HEMATOTHORAX
Untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Bedah
di RS PKU Muhammadiyah Temanggung
Pembimbing :
dr. Ahmad Aryono, Sp.B, FINACS
Disusun oleh :
Astrid Avidita A
H2A010007
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
Kecelakaan merupakan penyebab kematian ke empat, setelah penyakit
jantung, kanker dan stroke, tercatat 50 meningkat per 100.000 populasi tiap tahun, 3
% penyebab kematian ini karena trauma langsung medula spinalis, 2% karena
multiple trauma. Insidensi trauma pada laki-laki 5 kali lebih besar dari perempuan.
Trauma thorax merupakan trauma yang sering kita dapatkan sehari-hari
setelah trauma tulang. Insidensi trauma thorax adalah 1 dari 4 kasus trauma. Salah
satu trauma yang terjadi pada rongga dada adalah hematothoraks. Hematothoraks
adalah kumpulan darah di dalam ruang antara dinding dada dan paru-paru (rongga
pleura). Jika hematothoraks terjadi massif, maka pasien dapat hipoksia sampai shock
hipovolemia, bahkan dapat berujung kematian. Oleh karena itu,penting bagi kita
untuk mengetahui dan memahami tentang penyebab, penegakan diagnosis, serta
penatalaksanaan pasien hematothorax
BAB II
LAPORAN KASUS
I.
II.
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. K
Usia
: 48 Tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
Pekerjaan
: Petani
Agama
: Islam
Tanggal Masuk
: 22 Desember 2014
No RM
: 135686
ANAMNESA
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 22 November
2014 jam 09.40 WIB
Keluhan utama : Dada kiri nyeri saat bernafas
Riwayat Penyakit Sekarang
1 hari SMRS pasien jatuh dari atap ke tanah saat akan membetulkan atap
yang bocor. Tinggi dari atap sampai tanah kira-kira 2 meter. Pasien jatuh
dengan posisi terduduk dan bagian dada kiri menimpa balok pada tanah.
Pasien mengaku tidak pingsan, muntah, maupun pusing setelah terjatuh.
Sebelumnya pasien telah berobat ke sangkalputung, namun pada HMRS
pasien merasa nyeri semakin bertambah berat, terutama saat digunakan
untuk bernafas dan batuk.
Riwayat Penyakit Dahulu
riwayat asma (+) sejak 4 tahun, riwayat sakit darah tinggi (-), alergi (-),
riwayat batuk lama & batuk darah (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
riwayat asma (-), alergi (-), batuk lama & batuk darah (-), riwayat kencing
manis (-), riwayat darah tinggi (-).
Riwayat Pribadi
3
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 22 Desember 2014 jam 9.50
WIB
Primary survey
Airway
: bebas
Breathing
Circulation
: TD 160/70 mmHg
Nadi 84x/menit isi dan tegangan cukup
Akral hangat
Capillary refill time <2
Disability
: GCS E4V5M6
Exposure
Secondary survey
Status generalis
Keadaan umum : tampak sesak nafas dan kesakitan
Kesadaran
Tanda Vital
26 x/menit
Kepala
Suhu
36,6C (axilla)
Berat badan 70 kg
Tinggi badan 172 cm
: Mesocephal, rambut merata, tidak mudah dicabut
Mata
Telinga
Hidung
Mulut
Leher
Thorax
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Pulmo
Dextra
Sinistra
Pulmo anterior
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Pulmo posterior
Inspeksi
Asimetris
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
Ekstremitas
Ekstremitas superior
Ekstremitas inferior
IV.
RESUME
Dari anamnesis didapatkan adanya nyeri pada dada sebelah kiri
dan bertambah saat bernafas dan batuk sejak pagi SMRS. Pasien mengaku
terjatuh dari atap ke tanah satu hari sebelumnya. Pusing (-), muntah (-)
Dari pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sesak, hemitorak
asimetris, tampak gerak dada kiri tertinggal, stem fremitus hemitorak
sinistra melemah, perkusi torak sinistra redup mulai ICS 3, auskultasi
hemitorak sinistra suara dasar vesikuler dan melemah, terdapat suara
tambahan wheezing di hemitorak dextra dan sinistra.
V.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi
Tanggal 22 desember 2014 jam 11.39 WIB
Pemeriksaan
darah rutin
RBC
MCV
RDW%
RDWa
HCT
PLT
MPV
PDW
PCT
Hasil
Nilai Rujukan
4,68 106/mm3
87,5 fl
15,0 %
73,3 fl
41,0 %
217 103/mm3
8,2 fl
12,4 fl
0,18 %
LPCR
16,6 %
0,1 - 99,9 %
WBC
HGB
MCH
MCHC
LYM
GRAN
12,0 103/mm3
15,1 g/dl
32,3 pg
36,9 g/dl
1,6 103/mm3
10 103/mm3
3,5 - 10 103/mm3
12 - 18 g/dl
25 - 35 pg
31 - 38 g/dl
0,5 - 5 103/mm3
1,2 - 8 103/mm3
MID
0,4 103/mm3
LYM%
13,5 %
15 - 50 %
GRA%
83,0 %
35 - 80 %
MID%
Kimia Klinik
Glukosa
3,5 %
2,6 - 15 %
120 mg/dL
70 - 105 mg/dL
Ureum
37 mg/dL
13 - 43 mg/dL
Creatinin
1,23 mg/dL
Kesan :
o hematothorax sinistra
o fraktur costa 2, 3, 4, 5, 6 posterior sinistra
VI.
ASSESSMENT
hematothorax sinistra
Closed fracture costa 2, 3, 4, 5, 6 posterior sinistra
VII.
INISIAL PLAN
1. Ip. Tx
:
a. O2 nasal kanul 4 Liter per menit
b. Infus RL 20 tpm
c. Pemasangan water seal drainage
2. Ip. Mx
:
a. KU/TV
b. Tanda distress pernafasan
c. Monitoring produk WSD setiap 24 jam
3. Ip. Edukasi
a. Menjelaskan jenis penyakit dan penyebab penyakit
b. Edukasi agar posisi pasien setengah duduk
c. Edukasi untuk latihan mengambil nafas panjang
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
I.
PLEURA
A. ANATOMI
Dinding
thorax
terdiri atas kulit, fascia, saraf, pembuluh darah, otot, dan tulang. Fungsi
dinding thorax yaitu melindungi organ interna thorax dan abdomen;
mempertahankan tekanan negative internal yang dihasilkan oleh gerakan
inspirasi dan elastic recoil dari paru; menyokong beban dari tungkai atas;
dan menyokong banyak otot dari tungkai atas, leher, abdomen, punggung,
serta otot respirasi.
Rongga thorax dibatasi oleh iga-iga, yang bersatu di bagian
belakang pada vertebra thoracalis dan di depan pada sternum. Kerangka
rongga thorax, meruncing pada bagian atas dan berbentuk kerucut terdiri
dari sternum, 12 vertebra thoracalis, 10 pasang iga yang berakhir di
anterior dalam segmen tulang rawan dan 2 pasang yang melayang.
Kartilago dari 6 iga memisahkan articulatio dari sternum, kartilago ketujuh
sampai sepuluh berfungsi membentuk tepi kostal sebelum menyambung
pada tepi bawah sternum
10
iga
bagian
bawah.
Otot
inspirasi
tambahan
yaitu
11
12
13
14
HEMATOTHORAX
1. Definisi
Hematothorax adalah akumulasi darah di rongga pleura. Sumber darah
mungkin dari dinding dada, parenkim paruparu, jantung atau pembuluh
darah besar. Kondisi biasanya merupakan akibat dari trauma tumpul atau
tajam.
2. Etiologi
Penyebab utama hematothoraks adalah trauma, seperti luka penetrasi pada
paru, jantung, pembuluh darah besar, atau dinding dada. Trauma tumpul pada
dada juga dapat menyebabkan hematothoraks karena laserasi pembuluh darah
internal. Secara umum, penyebab terjadinya Hematotoraks adalah sebagai
berikut :
a. Traumatis
Trauma tumpul.
15
Robeknya paru
Pecahnya pembuluh darah interkosta
Pecahnya a. mamaria interna
Pecahnya pembuluh darah dalam mediastinum
Dari jantung
Organ abdomen seperti lien, hepar, melalui diafragma
16
hemodinamik
bervariasi
tergantung
pada
jumlah
17
tetap
pada
sepenuhnya.
4. Diagnosis
Klasifikasi
hematotorak
Ukuran
Besarnya
Bayangan foto
Penanganan
Pemeriksaan
Kecil
rontgen
0-15%
fisik
Perkusi
pekak Gerakan
Sedang
15-35%
sampai iga IX
(fisioterapi)
Perkusi
pekak Aspirasi
dan
Berat
>35%
sampai iga VI
tranfusi
Perkusi
pekak Penyalir sekat air
sampai
iga IV
a. Klinis
18
cranial di
ruang
iga, tranfusi
aktif
antar
Jika cairan pada cavum pleura kurang dari 300 cc, tidak memberikan
tanda-tanda yang nyata. Bila lebih dari 500 cc akan memberikan kelainan
pada pemeriksaan fisik seperti penurunan pergerakan hemitoraks yang
saki, fremitus suara dan suara nafas melemah. Cairan pleura yang lebih
dari 1000 cc dapat menyebabkan dada cembung dan egofoni (dengan
syarat cairan tidak memenuhi seluruh rongga pleura). Cairan yang lebih
dari 2000 cc, akan memberikan tanda suara nafas melemah atau menurun,
mungkin menghilang sama sekali dan mediastinum terdorong ke paru
yang sehat.
b. Radiologis
Cairan yang kurang dari 300 cc, pada fluoroskopi maupun foto torak PA
tidak tampak. Mungkin kelainan yang tampak hanya berupa penumpulan
sinus kostofrenikus. Pada efusi pleura subpulmonal, meskipun cairan
pleura lebih dari 300 cc, sinus kostofrenikus tidak tampak tumpul tetapi
diafragma terlihat meninggi. Untuk memastikan dapat dilakukan foto
lateral sisi yang sakit.2,4
5. Diagnosis banding4
Etiologi
Cedera/tindak bedah
Kunci diagnosis
A : cedera tumpul atau tajam, tindak
Keganasan
bedah
G/T : nyeri dada atau punggung
D: mediastinum melebar, angiogram
G/T: nyeri dada, syok
P: adhesi robek, bula paru pecah
D: torakoskopi
D: sel maligna di cairan aspirasi,
Infark paru
TBC paru
biopsy (torkoskopi)
A: nyeri dada pada pernafasan
D: batang tahan asam di cairan atau
sputum
Periarteritis nodosa
P: penyakit sistemik
D: biopsy pleura, torakoskopi
A=anamnesis, G/T=gejala/tanda, D=diagnosis, P=patologi
19
6. Penatalaksanaan
Hemotoraks kecil, yaitu yang tampak sebagai bayangan kurang dari 15%
pada foto rontgen, cukup diobservasi dan tidak memerlukan tindakan khusus.
Hemotoraks sedang, artinya tampak bayangan menutup 15-30% pada foto
rontgen dipungsi dan penderita diberi tranfusi. Pada pungsi sedapat mungkin
dikeluarkan semua cairan. Jika ternyata terjadi kekambuhan, dipasang
penyalir sekat air
water seal drainage
Indikasi :
Pneumothorax
-
20
21
Thoracotomy
merupakan prosedur pilihan untuk operasi eksplorasi rongga dada ketika
hemothoraks massif atau terjadi perdarahan persisten. Thoracotomy juga
dilakukan ketika hemothoraks parah dan chest tube sendiri tidak dapat
mengontrol perdarahan sehingga operasi (thoracotomy) diperlukan untuk
menghentikan perdarahan. Perdarahan persisten atau berkelanjutan yang
segera memerlukan tindakan operasi untuk menghentikan sumber
perdarahan di antaranya seperti ruptur aorta pada trauma berat.
diindikasikan apabila :
Trombolitik agent
trombolitik agent digunakan untuk memecahkan bekuan darah pada chest
tube atau ketika bekuan telah membentuk massa di rongga pleura, tetapi
hal ini sangat berisiko karena dapat memicu terjadinya perdarahan dan
perlu tindakan operasi segera.4
7. Komplikasi
Komplikasi dapat berupa :
22
Pneumothorax.
Pneumonia.
Septisemia.
Syok.
23
DAFTAR PUSTAKA
1
Surgery scientific principle & practice, 4th ed. Lippincott Williams & wilkins
2 Alsagaff, H, Mukty, A. 2002. Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya:
3
24