Anda di halaman 1dari 28

1

PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(PTK)
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENJUMLAHAN MELALUI
PENGGUNAAN MATEMATIKA REALISTIK PADA ANAK KELAS 1

DI SD Negeri 1 MUARA BURNAI 2

Disusun Oleh:
Nama : MAIMUNAH
NIM : 856706591

Mata Kuliah : Penelitian Tindak Kelas


Tutor : Kastubi.M.Pd.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ PALEMBANG
TAHUN 2022.2
1
2

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt yang telah
melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal Penelitian Tindak Kelas yang berjudul
“MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI
PENGGUNAAN MATEMATIKA REALISTIK PADA ANAK KELAS 1” dengan
baik. Tugas proposal ini diajukan kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Program Studi S-1 PGSD, Universitas Terbuka Palembang, untuk memenuhi
persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Penulis menyadari bahwa penyusunan proposal ini tidak akan terwujud


tanpa adanya ridho Allah Swt dan bimbingan serta kerjasama dari berbagai pihak.
Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dr. Meita Istianda, S.IP.,M.Si. selaku Kepala UPBJJ UT Lubuk Seberuk, dan
staf yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti tutorial
dalam bentuk Tuweb.
2. Dra.Masrinawatie AS, M.Pd selaku tutor Mata Kuliah Penelitian Tindak Kelas.
3. Rekan-rekan Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar UPBJJ-UT Lempuing
pokjar angkatan 2022.2 yang telah memberikan dukungan serta bantuan terutama
yang sekelompok dengan praktikan
4. Semua pihak yang telah membantu kelancaran pembuatan proposal ini.

Penulis menyadari bahwa “tiada gading yang tak retak”, “tiada hati yang tak
pernah cela”, dan tiada manusia yang tak pernah melakukan kesalahan serta
kekhilafan”, oleh karena itu senantiasa penulis mengharapkan kritik dan saran yang
dapat membangun demi perbaikan dan kesempurnaan proposal yang berikutnya.
Semoga proposal yang penulis sajikan dapat bermanfaat bagi penulis pada
khususnya dan pembaca pada umumnya.

Lempuing jaya ,30 November 2022

Penulis
3

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL I
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
DAFTAR TABEL 4
ABSTRAK 5
BAB I PENDAHULUAN
latar belakang 6
identifikasi masalah 7
analisis masalah 8
rumusan masalah 8
tujuan penelitian 8
manfaat penelitian 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Pengertian tindak kelas 10
Ciri-ciri Pengertian tindak kelas 10
Tujuan Penelitian Tindak Kelas 11
Manfaat Penelitian Tindak Kelas 12
Langkah-langkah Penelitia Tindak kelas 12
pengertian belajar 13
pengertian matematika 14
pengertian hasil belajar matematika 14
karakteristik pembelajaran matematika sd 15
pengertian model pembelajaran discovery learning 15
Karakteristik Discovery Learning 16
Langkah –langkah Model Pembelajaran Discovery 16
Learning
Kelebihan dan Kekurangan Discovery Learning 16
BAB III RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN
Subjek Penelitian 18
Tempat Penelitian 18
Waktu Penelitian 18
Rencana Penelitian 18
Teknik Pengumpulan data 19
Teknik analisis data 19
BAB IV Jadwal Penelitian 20
Personalia Penelitian 20
Biaya Penelitian 20
DAFTAR PUSTAKA 21
Lampiran RPP 21
4

DAFTAR TABEL

HaLaman

1. Tabel Hasil Nilai Matematika Siswa Prasiklus 2

2. Tabel Pelaksanaan Pelatihan Pembelajaran 11


3. Tabel Jadwal Penelitian 12

4. Tabel Rincian Biaya 19

ABSTRAK
5

PTK dengan judul MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR


PENJUMLAHAN MELALUI PENGGUNAAN MATEMATIKA REALISTIK
PADA ANAK KELAS 1 SDN 1 MUARA BURNAI 2
Matematika realistik merupakan metode pembelajaran dengan media benda –
benda yang tersedia di lingkungan kelas, hal ini dapat membuat peserta didik
berfikir secara logis dan aktif dalam pembelajaran. Oleh sebab itu peneliti
melakukan penelitian dengan menerapkan metode matematika realistik agar
dapat meningkatkan keterampilan membandingkan banyaknya benda sederhana
pada peserta didik.
Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya problematika bahwa dalam kegiatan
belajar mengajar pada siswa kelas I SDN 1 MUARA BURNAI 2 selama ini
masih menggunakan metode ceramah dan penugasan yang membuat peserta
didik kurang berfikir secara logis dan aktif dalam pembelajaran sehingga
keterampilan peserta didik dalam membandingkan banyaknya benda masih
rendah . Hal ini jika dibiarkan terus menerus akan mengakibatkan tidak
tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :
(1) Untuk menerapkan media Matematika realistik dalam pembelajaran
membandingkan banyaknya benda padasiswa kelas I SDN 1 MUARA
BURNAI 2
(2) Untuk meningkatkan keterampilan membandingkan banyaknya benda
menggunakan metode Matematika realistik pada peserta didik kelas I SDN 1
MUARA BURNAI 2
Rancangan penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan
tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Penelitian
dilaksanakan dalam 2 siklus, masing-masing siklus 1 kali pertemuan. Subjek
penelitian adalah peserta didik kelas I yang berjumlah 22 siswa.Teknik
pengumpulan data menggunakan, tes,. Analisa data yang dilakukan
menggunakan teknik, penyajian data, penarikan kesimpulan dan
verifikasi.Indikator keberhasilan dalam penelitian ini yakni penguasaan materi
mencapai 75% dari tujuan pembelajaran, dengan peserta didik yang
memperolah nilai KKM 70 sebanyak 75% dari 25 peserta didik. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penerapan metode Matematika realistik melalui kegiatan
awal, peneliti memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam, doa dan
absensi, menyampaikan tujuan, memotivasi siswa serta apersepsi tentang materi
yang akan di sampaikan. Kegiatan inti peneliti menjelaskan materi dan
menunjukkan beberapa gambar seri sesuai materi, selanjutnya guru
membagikan beberapa gambar seri dan lembar tugas individu, Kegiatan
penutup, dengan menarik kesimpulan, memberikan penguatan, memberikan
informasi terkait pertemuan berikutnya sekaligus memotivasi peserta didik,
mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam.

BAB
6

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi
modern. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi dimasa depan diperlukan
penguasaan matematika yang kuat sejak dini yang mampu berpikir secara logis,
analitis, sistematis, kritis dan kreatif, sehingga pembelajaran matematika dituntut
untuk membuat siswa belajar dan menjadi bermakna dikehidupan nyata.
Perkembangan pesat ilmu pengetahuan dan teknologi sebagian besar berasal dari
perkembanga ilmu terapan matematika.

Semasa pandemi Covid-19 kegiatan belajar di sekolah kami sangat terbatas,sehingga


berdampak dengan proses belajar mengajar di kelas 1.Banyak siswa yang memiliki
kendala dalam belajar,kurang memahami pelajaran atau materi,proses pembelajaran
yang di laksanakan secara daring melalui handphone dengan aplikasi WA dan
aplikasi zoom tidaklah maksimal untuk guru menjelaskan materi dan siswa juga tidak
maksimal dalam menerima materi.Saat ini pandemi telah usai proses belajar
dilakukan dengan waktu yang penuh di sekolah akan tetapi meskipun demikian siswa
di sekolah kami masih memiliki masalah dalam belajar,terutama pelajaran
matematika,sehingga saya harus mengubah pola mengajar saya dengan tujuan siswa
saya dapat menerima materi dengan baik yaitu dengan mengadakan Penelitian Tindak
Lanjut pembelajaran.
Terkait dengan hal tersebut, Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses
menyebutkan bahwa proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan
menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik. Sehingga pendekatan tematik digunakan untuk
peserta didik kelas I. Dengan pertimbangan waktu dan luasnya kajian permasalahan,
maka penelitian ini dibatasi pada kajian permasalahan pembelajaran matematika di
sekolah dasar.

Pembelajaran materi membandingkan banyak benda di sekolah khususnya


7

pada siswa kelas I (satu ) sangatlah penting sebab dalam pengenalan tentang jumlah
benda dapat membantu siswa untuk memahami dan mengerti akan cara membandingkan
banyak benda,baik di sekolah maupun pada kehidupan sehari hari.. Siswa kelas 1
membutuhkan penguasaaan melalui praktek-praktek alamiah yang diawali dengan
menghitung jari,menghitung jumlah meja dan benda lainnya yang ada disekitar
siswa.Hal tersebut membutuhkan waktu dan cara belajar yang sangat tepat sehingga
hasil belajar siswa pun dapat ditingkatkan.
Media sebagai salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar dan sumber
belajar yang digunakan dalam pembelajaran dipilih atas dasar tujuan dan bahan
pelajaran yang telah ditetapkan, oleh karena itu guru sebagai subyek pembelajaran harus
dapat memilih media, alat peraga dan sumber belajar yang tepat, sehingga bahan
pelajaran yang disampaikan dapat diterima siswa dengan baik.

Hasil belajar yang maksimal itu dapat berkaitan dengan tiga faktor utama yakni
kognitif, afektif dan psikomotor. Setiap aspek disusun menjadi beberapa jenjang
kemampuan mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks, mulai dari hal yang
mudah sampai dengan hal yang sukar dan mulai hal yang konkrit sampai yang abstrka.
Untuk memahami akan hasil belajar siswa maka perlu dilakukan analisis untuk
menemukan persoalan-persoalan apa yang terlibat dalam belajar. Dimana siswa belajar
melalui tiruan dan penglihatan untuk memudahkan siswa melakukan aktifitas belajar.

Tabel 1. Hasil belajar siswa prasiklus


Nilai Mata Pelajaran MatematikaSiswa Kelas 1 SDN 1 Sedyo Mulyo

N Rentang Nilai Jumlah siswa Persentase (%)


o
1 91-100 0 0%
2 81-90 2 9%
3 71-80 3 14 %
4 61-70 5 23 %
5 < 60 12 54 %

Berdasarkan hasil refleksi peneliti yang dilakukan sebelumnya dalam proses


pembelajaran yang dilaksanakan pada tanggal 10 Oktober 2022, menunjukkan bahwa
kualitas pembelajaran matematika kelas I SDN 1 Muara burnai 2 kec.Lempuing jaya

1. Identifikasi Masalah
8

Berdasarkan dari hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dengan materi
membandingkan jumlah benda menunjukkan nilai yang di dapat masih rendah. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
1. Masih banyak siswa yang belum menguasai materi membandingkan jumlah
benda.
2. Siswa tidak di libatkan dalam pembelajaran secara aktif
3. Siswa tidak dapat mengerjakan soal-soal latihan dengan baik.
2. Analisis masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, diketahui bahwa faktor penyebab rendahnya
hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika adalah :
1. Metode pembelajaran yang diberikan guru pada proses pembelajaran terutama
pada materi membandingkan jumlah benda hanya model ceramah, sehingga
hasil belajar siswa belum optimal.
2. Pembelajaran berpusat pada guru, sehingga tidak adanya keterlibatan siswa
dalam proses pembelajaran sepenuhnya.
3. Hasil belajar siswa kelas I dalam materi membandingkan jumlah benda yang
masih rendah.
Berdasarkan permasalah diatas peneliti melakukan Penelitian Tindak kelas dengan
menggunkan metode discovery learning. Penelitan ini difokuskan pada penggunaan
metode discovery learning dan media benda konkret di SD Negeri 1 muara burnai 2

B. Rumusan Masalah
a. Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan masalah yang
telah dikemukaan di atas, maka rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah :
Bagaimana Meningkatkan Hasil Belajar matematika materi Penjumlahan Pecahan
Menggunakan Metode Dicovery Learning Pada Siswa Kelas 1 Sd Negeri 1 Muara
Burnai 2?
b. Pemecahan masalah : menggunakan Metode Discovery Learning untuk
meningkatkan hasil belajar matematika materi penjumlahan pecahan.

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitia ini adalah untuk Meningkatkan
Hasil Belajar matematika materi Penjumlahan Pecahan Melalui Metode Dicovery
Learning Pada Siswa Kelas 1 Sd Negeri 143 1 Muara Burnai 2?
D. Manfaat Penelitian
9

Secara teoritis hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas tentang
penggunaan Metode Discovery Learning untuk meningkatkan hasil belajar matematika
materi penjumlah pecaham pada siswa kelas 1.

Adapun manfaat praktis yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Bagi siswa,
a. dapat meningkatan prestasi/hasil belajar siswa
b. Pembelajaran matematika lebih disukai siswa dan siswa memperoleh
pengalaman belajar aktif dalam suasana yang menyenangkan
2. Bagi guru
a. Memperbaiki kinerja guru
b. Hasil penelitian diharapkan memberikan masukan kepda guru agar dapat
digunakan untuk memperbaiki pemelajaran matematika melalui dukungan
metode dan media yang tepat dalam menjelaskan materi tentang pecahan.
3. Bagi sekolah
a. Memberikan alternatif tindakan pembelajran dalam meningkatakan
pembelajaran dalam mengembangkan pembelajaran melalui penelitian tindak
kelas
b. Meningkatkan mutu dan kualitas sekolah.
10

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Suyanto dalam Erikson Damanilk (2016), menjelaskan PTK sebagai
suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-
tindakan tertentu, untuk memperbaiki atau meningkatkan praktek-praktek
pembelajaran didalam kelas secara lebih profesional. Oleh karenanya PTK
sangat berkaitan erat dengan persoalan praktek pembelajaran sehari-hari yang
dialami oleh pendidik.
Menurut Rustam & Mundilarto (2004), berpendapat bahwa penelitian tindakan
kelas merupakan sebuah penelitian yang dilakukan oleh pendidik di kelasnya
sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara
kolaboratif dan partisipatif dengan tujua n untuk memperbaiki kinerjanya sebagai
tenaga pendidik sehingga hasil belajar peserta didiknya dapat meningkat.
Sedangkan menurut IGAK Wardhani & Kuswaya Wihardit, penelitian tindakan
kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui
refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga
hasil belajar siswa menjadi meningkat.

2. Ciri Penelitian Tindakan Kelas


Menurut IGAK Wardanai dan Kuswaya Wihardit (2014) terdapat beberapa
karakteristik Penelitian Tindakan Kelas, yaitu:
a. Adanya masalah dalam PTK dipicu oleh munculnya kesadaran pada diri
guru bahwa praktik yang dulakukannya selama ini di kelas mempunyai masalah
yang perlu diselesaikan. Dengan perkataan lain, guru merasa bahwa ada sesuatu
yang harus di perbaiki dalam praktik pembelajaran yang dilakukannya selama ini,
dan diprakarsai dari dalam guru sendiri (an inquiry of practice from whitin), bukan
oleh orang luar.
b. Self reflektif inquiry, atau penelitian melalui refleksi diri, merupakan ciri
PTK yang paling esensial. Guru mengumpulkan data dari praktiknya sendiri
melalui refleksi diri. Ini berarti, guru mencoba mengingat kembali apa yang
dikerjakannya didalam kelas, apa dampak tindakan tersebut bagi siswa, dan
11

kemudian yang paling terpenting guru mencoba memikirkan mengapa dampaknya


seperti itu.
c. Penelitian tindakan kelas dilakukan di dalam kelas, sehingga focus penelitian ini
adalah kegiatan pembelajaran berupa perilaku guru dan siswa dalam melakukan
interaksi.
d. Penelitian Kelas bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran. Dimana
perbaikan dilakukan secara bertahap dan terus menerus, selama kegiatan penelitian
dilakukan. Oleh karena itu, dalam PTK dikenal adanya siklus tindakan (action)
yang dilakukan berulang-ulang dalam rangka mencapai perbaikan yang diinginkan.

3. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas


Menurut Kunandar dalam Erikson Damanik (2016), disebutkan bahwa tujuan
penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:
a. Untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas yang
dialami langsung dalam interaksi antara guru dan siswa yang sedang belajar,
meningkatkan profesionalisme guru, dan menumbuhkan budaya akademik
dikalangan para guru.
b. Peningkatan kualitas praktik pembeljaran di kelas secara terus menerus
mengingat masyarakat berkembang secara cepat.
c. Peningkatan relevansi pendidikan, hal ini dicapai melalui peningkatan proses
pembelajaran
d. Sebagai alat training in-service,yang memperlengkapi guru dengan skill dan
metode baru, mempertajam kekuatan analisisnya dan mempertinggi kesadaran
dirinya.
e. Sebagai alat untuk memasukkan pendekatan tambahan atau inovatif terhadap
system pembelajaran yang berkelanjutanyang biasanya menghambat inovasi dan
perubahan
f. Peningkatan hasil mutu pendidikan melalui perbaikan praktik pembeljaran di
kelas dengan mengembangkan berbagai jenis ketrampilan dan menningktkan
motivasi belajar siswa
g. Meningkatkan sikap professional pendidik dan tenaga kependidikan
h. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah, sehingga
tercipta proaktif dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran
secara berkelanjutan
i. Peningkatan efisiensi pengelolaan pendidikan, peningkatan atau perbaikan
12

proses pembelajran di samping untuk meningkatkan relevansi dan mutu hasil


j. pendidikan juga situnjukkan untuk meningkatkan efisiensi peemanfaatan
sumber-sumber daya yang terintegrasi di dalamnya.

4. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas


Menurut IGAK Wardanai dan Kuswaya Wihardit (2014), penelitian tindakan kelas
mempunyai manfaat sebagai berikut :
a. Manfaat bagi guru
1) PTK dapat dimanfaatkan oleh guru untuk memperbaiki pembelajaran yang
dikelolanya karena memang sasaran akhir PTK adalah perbaikan pembelajaran.
2) Dengan melakukan PTK guru dapat berkembang secara professional karena
dapat menunjukan bahwa ia mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran yang
dikelolanya.
3) PTK membuat guru lebih percaya diri
4) Melalui PTK, guru mendapatkan kesempatan untuk berperan aktif
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri.

b. Manfaat bagi siswa

PTK bermanfaat untuk meningkatkan proses/hasil belajar siswa,


disamping guru yang melaksanakan PTK dapat menjadi model bagi para siswa
dalam bersikap kritis terhadap hasil belajarnya.

c. Manfaat bagi sekolah

PTK dapat membantu sekolah untuk berkembang karena adanya


peningkatan/kemajuan pada diri guru dan pendidikan di sekolah tersebut.

5. Langkah Penelitian Tindakan Kelas


Melaksanakan PTK, memerlukan perencanaan dan persiapan yang matang, agar
hasil yang diperoleh dari PTK yang dilaksanakan mencapai hasil yang optimal.
Menurut IGAK Wardanai dan Kuswaya Wihardit (2014), merumuskan langkah
– langkah dalam PTK merupakan satu daur atau siklus yang terdiri dari :
a. Tahap perencanaan
Langkah pertama pelaksanaan PTK adalah melakukan perencanaan secara
matang dan teliti. Dalam perencanaan PTK, terdapat tiga dasar, yaitu
identifikasi masalah, merumuskan masalah, dan pemecahan masalah. Pada
masing-masing kegiatan, terdapat sub-sub kegiatan yang sebaiknya
dilaksanakan untuk menunjang sempurnanya tahap perencanaan.
b. Tahap pelaksanaan
13

Tahap kedua dari PTK adalah pelaksanaan. Pelaksanaan adalah menerapkan apa
yang telah direncanakan pada tahap satu, yaitu bertindak di kelas. Hendaknya
7
perlu diingat bahwa pada tahap ini, tindakan harus sesuai dengan rencana, tetapi
harus terkesan alamiah dan tidak direkayasa. Hal ini akan berpengaruh dalam
proses refleksi pada tahap empat nanti dan agar hasilnya dapat disinkronkan
dengan maksud semula.
c. Tahap Observation (Pengamatan)
Tahap ketiga dalam PTK adalah pengamatan (observing). Prof. Supardi
menyatakan bahwa observasi yang dimaksud pada tahap III adalah
pengumpulan data. Dengan kata lain, observasi adalah alat untuk memotret
seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Pada langkah ini, peneliti
harus menguraikan jenis data yang dikumpulkan, cara mengumpulkan, dan alat
atau instrumen pengumpulan data (angket/wawancara/observasi, dan lain-lain).
d. Tahap Refleksi
Tahap keempat atau terakhir dalam PTK adalah refleksi (reflecting). Refleksi
adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan.
Refleksi juga sering disebut dengan istilah "memantul.” Dalam hal ini, peneliti
seolah memantulkan pengalamannya ke cermin, sehingga tampak jelas
penglihatannya, baik kelemahan dan kekurangannya.

B. Tinjauan Hasil Belajar Matematika

a. Pengetian belajar
Belajar merupakan suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh
pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan memperkokoh
kepribadian.

Hamalik (2005:155) hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku
pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam perubahan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan.Perubahan dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang
lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap
tidak sopan menjadi sopan, dan sebagainya.

Dimyati dan Mudjiono (2009:4-5) dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur, seperti
tertuang dalam angka rapor, angka dalam ijazah, atau kemampuan meloncat setelah latihan.
Dalam kaitannya dalam belajar, hasil berarti penguasaan pengetahuan atau
14

keterampilan yang dikembangkan oleh guru melalui mata pelajaran, yang lazimnya
ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru.

Hasil belajar sering dipergunakan dalam arti yang sangat luas yakni untuk
bermacam-macam aturan terhadap apa yang telah dicapai oleh murid, misalnya ulangan
harian, tugas-tugas pekerjaan rumah, tes lisan yang dilakukan selama pelajaran
berlangsung, tes akhir semester dan sebagainya. Dalam penelitian ini hasil belajar yang
dimaksud adalah hasil tes tiap siklus.

b. Pengertian Matematika
Kata matematika berasal dari perkataan Latin mathematika yang mulanya diambil
dari perkataan Yunani manthematike yang berarti mempelajari. Perkataan itu mempunyai
asal kata mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge, science). Kata
manthematike berhubungan pula dengan kata lainnya yang hampir sama, yaitu mathein atau
manthenein yang artinya belajar (berpikir). Jadi, berdasarkan asal katanya, maka perkataan
matematika berarti ilmu pengetahuan yang didapat dengan berpikir (bernalar). Matematika
lebih menekankan kegiatan dalam dunia rasio (penalaran), bukan menekankan dari hasil
eksperimen atau hasil observasi matematika terbentuk karena pikiran-pikiran manusia, yang
berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran (Russeffendi ET, dalam Sofiana 2015:14).

Ebbutt dan Straker (dalam Sofiana 2015:14-15) memberikan


definisi Matematika sekolah yang selanjutnya disebut Matematika sebagai
berikut :
1. Matematika merupakan kegiatan penelusuran pola dan hubungan.
2. Matematika merupakan kreativitas yang memerlukan imajinasi, intuisi,dan penemuan.
3. Matematika sebagai kegiatan pemecahan masalah (problem solving)
4. Matematika sebagai alat berkomunikasi.
Dari uraian yang dikemukakan para ahli dapat disimpulkan bahwa matematika
terbentuk dari pengalaman manusia dalam dunianya secara empiris. Kemudian pengalaman
itu diproses di dalam dunia rasio, diolah secara analisis dengan
penalaran di dalam struktur kognitif sehingga sampai terbentuk konsep-konsep matematika supaya
konsep- konsep matematika yang terbentuk itu mudah dipahami oleh orang lain dan
dapat dimanipulasi secara tepat, maka digunakan bahasa matematika atua notasi
matematika yang bernilai global(universal).

a. Pengertian Hasil Belajar Matematika


15

Berdasarkan pengertian hasil belajar dan matematika yang telah diuraikan diatas,
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika adalah hasil usaha siswa dalam belajar
matematika yang dinyatakan dalam simbol, angka, huruf yang menyatakan hasil yang

sudah dicapai oleh siswa setelah mengikuti pembelajaran matematika selama


periode tertentu
b. Karakteristik pembelajaran matematika di SD
Karakteristik pembelajaran matematika di SD sebagai berikut :
1. Pembelajaran matematika menggunakan metode Discovery learning (Penemuan)
2. Pembelajaran matematika bertahap dari latihan mengenal bilangan,menghitung jumlah
benda,menulis jumlah bilangan dengan membentuk kelompok kecil masing-masing
diberi soal dengan menggunakan alat peraga berupa benda yang ada di lingkungan
kelas,seperti pensil,siswa,jendela dan lain –lain.tiap kelompok akan maju kedepan
untuk menjelaskan hasil penemuan dengan kelompok lain tentang jumlah benda dan
membandingkan banyaknya benda tersebut.
3. Pembelajaran matematika menggunakan metode induktif
4. Pembelajaran matematika hendaknya bermakna sehingga pembelajaran matematika
dapat diterima dilingkungan masyarakat.

C. Tinjauan Pembelajaran Discovery Learning

1. Pengertian model Pmbelajaran Discovery Learning


Model Pembelajaran discovery adalah model mengajar yang mengatur pengajaran
sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum
diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri.
Dalam pembelajaran discovery kegiatan atau pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa
sehingga siswa dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui proses
mentalnya sendiri. Dalam menemukan konsep, siswa melakukan pengamatan,
menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, menarik kesimpulan dan sebagainya untuk
menemukan beberapa konsep atau prinsip.
Model discovery diartikan sebagai prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran
perseorang, memanipulasi objek sebelum sampai pada generalisasi.
Dalam kaitannya dengan pendidikan, Hamalik (dalam Febi, 2019:8) menyatakan bahwa
discovery adalah proses pembelajaran yang menitikberatkan pada mental intelektual pada
anak didik dalam memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi, sehingga menemukan
16

suatu konsep yang dapat diterapkan dilapangan. Selain itu itu mulyasa (dalam Febi,2019:8)
menyatakan bahwa discovery merupakan strategi pembelajaran yang menekankan
pengalaman langsung di lapangan, tanpa harus selalu bergantung pada teori-teori
pembelajaran yang ada dalam pedoman buku pelajaran.
Dari pendapat diatas dapat penulis simpulkan bahwa discovery merupakan suatu
model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pandangan konstruktivisme. Dimana
model ini menekanan pada pentingnya pemahaman terhadap suatu konsep dalam
pembelajaran melalui keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.
Discovery learning adalah suatu model untuk mengembangkan cara belajar siswa
aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan
tahan lama dalam ingatan dan tidak mudah dilupakan siswa. Dengan belajar penemuan,
siswa juga bisa belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan sendiri problem yang
dihadapi.
2. Karakteristik Discovery Learning
Ciri utama belajar menemukan yaitu:
1) mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk
menciptakan, menggabungkan dan menggeneralisasi
pengetahuan;
2) berpusat pada siswa;
3) kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah
ada

3. Langkah –langkah Model Pembelajaran Discovery Learning


Ada pun langkah-langkah model pembelajaran Discovery Learning:
1) Pemberian rangsangan (stimulation)
2) Pernyataan/Identifikasi masalah (problem statement)
3) Pengumpulan data (data collection)
4) Pengolahan data (data processing)
5) Pembuktian (verification)
6) Menarik simpulan/generalisasi (generalization)

4. Kelebihan dan Kekurangan Discovery Learning


Roestiyah dalam Febi (2019:12).Maka teknik ini memiliki kelebihan sebagai berikut
1. Teknik ini mampu membantu siswa untuk mengembangkan,memperbanyak
17

kesiapan serta penguasaan keterampilan dalam psroses kognitif/pengenalan siswa


2. Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi/individual sehingga
dapat kokoh/mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut
3. Dapat membangkitkan kegairahan belajar para siswa
4. Mampu memberikan kesempatan pada siswa untuk berkembang dan maju
sesuai dengan kemampuan masing-masing
5. Mampu mengarahkan cara siswa belajar,sehingga lebih memiliki motivasi yang kuat
untuk belajar lebih giat
6. Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri
sendiri dengan proses penemuan sendiri
7. Strategi itu berpusat pada siswa,tidak pada guru.Guru hanya sebagai teman
belajar saja,membantu bila diperlukan

Walau demikian, masih ada pula kelemahan yg perlu diperhatikan ialah:

1. Pada siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara belajar
ini.Siswa harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya
dengan baik
2. Bila kelas terlalu besar penguunaan teknik ini akan kurang berhasil
3. Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran
tradisional mungkin akan sempat kecewa bila diganti dengan teknik ini
4. Dengan teknik ini ada yang berpendapat bahwa proses mental ini trelalu
mementingkan proses pengertian saja, kurang memperhatikan
perkembangan/pembentukan sikap dan keterampilan bagi siswa
Tidak memberika kesempatan berpikir secara kreatif
18

BAB III
RENCANA DAN PROSEDUR
PENELITIAN

A. Subyek, tempat dan waktu Penelitian


1. Subyek penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas satu ( I ) SDN I muara burnai 2 ,
Dengan jumlah siswa sebanyak 22 anak . pertimbangan penelitian bahwa siswa
kelas I merupakan siswa kelas rendah yang masih mengalami kesulitan dalam
Penjumlahan.
B. Tempat dan waktu penelitian
2. Tempat penelitian
Lokasi penelitian yaitu di SDN I muara burnai 2 kelas I . Peneliti memutuskan
untuk melakukan penelitian di lokasi tersebut , karena peneliti bekerja sebagai
guru di sekolah itu . Sehingga akan memudahkan segala sesuatu yang berkaitan
dengan penelitian .
3. Waktu penelitian
Peneliti mengalokasikan waktu dari tanggal 17 bulan Oktober sampai tanggal
24 Oktober tahun 2022 .Jatwal pelaksanaan perbaikan pembelajaran sebagai
berikut :

Siklus Pertemuan Hari / Tanggal Waktu


Prasiklus 1 Selasa,18 Oktober 2022 7.30 – 8.40
Siklus 1 2 Selasa, 25 Oktober 2022 7.30 – 8.40

Tabel pelaksanaan pelatihan pembelajaran


C. Prosedur penelitian
Siklus I
Perencanaan
 Guru menyiapkan perangkat pembelajaran (silabus, RPP dan media
tentang membandingkan banyaknya benda).
 Guru menyiapkan lembar observasi PTK.
Tindakan.
 Guru memasuki kelas, memberi salam, memimpin doa bersama,
bernyanyi lagu nasionalisme menyiapkan materi ajar sesuai rencana
pembelajaran yang telah disusun.
 Guru menjelaskan tentang cara membandingkan banyaknya benda.
19

 Guru meminta beberapa siswa untuk mengerjakan beberapa contoh soal


tentang membandingkan banyaknya benda
 Siswa mencatat materi pelajaran tentang membandingkan
banyaknya benda
Observasi.
 Peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran dan kemampuan siswa
dalam menjawab pertanyaan.
Refleksi.
 Refleksi dilakukan untuk mencatat semua keterangan baik kelebihan
maupun kekurangan yang terdapat pada siklus 1, selanjutnya untuk
mengadakan perbaikan pada siklus berikutnya. Berdasarkan hasil refleksi
diatas, peneliti yang juga adalah sebagai guru ingin memperbaiki system
pembelajarannya melalui siklus berikutnya.
2. Siklus II
Revisi Rencana.
 Berdasarkan pelaksanaan siklus 1 dan hasil refleksi siklus 1, maka peneliti
melaksanakan pembelajaran siklus 2 yang direncanakan akan dilaksanakan
pada minggu ketiga bulan Oktober 2022.
Tindakan.
Pembelajaran pada siklus 2 merupakan tindak lanjut yang dilakukan oleh guru
untuk memperbaiki system pembelajaran dari siklus 1. Dimana guru
 menambahkan beberapa hal yang tidak nampak dalam pembelajaran siklus
1, diantaranya yaitu menyampaikan tujuan pembelajaran, menggunakan alat
bantu / media, memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya dan
melaksanakan diskusi kelompok.
Observasi.
 Dengan melihat hasil dari siklus 1 dan saran dari teman-teman sejawat
khususnya Bapak Suwarno,S.Pd selaku teman sejawat atau guru kelas V,
maka peneliti melaksanakan pembelajaran siklus 2 yang hasilnya sangat
memuaskan.
Refleksi.
Pada pembelajaran siklus 1, masih ada banyak siswa yang belum mampu
memahami materi pembelajaran namun pada siklus 2, banyak siswa yang
mampu memahami dan mengetahui materi pembelajaran

D. Teknik Pengumpulan data


Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu :
1. Tes
2. observasi
3. wawancara

E. Teknik Analisis data


Teknik analisis data penelitian ini adalah data kuantitatif diolah dengan analisis
deskriptif sedangkan data kualitatif diolah dalam bentuk paparan narasi yang
20

menggambarkan kualitas pembelajaran.

F. Jadwal Penelitian

Tabel 3.
Jadwal Penelitian
No Kegiatan Oktober November
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan √
2 Pelaksanaan √
Pre tes √
Siklus I √
Siklus II √
3 Penyelesaian √
Analisis data √
Menyusun laporan √ √

A. Personalia Penelitian
Nama mahasiswa : MAIMUNAH
Tempat Tanggal Lahir : KAYUAGUNG ,03,09,2001
Jenis Kelamin : Perempuan
Jabatan Fungsional : Guru
Pendidikan Tertinggi : SMU
G. Biaya Penelitian
Rincian biaya penelitian
No Jenis Biaya Harga
1 ATK Rp. 20.000
2 Alat Peraga Rp. 50.000
3 Bahan Penelitian Rp . 50.000
4 Transportasi Rp. 30.000
5 Penyelesaian (analisis data, Penggandaan dan Rp. 100.000
pengiriman laporan
Jumlah Biaya Rp. 250.000
21

DAFTAR PUSTAKA

Hamalik (2005). Metode belajar dan Kesulitan-kesulitan belajar. Bandung : Tarsito

Sofiana (2015). Peningkatan hasil belajar operasi hitung bilangan pecahan melalui
Pendekatan Matematika Realistik pada siswa kelas V SD Negeri 3 Grenggeng.

Trilina, Febi (2019). Upaya meningkatkan hasil belajar matermatika siswa kelas V sd
negeri 143 Lubuk Seberuk melalui metode discovery learning.

Wardhani, IGAK dan Wihardit, Kuswaya. (2014). Penelitian Tindakan Kelas Jakarta:
Universitas Terbuka

Damanik, Erikson. (2016). Pengertian, Tujuan Dan Manfaat Penelitian


Tindakan Kelas Menurut Ahli
Diunduh 17 Oktober 2020 dari (http://pengertian-pengertian
info.blogspot.co.id/2016/02/pengertian- tujuan-dan-manfaat.html)

Lamiran RPP
22

Tabel Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Persiklus

No Tahap Pembelajaran Rata-Rata % Ketuntasan


1 Pembelajaran awal prasiklus 67,3 23 %
2 Perbaikan pembelajaran siklus 1 82,6 85 %

Grafik 1
Peningkatan Prestasi Belajar Siswa PerSiklus

90
80
70
60
50 Series 2
40
30 Series 1
20
10
0
prasiklus siklus 1
23
24

Dimiyati dan Mujiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta

17

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per Siklus
Masalah yang penulis hadapi saat pembelajaran matematika dengan materi
membandingkan banyaknya benda pada pembelajaran pra siklus . maka pada tanggal
24 oktober 2022 penulis mengadakan program perbaikan pembelajaran siklus I. Dari
program perbaikan yang penulis lakukan diperoleh hasil peningkatan daya serap siswa
terhadap materi pelajaran . Yang semula hanya 5 siswa dari 22 siswa nilainya diatas
setandar KKM sekitar 23% sekarang menjadi 19 siswa dari 22 siswa nilai diatas
setandar KKM atau sekitar 85 %.
Target keberhasilan penulis terhadap materi matematika membandingkan
banyaknya benda minimal 80 % siswa harus menguasai materi . Disiklus I ini siswa
yang tuntas sudah mencapai 85 %, .Hasil pada siklus I ini diperoleh hasil yang
meningkat daya serap siswa terhadap materi pembelajaran . Terlihat dari hasil
pekerjaan siswa 19 anak dari 22 siswa yang nilainya diatas KKM , maka sekitar 85 %
siswa tuntas .
25

18

B. Pembahasan
Dalam pelaksanaan kegiatan perbaikan dirumuskan pada konsep – konsep
matematika sederhana menggunakan metode matematika realistis dengan benda –
benda yang ada lingkungan disekitar anak . Penulis menemukan beberapa masalah
yang menyebabkan rendahnya tingkat kemampuan siswa, sehingga pada akhir
pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran diharapkan hasil yang diperoleh siswa
selalu meningkat dalam hal :
- Hasil belajar
- Kemampuan dan motivasi
- Kreatipitas siswa .

Hasil yang diperoleh dari perbaikan dapat diketahui melalui siklus I yang telah ditulis
dalam bentuk tabel penilaian .
Siklus I
Pada siklus 1 diperoleh peningkatan daya serap siswa terhadap materi
pelajaran , dari 23 % tuntas manjadi 85 %.Dalam pembelajaran guru tetap membahas
tentang membandingkan banyaknya benda dengan benda – benda kongkrit yang ada
disekitar siswa.
Hasil analisis siklus I :
- Peningkatan nilai siswa dari 23 % menjadi 85 % yang mendapat nilai
diatas KKM
- Peningkatan nilai rata – rata kelas dari 67,3 menjadi 82,6 . maka dengan
demikian pada siklus I dianggap ada perubahan kearah yang lebih baik .
Dari hasil pengamatan,siswa lebih termotivasi dalam belajar dengan menggunakan
metode matematika realistis.Melihat hasil dari siklus I hasil belajar siswa sudah cukup
baik .
26

20
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dengan selesainya kegiatan perbaikan ini , dan berdasarkan tahap –tahap
pelaksanaan mulai dari pra siklus , siklus I , penulis menarik kesimpulan :
1. Setelah melaksanakan siklus I ( pertama ) hasil nilai rata – rata yang diperoleh
adalah : 82,6 dengan prosentase 85 % ini sudaah cukup maksimal.siswa dapat
mengalami peningkatan dalam hasil belajar yang sangat baik. Terlihat dari
hasil belajar yang diperoleh siswa rata – rata adalah 82.6 denga prosentasi
ketuntasan 85 %. Sehingga peningkatan ini sangat baik . Karena siswa mulai
paham dengan metode matematika realistis yang disampaikan oleh guru .
2. Peningkatan materi pelajaran dapat ditingkatkan melalui penggunaan metode
matematika realistis.
B. Saran – Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan menerapkan metode matenatika
realistis pada pembelajaran membandingkan banyaknya benda, maka peneliti dapat
memberikan saran sebagai berikut :
1. Bagi guru SDN I muara burnai 2
Diharapkan dapat memproses metode pembelajaran yang relistis,tidak hanya
daam mata pelajaran pelajaran matematika saja , akan tetapi diterapkan pula
pada mata pelajaran yang lain . Karena proses metode ini dalam pembelajaran
terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa .
2. Bagi peserta didik
Diharapkan peserta didik dapat lebih aktif dalam mengikuti setiap kegiatan
pembelajaran , sehingga terlibat langsung guna memperoleh pengalaman
belajar yang bermakna . dan hasil yang memuaskan .
27

21

Anggaran Biaya penelitian

Unit
Kegiatan volume satuan Jumlah
NO (cots)
Penyusunan proposal
2xlemba
1 poto copy dan jilit 23 1.000 46.000
r
Penggandaan proposal 2 jilit 5000 10.000
Pengadaan bahan
2 2 pkt 5000 10000
habis pakai dilapangan
3 Kuisioner 22 lembar 1000 22.000

dan alat tulis 2 pkt 5000 10.000


4
TOTAL 108.000
28

22
DAFTAR PUSTAKA

A.Malik dkk.1996. Matematika. Semarang.


Hirjan. 1993. Pola Mengajar Matematika. Yogyakarta: Dirjendikdasmen.
R. Soedjadi, dkk. 1995. Mari Berhitung. Jakarta: Balai Pustaka.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2002. Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Wulandani. Septi Peni. 2005. Jarimatika. Jakarta: Kawan Pustaka.
Tim Bina Karya Guru. 2006. Terampil Berhitung Matematika.jakarta : Erlangga.
Suciati, Dr. 2003. Belajar dan Pembelajaran. Modul 3. Motivasi dalam
Pembelajaran. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Lampiran RPP

23

Anda mungkin juga menyukai