DISUSUN OLEH
YULIATI.,SKp.,MM.,M.Kep
http://esaunggul.ac.id 0 / 18
PENATALAKSANAAN PALIATIF PADA PASIEN KANKER DEWASA
B. Uraian
1. Program Paliatif Pada Pasien kanker Dewasa
Program paliatif merupakan pendekatan yang efektif bagi pasien yang penyakitnya tidak
dapat disembuhkan untuk mengurangi pende-ritaan dan memperbaiki kualitas hidup pasien
dan keluarganya. Hai ini untuk mengantisipasi masalah yang mungkin timbul dan
meminimalkan dampak dari progresifitas penyakit sehingga pasien dapat berfungsi
semaksimal mungkin sesuai dengan kondisinya sebelum akhirnya meninggal. Pada pelayanan
paliatif, pasien memiliki peran yang penting dalam membuat keputusan yang akan diambil.
Tujuan pelayanan paliatif bagi setiap pasien berbeda dan dibuat dengan memperhatikan hal
yang ingin dicapai oleh pasien bila memungkinkan, hal ini biasanya disampaikan dalam
bentuk fungsi tubuh misalnya Aku ingin bisa melakukan….atau kejadian penting misalnya
Aku ingin melihat anakku menikah. Secara umum pelayanan paliatif bertujuan untuk
menghilangkan nyeri dan gejala lain, meningkatkan kualitas hidup, memberikan dukungan
psikososial dan spiritual serta memberikan dukungan kepada keluarga selama pasien sakit dan
selama masa duka cita.
Integrasi perawatan paliatif ke dalam penatalaksanaan kanker terpadu telah lama dianjurkan
oleh Badan Kesehatan Dunia, WHO, seiring dengan terus meningkatnya jumlah pasien
kanker sebagai akibat dari meningkatnya usia harapan hidup manusia. Di Indonesia, sebagian
besar penyakit kanker ditemukan pada stadium lanjut, sehingga angka kesembuhan dan angka
harapan hidup pasien kanker belum seperti yang diharapkan meskipun tata laksana kanker
telah berkembang dengan pesat. Pasien dengan kondisi tersebut mengalami penderitaan yang
memerlukan pendekatan terintegrasi berbagai disipilin ilmu agar pasien tersebut memiliki
kualitas hidup yang baik dan pada akhir hayatnya meninggal secara bermartabat.
http://esaunggul.ac.id 1 / 18
Hal ini merupakan kebutuhan penting bagi kemanusiaan terutama untuk pasien dengan
penyakit yang tidak bias disembuhkan. Pada pelayanan paliatif, pasien memiliki peran yang
penting dalam membuat keputusan yang akan diambil.
Secara umum pelayanan paliatif bertujuan untuk menghilangkan nyeri dan gejala lain,
meningkatkan kualitas hidup, memberikan dukungan psikososial dan spiritual serta
memberikan dukungan kepada keluarga selama pasien sakit dan selama masa dukacita.
Implementasi program paliatif di masyarakat dan fasyankes adalah dengan memperhatikan
prinsip mampu laksana, optimal, efektif, efisien dan menitikberatkan pada kebutuhan serta
kenyamanan pasien pada stadium lanjut. Petugas kesehatan harus dapat merubah pola pikir
dengan mengedepankan pendekatan pelayanan paliatif tanpa menga-baikan kuratif.
PROGRAM PALIATIF
Keterangan :
Modifikasi dari American Association Institute for Medical Ethics (1999). EPEC =
Education For Physician On End Of Life Care.
http://esaunggul.ac.id 2 / 18
• Fisik – gejala atau keluhan fisik seperti nyeri, batuk, sesak nafas, letih, demam dan lain-
lain
• Psikologis – khawatir, takut, sedih, marah
• Sosial – kebutuhan keluarga, isu makanan, pekerjaan, tempat tinggal dan hubungan
interpersonal
• Spiritual – pertanyaan tentang arti kehidupan dan kematian, kebu-tuhan untuk damai.
Untuk itu tatalaksana paliatif pasien kanker bertumpu pada pendeka-tan biopsikososial dan
spiritual. Gejala fisik yang perlu ditatalaksana meliputi nyeri, sesak nafas, mual/muntah, diare,
konstipasi, anoreksia, cemas, depresi,delirium, insomnia, perdarahan, luka kanker, dan gejala
lain.
http://esaunggul.ac.id 3 / 18
seringkali bukan kematian yang ditakuti tetapi lebih kepada proses menuju kema-tian.
Perawatan penderita haruslah menyentuh semua demensi kehidupan ini, karena masing-
masing dimensi akan selalu berinter-aksi secara timbal-balik. Bayangan mengenai penderitaan
dan saat akhir kehidupan, dapat mendominasi pikiran penderita dengan penyakit terminal.
Keluhan fisik dan psikologis yang ada sering saling terkait dan menberikan efek negatif
terhadap kuali-tas fisik serta memiliki peran yang penting terhadap kesejahteraan penderita
dengan penyakit kanker stadium lanjut.
Penyakit kanker adalah penyakit yang dikonotasikan akan berujung pada kematian. Pada fase
awal penderita nampak seper-ti orang yang sehat namun umumnya mulai mengalami masa-
lah-masalah yang berkaitan dengan masalah psikososiospiritual. Masalah-masalah ini bisa
muncul pada saat :
a. Melakukan pemeriksaan penunjang
Ketika ada dugaan menderita kanker, beberapa penderita sudah mulai merasakan gangguan
psikologis berupa cemas, sulit tidur, nafsu. makan menurun dan penyangkalan sehingga
seringkali berujung pada penolakan atau penundaan pemerik-saan laboratorium. Hal ini
terkadang berkaitan dengan masa-lah-masalah finansial untuk melakukan pemeriksaan terkait
dengan penyakitnya.
b. Mengetahui diagnosis penyakit
Ketika pasien mengetahui bahwa dirinya menderita kanker biasanya timbul distress. Timbul
rasa marah kepada diri sendiri dan orang lain disekitarnya. Pada saat ini sangat penting bagi
seorang dokter menguasai cara menyampaikan berita buruk agar dapat diterima pasien.
c. Menjalani terapi
Kebutuhan finansial, dukungan keluarga dan lingkungan sangat dibutuhkan selama menjalani
terapi, namun kenyataan yang terjadi justru sebaliknya sehingga timbulberbagai masa-lah
psikososialspiritual. Efek samping dari obat-obatan yang dikonsumsi oleh penderita juga bisa
mencetuskan gangguan psikiatrik.
3. ASPEK PSIKOSOSIAL
Manifestasi gangguan psikososial yang timbul dapat bermacam-macam seperti gangguan
cemas, depresi, perubahan perilaku, gangguan penyesuaian dengan berbagai keluhan penyerta,
sampai kondisi gangguan jiwa berat. Hal tersebut tidak selalu mudah dievaluasi terutama
pada pasien dengan gangguan kesadaran. Gangguan psikososial penderita kanker mencakup
http://esaunggul.ac.id 4 / 18
aspek yang sangat luas, baik yang bersumber pada kondisi penyakitnya, kepribadian, latar
belakang kehidupan penderita, keluarga, budaya, agama dan sebagainya.
Atas dasar hasil penilaian tersebut, rencanakan suatu strategi dan dukungan paliatif
selanjutnya. Penting untuk dapat menilai apakah keluhan atau gejala tersebut masih dalam
batas yang sesuai dengan stressor yang dialami pasien, ataukah sudah mencapai tahap
psikopatologi lanjut. Penilaian ini dilakukan pada setiap kesempatan sambil berjalannya
waktu dan strategi du-kungannya juga disesuaikan dengan perkembangan selanjutnya.
KANKER
Kanker adalah suatu penyakit pertumbuhan sel, akibat adanya onkogen yang menyebabkan
sel normal menjadi sel kanker (Karsono, 2006)
http://esaunggul.ac.id 5 / 18
Jenis Karsinoma Paru
1. Karsinoma sel kecil / oat cell (small cell ca) Lokasi tumor di tengah (80%), berkembang
cepat dan sering berbe ntuk maligna. Banyak bermetastasis melalui limfe dan sistem sirkul asi.
Prognosis jelek, dapat bertahan hidup biasanya tidak lebih dari 2 tahun
2.Karsinoma skuamosa/ epidermoid
Berhubungan dgn rokok, Berkembang lambat, kurang invasif, metastasi s. Terlokalisasi di
tengah atau cabang bronchusse gmental, berhubungan dengan obstruksi dan pneumonia.
3. Adenokarsinoma (adeno carcinoma) terletak di daerah perifer , berkembang lambat dan
penyebarannya secara hematogen. Frekuensi tinggi metastasis ke otak, letak lain termasuk
adrenal,hati, tulang, dan ginjal. Tipe pre dominan pada yang bukan perokok dan sering pada
wanita.
4. Karsinoma sel besar (large cell carcinoma) Sering kali berbentuk tumor bermassa lebih
besar daripada adenok arsinoma. Perkembangannya pun juga lambat. Perifer, lesi subpleura
dengan nekrotik. Prognosis buruk.
Etiologi
1. merokok
2. paparan asbes
3. radon gas
4. kecenderungan keluarga (genetik)
5. polusi udara
6. kekurangan vitamin A dan C
7. Konsumsi zat karsinogenik
http://esaunggul.ac.id 6 / 18
8.Tempat metastasis yang umum adalah nodus limfe, tulang, otak, paru kolateral, kelenjar
adrenalin.
9.Kelemahan, anoreksia, penurunan BB dan anemia terjadi pada tahap akhir
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
A. Foto Toraks
B. CT – Scan Toraks
C. Pemeriksaan Radiologik Lain
http://esaunggul.ac.id 7 / 18
Pemeriksaan Khusus
A. Bronkoskopi
B. Biopsi
C. Transbroncial Needle Aspiration ( TBNA )
D. Transbronchial Lung Biopsy ( TBLB )
E. Biopsi Transtorakal ( Transthoraxic Biopsy, TTB )
F. Biopsi Lain
G. Torakoskopi Medik
H. Sitologi Sputum
KOMPLIKASI
1. Efusi pleura.
2. Sindrom Vena kava superior (SVCS)
3. Obstruksi bronkus.
4. Invasi Dinding Toraks
5. Batuk darah (Hemoptisis)
6. Kompresi penekanan Esofogus
7. Kompresi sumsum tulang. Biasanya terjadi karena efek samping obat maupun radiasi.
Gejala yang paling sering muncul adalah leucopenia dan trombositopenia
8. Metastasis sel kanker ke bagian tubah yang lain
Patient Assessment
1. Rencana asuhan keperawatan dikembangkan untuk menanggapi kebutuhan-kebutuhan
spesifik diidentifikasi: pemahaman pasien tujuan terapi, jadwal pengobatan, dan kemungkinan
efek samping dari terapi.
2. Persiapan fisik dan psikologis untuk terapi
3. Kenyamanan fisik dan psikologis, kepatuhan
http://esaunggul.ac.id 8 / 18
Patient Education
1.Perawat memiliki kesempatan yang banyak bertemu dg pasien/keluarga untuk upaya-
upaya penkes
2.Pendidikan pasien/keluarga dimulai sebelum, selama dan setelah terapi.
3.Pasien atau keluarga harus mampu menggambarkan status penyakit dan terapi sesuai
pendidikan pasien dan emosional
4.Berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan mengenai rencana perawatan dan
kehidupan
5. Mengidentifikasi sumber daya masyarakat yang sesuai dg menyediakan informasi
6. Menjelaskan langkah yang tepat dalam keadaan darurat oncologic dan efek samping
7. Menjelaskan jadwal ketika perawatan sedang direncanakan
Coordination of Care
1. Mengkoordinasikan beberapa, teknologi yg digunakan dalam diagnosis kanker dan
pengobatan.
2. Koordinasi untuk pemberian perawatan pasien:
- Dokumentasi dalam catatan medis
- Partisipasi dalam terapi.
- Manajemen gejala (symptom management)
- Rujukan kepenyedia layanan kesehatan lainnya
- Pendidikanpasien/ keluarga, bimbingan selama diagnosa, terapi dan follow up
- Perawat harus menjadi baris pertama berkomunikasi
3. Perawat harus menjadi baris pertama berkomunikasi
Symptom Management
Perawat Onkologi setiap hari bertemu pasien/keluarga mengenai berbagai keluhan
penyakitnya,akibat dari kanker atau pengobatannya.
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
- Riwayat pasien dan keluarga:
- Pengetahuan tentang jenis kanker & stadium b. Pengobatan kanker sebelumnya;
- Perilaku pasien/ keluarga terhadap pengobatan
http://esaunggul.ac.id 9 / 18
- Pengalaman efek samping dan tingkat keparahannya
- Cara untuk meminimalkan efek samping
- Efektifitas untuk menurunkan insiden dan keparahan efek samping
- Diet ( Asupan nutrisi)
- Pengobatan alternatif /komplementer
- Pengetahuan tujuan dari pengobatan
Pengkajian Psikososial
- Respons pasien dan keluarga terkait dengan pengetahuan tentang penyakit & pengobatannya,
misal pengalaman kemoterapi
- Support sistem dan orang-orang terdekat
Diagnosa keperawatan
1.Kerusakan pertukaran gas, yang berhubungan dengan penurunan kapasitas paru sekunder
terhadap destruksi jaringan
2.Bersihan jalan nafas tidak efektif, yang berhubungan dengan obstruksi tumor dan
peningkatan sekresi trakeobronkial.
3.Nyeri, yang berhubungan dengan tekanan tumor pada jaringan penunjang dan erosi jaringan.
Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
2. Ketakutan /Anxietsa
3. Gangguan rasa nyaman , nyeri
4. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, tindakan, prognosis
5.Pola nafas tidak efektif b/d penurunan energi, fatigue, nyeri, obstruksi trakeobronkial
ansietas.
http://esaunggul.ac.id 10 /
18
6.Intoleransi aktifitas b/d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, dispneu,
kelemahan umum, hilang berat badan, depresi.
7.Keseimbangan nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh b/d proses penyakit aktif
(Hipermetabolisme), anoreksia, nausea , vomiting.8. Kelemahan b/d hipermetabolisme,
kecenderungan emosi
8. tidak tertahan, tidak nyaman, perubahan kimia tubuh
Perawatan Paliatif
Tujuan:
Membebaskan pasien dari penderitaan sehingga masa akhir kehidupannya tetap berkualitas
dan dan berakhir dengan tenang, bermartabat serta dalam iman
Prinsip Perawatan Paliatif
Beberapa prinsip dalam pedoman perawatan paliatif menurut WHO (2005)
http://esaunggul.ac.id 11 /
18
Kematian adalah sesuatu yang alamiah, yang merupakan bagian dari siklus dalam
kehidupan
Perawatan paliatif tidak memperpanjang atau memepercepat kematian
Mengatasi nyeri dan gejala/keluhan yang timbul merupakan tujuan dari perawatan
paliatif
Nyeri, gangguan psikologis dan spiritual merupakan hal yang nyata dari masalah dalam
perawatan paliatif dan memerlukan keahlian, sehingga pendekatannya harus secara
tim interdisiplin
Pasien, keluarga, dan orang terdekat merupakan anggota tim dari perawatan paliatif.
Tujuan utama perawatan paliatif adalah memfasilitasi pasien paliatif untuk bebas dari nyeri
dan meningkatkan kualitas hidup, serta mengantarkan pasien untuk meninggal dengan damai
dan iman (WHO, 2005).
EVALUASI
Proses evaluasi proses keperawatan pada pelayanan paliatif pasien kanker paru seperti
- Respons pasien dan atau keluarga
- Menjelaskan tentang pemaham an kanker paru
http://esaunggul.ac.id 12 /
18
- Menjelaskan dan melakukan secara mandiri untuk meminim alkan komplikasi
- Mengetahui dan bertidak bila ada perubahan yang harus dilaporkan atau ditangani
dengan segera
- Kesiapan fisik dan mental pasien dalam pengobatan.
- Pentingnya peran keluarga dan orang-orang terdekat pasien untuk pengertian/
dukungan moral dan dana dalam pengo batan.
3. Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pasien dengan kemoterapi harus yang
sudah terlatih/sertifikat dan bekerja sesuai SPO Rumah sakit harus menyediakan sarana dan
fasilitas agar penanganan kanker paru aman bagi petugas dan lingkungan .
MASA BERKABUNG
1. Berduka adalah sekumpulan emosi yang mengganggu yang diakibatkan oleh
perubahan atau berakhirnya pola perilaku yang ada.
2. Dapat terjadi setelah seseorang kehilangan, termasuk karena kematian
http://esaunggul.ac.id 14 /
18
1. Membantu agar keluarga bisa menerima kenyataan bahwa pasien telah meninggal dan
tidak akan kembali
2. Membantu agar keluarga mampu beradaptasi dengan situasi dan kondisi baru
3. Membantu merubah lingkungan yang memungkinkan keluarga dapat melanjutkan
hidup tanpa pasien yang meninggal
4. Membantu keluarga agar mendapatkan kembali rasa percaya diri untuk melanjutkan
hidup
C. LATIHAN
1. Apa yang anda ketahui tentanag tujuan pelayanan palaiatif ?
2. Intervensi atau pendekatan paliatif bersifat holistik meliputi empat kelompok masalah,
jabarkan empat kelompok masalah dalam pendekatan paliatif?
3. Bagaimana penilaian gangguan psikososial pada pasien kanker dan apa manifestasi yang
timbul akibat gangguan psikososial tersebut?
D. KUNCI JAWABAN
1. Secara umum pelayanan paliatif bertujuan untuk menghilangkan nyeri dan gejala lain,
meningkatkan kualitas hidup, memberikan dukungan psikososial dan spiritual serta
memberikan dukungan kepada keluarga selama pasien sakit dan selama masa dukacita.
Implementasi program paliatif di masyarakat dan fasyankes adalah dengan memperhatikan
prinsip mampu laksana, optimal, efektif, efisien dan menitikberatkan pada kebutuhan serta
kenyamanan pasien pada stadium lanjut. Petugas kesehatan harus dapat merubah pola pikir
dengan mengedepankan pendekatan pelayanan paliatif tanpa menga-baikan kuratif.
2. Intervensi atau pendekatan paliatif bersifat holistik meliputi empat kelompok masalah,
yaitu :
• Fisik – gejala atau keluhan fisik seperti nyeri, batuk, sesak nafas, letih, demam dan lain-
lain
• Psikologis – khawatir, takut, sedih, marah
• Sosial – kebutuhan keluarga, isu makanan, pekerjaan, tempat tinggal dan hubungan
interpersonal
• Spiritual – pertanyaan tentang arti kehidupan dan kematian, kebu-tuhan untuk damai.
http://esaunggul.ac.id 15 /
18
3. Manifestasi gangguan psikososial yang timbul dapat bermacam-macam seperti gangguan
cemas, depresi, perubahan perilaku, gangguan penyesuaian dengan berbagai keluhan penyerta,
sampai kondisi gangguan jiwa berat. Hal tersebut tidak selalu mudah dievaluasi terutama pada
pasien dengan gangguan kesadaran. Gangguan psikososial penderita kanker mencakup aspek
yang sangat luas, baik yang bersumber pada kondisi penyakitnya, kepribadian, latar belakang
kehidupan penderita, keluarga, budaya, agama dan sebagainya.
Lakukan penilaian gangguan psikososial secara umum dengan menggunakan cara-cara
sederhana yang lebih mengandalkan observasi terhadap beberapa hal :
• Keadaan mental emosional dan hubungan interpersonal (termasuk hubungan
dengan anggota keluarga dan orang lain)
• Kemampuan fungsi sosial dalam kehidupan penderita sehari-hari
• Kemampuan melakukan kegiatan yang bersifat rekreatif, hobbi
• Penilaian terhadap faktor psikososial lain (finansial dan hubungan antar anggota baik
dalam keluarga maupun masyarakat, termasuk hubungan intim suami istri)
http://esaunggul.ac.id 16 /
18
DAFTAR PUSTAKA
Nursing Theory Peaceful End of Life-Cornelia Ruland and Shirley Moore. Nursing 5330
Theories and Therapies Texas Tech University Health Sciences Center School of
Nursing, Submitted to: Yondell Masten, October 17, 2007.
Ruland, Cornelia M. RN, PhD & Moore, Shirley, M. RN, PhD. Theory Construction Based on
Standards of Care: A Proposed Theory of the Peaceful End of Life. Nursing Outlook, 1998,
46 (4), p.169-75.
Todaro-Franceschi, V., & Spellmann, M. 2012. End of life care pedagogy, death attitudes,
and knowing participation in change. Journal of Nursing Education and Practice, 3(2),
pp.120-125. Available at: http://NurseLine Journal Vol. 1 No. 1 Mei 2016: 73-82.
Tomey, Ann Mariner & Alligood, Martha Raile (2006). Middle range theories: Peaceful end
of life theory. Nursing Theorists and Their Work, (pp.775-781). Missouri: Mosby.
Zeppetella. Breaktrhough Pain in Cancer Patients. 22 November 2010. Didapat dari Journal
homepage: www.elsevier.com/locate/-clon
Victor TC, Neil AH, Bianca BL : Assessment of pain and other symp toms dalam Cancer
pain management. M.J Fish and AW Buton, pp 3 – 22. The Mc Graw Hill Companies, New
York; 2007
http://esaunggul.ac.id 17 /
18