Anda di halaman 1dari 45

HALAMAN SAMPUL

LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

KEEFEKTIFAN METODE PROJECT-BASED LEARNING DALAM


PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS DESKRIPSI
DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 28
BULUKUMBA KABUPATEN BULUKUMBA
TAHUN AJARAN 2023/2024

Disusun oleh :

NAMA : ARIDA, S.Pd

NIM : 2301615030

KELAS : C

PROGRAM PROFESI GURU DALAM JABATAN ANGKATAN II

UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO

TAHUN 2023

i
LEMBAR PENGESAHAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

( CLASSROOM ACTION RESEARCH )

1.Judul Penelitian Keefektifan Metode Project-Based Learning dalam


pembelajaran keterampilan menulis teks deskripsi
ditinjau dari motivasi belajar Siswa Kelas VII SMP
Negeri 28 Bulukumba
2. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

3. Peneliti
a. Nama Arida,S.Pd
b. NIM 2301615030
c. Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia
d. Universitas Cokroaminoto Palopo
e. Tempat Meneliti SMP Negeri 28 Bulukumba
f. Hari dan tanggal pelaksanaan Siklus 1
Siklus II
g. Alamat Rumah Gunturu
h. Nomor Telepon 085256702797

Kepala Sekolah Peneliti

Sudirman ,S.Pd Arida, S.Pd


NIP.19690413 199307 2 022 NIM. 23016150

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, kepada kita semua. Semoga kita selalu dalam lindungan dan
bimbingan-Nya. Amiin.
Penelitian Tindakan kelas ini berjudul “Keefektifan Metode Project Based
Learning (PjBL)
Dalam Pembelajaran Keterampilan Menulis Teks Deskripsi ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa
kelas VII (Survei pada siswa kelas VII SMP Negeri 28 Bulukumba Tahun Pelajaran 2023/2024), ini
diajukan dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan
Program Studi Bahasa Indonesia di Universitas Cokroaminoto Palopo.
Rintangan, kendala, ataupun kesulitan pastilah banyak menimpa diri penulis,
namun berkat bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak penulisan
penelitian Tindakan kelas ini dapat diselesaikan.
Oleh karena itu, sudah sepantasnya apabila dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada yang terhormat:

1. Sudirman, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 28 Bulukumba yang telah
memberikan ijin pelaksanaan perbaikan pembelajaran.
2. Ibu Bau Rannu, S.Pd selaku teman sejawat yang berkenan menjadi supervisor 2 dan
penilai 2, serta memberi saran yang membangun bagi penulis.
3. Ibu Mardawati, S.Pd selaku teman sejawat yang berkenan menjadi penilai 2
4. Rekan- rekan guru SMP Negeri 28 Bulukumba yang telah memberikan dukungan bagi
penulis.
5. Seluruh peserta didik kelas VII SMP Negeri 28 Bulukumba.

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL i

LEMBAR PENGESAHAN ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI iv

ABSTRAK vi

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Identifikasi Masalah 5

C. Analisis Masalah 5

D. Rumusan Masalah 6

E. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran 6

F. Manfaat Penelitian 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA 9

1. Kajian Tentang Belajar 9

1.2. Kajian tentang Hasil belajar 10

BAB III METODE PENELITIAN 17

A. Jenis Penelitian 17

B. Tempat dan Waktu Penelitian 17

C. Sasaran Penelitian 17

D. Rencana Tindakan 17

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 19

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran 19

iv
1) Kegiatan Pelaksanaan Tindakan 20

2) Observasi Aktifitas Siswa 24

3) Observasi Aktifitas Siswa 29

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran 31

1) Proses Pembelajaran 31

2) Hasil belajar Siswa 32

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 35

A. KESIMPULAN 35

B. Implikasi 36

C. Saran 37

DAFTAR PUSTAKA 39

v
ABSTRAK

Arida, S.Pd, NIM 2301615030. KEEFEKTIFAN METODE PROJECT-BASED LEARNING


DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS DESKRIPSI DITINJAU
DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII. Penelitian ini bertujuan untuk : 1) Mengetahui
perbedaan keterampilanmenulis deskripsi antara siswa yang diajar menggunakan metode Project
Based learning(PjBL) dengan metode konvensional, 2) Mengetahui perbedaan keterampilan
menulis deskripsi antara siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dengan siswa yang memiliki
motivasi belajar rendah, 3) Interaksi antara metode PBL dengan motivasi belajar dalam pencapaian
keterampilan menulis deskripsi.

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 28 Bulukumba pada Bulan Mei sampai Desember pada
semester pertama tahun akademik 2023/2024. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII sekitar
13 siswa, sampel penelitian ini berjumlah 13 siswa.Penelitian ini menggunakan dua metode
pembelajaran yaitu : metode PjBL di kelas VII B yang merupakan kelompok eksperimen dan
metode konvensional di kelas VII A yang merupakan kelompok kontrol. Penelitian ini merupakan
penelitian eksperimental dengan desain penelitian one group pre test dan post test design.Teknik
pengumpulan data menggunakan angket. Pemberian angket mengenai motivasi belajar dan
keterampilan menulis deskripsi dilakukan pada responden sebelum dan setelah diberikan metode
pembelajaran baik pada kelompok eksperimen maupun pada kelompok kontrol. Uji hipotesis I
menggunakan uji T Tes (Paired Test), Uji hipotesis II menggunakan uji ChiSquare, Uji Hipotesis III
menggunakan Uji ANOVA.
Hasil perhitungan menunjukkan 1) kelompok kontrol dengan nilai thitung 11,857 dengan nilai
signifikansi < 0,05 maka H1 diterima. Hal iniBerarti bahwa metode PjBL lebih efektif daripada
metode langsung dalam pembelajaran menulis teks deskripsi.2) kelompok kontrol dengannilai chi
square hitung sebesar 10,823 dengan nilai signifikansi <0,05 maka H2 diterima. Hal ini berarti
bahwa siswa dengan motivasi belajar tinggi memiliki prestasi yang lebih baik daripada siswa
dengan motivasi belajar rendah dalam pembelajaran menulis teks deskripsi.3)ada interaksi antara
metode mengajar dengan motivasi belajar sebesar 10,414 dengan nilai signifikansi < 0,05. Hal ini
berarti bahwa ada interaksi antara metode mengajar dengan motivasi belajar terhadap keterampilan
menulis teks deskripsi.
KATA KUNCI:

vi
BAB I PENDAHULUAN
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia, karena dengan pendidikan
manusia memperoleh pengetahuan, nilai dan keterampilan. Melalui pendidikan kualitas
sumber daya manusia dapat ditingkatkan, sehingga memiliki kemampuan dan
keterampilan untuk menjadikan bangsa ini ke arah yang lebih baik. Pendidikan di
Indonesia menempatkan Bahasa Indonesia sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan
di sekolah. Pengajaran Bahasa Indonesia harus diisi dengan usaha-usaha yang dapat
memunculkan serangkaian keterampilan. Keterampilan tersebut erat hubungannya
dengan proses-proses yang mendasari pikiran. Semakin terampil seseorang berbahasa
semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya.

Sekolah merupakan salah satu lembaga penyelenggara pendidikan atau proses


belajar mengajar yang diusahakan dengan sengaja untukmengembangkan pengetahuan
siswa sehingga dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Untuk memenuhi tugas tersebut, sekolah selalu menyiapkan mata pelajaran-mata
pelajaran yang tersusun secara sistematis dalam bentuk kurikulum yang terdiri dari
kelompok mata pelajaran pembinaan mental, pembinaan kecerdasan, dan pembinaan
kecakapan khusus/keterampilan. Sekolah juga memberikan pelajaran-pelajaran yang
memadai dalam proses belajar mengajar yang mengusahakan suatu kondisi proses
belajar mengajar secara formal dan terencana untuk semua siswa secara klasikal. Tiap-
tiap siswa yang belajar di sekolah memiliki potensi diri serta latar belakang pengalaman
belajar yang berbeda-beda, sehingga dapat dimengerti bahwa keberhasilan siswa di
sekolah juga berbeda pula antara satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini tingkat
keberhasilan antara mata pelajaran satu dengan mata pelajaran lainnya juga berbeda.

Dalam proses belajar mengajar terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi


prestasi belajar di sekolah, termasuk dalam hal ini adalah prestasi belajar Bahasa
Indonesia. Faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari bakat, perhatian, kecerdasan, motivasi,
minat dan kemampuan kognitif. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari kurikulum atau
bahan pengajaran, sumber belajar, guru, sarana perpustakaan, administrasi atau
1
manajemen dan kondisi lingkungan. Seseorang akan beraktivitas melakukan sesuatu
karena adanya motivasi dan adanya tujuan dengan dilakukannya aktivitas tersebut.
Dorongan untuk melakukan sesuatu guna mencapai sebuah tujuan yang diinginkan, bisa
disebut motif. Begitu pula dengan siswa, ketika siswa melakukan sesuatu atau
beraktivitas dalam hal ini adalah aktivitas belajar, hal tersebut dikarenakan adanya
dorongan atau motif tertentu dan tentunya memiliki tujuan tertentu pula, yaitu untuk
mencapai tujuan dari proses belajar.

Di Sekolah Menengah Pertama (SMP), kompetensi inti yang ingin dicapai sesuai
dengan yang dituangkan dalam kurikulum 2013 untuk mata pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia adalah agar siswa (1) memiliki kompetensi berbahasa dan (2) memiliki
kompetensi bersastra (Depdiknas, 2006:3). Kedua kompetensi tersebut dalam
implementasinya di pengajaran harus Senantiasa mencakupi kegiatan mendengarkan,
berbicara, membaca dan menulis.

Dengan demikian, mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP, harus
dititikberatkan terhadap aspek kemampuan berbahasa, dengan harapan agar para siswa
mampu dan terampil menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara
reseptif (menyimak dan membaca) maupun secara produktif (berbicara dan menulis), di
samping harus pula memiliki apresiasi terhadap karya sastra Indonesia.

Kurikulum 2013 untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia menggunakan teks sebagai
sarana pembelajaran. Oleh karena itu, dapat dinyatakan bahwa kurikulum 2013 untuk
mata pelajaran Bahasa Indonesia berbasis teks. Khusus pada jenjang SMP/MTs terdapat
14 jenis teks, yaitu teks hasil observasi, teks tanggapan deskriptif, teks eksposisi, teks
cerita pendek, teks cerita moral, teks ulasan, teks diskusi, teks cerita prosedur, teks cerita
biografi, teks eksemplum, teks tanggapan kritis, teks tantangan, dan teks rekaman
percobaan (Permendikbud No.68 Tahun 2013). Salah satu kompetensi dasar yang harus
dicapai oleh siswa kelas VII SMP adalah menyusun teks deskripsi.

Peneliti memilih teks deskripsi sebab teks deskripsi merupakan alat bantu yang
efektif untuk lebih bisa menuangkan apa yang ada dalam gagasan siswa ke dalam bentuk
tulisan berdasarkan pengalaman pribadi. Dalam menulis teks deskripsi, siswa
membutuhkan keterampilan khusus untuk menampilkan ide cerita. Siswa dituntut untuk
kreatif dan mampu mengembangkan ide dan menghubungkan peristiwa yang

2
dialami/sebuah peristiwa yang dialami oleh orang lain atau bahkan mampu
mengembangkan sebuah ide dari daya khayal maupun sebuah mimpi.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kemampuan menulis deskripsi untuk kelas VII
masih tergolong lemah. SMP Negeri 28 Bulukumba sudah menerapkan kurikulum 2013
untuk kelas VII, sedangkan kelas VIII dan IX masih menggunakan kurikulum KTSP.
Motivasi belajar dari siswa dan metode pembelajaran yang konvensional juga
berpengaruh terhadap siswa yang kurang menyukai mata pelajaran menulis. Motivasi
belajar siswa tidak semata-mata dimiliki dari tubuhnya sendiri. Namun, tumbuhnya
motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, yaitu faktor personal dan
sosiokultural, faktor lingkungan belajar, serta faktor persepsi dan keyakinan siswa
terhadap pembelajaran, keluarga maupun dari diri siswa. Dalam pembelajaran menulis
deskripsi, lingkungan belajar di sekolah memiliki peranan yang kuat terhadap motivasi
belajar siswa. Strategi pembelajaran, hubungan pertemanan, hubungan dengan guru,
maupun kondisi kelas merupakan faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar
siswa.

Pembelajaran menulis teks deskripsi merupakan pembelajaran yang sulit bagi siswa.
Rendahnya kemampuan menulis siswa mungkin disebabkan guru belum mampu
menggunakan model pembelajaran yang bervariasi di dalam pengajaran, serta kurang
memanfaatkan media pembelajaran yang tersedia. Strategi yang dipakai guru belum bisa
mengembangkan potensi-potensi yang ada di dalam siswa untuk mengekspresikan
perasaan atau gagasannya.

Proses pembelajaran jelas berpengaruh langsung pada hasil belajar. Faktanya, siswa
cenderung tergantung pada guru dan ketika pembelajaran berlangsung, siswa banyak
melakukan kegiatan di luar pembelajaran, seperti bermain HP, bergurau dan tidak fokus
pada kegiatan. Selama ini, guru mengelola pembelajaran dengan tahap persiapan,
memperagakan atau demonstrasi, kemudian siswa menirukan dan melakukan praktik
seperti apa yang diperintahkan guru. Guru menerapkan pembelajaran langsung. Namun,
strategi yang dipakai guru cenderung : (1) kurang efektif untuk target pembelajaran yang
kompleks, (2) hanya cocok untuk siswa berlatar belakang rendah, (3) membuat siswa
tergantung pada guru dan pasif, (4) cenderung sesuai untuk kelas awal, (5) interaksi
siswa cenderung rendah, dan (6) beberapa tujuan pembelajaran sulit dicapai. Hasilnya,

3
guru kurang berhasil dalam pembelajaran keterampilan menulis deskripsi selama ini.
Tentu saja hal ini sangat menghambat proses pembelajaran.

Melihat kondisi demikian perlu dicarikan solusi alternatif dalam pembelajaran


menulis, supaya segala permasalahan serta kendala yang terdapat dalam siswa maupun
guru dapat teratasi, salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran yang
memudahkan siswa untuk menulis teks deskripsi.

Model pembelajaran adalah kerangka konstektual yang melukiskan prosedur yang


sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar
tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para
pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Pada pembelajaran kurikulum
2013 terdapat beberapa jenis model pembelajaran yang disarankan untuk diterapkan
dalam proses pembelajaran kurikulum 2013, salah satunya adalah model pembelajaran
berbasis masalah (project based learning) atau PjBL. Sebagai salah satu model
pembelajaran dalam pendekatan saintifik, PjBL sangat sesuai dengan Permendikbud
Nomor 81 A Tahun 2013 tentang Implementasi kurikulum khususnya Lampiran IV
mengenai proses pembelajaran yang harus memuat 5M, yaitu: (1) mengamati; (2)
menanya; (3) mengumpulkan informasi; (4) mengasosiasi; dan (5) mengkomunikasikan.

Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis deskripsi perlu diberikan


motivasi dengan baik serta diperlukan pemilihan model pembelajaran yang kolaboratif
(kelompok) dan aktif. Dalam penelitian ini, diterapkan menggunakan model
pembelajaran PjBL masalah sebagai model pembelajaran yang akan diterapkan dalam
kegiatan pembelajaran menulis deskripsi. Menurut Ariyatna (dalam Ekawati dan
Mutsyuhito, 2014:3), hal itu karena model pembelajaran PjBL merupakan salah satu
model pembelajaran yang digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi siswa
dalam situasi yang berorientasi pada masalah dunia nyata.

Model pembelajaran PjBL adalah model pembelajaran yang menggunakan


proyek/kegiatan sebagai pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan
dan keterampilan. Pembelajaran PjBL dapat mendorong siswa untuk selalu aktif dalam
proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses belajar
kolaboratif dan aktif dalam memecahkan masalah sendiri dan guru berfungsi sebagai
fasilitator dan pendamping. Hal ini menjadikan model pembelajaran PjBL lebih unik,

4
inovatif dan tepat guna dalam meningkatkan kemampuan menulis teks deskripsi
(Ginting, 2014:3). Metode pembelajaran PjBL memberikan warna baru dalam melatih
keterampilan siswa dimana siswa yang awalnya kurang bisa menulis menjadi bisa
menulis berdasarkan pengalaman atau masalah yang pernah dihadapi masing-masing
anak.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan beberapa
masalah sebagai berikut:
1. Kemampuan siswa dalam memahami teks deskripsi belum memuaskan.

2. Kesulitan siswa menuangkan gagasannya dalam bentuk tulisan masih rendah.

3. Perlunya ditingkatkan kemampuan menulis di kalangan siswa.

4. Kurangnya motivasi siswa dalam hal membuat tulisan dalam bentuk karangan/cerita.

5. Penggunaan metode pembelajaran dari guru yang kurang variatif dan konvensional.

6. Pemanfaatan sumber belajar seperti media yang kurang maksimal.

7. Penguasaan materi ajar dari guru yang masih kurang.

8. Sarana dan prasarana tidak menarik perhatian siswa.

9. Terbatasnya media pembelajaran (LCD).

C. Analisis Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan maka
peneliti membatasi masalah sebagai berikut:

1. Motivasi belajar yaitu keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan
yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh
siswa itu dapat tercapai.
2. Keterampilan menulis deskripsi siswa kelas VII SMP Negeri 28 Bulukumba yang
masih rendah. Kurang tepatnya siswa dalam menuangkan ide-ide, gagasan dan
pikirannya ke dalam bahasa tulis secara tepat dari peristiwa yang pernah dialami dan
pelaksanaan pembelajaran menulis teks deskripsi masih belum memuaskan karena
masih ada hambatan-hambatan.

5
3. Penggunaan metode PjBL dalam pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan dapat
meningkatkan keterampilan menulis teks deskripsi.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya,
masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah ada perbedaan keterampilan menulis deskripsi antara siswa yang diajar
menggunakan metode PjBL dengan metode konvensional?

2. Apakah ada perbedaan keterampilan menulis deskripsi antara siswa yang memiliki
motivasi belajar tinggi dengan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah?

3. Apakah ada interaksi antara metode PjBL dengan motivasi belajar dalam pencapaian
keterampilan menulis teks deskripsi?

E. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada dan tidaknya:

1. Perbedaan keterampilan menulis deskripsi antara siswa yang diajar menggunakan


metode PjBL dengan metode konvensional.

2. Perbedaan keterampilan menulis deskripsi antara siswa yang memiliki motivasi belajar
tinggi dengan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah.

3. Interaksi antara metode PjBL dengan motivasi belajar dalam pencapaian keterampilan
menulis deskripsi.

F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian dapat bermanfaat baik secara teoretis maupun praktis bagi para guru
dan siswa SMP di lingkungan SMP Negeri 28 Bulukumba, dan masyarakat pembaca luas
pada umumnya.

a. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan atau informasi pada pembaca
maupun para praktisi pendidikan bahasa tentang keefektifan metode PjBL terhadap
keterampilan menulis deskripsi jika ditinjau dari motivasi siswa, baik secara sendiri-
sendiri maupun bersama-sama; seberapa besar kadar kekuatan hubungan di antara
metode PjBL dan motivasi belajar terhadap keterampilan menulis deskripsi. Selain itu,
6
dapat memberikan sumbangan kepada teori pembelajaran yang berkenaan dengan
menulis deskripsi serta variabel-variabel yang berperan dalam upaya meningkatkan
keterampilan menulis deskripsi. Hasil penelitian ini pun dapat juga bermanfaat dalam
memperkaya khasanah ilmu khususnya dalam bidang pengajaran dan mendorong
peneliti lain untuk melaksanakan penelitian sejenis yang lebih luas dan mendalam pada
masa-masa mendatang.

b. Manfaat Praktis

1. Bagi siswa SMP Negeri 28 Bulukumba

Dapat merasakan betapa besar pengaruh motivasi belajar dan metode pembelajaran
yang diterapkan guru terhadap keterampilan menulis deskripsi.

2. Bagi guru mata pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 28 Bulukumba

a. Untuk menentukan strategi pengajaran menulis deskripsi dengan metode


pembelajaran yang tepat sehingga tujuan pengajaran keterampilan berbahasa,
utamanya menulis deskripsi dapat dicapai.

b. Memberikan informasi agar memperhatikan motivasi belajar siswa.

c. Memberikan masukan bahwa metode PjBL sangat membantu dalam rangka


meningkatkan keterampilan menulis deskripsi.

3. Bagi SMP Negeri 28 Bulukumba Memberikan informasi pada sekolah tentang


keefektifan metode PjBL dalam pembelajaran menulis deskripsi ditinjau dari motivasi
belajar siswa.

4. Bagi peneliti

a. Dapat dimanfaatkan sebagai bahan kajian dan referensi bagi peneliti berikutnya.

b. Untuk mendapatkan informasi tentang seberapa besar kadar kekuatan antara


metode PjBL dengan motivasi belajar siswa sehingga dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan apakah metode pembelajaran PBL dapat meningkatkan
keterampilan siswa dalam menulis deskripsi jika ditinjau dari motivasi belajar
siswa.

7
c. Dapat digunakan untuk mendeteksi kemungkinan adanya variable lain yang
mempengaruhi keterampilam menulis deskripsi siswa.

5. Bagi pembaca

Memberikan informasi kepada pembaca mengenai keefektifan metode PjBL


dalam pembelajaran menulis deskripsi ditinjau dari motivasi belajar siswa.

8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
KAJIAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI
1. Kajian Tentang Belajar

1.1. Pengertian Belajar


Belajar diartikan sebagai akibat adanya interaksi antara stimulus
dan respons. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat
menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar
yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang
berupa respons (Ihsana 2017:1).
Pembelajaran merupakan proses interaksi siswa dengan
pendidikan dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat
terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran
dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada siswa.
Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu siswa
agar dapat belajar dengan baik.
Sudjana ( 2014:28 ) menyatakan belajar suatu proses yang
ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan
sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk
seperti perubahan pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah
lakunya, keterampilannya, kecakapan, dan kemapuannya, daya
reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada
individu seseorang.
Winkel (1997:193) berpendapat bahwa belajar pada manusia
dapat dirumuskan sebagai suatu aktivitas mental atau psikis yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan dan nilai
sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas.
Menurut peneliti, belajar adalah perubahan kebiasaan dari
kebiasaan buruk, menjadi kebiasaan baik. Kebiasaan buruk yang

9
dirubah tersebut untuk menjadi bekal hidup seseorang agar ia dapat
membedakan mana yang dianggap baik ditengah-tengah masyarakat
untuk dihindari dan mana pula yang harus dipelihara.
1.2. Kajian tentang Hasil belajar

Hasil belajar merupakan kemampuan siswa yang sebenarnya


yang telah mengalami proses pengalihan ilmu pengetahuan dari
seseorang yang dapat dikatakan dewasa atau memiliki pengetahuan
kurang. Dengan adanya hasil belajar, orang dapat mengetahui seberapa
jauh siswa dapat menangkap, memahami, memiliki materi pelajaran
tertentu. Hasil belajar tidak mutlak berupa nilai saja, akan tetapi dapat
berupa perubahan, penalaran, kedisiplinan, keterampilan dan lain
sebagainya.
Menurut Rusmono (2017), “Hasil belajar adalah perubahan
perilaku individu yang meliputi ranah kognitif, efektif, dan
psikomotorik. Perubahan perilaku tersebut diperoleh setelah siswa
menyelesaikan program pembelajarannya melalui interaksi dengan
berbagai sumber belajar dan lingkungan belajar. “Hasil belajar
merupakan perilaku yang dapat diamati dan menunjukkan kemampuan
yang dimiliki seseorang. Kemampuan siswa yang merupakan
perubahan perilaku sebagai hasil belajar itu dapat diklasifikasikan
dalam dimensi-dimensi tertentu” (Ahiri 2017).
Dari proses belajar diharapkan siswa memperoleh prestasi
belajar yang baik sesuai dengan tujuan instruksional khusus yang
ditetapkan sebelum proses belajar berlangsung. Salah satu cara yang
dapat dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar adalah
menggunakan tes. Tes ini digunakan untuk menilai hasil belajar yang
dicapai dalam materi pelajaran yang diberikan guru di sekolah.
Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan perubahan kemampuan seseorang setelah mengalami
proses belajar, sehingga mampu merubah aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
Menurut Slameto (2010 : 54) menyatakan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil belajar banyak jenisnya, tetapi dapat
10
digolongkan menjadi dua, yakni:
1) Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari siswa, yang
termasuk ke dalam faktor ini adalah :
a) Faktor Jasmaniah, yaitu meliputi :
- Faktor kesehatan
- Cacat tubuh
b) Faktor Psikologis, yaitu meliputi :
- Intelegensi
- Perhatian
- Minat
- Bakat
- Motif
c) Faktor Kelelahan
2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yang termasuk ke dalam
faktor ini adalah :
a) Faktor Keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga
berupa: cara orangtua mendidik, relasi antara anggota keluarga,
suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga
b) Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup
metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi
siswa dengan siswa, disiplin sekolah pelajaran dan waktu
sekolah, standar pelajaran, kedaan gedung, metode belajar dan
tugas rumah.
c) Faktor Masyarakat
Masyarakat sangat berpengaruh terhadap belajar siswa karena
keberadaanya siswa dalam masyarakat. Seperti kegiatan siswa
dalam masyarakat, teman bergaul dan bentuk kehidupan
masyarakat.
1.3 Kajian tentang Menulis

Kemampuan Menulis

11
a. Pengertian Menulis

Menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang dipergunakan untuk


berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.
Tarigan (2008: 22), menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang
grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh sesorang, sehingga
orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut. Gambar atau lukisan
mungkin dapat menyampaikan makna, tetapi tidak menggambarkan kesatuan-
kesatuan bahasa. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesatuan-
kesatuan ekspresi bahasa. Menulis merupakan kegiatan yang sifatnya berkelanjutan
sehingga pembelajarannya pun perlu dilakukan secara berkesinambungan. Hal ini
didasarkan pada pemikiran bahwa

menulis merupakan dasar sebagai bekal belajar di jenjang berikutnya. Menulis pada
dasarnya adalah kegiatan sesorang menempatkan sesuatu pada sebuah dimensi
ruang yang masih kosong, setelah itu hasilnya berbentuk tulisan agar dapat dibaca
dan dipahami isinya. Menulis merupakan kombinasi antara proses

dan produk. Prosesnya yaitu pada saat mengumpulkan ide-ide sehingga tercipta
tulisan yang dapat terbaca oleh pembaca (produk). Mengacu pada proses
pelaksanaannya, menulis merupakan kegiatan yang dapat dipandang sebagai suatu
proses, suatu keterampilan, proses berpikir, kegiatan informasi, dankegiatan
berkomunikasi (Susanto, 2013: 248). Berdasarkan pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud menulis atau mengarang merupakan
komunikasi tidak langsung yang mengekspresikan pikiran meliputi maksud,
keinginanan, informasi dalam bahasa tulisan, dan kosakata dengan menggunakan
simbol-simbol sehingga dapat dibacac seperti apa yang diwakili oleh simbol
tersebut yang tingkatannya paling tinggi.

b. Tujuan Menulis

Menurut Tarigan (2008: 24-25), tujuan menulis secara umum

adalah sebagai berikut:

a) Untuk memberikan informasi dalam bentuk bahasa tulis.

b) Untuk meyakinkan para pembaca informasi.


12
c) Untuk menghibur.

d) Untuk mengespresikan perasaan.

Sedangkan menurut Semi (2007: 14-22) secara umum tujuan

orang menulis adalah sebagai berikut:

a) Untuk menceritakan sesuatu

Setiap orang mempunyai pengalaman hidup. Menceritakan sesuatu kepada orang


lain mempunyai maksud agar orang lain atau pembaca tahu tentang apa yang
dialami oleh yang bersangkutan. Pembaca tahu apa yang diimpikan, dikhayalkan,

atau yang dipirkan penulis.

a) Untuk memberikan petunjuk atau arahan Banyak kita jumpai tentang tulisan
yang tujuannya memberi petunjuk atau arahan tentang sesuatu, misalnya acara

belajar yang baik, cara membuat kue dan masih banyak lagi.

b) Untuk menjelaskan sesuatu Apabila kita membaca berbagai buku pelajaran


sehar-haritentu didalamnya menjelaskan tentang sesuatu hal yang ingin kita ketahui
maknanya dengan tujuan untuk mendapatkan informasi atau pengetahuan baru.

c. Kemampuan Menulis

Kemampuan adalah “kesanggupan; kecakapan; kekuatan”.Kemampuan menulis


merupakan kesanggupan untuk dapat melahirkan ide-ide baru dan menyajikannya
dalam bentuk tulisan secara utuh, lengkap, dan jelas, sehingga ide-ide itu mudah
dipahami dan dimengerti oleh orang lain untuk keperluan komunikasi atau
mencatat. Keterampilan menulis menurut Slamet (2008: 107) mencakup beberapa
kemampuan:

a. Kemampuan menggunakan unsur-unsur bahasa yang tepat.

b. Kemampuan mengorganisasikan wacana dalam bentuk karangan.

c. Kemampuan menggunakan bahasa yang tepat, pilihan kata yang lainnya.


Kemampuan seseorang dalam menulis ditentukan dengan ketepatan dalam
menggunakan unsur-unsur bahasa, pengorganisasian wacana dalam bentuk

13
karangan, dan ketepatan dalam menggunakan bahasa serta pemilihan kata yang
digunakan dalam menulis.

d. Fungsi Menulis

Fungsi menulis adalah sebagai alat komunikasi tidak langsung karena tidak
langsung berhadapan dengan pihak lain yang membaca tulisan kita, tetapi melalui
bahasa tulisan. Menurut Tarigan (2008:22), fungsi utama dari tulisan yaitu sebagai
alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan
karena memudahkan para siswa berpikir, tetapi juga dapat menolong kita untuk
berpikir secara kritis. Menulis dapat memudahklan dalam merasakan dan
menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau presepsi kita,
memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi, menyusun urutan pengalaman,
tidak jarang kita menemui apa yang sebenarnya kita pikirkan dan rasakan mengenai
orang-orang, gagasan-gagasan, masalah-masalah, dan kejadian-kejadian hanya
dalam proses menulis yang aktual Tarigan (2008: 23).

e. Manfaat Menulis

Dalam dunia pendidikan, menulis sangat berharga sebab menulis dapat membantu
seseorang berpikir lebih mudah. Menulis sebagai suatu alat dalam belajar dengan
sendirinya memainkan peranan yang sangat penting. Dilihat dari sudut pandang ini,
(Susanto, 2013: 254-255) mengemukakan kegunaan menulis,

antara lain:

1) Menulis membantu kita menemukan kembali apa yang pernah kita ketahui.
Menulis mengenai suatu topik tersebut dalam membantu kita membangkitkan
pengetahuan dari pengalaman masa lalu.

2) Menulis menghasilkan ide-ide baru. Tindakan menulis merangsang pikiran kita


untuk mengadakan hubungan, mencapai pertalian dan menarik persamaaan
(analogi) antara ide-ide yang tidak pernah akan terjadi seandainya kita tidak
menulis.

3) Menulis membantu kita mengorganisasikan pikiran dan menempatkan dalam


suatu wacana yang berdiri sendiri.

14
4) Menulis membuat pikiran seseorang ssiap untuk dibaca dan dievaluasi. Kita
dapat membuat jarak dengan ide kita sendiri dan melihatnya lebih objektif pada
waktu kita siap menulisnya.

5) Menulis membantu kita menyerap dan menguasai informasi baru. Kita akan
dapat menyimpannya lebih lama, jika kita menuangkannya dalam bentuk tulisan.
Menulis membantu kita agar dapat memecahkan masalah dengan jalan
memperjelas unsur-unsurnya dan menempatkannya dalam suatu konteks visual,
sehingga dapat diuji. Sedangkan manfaat menulis menurut Komaidi (2011: 9)
adalah sebagai berikut:

1) Dapat memunculkan rasa keingin tahuan dan dapat melatih kepekaan terhadap
realitas di lingkungan sekitar.

2) Dengan mneulis, dapat mendorong kita untuk mncari referensi.

3) Dapat melatih menyusun pendapat dan membuat argument yang runtut,


sistematis, dan logis.

4) Secara psikologi menulis dapat mengurangi tingkat stress dan ketegangan.

5) Hasil dan tujuan yang diterbitkan, kita mendapatkan kepuasan batin dan
memperoleh penghargaan.

6) Tulisan yang banyak dibaca oleh orang akan menjadikan kita terkenal pula.

2. Menulis Deskripsi

a. Pengertian Menulis Deskripsi

Menulis deskripsi adalah ragam wacana yang melukiskan atau menggambarkan


sesuatu berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan, pengalaman, dan perasaan
penulisnya (Suparno, 2010: 111). Sasarannya adalah menciptakan atau
memungkinkan terciptanya imajinasi (daya khayal) pembaca seehingga seolah-olah
melihat, mengalami dan merasakan sendiri apa yang dialami penulisnya.
Sedangkan menurut Muslich (2011: 128) menjelaskan bahwa karangan deskripsi
adalah suatu bentuk karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan
sebenarnya, sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar, mencium dan
merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai dengan citra penulisnya. Dari penjelasan

15
beberapa ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwasannya karangan deskripsi
merupakan sebuah penggambaran dari suatu objek yang berupa benda maupun
suasana dengan kalimat-kalimat dan membnetuk sebuah paragraph yang utuh
secara medetail, sehingga menimbulkan kesan yang hidup.

16
BAB III METODE PENELITIAN
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Project Based Learning (PjBL) merupakan proyek yang dilakukan secara kolaboratif

dan inovatif yang berfokus pada pemecahan masalah yang berhubungan dengan kehidupan

siswa atau masyarakat. Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa Project Based

Learning (PjBL) dalam pelaksanaannya menekankan pada pembelajaran yang kolaboratif,

(Santyasa,2008:5).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Berlokasi di SMP Negeri 28 di Kelas VII Bulukumba, Kecamatan Herlang, Kabupaten

Bulukumba, Sulawesi Selatan.

2. Waktu Penelitian

Terdapat dua siklus dalam waktu peneletian yaitu Siklus pertama pada tanggal 12 Oktober

2023 dan Siklus dua pada tanggal 13 November 2023.

C. Sasaran Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 28 Bulukumba.

D. Rencana Tindakan

Dalam pelaksanaan tindakan kelas tiap siklus memuat kegiatan yang terdiri dari persiapan

untuk menyusun perangkat pembelajaran, pengajaran (Penerapan persiapan), evaluasi proses

dan hasil pendidikan, analisis hasil evaluasi, dan tindak lanjut dapat berupa remidi dan

pengayaan (Slameto, 2015: 152).

17
Rencana Pelaksanaan Siklus 1 Kegiatan pembelajaran pada siklus 1 terdiri dari 3

pertemuan pembelajaran. Pada sikulus 1 materi yang digunakan adalah Mmbaca Pemahaman

Teks Deskripsi. Pada pertemuan yang pertama akan membahas tentang pengertian teks

deskripsi, jenis-jenis teks deskripsi, manfaat teks deskripsi. Hasil tersebut akan dianalisis

apakah sudah sesuai dengan perencanaan atau belum serta kelemahan-kelemahan apa saja yang

menghambat proses belajar mengajar

Sebelum masuk siklus II, dilakukan tindak lanjut yaitu pengayaan bagi peserta didik yang

sudah tuntas dan remidial bagi peserta didik yang belum tuntas. Rencana Pelaksanaan Siklus II

Berdasarkan hasil refleksi yang diidentifikasi pada proses pembelajaran siklus I, maka peneliri

menyusun rencana pembelajaran siklus II dengan langkah-langkah sebagai berikut: Rancangan

pelaksanaan siklus II terdiri dari tahap-tahap: 1. Perencanaan Tahap perencanaan, kegiatan yang

dilakukan peneliti sama seperti pada perencanaan siklus I yaitu menyusun Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator

seperti pada RPP pada siklus 1 Observasi Tahap ini peneliti melakukan observasi terhadap

kegiatan pembelajaran. Observasi ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran

dan terhadap hasil evaluasi peserta didik. Analisis dan Refleksi Tahap ini peneliti melakukan

refleksi terhadap proses kegiatan belajar mengajar hampir sama pada siklus sebelumnya.

Refleksi dilakukan atas dasar hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti.

18
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pada tahap


ini akan dipaparkan tentang hasil penerapan model pembelajaran Project Based
Learning untuk meningkatkan hasil menulis teks deksripsi pada siswa kelas
VII SMP Negeri 28 Bulukumba.
Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus, data yang diamati pada
penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
mengenai teks deskripsi. Berikut ini laporan hasil evaluasi pembelajaran:
1. Data hasil evaluasi pembelajaran Pra Siklus
Tabel 4.1
Hasil Evaluasi Pra Siklus

TIDAK
NO NAMA KKM NILAI TUNTAS
TUNTAS
1 LV 70 45 √
2 AA 70 35 √
3 AA 70 45 √
4 NS 70 10 √
5 RR 70 50 √
6 IJ 70 70 √
7 SR 70 60 √
8 MS 70 40 √
9 AS 70 55 √
10 A 70 70 √
11 BH 70 60 √
12 DA 70 85 √
13 EB 70 30 √
14 I 70 70 √
15 LI 70 90 √
Jumlah 815 5 10
Rata-rata 54,33

Dari data diatas dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia mengenai teks deskripsi sebagian besar
19
belum mencapai KKM. Dari 15 siswa hanya 5 siswa (23,80%) yang
mencapai KKM, sedangkan yang 10 siswa (76,19%) belum mencapai
KKM. Jadi presentasi peserat didik yang tuntas pada tahap Pra Siklus
hanya sebesar 23,80 %. Sebagai upaya perbaikan pembelajaran peneliti
memutuskan untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan
menerapkan model pembelajaran Project Based Learning.
1) Kegiatan Pelaksanaan Tindakan

a. Siklus 1
Penelitian ini dilaksanakan dengan memperhatikan beberapa
komponen penting yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi yang
merupakan satu rangkaian utuh dalam satu siklus. Untuk siklus I materi yang
diajarkan adalah Membaca pemahaman teks deskripsi yang dilaksanakan dalam
1 kali pertemuan (2x35 menit).
a) Perencanaan
Perencanaan pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus I mengacu
pada hasil observasi pra siklus yang dilaksanakan pada pembelajaran
Bahasa Indonesia dengan Standar Kompetensi memahami daur hidup
beragam jenis makhluk hidup serta Kompetensi Dasar mengidentifikasi
informasi dalam teks deskripsi tentang objek ( sekolah, tempat wisata, tempat
bersejarah, dan atau suasana pentas seni daerah ) yang didengar dan dibaca. Dari
hasil observasi awal, permasalahan yang ditemui adalah sebagai berikut:
 Siswa kurang menguasai materi yang diajarkan guru.

20
 Keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia masih
rendah.
 Penggunaan pendekatan pembelajaran masih terpusat pada guru. Dari
permasalahan yang ada, maka diputuskan untuk melakukan perbaikan
pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMP Negeri 28
Bulukumba. Untuk mengoptimalkan pelaksanaan perbaikan
pembelajaraan, maka disusun perencanaan sebagai berikut:

1) Menyusun RPP dengan memperhatikan kelebihan dan


kelemahan siswa.
2) Menyiapkan media pembelajaran
3) Menyiapkan lembar observasi.
4) Menentukan pelaksanaan observasi.
5) Menyiapkan alat evaluasi.
b) Pelaksanaan
Siklus 1 dilaksanakan pada Hari Sabtu 20 Oktober 2021
dengan alokasi waktu2x35 menit.
 Kegiatan Awal (10 menit)
1) Siswa berdoa secara bersama dipimpin oleh salah satu anak
2) Guru mengecek kehadiran siswa
3) Guru menyiapkan peserta didik secara fisik dan psikis
untuk mengikuti pembelajaran
4) Guru Menanyakan materi sebelumnya yang sudah
dipelajari
5) Guru memberikan motivasi kepada siswa
6) Guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran yang akan
di laksanakan
 Kegiatan Inti (45 menit)
1) Eksplorasi

21
 Menyajikan teks deskripsi “Ayahku Panutanku “.
 Tanya jawab antara siswa dan guru
2) Elaborasi
 Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu (Soal atau
jawaban)
 Siswa yang sudah mendapatkan kartu memikirkan
jawaban/soal dari kartu yang didapatkannya
 Setiap siswa mencari pasangan kartu yang sekiranya
cocok dengan kartu yang dimilikinya
 Jika siswa tidak bisa mencocokan kartu yang tepat atau
tidak menemukan kartu yang cocok sebelum batas
waktu yang ditetapkan, maka siswa bersangkutan akan
mendapatkan hukuman berdasarkan kesepakatan
bersama
 Setelah menyelesaikan satu babak, kartu dikocok lagi
agar setiap peserta didik mendapatkan kartu yang
berbeda dari sebelumnya
 Guru bersama siswa sama-sama membuat kesimpulan
3) Konfirmasi
 Memberikan umpan balik positif dan penguatan.
 Memberikan motivasi kepada siswa yang kurang atau
belum berpartisipasi.
 Kegiatan Akhir / Penutup (15 menit)
1) Melaksanakan refleksi, baik guru maupun siswa terhadap
kegiatan yang sudah dilaksanakan
2) Bersama-sama siswa menyimpulkan materi pembelajaran.
3) Memberikan evaluasi
4) Memotivasi siswa untuk mengulangi pelajaran di rumah
5) Berdoa

22
c) Observasi
1) Observasi Aktifitas Guru
Aktifitas guru yang diamati oleh teman sejawat sebagai
observer dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.2.
Lembar Aktifitas Guru dalam Proses Pembelajaran Siklus 1
NO AKTIFITAS YANG DIAMATI 0 1 2
A PENDAHULUAN
1 Persiapan sarana pembelajaran √
2 Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran √
3 Menghubungkan dengan pelajaran yang lalu √
Menghubungkan materi dengan lingkungan
4 √
sehari-hari
5 Memotivasi siswa √
B KEGIATAN INTI
1 Menguasai materi pelajaran dengan baik √
Kesesuaian materi yang dibahas dengan
2 √
Indikator
3 Berperan sebagai fasilitator √
4 Mengajukan pertanyaan pada siswa √
Memberi waktu tunggu pada siswa untuk
5 √
menjawab pertanyaan
6 Memberi kesempatan siswa untuk bertanya √
7 Menguasai alat dan bahan peraga √
Memberikan bimbingan pada kegiatan proses
8 √
Pembelajaran
9 Kejelasan penyajian konsep √
Memberi contoh konkrit dalam kejadian yang
10 ada dalam kehidupan, sesuai dengan yang √
diperagakan
11 Memberikan motivasi dan penguatan √
C PENUTUP
1 Membimbing siswa menyimpulkan materi √
Mengaitkan materi dengan pelajaran yang akan
2 √
Datang
3 Memberi tugas pada siswa √
4 Mengadakan evaluasi √
Keterangan :
0 = tidak dilakukan guru
1 = dilakukan tapi
kurang

23
2 = dilakukan dengan sempurna
Nilai :
Jumlah Skor Perolehan 30
X 100 = X 100 = 75
Jumlah SkorMaksimum 40

Kriteria :
Sangat baik bila nilai 76 sampai 100
Baik bila nilai 51 sampai 75
Cukup bila nilai 26 sampai 50
Kurang bila nilai 1 sampai 25
Dapat dilihat dari data diatas, aktivitas guru dalam
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Project Based Learning pada siklus 1 mendapatkan nilai 75
(predikat Baik). Akan tetapi masih perlu adanya perbaikan
dalam proses pemelajaran. Perbaikan tersebut dilakukan
pada siklus 2.
2) Observasi Aktifitas Siswa

Pada tahapan ini yang diamati adalah keaktifan siswa


pada saat proses belajar mengajar berlangsung dengan
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia dengan menggunakan Project Based Learning pada
kompetensi Dasar menyajikan data, gagasan, kesan dalam
bentuk teks deskripsi tentang objek ( sekolah, tempat wisata,
tempat bersejarah dan atau wisata tempat bersejarah dan pentas
seni daerah. ). Berikut adalah data kelaktifan siswa pada siklus
1.
Tabel. 4.3
Lembar Aktifitas Siswa dalam Proses Pembelajaran Siklus 1
Keaktifan Keberanian Disiplin
No Nama SB B S K SB B S K SB B S K
1 LV √ √ √
2 AA √ √ √

24
3 AA √ √ √
4 NR √ √ √
5 RR √ √ √
6 IJ √ √ √
7 SR √ √ √
8 MS √ √ √
9 AS √ √ √

25
10 A √ √ √
11 BH √ √ √
12 DA √ √ √
13 EB √ √ √
14 I √ √ √
15 LI √ √ √

Jumlah 1 4 10 1 1 1 11 2 1 3 9 2
Keterangan : SB : Sangat Baik B : Baik S : Sedang K
: Kurang

Dari data diatas dapat diketahui bahwa aktivitas siswa pada


saat proses pembelajaran masih berpusat pada guru. Dapat dilihat
dari keaktifan siswa yang berpredika Sangat Baik hanya 1 dan
beberapa sudah baik, tetapi yang berpredikat sedang juga lebih
banyak.
b. Siklus 2
a) Perencanaan
Perencanaan pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus 2
mengacu pada hasil observasi siklus 1 yang dilaksanakan pada
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Standar Kompetensi
menyajikan data, gagasan, kesan dalam bentuk teks deskripsi tentang
objek ( sekolah, tempat wisata, tempat bersejarah dan atau wisata
tempat bersejarah dan pentas seni daerah. ) .
Untuk mengoptimalkan pelaksanaan perbaikan pembelajaraan,
maka disusun perencanaan sebagai berikut:
1) Menyusun RPP dengan memperhatikan kelebihan dan
kelemahan siswa.
2) Menyiapkan media pembelajaran
3) Menyiapkan lembar observasi.

26
4) Menentukan pelaksanaan observasi.
5) Menyiapkan alat evaluasi.

b) Pelaksanaan
 Kegiatan Awal ( 10 menit )
1) Siswa berdoa secara bersama dipimpin oleh salah satu anak
2) Guru mengecek kehadiran siswa
3) Guru menyiapkan peserta didik secara fisik dan psikis
untuk mengikuti pembelajaran
4) Guru Menanyakan materi sebelumnya yang sudah
dipelajari
5) Guru memberikan motivasi kepada siswa
6) Guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran yang akan
di laksanakan
 Kegiatan Inti (45 menit )
1) Eksplorasi
 Memperlihatkan tayangan video mengenai teks
deskripsi.
 Tanya jawab antara siswa dan guru
2) Elaborasi
 Setiap siswa dibagikan lembar Lkpd
 Guru mengintruksikan cara mengerjakan
 Siswa menyampaikan hasil diskusinya
 Guru memberi penguatan materi

27
 Siswa memperhatikan penjelasan singkat dari guru.
 Menanyakan hal-hal yang masih kurang dipahami.
3) Konfirmasi
 Memberikan umpan balik positif dan penguatan.
 Memberikan motivasi kepada siswa yang kurang atau
belum berpartisipasi.
 Kegiatan Akhir / Penutup ( 15 menit)
1) Melaksanakan refleksi, baik guru maupun siswa terhadap
kegiatan yang sudah dilaksanakan
2) Bersama-sama siswa menyimpulkan materi pembelajaran.
3) Memberikan evaluasi dan motivasi siswa untuk
mengulangi pelajaran di rumah
c) Observasi
1) Observasi Aktifitas Guru
Aktifitas guru yang diamati oleh teman sejawat sebagai
observer dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.4
Lembar Aktifitas Guru dalam Proses Pembelajaran Siklus 2
NO AKTIFITAS YANG DIAMATI 0 1 2
A PENDAHULUAN
1 Persiapan sarana pembelajaran √
2 Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran √
3 Menghubungkan dengan pelajaran yang lalu √
Menghubungkan materi dengan lingkungan
4 √
sehari-hari
5 Memotivasi siswa √
B KEGIATAN INTI
1 Menguasai materi pelajaran dengan baik √
Kesesuaian materi yang dibahas dengan
2 √
Indikator
3 Berperan sebagai fasilitator √
4 Mengajukan pertanyaan pada siswa √
Memberi waktu tunggu pada siswa untuk
5 √
menjawab pertanyaan
6 Memberi kesempatan siswa untuk bertanya √
7 Menguasai alat dan bahan peraga √

28
Memberikan bimbingan pada kegiatan proses
8 √
pembelajaran
9 Kejelasan penyajian konsep √
Memberi contoh konkrit dalam kejadian yang
10 ada dalam kehidupan, sesuai dengan yang √
Diperagakan
11 Memberikan motivasi dan penguatan √
C PENUTUP
1 Membimbing siswa menyimpulkan materi √
Mengaitkan materi dengan pelajaran yang akan
2 √
Datang
3 Memberi tugas pada siswa √
4 Mengadakan evaluasi √
Keterangan :
0 = tidak dilakukan guru
1 = dilakukan tapi
kurang
2 = dilakukan dengan sempurna
Nilai :
Jumlah Skor Perolehan 37
X 100 = X 100 = 92.5
Jumlah SkorMaksimum 40

Kriteria :
Sangat baik bila nilai 76 sampai 100
Baik bila nilai 51 sampai 75
Cukup bila nilai 26 sampai 50
Kurang bila nilai 1 sampai 25
Dapat dilihat dari data diatas, aktivitas guru dalam
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Project Based learning pada siklus 2 mendapatkan nilai
92,5 (predikat Sangat Baik). Aktivitas guru dalam
pembelajaran pada siklus 2 mengalami peningkatan. Pada
siklus 1 guru mendapatkan nilai 75, sedangkan pada siklus
2 guru mendapatkan nilai 92,5.
3) Observasi Aktifitas Siswa

29
Pada tahapan ini yang diamati adalah keaktifan siswa
pada saat proses belajar mengajar berlangsung dengan
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia dengan materi menulis teks deskripsi melali model
Project Bsaed Learning adalah data keaktivan siswa pada siklus
2.
Tabel. 4.5
Lembar Aktifitas Siswa dalam Proses Pembelajaran Siklus 2
Keaktifan Keberanian Disiplin
N S S S
Nama
o B B S K B B S K B B S K
1 LV √ √ √
2 AA √ √ √ √
3 AA √ √ √
4 NS √ √ √
5 RR √ √ √
6 IJ √ √ √
7 SR √ √ √
8 MS √ √ √
9 AS √ √ √
10 A √ √ √
11 BH √ √ √
12 DA √ √ √
13 EB √ √ √
14 I √ √ √
15 LI √ √ √

Jumlah 1 1 4 1 2 7 4 2 2 7 4 2
0

Keterangan : SB : Sangat Baik B : Baik S : Sedang


K : Kurang

Dari data diatas dapat diketahui bahwa aktivitas siswa pada


saat proses pembelajaran mengalami peningkatan dibandingkan

30
dengan siklus 1
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1) Proses Pembelajaran
d) Siklus 1
Proses pembelajaran pada siklus I mengalami peningkatan bila
dibandingkan dengan pra siklus. Proses pembelajaran pada pra siklus
aktivitas dan keaktifan siswa belum muncul, hal ini disebabkan
pembelajaran masih konvensional. Penyampaian informasi hanya
dengan metode ceramah saja sehingga siswa merasa jenuhdan aktivitas
siswa belum terlihat.
Proses pembelajaran pada siklus 1 aktivitas siswa mulai terlihat
dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran juga meningkat. Hal ini
disebabkan sudah adanya perubahan model pembelajaran. Peneliti tidak
hanya menyampaikan pembelajaran secara ceramah saja, namun sudah
menggunakan model pembelajaran Project Based Learning, metode
tanya jawab dan penugasan. Siswa aktif dalam kegiatan mencari
jawaban dengan mencari teman yang cocok dengan soal atau jawaban
yang mereka dapat.
e) Siklus 2
Pengkajian data yang peneliti lakukan pada proses pembelajaran
pra siklus, siklus I, dan siklus 2, secara bertahap mengalami
peningkatan yang lebih baik. Hal ini dapat kita lihat pada tabel berikut.

Tabel 4.6 Tabel Aktifitas Siswa


SIKLUS 1 SIKLUS 2
KEKTIFAN Banyak Banyak
Presentase Presentase
Siswa Siswa
Sangat Baik 1 6.6% 1 6.6%

31
Baik 4 26.66% 10 66.66%
Sedang 10 66.66% 4 26.66%
Rendah 1 6.6% 1 6.6%

SIKLUS 1 SIKLUS 2
KEBERANIAN Banyak Banyak
Presentase Presentase
Siswa Siswa
Sangat Baik 1 6.6% 2 13.33%
Baik 1 6.6% 7 46.66%
Sedang 11 73.33% 4 26.66%
Rendah 2 13.33% 2 13.33%

SIKLUS 1 SIKLUS 2
DISIPLIN Banyak Banyak
Presentase Presentase
Siswa Siswa
Sangat Baik 1 6.6% 2 13.33%
Baik 3 0.2% 7 46.66%
Sedang 9 0.6% 4 26.66%
Rendah 2 13.33% 2 13.33%

Dari data tabel tersebut di atas, maka dapat diperoleh informasi


bahwa keaktifan, keberanian dan kedisplinan siswa dalam pembelajaran
siklus II meningkat, yang semula pada siklus I siswa yang berpredikat
Sangat Baik dalam keaktifan hanya 1 anak (6.6%), begitupun yang
berpredikat Baik pada siklus 2 mengalami peningkatan, sebanya 7 anak
(46.66%) menjadi 10 anak (66.66%) pada siklus 2. Sedangkan yang
berpredikat Sedang dan rendah pada siklus 2 mengalami penurunan.
2) Hasil belajar Siswa

Meningkatnya aktifitas guru dan siswa pada siklus II. Berpengaruh


terhadap hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia materi
teks deskripsi, dari pra siklus, siklus I dan siklus II. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat dari tabel berikut:

32
Tabel 4.7
Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
menulis teks deskripsi dari Pra siklus, Siklus I dan Siklus II
Nilai
No Nama Siswa Pra Ketuntasan
Siklus I Siklus II
Siklus
1 LV 45 55 85 Tuntas
2 AA 35 40 60 Tidak tuntas
3 AA 45 40 80 Tuntas
4 NS 10 10 70 Tuntas
5 RR 50 60 90 Tuntas
6 IJ 70 80 95 Tuntas
7 SR 60 60 100 Tuntas
8 MS 40 40 70 Tuntas
9 AS 55 40 95 Tuntas
10 A 70 45 95 Tuntas
11 BH 60 60 85 Tuntas
12 DA 85 60 100 Tuntas
13 EB 30 35 85 Tuntas
14 I 50 55 90 Tuntas
15 LI 90 85 100 Tuntas
Rata-rata 53 51 86.66
Presentase
353.33 340% 577.73%
Ketuntasan
%

Berdasarkan data pada tabel diatas terlihat adanya peningkatan hasil


belajar siswa SMP 28 Bulukumba dari Pra siklus, siklus 1 dan siklus II.
Pada pra siklus hasil belajar siswa hanya mencapai 352.33% dengan rata-
rata nilai 53. Pada siklus 1 kemampuan hail belajar siswa mengalami sediki
peningkatan yaitu 340% dengan rata-rata nilai 51

Setelah diperbaiki pada siklus II ketuntasan hasil belajar siswa meningkat


menjadi 577.73% dengan rata-rata nilai 86.66.

33
34
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil uji persyaratan, analisis data, dan pengujian hipotesis yang

telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Metode

pembelajaran PjBL lebih efektif daripada metode pembelajaran konvensional dalam

meningkatkan keterampilan menulis teks deskripsi siswa kelas VII SMP Negeri 28

Bulukumba pada tahun pelajaran 2023/2024. Hal ini dilihat dari rata-rata hasil tes akhir

keterampilan menulis teks deskripsi pada kelompok eksperimen = 79,00 sedangkan pada

kelompok kontrol sebesar 77,07 (nilai t hitung 11,857 pada taraf signifikansi alfa < 0,05).

2. Keterampilan menulis teks deskripsi siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi lebih

baik daripada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah. Hal ini dapat dilihat dari rata-

rata hasil tes akhir keterampilan menulis teks deskripsi siswa dengan motivasi pada

kelompok kontrol 158,60 dan kelompok eksperimen 171,97 (nilai chi square hitung

10,823 dengan taraf signifikansi alfa < 0,05). 3. Ada interaksi antara metode mengajar

dan motivasi belajar terhadap pencapaian keterampilan menulis teks deskripsi, hal ini

ditunjukkan dari uji LKPD dua jalur dengan nilai F hitung sebesar 10,414 pada taraf

signifikansi alfa < 0,05 dan Uji LKPD Tes dengan rincian sebagai berikut: 114 115 1.

Kelompok kontrol dengan motivasi tinggi secara signifikan lebih baik daripada kelompok

kontrol dengan motivasi rendah. 2. Kelompok kontrol dengan motivasi tinggi secara

signifikan lebih baik daripada kelompok eksperimen dengan motivasi rendah. 3.

Kelompok eksperimen dengan motivasi tinggi secara signifikan lebih baik daripada

kelompok kontrol dengan motivasi rendah. 4. Kelompok kontrol dengan motivasi rendah

35
secara signifikan lebih baik daripada kelompok eksperimen dengan motivasi rendah. 5.

Kelompok eksperimen dengan motivasi tinggi secara signifikan lebih baik daripada

kelompok eksperimen dengan motivasi rendah.

B. Implikasi
Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara pemilihan

metode pembelajaran yang digunakan dan motivasi belajar baik sendiri-sendiri maupun

bersama-sama dengan keterampilan menulis teks deskripsi memberikan implikasi

sebagaimana dijelaskan berikut ini.

1) Hubungan hipotetik antarvariabel penelitian telah teruji kebenarannya secara empirik

berdasarkan teori-teori yang diungkapkan. Implikasi teoretiknya adalah kemampuan

keterampilan menulis teks deskripsi muncul karena beberapa faktor diantaranya

adalah pemilihan metode pembelajaran yang digunakan dan motivasi belajar.

2) Implikasi teoretik tersebut memunculkan adanya gagasan bahwa peningkatan

keterampilan menulis teks deskripsi dapat diupayakan melalui 116 pemilihan metode

pembelajaran yang digunakan. Upaya yang dilakukan dalam memilih metode

pembelajaran antara lain kita mengacu pada pembelajaran inovatif yang sangat

beragam. Guru juga diarahkan untuk menggunakan metode pembelajran inovatif dan

salah satunya yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode project based learning

(PjBL).

3) Upaya meningkatkan keterampilan menulis teks deskripsi melalui peningkatan

motivasi belajar siswa dapat dilakukan melalui beberapa hal. Siswa didorong untuk

membiasakan menulis buku harian meski hanya beberapa kalimat setiap hari sehingga

siswa terbiasa dengan menulis. Semakin sering siswa menulis buku harian maka akan

36
semakin lancar dalam menuangkan ide-ide kreatif dalam hal menulis.

4) Usaha lain yang dilakukan untuk peningkatan keterampilan menulis teks deskripsi

melalui meningkatkan motivasi belajar siswa pelaksanaan pembelajaran yang tidak

hanya di dalam kelas dan memberikan kesempatan siswa berdiskusi dengan teman

sekelasnya dalam upaya meningkatkan motivasi belajar yang dinilai masih perlu

ditingkatkan.

5) Kerja sama dengan pihak orang tua siswa juga penting dilakukan. Mengingat

lingkungan keluarga adalah lingkungan terdekat mereka. Orang tua siswa diarahkan

untuk menyediakan alat tulis yang variatif sehingga mendorong siswa untuk sering

menulis di rumah, misalkan dengan memberikan papan tulis whiteboard meskipun

dengan ukuran kecil atau membelikan buku yang bermotif dan berwarna/berkarakter

agar anak menjadi lebih bersemangat lagi untuk menulis di rumah, baik sekedar 117

menulis di buku harian atau menuangkan pengalaman pribadi dan ide-ide kreatif

mereka dalam bentuk tulisan. Selain itu keteladanan dari orang tua yang gemar

menulis akan menjadi penyemangat bagi siswa untuk membiasakan diri dalam

menulis.

6) Upaya yang dilakukan melalui pemilihan metode pembelajaran yang digunakan dan

peningkatan motivasi belajar untuk meningkatan keterampilan menulis teks deskripsi

dengan berbagai terobosan dapat berhasil. Keberhasilan akan tercapai dengan mudah

melalui kerja sama yang baik antara berbagai pihak baik siswa, guru, sekolah, dinas

terkait, dan orang tua atau anggota keluarga lain.

C. Saran
Mengacu pada hasil penelitian, kesimpulan, dan implikasi yang diuraikan

sebelumnya dapat diberikan saran kepada berbagai pihak sebagai berikut Pertama, siswa

37
sebagai subjek secara langsung diharapkan mampu lebih aktif dalam mengikuti

pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas dan mampu berdiskusi dengan teman

sekelasnya agar pencapaian keterampilan menulis teks deskripsi lebih maksimal. Kedua,

guru sebagai pendidik yang berhadapan secara langsung dengan siswa di sekolah untuk

lebih variatif dalam pemilihan metode mengajar. Guru yang kreatif dan inovatif akan

memotivasi siswa untuk 118 mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan. Kegiatan

tersebut akan mampu meningkatkan keterampilan menulis teks deskripsi. Ketiga, kepala

sekolah yang berkedudukan sebagai pemimpin di sekolah diupayakan untuk selalu

memantau perkembangan pembelajaran di sekolah. Keempat, orang tua siswa sebagai

lingkungan terdekat siswa diharapkan dapat bekerja sama memberikan dukungan.

Komunikasi orang tua dan sekolah akan menjadi kunci keberhsilan siswa. Kelima,

peneliti lain diharapkan terdorong untuk mengadakan penelitian sejenis lebih lanjut.

Penelitian berikutnya diharapkan akan dapat lebih meningkat dengan melibatkan

berbagai variabel serta wilayah penelitian yang lebih luas agar diperoleh data yang lebih

komprehensif.

38
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, D. (2021). PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS DESKRIPSI

MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING (PjBL).

Fathonah, S. (2022). EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS

PROYEK UNTUK MENINGKATKAN, 88.

Iswari. (2022). KEEFEKTIFAN PBL DAN PjBL, 12.

Muliawati, H. (2018). Meningkatkan Keterampilan Menulis Teks Deskripsi, 14.

Nurul. (2019). Keefektifan Metode Project-Based Learning dalam Pembelajaran, 39.

Sari, J. K. (2021). PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING DALAM

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS, 87.

39

Anda mungkin juga menyukai