah Hasil Penelitian Valid?
1. Apakah sample representatif, didefinisikan dan diamati pada
keadaan yang sama dari perjalanan penyakitnya?
2. Apakah follow up pada seluruh pasien dilakukan secara
lengkap dan dalam waktu yang memadai?
3. Apakah kriteria outcome dibuat obyektif dan tidak bias ?
4. Apakah dilakukan adjustment untuk faktor prognostik yang
penting?
Apakah sample representatif, didefinisikan dan diamati pada
keadaan yang sama dari perjalanan penyakitnya?
Ya
• Sampel mempunyai karakteristik yang sama, baik dari segi usia dan
fungsi kognitif, serta riwayat konsumsi alkohol:
• Usia di atas 72 tahun, tidak mengalami demensia, konsumsi alkoholpaling
banyak 16 kali per minggu.
Apakah follow up pada seluruh pasien dilakukan secara lengkap
dan dalam waktu yang memadai?
• Ya
• Follow up pasien dilakukan dari tahun 2000-2008. Pada awal
penelitian sampel diperiksa kondisi fisik dan mentalnya, kemudian
dilakukan follow up fungsi kognitif pada 6 bulan berikutnya,
selanjutnya tiap tahun.
• Terdapat pengurangan sebesar 48 peserta karena data yang diberikan
tidak lengkap
Apakah kriteria outcome dibuat obyektif dan tidak bias?
• Ya. Kriteria outcome
adalah demensia dibuat
obyektif dan tidak bias
karena:
• Demensia pada subjek
diukur dengan alat ukur
yang jelas yaitu : 3MSE
dan ADAS-Cog untuk
Alzheimer.
• Double blind observer.
Apakah dilakukan adjustment untuk faktor prognostik yang penting?
• Sama
• Namun, di Indonesia jarang didapati lansia yang masih mengkonsumsi
alkohol. Hal ini karena perbedaan kultur dan budaya Indonesia
dengan sampel pada penelitian ini.
Apakah hasil itu akan digunakan untuk memilih terapi atau
tidak?
• Iya
• Dengan hasil studi ini menunjukan bahwa konsumsi alkohol pada
lansia berhubungan dengan penurunan fungsi kognitif. Sehingga
dokter diharapkan memberikan edukasi terkait konsumsi alkohol pada
lansia untuk mencegah penurunan fungsi kognitif
Apakah hasil berguna untuk konseling pasien ?
• Ya.
• Saat konseling tentang konsumsi alkohol pada dewasa tua (lansia),
penting untuk menjelaskan pengaruhnya terhadap gangguan fungsi
kognitif dan adanya resiko demensia.
Valid? ya
Penting? ya
Bisa diaplikasikan? ya
Langkah 4: Integrasi penilaian klinis dengan klinisi yang
berpengalaman dan dengan kondisi pasien kita.
• Tanpa adanya MCI, Hazard ratio untuk demensia untuk tidak minum
adalah 1,17 (95% CI, 0,84-1,6).
• Di antara peserta dengan MCI pada awal, HR untuk demensia adalah
1,72 (95% CI, 0,87-3,40) untuk lebih dari 14,0 kali minum.
• Sehingga disimpulkan bahwa:
• Pada populasi lansia tanpa MCI, kemungkinan terjadinya demensia pada
lansia yang tidak minum alcohol adalah sebesar 1,17 bila dibandingkan
dengan .
• Pada populasi lansia dengan MCI, kemungkinan terjadinya demensia pada
lansia yang minum alcohol >14 kali adalah sebesar 1,72.
Langkah 5: Evaluasi efektifitas dan efisiensi kita dalam
melaksanakan langkah 1- 4 dan mencari jalan
meningkatkan keduanya dimasa mendatang
• Di antara peserta dengan MCI, konsumen lebih dari 14,0 minuman
per minggu mengalami penurunan kognitif paling parah dibandingkan
dengan konsumen kurang dari 1,0 minuman per minggu.
• Pada pasien telah terdapat MCI, sehingga lebih berisiko mengalami
demensia.
• Terimakasih