Anda di halaman 1dari 60

1

UPAYA MENINGKATKAN MANAJEMEN WAKTU BELAJAR


MELALUI BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN
METODE PROJECT BASED LEARNING
PADA SISWA KELAS VIII
SMPN 2 PACE

Disusun Oleh:

Yeni Dwi Wibawaningsih, S.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
2022
2
3

BERITA ACARA SEMINAR HASIL PENELITIAN

Berkas Hasil Seminar Hasil Penelitian di Sekolah. Disesuaikan dengan kondisi sekolah

dengan berita acara.

Tantangan kepala sekolah, wakil kepala sekolah, maupun peserta yang hadir di sekolah.
4

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL 1
HALAMAN PENGESAHAN 2
BERITA ACARA SEMINAR HASIL PENELITIAN 3
DAFTAR ISI 4
DAFTAR TABEL 6
DAFTAR GAMBAR 7
RINGKASAN 8
BAB 1 PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Identifikasi Masalah 4
C. Batasan Masalah 4
D. Perumusan Masalah 4
E. Tujuan Penelitian 4
F. Manfaat Penelitian 4
BAB II KAJIAN TEORI 6
A. Tinjauan Teori Error! Bookmark not defined.
1. Error! Bookmark not defined.
2. Error! Bookmark not defined.
3. Error! Bookmark not defined.
B. Tinjauan Teori Error! Bookmark not defined.
1. Error! Bookmark not defined.
2. Error! Bookmark not defined.
3. Error! Bookmark not defined.
4. Error! Bookmark not defined.
C. Kerangka Berpikir 15
BAB III METODE PENELITIAN 17
A. Pendekatan Penelitian 17
B. Subjek Penelitian 17
C. Variabel Penelitian 17
5

D. Waktu Dan Tempat Penelitian 17


E. Perencanaan Tindakan 18
F. Pelaksanaan Tindakan 20
G. Observasi Dan Evaluasi 27
H. Refleksi 28
I. Teknik Pengumpulan Data 28
J. Teknik Analisis Data 31
DAFTAR PUSTAKA 34
6

DAFTAR TABEL

Tabel 3 1 Kisi-Kisi Lembar Observasi 29


Tabel 3 2 Alternatif Jawaban Skala 30
Tabel 3 3 Kisi-Kisi Skala Loneliness 30
7

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 1 Kerangka Berpikir 16


8

RINGKASAN

Ringkasan penelitian berisi 3 paragraf. Paragraf pertama berisi latar belakang


penelitian dan tujuan penelitian, serta kebermanfaatannya.

Paragraf kedua berisi rangkuman tinjauan pustaka dari setiap variable penelitian.

Paragraf ketiga berisi metode penelitian, variable, subjek, instrument, dan tahapan
penelitian tindakan. Serta analisis data.
9
1

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang pokok bagi siswa. Ini berarti
bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung
kepada bagaimana proses belajar yang dialami siswa sebagai anak didik. Tugas
utama seorang siswa di sekolah adalah belajar, dengan belajar siswa akan
berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuannya. Untuk dapat
mencapai hasil belajar yang baik, hal pertama yang dibutuhkan seorang siswa
adalah mampu dalam mengatur waktu untuk belajar, mampu memanfaatkan
waktu luang yang ia miliki.
Salah satu kelemahan sebagian siswa adalah kesulitan dalam mengatur
waktu untuk belajar. Seringkali masalah kekurangan waktu untuk belajar
dijadikan alasan tidak terselesaikannya tugas. Terutama ketika siswa
mengalami kenaikan kelas dari kelas VII ke kelas VIII, siswa akan
menyesuaikan dengan jadwal mata pelajaran yang semakin padat. Padahal
sesungguhnya mereka kurang memiliki keteraturan dan disiplin untuk
menggunakan waktunya secara efisien. Menurut Schunk (2012:545)
manajemen waktu belajar merupakan sebuah masalah bagi sebagian besar anak
dan bagi banyak orang dewasa. Konselor di sekolah mengetahui bahwa
manajemen waktu belajar merupakan penyebab dari banyak masalah akademis
yang dialami oleh murid. Waktu belajar yang baik dan tepat bagi setiap siswa
berbeda-beda. Perbedaan ini didasari oleh adanya kesibukan, alokasi waktu
yang ada, suasana belajar, dan kesiapan diri untuk belajar.
Manajemen waktu belajar merupakan perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan, dan pengawasan produktivitas waktu. Manajemen waktu belajar
adalah suatu kemampuan menggunakan waktu secara efektif dan efisien
sehingga tercapai suatu tujuan. Waktu adalah hidup, yang tidak dapat diubah
dan diganti. Menyia-nyiakan waktu berarti menyia-nyiakan hidup. Apalagi
menyia-nyiakan waktu belajar, sama halnya menyia-nyiakan masa depan.
2

Namun pada faktanya banyak siswa yang menyia-nyiakan waktu belajarnya,


atau kurang memiliki kemampuan dalam mengatur waktu belajar.
Fenomena yang terjadi di SMPN 2 Pace dan berdasarkan hasil
wawancara dengan guru BK bahwa ada beberapa siswa yang tidak mampu
mengatur waktu belajarnya. Hal ini ditandai dengan adanya siswa yang
mengalami penurunan nilai karena tidak dapat menentukan waktu belajarnya,
tidak belajar secara teratur, tidak memiliki jadwal belajar, lambat dalam
mengerjakan tugas, tidak tepat waktu dalam mengumpulkan tugas, tidak siap
dalam belajar, kurang bersemangat bahkan tidur ketika Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM) di kelas, dan masih banyak siswa yang terlambat bahkan
tidak berangkat sekolah karena kesiangan akibat tidur larut malam hanya
bermain HP/game, untuk guru BK sendiri masih kurangnya penanganan khusus
terhadap permasalahan siswa. Dengan fenomena di atas guru BK dapat
melakukan layanan bimbingan klasikal.
Bimbingan klasikal Menurut Ahmad Juntika Nurihsan dkk (2013:34)
merupakan layanan dasar bimbingan untuk membantu seluruh peserta didik
mengembangkan perilaku efektif dan keterampilan hidupnya yang mengacu
kepada tugas perkembangan peserta didik, layanan ini ditujukan untuk seluruh
peserta didik. Bimbingan klasikal merupakan suatu layanan yang bertujuan
untuk memberikan informasi dan dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi
oleh siswa. Bimbingan klasikal sangat penting bagi siwa, dengan adanya
bimbingan klasikal permasalahan yang dialami oleh siswa dapat teratasi
dengan baik.
Dengan adanya permasalahan manajemen waktu belajar akan di lakukan
bimbingan klasikal. Dalam melakukan bimbingan klasikal guru BK diharapkan
melakukannya dengan metode yang menarik dan inovatif supaya siswa merasa
antusias dan tidak jenuh. Guna menjawab kebutuhan layanan bimbingan dan
konseling, salah satu altrnatif pemecahan dilakukan melalui metode project
based learning.
Salah satu metode pembelajaran yang mungkin siswa belajar secara
optimal adalah metode pembelajaran Project Based Learning. Metode
3

pembelajaran ini merupakan metode pembelajaran berbasis proyek atau


menggunakan proyek (kegiatan) sebagai kegiatan inti pelajaran. Dalam
kegiatan ini, siswa melakukan eksplorasi, penilaian, interprensi, dan sintesis
informasi untuk memperoleh berbagai hasil belajar (pengetahuan,
keterampilan, sikap). Metode ini sangat cocok untuk meningkatkan manajemen
waktu belajar peserta didik, karena pada saat pembelajaran siswa juga
membuat sebuah proyek pohon waktu dimana siswa bisa mengerti kegiatan
yang harus diutamakan dan kegiatan yang tidak terlalu penting sehingga
mereka lebih mudah dalam meningkatkan manajemen waktu belajarnya.
Berdasarkan paparan latar belakang di atas, pentingnya guru BK dalam
memberikan layanan bimbingan klasikal dengan metode Project Based
Learning terkait permasalahan yang dialami siswa yaitu ada beberapa siswa
yang tidak mampu mengatur waktu belajarnya. Hal ini ditandai dengan adanya
siswa yang mengalami penurunan nilai karena tidak dapat menentukan waktu
belajarnya, tidak belajar secara teratur, tidak memiliki jadwal belajar, lambat
dalam mengerjakan tugas, tidak tepat waktu dalam mengumpulkan tugas, tidak
siap dalam belajar, kurang bersemangat bahkan tidur ketika Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM) di kelas dan masih banyak siswa yang terlambat bahkan tidak
berangkat sekolah karena kesiangan akibat tidur larut malam hanya bermain
HP/game, peneliti ingin memanfaatkan layanan bimbingan klasikal dengan
metode project based learning untuk meningkatkan manajemen waktu belajar.
Maka dari itu, peneliti mencoba merumuskan sebuah penelitian dengan judul
“Upaya Meningkatkan Manajemen Waktu Belajar Melalui Bimbingan Klasikal
Dengan Metode Project Based Learning Pada Siswa Kelas VIII SMPN 2 Pace.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas,
maka peneliti dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Siswa mengalami penurunan pada
nilai karena tidak belajar secara teratur, tidak siap dalam belajar, kurang
bersemangat bahkan tidur ketika Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
4

2. Masih adanya siswa yang terlambat


bahkan tidak masuk sekolah karena kesiangan akibat tidur terlalu malam
hanya untuk bermain HP/game.
3. Masih kurangnya penangan khusus
terhadap permalasahan siswa.

C. Batasan Masalah
Pembatasan masalah dilakukan untuk memfokuskan obejek penelitian
supaya permasalah yang akan dikaji tidak terlalu luas, maka batasan masalah
pada penelitian ini adalah:
1. Bimbingan klasikal dengan model project based learning digunakan
untuk meningkatkan manajemen waktu belajar siswa
2. Siswa kelas VIII E SMP Negeri 2 Pace yang memiliki perilaku
manajemen waktu belajar rendah menjadi subjek pada penelitian ini

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah yang
diajukan dalam penenilitian ini adalah ingin mengetahui tentang: dapat
mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana implementasi layanan bimbingan klasikal dengan metode
project based learning?
2. Apakah layanan bimbingan klasikal dengan metode project based learning
efektif untuk meningkatkan manajemen waktu belajar siswa?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengetahui implementasi layanan bimbingan klasikal dengan
metode project based learning.
5

2. Untuk mengetahui layanan bimbingan klasikal dengan metode project


based learning efektif dalam meningkatkan manajemen waktu belajar
siswa

F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan dari tujuan penelitian yang telah diuraikan di atas, maka
diharapkan hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat, baik secara teoritis
maupun secara praktis, adapun manfaat dari penelitian ini yaitu:
1. Manfaat Teoritis
a. Mendapatkan pengetahuan atau teori baru tentang peningkatan
manajemen waktu belajar melalui layanan bimbingan klasikal dengan
model project based learning.
b. Sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Kepala Sekolah
Sebagai bahan masukan atau evaluasi terhadap kinerja guru bimbingan
dan konseling untuk meningkatkan manajemen waktu belajar pada
siswa.
b. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling
Hasil dari penelitian ini diharapkan dijadikan bahan kajian dan
pertimbangan demi evaluasi perbaikan mengenai meningkatnya
manajemen waktu belajar pada siswa.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Memberikan dasar dan pengembangan penelitian dalam memahami

lebih mendalam bagaimana meneliti meningkatkan manajemen waktu

belajar pada siswa


6

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Manajemen Waktu Belajar


1. Pengertian Manajemen Waktu Belajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2014) Manajemen secara
umum dapat diartikan sebagai penggunaan sumber daya secara efektif
untuk mencapai sasaran lalu waktu dapat diartikan sebagai seluruh
rangkaian saat ketika proses, perbuatan, atau keadaan berada atau
berlangsung.
Menurut Puspitasari (2013) Manajemen waktu belajar adalah
pengaturan diri dalam menggunakan waktu seefektif dan seefisien mungkin
dengan melakukan perencanaan, penjadwalan, mempunyai kontrol atas
waktu, selalu membuat prioritas menurut kepentingannya, serta keinginan
untuk terorganisasi yang dapat dilihat dari perilaku belajar dari seorang
siswa.
Berdasarkan penjelasan mengenai manajemen waktu belajar di atas,
maka dalam penelitian ini yang berkaitan dengan judul penelitian bahwa
manajemen waktu belajar yaitu sesuatu hal yang berkaitan dengan belajar
siswa sehingga adanya perubahan-perubahan dalam proses belajar siswa.
Dalam manajemen waktu belajar bertujuan untuk mencapai suatu cita-cita
dengan hasil yang baik.
2. Aspek Manajemen Waktu Belajar
Menurut Macan dalam (Nisa, 2019) manajemen waktu dibagi
menjadi empat aspek, yaitu :
a. Menetapkan tujuan dan prioritas (setting goals and priorities)
Menetapkan aktivitas yang akan dilakukan dan meninjau
kembali tujuan yang akan diperoleh baik jangka Panjang maupun
jangka panjangnya, menentukan dan melakukan prioritas kegiatan,
adanya batas waktu, memanfaatkan waktu luang dan mengelompokan
7

tugas agar lebih mudah dikerjakan.


b. Rencana dan penjadwalan (planning and scheduling)
Aktivitas yang berkaitan dengan mengatur waktu, membuat
daftar yang akan dilakukan, membuat jadwal mingguan dan
menggunakan buku agenda.
c. Kemampuan mengendalikan waktu (perceived control of time)
Time attitude yang berkaitan dengan efikasi diri dan mengarah
pada keyakinan atau cara pandang individu tentang bagaimana
kemampuannya dalam mengendalikan dan menggunakan waktu yang
ada secara efektif.
d. Preferensi untuk terorganisasi (preference for organization)
Menekankan pada keinginan untuk menyusun tugasnya agar
terselesaikan. Tugas disusun secara terjadwal dan melakukan
pengecekan pada setiap minggu untuk mengetahui kegiatan apa saja
yang telah tercapai.
3. Teknik Memanfaatkan Manajemen Waktu Belajar
Teknik-teknik dalam memanfaatkan waktu belajar untuk siswa
(Nurhidayati, 2016) menyebutkan ada empat teknik dalam memanfaatkan
manajemen waktu untuk belajar:
a. Seorang siswa hendaknya menetapkan mata pelajaran yang akan
dipelajari setiap hari sekurang - kurangnya dua atau empat mata
pelajaran setiap harinya
b. Siswa mempelajari dua atau empat mata pelajaran yang telah di
pilih
c. Siswa mengatur lamanya waktu belajar dengan baik pada saat
belajar, sehingga belajar dapat berjalan dengan efektif.
d. Belajar secara intensif untuk menguasai suatu mata pelajaran.

Teknik ini digunakan untuk mempelajari mata pelajaran yang


dianggap sulit sehingga memperlukan teknik khusus untuk mempelajari
dan memahami pelajaran tersebut.
8

4. Faktor Tercapainya Manajemen Waktu Belajar


Menurut Nurhidayati (2016) menjelaskan beberapa faktor yang
menentukan tercapainya proses manajemen waktu belajar siswa adalah
sebagai berikut:
a. Faktor dalam diri yang melakukan kesalahan. Individu menyadari
kesalahan yang telah diperbuatnya dan mencoba untuk memperbaiki
kesalahan yang telah dilakukan.
b.Faktor pandangan hidup (life way). Individu harus memiliki cara bahwa
hidup itu harus memiliki tujuan yang akan dicapai.
c. Faktor lingkungan sekolah, faktor lingkungan sangat mempengaruhi
individu untuk berkembang dan maju.
Pemahaman terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
manajemen waktu, dapat dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan
kemampuan siswa menggunakan waktunya dalam melaksanakan
kegiatan baik di sekolah maupun di lingkungan luar.

B. Bimbingan Klasikal
1. Pengetian Bimbingan Klasikal
Ziomek & Daigel (2016:61), mengemukakan bahwa program
bimbingan klasikal adalah imperatif bagi konselor yang bertanggung
jawab untuk menangani masalah yang berkaitan dengan perkembangan
akademik, karir dan sosial/ emosional seluruh siswa.
Departemen Pendidikan Nasional (2007:224), mengemukakan
bimbingan klasikal adalah program yang dirancang menuntut konselor
untuk melakukan kontak langsung dengan para peserta didik di kelas.
Secara terjadwal konselor memberikan pelayanan bimbingan kepada para
peserta didik. Kegiatan bimbingan kelas ini bisa berupa diskusi kelas atau
brain atroming (curah pendapat). Menurut Novitasari (2016:86) layanan
bimbingan klasikal adalah layanan yang menjadi dasr yang sudah
9

semestinya guru bimbingan dan konseling mempersiapkannya untuk


disampaikan kepada sekelompok/kelas siswa bimbingannya, tanpa
memandang siswa yang bermasalah atau tidak bermasalah.
Dari pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa bimbingan
klasikal merupakan suatu layanan yang bertujuan untuk memberikan
informasi dan dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh siswa.
2. Tujuan Bimbingan Klasikal
Menurut Supriyatna (2013:69) tujuan dari bimbingan klasikal
adalah (1) memiliki kesadaran (pemahaman) tentang diri dan
lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, sosial-budaya, dan agama), (2)
mampu mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung
jawab atau seperangkat tingkah laku tepat (memadai) bagi penyesuaian
dirinya dengan lingkungannya, (3) mampu menangani atau memenuhi
kebutuhan dan masalahanya, dan (4) mampu mengembangkan dirinya
dalam rangka mencapai tujuan hidupnya.
3. Fungsi Bimbingan Klasikal
Menurut Sukardi dan Kusumawati (dalam Febrita, 2014: 29) fungsi
bimbingan klasikal adalah:
1)Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan yang membantu siswa agar
memiliki pemahaman terhadap diri dan orang lain. Berdasarkan
pemahaman ini siswa mampu mengembangkan potensi dirinya secara
optimal serta dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara
baik.
2)Fungsi pencegahan, yaitu fungsi bimbingan yang akan menghasilkan
tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan
yang mungkin timbul, yang dapat menganggu, menghambat ataupun
menimbulkan kesulitan dan kerugian-kerugian tertentu dalam proses
perkembangannya.
3)Fungsi pengentasan, yaitu fungsi bimbingan yang akan menghasilkan
terentasnya permasalahan sosial yang dialami oleh peserta didik.
4)Fungsi pengembangan, yaitu fungsi bimbingan yang lebih proaktif dari
fungsi-fungsi lainnya. Diharapkan dapat berkembangnya potensi dan
1

kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya secara


mantap dan berkelanjutan.
4. Pelaksanaan Bimbingan Klasikal
Menurut Tohirin (Febrita, 2014: 30) bimbingan klasikal layanan
informasi bidang sosial diberikan secara klasikal. Langkah-langkah
pelaksanaan bimbingan klasikal yaitu:
a. Pendahuluan. Sebelum melakukan bimbingan klasikal guru pembimbing
harus bisa mengenali suasana terlebih dahulu. Agar nantinya bimbingan
klasikal dapat berjalan dengan baik, maka peneliti bisa mencairkan
suasana dengan menyapa siswa terlebih dahulu, mengadakan apresiasi
dan pre-test.
b.Inti. Dalam kegiatan bimbingan klasikal guru pembimbing menjelaskan
materi yang diberikan kepada siswa secara rinci, guru pembimbing
dituntut untuk memahami dan menguasai keterampilan-keterampilan
dalam pemberian layanan klasikal, diantaranya keterampilan bertanya,
memberikan penguatan, keterampilan memberikan variasi, keterampilan
menjelaskan dan keterampilan mengelola kelas.
c. Penutup. Sebelum kegiatan bimbingan klasikal diakhiri, peneliti
mengadakan tanya jawab kepada siswa untuk mengetahui sejauh mana
siswa memperhatikan materi yang disampaikan, menyimpulkan materi
yang telah dibahas itu sangat perlu untuk mengetahui sejauh mana respon
dari siswa.
1

C. Kerangka Berpikir
Tugas utama seorang siswa di sekolah adalah belajar. Untuk dapat
mencapai hasil belajar yang baik, hal pertama yang dibutuhkan seorang siswa
adalah mampu dalam mengatur waktu untuk belajar. Salah satu kelemahan
sebagian siswa adalah kesulitan dalam mengatur waktu untuk belajar.
Seringkali masalah kekurangan waktu untuk belajar dijadikan alasan tidak
terselesaikannya tugas. Terutama ketika siswa mengalami kenaikan kelas dari
kelas VII ke kelas VIII, siswa akan menyesuaikan dengan jadwal mata
pelajaran yang semakin padat. Padahal sesungguhnya mereka kurang memiliki
keteraturan dan disiplin untuk menggunakan waktunya secara efisien.
Menurut Schunk (2012:545) manajemen waktu belajar merupakan
sebuah masalah bagi sebagian besar anak dan bagi banyak orang dewasa.
Manajemen waktu belajar adalah suatu kemampuan menggunakan waktu
secara efektif dan efisien sehingga tercapai suatu tujuan. Namun pada faktanya
banyak siswa yang menyia-nyiakan waktu belajarnya, atau kurang memiliki
kemampuan dalam mengatur waktu belajar.
Fenomena yang terjadi di SMPN 2 Pace dan berdasarkan hasil
wawancara dengan guru BK bahwa ada beberapa siswa yang tidak mampu
mengatur waktu belajarnya. Hal ini ditandai dengan adanya siswa yang
mengalami penurunan nilai karena tidak dapat menentukan waktu belajarnya,
tidak belajar secara teratur, tidak memiliki jadwal belajar, lambat dalam
mengerjakan tugas, tidak tepat waktu dalam mengumpulkan tugas, tidak siap
dalam belajar, kurang bersemangat bahkan tidur ketika Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM) di kelas, dan masih banyak siswa yang terlambat bahkan
tidak berangkat sekolah karena kesiangan akibat tidur larut malam hanya
bermain HP/game, untuk guru BK sendiri masih kurangnya penanganan khusus
terhadap permasalahan siswa. Dengan fenomena diatas guru BK dapat
melakukan layanan bimbingan klasikal dengan metode project based learning.
Menurut Ahmad Juntika Nurihsan dkk (2013:34) layanan dasar
bimbingan untuk membantu seluruh peserta didik mengembangkan perilaku
efektif dan keterampilan hidupnya yang mengacu kepada tugas perkembangan
1

peserta didik, layanan ini ditujukan untuk seluruh peserta didik. Layanan
bimbingan klasikal dengan metode project based learning merupakan metode
pembelajaran berbasis proyek atau menggunakan proyek (kegiatan) sebagai
kegiatan inti pelajaran. Dalam kegiatan ini, siswa melakukan eksplorasi,
penilaian, interprensi, dan sintesis informasi untuk memperoleh berbagai hasil
belajar (pengetahuan, keterampilan, sikap). Metode ini sangat cocok untuk
meningkatkan manajemen waktu belajar peserta didik, karena pada saat
pembelajaran siswa juga membuat sebuah proyek pohon waktu dimana siswa
bisa mengerti kegiatan yang harus diutamakan dan kegiatan yang tidak terlalu
penting sehingga mereka lebih mudah dalam meningkatkan manajemen waktu
belajarnya.

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir

Siswa yang mengalami penurunan nilai karena


Manajemen waktu tidak dapat menentukan waktu belajarnya, tidak
belajar siswa belajar secara teratur, tidak memiliki jadwal
belajar, lambat dalam mengerjakan tugas, tidak
tepat waktu dalam mengumpulkan tugas, tidak
siap dalam belajar, kurang bersemangat bahkan
tidur ketika KBM di kelas

Layanan bimbingan klasikal dengan metode project based learning

Peningkatan manajemen waktu belajar siswa


1

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan bimbingan konseling.
Penelitian tindakan bimbingan pada dasarnya mengikuti prosedur penelitian
tindakan kelas (PTK) dengan fokus penelitian dalam bimbingan dan
konseling. Menurut Arikunto (2017:3) menyatakan bahwa ada tiga pengertian
penelitian tindakan kelas yang dapat diterangkan, yaitu: (1) Penelitian,
menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan
cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi
yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat
dan penting bagi peneliti; (2) Tindakan, menunjuk pada sesuatu gerak
kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, dalam penelitian
berbentuk rangkaian siklus kegiatan siswa; (3) Kelas, yaitu sekelompok siswa
dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama, menerima pelajaran
yang sama dari guru yang sama pula. Kelas disini bukan terbatas pada sebuah
ruangan kelas, tetapi dimanapun tempatnya, yang penting terdapat
sekelompok anak yang sedang belajar.
Dari pengertian tiga pengertian tersebut dapat disimpulkan penelitian
tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa
sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam kelas secara
bersama. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan kolaboratif, artinya
peneliti tidak bekerja sendiri namun bekerjasama dengan Guru BK. Guru BK
melakukan tindakan sedangkan peneliti melakukan pengamatan. Tindakan
tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru untuk dilakukan
oleh siswa.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kunatitatif
deskriptif. Hal ini dikarenakan tujuan dalam penelitian ini untuk
mendeskripsikan implementasi layanan bimbingan klasikal dengan metode
project based learning dan untuk mengetahui layanan bimbingan klasikal
1

dengan metode project based learning efektif dalam meningkatkan


manajemen waktu belajar siswa.

B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-E SMP Negeri 2 Pace
Tahun pelajaran 2021/2022 yang berjumlah 32 siswa terdiri dari 16 siswa
laki-laki dan 16 siswa perempuan. Kelas tersebut diambil berdasarkan kriteria
siswa yang tidak dapat memanfaatkan waktu dengan baik, yaitu: 1) siswa
sering terlambat, 2) siswa tidak mengerjakan tugas sekolah, 3) siswa sering
tidur di kelas.
Hal ini didukung dari hasil wawancara dengan Guru BK yang
menyatakan bahwa beberapa siswa dikelas tersebut tidak mampu mengatur
waktu belajarnya. Hal ini ditandai dengan tidak dapat menentukan waktu
belajarnya, tidak belajar secara teratur, tidak memiliki jadwal belajar, lambat
dalam mengerjakan tugas, tidak tepat waktu dalam mengumpulkan tugas,
tidak siap dalam belajar, kurang bersemangat bahkan tidur ketika Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM) di kelas, dan masih banyak siswa yang terlambat
bahkan tidak berangkat sekolah karena kesiangan akibat tidur larut malam
hanya bermain HP/game.

C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian terbagi dari dua variable yaitu variable bebas dan
variabel terikat.
1. Variabel bebas yaitu layanan
bimbingan klasikal dengan model project based learning
2. Variabel terikat yaitu manajemen
waktu belajar siswa
1

D. Waktu Dan Tempat Penelitian


1. Waktu penelitian.
Adapun penelitian dilaksanakan, pada semester ganap tahun
pelajaran 2021/2022. Dilaksanaan pada tanggal 14 Maret – 17 Mei 2022.
a. Pre test : Maret 2022
b. Siklus I : Maret 2022
c. Pos test I : April 2022
d. Siklus II : Mei 2022
e. Pos test II : Mei 2022
2. Tempat penelitian.
Seeting penelitian ini berada di SMP Negeri 2 Pace dengan
menggunakan setting di dalam kelas yang menjadi tempat pelaksanaan
layanan bimbingan klasikal dengan model project based learning yang
dilakukan secara tatap muka atau luring.
E. Perencanaan Tindakan
Penelitian ini menggunakan teknik penelitian tindakan kelas yang
dilakukan dalam dua siklus tindakan. Model penelitian tindakan kelas yang
digunakan dari Kemmis dan Mc Taggart dalam Fitri (2015:10) yaitu
berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus berikutnya. Setiap siklus
meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini:

Perencanaan

Refleksi Siklus I Pelaksanaan

Observasi

Perencanaan

Siklus II Pelaksanaan
Refleksi

Observasi

Gambar 3.1 Model Penelitian Tidakan Kelas


1

Penjelasan alur penelitian tindakan kelas diatas adalah sebagai berikut:


1. Perencanaan Tindakan
a. Membuat RPL layanan bimbingan klasikal dengan model project
based learning
b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan
c. Mempersiapkan instrument untuk merekam dan menganalisa data
mengenai proses dan hasil tindakan
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan yang meliputi siapa melakukan apa, kapan,
dimana dan bagaimana melakukanya. Skenario tindakan yang telah
direncanakan, dilaksanakan dalam situasi yang aktual. Pada saat
bersamaan kegiatan ini juga disertai dengan kegiatan observasi dan
interpretasi.
3. Observasi
Pada bagian observasi, dilakukan perekaman data yang meliputi
proses dan hasil dari pelaksanaan kegiatan. Tujuan dilakukannya
pengamatan adalah untuk pengumpulan bukti hasil tindakan agar dapat
dievaluasi dan dijadikan landasan dalam pelaksanaan refleksi.
4. Refleksi
Pada bagian relfeksi dialkuakan analisis mengenai proses, masalah
dan hambatan yang dijumpai dan dilanjutkan dengan refleksi terhadap
dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan

Setelah menjalankan siklus pertama, peneliti menemukan tingkat


keberhasilan dan kegagalan layanan yang mengganggu proses layanan
selama fase refleksi atau evaluasi. Setelah evaluasi atau refleksi, peneliti
dapat melanjutkan pengabdian pada siklus kedua. Berdasarkan hasil penilaian
siklus, peneliti membuat desain untuk siklus kedua.
Tahapan siklus kedua sama dengan tahapan siklus pertama.
Perbedaannya hanya terpadat pada peneliti membuat desain untuk siklus
kedua berdasarkan hasil evaluasi atau refleksi pada siklus pertama. Ketika
1

peneliti menyelesaikan siklus kedua, peneliti melihat kembali hasil siklus


kedua. Jika hasil evaluasi sama dan dikatakan meningkat, maka dilakukan
pemantapan. Integrasi ini menunjukkan bahwa pemberian layanan bimbingan
klasikal dengan model project based learning dapat meningkatkan manajemen
waktu belajar siswa.

F. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan dan perbaikan pembelajaran melalui penelitian
tindakan kelas (PTK) dilakukan saat kegiatan belajar mengajar berlangsung,
adapun tahapanya adalah sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Perencanaan
Sebelum melakukan tindakan seorang peneliti harus terlebih dahulu
melakukan perencanaan, aktifitas dan persiapan yang diperlukan
dalam penelitian ini, sebagai berikut:
1) Menyiapkan RPL layanan bimbingan klasikal dengan metode
project based learning untuk 1 siklus.
2) Menyediakan angket manajemen waktu siswa di sekolah.
3) Menetapkan target keberhasilan
4) Menyediakan format penilaian proses layanan.
5) Alat dokumentasi kegiatan layanan
6) Penentuan jadwal dan tempat layanan.
b. Tindakan
Tindakan merupakan implementasi dari perencanaan yang telah
dibuat, dalam penelitian tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah kegiatan layanan bimbingan klasikal dengan metode project
based learning yang dilakukan peneliti dengan siswa yang bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan manajemen waktu siswa kelas VIII-
E. Kegiatan ini direncanakan dua kali pertemuan, tahap layanan
bimbingan klasikal dengan metode project based learning dapat
dilaksanakan dengan langkah sebagai berikut:
1

1) Tahap Pendahuluan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai
berikut: a). mengucapkan salam, b). membaca doa, c) memberikan
ice breaking, d). menyampaikan pengertian bimbingan klasikal,
dan tujuan bimbingan klasikal, e). menyampaikan asas bimbingan
klasikal (asas keterbukaan, asas keaktifan, asas kesukarelaan, asas
kenormatifan, f). pembentukan kelompok, g) menjelaskan
langkah-langkah metode project based learning yang akan
dijalani.
2) Tahap Kegiatan Inti
Pada tahap kegiatan ini peneliti menggunakan layanan
bimbingan klasikal dengan metode project based learning, adapun
tahapan tersebut berdasarkan dalam pelaksanaan tahapan ini guru
akan mengemukakan suatu masalah atau topik yang akan dibahas
secara bersama. Tanya jawab antar siswa dengan guru tentang hal-
hal yang belum jelas mengenai topik permasalahan yang akan
dibahas. Pada penelitian ini siswa akan membahas topik umum
atau tugas secara mendalam dan tuntas. membimbing proses
pemaparan proyek, menanggapi hasil
3) Tahap Penutupan
Tahap ini merupakan tahap penutup dalam kegiatan layanan
bimbingan klasikal dengan metode project based learning. Dalam
kegiatan ini guru melakukan beberapa kegiatan diantaranya: a)
guru dan siswa mengemukakan kesan dan hasil kegiatan, b)
merencanakan kegiatan lanjutan, c) menyampaikan pesan dan
harapan, d) membaca doa, e) salam.
c. Observasi
Observasi atau pengamatan bertujuan untuk mengumpulkan data
dan informasi selama proses tindakan yang dilakukan. Observasi yang
dilakukan untuk melihat respon siswa dan situasi pelaksanaan layanan
1

bimbingan klasikal dengan metode project based learning dan melihat


hambatan-hambatan yang terjadi selama proses tindakan berlangsung.
d. Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan setelah kegiatan pengamatan, dalam
refleksi kegiatan yang dilakukan adalah menilai tindakan yang sudah
dilaksanakan, jika hasil yang diperoleh belum mencapai target yang
telah ditetapkan, maka kegiatan dilanjutkan pada siklus II. Sehingga
hasil tindakan berikutnya lebih baik dari pada tindakan sebelumnya.
2. Siklus II
a. Perencanaan
Pada tahap ini, peneliti mempersiapkan kegiatan untuk
menindak lanjuti hasil tindakan pada siklus I. Aktifitas dan pesiapan
yang diperlukan dalam penelitian ini, sebagai berikut:
1) Menyiapkan RPL layanan bimbingan klasikal dengan metode
project based learning untuk siklus 2.
2) Menyediakan angket manajemen waktu siswa di sekolah.
3) Menetapkan target keberhasilan
4) Menyediakan format penilaian proses layanan.
5) Alat dokumentasi kegiatan layanan
6) Penentuan jadwal dan tempat layanan.
b. Tindakan
Kegiatan ini direncanakan dua kali pertemuan, tahap layanan
bimbingan klasikal dengan metode project based learning dapat
dilaksanakan dengan langkah sebagai berikut:
1) Tahap Pendahuluan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai
berikut: a). mengucapkan salam, b). membaca doa, c) memberikan
ice breaking, d). menyampaikan pengertian bimbingan klasikal,
dan tujuan bimbingan klasikal, e). menyampaikan asas bimbingan
klasikal (asas keterbukaan, asas keaktifan, asas kesukarelaan, asas
kenormatifan, f). pembentukan kelompok, g) menjelaskan
2

langkah-langkah metode project based learning yang akan


dijalani.
2) Tahap Kegiatan Inti
Pada tahap kegiatan ini peneliti menggunakan layanan
bimbingan klasikal dengan metode project based learning, adapun
tahapan tersebut berdasarkan dalam pelaksanaan tahapan ini guru
akan mengemukakan suatu masalah atau topik yang akan dibahas
secara bersama. Tanya jawab antar siswa dengan guru tentang hal-
hal yang belum jelas mengenai topik permasalahan yang akan
dibahas. Dalam tahapan ini siswa akan membahas topik umum
atau tugas secara mendalam dan tuntas.
3) Tahap Penutupan
Tahap ini merupakan tahap penutup dalam kegiatan layanan
bimbingan klasikal dengan metode project based learning. Dalam
kegiatan ini guru melakukan beberapa kegiatan diantaranya: a)
guru dan siswa mengemukakan kesan dan hasil kegiatan, b)
merencanakan kegiatan lanjutan, c) menyampaikan pesan dan
harapan, d) membaca doa, e) salam.
c. Observasi
Observasi atau pengamatan bertujuan untuk mengumpulkan data
dan informasi selama proses tindakan yang dilakukan. Observasi yang
dilakukan untuk melihat respon siswa dan situasi pelaksanaan layanan
bimbingan klasikal dengan metode project based learning serta
melihat hambatan-hambatan yang terjadi selama proses tindakan
berlangsung.
d. Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan setelah kegiatan pengamatan, dalam
refleksi kegiatan yang dilakukan adalah menilai tindakan yang sudah
dilaksanakan untuk selanjutnya membandingkan antara tindakan pada
siklus I dengan tindakan pada siklus II.
2

G. Observasi Dan Evaluasi


Selama proses layanan berlangsung, peneliti melakukan observasi
sehingga diperoleh hasil dari pengamatan tersebut berupa data yang
nantinya akan dianalisis sehingga peneliti dapat melakukan tindakan
perbaikan di siklus berikutnya. Pada tahap ini, pengamat dengan bantuan
teman sejawat mengamati semua proses kegiatan layanan dengan mengacu
pada lembar observasi. Lembar observasi dalam penelitian ini berupa chek
list, dimana observer memberikan yanda centang kepada lembar observasi
pada indikator yang muncul pada saat pembelajaran berlangsung. Pedoman
pembauatan lembar observasi dalam penelitian ini terdiri dari dua indikator
yaitu respon siswa dan situasi pelaksanaan layanan bimbingan klasikal
dengan metode project based learning.

H. Refleksi
Dalam refleksi, peneliti bersama teman sejawat telah mengadakan
pengamatan, mengadakan diskusi mengenai hasil penerapan yang sudah
dilaksanakan. Jika ada kegagalan harus ada penjelasan secara konkret. Data,
informasi dan penjelasan ini sangat bermanfaat untuk melaksanakan tindakan
berikutnya apabila hasilnya belum signifikan. Hasil kerja kolaborasi dalam
kegiatan ini sebagai bahan untuk menyusun tindakan berikutnya dalam siklus
II.

I. Teknik Pengumpulan Data


Menurut Sugiyono (2017) teknik pengumpulan data merupakan langkah
yang paling penting dan strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari
penelitian adalah mendapatkan data. Di dalam penelitian ini peneliti
menggunakan metode pengumpulan data berupa skala psikologis, observasi
dan dokuentasi secara lebih jelas sebagai berikut :
1. Skala Psikologi
Skala psikologi adalah seperangkat pertanyaan yang disusun untuk
mengukur serta mengidentifikasi atribut psikologis responden (Azwar,
2

2013:17). Penskala psikologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah


penskalaan respon (likert) yang mana bertujuan untuk meletakkan respon
dalam sebuah kontinum. Misalnya penskalaan respon kesesuaian
karakteristik individu pada pernyataan. Skala psikologis dalam penelitian
ini adalah skala menajemen waktu.
Skala manajemen waktu digunakan untuk mengidentifikasi
manajemen waktu siswa. Skala manajemen waktu menggunakan skala
respon (likert). Menurut Sugiyono (2017:46) fungsi skala likert adalah
untuk mengukur sikap seseorang. Variabel yang digunakan dijabarkan
dalam bentuk indikator. Indikator tersebut dijadikan sebagai tolak ukur
dalam menyusun item pernyataan atau pertanyaan. Instrumen ini dapat
dibuat dalam bentuk cheklist. Kemudian untuk analisis kuantitatif jawaban
diberi skor.
Tabel 3.1
Ketentuan Pemberian Skor Skala Manajemen Waktu
Skala Pernyataan
Favorable Unfavorable
Sangat Sesuai 4 1
Sesuai 3 2
Kurang Sesuai 2 3
Tidak Sesuai 1 4

Berdasarkan definisi operasional, penyusun menyusun instrumen


penelitian yang disusun berupa pernyataan–pernyataan mengenai
manajemen waktu. Adapun kisi-kisi skala manajemen waktu adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.2
Kisi-kisi Skala Manajemen Waktu
Aspek Pernyataan
No Manajemen Indikator
Favorable Unfavorable
Waktu
1. Menetapkan a. Mempunyai tujuan dari kegiatan 1, 2 3
tujuan dan atau tugas yang di lakukan.
prioritas b. Menentukan kebutuhan yang 4, 5 6
ingin dicapai.
c. Mengidentifikasi tugas atau 7, 8 9
kegiatan yang penting dan tidak
2

Aspek Pernyataan
No Manajemen Indikator
Favorable Unfavorable
Waktu
penting maupun tugas atau
kegiatan yang mendesak dan
tidak mendesak
d. Menyisihkan lebih banyak 10, 11 12
waktu pada tugas atau kegiatan
yang di prioritaskan.
2. Perencanaan a. Membuat daftar harian. 13 14
dan b. Membuat jadwal harian, 15, 16, 19, 20
penjadwalan mingguan dan bulanan. 17, 18
c. Menggunakan buku agenda. 21 22
3. Kemampuan a. Keyakinan mengenai 23
mengendalik kemampuan mempengaruhi
an waktu waktu yang di habiskan.
b. Menggunakan waktu secara 24, 26 25, 27
efisien.
c. Mengelolah stress. 28 29
d. Bersikap asertif. 30
4. Preferensi a. Menggunakan catatan 31
untuk penggunaan waktu (buku
teroganisasi. catatan mengenai waktu yang
sudah terpakai).
b. Mengevaluasi pengunaan 32, 33 34
waktu.

Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi.


Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.
Menurut Arikunto (2014:211), validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Pada
penelitian ini untuk mengetahui kevalidan suatu instrument dalam penelitian
ini peneliti menggunakan bantuan SPSS 24 For Windows.
a. Uji Validitas Instrumen
Validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kevalidan instrumen.
Instrumen dikatakan valid apabila terdapat kesamaan antara data yang
terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang
diteliti (Sugiyono, 2017:64). Uji validitas diperlukan dalam penelitian
ilmiah yang merupakan dasar untuk mempercayai bahwa instrumen
tersebut benar-benar layak digunakan dalam penelitian. Uji validitas yang
2

digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas variabel butir soal.
Pengujian validitas menggunakan bantuan computer dengan aplikasi
SPSS 24 For Windows dengan rumus korelasi product moment.
Setelah diperoleh harga rhitung, selanjutnya masing-masing item
dibandingkan dengan nilai rtabel dengan taraf signifikansi 5%. Kriteria
menentukan validitas instrument ini :
1) Apabila rhitung ≥ rtabel maka dapat dikatakan item tersebut
dikategorikan valid.
2) Apabila rhitung < rtabel maka dapat dikatakan item tersebut
dikategorikan tidak valid.
Pelakasanaan uji coba skala manajemen waktu dilaksanakan pada
16 Februari 2022 pada siswa kelas VIII-C sebanyak 33 siswa. Terdapat
34 butir pernyataan pada skala manajemen waktu yang diuji cobakan dan
diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3.3
Ringkasan Hasil Uji Validitas Instrumen
Status Item Jumlah Item
1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 31 item
Valid 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25,
26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, dan 33
Tidak Valid 12, 14 dan 34 4 item

Berdasarkan tabel 3.3 diperoleh dari 34 butir pernyataan terdapat


31 butir pernyataan yang valid dan 3 butir pernyataan yang tidak valid.
Dengan demikian peneliti hanya menggunakan 31 butir pernyataan yang
valid dan 3 butir pernyataan yang tidak valid digugurkan.
b. Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas adalah menunjukkan pada tingkat keterdalaman
sesuatu. Data yang reliabel adalah data yang dihasilakan dapat dipercaya
dan diandalkan. Untuk mengukur reliabelitas instrument dalam penelitian
ini menggunakan rumus Alpha Cronbac’s. Menurut Arikunto (2014:99),
mengemukakan bahwa rumus Alpha Cronbac’s digunakan untuk mencari
reliabelitas instrument yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau
2

soal dalam bentuk uraian. Pengujian reliabilitas menggunakan bantuan


computer dengan aplikasi SPSS 24 For Windows dengan rumus Alpha
Cronbach.
Menurut Nunnally dalam Ghozali, (2016:42) suatu variabel
dikatakan reliabel jika memberikan nilai α > 0,70. Setelah diperoleh
nilai alpha, selanjutnya masing-masing item dibandingkan 0,7 Kriteria
menentukan reliabilitas instrument ini :
a. Jika nilai alpha ≥ 0,7 maka alat ukur tersebut reliabel.
b. Jika nilai alpha < 0,7 maka alat ukur tersebut tidak reliabel.
Tabel 3.4
Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Nilai Cronbach’s Alpa Jumlah Pernyataan Keterangan
0,929 31 Reliabel

Berdasarkan tabel 3.4 diperoleh nilai Alpha 0,929 > 0,7 sehingga
dapat disimpulkan bahwa instrumen skala manajemen waktu yang
digunakan dalam penelitian ini dinyatakan reliabel.
Dari hasil analisis uji validitas dan reliabilitas yang telah
dilakukan diperoleh 31 butir pertanyaan skala manajemen waktu yang
layak dijadikan instrumen penelitian dalam pengambilan data manajemen
waktu siswa. Adapun kisi-kisi skala manajemen watu yang layak
dijadikan instrumen penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel 3.5
Kisi-kisi Skala Manajemen Waktu Setelah Uji Coba
Aspek Pernyataan
No Manajemen Indikator
Favorable Unfavorable
Waktu
1. Menetapkan a. Mempunyai tujuan dari 1, 2* 3
tujuan dan kegiatan atau tugas yang di
prioritas lakukan.
b. Menentukan kebutuhan yang 4, 5 6
ingin dicapai.
c. Mengidentifikasi tugas atau 7, 8 9
kegiatan yang penting dan
tidak penting maupun tugas
atau kegiatan yang mendesak
2

Aspek Pernyataan
No Manajemen Indikator
Favorable Unfavorable
Waktu
dan tidak mendesak
d. Menyisihkan lebih banyak 10, 11 12
waktu pada tugas atau kegiatan
yang di prioritaskan.
2. Perencanaan a. Membuat daftar harian. 13 14*
dan b. Membuat jadwal harian, 15, 16, 19, 20
penjadwalan mingguan dan bulanan. 17, 18
c. Menggunakan buku agenda. 21 22
3. Kemampuan a. Keyakinan mengenai 23
mengendalik kemampuan mempengaruhi
an waktu waktu yang di habiskan.
b. Menggunakan waktu secara 24, 26 25, 27
efisien.
c. Mengelolah stress. 28 29
d. Bersikap asertif. 30
4. Preferensi c. Menggunakan catatan 31
untuk penggunaan waktu (buku
teroganisasi. catatan mengenai waktu yang
sudah terpakai).
d. Mengevaluasi pengunaan 32, 33 34*
waktu.
Keterangan : * butir pernyataan yang tidak valid (digugurkan)

2. Observasi
Observasi merupakan suatu penelitian yang dijalankan secara
sistematis dan disengaja diadakan dengan menggunakan alat indra
(terutama mata) atas kejadian – kejadian yang langsung dapat ditangkap
pada waktu kejadian berlangsung (Sugiyono, 2017:61). Observasi yang
digunakan adalah observasi sistematis, yaitu observasi yang dilakukan
peneliti dengan menggunakan pedoman observasi. Tujuan penggunaan
pedoman observasi adalah untuk mempermudah peneliti melakukan
pengamatan mengenai respon siswa dan situasi pelaksanaan layanan
bimbingan klasikal dengan metode project based learning.
Lembar observasi penelitian ini dibuat dalam bentuk cheklist. Ada
dua aspek yang diamati pada pedoman observasi dalam penelitian ini yaitu
aspek respon siswa dan situasi pelaksanaan layanan bimbingan klasikal
2

dengan metode project based learning. Adapun kisi-kisi lembar observasi


adalah sebagai berikut:
Tabel 3.6
Kisi-kisi Lembar Observasi
Aspek yang Penilaian
No Indikator Baik Cukup Kurang
diamati
1. Respon a. Siswa memperhatikan guru
siswa saat menjelaskan materi.
b. Keaktifan siswa saat layanan
bimbingan klasikal dengan
metode project based learning
berlangsung.
c. Siswa mengikuti arahan yang
diberikan guru saat layanan
bimbingan klasikal dengan
metode project based learning.
d. Siswa menanyakan materi
yang belum dipahami.
2. Situasi a. Ketertiban siswa dalam
pelaksanaan mengikuti layanan bimbingan
layanan klasikal dengan metode project
bimbingan based learning.
klasikal b. Antusias siswa dalam
dengan mengikuti layanan bimbingan
metode klasikal dengan metode project
project based learning.
based c. Adanya interaksi siswa.
learning

3. Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2017:64), metode dokumentasi adalah cara
pengumpulan data dengan melihat dokumen-dokumen yang telah ada.
Dalam penelitian ini, metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh
data siswa kelas VIII-E SMP Negeri 2 Pace Tahun pelajaran 2021/2022.

J. Teknik Analisis Data


Penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif dan inferensia.
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan implementasi layanan
bimbingan klasikal dengan metode project based learning. Sedangkan
2

analisis data inferensia digunakan untuk mengetahui layanan bimbingan


klasikal dengan metode project based learning efektif dalam meningkatkan
manajemen waktu belajar siswa.
a. Analisis Data Kualitatif
Analisis kualitatis digunakan untuk mendeskripsikan implementasi
layanan bimbingan klasikal dengan metode project based learning.
Analisis kualitatif dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif
kualitatif dengan mencari persentase untuk membantu mendeskripsikan
implementasi layanan bimbingan klasikal dengan metode project based
learning.
b. Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif digunakan untuk mengetahui layanan
bimbingan klasikal dengan metode project based learning efektif dalam
meningkatkan manajemen waktu belajar siswa. Adapun analisis data
kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah paired sampel t-
tes yang perhitungannya dibantu aplikasi SPSS 24 For Windows. Adapun
rumus yang digunakan sebagai berikut:

Keterangan:
Md = Mean dari perbedaan/deviasi (d) anata pretest dan posttest.
Xd = Deviasi dengan masing-masing subyek (d-Md)
= Jumlah kuadrat deviasi
N = Subyek pada sampel
d.b = ditentukan dengan N-1

Apabila dengan taraf signifikansi 5% jika t tabel thitung, maka H0


diterima dan Ha ditolak. Yang artinya layanan bimbingan klasikal dengan
metode project based learning tidak efektif dalam meningkatkan
manajemen waktu belajar siswa.
2

Apabila dengan taraf signifikansi 5% jika ttabel thitung a maka H0

ditolak dan Ha diterima. Yang artinya layanan bimbingan klasikal dengan


metode project based learning efektif dalam meningkatkan manajemen
waktu belajar siswa
3

BAB IV
HASIL PENELITAIN DAN PEMBAHASAN

A. Persiapan Penelitian
1. Peneliti menganalisis manajemen waktu belajar siswa kelas VIII SMPN 2
Pace
2. Peneliti melakukan penelitian sebagai upaya meningkatkan manajemen
waktu belajar melalui bimbingan klasikal dengan metode Project Based
Learning Pada Siswa Kelas VIII SMP N 2 Pace
3. Penelitian dilaksanakan di SMP N 2 Pace pada siswa kelas VIII-E Tahun
pelajaran 2021/2022 yang berjumlah 32 siswa terdiri dari 16 siswa laki-
laki dan 16 siswa perempuan.
4. Deskripsi Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Maret – Mei 2022 dari
tanggal 14 Maret – 17 Mei 2022. Dengan rincian sebagai berikut:
a. Pre test I : 14 Maret 2022
b. Siklus I : 22 dan 24 Maret 2022
c. Post test I : 12 April 2022
d. Siklus II : 10 dan 12 Mei 2022
e. Post test II: 17 Mei 2022

B. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan bimbingan klasikal dengan metode Project Based
Learning sebagai upaya meningkatkan manajemen waktu belajar siswa kelas
VIII SMP N 2 Pace dilakukan dalam dua siklus. Dimana setiap siklusnya
meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi.
Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas VIII-E Tahun pelajaran 2021/2022
yang berjumlah 32 siswa yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 16 siswa
perempuan Adapun pelaksanaan setiap siklusnya adalah sebagai berikut:
3

1. Hasil Penelitian Pada Siklus I


a. Perancanaan Tindakan
1) Mempersiapkan instrumen manajemen waktu belajar siswa
2) Menyiapkan RPL layanan bimbingan klasikal dengan metode
project based learning untuk dua kali pertemuan
3) Menyiapkan lembar observasi pelaksanaan layanan bimbingan
klasikan dengan metode project based learning
4) Mempersiapkan materi bahasan yang akan disampaikan dalam
layanan bimbingan klasikal
5) Menetapkan target keberhasilan
b. Pelaksanaan Tindakan
1) Tahap Pendahuluan
a) Peneliti masuk kelas dan mengucapkan salam
b) Peneliti mengajak siswa untuk berdoa sesuai kepercayaan
masing-masing sebelum memulai pembelajaran
c) Peneliti memberikan ice breaking
d) Peneliti menyampaikan pengertian bimbingan klasikal, dan
tujuan bimbingan klasikal
e) Peneliti menyampaikan asas bimbingan klasikal (asas
keterbukaan, asas keaktifan, asas kesukarelaan, asas
kenormatifan
f) Peneliti membagi kelas menjadi beberapa kelompok
g) Peneliti menjelaskan langkah-langkah metode project based
learning yang akan dijalani
2) Tahap Kegiatan Inti
a) Peneliti menyampaikan topic dan mengajukan pertanyaan
bagaimana cara memecahkan masalah
b) Peneliti memastikan setiap siswa dalam kelompok memilih
dan mengetahui prosedur pembuatan proyek
c) Peneliti dan siswa membuat kesepakatan tentang tahapan-
tahapan pembuatan proyek dan pengumpulannya
3

d) Peneliti mendiskuasikan prototype proyek dan memantau


keterlibatan siswa dalam mengukur ketercapaian standar
e) Peneliti membimbing proses pemaparan proyek, menanggapi
hasil
f) Peneliti membimbing siswa untuk menyimpulkan inti dari
materi yang dipelajari
3) Tahap Penutup
a) Peneliti dan siswa mengemukakan kesan dan hasil kegiatan
b) Peneliti merencanakan kegiatan lanjutan
c) Peneliti menyampaikan pesan dan harapannya pada siswa
d) Peneliti mengajak siswa untuk berdoa sesuai kepercayaan
masing-masing sebelum mengakhiri pembelajaran
e) Peneliti mengucapkan salam sebelum meninggalkan kelas
c. Observasi
Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan layanan bimbingan
klasikal. Peneliti dalam hal ini dibantu oleh seorang pengamat, yaitu
teman sejawat. Sebagai pengamat adalah guru kelas VIII-E SMPN 2
Pace. Pada tahap ini yang diamati adalah respon siswa dan situasi
pelaksanaan layanan bimbingan klasikal dengan metode project
based learning serta hasil pengamatan dicatat pada lembar observasi.
Data hasil pengamatan pelaksanaan siklus I adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1
Hasil Observasi Pelaksanaan Layanan Bimbingan Klasikal Siklus I

No Pertemuan
Aspek yang Diamati 1 2
Respon Siswa
1 Siswa memperhatikan guru saat Cukup Cukup
menjelaskan materi.
2 Keaktifan siswa saat layanan bimbingan Kurang Kurang
klasikal berlangsung.
3 Siswa mengikuti arahan yang diberikan Kurang Kurang
guru saat bimbingan klasikal.
4 Siswa menanyakan materi yang belum Kurang Kurang
dipahami.
Situasi Pelaksanaan Bimbingan Klasikal
3

No Pertemuan
Aspek yang Diamati 1 2
Respon Siswa
1 Ketertiban siswa dalam mengikuti Kurang Kurang
bimbingan klasikal.
2 Antusias siswa dalam mengikuti Kurang Cukup
bimbingan klasikal.
3 Adanya interaksi siswa. Kurang Kurang

Berdasarkan tabel 4.1 tentang hasil observasi pelaksanaan


layanan bimbingan klasikal siklus I baik pada pertemuan pertama
maupun kedua dapat diketahui bahwa respon siswa terhadap layanan
bimbingan klasikal dengan metode project based learning 3 aspek
pada kategori kurang dan 1 aspek pada kategori cukup. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa respon siswa terhadap layanan
bimbingan klasikal dengan metode project based learning masih
kurang baik.
Pada situasi pelaksanaan layanan bimbingan klasikal dengan
metode project based learning pada pertemuan pertama 3 aspek pada
kategori kurang, sedangkan pada pertemuan ke dua 2 aspek pada
kategori kurang dan 1 aspek pada kategori cukup. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa situasi pelaksanaan layanan bimbingan
klasikal dengan metode project based learning masih kurang
mendukung.
d. Refleksi
Tahap refleksi, peneliti telah berdiskusi dengan teman sejawat
sebagai pegamat untuk mengkaji semua temuan pada prasiklus, baik
kekurangan maupun kelebihan selama pelaksanaan layanan
bimbingan klasikal dengan metode project based learning yang
dijadikan dasar untuk menyusun dan melaksanakan perbaikan
kembali pada siklus II.
Kelebihan atau keberhasilan yang dicapai siklus I baik
pertemuan pertama dan ke dua respon siswa terhadap guru saat
menjelaskan materi cukup baik dan pada pertemuan dua antusias
3

siswa untuk mengikuti layanan bimbingan klasikal dengan metode


project based learning mulai muncul. Sedangkan kekurangan pada
siklus I baik pertemuan pertama dan ke dua keaktifan siswa baik saat
layanan bimbingan klasikal berlangsung maupun saat tanya jawab
terkait materi masih kurang, sehingga interaksi baik dengan guru
maupun dengan siswa yang lain masih kurang. Selain itu dalam
mengikuti arahan guru respon siswa juga kurang sehingga ketertiban
dalam mengikuti bimbingan klasikal.
Dari hasil tersebut sehingga perlu adanya perbaikan yang
dilaksanakan pada siklus II diantaranya adalah
1) Peneliti harus pandai mengkondisikan kelas ke dalam suasana
kelas yang kondusif.
2) Peneliti harus pandai menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan.
3) Peneliti perlu lebih tegas sehingga siswa dapat mematuhi aturan
yang diberikan pada saat mengikuti layanan bimbingan klasikal
dengan metode project based learning.
2. Hasil Penelitian Pada Siklus II
a. Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan pada siklus II mengacu pada hasil reflesi
siklus I yang belum mencapai target sesuai harapan. Secara garis
besar rencana tindakan siklus II ini hampir sama seberti siklus I
namun yang membedakan adalah sikap peneliti yang harus lebih
pandai mengkondisikan kelas untuk lebih kondusif dan pandai dalam
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan serta lebih tegas
dalam memberikan arahan kepada siswa. Adapun perencanaan pada
siklus II ini adlah sebagai berikut:
1) Mempersiapkan instrumen manajemen waktu belajar siswa
2) Menyiapkan RPL layanan bimbingan klasikal dengan metode
project based learning untuk dua kali pertemuan
3) Menyiapkan lembar observasi pelaksanaan layanan bimbingan
3

klasikan dengan metode project based learning


4) Mempersiapkan materi bahasan yang akan disampaikan dalam
layanan bimbingan klasikal
5) Menetapkan target keberhasilan
b. Pelaksanaan Tindakan
1) Tahap Pendahuluan
a) Peneliti masuk kelas dan mengucapkan salam
b) Peneliti mengajak siswa untuk berdoa sesuai kepercayaan
masing-masing sebelum memulai pembelajaran
c) Peneliti memberikan ice breaking dalam bentuk permainan
d) Penelitian memotivasi siswa untuk lebih aktif
e) Peneliti membagi kelas menjadi beberapa kelompok
f) Peneliti menjelaskan langkah-langkah metode project based
learning yang akan dijalani
2) Tahap Kegiatan Inti
a) Peneliti menyampaikan topik dan memberikan kartu kasus
kepada siswa untuk dapat memecahkan masalah dalam kasus
tersebut
b) Peneliti memastikan setiap siswa dalam kelompok memilih
dan mengetahui prosedur pembuatan proyek penyelesaian
masalah dari kartu kasus yang diperoleh
c) Peneliti dan siswa membuat kesepakatan tentang tahapan-
tahapan pembuatan proyek dan pengumpulannya
d) Peneliti memantau keaktifan siswa selama melakukan
penyelesaian proyek, memantau perkembangan proyek dan
membimbing jika siswa mengalami kesulitan.
e) Peneliti mendiskuasikan prototype proyek dan memantau
keterlibatan siswa dalam mengukur ketercapaian standar
f) Peneliti membimbing proses pemaparan proyek, menanggapi
hasil
g) Peneliti membimbing siswa untuk menyimpulkan inti dari
3

materi yang dipelajari


3) Tahap Penutup
a) Peneliti dan siswa mengemukakan kesan dan hasil kegiatan
b) Peneliti merencanakan kegiatan lanjutan
c) Peneliti menyampaikan pesan dan harapannya pada siswa
d) Peneliti mengajak siswa untuk berdoa sesuai kepercayaan
masing-masing sebelum mengakhiri pembelajaran
e) Peneliti mengucapkan salam sebelum meninggalkan kelas
c. Observasi
Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan layanan bimbingan
klasikal. Peneliti dalam hal ini dibantu oleh seorang pengamat, yaitu
teman sejawat. Sebagai pengamat adalah guru kelas VIII-E SMP N 2
Pace. Pada tahap ini yang diamati adalah respon siswa dan situasi
pelaksanaan layanan bimbingan klasikal dengan metode project
based learning serta hasil pengamatan dicatat pada lembar observasi.
Data hasil pengamatan pelaksanaan siklus II adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2
Hasil Observasi Pelaksanaan Layanan Bimbingan Klasikal Siklus II

No Pertemuan
Aspek yang Diamati 1 2
Respon Siswa
1 Siswa memperhatikan guru saat Baik Baik
menjelaskan materi.
2 Keaktifan siswa saat layanan bimbingan Cukup Cukup
klasikal berlangsung.
3 Siswa mengikuti arahan yang diberikan Baik Baik
guru saat bimbingan klasikal.
4 Siswa menanyakan materi yang belum Cukup Baik
dipahami.
Situasi Pelaksanaan Bimbingan Klasikal
1 Ketertiban siswa dalam mengikuti Baik Baik
bimbingan klasikal.
2 Antusias siswa dalam mengikuti Baik Baik
bimbingan klasikal.
3 Adanya interaksi siswa. Cukup Baik
3

Berdasarkan tabel 4.2 tentang hasil observasi pelaksanaan


layanan bimbingan klasikal siklus II dapat diketahui bahwa respon
siswa terhadap layanan bimbingan klasikal dengan metode project
based learning pada pertemuan pertama 2 aspek pada kategori cukup
dan 2 aspek pada kategori baik, sedangkan pada pertemuan ke dua 1
aspek pada kategori cukup dan 3 aspek pada kategori baik. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa respon siswa terhadap layanan
bimbingan klasikal dengan metode project based learning baik.
Pada situasi pelaksanaan layanan bimbingan klasikal dengan
metode project based learning pada pertemuan pertama 1 aspek pada
kategori cukup dan 2 aspek pada kategori baik, sedangkan pada
pertemuan ke dua 3 aspek pada kategori baik. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa situasi pelaksanaan layanan bimbingan
klasikal dengan metode project based learning baik.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II dapat diketahui
bahwa respon siswa dan situasi pelaksanaan layanan bimbingan
klasikal dengan metode project based learning berada pada kategori
baik. Hal ini menunjukkan aktifitas siswa dalam mengikuti layanan
bimbingan klasikal dengan metode project based learning sudah
baik, sehingga peneliti menghentikan mengikuti layanan bimbingan
klasikal dengan metode project based learning pada siklus II.

C. Analisis Data Penelitian


1. Deskripsi Manejemen Waktu Belajar Siswa
Data manajemen waktu belajar siswa diperoleh dari hasil pre test
dan post test. Data ini diambil dengan menggunakan instrument
manajemen waktu belajar siswa menggunakan skala respon (likert)
dengan skor 1 sampai dengan 4. Berikut adalah hasil pre test dan post test
manajemen waktu belajar siswa VIII-E SMP N 2 Pace:
3

Tabel 4.3
Deskripsi Manajemen Waktu Belajar Siswa

No Responden Pre test Post test Peningkatan

1 AF 77 87 10
2 AW 79 89 10
3 BS 76 85 9
4 DCP 88 93 5
5 DF 73 82 9
6 EWS 71 82 11
7 FA 77 92 15
8 GDA 75 87 12
9 RB 85 94 9
10 SSF 71 83 12
11 WM 75 88 13
12 DF 74 86 12
13 MAZF 76 93 17
14 GDA 84 96 12
15 EWS 80 90 10
16 NP 82 97 15
17 MIP 81 96 15
18 RA 85 95 10
19 AF 91 105 14
20 MWN 83 93 10
21 MTG 89 100 11
22 DCP 77 91 14
23 RW 72 88 16
24 MZW 81 94 13
25 FA 74 87 13
26 AW 84 92 8
27 RAD 80 90 10
28 ME 72 83 11
29 DYP 78 90 12
30 HNA 81 91 10
31 LFDN 77 90 13
32 IM 73 82 9
Total Skor 2.521 2.891 370
Rata-Rata 78,78 90,34 11,56
3

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan


manajemen waktu belajar siswa kelas VIII-E SMP N 2 Pace antara hasil
pre test dan post test. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata pre test
sebesar 78,78 dan nilai rata-rata post test sebesar 90,34, sehingga terdapat
peningkatan manajemen waktu belajar siswa rata-rata sebesar 11,56.
Berikut hasil analisis deskriptif manajemen waktu belajar siswa
kelas VIII-E SMP N 2 Pace:
Tabel 4.4
Hasil Analisis Deskriptif Manajemen Waktu Belajar Siswa

Sebelum Layanan Setelah Layanan Peningkatan


Bimbingan Klasikal Bimbingan Klasikal
Mean 78,78 90.34 11.56
Std. Deviation 5,39 5.40 2.58
Minimum 71 82 5
Maximum 91 105 17
Sum 2521 2891 370

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa skor minimum


manajemen waktu belajar siswa sebelum layanan bimbingan klasikal
dengan metode project based learning sebesar 71 dan maksimum sebesar
91 dengar rata-rata sebesar 78,78. Setelah diberikan layanan bimbingan
klasikal dengan metode project based learning manajemen waktu belajar
siswa meningkat dimana skor minimum sebear 82 dan masimum sebesar
105 dengan rata-rata sebesar 90.34. Pada tabel tersebut juga mengungkap
rata-rata peningkatan manajemen waktu belajar siswa sebesar 11.56
dengan minimum peningkatan 5 dan maksimum peningkatan 17.

2. Deskripsi Perubahan Manajemen Waktu Siswa


Berdasarkan hasil data manajemen waktu belajar siswa yang
diperoleh ternyata terjadi perubahan skor manajemen waktu belajar siswa
sebelum dengan setelah layanan bimbingan klasikal dengan metode
project based learning. Adapun hasilnya dapat dilihat pada grafik berikut
ini:
4

Gambar 4.1
Grafik Perubahan Skor Manajemen Waktu Belajar Siswa

Berdasarkan gambar 4.1 dapat diketahui bahwa terdapa perubahan


skor manajemen waktu belajar siswa sebelum dengan setelah layanan
bimbingan klasikal dengan metode project based learning. Grafik
tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan manajemen waktu
belajar siswa. Hal tersebut terlihat pada sebelum layanan bimbingan
klasikal dengan metode project based learning skor manajemen waktu
belajar siswa berapa pada rentang 71 samapai dengan 91 dan setelah
layanan bimbingan klasikal dengan metode project based learning skor
manajemen waktu belajar siswa berapa pada rentang 82 samapai dengan
105.
3. Deskripsi Hasil Pengamatan Siswa
Dari hasil pengamatan respon siswa dan situasi pelaksanaan
layanan bimbingan klasikal dengan metode project based learning
selama dua siklus yang mana terdapat empat kali pertemuan dengan 7
aspek yang diamati. Adapaun hasil pengamatan tersebut tersaji pada tabel
di bawah ini:
4

Tabel 4.5
Skor Hasil Obeservasi Pelaksanaan Layanan Bimbingan Klasikal
No Aspeng yang Diamati Pertemuan ke-
1 2 3 4
1 Respon 1 2 2 3 3
2 Respon 2 1 1 2 2
3 Respon 3 1 1 3 3
4 Respon 4 1 1 2 3
5 Situasi 1 1 1 3 3
6 Situasi 2 1 2 3 3
7 Situasi 3 1 1 2 3
Total 8 9 18 20
Rata-Rata 1,14 1,29 2,57 2,86

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa hasil observasi


pelaksanaan layanan bimbingan klasikal dengan metode project based
learning skor total pada pertemuan pertama sebesar 8 dengan rata-rata
1,14. Skor total pada pertemuan kedua sebesar 9 dengan rata-rata 1,29.
Skor total pada pertemuan ketiga sebesar 18 dengan rata-rata 2,57 dan
skor total pada pertemuan empat sebesar 20 dengan rata-rata 2,86. Hal
tersebut menunjukkan bahwa terdapat peningkatan respon siswa dan
situasi pelaksanaan layanan bimbingan klasikal dengan metode project
based learning pada setiap pertemuan.

D. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan paired sampel t-
tes yang perhitungannya dibantu aplikasi SPSS 24 For Windows. Sebelum
malakukan uji paired sampel t-tes maka data harus berdistribusi normal.
Untuk mengetahu data berdistribusi normal atau tidak maka peneliti
melakukan uji normalitas dengan menggunakan dengan menggunakan
kolmogorov-smirnov dan perhitungannya dibantu program SPSS 24 for
windows. Berikut adalah pengujian normalitas:
4

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas

Manajemen Waktu 
Sig Keterangan
Belajar Siswa
Sebelum Layanan
0,187 0,05 Berdistribusi Normal
Bimbingan Klasikal
Sebelum Layanan
0,200 0,05 Berdistribusi Normal
Bimbingan Klasikal

Berdasarkan hasil pengujian normalitas pada tabel 4.6, diperoleh nilai


sig. data manajemen waktu belajar siswa sebelum diberikan layanan
bimbingan klasikal dengan metode project based learning sebesar 0,187 >
0,05, sedangkan nilai sig. data manajemen waktu belajar siswa setelah
diberikan layanan bimbingan klasikal dengan metode project based learning
sebesar 0,200 > 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data tidak
berdistribusi normal, sehingga uji hipotesis dalam penelitian ini dapat
menggunakan uji paired sampel t-tes.
Berikut adalah hasil pengujian hipotesis pada penelitian ini:
1. Merumuskan H0 dan Ha
H0 : Layanan bimbingan klasikal dengan metode project based learning
tidak efektif untuk meningkatkan manajemen waktu belajar siswa
kelas VIII SMP Negeri 2 Pace.
Ha : Layanan bimbingan klasikal dengan metode project based learning
efektif untuk meningkatkan manajemen waktu belajar siswa kelas VIII
SMP Negeri 2 Pace.
2. Menentukan tingkat signifikasi
Pengujian menggunakan tigkat signifikasi α = 5% (0,05)
3. Perumusan Hipotesis
Jika nilai rhitung ≥ rtabel dengan α = 0,05, maka H0 ditolak
Jika nilai rhitung < rtabel dengan α = 0,05, maka H0 diterima
4

4. Hasil Pengujian Hipotesis


Tabel 4.7
Hasil Pengujian Hipotesis

thitung df ttabel Sig Keterangan


Manajemen waktu H0 ditolak
belajar siswa 25,381 31 1,698 0,000
Ha diterima
(pretest – posttest)

5. Keputusan
Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji paired sampel t-
tes pada tabel 4.7, diperoleh nilai thitung sebesar 25,381 > 1,698 ttabel, maka
H0 ditolak Ha diterima. Hal ini berarti layanan bimbingan klasikal dengan
metode project based learning efektif untuk meningkatkan manajemen
waktu belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pace. Adapaun besar
peningkatan manajemen waktu belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2
Pace rata-rata sebesar 11,56 diman yang kondisi awal sebelum diberikan
layanan bimbingan klasikal dengan metode project based learning skor
manajemen waktu belajar siswa rata-rata sebesar 78,78 menjadi 90,34
setelah diberikan layanan bimbingan klasikal dengan metode project
based learning.

E. Pembahasan
1. Implementasi layanan bimbingan klasikal dengan metode project
based learning
Implementasi layanan bimbingan klasikal dengan metode project
based learning dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan manajemen
waktu belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pace. Pelaksanaan layanan
bimbingan klasikal dengan metode project based learning dilakukan
sebanyak dua siklus dimana setiap siklusnya meliputi perencanaan,
pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi.
Pelaksanaan siklus I dilakukan pada tanggal 22 dan 24 Maret 2022
pada siswa kelas VIII-E SMP Negeri 2 Pace sebanyak 32 siswa dengan
4

rincian 16 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Pada tahap


perencanaan di siklus I peneliti mempersiapkan: a) instrument manajemen
waktu belajar siswa, RPL layanan bimbingan klasikal dengan metode
project based learning untuk dua pertemuan, lembar observasi dan materi
yang akan diabahas.
Pada tahap tidakan di siklus I peneliti mengimplementasikan layanan
bimbingan klasikal dengan metode project based learning sesuai langkah
RPL yang telah dibuat yaitu meliputi pendahuluan, kegiatan inti dan
penutupan. Selajutnya tahap observasi. Tahap observasi dilakuan pada
saat pemberian layanan bimbingan klasikal dengan metode project based
learning berlangsung. Pada tahap ini peneliti dibatu oleh teman sejawat
yang merupakan guru kelas VIII E SMP Negeri 2 Pace. Hasil observasi
pada siklus I menunjukkakn bahwa respon siswa terhadap layanan
bimbingan klasikal dengan metode project based learning masih kurang
baik dan situasi pelaksanaan layanan bimbingan klasikal dengan metode
project based learning masih kurang mendukung.
Tahap terakhir adalah reflesi. Berdasarkan hasil observasi pada
siklus I dapat diketahui keaktifan siswa baik saat layanan bimbingan
klasikal berlangsung maupun saat tanya jawab terkait materi masih
kurang, sehingga interaksi baik dengan guru maupun dengan siswa yang
lain masih kurang. Selain itu dalam mengikuti arahan guru respon siswa
juga kurang sehingga ketertiban dalam mengikuti bimbingan klasikal.
Dari hasil tersebut sehingga perlu adanya perbaikan yang
dilaksanakan pada siklus II yaitu a) Peneliti harus pandai mengkondisikan
kelas ke dalam suasana kelas yang kondusif, b) Peneliti harus pandai
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan c) Peneliti perlu
lebih tegas sehingga siswa dapat mematuhi aturan yang diberikan pada
saat mengikuti layanan bimbingan klasikal dengan metode project based
learning.
Pelaksanaan siklus II dilakukan pada tanggal 10 dan 12 Mei 2022
pada siswa kelas VIII-E SMP Negeri 2 Pace sebanyak 32 siswa dengan
4

rincian 16 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Pada tahap


perencanaan di siklus II mengacu pada hasil reflesi siklus I yang belum
mencapai target sesuai harapan. Disini peneliti mempersiapkan: a)
instrument manajemen waktu belajar siswa, RPL layanan bimbingan
klasikal dengan metode project based learning untuk dua pertemuan,
lembar observasi dan materi yang akan diabahas.
Secara garis besar rencana tindakan siklus II ini hampir sama seberti
siklus I namun yang membedakan adalah sikap peneliti yang harus lebih
pandai mengkondisikan kelas untuk lebih kondusif dan pandai dalam
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan serta lebih tegas dalam
memberikan arahan kepada siswa. Pada tahap ini peneliti
mengimplementasikan layanan bimbingan klasikal dengan metode project
based learning sesuai langkah RPL yang telah dibuat yaitu meliputi
pendahuluan, kegiatan inti dan penutupan. Selajutnya tahap observasi.
Tahap observasi dilakuan pada saat pemberian layanan bimbingan
klasikal dengan metode project based learning berlangsung. Pada tahap
ini peneliti juga dibatu oleh teman sejawat yang merupakan guru kelas
VIII E SMP Negeri 2 Pace. Hasil observasi pada siklus II menunjukkakn
bahwa respon siswa terhadap layanan bimbingan klasikal dengan metode
project based learning baik dan situasi pelaksanaan layanan bimbingan
klasikal dengan metode project based learning baik.
Tahap terakhir adalah reflesi. Berdasarkan hasil observasi pada
siklus II dapat diketahui aktifitas siswa dalam mengikuti layanan
bimbingan klasikal dengan metode project based learning sudah baik,
sehingga peneliti menghentikan mengikuti layanan bimbingan klasikal
dengan metode project based learning pada siklus II.
4

2. Efektifitas layanan bimbingan klasikal dengan metode project based


learning dalam meningkatkan manajemen waktu belajar siswa
Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji paired
sampel t-tes diperoleh nilai thitung sebesar 25,381 > 1,698 ttabel, maka H0
ditolak Ha diterima. Hal ini berarti layanan bimbingan klasikal dengan
metode project based learning efektif untuk meningkatkan manajemen
waktu belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pace. Adapaun besar
peningkatan manajemen waktu belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2
Pace rata-rata sebesar 11,56 dimana yang kondisi awal sebelum diberikan
layanan bimbingan klasikal dengan metode project based learning skor
manajemen waktu belajar siswa rata-rata sebesar 78,78 menjadi 90,34
setelah diberikan layanan bimbingan klasikal dengan metode project
based learning.
Selain itu dari hasil penelitian ini peningkatan manajeman waktu
juga dapat dilihat dari hasil observasi layanan bimbingan klasikal. Pada
siklus I menunjukkan respon siswa dan situasi layanan bimbingan klasikal
dengan metode project based learning masih kurang baik karena masih
banyak siswa yang kurang antusias dalam mengikuti layanan bimbingan
klasikal dengan metode project based learning, sehingga hal ini berakibat
terhadap keaktifan dan tertiban siswa dalam mengerjakan proyek pohon
waktu kurang. Pada siklus II respon siswa dan situasi layanan bimbingan
klasikal dengan metode project based learning mengalami peningkatan
menjadi lebih baik. Hal ini terlihat dari antusias siswa dalam mengikuti
layanan bimbingan klasikal dengan metode project based learning,
sehingga mereka lebih aktif dan tertib menyelesaikan proyek pohon waktu
dan berakibat siswa bisa mengerti kegiatan yang harus diutamakan dan
kegiatan yang tidak terlalu penting .
Hasil ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh
Nurhidayati (2016) yang menyatakan bahwa terjadi peningkatan
pemahaman manajemen waktu pada siswa SMP melalui bimbingan
klasikal. Menurut Ahmad Juntika Nurihsan dkk (2013:34) layanan dasar
4

bimbingan untuk membantu seluruh peserta didik mengembangkan


perilaku efektif dan keterampilan hidupnya yang mengacu kepada tugas
perkembangan peserta didik, layanan ini ditujukan untuk seluruh peserta
didik.
Layanan bimbingan klasikal dengan metode project based learning
merupakan metode pembelajaran berbasis proyek atau menggunakan
proyek (kegiatan) sebagai kegiatan inti pelajaran. Dalam kegiatan ini,
siswa melakukan eksplorasi, penilaian, interprensi, dan sintesis informasi
untuk memperoleh berbagai hasil belajar (pengetahuan, keterampilan,
sikap). Metode ini sangat cocok untuk meningkatkan manajemen waktu
belajar peserta didik, karena pada saat pembelajaran siswa juga membuat
sebuah proyek pohon waktu dimana siswa bisa mengerti kegiatan yang
harus diutamakan dan kegiatan yang tidak terlalu penting sehingga
mereka lebih mudah dalam meningkatkan manajemen waktu belajarnya.

F. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dan kelemahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pada siklus I antusias siswa kurang dalam mengikuti layanan bimbingan
klasikal dengan metode project based learning.
2. Pelaksanaan penelitian ini hanya dilakukan dua siklus yang mana tiap
siklusnya hanya dua pertemuan saja, sehingga pemberian layanan
bimbingan klasikal dengan metode project based learning dilakukan
sebanyak empat kali. Hal ini menyebabkan upaya dalam meningkatkan
manajemen waktu kurang maksimal, ini terlihat dari hasil observasi
pelaksanakan layanan bimbingan klasikal pada keaktifan siswa dalam
mengikuti layanan bimbingan klasikal dengan metode project based
learning berada pada kategori cukup walaupun sudah pada siklus II
4

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Implementasi layanan bimbingan klasikal dengan metode project based
learning dilakukan sebanyak dua siklus yang setiap siklus meliputi
perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Pada siklus I respon siswa
dan situasi layanan bimbingan klasikal dengan metode project based
learning masih kurang baik dan pada siklus II meningkat menjadi baik.
2. Layanan bimbingan klasikal dengan metode project based learning efektif
untuk meningkatkan manajemen waktu belajar siswa kelas VIII SMP
Negeri 2 Pace. Hal ini terlihat dari nilai thitung sebesar 25,381 > 1,698
ttabel. Selain itu besar peningkatan manajemen waktu belajar siswa kelas
VIII SMP Negeri 2 Pace rata-rata sebesar 11,56 dimana yang kondisi
awal sebelum diberikan layanan bimbingan klasikal dengan metode
project based learning skor manajemen waktu belajar siswa rata-rata
sebesar 78,78 menjadi 90,34 setelah diberikan layanan bimbingan
klasikal dengan metode project based learning.

B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya disampaikan
saran sebagai berikut :
1. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat agar siswa lebih mengerti
kegiatan yang harus diutamakan dan kegiatan yang tidak terlalu penting
sehingga mereka lebih mudah dalam meningkatkan manajemen waktu
belajarnya.
2. Bagi Guru
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian dan
4

pertimbangan demi evaluasi perbaikan mengenai meningkatnya


manajemen waktu belajar pada siswa
3. Bagi Sekolah
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan atau
evaluasi terhadap kinerja guru bimbingan dan konseling untuk
meningkatkan manajemen waktu belajar pada siswa
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitianini dapat memberikan dasar dan pengembangan
penelitian dalam memahami lebih mendalam bagaimana meneliti
meningkatkan manajemen waktu belajar pada siswa
5

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Juntika Nurihsan, dan Mubiar Agustin. 2013. Dinamika Perkembangan


Anak Dan Remaja: Tinjauan Psikologi, Pendidikan Dan Bimbingan.
Bandung: PT Refika Aditama

Arikunto, S. 2017. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara

Arikunto, S. 2017. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta.

Azwar, S. 2013. Metode Penelitian. Yogjakarta : Puastaka Pelajar.

Dale H. Schunk, Paul R. Pintrich, & Judith L. Meece. 2012. Motivasi dalam
Pendidikan : Teori, Penelitian, dan Aplikasi Edisi 3. Jakarta: PT. Indeks
Puri Media Kembangan

Depdiknas. (2007). Penataan Pendidikan Profesional Konselor Dan Layanan


Bimbingan Dan Konseling Dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta:
Depdiknas.

Fitri, Nungki Yunita. 2015. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SDN LIRBOYO 1
Materi IPA Tentang Jenis-jenis Energi dan cara Menghematnya Melalui
Metode Teaching Learning dan Picture. Kediri : Universitas Terbuka

Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.


Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Nur Khoirun Nisa. (2019). Manajemen Waktu dengan Prokrastinasi Akademik


Pada Mahasiswa Keperawatan. Journal Psychologycal Perspektive Vol.1,
No.1 hal 31. Diakses pada 25 April 2022

Nurhidayati, D. D. (2016). Peningkatan Pemahaman Manajemen Waktu Melalui


Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Problem Solving pada Siswa.
PSIKOPEDAGOGIA Jurnal Bimbingan dan Konseling, 5(1), 24-32.

Novitasari, Yuni. (2016). Bimbingan Dan Konseling Belajar (Akademik).


Bandung : Alfabeta.

Puspitasari, W. (2013). Hubungan antara manajemen waktu dan dukungan sosial


dengan prestasi akademik mahasiswa yang bekerja. EMPATHY Jurnal
Fakultas Psikologi, 2(1).

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D .Bandung :


Alfabeta
5

Supriatna, Mamat. (2013). Bimbingan Dan Konsleing Berbasis Kompetensi.


Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Tohirin. 2011. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis


Integrasi). Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Ziomek, Jolie and Digle. (2016). School Counseling Classroom Guindance.


California : Sage Publication, Inc.

Anda mungkin juga menyukai