SKRIPSI
Oleh
Oktarini
2020406405145
Skripsi
Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Pendidikan
Sarjana
Pada jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
OKTARINI
NIM. 2020406405145
Pembimbing I Pembimbing II
Yunni Arnidha,M.Pd
NIDN 0229097801
KATA PENGANTAR
Oktarini
NIM.2020406405145
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Penelitian 3
D. Ruang Lingkup Penelitian 3
E. Manfaat Penelitian 4
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu cabang dari ilmu sejarah yaitu sejarah lokal yang mengkaji
peristiwa-peristiwa dalam masyarakat pada masa lampau di suatu tempat
saja. Dalam pembelajaran IPS SD, sejarah lokal dapat dijadikan tema
pembelajaran. Hal ini bertujuan agar siswa memiliki rasa cinta tanah air dan
menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap pelestarian budaya daerah.
1
dihadapkan kepada masalah untuk lebih banyak berpikir dan bertindak.
Namun berbeda jika peserta didik sudah memiliki motivasi dalam belajar,
secara bertahap peserta didik akan mulai memahami materi dan dapat
menyelesaikan tugas-tugas mulai dari tingkat yang mudah sampai ke tingkat
sulit dengan mudah dan menyenangkan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan
terkait pengaruh metode role playing terhadap motivasi belajar peserta
didik pada pembelajaran IPS kelas V SD.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk memaksimalkan
metode role playing dalam meningkatkan motivasi belajar bagi
peserta didik kelas V SD.
b. Bagi peserta didik
Bagi peserta didik hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan serta wawasan peserta didik dalam meningkatkan
motivasi belajar khususnya pada mata pelajaran IPS.
c. Bagi Sekolah
Dengan adanya metode pembelajaran yang baru dapat membuat
proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga peserta didk
termotivasi dalam proses pembelajaran.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Motivasi Belajar Siswa Sekolah Dasar
a. Definisi Motivasi Belajar
Motivasi merupakan perubahan energi dalam diri seseorang
yang ditandai dengan munculnya ”feeling” dan didahului dengan
tanggapan terhadap adanya tujuan. Motivasi juga dapat diartikan
sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan dan semangat yang
mendorong seseorang untuk mencapai hasil yang sesuai. Siswa yang
memiliki motivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk
melakukan kegiatan belajar. Maka dari itu hasil belajar akan optimal
kalau ada motivasi yang tepat (Sardiman, 2018:73). Menurut Susanti
(2019:4) motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan
seseorang untuk masuk dalam sebuah proses dan mampu
mempertahankan tingkah lakunya sampai pada pencapaian
tujuannya.
Peserta didik yang memiliki motivasi akan berupaya
menggunakan kemampuannya untuk bekerja terus menerus dan
ketika menghadapi tantangan mereka akan bertahan, bahkan
berjuang untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Motivasi juga
dapat menentukan seberapa banyak peserta didik akan belajar,
seberapa banyak kegiatan yang akan mereka ikuti, seberapa cepat
pencapaian tujuan yang didapat, atau seberapa banyak mereka
mendapatkan informasi yang dapat diperoleh dan digunakan untuk
mencapai tujuannya. (Susanti, 2019:3).
Berdasarkan pendapat diatas dapat dijelaskan bahwa motivasi
belajar merupakan kemauan yang muncul dalam diri setiap individu
untuk ingin terus terdorong dalam melakukan sebuah kegiatan baik
dalam belajar maupun dalam pekerjaan. Motivasi belajar menjadi
5
penentu pencapaian tujuan pembelajaran yang baik. Apabila siswa
memiliki motivasi yang buruk maka siswa tidak dapat secara
maksimal mendapatkan hasil belajar yang baik.
Istilah motivasi berasal dari kata ”motif” yang dapat diartikan
sebagai “kekuatan” yang terdapat dalam diri individu, yang dapat
merangsang setiap individu untuk bertindak. Motif tersebut tidak
dapat diamati secara langsung, akan tetapi dapat diinterpretasikan
melalui tindakan, dorongan (Nurjan, 2015:151). Berkaitan dengan
pengertian motivasi tersebut beberapa psikolog menyebutkan bahwa
motivasi sebagai wujud dari dugaan yang digunakan untuk
menjelaskan keinginan, arah, intensitas dan keajegan perilaku siswa.
Dalam motivasi mencakup beberapa konsep-konsep seperti
kebutuhan berprestasi, kebiasaan, keingintahuan seseorang terhadap
sesuatu.
Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar
mengajar baik bagi guru maupun siswa. Bagi guru mengetahui
motivasi belajar dari siswa sangat diperlukan guna memelihara dan
meningkat semangat belajar siswa. Bagi siswa motivasi belajar dapat
menumbuhkan semangat belajar siswa sehingga siswa terdorong
untuk melakukan kegiatan belajar. Siswa melakukan aktivitas belajar
dengan senang karena didorong motivasi (Arianti, 2018:117-118).
Berdasarkan paparan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa
motivasi belajar merupakan dorongan dari diri siswa baik dari dalam
maupun dari luar untuk mencapai tujuan belajar. Dengan adanya
motivasi belajar, siswa akan senantiasa semangat untuk terus belajar
tanpa adanya paksaan dari pihak manapun. Berikut ini merupakan
indikator dari motivasi belajar (Muafiah, 2020:209), (1) Adanya
hasrat dan keinginan untuk berhasil, (2) Adanya dorongan dan
kebutuhan untuk belajar, (3) Adanya harapan dan cita-cita masa
depan, (4) Adanya penghargaan dalam belajar, (5) Adanya kegiatan
yang menarik dalam belajar, (6) Adanya situasi belajar yang
kondusif.
Motivasi merupakan serangkaian kegiatan yang menyediakan
kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin
melakukan sesuatu dan bila ia tidak suka maka akan berusaha
meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka tersebut (Emda,
2017:175). Jadi dapat dipahami bahwa motivasi belajar dapat
dirangsang faktor dari luar dan motivasi dapat tumbuh didalam diri
seseorang. Lingkungan menjadi salah satu faktor dari luar yang
dapat menumbuhkan motivasi dalam diri seseorang untuk belajar.
Motivasi merupakan tujuan atau pendorong, dengan tujuan
sebenarnya dengan menjadi daya penggerak utama bagi seseorang
berupaya dalam mendapatkan atau mencapai apa yang diinginkan
(Atmojo, 2018:107). Merujuk pada pernyataan tersebut dapat
dipahami bahwa setiap individu yang termotivasi baik secara
intrinsik maupun ekstrinsik dapat terdorong untuk selalu belajar dan
menyelesaikan tugas tanpa disuruh atas dasar kemauan diri sendiri.
Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak
menentukan kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam
konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya.
Berdasarkan beberapa pernyataan yang sudah dijelaskan
diatas, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar memiliki
kedudukan yang penting dalam mencapai tujuan pembelajaran yang
sudah ditetapkan. Munculnya motivasi tidak semata-mata dari diri
siswa itu sendiri tetapi guru harus melibatkan diri untuk memotivasi
siswa dalam belajar. Adanya motivasi akan memberikan semangat
sehingga siswa akan belajar dengan baik. Motivasi belajar dapat
muncul apabila siswa memiliki keinginan untuk belajar, oleh karena
itu seorang guru yang merupakan faktor ekstrinsik harus mampu
memberikan dorongan agar faktor intrinsik dalam diri siswa muncul
dengan begitu siswa akan memiliki semangat dalam belajar sehingga
tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan dapat tercapai dengan
baik.
3. Pembelajaran IPS
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata
pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar sesuai dengan kurikulum
Merdeka. Susanto (2016:138), menyatakan hakikat IPS adalah ilmu
pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan
humaniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara ilmiah
dalam rangka memberi wawasan dan pemahaman yang mendalam
kepada peserta didik, khususnya di tingkat dasar dan menengah.
Winataputra (2009:117) mengungkapkan bahwa pengertian Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) atau social studies adalah ilmu pengetahuan
sosial yang disederhanakan untuk tujuan pendidikan, sedangkan isinya
adalah aspek-aspek ilmu sejarah, ilmu ekonomi, sosiologi.
antropologi, psikologi, ilmu geografi dan filsafat yang dalam praktik
dipilih untuk tujuan pembelajaran di sekolah. Selanjutnya Sapriya
(2007:5), menjelaskan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
merupakan bidang studi yang mempelajari, menelaah dan
menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat ditinjau dari
berbagai aspek kehidupan secara terpadu.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat peneliti simpulkan bahwa
IPS merupakan salah satu ilmu yang mempelajari berbagai kejadian di
masyarakat dari berbagai aspek kehidupan manusia yang memuat
masalah sosial dalam rangka memberi wawasan dan pemahaman
kepada peserta didik. Melalui mata pelajaran IPS siswa diarahkan
menjadi warga yang bisa berpikir kritis terhadap masalah yang
dijumpai dalam kehidupan dan melatih untuk menemukan solusi dari
masalah tersebut.
d. Pembelajaran IPS di SD
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran yang
diajarkan pada anak di Sekolah Dasar. IPS di Sekolah Dasar tidak
bersifat keilmuan melainkan bersifat pengetahuan. Sapriya (2009:20),
mengemukakan bahwa IPS di SD merupakan mata pelajaran yang
berdiri sendiri sebagai integrasi dari sejumlah konsep disiplin ilmu
sosial, humaniora, sains bahkan berbagai isu dan masalah sosial
kehidupan. Susanto (2016:143), menyatakan bahwa pendidikan IPS di
SD merupakan bidang studi yang mempelajari manusia dalam semua
aspek kehidupan dan interaksinya dalam masyarakat.
Menurut Bruner dan Supriatna (2007:38), terdapat tiga prinsip
pembelajaran IPS di SD yaitu :
1) Pembelajaran harus berhubungan dengan pengalaman serta
konteks sehingga dapat mendorong mereka untuk belajar.
2) Pembelajaran harus terstruktur sehingga siswa belajar dari hal-hal
mudah kepada yang sulit.
3) Pembelajaran harus disusun sedemikian rupa sehingga
memungkinkan siswa dapat melakukan eksplorasi sendiri dalam
mengkonstruksi pengetahuannya.
C. Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan suatu hubungan yang berkaitan antara
variabel satu dengan variabel yang lain dalam penelitian (Sugiyono, 2019).
Kerangka konsep dalam penelitian ini yaitu variabel bebas (X) dengan
variabel terikat (Y) yang akan diamati atau diukur melalui penelitian yang
akan dilaksanakan.
Bagan 2.1
Kerangka Konsep
x Y
Keterangan :
X : Metode Role Playing
Y : Motivasi Belajar
D. Hipotesis
Hipotesis penelitian berdasarkan deskripsi teori dan kerangka konsep
yang telah diuraikan di atas, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:
Tabel 3.1
Desain Penelitian
Eksperimen O1 X O2
Keterangan:
27
O1 : kelas eksperimen sebelum diberikan perlakuan
O2 : kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian
jumlah dari karakteristik yang dimiliki pada populasi. Sampel yang
dijadikan penelitian adalah semua anggota dari populasi. Alasan
pengambilan sampel secara keseluruhan adalah jumlah populasi yang
diteliti relatif kecil dan homogen, sehingga pengambilan sampel
sebanyak 103 siswa sudah cukup untuk mewakili populasi tersebut.
Tabel 3.2
SD Negeri 1 Banyuurip 34
SD Negeri 1 Banyumas 28
SD Negeri 1 Sinarmulya 23
SD Negeri 2 Sinarmulya 15
Total 100
2 Variabel terikat (Y) Motivasi juga dapat 1. Adanya hasrat dan Angket motivasi
dalam penelitian ini keinginan berhasil; belajar
diartikan sebagai
adalah motivasi 2. Adanya dorongan dan
belajar, variabel terikat keadaan internal kebutuhan dalam
merupakan hasil dari belajar;
dalam diri peserta
pengaruh variabel 3. Adanya harapan dan
bebas X. didik yang
cita-cita masa depan;
4. Adanya penghargaan
mendorongnya untuk
dalam belajar;
belajar. 5. Adanya kegiatan
menarik dalam
belajar;
6. Adanya lingkungan
belajar yang kondusif
sehingga
memungkinkan
seseorang siswa dapat
belajar dengan baik.
Bobot Bobot
N Pilih skor skor
o. an
(+) (-)
1 SS : Sangat Setuju 4 1
2 S : Setuju 3 2
3 KS: Kurang Setuju 2 3
4 TS : Tidak Setuju 1 4
role playing
metode role
b. Peserta didik lebih
playing 5, 6, 5
termotivasi belajar
12,
dengan metode 13,
role playing 15
c. Pendidik
menciptakan suasana 1, 7, 6
10, 11
yang
3, 4
menyenangkan
b. Observasi
Observasi yaitu alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengamati dan mencatat sistematik gejala-gejala yang diselidiki.
Observasi ini merupakan data pendukung untuk memperoleh data
mengenai motivasi belajar siswa kelas V di beberapa Sekolah
Dasar pada mata pelajaran IPS. Peneliti melihat dan mengamati
secara langsung dalam kegiatan belajar mengajar terutama pada
mata pelajaran IPS. Observasi yang dilakukan adalah observasi non
partisipatif pengamat tidak ikut langsung dalam kegiatan yang
berlangsung, pengamat hanya mengamati kegiatan yang sedang
berlangsung. Dalam penelitian ini yang menjadi observer adalah
teman sejawat.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan pada tingkat
kepercayaan atau konsistensi suatu instrumen. Menurut Sugiyono
(2017: 130) menyatakan bahwa uji reliabilitas adalah sejauh mana hasil
pengukuran dengan menggunakan objek yang sama, akan menghasilkan
data yang sama. Pada penelitian ini cara menentukan instrumen reliabel
atau tidak menurut Arikunto (2010: 231) yakni dengan menggunakan
rumus KR 20:
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir soal
Σσb 2 = jumlah varians butir
Keterangan:
n = jumlah data
fi = frekuensi
fki = frekuensi kumulatif
y−μ
z
σ
Dtabel = Da(n)
Keputusan:
Ho ditolak apabila Dhitung ≥ Dtabel
2. Uji Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu pernyataan sementara yang belum kuat
kebenarannya, oleh sebab itu perlu dilakukan uji t. Uji hipotesis
dilakukan setelah melakukan uji normalitas dan uji homogenitas.
Hipotesis nol (Ho) sebenarnya harus diuji secara statistika dan
merupakan pernyataan yang bertentangan dengan keyakinan penelitian.
Sedangkan hipotesis alternatif (Ha atau H1) atau hipotesis kerja hanya
mengekspresikan keyakinan peneliti tentang ukuran populasi. Uji
hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji-t berpasangan
(Paired t-test), artinya apabila t hitung > t tabel maka Ho (ditolak).
Alasan penulis menggunakan alat analisis ini adalah karena dalam
penelitian ini digunakan dua sampel yang berpasangan. Sampel
berpasangan ini sebagai sebuah subjek yang sama namun mengalami dua
perlakuan atau pengukuran yang berbeda, yaitu sebelum dan setelah
diberi perlakuan (treatment).
Rumus yang digunakan dalam uji-tes berupa uji Paired Sample t-Test
sebagai berikut:
t = Nilai t hitung
D = Rata-Rata pengukuran sampel 1 dan 2
35
Nurjanna, N. 2021. Pengaruh Metode Role Playing Terhadap Hasil Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas Iv Sdn 229 Lamunre
(Doctoral Dissertation, Universitas Cokroaminoto Palopo).
Oemar Hamalik. 2012. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Pratiwi, H. N. 2013. Peningkatan Hasil Belajar Melalui Metode Role
Playing Dalam Pembelajaran IPS Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 1(2), 1-10.
Rahmad, R. (2016). Kedudukan ilmu pengetahuan sosial (IPS) pada
sekolah dasar. Muallimin: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, 2(1), 67-78.
Rofiq, Ainur; Mashuri, Imam. Pengaruh Penggunaan Metode Role Playing
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam Di Smp Bustanul Makmur Genteng. Mumtaz : Jurnal
Pendidikan Agama Islam, [S.L.], V. 1, N. 1, P. 001-011, Dec. 2021.
Issn 2809-204x. Available At:
<Https://Ejournal.Iaiibrahimy.Ac.Id/Index.Php/Mumtaz/Article/Vie
w/1123>. Date Accessed: 10 July 2023.