Anda di halaman 1dari 7

Agitasi pada Gangguan Kognitif: Konsensus Sementara Definisi Klinis dan Riset

oleh International Psychogeriatric Association.


Abstrak
Pendahuluan: Agitasi merupakan gangguan yang sering terjadi pada neuropsikiatri dan
menimbulkan keterbatasan, memerlukan penanganan dari institusi kesehatan dan
mengurangi kualitas hidup pasien maupun keluarga yang merawat. Sampai sekarang
masih belum terdapat konsensus mengenai definisi dari agitasi dan belum ada
kesepakatan secara umum mengenai hal apa saja yang perlu dimasukkan dalam kriteria
tersebut. The International Psychogeriatric Association membentuk Agitation
Definition Work Group (ADWG) guna untuk mengembangkan konsensus sementara
definisi dari agitasi pada pasien dengan gangguan kognitif yang dapat diterapkan secara
epidemiologi, klinis non-intervensi, farmakologi, non-farmakologi intervensi, dan
pembelajaran neurobiologikal. Definisi dari konsensus dapat memfasilitasi komunikasi
dan perbandingan antar kasus dan diharapkan didapatkan regulasi yang dapat diterapkan
pada program pengembangan obat.
Metode: ADWG mengembangkan sebuah proses transparan menggunakan kombinasi
elektronik, tatap muka, dan survei berdasarkan strategi untuk mengembangkan
konsensus yang berdasar pada kesepakatan mayoritas partisipan. 928 responden
berpartisipasi di fase yang berbeda-beda.
Hasil: Agitasi secara luas didefinisikan sebagai: (1) terjadi pada pasien dengan
gangguan kognitif atau sindrom demensia; (2) menunjukan pola perilaku yang sesuai
dengan tekanan emosional; (3) bermanifestasi pada aktivitas motorik, agresi secara
verbal, atau agresi secara fisik; dan (4) terbukti bahwa perilaku yang menyebabkan
keterbatasan dan tidak berkaitan dengan gangguan lainnya (psikiatri, medikasi, atau
terkait obat-obatan). Mayoritas responden menilai sangat setuju atau sedikit setuju
atas elemen dari definisi yang ada (68-88% dari seluruh elemen). Mayoritas responden
setuju bahwa definisi yang ada sesuai untuk aplikasi klinis dan penelitian lebih lanjut.
Kesimpulan: Konsensus sementara definisi agitasi telah dikembangkan. Definisi
tersebut dapat digunakan untuk intervensi lebih lanjut dan penelitian non-intervensi
pada pasien dengan gangguan kognitif yang agitasi.

Pendahuluan
Agitasi merupakan manifestasi yang sering terjadi pada gangguan neuropsikiatri.
Hal ini sering merupakan manifestasi dari Alzeimers disease (AD), frontotemporal
dementia (FTD), dementia with Lewy bodies (DLB) dan sindroma demensia yang lain.
Agitasi juga dapat muncul pada skizofrenia, bipolar, dan depresi. Walaupun mungkin di
dalam agitasi terapat perilaku yang agresi, agitasi tidak selalu berkaitan dengan agresi,
dan agitasi dapat muncul dapat adanya agresi (seperti mondar-mandir, goyang-goyang,
tindakan manerism yang diulang). Agitasi dapat memicu perlunya penanganan dari
institusi kesehatan, mengurangi kualitas hidup dari pasien maupun keluarga yang
merawat, dan bila berat, mungkin memerlukan terapi dengan obat-obatan. Terdapat
pengaruh biologi terhadap agitasi, dan disfungsi dari lobus frontalis mencakup klinis
dan pemeriksaan neuroimaging. Terapi dari agitasi baik farmakologi dan nonfarmakologi merupakan suatu hal yang belum terpenuhi pada pasien dengan gangguan
kognitif.
Meskipun telah semakin banyak pembelajaran guna memahami agitasi, namun
masih belum ada konsensus yang diterima mengenai fenomena tersebut. Definisi dari
agitasi tidak spesifik dan meliputi keadaan yang kegirangan, mengganggu, atau
kecemasan. Definisi agitasi dari konsensus yang dapat diaplikasikan dapat membantu
memfasilitasi penelitian lebih luas, meliputi intervensi farmkologi dan non-farmakologi,
investigasi mengenai epidemiologi dari agitasi, pembelajaran klinis dan penelitian
neurobiologikal terkait pola perilaku tersebut. Sebuah definisi dapat memberikan
gambaran umum guna untuk tata nama seperti pada International Classification of
Diseases and Related Health Problems (ICD). Di samping itu, definisi yang relevan
dengan klinis yang ada mempunyai peranan penting untuk regulasi yang dapat
diterapkan; ketika sebuah agen sesuai untuk terapi dari agitasi yang ditunjukkan oleh
Food and Drud Administration (FDA), European Medicines Agency (EMA), atau
institusi lain yang terpercaya, indikasi dari terapi tersebut harus jelas guna untuk
membantu pasien dengan kondisi tersebut. Dengan tanpa adanya suatu konsensus
tentang definisi, hal ini menyebabkan kesulitan untuk membandingkan kasus yang ada

ataupun sulit untuk mengetahui sampai batasan mana pola perilaku yang masuk dalam
kategori agitasi.
Skala penilaian seperti Cohen-Mansfield Agitation Inventory, Neuropsychiatric
Inventory (NPI), atau Behavior Pathology in Alzeimers Disease (BEHAVE-AD)
merupakan sekala yang sering digunakan untuk menilai pasien yang dilakukan
percobaan klinis oleh agen anti-agitasi dan untuk menilai gejala klinis pada penelitian
deskripsi atau penelitian yang melakukan intervensi. Skala penilaian, bukan merupakan
definisi; hanya untuk menilai dari frekuensi dan keparahan gejala yang ada.
Kebanyakan klinisi tidak menggunakan skala penilaian untuk memberikan terapi pada
pasien. Untuk membantu memperjelas apakah pasien tersebut benar agitasi atau tidak
untuk dilakukan terapi dan penelitian lebih lanjut, diperlukan sebuah definisi yang jelas
yang tidak memerlukan bantuan skala penilaian.
The International Psychogeriatric Association (IPA) telah mengemukakan suatu
peranan penting di bidang kesehatan geriatri, termasuk agitasi. Untuk memperjelas
agitasi dengan konsensus definisi, IPA membentuk Agitation Definition Working Group
(ADWG) untuk menghasilkan suatu konsensus sementara mengenai definisi dari agitasi.
ADWG melakukan suatu proses yang melibatkan IPA dan para rekan yang bergabung,
menggunakan media elektronik untuk pertemuan para partisipan, melakukan pertemuan
tatap muka yang mempresentasikan tingkat internasional, dan menggunakan metode
berdasarkan survei. ADWG melaukan suatu proses yang terbuka meliputi melakukan
survei terhadap 1000 responden, dan melakukan pertemuan antar anggota IPA, rekan
IPA dan orgnaisasi lain yang berhubungan dengan gangguan kognitif. Berikut deskripsi
dari proses yang ada, definisi yang dikemukakan, dan diskusi elemen dari definisi.
Metode
Proses pembentukan konsensus
Formulasi awal
Literatur yang ada di tinjau oleh Jeffrey Cummings, definisi agitasi yang lama
diidentifikasi, dan elemen dari definisi yang telah ada ditinjau. Survei awal dari definisi

dan elemen tersebut dipertimbangkan apakah akan dimasukan atau tidak dan
dipresentasikan pada pertemuan IPA.
SURVEI 1
ADWG dibentuk untuk memimpin proyek ini. ADWG meninjau survei yang telah ada,
menambah atau menghapus elemen yang ada guna untuk memperjelas pertanyaan yang
diperlukan. Survei yang telah direvisi dikirimkan melalui media elektronik kepada IPA
dan rekan IPA. Survei tersebut mendapatkan data demografi dari responden,
menentukan preferensi dari lima definisi dari agitasi yang sering digunakan pada
literatur, ditanyakan apakah definisi tersebut perlu dibatasi hanya pada kognitif sindrom,
menentukan elemen pola perilaku yang dimasukan dalam definisi, dan melakukan
interograsi pada responden yang dianggap agitasi dan cemas apakah sama.
PERTEMUAN KONSENSUS INTERNASIONAL LEBIH LANJUT
Mengikuti analisis dari survei awal, dilakukan pertemuan konsensus internasional lebih
lanjut untuk menindaklanjuti definisi berdasarkan tinjauan dari literatur dan informasi
yang diterima dari survei. Pada pertemuan ini definisi yang ada telah dikembangkan
dimana yang mempresentasikan konsensus pada saat itu. Rancangan awal dari definisi
yang telah dikembangkan dikemukakan kepada emua anggota ADWG, dan akhirnya
didapatkan konsensus yang final (Tabel 1).
Untuk mengembangkan konsensus yang lebih lanjut, organisasi yang berkepentingan
lain termasuk anggota dari the neuropsychiatric syndrome professional interest area of
ISTAART yang ahli dibidang penyakit alzeime rdiberikan definisi sementara untuk
diminta komentar.
SURVEI 2
ADWG mengkontak IPA dan rekan IPA, untuk menambah data tambahan yang
diperlukan pada definisi dan apakah hal ini dapat diterima untuk klinisi dan penelitianpenelitian, meliputi investigasi dari validasi yang prospektif. 6000 email telah
dikirimkan; terdapat 350 responden pada tahapan ini.

PERSIAPAN PELAPORAN
Setelah survei kedua lengkap, pelaporan ini meliputi deskripsi dari proses konsensus,
definisi, dan elemen dari definisi yang disiapkan dan dikemukakan kepada semua
anggota ADWG. Persetujuan tercapai mengenai konsensus sementara dan manuscript
dikirimkan kepada International Psychogeriatrics for review.
Hasil
Survei 1
6000 email telah dikirim; 557 individu menanngapi. Respon dari anggota IPA sebesar
30.1%. Beberapa anggota dari IPA dan rekan organisasi lain diikutsetakan sebagian
dengan kekhususan mengenai gangguan mood, psikosis, atau penyakit lain nondemensia pada psikogeriatri. Dari 557 responden, 382 adalah dokter, dengan 292
psikiater. Profesi lain yang diikutsertakan adalah perawat (57), psikolog (50), terapis
okupasi (13), pekerja sosial (14), dan yang lainnya / tidak ada respon (41). 388 (70%)
responden telah bekerja lebih dari 10 tahun.
Survei awal meliputi nilai yang berarti dari perawatan pada pasien dengan agitasi, dan
elemen dari definisi diidentifikasi. Tabel 2. Menunjukkan respon dari 5 definisi agitasi.
3 dari definisi tersebut mempunyai angka penerimaan cukup tinggi (22-34% penilaian
sebagai definisi terbaik).
Survei awal elemen dari definisi agitasi oleh dilakukan oleh ADWG. Presentase dari
elemen kunci mengenai pola perilaku agitasi dari responden meliputi: berlebihan (71%),
tidak seharusnya (54%), berulang-ulang (46%), dapat diobservasi (64%), berbahaya
(24%), dan merusak (56%) (tabel 3).
Hal yang pola perilaku yang positif dimasukan dalam definisi agitasi, sekitar 50% dari
responden menambahkan: mondar-mandir, berputar-putar tidak jelas, agresi secara
verbal, meminta bantuan atau perhatian secara konstan, memukul orang lain, memukul
diri sendiri, mendorong orang lain, melempar barang, tidak bisa diam, berteriak, tidak
bisa ditahan, melukai diri sendiri, melukai orang lain, merusak barang, mengumpat, dan
menendang barang sekitar (tabel 4). Informasi ini dipandu elemen yang dimasukan
dalam definisi oleh ADWG.

Ketika ditanya apakah agitasi dan cemas sama, tumpang tindih atau konsep yang
berbeda, kebanyakan reponden menemukan bahwa hal tersebut tumpang tindih.
Survei 2
Tabel 5 menunjukan daftar pertanyaan dari survei mengenai definisi yang
dikembangkan oleh ADWG dan respon dari semua partisipan. Semua elemen dari
definisi yang disurvei dinilai sebagai sangat setuju atau sedikit setuju oleh
mayoritas responden (berkisar antara 68.2% untuk kriteria eksklusi yang jelas sampai
88.8% untuk komponen agresi fisik yang didapatkan pada definisi). Mayoritas setuju
definisi tersebut sesuai untuk aplikasi pada penelitian. Untuk deskripsi non-intervensi
penelitian klinis, 44% sangat setuju dan 33.7% sedikit setuju dengan definisi yang
seharusnya (77.7% setuju); unutk intervensi farmakologi penelitian klinis, 43.7% sangat
setuju dan 31.7% sedikit setuju (75.4% setuju); dan untuk percobaan klinis 39.2% dan
36% sangat setuju (75.2% setuju).
Ketika definisi seharusnya dibatasi sampai sindrom gangguan koginitif, 64.7% setuju.
Diskusi
Elemen dari konsensus definisi
Konsensus sementara definisi yang digunakan untuk memperjelas suatu gangguan
sebagai suatu yang menimbulkan gangguan. Definisi yang ada dibatasi pada pasien
dengan gangguan kognitif, memerlukan bukti gangguan emosi, diperlukan satu dari tiga
pola perilaku yang diobservasi (aktivitas berlebihan, agresi verbal, atau agresi fisik),
menentukan pola perilaku yang menyebabkan gangguan yang berlebihan, dan mencatat
pola perilaku yang tidak dapat dimasukkan pada penyakit lain seperti penyakit psikiatri,
penyakit non psikiatri ataupun penyalahgunaan obat-obatan.
KONSENSUS DEFINISI SEMENTARA
Definisi ini diberi label sementara karena hal ini dapat berubah seusai validasi
prospektif. Hal ini mempresentasikan hal penting yang dinamik yang dapat berubah
dengan aplikasi klinis, penelitian dan tinjauan. Validasi diharapkan untuk menunjukan

beberapa elemen lebih baik pada aplikasi klinis dan aplikasi penelitian dibanding yang
lain.
PEMBATASAN SINDROMA PADA GANGGUAN KOGNITIF
Agitasi muncul pada beberapa gangguan dan hal ini tidak terbatas pada kondisi
gangguan kognitif. ADWG dan anggota yang berpartisipasi meminta agat definisi
tersebut terbatas pada gangguan kognitif saja. 67% responden dari survei 2 setuju akan
hal ini.
Terdapat definisi yang berbeda untuk psikosis dari gangguan Alzeimers dan psikosis
dari skizofrenia meskipun didapatkan elemen yang sama seperti delusi dan halusinasi;
sama juga terdapat definisi dari depresi mayor dan depresi dari alzeimers yang
tumpang tindih namun tidak identikal. Pertimbangan serupa dapat diaplikasikan pada
agitasi, dan dipilih pengembangan definisi yang spesifik pada pasien gangguan kognitif.
Lebih lanjut penelitian dapat memodifikasi pada pendekatan ini.

Anda mungkin juga menyukai