Anda di halaman 1dari 41

dr. Agustinus Sitepu, M.Ked(For), Sp.

F
 “auto” = sendiri, “opsi” = melihat.
 Autopsi ialah suatu pemeriksaan terhadap tubuh
jenazah untuk kepentingan tertentu, meliputi
pemeriksaan bagian luar dan bagian dalam dengan
menggunakan cara-cara yang dapat dipertanggung
jawabkan secara ilmiah oleh ahli yang berkompeten
(tenaga kesehatan).
Jenis Autopsi

Autopsi Autopsi
Autopsi Klinik
Anatomik Forensik
Untuk kepentingan • Pada jenazah yang • VISUM
pendidikan meninggal • Menentukan
dirumah sakit identitas mayat
• Sebab Kematian
• Menentukan • Saat Kematian
apakah diagosa • Cara Kematian
klinis yang dibuat • Mekanisme
selama perawatan Kematian
sesuai dengan
hasil pemeriksaan
post mortem
 pasal 134 kuhap
 1. Dalam hal sangat diperlukan dimana untuk
kepentingan pembuktian bedah mayat tidak mungkin
lagi dihindari, penyidik wajib memberitahukan
terlebih dahulu kepada keluarga korban.
 2. Dalam hal keluarga korban keberatan, penyidik
wajib menerangkan dengan sejelas – jelasnya tentang
maksud dan tujuan perlu dilakukannya pembedahan
tersebut.
 3. Apabila dalam waktu dua hari tidak ada tanggapan
apapun dari keluarga atau pihak yang perlu diberi
tahu tidak ditemukan, penyidik segera melaksanakan
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 133
ayat 3
 pasal 222 kuhap
 Barang siapa dengan sengaja mencegah,
menghalangi atau menggagalkan pemeriksaan
mayat untuk pengadilan, dihukum penjara
selama – lamanya 9 bulan atau dengan denda
sebanyak – banyaknya tiga ratus ribu rupiah.

• Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1981 tentang


autopsi klinis
Harus ada :
 Surat Permintaan Visum (SPV) dari penyidik
 Mayat
 Ijin Keluarga ? Inform Consent ? (KUHAP pasal
134)

Dalam OTOPSI, diperlukan pemeriksaan meliputi :


 Pemeriksaan Luar (PL)
 Pemeriksaan Luar Dalam (PLPD)
 Sering juga ditambah pemeriksaan penunjang.
(mikroskopis, laboratorium, konsultasi)
 Kamar Autopsi
 Meja Autopsi
 Peralatan:
 pisau
 gunting jaringan
 gunting tulang
 pinset
 gergaji tulang
 scapel
 jarum dan benang
 timbangan
 penggaris
 Bahan: Toples dan bahan pengawet
PERSIAPAN SEBELUM AUTOPSI
• Apakah surat-surat sudah lengkap
• Apakah mayat yang akan diotopsi
sudah sesuai
• Kumpulkan keterangan yang
berhubungan dengan terjadinya
kematian selengkap mungkin.
• Periksalah apakah alat-alat yang
diperlukan sudah tersedia.
Dilakukan dengan cermat (yg terlihat, tercium,
teraba) baik pada asesories maupun tubuh
jenazah.
Sistematika pemeriksaan :
1. Label mayat
2. Tutup mayat
3. Bungkus mayat
4. Pakaian
5. Perhiasan
6. Benda-benda di samping mayat
Tanda-tanda kematian (Thanatologi)  untuk
memastikan kematian & saat kematian, catat
waktu saat pemeriksaan.
Meliputi :
1. Lebam Mayat
2. Kaku Mayat
3. Suhu Tubuh Mayat
4. Pembusukan
5. Tanda lain-lain
Identifikasi Umum : tanda-tanda umum yg
menunjukkan identitas mayat (sex, nation,
age, skin, gizi, TB/BB, penis : M, striae
albicans : F)
Identifikasi Khusus :
1. Rajah/ tattoo
2. Jaringan parut
3. Kapalan (callus)
4. Kelainan-kelainan pada kulit
5. Anomali & cacat tubuh
 Pemeriksaan rambut-rambut

 Dilakukan untuk membantu pemeriksaan


 Catat :
 Distribusi, warna, keadaan tumbuh serta sifat
rambut (halus/ kasar, lurus/ikal)
 Bila pada tubuh mayat ditemukan rambut yg
bukan dari rambut mayat  ambil, simpan, beri
label  pemeriksaan laboratorium lanjutan
 Pemeriksaan mata
Periksa :
 Kelopak mata terbuka/ tertutup, perhatikan tanda-
tanda kekerasan serta kelainan lainnya
 Selaput lendir kelopak mata, warna, pembuluh
darah melebar, bintik perdarahan/ bercak
perdarahan
 Bola mata, periksa tanda-tanda kekerasan,
kelainan-kelainan pthysis bulbi, mata palsu
 Selaput lendir bola mata, pelebaran pembulu
darah, bintik perdarahan, kelainan lain
 Kornea (selaput bening), jernih, kelainan
fisiologis/patologis
 Iris (tirai mata) warna  identifikasi
 Pupil (teleng mata)  catat ukurannya, ka-ki
 Pemeriksaan daun telinga dan hidung
Periksa :
 Bentuk daun telinga dan hidung  identifikasi
 Kelainan-kelainan serta tanda kekerasan yg

ditemukan
 Keadaan rongga mulut, kemungkinan ada benda

asing (kasus penyumbatan)


Gigi Geligi, periksa dan catat :
Jumlah, gigi geligi yg hilang/ patah/ tambalan/
bungkus logam, gigi palsu, kelainan letak,
pewarnaan (staining), dll
 Fungsi identifikasi bila terdapat data pembanding
 Pemeriksaan alat kelamin dan lubang
pelepasan
Perika dan catat :
 Kelainan-kelainan / tanda kekerasan.
Mayat laki-laki
Periksa :
 Alat kelamin (penis) sudah sirkumsisi atau belum

 Adakah kelainan bawaan ( epsipadia, hipospodia,

phymosis, dll)
Mayat Wanita
Periksa :
 Selaput dara dan komisura posterior, adakah tanda

kekerasan
 Lakukan pemeriksaan laboratorium thd cairan

vagina/ sekret liang senggama


Lubang Pelepasan : korban sodomi  anus bentuk
corong, selaput lendir  lapisan epitel gepeng
 Pemeriksaan terhadap tanda kekerasan/ luka
Catat :
1. Letak luka : regio anatomis
2. Jenis luka : lecet/ memar/ robek
3. Bentuk luka : bulat/ persegi/ oval
4. Arah luka : melintang/ membujur/ miring
5. Tepi luka : rata/ teratur/ tidak beraturan
6. Sudut luka : runcing/ membulat/ bentuk lain
7. Dasar luka : jaringan bawah kulit/ otot/ rongga
tubuh
8. Sekitar luka : kotor/ bersih, luka/ tanda
kekerasan
9. Ukuran luka : ukur dengan teliti,
10. Saluran luka : pada luka tembakan/ tusukan
Pemeriksaan terhadap patah tulang
Tentukan letak patah tulang yang ditemukan, catat
sifat/ jenis masing-masing patah tulang

Lain-Lain
1.Tanda-tanda ikterik, warna kebiruan pada ujung
jari dan oedem/ sembab
2.Tanda-tanda bekas pengobatan (trakeotomi),
suntikan, pungsi lumbal, dll
Pengeluaran Alat-Alat Dalam :
Yang dikeluarkan : organ dalam leher, organ dalam dada
dan rongga perut
Jenazah terletak telentang, bahu ditinggikan, kepala dalam
keadaan fleksi maksimal dan leher tampak jelas
TEKNIK VIRCHOW
•Tertua
•1 /1 organ dikeluarkan  langsung diperiksa.
•Kelainan masing2 organ langsung terlihat
•Hub. Anatomik antar organ dalam 1 sistem hilang.
• kurang baik pd autopsi kasus penembakan dgn
senjata api & penusukan dgn senjata tajam, (perlu
menentukan saluran luka, arah serta dalamnya
penetrasi yang terjadi).

TEKNIK ROKITANSKY
•Setelah rongga tubuh dibuka , organ-organ dilihat dan
diperiksa dengan melakukan beberapa irisan in situ.
•En bloc
•jarang dipakai .
•Tidak menunjukkan keunggulan
•Tidak baik digunakan untuk autopsi forensik.
TEKNIK LETULLE
•Pengeluaran organ secara sekaligus (en masse).
•Hubungan antar organ-organ tetap dipertahankan
setelah seluruh organ dikeluarkan dari tubuh.
•Sukar dilakukan tanpa pembantu, agak sulit dalam
penanganan karena ”panjang”nya kumpulan organ-
organ yang dikeluarkan bersama-sama ini.

TEKNIK GHON
•Pengangkatan organ sebagai 3 kumpulan organ
(bloc)
• pernafasan
• kardiovaskuler
• pencernaan
Incisi : Mencapai kedalamaan setebal kulit saja
Insisi berbentuk huruf I paling ideal
Indikasi kosmetik : incisi Y  tidak dianjurkan

Mengikuti garis pertengahan tubuh, diawali dari bawah


dagu  turun ke arah umbilicus  melingkari umbilicus 
daerah simfisis pubis
Perhatikan : incisi di daerah abdomen , diawali dari
epigastrium  menembus peritoneum. Masukkan jari
telunjuk & jari tengah tangan kiri ke dalam lubang incisi 
tarik dinding abdomen ke atas Pisau diletakkan diantara
dua jari  lanjutkan incisi sampai ke simfisis pubis
Melepaskan dinding perut bagian atas :
Pada daerah lengkung iga, dinding perut bagian atas
dilepaskan dari dinding dada. Perhatikan cara tangan
memuntir
Dinding dada dilepaskan, ke atas  daerah tulang selangka.
Pengirisan otot tegak lurus antara bagian pisau dan bidang
pisau thd otot. Periksa tanda kekerasan
Dinding perut  perhatikan keadaan lemak di bawah kulit,
otot dinding perut, catat keadaannya.
Membuka rongga dada.
Iga dipotong mulai iga ke-2 sampai lengkung iga. Dengan
bidang pisau tegak pada iga-iga dan telapak tangan menekan
punggung pisau, iga-iga mudah terpotong.
Periksa keadaan rongga perut  organ dalam rongga perut 
periksa keadaan usus.
Tentukan sekat rongga badan (diafragma)  bandingkan tinggi
diafragma kanan dan kiri pada midclavicular line
•Kiri : iga dipotong mulai rawan iga ke-2 ke arah kaudo-lateral.
Iga pertama dipotong ke arah kraniolateral untuk menghindari
manubrium sterni.
•Kanan : setelah iga pertama terpotong, artikulatio sterno-
clavicularis dipotong juga

Perhatikan :
Hindari pengirisan yg mengenai manubrium sterni yg keras.
Mengamati rongga dada.
Tentukan berapa jari kandung
jantung , bagian atas maupun
bawah, tampak di antara kedua
paru-paru.
Kandung jantung dibuka dengan
gunting sesuai huruf Y terbalik 
periksa apakah terisi cairan atau
darah
Tarik paru-paru, baik kanan
maupun kiri ke arah medial 
periksa rongga dada

Lepaskan perlekatan antara paru-paru dgn dinding rongga dada


Tangan kanan pegang lidah, dua jari tangan kiri diletakkan pada sisi
kanan dan kiri hilus paru-paru, organ dalam rongga dada ditarik ke arah
kaudal sampai keluar dari rongga dada  lepaskan oesophagus dari
jaringan ikat, buat dua ikatan, gunting
Tangan kiri menggenggam bagian bawah organ dalam rongga dada 
lakukan pengirisan  seluruh organ dalam dada dikeluarkan
Dasar mulut diiris menyusuri tepi
rahang bawah

Lidah ditarik keluar melalui dasar


mulut yang telah diiris

Pembuluh-pembuluh cabang aorta


yang keluar ke arah lengan dipotong
di subclavia
Pemeriksaan Kepala :
Buat irisan pada kulit kepala, mastoidues  pucak kepala
(vertex)  mastoideus sisi lain
Irisan dibuat sampai pisau mencapai periosteum  kupas kulit
kepala ke arah depan dan ke arah belakang  catat kelainan yg
didapatkan.
Buka rongga tengkorak  lakukan penggergajian tulang
tengkorak melingkar didaerah frontal sampai daerah temporal,
agar tidak merusak jaringan otak  hati-hati & hentikan setelah
tebal tulang tengkorak terlampaui  atap otak terlepas
PEMERIKSAAN ORGAN-ORGAN TUBUH :
Lidah. Periksa permukaan lidah  bekas gigitan ?
Tonsil. Perhatikan permukaan/ penampang tonsil.
Kelenjar Gondok. Otot-otot leher dilepaskan  periksa ukuran,
berat, dan keadaannya  lakukan pengirisan.
Oesophagus. Buka dengan gunting dinding belakang  periksa
kelainan yg ditemukan
Trachea. Dimulai dari mulut atas trachea (epiglottis)  buka
dgn gunting dinding belakang sampai percabangan bronkhus.
Os hyoid, kartilago thyroidea, kartilago cricoidea  patah atau
tidak
Arteria carotis interna  perhatikan adakah kekerasan, tanda :
resapan darah di daerah intima
Kelenjar thymus  lihat permukaan, adakah bintik perdarahan?
Paru-paru. Kanan / kiri diperiksa tersendiri.
catat : permukaan paru, warna & bintik perdarahan,
resapan darah, luka-luka/ memar, dsb. Pada perabaan, normal :
seperti spons, anomali : padat/ keras. Pengirisan dari apek 
basal , catat warna & kelainan-kelainan yg mungkin ditemukan.
Autopsi Jantung.
Pemotongan mengikuti alirah darah dalam
jantung. (1) Pengguntingan dinding belakang
vena cava. (2) Irisan ke arah lateral bilik kanan.
(3) Pengguntingan dinding depan bilik kanan ke
arah a. pulmonalis. (4) Pembukaan vv.
pulmonalis. (5) Irisan ke arah lateral bilik kiri dan
(6) Pengguntingan dinding depan bilik kiri ke
arah aorta.

Setelah jantung terlepas, periksa:


Berat dan ukuran jantung  bandingkan dengan kepalan
tangan kanan jenazah
Resapan darah, luka, bintik perdarahan, dan kelainan lainnya
(atherosklerosis, infark myocard, dsb)
Aorta thorakalis. Gunting dinding saluran, periksa permukaan
dalam aorta.
Aorta abdominalis. Periksa dinding pembuluh darah 
timbunan perkapuran, suspect hipertensi renal
Glandula suprarenalis. Pertama kali dicari terlebih dahulu, baru
dilanjutkan organ-organ lainnya.
Ginjal, ureter, vesica urinaria. Perhatikan ginjal kanan & kiri 
periksa resapan darah pd kapsulanya. Iris pada lateral kapsula 
ginjal dilepaskan
Hati & kandung empedu. Periksa : tepi (tajam, tumpul),
permukaannya (licin/ berbenjol), warna, perabaan. Buat 2-3
irisan melintang  lihat penampang hati. Kandung empedu diraba
 adakah batu empedu/ tidak
Limpa & kelenjar limfe. Ukuran & berat, permukaan, warna,
perabaan.
Lambung & usus. Lambung dibuka dengan gunting pada
kurvatura mayor, periksa isi dalam lambung simpan dlm botol/
plastik pemeriksaan toksikologi. Selaput dinding diperiksa 
erosi, ulserasi/ resapan darah.
Kelenjar pankreas. Periksa  Ukuran & beratnya, warna,
keadaan permukaan, perabaan
Irisan pada otak besar sebaiknya
dibuat melalui bidang-bidang no 1 –
7. Gambar ini dapat dipergunakan
untuk mencatat kelainan-kelainan
yang ditentukan pada tiap-tiap
irisan.
Otak Besar, Otak kecil dan Batang Otak
Perhatikanpermukaan luar, catat kelainan yg ditemukan.
Ukur dan timbang berat otak.

Pada edema cerebri, gyrus otak tampak mendatar & ulkus tampak menyempit, perhatikan tanda penekanan.

Perhatikan bentuk serebelum, pada peningkatan TIK akibat edema cerebri  herniasi serebelum ke FOM, bag.
Depan bawah serebelum menonjol  pisahkan otak besar & otak kecil
Otak besar diletakkan bagian ventral ke pemeriksa  pemotongan otak secara koronal/ melintang, catat
kelainan-kelainan : perdarahan korteks akibat cc, perdarahan berbintik akibat emboli, keracunan barbiturat,
dll
Otak kecil diperiksa penampang  irisan melintang
Batangotak diiris melintang mulai pons, medulla oblongata  proksimal medulla spinalis  kemungkinan
perdarahan
Alat Kelamin
Mayat laki-laki :

Testis dikeluarkan dari rongga perut  tidak menyayat scrotum. Perhatikan : ukuran,
konsistensi, resapan darah, dll. Perhatikan bentuk & ukuran epidermis, kelenjar prostat
cek ukuran & konsistensi
Mayat wanita :

Perhatikan bentuk & ukuran ovarium, saluran telur, dan rahim. Pada uterus perhatikan
kemungkinan perdarahan, resapan darah, ataupun luka akibat tindakan tertentui.
Uterus dibuka dengan irisan bentuk huruf “T” melalui servix dan bermuara pada fundus
uteri.
Catatan :
Sebelum
 organ-organ dikembalikan ke dalam tubuh mayat, pertimbangkan kemungkinan diperlukan pemeriksaan penunjang (histopatologi/ toksikologi
Pengambilan
 potongan jaringan , minimal dengan tebal 5 mm
Usahakan
 tempat pengambilan potongan organ didaerah perbatasan antara yg normal dengan yg ada kelainan.
Potongan
 tersebut dimasukkan ke dalam cairan fiksasi (larutan formalin 10% atau alkohol 70% - 80%) dengan volume cairan fiksasi sekitar 20-30 kali volume potongan jaringan
Setiap
 jenis organ ditaruh dalam botol tersendiri
Bila perlu pengawetan, gunakan alkohol 90%.

Pada
 pengiriman sampel untuk toksikologi maupun histopatologi, contoh bahan pengawet juga ikut dikirimkan

Anda mungkin juga menyukai