Anda di halaman 1dari 11

BB03-RK17a-RII.

1
10 Juli 2017

TUGAS TUTORIAL
Ke: 2

: Nihayatus Sholihah
: 857736296
: 1A
: Demak (S1 PGSD BI 2022.1)
: .....

1. Secara umum, penyusunan proposal penelitian tindakan kelas (PTK) terdiri atas
komponen-komponen utama berikut:
(1) Judul Penelitian,
Judul PTK hendaknya dirumuskan secara singkat, padat, spesifik dan tidak
memberi kemungkinan penafsiran yang beragam, serta mencerminkan
permasalahan pokok yang akan dipecahkan. Formulasi judul dibuat agar
menampilkan wujud PTK bukan penelitian pada umumnya. Umumnya di bawah
judul di tuliskan pula sub judul. Sub judul di tuliskan untuk menambah keterangan
lebih rinci tentang subyek, tempat dan waktu penelitian.
(2) Latar Belakang Penelitian,
Penyusunan latar belakang masalah hendaknya dimulai dari penghayatan
permasalahan yang bersifat umum, kemudian dilanjutkan dengan permasalahan
yang agak khusus, baru setelah itu mengacu pada permasalahan yang sangat
khusus, misalnya mengenai ketidak efektifan pembelajaran sejarah, permasalahan
bisa dimulai dari fenomena yang terjadi ditingkat nasional, propinsi, baru setelah
itu mengacu pada permasalahan dikelas yang diteliti.
(3) Rumusan Masalah Penelitian,
Rumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-
pertanyaan yang hendak dicarikan jawabannya. Perumusan masalah merupakan
pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan
diteliti berdasarkan identifikasi dan pembahasan masalah.1
(4) Tujuan Penelitian,
Tujuan penelitian harus sesuai dengan rumusan masalah dan tindakan perbaikan.
Dalam hal ini Anda harus ingat bahwa tujuan penelitian berbeda dari tujuan
perbaikan. Tujuan penelitian pada umumnya berkisar pada mendeskripsikan atau
mengumpulkan informasi atau menguji hipotesis. Terkait dengan tujuan penelitian
pada umumnya, maka PTK pada umumnya bertujuan untuk mendeskripsikan
proses dan hasil perbaikan. Dengan perkataan lain tujuan ini berkaitan dengan
mencari jawaban apakah tindakan perbaikan yang kita lakukan berhasil mencapai

1
perbaikan yang diharapkan, atau ada yang perlu diubah pada daur (siklus)
berikutnya
(5) Manfaat Penelitian,
Di samping tujuan PTK, perlu juga diuraikan kemungkinan manfaat penelitian.
Dalam hubungan ini, perlu dipaparkan secara spesifik keuntungan-keuntungan
yang diijinkan, khususnya bagi siswa sebagai pelaksana langsung hasil PTK, di
samping bagi guru pelaksana PTK, bagi rekan-rekan guru lainya, serta bagi para
dosen LPTK sebagai pendidik guru. Berbeda dari konteks penelitian formal,
manfaat bagi pengembangan ilmu teknologi dan seni tidak merupakan prioritas
dalam konteks PTK, meskipun kemungkinan kehadirannya tidak ditolak.
(6) Kajian Pustaka,
Kajian teori memang sering diidentikkan dengan buku dan sumber-sumber rujukan
lain sebab memang di situlah khazanah teori itu berada. Tidak mungkin sebuah
proses kajian teori atau tinjauan pustaka bisa dilakukan dengan baik apabila si
peneliti tidak suka membaca, khususnya buku-buku standar penelitian yang
biasanya cukup berat. Dengan demikian, mencari dan membaca buku-buku tentang
tema-tema yang relevan dengan judul PTK adalah sesuatu yang wajib dilakukan.
(7) Metode Penelitian yang mencakup unsur-unsur:
(a) Subjek dan Objek Penelitian,
(b) Variabel Penelitian,
(c) Rancangan Tindakan,
(d) Data dan Sumber Data,
(e) Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data,
(f) Teknik Analisis Data,
(g) Indikator Keberhasilan,

(8) Rencana Anggaran,

(9) Jadwal Penelitian,

(10) Personalia Penelitian,

(11) Daftar Pustaka,

(12) Lampiran-lampiran.

2. JUDUL PTK : PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA


MATERI PECAHAN DAN OPERASINYA DENGAN MENGGUNAKAN
PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (MR) PADA SISWA KELAS IV SD
NEGERI CANGKRING 2 KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN
DEMAK TAHUN AJARAN 2022/2023

3. PROPOSAL PTK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN


DAN OPERASINYA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MATEMATIKA
REALISTIK (MR) PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI CANGKRING 2
KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN DEMAK TAHUN AJARAN
2022/2023

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Menghadapi era globalisasi yang diiringi dengan


perkembangan IPTEK yang sangat pesat, seseorang dituntut untuk mampu
memanfaatkan informasi dengan baik dan cepat. Sehingga dibutuhkan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang berkualitas dan bernalar tinggi serta memiliki kemampuan
untuk memproses informasi sehinga sehinga dapat digunakan untuk mengembangkan
IPTEK. SDM Indonesia masih mengalami kekurangan dalam menciptakan teknologi
yang semakin maju seperti sekarang. Kurangnya SDM yang berkualitas disebabkan
oleh pemahaman terhadap suatu ilmu yang masih kurang maksimal, terutama
ilmu-ilmu yang berkaitan dengan teknologi yang mendasar sepert matematika.
Salah satu karakteristik matematika adalah mempunyai
objek yang bersifat abstrak, artinya objek matematika berada dalam alam pikiran
manusia, sedangkan realisasinya dengan menggunakan benda-benda yang berada
disekitar kita. Sifat abstrak ini menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam
matematika. Banyak siswa menganggap bahwa matematika itu sulit. Selama ini guru
seakan – akan menjadi pemegang kekuasaan secara penuh di kelas. Guru sebagai
objek dan siswa sebagai objek. Pembelajaran terjadi satu arah, siswa hanya
sebagai penerima materi saja.
Pembelajaran matematika di kelas IV SD N Cangkring 2
masih didominasi oleh guru. Guru memberikan materi dengan metode ceramah. Pada
akhir penyampaian materi guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang
kepahaman siswa, sebagaian besar siswa tidak menjawab. Guru memberikan
kesempatan siswa untuk bertanya namun siswa diam. Pada akhir pembelajaran guru
memberikan soal latihan kepada siswa dan siswa diminta mengerjakannya.
Berdasarkan hasil pengamatan nilai ulangan kelas IV SD
Negeri Cangkring 2, Hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi
penjumlahan dua pecahan yaitu dari 20 siswa, tedapat 5 siswa mendapat nilai
≥65, sedangkan 15 siswa mendapat nilai ≤65. Dapat disimpulkan bahwa hanya 25%
siswa dapat mencapai KKM dan 75% belum mencapai KKM.
Berdasarkan hasil fakta di kelas IV SD Negeri Cangkring 2
dan hasil konsultasi dengan dosen pembimbing, maka perlunya penerapan
pendekatan pembelajaran yang tepat sebagai proses pembelajaran matematika.
Salah satu pendekatan pembelajaran matematka yang berorientasi pada
matematisasi pengalaman sehari-hari (mathematize
of everyday experience) dan menerapkan matematika dalam kehidupan
sehari-hari adalah pendekatan Matematika Realistik (MR). Pembelajaran
Matematika Realistik (MR) memberikan kesempatan siswa untuk menemukan kembali
dan mengkontruksi konsep-konsep matematika pada masalah realistik yang diberikan
oleh guru. Situasi realistik dalam masalah memungkinkan siswa menggunakan
cara-cara informal (cara mereka sendiri dengan pengalaman) untuk menyelesaikan
masalah.

B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan hasil penelitian yang saya lakukan di
kelas IV SD Negeri Cangkring 2 banyak sekali penyebab kurangnya hasil belajar
matematika materi penjumlahan dua pecahan, diantaranya :

1.Guru masih menggunakan pendekatan lama yaitu ceramah


2.Guru masih berpatokan menggunakan textbook dalam menyampaikan materi.
3.Guru tidak menghubungkan materi dengan dunia nyata siswa.
4.Siswa kurang aktif dalam pembelajaran.
5.Guru hanya mengukur keberhasilan pembelajaran dari hasil tes ulangan siswa.
C. BATASAN MASALAH
Penelitian ini dibatasi pada pelaksanaan pembelajaran
matematika dengan pendekatan matematika realistik pada siswa kelas IV SD Negeri
Cangkring 2, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak pada materi pecahan dan
operasinya.
Pengamatan lebih difokuskan pada keterlaksanaan proses pembelajaran dengan
pendekatan matematika realistic sebagai upaya peningkatan hasil belajar materi
pecahan dan operasinya.

D. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri
Cangkring 2 materi penjumlahan dua pecahan dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :

1.Bagaimana penggunaan pendekatan Matematika Realistik pada materi pecahan dan


operasinya di kelas IV SD Negeri Cangkring 2?
2.Bagaimana peran dan minat siswa terhadap penggunakan pendekatan Matematika
Realistik pada materi pecahan dan operasinya di SD Negeri Cangkring 2?
3.Bagaimana hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Cangkring 2 pada materi pecahan dan
operasinya setelah menggunakan pendekatan Matematika Realistik?
E. TUJUAN PENELITIAN
1.Menerapkan pendekatan Matematika Realistik di kelas IV SD Negeri Cangkring 2 pada
materi pecahan dan operasinya.
2. Mengetahui peran dan minat siswa kelas IV SD Negeri Cangkring 2 terhadap pendekatan
Matematika Realistik pada materi pecahan dan operasinya.
3.Mengetahui hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Cangkring 2 pada materi pecahan dan
operasinya.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.    HAKIKAT BELAJAR


a.      Pengertian Belajar
Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di
sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan
proses berbuat melui pengalaman.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
B. HAKEKAT HASIL BELAJAR
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan peristiwa yang bersifat internal, yang terjadi di dalam
diri seseorang. Peristiwa tersebut dimulai dari adanya perubahan kognitif atau
pengetahuan kemudian berpengaruh kepada perilaku. Perilaku belajar seseorang
didasarkan pada tingkat pengetahuan terhadap sesuatu yang dipelajari kemudian dapat
diketahui melalui tes.
b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu faktor
dari dalam diri siswa (factor internal) dan faktor yang dating dari luar diri siswa (faktor
eksternal). Faktor yang berasal dari dalam diri siswa meliputi kemampuan yang
dimilikinya, motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar,
ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis. Sedangkan faktor yang berasal dari
luar diri siswa meliputi faktor lingkungan, terutama kualitas pengajaran.

C.      MATEMATIKA REALISTIK (MR)


a.      Hakekat Pendekatan Matematika Realistik
Salah satu pembelajaran matematika yang berorientasi pada matematisasi pengalaman
sehari-hari dan  menerpakan matematika dalam kehidupan sehari-hari adalah Matematika
Realistik (MR). Realistic Mathematica Education (RME) merupakan teori belajar mengajar
dalam pendidikan matematika. Teori RME pertama kali diperkenalkan dan dikembangkan di
Belanda pada tahun 1970 oleh Institut Freudenthal. Teori ini mengacu pada pendapat
Freudenthal yang mengatakan bahwa matematika harus dikaitkan dengan realita dan
matematika merupakan aktivitas manusia. Ini berarti matematika harus dekat dengan anak
yang relevan dengan kehidupan nyata sehari-hari. Matematika sebagai aktivitas manusia
berarti manusia harus diberikan kesempatan untuk menemukan kembali ide dan
konsep matematika dengan bimbingan orang dewasa, (Gravencher (Suharta, 1 : 2005).
b. Langkah-Langkah Pembelajaran Matematika Realistik
Wahyudi dan Kriswandani (2007 : 52) mengemukakan bahwa langkah-langkah
pembelajaran dalam pendekatan matematika realistic adalah sebagai berikut :
1. Memahami masalah / soal konteks, guru memberikan masalah / persoalan
kontekstual dan meminta peserta didik untuk memahami masalah tersebut.
2.   Menjelaskan masalah kontekstual, langkah ini dilakukan apabila ada peserta didik
yang belum paham dengan masalah yang diberikan.
3.      \Menyelesaikan masalah secara kelompok atau individu.
4.  Membandingkan dan mendiskusikan jawaban. Guru memfasilitasi diskusi dan
menyediakan waktu untuk membandingkan dan mendiskusikan jawaban dari soal
secara kelompok.
5.     Menyimpulkan isi diskusi.

E. KERANGKA PIKIR PENELITIAN


Salah satu karakteristik matematika adalah mempunyai
kajian objek yang abstrak. Sifat abstrak ini menjadikan banyak siswa kesulitan
dalam matmatika. Pembelajaran matematika saat ini lebih cenderung bagaimana
matematika dapat diaplikasikan dalam dunia nyata bukan sebaliknya objek nyata
digunakan sebagai membentuk konsep matematika. Kegiatan pembelajaran
matematika
yang kurang terikat dengan kehidupan nyata dan alam pikiran siswa sering
menjadikan matematika yang kurang dipelajari kurang bermakna dan kurang
menarik.
Pendekatan matemtika realistik dapat membantu
mengkonkretkan konsep-konsep matematika yang abstrak. Salah satu pembelajaran
matematika yang beorientasi pada matematisasi pengalaman sehari-hari serta
menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari adalah pendekatan
pembelajaran matematika realistik (MR). Dengan penerapan pendekatan
pembelajaran matematika realistic (MR) diharapkan siswa lebih mudah menangkap
dan memahami konsep matematika yang nantinya bermuara pada peningkatan hasil
belajar siswa.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian Peningkatan Hasil Belajar Matematika pada Materi Pecahan dan
Operasinya 
dengan Menggunakan Pendekatan Matematika Realistik (MR) pada Siswa Kelas
IV SD Negeri Cangkring 2, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak ini merupakan jenis
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini bertujuan
untuk mengatasi suatu permasalahan atau memperbaiki suatu pembelajaran di dalam
kelas.

A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN

Penelitian tindakan ini mengambil bentuk penelitian tindakan kelas kolaborasi, dimana
peneliti berkolaboasi dengan guru yang tergabung dalam satu tim untuk melakukan penelitian
dengan tujuan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam praktik pembelajaran.
Hubungan antarapeneliti dan guru bersifat kemitraan, sehingga kedudukan peneliti dan guru
adalah sama untuk mengupayakan persoalan-persoalan yang akan diteliti. Dengan
demikian peneliti dituntut untuk bisa terlibat secara langsung dalam PTK ini.
Adapun yang melaksanakan pembelajaran adalah siswa dan peneliti, sedangkan guru
sebagai pengamat.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian
kualitatif, dimana pengambilan data dilakukan secara alami dan data yang diperoleh berupa
kata-kata dan gambar. Sesuai dengan pengertian penelitian kualitatif yaitu penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistic dengan cara
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang
alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.
B.     WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
1.     Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran 2022-2023 yaitu pada
Oktober sampai Desember 2022.
2.     Tempat Penelitian
Penelitian ini di lakukan di kelas IV SD Negeri Cangkring 2, Kecamatan Karanganyar,
Kabupaten Demak.
C.    DESAIN PENELITIAN
Desain penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas yang
dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart. Model visualisasi bagan yang disusun oleh
Kemmis dan Mc Taggart adalah sebagai
berikut :
a.      Perencanaan atau planning
Rencana penelitian tindakan merupakan tindakan yang
terstruktur dan terencana namun tidak menutup kemungkinan untuk mengalami
perubahan sesuai situasi dan kondisi yang tepat.
b. Tindakan atau acting
Yang dimaksud tindakan atau acting dalam penelitian ini adalah tindakan
yang dilakukan secara sadar dan terkendali yang merupakan variasi praktek yang
cermat dan bijaksana. Tindakan yang dilakukan berdasarkan pada perencanaan
yang telah disusun sesuai dengan perencanaan.
c.      Observasi atau observing
Observasi pada tindakan ini berfungsi untuk mendokumentasikan hal-hal
yang terjadi selama tindakan.
d.     Refleksi atau reflecting
Refleksi adalah mengingat dan merenungkan kembali
sutau tindakan yang telah dilakukan sesuai dengan hasil observasi.
D.    INSTRUMENT PENELITIAN
Instrument penilaian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih
cermat, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Dalam penelitian ini, untuk kepentingan
mengumpulkan data digunakan beberapa instrument, antara lain:
a.      Lembar observasi
Lembar observasi berisi catatan yang menggambarkan
aktivitas peneliti dan siswa dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan di
kelas. Format lembar observasi yang digunakan adalah format observasi
sistematis yang berbentuk isian untuk mengetahui tindakan selama proses
pembelajaran.
b.     Wawancara
Wawancara dilakukan tidak terstruktur kepada siswa,
artinya wawancara hanya dilakukan kepada siswa yang dipilih tentang aktivitas,
tanggapan, dan sikap siswa terhadap pembelajaran matematika realistik.
c.     Jurnal harian
Jurnal harian berisi catatan kejadian yang belum
terdapat dalam lembar observasi. Jurnal harian ini digunakan untuk mengetahui
keterlaksanaan proses pembelajaran serta untuk mendeskripsikan aktivitas siswa
maupun pengajar selama proses pembelajaran.
d.     Bahan ajar
Bahan ajar terdiri dari buku guru, buku siswa, Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
e.      Lembar evaluasi
Lembar evaluasi ini berupa soal ulangan isian sebagai
tolak ukur kompetensi siswa terhadap materi yang telah dipelajari.
Lembar instrument tersebut sebenarnya tercakup dalam sebuah instrument
pokok yakni peneliti itu sendiri. tindakan kelas sebagai peneliti bertradisi kualitatif
dengan latar atau setting yang wajar dan alami yang diteliti, memberikan peranan
penting kepada penelitnya yakni sebagai satu-satunya instrument karena
manusialah yang dapat menghadapi situasi yang berubah-ubah dan tidak menentu.

E.     LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN


Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a.     Personel yang terlibat
Dalam penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan
guru dalam satu tim. Guru sebagai observer sedangkan peneliti dan siswa sebagai
pelaksana pembelajaran. Semua tindakan didiskusikan antara peneliti dan guru.
b.      Penyusunan instrument pembelajaran
Instrument pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan ajar
terdiri dari buku guru, buku siswa, lembar kegiatan siswa (LKS), dan lembar
evaluasi.
c.     Skenario tindakan
1.     Penyusunan perencanaan (planning)
Peneliti melakukan observasi awal, wawancara, dan diskusi dengan guru
untuk mengetahui permasalahan yang ada dalam pembelajaran
matematika di kelas. Setelah peneliti mengetahui permasalahan yang terjadi,
peneliti bersama guru yang tergabung dalam tim kolaborasi menyusun rencana
tentang tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan
atau mengubah perilaku dan sikap siswa yang diinginkan sebagai solusi dari
permasalahan-permasalahan yang ada. Solusi yang diterapkan adalah
pembelajaran matematika dengan pendekatan matematika realistik.
2.      Pelaksanaan tindakan (acting)
Peneliti melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan realistik
berdasarkan pada rencana tindakan yang tertuang dalam rencana
pembelajaran sebagai upaya perbaikan, peningkatan, dan perubahan yang
dihaapkan. Dalam tahap ini sangat dipengaruhi situasi dan kondisi pada waktu
pembelajaran berlangsung sehingga perencanaan tindakan bersifat fleksibel.
3.      Observasi (observing) dan perekaman tindakan.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengamati pelaksanaan dan
hasil serta dampak dari tindakan yang dilakukan. Tahap ini dilakukan selama
proses pembelajaran berlangsung. Tahap ini dilakukan oleh guru sebagai
observer. Catatan dan dampak tindakan diperoleh dari lembar observasi,
wawancara, jurnal harian dan dokumentasi berupa foto kegiatan pada saat
pembelajaran. Observer hanya melakukan pencatatan atas apa yang dilihat dan
didengar. Observer harus bersifat deskriptif dan netral.
4.     Refleksi (Reflecting)
Peneliti dan guru menganalisa, menginterprestasikan dan menyimpulkan hasil
dan dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan data dari hasil observasi
(monitoring) dan perekaman tindakan. Data hasil monitoring dan perekaman
tindakan disusun secara urut dan teratur.
F.     TEKNIK ANALISIS DATA
Analisis data yang digunakan adalah analisis data diskriptif kualitatif. Data yang
diperoleh dalam penelitian ini berupa data hasil observasi tentang proses pembelajaran, hasil
wawancara dan jurnal harian. Data tambahan yang diperoleh dari wawancara tidak terstruktur
dengan siswa dan data dari foto kamera sebagai pertimbangan. Kemudian data
diperoleh dan dianalisis dalam beberapa tahap sebagai berikut :
a.      Reduksi data
Tahap ini dilakukan untuk merangkum data, memfokuskan
pada hal-hal penting.
b.     Triangulasi
Triangulasi adalah suatu cara untuk menghilangkan
perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi
sewaktu pengumpulan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai
pandangan. Triangulasi pada penelitian ini dilakukan dengan membandingkan data
hasil observasi, data hasil wawancara dengan guru dan diperkuat dengan data
dari jurnal harian, wawancara tidak terstruktur dengan siswa dan data dari
dokumen kamera.
c.      Display data
Data hasil reduksi data dan triangulasi kemudian
dianalisis dengan analisis deskriptif. Selanjutnya data hasil analisis
disajikan dalam bentuk terstruktur sehingga data mudah dipahami secara
keseluruhan atau pada bagian tertentu. Selain itu data ditampilkan pula dalam
bentuk foto untuk memahami hal-hal yang bersifat subjektif.
d.     Kesimpulan
Data yang diperoleh setelah dianalisis kemudian diambil simpulannya
apakah tujuan dari pembelajaran sudah tercapai atau belum. Apabila belum
tercapai dilakukan tindakan selanjutnya dan apabilasudah tercapai penelitian
dihentikan.

F. INDIKATOR KEBERHASILAN
Apabila penggunaan pendekatan matematika realisttik (MR) dalam kegiatan
pembelajaran matematika telah meningkat hasil blajar matematika siswa lebih dari
75% maka penelitian akan dihentikan. Amgka 75% ini berdasarkan pada hasil  pre
test yang dilakukan peneliti.

Anda mungkin juga menyukai