Anda di halaman 1dari 18

MODUL

KEPERAWATAN PALIATIF & MENJELANG AJAL


( NSA 638)

MODUL SESI KE TUJUH (7)


PENATALAKSANAAN PALIATIF
PADA PASIEN KANKER DEWASA

DISUSUN OLEH
YULIATI.,SKp.,MM.,M.Kep

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


TAHUN 2020

http://esaunggul.ac.id 0 / 18
PENATALAKSANAAN PALIATIF PADA PASIEN KANKER DEWASA

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan


Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu :
1. Memahami Kondisi terminal pada kasus Kanker
2. Menjabarkan asuhan keperawatan pada kasus kanker dengan pelayanan paliatif
paliatif pada pasien kanker dewasa

B. Uraian
1. Program Paliatif Pada Pasien kanker Dewasa
Program paliatif merupakan pendekatan yang efektif bagi pasien yang penyakitnya tidak
dapat disembuhkan untuk mengurangi pende-ritaan dan memperbaiki kualitas hidup pasien
dan keluarganya. Hai ini untuk mengantisipasi masalah yang mungkin timbul dan
meminimalkan dampak dari progresifitas penyakit sehingga pasien dapat berfungsi
semaksimal mungkin sesuai dengan kondisinya sebelum akhirnya meninggal. Pada pelayanan
paliatif, pasien memiliki peran yang penting dalam membuat keputusan yang akan diambil.

Tujuan pelayanan paliatif bagi setiap pasien berbeda dan dibuat dengan memperhatikan hal
yang ingin dicapai oleh pasien bila memungkinkan, hal ini biasanya disampaikan dalam
bentuk fungsi tubuh misalnya Aku ingin bisa melakukan….atau kejadian penting misalnya
Aku ingin melihat anakku menikah. Secara umum pelayanan paliatif bertujuan untuk
menghilangkan nyeri dan gejala lain, meningkatkan kualitas hidup, memberikan dukungan
psikososial dan spiritual serta memberikan dukungan kepada keluarga selama pasien sakit dan
selama masa duka cita.

Integrasi perawatan paliatif ke dalam penatalaksanaan kanker terpadu telah lama dianjurkan
oleh Badan Kesehatan Dunia, WHO, seiring dengan terus meningkatnya jumlah pasien
kanker sebagai akibat dari meningkatnya usia harapan hidup manusia. Di Indonesia, sebagian
besar penyakit kanker ditemukan pada stadium lanjut, sehingga angka kesembuhan dan angka
harapan hidup pasien kanker belum seperti yang diharapkan meskipun tata laksana kanker
telah berkembang dengan pesat. Pasien dengan kondisi tersebut mengalami penderitaan yang
memerlukan pendekatan terintegrasi berbagai disipilin ilmu agar pasien tersebut memiliki
kualitas hidup yang baik dan pada akhir hayatnya meninggal secara bermartabat.

http://esaunggul.ac.id 1 / 18
Hal ini merupakan kebutuhan penting bagi kemanusiaan terutama untuk pasien dengan
penyakit yang tidak bias disembuhkan. Pada pelayanan paliatif, pasien memiliki peran yang
penting dalam membuat keputusan yang akan diambil.

Secara umum pelayanan paliatif bertujuan untuk menghilangkan nyeri dan gejala lain,
meningkatkan kualitas hidup, memberikan dukungan psikososial dan spiritual serta
memberikan dukungan kepada keluarga selama pasien sakit dan selama masa dukacita.
Implementasi program paliatif di masyarakat dan fasyankes adalah dengan memperhatikan
prinsip mampu laksana, optimal, efektif, efisien dan menitikberatkan pada kebutuhan serta
kenyamanan pasien pada stadium lanjut. Petugas kesehatan harus dapat merubah pola pikir
dengan mengedepankan pendekatan pelayanan paliatif tanpa menga-baikan kuratif.

Gambar 1. Program Paliatif

Terapi Modifikasi Penyakit

(Bertujuan Kuratif/Memperpanjang Usia)

Diagnosis ditegakkan Sakit Kematian

PROGRAM PALIATIF

Keterangan :
Modifikasi dari American Association Institute for Medical Ethics (1999). EPEC =
Education For Physician On End Of Life Care.

2. Penatalaksanaan paliatif pada Pasien kanker dewasa


Pada keganasan, perjalanan penyakit pada stadium awal lambat hingga pada stadium lanjut
yang dapat berlangsung cepat hingga kematian. Intervensi atau pendekatan paliatif bersifat
holistik meliputi empat kelompok masalah, yaitu :

http://esaunggul.ac.id 2 / 18
• Fisik – gejala atau keluhan fisik seperti nyeri, batuk, sesak nafas, letih, demam dan lain-
lain
• Psikologis – khawatir, takut, sedih, marah
• Sosial – kebutuhan keluarga, isu makanan, pekerjaan, tempat tinggal dan hubungan
interpersonal
• Spiritual – pertanyaan tentang arti kehidupan dan kematian, kebu-tuhan untuk damai.

Untuk itu tatalaksana paliatif pasien kanker bertumpu pada pendeka-tan biopsikososial dan
spiritual. Gejala fisik yang perlu ditatalaksana meliputi nyeri, sesak nafas, mual/muntah, diare,
konstipasi, anoreksia, cemas, depresi,delirium, insomnia, perdarahan, luka kanker, dan gejala
lain.

1. KOMUNIKASI DAN ASPEK NON MEDIS


Komunikasi antara perawat dan petugas kesehatan lain dengan pasien dan keluarga serta
antara pasien dan keluarga merupakan hal yang penting dalam perawatan paliatif. Pasien
adalah pribadi yang harus dihargai haknya untuk mengetahui atau tidak mengata-hui kondisi
penyakitnya. Pasien juga merupakan individu yang berhak menentukan tindakan yang akan
dilakukan terhadapnya jika pasien masih memilki kompetensi untuk membuat keputusan.
Pada fase akhir kehidupan banyak pasien yang tidak lagi mampu membuat keputusan,
sehingga pembicaraan tentang apa yang akan atau tidak dilakukan sebaiknya diputuskan pada
saat pasien masih memiliki kesadaran penuh. Walaupun demikian keluarga. tetap dapat
dilibatkan dalam pengambilan. keputusan. Dalam menyampaikan BERITA BURUK, hal hal
berikut ini harus diperhati-kan: Apa, sejauh mana, kapan, dengan siapa dan bagaimana
cara menyampaikan berita tersebut. Dalam hal ini, dokter dan perawat/ petugas kesehatan
lain harus memperhatikan kultur yang dianut pasien dan keluarga.

2. ASPEK PSIKOSOSIAL, SPIRITUAL DAN KULTURAL


Menghadapi kenyataan bahwa memiliki penyakit yang dapat mengancam jiwa apalagi bila
menyadari telah berada dalam fase teminal, tidaklah mudah diterima oleh penderita, keluarga
dan bahkan juga oleh dokter yang menanganinya. Berbagai respon psikologik dapat timbul
dalam keadan ini, seperti rasa tak berdaya, putus asa, sedih, takut, marah dan sebagainya.

Manusia adalah makhluk bio-psiko-sosio-kulturo-spiritual, unsur-unsur badan, jiwa,


lingkungan dan spiritual berada dalam suatu kesatuan. Pada seorang penderita kanker,

http://esaunggul.ac.id 3 / 18
seringkali bukan kematian yang ditakuti tetapi lebih kepada proses menuju kema-tian.
Perawatan penderita haruslah menyentuh semua demensi kehidupan ini, karena masing-
masing dimensi akan selalu berinter-aksi secara timbal-balik. Bayangan mengenai penderitaan
dan saat akhir kehidupan, dapat mendominasi pikiran penderita dengan penyakit terminal.
Keluhan fisik dan psikologis yang ada sering saling terkait dan menberikan efek negatif
terhadap kuali-tas fisik serta memiliki peran yang penting terhadap kesejahteraan penderita
dengan penyakit kanker stadium lanjut.

Penyakit kanker adalah penyakit yang dikonotasikan akan berujung pada kematian. Pada fase
awal penderita nampak seper-ti orang yang sehat namun umumnya mulai mengalami masa-
lah-masalah yang berkaitan dengan masalah psikososiospiritual. Masalah-masalah ini bisa
muncul pada saat :
a. Melakukan pemeriksaan penunjang
Ketika ada dugaan menderita kanker, beberapa penderita sudah mulai merasakan gangguan
psikologis berupa cemas, sulit tidur, nafsu. makan menurun dan penyangkalan sehingga
seringkali berujung pada penolakan atau penundaan pemerik-saan laboratorium. Hal ini
terkadang berkaitan dengan masa-lah-masalah finansial untuk melakukan pemeriksaan terkait
dengan penyakitnya.
b. Mengetahui diagnosis penyakit
Ketika pasien mengetahui bahwa dirinya menderita kanker biasanya timbul distress. Timbul
rasa marah kepada diri sendiri dan orang lain disekitarnya. Pada saat ini sangat penting bagi
seorang dokter menguasai cara menyampaikan berita buruk agar dapat diterima pasien.
c. Menjalani terapi
Kebutuhan finansial, dukungan keluarga dan lingkungan sangat dibutuhkan selama menjalani
terapi, namun kenyataan yang terjadi justru sebaliknya sehingga timbulberbagai masa-lah
psikososialspiritual. Efek samping dari obat-obatan yang dikonsumsi oleh penderita juga bisa
mencetuskan gangguan psikiatrik.

3. ASPEK PSIKOSOSIAL
Manifestasi gangguan psikososial yang timbul dapat bermacam-macam seperti gangguan
cemas, depresi, perubahan perilaku, gangguan penyesuaian dengan berbagai keluhan penyerta,
sampai kondisi gangguan jiwa berat. Hal tersebut tidak selalu mudah dievaluasi terutama
pada pasien dengan gangguan kesadaran. Gangguan psikososial penderita kanker mencakup

http://esaunggul.ac.id 4 / 18
aspek yang sangat luas, baik yang bersumber pada kondisi penyakitnya, kepribadian, latar
belakang kehidupan penderita, keluarga, budaya, agama dan sebagainya.

Lakukan penilaian gangguan psikososial secara umum dengan menggunakan cara-cara


sederhana yang lebih mengan-dalkan observasi terhadap beberapa hal :
• Keadaan mental-emosional dan hubungan interpersonal (termasuk hubungan
dengan anggota keluarga dan orang lain)
• Kemampuan fungsi sosial dalam kehidupan penderita sehari-hari
• Kemampuan melakukan kegiatan yang bersifat rekreatif, hobbi
• Penilaian terhadap faktor psikososial lain (finansial dan hubungan antar anggota baik
dalam keluarga maupun masyarakat, termasuk hubungan intim suami istri)

Atas dasar hasil penilaian tersebut, rencanakan suatu strategi dan dukungan paliatif
selanjutnya. Penting untuk dapat menilai apakah keluhan atau gejala tersebut masih dalam
batas yang sesuai dengan stressor yang dialami pasien, ataukah sudah mencapai tahap
psikopatologi lanjut. Penilaian ini dilakukan pada setiap kesempatan sambil berjalannya
waktu dan strategi du-kungannya juga disesuaikan dengan perkembangan selanjutnya.

3. Penatalaksanaan Kepwrawatan Paliatif Pada Kanker Dewasa


Perawat sebagai profesi, dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang akuntabel
responsibel dan akuntabel mampu melaksanakan peran dan fungsinya sebagai bagian dalam
Multi Disiplin Tim (MDT). Mengutamakan mutu yng tinggi dan keselamatan pasien
termasuk pada pasien kanker atapun pasien paliatif baik selama di RS maupun dengan
pelayanan home care.

KANKER
Kanker adalah suatu penyakit pertumbuhan sel, akibat adanya onkogen yang menyebabkan
sel normal menjadi sel kanker (Karsono, 2006)

KANKER PARU PARU


Merupakan penyakit dengan ciri khas adanya pertumbuhan sel yang tidak terkontrol pada
jaringan paru-paru. Pertumbuhan sel ini dapat menyebar ke luar dari paru-paru melalui suatu
proses yang disebut metastasis ke jaringan yang terdekat atau bagian tubuh yang lainnya

http://esaunggul.ac.id 5 / 18
Jenis Karsinoma Paru
1. Karsinoma sel kecil / oat cell (small cell ca) Lokasi tumor di tengah (80%), berkembang
cepat dan sering berbe ntuk maligna. Banyak bermetastasis melalui limfe dan sistem sirkul asi.
Prognosis jelek, dapat bertahan hidup biasanya tidak lebih dari 2 tahun
2.Karsinoma skuamosa/ epidermoid
Berhubungan dgn rokok, Berkembang lambat, kurang invasif, metastasi s. Terlokalisasi di
tengah atau cabang bronchusse gmental, berhubungan dengan obstruksi dan pneumonia.
3. Adenokarsinoma (adeno carcinoma) terletak di daerah perifer , berkembang lambat dan
penyebarannya secara hematogen. Frekuensi tinggi metastasis ke otak, letak lain termasuk
adrenal,hati, tulang, dan ginjal. Tipe pre dominan pada yang bukan perokok dan sering pada
wanita.
4. Karsinoma sel besar (large cell carcinoma) Sering kali berbentuk tumor bermassa lebih
besar daripada adenok arsinoma. Perkembangannya pun juga lambat. Perifer, lesi subpleura
dengan nekrotik. Prognosis buruk.

Etiologi
1. merokok
2. paparan asbes
3. radon gas
4. kecenderungan keluarga (genetik)
5. polusi udara
6. kekurangan vitamin A dan C
7. Konsumsi zat karsinogenik

Manfestasi klinis (Gejala –Gejala yang Mungkin Timbul)


1.Batuk
2.Darah dalam dahak atau haemoptisis
3.Bronchitis atau infeksi pernapasan berulang
4.Kehilangan BB yang tidak dapat dijelaskan dan/ kelelahan
5.Kesulitan benapas atau mengi (wheezing)
6.Demam yang berulang
7.Nyeri dada saat menarik nafas dalam-dalam, kekakuan, suara sesak, disfalgia, edema pada
leher dan kepala (Bengkak pada leher dan wajah), efusi pleural/ pericardial.

http://esaunggul.ac.id 6 / 18
8.Tempat metastasis yang umum adalah nodus limfe, tulang, otak, paru kolateral, kelenjar
adrenalin.
9.Kelemahan, anoreksia, penurunan BB dan anemia terjadi pada tahap akhir

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
A. Foto Toraks
B. CT – Scan Toraks
C. Pemeriksaan Radiologik Lain

 Batuk kadang disertai darah


 Berat badan turun
 Sesak napas, nafas pendek
 Nyeri bagian dada
 Mengi
 Nyeri menelan
 Nyeri tulang
 Sakit kepala

http://esaunggul.ac.id 7 / 18
Pemeriksaan Khusus
A. Bronkoskopi
B. Biopsi
C. Transbroncial Needle Aspiration ( TBNA )
D. Transbronchial Lung Biopsy ( TBLB )
E. Biopsi Transtorakal ( Transthoraxic Biopsy, TTB )
F. Biopsi Lain
G. Torakoskopi Medik
H. Sitologi Sputum

KOMPLIKASI
1. Efusi pleura.
2. Sindrom Vena kava superior (SVCS)
3. Obstruksi bronkus.
4. Invasi Dinding Toraks
5. Batuk darah (Hemoptisis)
6. Kompresi penekanan Esofogus
7. Kompresi sumsum tulang. Biasanya terjadi karena efek samping obat maupun radiasi.
Gejala yang paling sering muncul adalah leucopenia dan trombositopenia
8. Metastasis sel kanker ke bagian tubah yang lain

Pengobatan dan Perawatan


• Perawatan dan hasil dalam jangka panjang tergantung pada tipe kanker, stadium (tingkat
penyebaran), dan keadaan kesehatan pasien secara keseluruhan, diukur berdasarkan kondisi
umum.

Patient Assessment
1. Rencana asuhan keperawatan dikembangkan untuk menanggapi kebutuhan-kebutuhan
spesifik diidentifikasi: pemahaman pasien tujuan terapi, jadwal pengobatan, dan kemungkinan
efek samping dari terapi.
2. Persiapan fisik dan psikologis untuk terapi
3. Kenyamanan fisik dan psikologis, kepatuhan

http://esaunggul.ac.id 8 / 18
Patient Education
1.Perawat memiliki kesempatan yang banyak bertemu dg pasien/keluarga untuk upaya-
upaya penkes
2.Pendidikan pasien/keluarga dimulai sebelum, selama dan setelah terapi.
3.Pasien atau keluarga harus mampu menggambarkan status penyakit dan terapi sesuai
pendidikan pasien dan emosional
4.Berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan mengenai rencana perawatan dan
kehidupan
5. Mengidentifikasi sumber daya masyarakat yang sesuai dg menyediakan informasi

6. Menjelaskan langkah yang tepat dalam keadaan darurat oncologic dan efek samping
7. Menjelaskan jadwal ketika perawatan sedang direncanakan

Coordination of Care
1. Mengkoordinasikan beberapa, teknologi yg digunakan dalam diagnosis kanker dan
pengobatan.
2. Koordinasi untuk pemberian perawatan pasien:
- Dokumentasi dalam catatan medis
- Partisipasi dalam terapi.
- Manajemen gejala (symptom management)
- Rujukan kepenyedia layanan kesehatan lainnya
- Pendidikanpasien/ keluarga, bimbingan selama diagnosa, terapi dan follow up
- Perawat harus menjadi baris pertama berkomunikasi
3. Perawat harus menjadi baris pertama berkomunikasi

Symptom Management
Perawat Onkologi setiap hari bertemu pasien/keluarga mengenai berbagai keluhan
penyakitnya,akibat dari kanker atau pengobatannya.

ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
- Riwayat pasien dan keluarga:
- Pengetahuan tentang jenis kanker & stadium b. Pengobatan kanker sebelumnya;
- Perilaku pasien/ keluarga terhadap pengobatan

http://esaunggul.ac.id 9 / 18
- Pengalaman efek samping dan tingkat keparahannya
- Cara untuk meminimalkan efek samping
- Efektifitas untuk menurunkan insiden dan keparahan efek samping
- Diet ( Asupan nutrisi)
- Pengobatan alternatif /komplementer
- Pengetahuan tujuan dari pengobatan

Pengkajian Psikososial
- Respons pasien dan keluarga terkait dengan pengetahuan tentang penyakit & pengobatannya,
misal pengalaman kemoterapi
- Support sistem dan orang-orang terdekat

Diagnosa keperawatan
1.Kerusakan pertukaran gas, yang berhubungan dengan penurunan kapasitas paru sekunder
terhadap destruksi jaringan
2.Bersihan jalan nafas tidak efektif, yang berhubungan dengan obstruksi tumor dan
peningkatan sekresi trakeobronkial.
3.Nyeri, yang berhubungan dengan tekanan tumor pada jaringan penunjang dan erosi jaringan.

Masalah yang mungkin muncul :


1.Muncul sputum pada jalan nafasnya yang mengganggu pernafasan.
2.Kekurangan nutrisi yang disebabkan batuk yang melelahkan.
3.Aktivitas juga menurun karena nyeri pada dadanya.
4.Koping pada individu tersebut menjadi tidak efektif
5.Pertukaran gas diparu-paru menjadi terganggu karena jalan nafasnya terhambat

Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
2. Ketakutan /Anxietsa
3. Gangguan rasa nyaman , nyeri
4. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, tindakan, prognosis
5.Pola nafas tidak efektif b/d penurunan energi, fatigue, nyeri, obstruksi trakeobronkial
ansietas.

http://esaunggul.ac.id 10 /
18
6.Intoleransi aktifitas b/d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, dispneu,
kelemahan umum, hilang berat badan, depresi.
7.Keseimbangan nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh b/d proses penyakit aktif
(Hipermetabolisme), anoreksia, nausea , vomiting.8. Kelemahan b/d hipermetabolisme,
kecenderungan emosi
8. tidak tertahan, tidak nyaman, perubahan kimia tubuh

3. PENANGANAN KANKER PARU FASE PALIATIF

Prioritas Pelayanan : PERAWATAN PALIATIF


- Terjadi perubahan prinsip
1. from cure to care
2. dari intervensi ke prevensi dan rehabilitasi
3. dari memenuhi keinginan ke prinsip efektif & efisien
4. Dasarkan pada pertimbangan rasional dari aspek medis, psikis dan sosial

Perawatan Paliatif
Tujuan:
Membebaskan pasien dari penderitaan sehingga masa akhir kehidupannya tetap berkualitas
dan dan berakhir dengan tenang, bermartabat serta dalam iman
Prinsip Perawatan Paliatif
 Beberapa prinsip dalam pedoman perawatan paliatif menurut WHO (2005)

http://esaunggul.ac.id 11 /
18
 Kematian adalah sesuatu yang alamiah, yang merupakan bagian dari siklus dalam
kehidupan
 Perawatan paliatif tidak memperpanjang atau memepercepat kematian
 Mengatasi nyeri dan gejala/keluhan yang timbul merupakan tujuan dari perawatan
paliatif
 Nyeri, gangguan psikologis dan spiritual merupakan hal yang nyata dari masalah dalam
perawatan paliatif dan memerlukan keahlian, sehingga pendekatannya harus secara
tim interdisiplin
 Pasien, keluarga, dan orang terdekat merupakan anggota tim dari perawatan paliatif.

Tujuan utama perawatan paliatif adalah memfasilitasi pasien paliatif untuk bebas dari nyeri
dan meningkatkan kualitas hidup, serta mengantarkan pasien untuk meninggal dengan damai
dan iman (WHO, 2005).

Masalah yang sering timbul pada fase paliatif


 Kurang energi (kelemahan umum),
 Nyeri
 Mulut kering,
 Gangguan nafas,
 Susah tidur,
 Merasa ng Kecemasan,
 Merasa gugup,
 Batuk,
 Berat badan turun,
 Kurang nafsu makan,
 Mudah tersinggung,
 Gangguan seksual
 PENTING
 Memahami apa yang diharapkan oleh pasien yang sudah divonis dalam kondisi paliatif

EVALUASI
Proses evaluasi proses keperawatan pada pelayanan paliatif pasien kanker paru seperti
- Respons pasien dan atau keluarga
- Menjelaskan tentang pemaham an kanker paru

http://esaunggul.ac.id 12 /
18
- Menjelaskan dan melakukan secara mandiri untuk meminim alkan komplikasi
- Mengetahui dan bertidak bila ada perubahan yang harus dilaporkan atau ditangani
dengan segera
- Kesiapan fisik dan mental pasien dalam pengobatan.
- Pentingnya peran keluarga dan orang-orang terdekat pasien untuk pengertian/
dukungan moral dan dana dalam pengo batan.
3. Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pasien dengan kemoterapi harus yang
sudah terlatih/sertifikat dan bekerja sesuai SPO Rumah sakit harus menyediakan sarana dan
fasilitas agar penanganan kanker paru aman bagi petugas dan lingkungan .

Pendekatan perawatan paliatif melalui aplikasi konsep peaceful end of life


RULAND & MOORE (Peaceful End of Life)
Mendefinisikan teori menghadapi kematian dengan damai sebagai tindakan keperawatan yang
dilakukan terhadap pasien dengan kondisi yang tidak memungkinkan untuk hidup lebih lama
Kriteria Peaceful End of Life
(1) Bebas dari rasa sakit
(2) Merasakan kenyamanan
(3) Merasakan dihargai
(4) Merasakan kedamaian dan
(5) Kedekatan dengan orang yang bermakna dalam hidup pasien
Bebas dari Rasa Sakit / Nyeri
1. Memonitor dan mengelola untuk menghilangkan rasa nyeri
2. Intervensi farmakologi dan non farmakologi
Merasakan Kenyamanan
1. Mencegah, memonitor dan menurunkan ketidaknyamanan fisik
2. Memfasilitasi kebutuhan istirahat, relaksasi dan kesenangan
3. Pencegahan komplikasi
Merasakan Dihargai
1. Melibatkan pasien dan orang yang bermakna dalam pengambilan keputusan
2. Merawat pasien dengan tulus, empati dan menghormati
3. Perhatian pada kebutuhan, harapan dan kesukaan pasien
Merasakan Kedamaian
1. Memberikan dukungan emosional
2. Memonitor dan memnuhi kebutuhan pasien dengan pengobatan anti cemas
http://esaunggul.ac.id 13 /
18
3. Menumbuhkan kepercayaan
4. Menyediakan orang bermakna bagi pasien
5. Menyediakan bimbingan rohani, tokoh agama jika pasien menginginkannya
Kedekatan Dengan Orang yang
1. Bermakna Dalam Hidup Pasien
2. Memfasilitasi keikutsertaan orang yang bermakna dalam perawatan pasien
3. Memberi kesempatan untuk mengutarakan rasa berduka, khawatir dan ingin tahu dari
orang yang bermakna
4. Memfasilitasi kedekatan dengan keluarga
Persiapan Pasien dan Keluarga di Akhir Kehidupan
1. Pasien berhak atas informasi kondisi sakit/paliatif
2. Pastikan semua kebutuhan pasien terpenuhi
3. Fasilitasi dukungan rohaniawan
4. Fasilitasi dukungan keluarga terdekat
Persiapan Pasien dan Keluarga di Akhir Kehidupan
1. Perlakukan pasien sebagai orang yang bermartabat dan memiliki hak atas dirinya
termasuk DNR
2. Beri kesempatan untuk menyampaikan pesan terakhir (jika memungkinkan)
3. Kenyamanan dan bebas nyeri hendaknya difasilitasi sampai akhir

MASA BERKABUNG
1. Berduka adalah sekumpulan emosi yang mengganggu yang diakibatkan oleh
perubahan atau berakhirnya pola perilaku yang ada.
2. Dapat terjadi setelah seseorang kehilangan, termasuk karena kematian

MANISFESTASI RASA DUKA


Berupa :
 Ekspresi perasaan,
 Distorsi kognitif
 Gangguan fisik
 Gangguan perilaku

Tujuan Dukungan Masa Berkabung

http://esaunggul.ac.id 14 /
18
1. Membantu agar keluarga bisa menerima kenyataan bahwa pasien telah meninggal dan
tidak akan kembali
2. Membantu agar keluarga mampu beradaptasi dengan situasi dan kondisi baru
3. Membantu merubah lingkungan yang memungkinkan keluarga dapat melanjutkan
hidup tanpa pasien yang meninggal
4. Membantu keluarga agar mendapatkan kembali rasa percaya diri untuk melanjutkan
hidup

C. LATIHAN
1. Apa yang anda ketahui tentanag tujuan pelayanan palaiatif ?

2. Intervensi atau pendekatan paliatif bersifat holistik meliputi empat kelompok masalah,
jabarkan empat kelompok masalah dalam pendekatan paliatif?

3. Bagaimana penilaian gangguan psikososial pada pasien kanker dan apa manifestasi yang
timbul akibat gangguan psikososial tersebut?

D. KUNCI JAWABAN
1. Secara umum pelayanan paliatif bertujuan untuk menghilangkan nyeri dan gejala lain,
meningkatkan kualitas hidup, memberikan dukungan psikososial dan spiritual serta
memberikan dukungan kepada keluarga selama pasien sakit dan selama masa dukacita.
Implementasi program paliatif di masyarakat dan fasyankes adalah dengan memperhatikan
prinsip mampu laksana, optimal, efektif, efisien dan menitikberatkan pada kebutuhan serta
kenyamanan pasien pada stadium lanjut. Petugas kesehatan harus dapat merubah pola pikir
dengan mengedepankan pendekatan pelayanan paliatif tanpa menga-baikan kuratif.

2. Intervensi atau pendekatan paliatif bersifat holistik meliputi empat kelompok masalah,
yaitu :
• Fisik – gejala atau keluhan fisik seperti nyeri, batuk, sesak nafas, letih, demam dan lain-
lain
• Psikologis – khawatir, takut, sedih, marah
• Sosial – kebutuhan keluarga, isu makanan, pekerjaan, tempat tinggal dan hubungan
interpersonal
• Spiritual – pertanyaan tentang arti kehidupan dan kematian, kebu-tuhan untuk damai.

http://esaunggul.ac.id 15 /
18
3. Manifestasi gangguan psikososial yang timbul dapat bermacam-macam seperti gangguan
cemas, depresi, perubahan perilaku, gangguan penyesuaian dengan berbagai keluhan penyerta,
sampai kondisi gangguan jiwa berat. Hal tersebut tidak selalu mudah dievaluasi terutama pada
pasien dengan gangguan kesadaran. Gangguan psikososial penderita kanker mencakup aspek
yang sangat luas, baik yang bersumber pada kondisi penyakitnya, kepribadian, latar belakang
kehidupan penderita, keluarga, budaya, agama dan sebagainya.
Lakukan penilaian gangguan psikososial secara umum dengan menggunakan cara-cara
sederhana yang lebih mengandalkan observasi terhadap beberapa hal :
• Keadaan mental emosional dan hubungan interpersonal (termasuk hubungan
dengan anggota keluarga dan orang lain)
• Kemampuan fungsi sosial dalam kehidupan penderita sehari-hari
• Kemampuan melakukan kegiatan yang bersifat rekreatif, hobbi
• Penilaian terhadap faktor psikososial lain (finansial dan hubungan antar anggota baik
dalam keluarga maupun masyarakat, termasuk hubungan intim suami istri)

http://esaunggul.ac.id 16 /
18
DAFTAR PUSTAKA

Nursing Theory Peaceful End of Life-Cornelia Ruland and Shirley Moore. Nursing 5330
Theories and Therapies Texas Tech University Health Sciences Center School of
Nursing, Submitted to: Yondell Masten, October 17, 2007.

Ruland, Cornelia M. RN, PhD & Moore, Shirley, M. RN, PhD. Theory Construction Based on
Standards of Care: A Proposed Theory of the Peaceful End of Life. Nursing Outlook, 1998,
46 (4), p.169-75.

Todaro-Franceschi, V., & Spellmann, M. 2012. End of life care pedagogy, death attitudes,
and knowing participation in change. Journal of Nursing Education and Practice, 3(2),
pp.120-125. Available at: http://NurseLine Journal Vol. 1 No. 1 Mei 2016: 73-82.

Tomey, Ann Mariner & Alligood, Martha Raile (2006). Middle range theories: Peaceful end
of life theory. Nursing Theorists and Their Work, (pp.775-781). Missouri: Mosby.

Palliative Expert Group, 2005, Therapeutic Guidelines Palliative Care, version 2,


Therapeutic Guideline Limited, Melbourn

Vella-Brincat, J, Macleod, A.D, MacLeod, R, 2008, The Palliative Care Handbook,


Guidelines for Clinical mnanagement and Symp-tom Control, 4th edn, The Caxton Press,
Auckland.

Zeppetella. Breaktrhough Pain in Cancer Patients. 22 November 2010. Didapat dari Journal
homepage: www.elsevier.com/locate/-clon

Victor TC, Neil AH, Bianca BL : Assessment of pain and other symp toms dalam Cancer
pain management. M.J Fish and AW Buton, pp 3 – 22. The Mc Graw Hill Companies, New
York; 2007

http://esaunggul.ac.id 17 /
18

Anda mungkin juga menyukai