Anda di halaman 1dari 61

1

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FLASHCARD TERHADAP


KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN SISWA
KELAS I SD NEGERI TIDUNG KECAMATAN
RAPPOCINI KOTA MAKASSAR

THE INFLUENCE OF USING FLASHCARD MEDIA ON THE


BEGINNING READING SKILLS OF STUDENTS IN
IST GRADE SD NEGERI TIDUNG KECAMATAN
RAPPOCINI KOTA MAKASSAR

AHLIA
1847441011

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR (UNM)
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
Jalan: Tamalate I Tidung, Makassar KP. 90222 Telepon: 884457, Fax. (0411) 884457
Laman: http://fip.unm.ac.id; E-mail: fip@unm.ac.id

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Naskah Usulan Penelitian dengan judul Pengaruh Penggunaan Media


Flashcard terhadap Keterampilan Membaca Permulaan Siswa Kelas 1 SD
Negeri Tidung Kecamatan Rappocini Kota Makassar

Atas Nama
Nama : Ahlia
NIM : 1847441011
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas : Ilmu Pendidikan

Setelah diperiksa dan diteliti, Naskah Usulan Penelitian telah memenuhi syarat
untuk diujikan.

Makassar, Maret 2022


Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Widya Karmila Sari A, M.Pd Drs. Latri, S.Pd., M.Pd


NIP. 19731107 200501 2 003 NIP. 19620310 198703 1 002

Disahkan Oleh:
Ketua Jurusan PGSD FIP UNM

Drs. Latri, S.Pd., M.Pd


NIP. 19620310 198703 1 002

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGESAHAN ii

DAFTAR ISI iii

I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 5
D. Manfaat Penelitian 5
II. TINJAUAN PUSTAKA 7
A. Kajian Pustaka 7
B. Kerangka Pikir 18
C. Hipotesis 20
III. METODE PENELITIAN 22
A. Jenis Penelitian 22
B. Waktu dan Tempat Penelitian 22
C. Desain Penelitian 22
D. Populasi dan Sampel 23
E. Definisi Operasional Variabel 24
F. Prosedur Penelitian 25
G. Teknik Pengumpulan Data 25
H. Instrumen Penelitian 27
I. Teknik Analisis Data 27

DAFTAR PUSTAKA 31

LAMPIRAN 33

iii
Judul: Pengaruh Penggunaan Media Flashcard terhadap Keterampilan

Membaca Permulaan Siswa Kelas I SD Negeri Tidung Kecamatan

Rappocini Kota Makassar

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses penyelenggaraan peembelajaran di sekolah dasar terdiri dari

beberapa unsur yang membangun salah satunya yaitu materi pengajaran yang

terdiri dari berbagai jenis mata pelajaran yang bersifat umum dan khusus. Salah

satunya mata pelajaran yang bersifat umum yaitu mata pelajaran bahasa

Indonesia. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia sangat identik dengan kegiatan

membaca. Seseorang dapat membuka wawasan baru yang luas melalui kegiatan

membaca. Membaca sangatlah penting unyuk masyarakat terpelajar. Sesuai

pendapat Burns (dalam Rahim, 2007) mengemukakan bahwa keterampilan

membaca merupakan sesuatu yang vital dalam suatu masyarakat terpelajar.

Literasi baca tulis juga menjadi salah satu dari enam literasi dasar yang

dicanangkan oleh GLN (Gerakan Literasi Nasional) di bawah Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan NO. 23 Tahun 2015 tentang Budi Pekerti. Gerakan

literasi merupakan hal yang wajib dilakukan sebagai salah satu cara

menumbuhkan budi pekerti. Mengingat pentingnya literasi baca tulis di sekolah

dasar merupakan fondasi bagi pendidikan siswa di lembaga formal. Sehingga

penerapan literasi baca tulis ini adalah sebuah dasar untuk menghasilkan sumber

daya manusia yang bermutu dan membutuhkan usaha yang gigih untuk

mewujudkannya.

1
2

Kebijakan pendidikan kita, bahasa Indonesia diajarkan sejak anak usia

dini. Hal ini disebabkan pengajaran tersebut dapat memberikan kemampuan dasar

berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Salah satu aspek pengajaran bahasa

Indonesia disekolah dasar yang memegang peran penting adalah membaca,

khususnya membaca permulaan. Menurut Ritawati (2006: 51) “Membaca

permulaan ialah sebuah tahapan proses belajar membaca bagi siswa sekolah dasar

kelas awal. Pada waktu anak belajar membaca, ia belajar mengenal kata demi

kata, mengejanya kemudian membedakannya”.

Pembelajaran di kelas awal merupakan kegiatan yang cukup menantang

bagi guru. Selain keterampilan bagaimana mengolah kelas, guru juga diharapkan

menguasai materi yang diajarkannya. Membaca dikelas awal merupakan dasar

dari keterampilan membaca dikelas selanjutnya. Pentingnya membaca bukan

hanya dilihat dari keterampilannya saja, namun yang paling penting adalah

bagaimana sikap siswa terhadap membaca dan sejauh mana motivasi mereka

dalam berpartisipasi aktif di kegiatan membaca. Selain dari itu bagaimana

membuat siswa komunikatif dan aktif, guru perlu mengadakan media membaca

sebagai alat memotivasi dan membangkitkan minat siswa dalam pembelajaran

(Ahmad: 2007).

Membaca permulaan merupakan tahapan belajar membaca bagi siswa

sekolah dasar kelas awal yaitu kelas I dan II. Tujuannya adalah agar siswa

memiliki kemampuan memahami dan menyuarakan tulisan dengan intonasi yang

wajar sebagai dasar untuk dapat membaca lanjut. Tujuan membaca permulaan

menurut Ritawati (2006) adalah: (1) pembinaan dasar-dasar mekanisme membaca;


3

2) mampu memahami dan menyuarakan kalimat sederhana yang di ucapkan

dengan intonasi yang wajar, dan; 3) membaca kalimat sederhana dengan lancar

dan tepat.

Hal tersebut menggambarkan bahwa membaca permulaan diperlukan

supaya siswa mampu memahami dan mengucapkan tulisan dengan lafal dan

intonasi yang jelas. Membaca permulaan dapat membantu siswa dalam

memahami suatu teks bacaan. Diharapkan siswa mendapat informasi dari bacaan

tersebut sehingga menambah pengetahuan. Membaca permulaan pada siswa kelas

1 harus mendapatkan perhatian penuh dari guru. Pada tahap ini, siswa kelas 1

mulai mengenal huruf, bunyi, kata, suku kata dan kalimat meskipun dalam

lingkup sederhana. Guru berperan penting dalam membimbing siswa agar mampu

membaca.

Proses pembelajaran, maka seharusnya didukung dengan pemanfaatan

media pembelajaran, dimana hal tersebut sesuai pendapat Achsin (dalam Ahmad,

2007) pembelajaran dapat menarik dan memperbesar perhatian siswa terhadap

materi pengajaran yang disajikan.

Media menunjukkan fungsi dan perannya, yaitu mengatur hubungan yang


efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar peserta didik dan isi
pelajaran. Di samping itu, media dapat pula merangsang pikiran peserta
didik sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai (Sukirman, 2012, h. 29).

Pendapat di atas menegaskan pentingnya media pembelajaran sesuai

tuntutan kurikulum dalam meningkatkan kemampuan belajar dan hasil belajar

siswa. Salah satu jenis media pembelajaran yang dapat digunakan guru disekolah

dasar dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya membaca permulaan yang

sesuai dengan usia perkembangan siswa adalah penggunaan media flashcard.


4

Suryana (dalam Hotimah, 2010, h. 12) menyebutkan flashcard merupakan


salah satu bentuk permainan edukatif berupa kartu-kartu yang memuat
gambar dan kata yang sengaja oleh doman untuk meningkatkan berbagai
aspek diantaranya: mengembangkan daya ingat, melatih kemandirian dan
meningkatkan jumlah kosakata.

Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Muryanti menyatakan bahwa

pengaruh penggunaan media flashcard terhadap keterampilan membaca

permulaan peserta didik kelas I di MIN 8 Bandar Lampung memperoleh nilai rata-

rata 82,2. Hal tersebut juga membuktikan media flashcard dapat digunakan dalam

mengeja lancar dan memperkaya kosakata.

Penelitian yang dilakukan oleh Ari Musodah menyatakan bahwa pengaruh

penggunaan media flashcard terhadap kemampuan membaca permulaan siswa

kelompok B2 RA Ma’arif NU Karang Tengah Kertanegara Purbalingga dapat

meningkatkan kemampuan membaca permulaan dan keberhasilan tindakan-

tindakan yang diterapkan dalam penelitian telah mencapai ≥ 80% dengan kriteria

baik.

Kegiatan pembelajaran dengan penggunaan media flashcard dapat

menstimulus aspek perkembangan keterampilan membaca permulaan dan

memotivasi anak dalam belajar membaca. Oleh karena itu, calon peneliti

bermaksud melakukan penelitian tentan “Pengaruh Penggunaan Media Flashcard

Terhadap Keterampilan Membaca Permulaan Siswa Kelas 1 SD Negeri Tidung

Kecamatan Rappocini Kota Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan

sebagai berikut:
5

1. Bagaimana gambaran penggunaan media flashcard siswa kelas I SD Negeri

Tidung Kecamatan Rappocini Kota Makassar?

2. Bagaimana gambaran keterampilan membaca permulaan siswa kelas I SD

Negeri Tidung Kecamatan Rappocini Kota Makassar?

3. Apakah terdapat pengaruh penggunaan media flashcard terhadap keterampilan

membaca permulaan siswa kelas I SD Negeri Tidung Kecamatan Rappocini

Kota Makassar?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Mengetahui gambaran penggunaan media flashcard siswa kelas I SD Negeri

Tidung Kecamatan Rappocini Kota Makassar.

2. Mengetahui gambaran keterampilan membaca permulaan siswa kelas I SD

Negeri Tidung Kecamatan Rappocini Kota Makassar.

3. Mengetahui pengaruh penggunaan media flashcard terhadap keterampilan

membaca permulaan siswa kelas I SD Negeri Tidung Kecamatan Rappocini

Kota Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Hasil ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada pembaca baik

manfaat teoritis maupun praktis, yaitu:

1. Manfaat teoretis

Manfaat teoritis penelitian ini yaitu:


6

a. Bagi akademis, diharapkan dapat menjadi landasan dalam pengembangan

pembelajaran dengan menggunakan media flashcard yang dapat

mempengaruhi keterampilan membaca permulaan siswa kelas 1.

b. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam

melaksanakan penelitian selanjutnya yang terkait dengan pengaruh

penggunaan media flashcard terhadap keterampilan membaca permulaan

siswa kelas 1.

2. Manfaat praktis

Manfaat praktif penelitian ini yaitu:

a. Bagi siswa, dapat meningkatkan keterampilan membaca permulaan siswa

kelas 1.

b. Bagi guru, untuk memberikan informasi tentang penggunaan media flashcard

terhadap keterampilan membaca permulaan siswa kelas 1.

c. Bagi kepala sekolah, sebagai upaya dalam peningkatan kualitas pembelajaran

dikelas yang akan memberikan dampak positif bagi peningkatan kualitas

sekolah.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Hakikat media

a. Pengertian media

Kata Media berasal bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti

tengah, perantara, atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara

atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Sehingga secara

bahasa media dapat diartikan sebagai perantara suatu pesan dari pengirim kepada

penerima pesan. Secara lebih khusus pengertian media di dalam proses belajar

mengajar dapat diartikan sebagai wadah grafis atau elektronis guna mendapatkan,

memproses lalu mengatur informasi visual atau verbal (Arsyad, 2005).

Sementara Anderson (dalam Sukirman, 2012) menyebutkan bahwa media

pembelajaran adalah alat yang digunakan dalam rangka menjalin komunikasi

antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran, media juga mendukung

terjalinnya korelasi langsung antara karya seseorang pengembang mata pelajaran

dengan para siswa.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan sebagai penyalur

pesan dari pengirim ke penerima yang menyebabkan terjadinya ransangan

pemikiran, perasaan, perhatian dan motivasi peserta didik sehingga tercapainya

tujuan pembelajaran.

7
8

b. Jenis dan karakteristik media pembelajaran

Sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, media

pembelajaran juga mengalami perkembangan. Ada beberapa jenis media

pembelajaran menurut Sudjana dan Rivai (2010) yaitu:

1) Media dua dimensi seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster,

komik dan lain-lain.

2) Media tiga dimensi seperti model padat, model penampang, model susun,

model kerja, mock up, diorama dan lain-lain.

3) Media proyeksi seperti slide, film, strips, penggunaan OHP dan lain-lain.

4) Lingkungan

Mengingat banyaknya media dalam pembelajaran, maka dilakukan

pengelompokkan terhadap berbagai media pendidikan yang ada.

Pengelompokkan ini secara praktis dimaksudkan agar memudahkan

pengguna dalam memahami prinsip penggunaan, perawatan, dan

pemilihan media dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran dapat

diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut mana

melihatnya menurut Sanjaya (2006) yaitu:

1) Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam:

a) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang

hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.

b) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung

unsur suara. Jenis media yang tergolong kedalam media visual adalah: film,
9

slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang

dicetak seperti media grafis.

c) Media audio visual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara

juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya rekaman video,

berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya. Kemampuan media ini

dianggap lebih baik dan lebih menarik sebab mengandung kedua unsur jenis

media yang pertama dan kedua.

2) Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi kedalam:

a) Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak, seperti radio dan

televisi. Melalui media ini siswa dapat mempelajari hal-hal atau kejadian-

kejadian yang aktual secara serentak tanpa harus menggunakan ruangan

khusus.

b) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu,

seperti: film slide, film dan video.

3) Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi:

a) Media yang diproyeksikan, seperti: film, slide dan transparansi. Jenis media

yang demikian memerlukan alat proyeksi khusus seperti film projector untuk

memproyeksikan film, slide projector untuk memproyeksikan film slide,

overhead projector (OHP) untuk memproyeksikan transparansi. Tanpa

dukungan alat proyeksi semacam ini maka media semacam ini tidak akan

berfungsi apa-apa.

b) Media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, foto, lukisan, dan radio.

c. Fungsi media dalam proses pembelajaran


10

Secara umum, Sadiman (dalam Sudayana 2013) menyatakan

bahwa media mempunyai fungsi:

1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam

bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).

2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra.

a) Objek yang terlalu besar, bisa digantikan dengan realita, gambar, film bingkai,

film atau model.

b) Objek yang terlalu kecil, dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film

atau gambar.

c) Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse

atau hight speed photography.

d) Kejadian atau peristiwa yang terjadi dimasa lalu bisa ditampilkan lagi lewat

rekaman film, video film, film bingkai foto maupun secara verbal.

e) Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan

model, diagram dan lain-lain.

f) Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi dan iklim) dapat

divisualisasikan lewat film dan gambar.

3) Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara siswa dengan

sumber belajar.

4) Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan

visual, auditori dan kinestetiknya.

5) Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan

menimbulkan persepsi yang sama.


11

6) Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar.

7) Pembelajaran dapat lebih menarik.

8) Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar.

9) Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek.

10) Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.

11) Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan.

12) Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran

dapat ditingkatkan.

d. Media flashcard

Flashcard jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia memiliki

arti kartu kata bergambar. Menurut kamus besar bahasa Indonesia kartu

adalah kertas tebal berbentuk persegi panjang, kata adalah unsur bahasa

yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan

perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa. Sedangkan

gambar adalah tiruan barang (orang, binatang dan tumbuhan) yang dibuat

dengan coretan pensil, alat tulis dan kertas atau sejenisnya. Jadi flashcard

adalah kertas tebal yang tertulis unsur bahasa yang mempunyai gambar

sesuai dengan unsur bahasa tersebut.

Flashcard biasanya berisi kata-kata, gambar atau kombinasinya, dan dapat


digunakan untuk memahami materi dalam mata pelajaran bahasa. Dengan
menerapkan media flashcard, guru akan mudah mengusai konsep dan
keterampilan dengan baik dan siswa dapat lebih banyak melakukan
kegiatan belajar, tidak hanya mendengarkan guru (Mulyorini dan Hariani,
2014).
“Media gambar mampu memberikan detail dalam bentuk gambar

apa adanya, sehingga dapat membantu anak untuk mengingat” (Indriana,


12

2011, h. 65). Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan

bahwa media flashcard merupakan kartu yang didalamnya berisi kata-

kata, gambar dan dapat digunakan untuk melatih anak memperkaya kosa

kata.

Media flashcard yang dimaksud oleh peneliti adalah kartu yang

terbuat kertas tebal yakni kertas karton yang berukuran 15 cm x 20 cm

yang berbentuk persegi panjang berisikan kata dan gambar yang

digunakan untuk mengembangkan keterampilan membaca permulaan.

Spesifikasi media flashcard dalam penelitian ini yakni tulisan dalam kartu

kata tidak dieja tetapi digabung contohnya “telepon”, ukuran gambar 80

mm x 75 mm, ukuran tulisan 100 pt menggunakan kertas dasar berjenis

karton dan pada kartu bergambar menggunakan kertas berjenis uvori,

dibelakang kartu terdapat suku kata awal dari sebuah kata. Media gambar

yang digunakan terdiri dari 4 gambar yang sering ditemui siswa dalam

kehidupan sehari-hari, seperti: radio, ranting, rambut dan raket.

e. Kelebihan dan kelemahan media flashcard

1) Kelebihan media flashcard

Flashcard memiliki beberapa kelebihan menurut Susilana dan

Riyana (dalam Angreany dan Saud, 2017) sebagai berikut:

a) Adanya kemudahan untuk dibawa-bawa, dikarenakan ukurannya yang kecil

membuat flashcard dapat disimpan di tas bahkan disaku, dapat digunakan

dimana saja, di kelas ataupun di luar kelas.


13

b) Praktis, dalam menggunakan media flashcard, guru tidak perlu memiliki

sebuah keahlian khusus, media ini juga tiak perlu listrik dalam

pemanfaatannya. Ketika akan menggunakan media ini, pengguna hanya perlu

menyusun urutan gambar sesuai dengan keinginan atau kebutuhan pengguna.

Jika selesai digunakan, hanya perlu disimpan dengan cara diikat atau dengan

menggunakan kotak khusus agar tidak tercecer.

c) Mudah diingat, karakteristik media flashcard yaitu menyajikan pesan-pesan

pendek pada setiap kartu yang disajikan. Sajian pesan-pesan pendek ini akan

memberikan kemudahan bagi siswa untuk mengingat pesan tersebut.

d) Menyenangkan, media flashcard dalam penggunaannya dapat melalui sebuah

permainan. Misalnya siswa secara berlomba untuk mencari sesuai perintah.

Selain melatih kemampuan kognitif juga melatih ketangkasan (fisik).

2) Kelemahan Media Flashcard

Flashcard memiliki beberapa kelemahan menurut Sadiman (2006)

sebagai berikut:

a) Gambar hanya menekankan kepada persepsi indra penglihatan

b) Gambar benda yang terlalu kompleks kurang efektif digunakan dalam proses

pembelajaran

c) Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok yang cukup besar.

f. Langkah-langkah penggunaan media flashcard

Langkah-langkah penggunaan media flashcard dalam

pembelajaran membaca menurut Susilana dan Riyana (2008) sebagai

berikut:
14

1) Siswa dikondisikan untuk duduk dikelompoknya masing-masing. Satu

kelompok terdiri dari 4 siswa.

2) Guru mempersiapkan media flashcard dan mengenalkannya kepada siswa.

3) Guru mengenalkan satu per satu lambang bunyi huruf yang membentuk kata

dan siswa menyebutkan kata tersebut, kemudian menebak fonem yang tertulis

dibagian belakang kartu, serta melihat suku kata yang ada dibagian belakang

kartu.

4) Siswa menyebutkan kata yang memiliki fonem yang sama dengan kata yang

ditunjuk guru.

5) Siswa membaca tulisan dengan suara yang keras dan lantang pada kata yang

ditunjuk guru.

6) Guru memberikan media flashcard pada salah satu siswa dan diteruskan

kapada siswa yang lain sampai seluruh siswa didalam kelompok mendapat

kesempatan untuk membaca flashcard.

7) Setiap siswa menempelkan kartu kata pada gambar yang sesuai dan

diperlombakan, agar kegiatan pembelajarannya lebih menarik.

2. Hakikat membaca

a. Pengertian membaca

Menurut Soedarso (dalam Abdurrahman, 2012) menyatakan

membaca adalah aktifitas kompleks yang membutuhkan sejumlah besar

tindakan terpisah-pisah mencakup penggunaan pemahaman, khayalan,

pengamatan, dan memori. Menurut Abdurrahman (2012) membaca adalah

pengenalan awal simbol-simbol bahasa tulis yang merupakan stimulus


15

yang menolong proses mengingat tentang sesuatu yang dibaca, untuk

membangun sebuah pemahaman, lewat sebuah pengalaman yang dimiliki.

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dimanfatkan

oleh pembaca untuk mendapatkan suatu pesan, yang hendaknya

disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis (Musfiro,

2009). Menurut Rahim (2007) kemampuan membaca ialah sesuatu yang

sangat vital dalam suatu masyarakat terpelajar. Namun anak-anak yang

belum memahami pentingnya belajar membaca tidak akan termotivasi

untuk belajar. Belajar membaca merupakan usaha yang terus-menerus.

Anak-anak yang melihat tingginya nilai (value) membaca dalam kegiatan

pribadinya akan lebih termotivasi belajar dibandingkan dengan anak-anak

yang tidak menemukan kelebihan dari kegiatan membaca. Rahim juga

menyatakan bahwa, membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit

yang melibatkan banyak hal.

Sedangkan menurut Solikhah (2015) menyatakan membaca

merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dan bermanfaat dalam

kehidupan. Salah satu kemudahan adalah proses yang dilakukan dalam

kegiatan ini dengan indra mata. Proses membaca dari seorang membaca

dapat diamati dan dievaluasi pemahamannya.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa Membaca merupakan suatu proses dimaksudkan informasi dari teks dan

pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan yang utama dalam

membentuk makna. Membaca juga merupakan suatu strategis. Pembaca yang


16

efektif menggunakan berbagai strategi membaca yang sesuai dengan teks dan

konteks dalam rangka memahami makna ketika membaca. Strategi ini bervariasi

sesuai dengan jenis teks dan tujuan membaca. Membaca adalah interaktif.

Keterlibatan pembaca dengan teks, tergantung pada konteks.

b. Tujuan membaca

Pada dasarnya kegiatan membaca bertujuan untuk mencari dan

memperoleh pesan atau memahami makna melalui bacaan. Tujuan

membaca tersebut akan berpengaruh kepada jenis bacaan yang dipilih

misalnya, fiksi atau non fiksi. Menurut Anderson (2003), ada tujuh macam

tujuan dari kegiatan membaca, yaitu;

1) Reading for detail or fact (membaca untuk memperoleh fakta dan perincian)

2) Reading for mean ideas (membaca untuk memperoleh ide-ide utama)

3) Reading for sequence or organization (membaca untuk mengetahui urutan/

susunan struktur karangan)

4) Reading for inference (membaca untuk menyimpulkan)

5) Reading to classification (membaca untuk mengelompokkan atau

mengklasifikasikan)

6) Reading to evaluation (membaca untuk menilai, mengevaluasi)

7) Reading to compare or contrast (membaca untuk memperbandingkan/

mempertentangkan)

Pada dasarnya, tujuan pembelajaran membaca dibagi atas dua

tujuan utama, yaitu: tujuan behaviora dan tujuan ekspresif. Tujuan


17

behaviora disebut dengan tujuan tertutup ataupun tujuan intruksional

sedangkan tujuan ekspresif disebut dengan tujuan terbuka (Nurhadi, 2004).

c. Membaca Pemulaan

Membaca permulaan merupakan suatu aktivitas untuk

mengenalkan rangkaian huruf dengan bunyi-bunyi bahasa yang dipelajari

siswa kelas I dan II dan membaca pemahaman yang dipelajari siswa sejak

kelas III.

Pengajaran membaca di sekolah dasar dapat dikelompokkan ke dalam dua


bagian yaitu membaca permulaan dan membaca lanjutan.Membaca
permulaan diberikan di kelas I dan II dengan mengutamakan dalam pada
keterampilan pada segi mekanisnya.(Supriyadi, dkk 1992, h. 133).
Membaca permulaan ini dipelajari di kelas rendah mempunyai

tujuan agar siswa memiliki kemampuan memahami dan menyuarakan

tulisan dengan intonasi yang tepat. Menurut Rahim (2008) tujuan

membaca permulaan adalah agar siswa dapat membaca kata-kata dan

kalimat sederhana dengan lancar dan tepat.

Pembelajaran membaca permulaan di sekolah dasar mempunyai

nilai yang strategis bagi pengembangan kepribadian dan kemampuan

siswa. Pengembangan kepribadian dapat ditanamkan melalui materi teks

bacaan (wacana, kalimat, kata, suku kata huruf/ bunyi bahasa) yang berisi

pesan moral, nilai pendidikan, nilai sosial, nilai emosional-spiritual dan

berbagai pesan lainnya sebagai dasar pembentukan kepribadian yang baik

bagi siswa. Demikian pula dengan pengembangan kemampuan juga dapat

diajarkan secara terpadu melalui materi teks bacaan yang berisi berbagai
18

pengetahuan dan pengalaman baru yang pada akhirnya dapat berimplikasi

pada pengembangan kemampuan siswa.

Membaca permulaan bertujuan memberikan kemampuan dasar

untuk membaca yaitu mengenal huruf dan terampil mengubah huruf

menjadi suara. Kelancaran dan ketepatan anak membaca pada tahap

belajar membaca permulaan dipengaruhi oleh keaktifan dan kreativitas

guru yang mengajar di kelas. Dengan kata lain, guru memegang peranan

yang strategis dalam meningkatkan keterampilan membaca murid. Peranan

strategis tersebut menyangkut peran guru sebagai fasilitator, motivator,

sumber belajar, dan organisator dalam proses pembelajaran. Guru yang

berkompetensi tinggi akan sanggup menyelenggarakan tugas untuk

mencerdaskan bangsa, mengembangkan pribadi manusia Indonesia

seutuhnya dan membentuk ilmuan dan tenaga ahli.

Ada berbagai metode pengajaran membaca yang dapat mengembangkan


keterampilan membaca permulaan anak. Metode tersebut meliputi: (1)
Huruf dinding, metode yang dilakukan dengan cara menempelkan huruf-
huruf disetiap dinding yang sering dijumpai siswa; 2) Memperkenalkan
huruf melalui komputer, cara yang dilakukan yaitu dengan membuat
power pointdan siswa akan mencocokkan huruf yang sering didengar; 3)
Mengenalkan huruf-huruf melalui bermain; 4) Metode mengeja,
merupakan merangkai huruf menjadi suku kata dan merangkaikan suku
kata menjadi kata sehingga mengandung arti; 5) Metode bertahap,
dilakukan dengan cara menunjukkan satu atau dua huruf; dan 6) Metode
suku kata, dilakukan dengan cara mengenalkan rangkaian suku kata.
(Aulia, 2011, h. 91-97).
d. Indikator Membaca Permulaan

Pengajaran membaca permulaan lebih ditekankan pada

pengembangan kemampuan dasar membaca. Kemampuan dasar membaca


19

tersebut yaitu kemampuan untuk dapat menyuarakan huruf, suku kata, kata

dan kalimat yang disajikan dalam bentuk tulisan kedalam bentuk lisan.

Kurikulum peraturan menteri pendidikan nasional nomor 58 (2009)

dalam membaca permulaan siswa diharapkan mampu menyebutkan simbol

huruf vokal maupun konsonan dalam sebuah kata. Membaca permulaan siswa

juga diharapkan mampu menyebutkan kata-kata yang mempunyai fonem

yang sama serta membaca kata dengan lengkap.

Sedangkan menurut Arikunto (2011) indikator keterampilan membaca permulaan

yaitu:

1) Siswa mampu menyebutkan lambang bunyi huruf

2) Siswa mampu menyebutkan fonem yang sama

3) Siswa mampu membaca kata

B. Kerangka Pikir

Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar kelas I mencakup

diantaranya keterampilan membaca permulaan. Keterampilan membaca

permulaan merupakan komponen dasar dari proses yang merujuk pada

kata-kata kemudian mengasosiasikannya dengan bunyi-bunyinya yang

sesuai dengan sistem tulisan yang digunakan. Kelas I seharusnya sudah

mampu dalam mengusai kosa kata lambang dan simbol. Namun, hal ini

berbanding terbalik dengan kenyataan bahwa masih ada beberapa peserta didik

yang belum mampu menguasai kosa kata, lambang, simbol dan lain-lain. Hal ini

dipengaruhi oleh pengunaan media yang sangat minim dan tidak adanya

keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran serta guru yang hanya fokus

dalam materi pembelajaran. Oleh sebab itu, dibutuhkan media


20

pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa.

Media yang dipilih dalam penelitian ini adalah media pembelajaran

Flashcard.

Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas I SD Negeri Tidung

Kecamatan Rappocini Kota Makassar yang berlokasi di Jl. Tidung VI

Setapak 9 No. 2 Kecamatan Rappocini Kota Makassar Sulawesi Selatan

(90222). Siswa kelas I dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Kedua kelas tersebut akan diberikan pretest

yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberi

treatment/perlakuan menggunakan media flashcard. Selanjutnya, masing-

masing kelas diberikan posttest untuk mengukur keterampilan membaca

permulaan siswa. Data yang didapatkan akan diolah dan dianalisis sehigga

memperoleh kesimpulan penelitian yaitu terdapat atau tidak terdapat

pengaruh penggunaan media flashcard pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia.

Gambar kerangka pikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Keterampilan Membaca Permulaan Siswa Kelas I SD


Negeri Tidung Kecamatan Rappocini Kota Makassar

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Pretest Pretest

Pembelajaran tanpa Pembelajaran dengan


Media Flashcard Media Flashcard
21

Postest Postest

Analisis Data
(Keterampilan Membaca Permulaan Siswa)

Tidak Ada Pengaruh Terdapat Pengaruh

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian yang terdapat dalam latar belakang, kajian

pustaka, dan kerangka pikir, maka hipotesis penelitian adalah ada

pengaruh Penggunaan media flashcard terhadap keterampilan membaca

permulaan siswa kelas I SD Negeri Tidung Kecamatan Rappocini Kota

Makassar.
III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kuantitatif dengan

metode eksperiment. Penelitian ini menggunakan rancangan Quasi

Experimental dikarenakan peneliti akan manggunakan rancangan yang

memungkinkan pengontrolan dengan situasi yang ada. Pengontrolan ini

terdiri atas kelas eksperimen melakukan pembelajaran dengan

menggunakan media flashcard dan kelas kontrol melakukan pembelajaran

tanpa menggunakan media flashcard.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu dalam penelitian adalah semester genap tahun ajaran

2021/2022. Adapun tempat penelitian dilaksanakan di kelas I SD Negeri

Tidung berlokasi di Jl. Tidung VI Setapak 9 No. 2 Kecamatan Rappocini

Kota Makassar Sulawesi Selatan (90222).

C. Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan nonequivalent control group

design. Desain ini melibatkan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol. Penelitian ini kelompok eksperimen diberikan

pembelajaran dengan menggunakan media flashcard, sedangkan

kelompok kontrol diberikan pembelajaran sama seperti biasanya.

Pelaksanaan penelitian eksperimen ini dilakukan secara intensif

sehingga kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki

karakteristik yang sama atau mendekati sama. Perbedaan dari kedua

22
23

kelompok adalah kelompok eksperimen diberi treatment atau perlakuan

tertentu, sedangkan kelompok kontrol seperti pembelajaran biasanya.

Sulitnya pengontrolan terhadap semua variabel yang mempengaruhi

variabel yang diteliti maka peneliti memilih quasi eksperimen dengan jenis

desain penelitian nonequivalent control group design.

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Pretest Treatment Posttest

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O3 - O4
Sumber: (Sugiyono, 2017)

Keterangan:

O1: Pretest keterampilan membaca permulaan sebelum pembelajaran

menggunakan media flashcard

O2: Posttest keterampilan membaca permulaan setelah pembelajaran

menggunakan media flashcard

O3: Pretest keterampilan membaca permulaan sebelum pembelajaran

menggunakan media flashcard

O4: Posttest keterampilan membaca permulaan setelah pembelajaran

menggunakan media flashcard

X: Perlakuan (treatment) dengan menggunakan media flashcard

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi
24

Populasi pada penelitian ini yaitu keseluruhan siswa kelas I SD

Negeri Tidung Kecamatan Rappocini Kota Makassar yaitu 68 siswa yang

terdiri atas 34 siswa kelas I A dan 34 siswa kelas I B.

Tabel 3.2 Perincian Populasi

Jumlah Siswa
Kelas Total
L P

IA 16 18 34

IB 17 17 34

Jumlah Keseluruhan 68
Sumber: SD Negeri Tidung

2. Sampel

Sampel penelitian ini adalah siswa kelas I SDN Negeri Tidung

Kecamatan Rappocini Kota Makassar yang siswanya dipilih secara acak

dengan mengambil sampel masing-masing 15 siswa setiap kelas dengan

cara pengundian, kemudian menentukan kelas yang menjadi kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Kelas I A sebagai kelas eksperimen dan

kelas I B sebagai kelas kontrol. Teknik penentuan sampel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah probability sampling. Adapun teknik

pengambilan sampel yaitu dengan teknik simple random sampling, yang

artinya teknik pengambilan sampel atau elemen secara acak, di mana

setiap elemen atau anggota populasi memiliki kesempatan yang sama

untuk terpilih menjadi sampel.

E. Definisi Operasional Variabel


25

Secara operasional definisi variabel dalam penelitian ini dijelaskan sebagai

berikut:

1. Membaca permulaan merupakan tahapan proses belajar membaca bagi siswa

sekolah dasar kelas awal yang bertujuan memberikan kemampuan dasar untuk

membaca yaitu mengenal huruf dan terampil mengubah huruf menjadi suara.

2. Flashcard adalah kartu yang bertuliskan kata-kata,gambar atau kombinasi dan

dapat digunakan untuk melatih anak dalam memperkaya kosa kata.

F. Prosedur Penelitian

Pertemuan dilaksanakan selama empat kali. Pertemuan pertama

sebagai pretest. Pertemuan kedua dan ketiga sebagai pemberian treatment.

Pertemuan keempat sebagai posttest. Waktu yang digunakan pada setiap

pertemuan disesuaikan dengan pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah

Dasar. Adapun rincian dari prosedur pengumpulan data adalah sebagai

berikut:

1. Pretest

Kegiatan pretest dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

keterampilan membaca permulaan yang dimiliki oleh siswa sebelum

diberikan treatment dengan menggunakan media flashcard pada

pembelajaran bahasa Indonesia.

2. Treatment

Pemberian treatment berupa kegiatan proses belajar mengajar

menggunakan media flashcard.

3. Posttest
26

Posttest dilakukan untuk mengetahui keterampilan membaca

permulaan pada pembelajaran bahasa Indonesia setelah diberi treatment

berupa media flashcard.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Observasi

Observasi merupakan suatu pengumpulan data untuk

mengumpulkan data kejadian atau perubahan serta reaksi guru dan siswa

selama mengikuti pembelajaran di kelas yang menggunakan media

flashcard.

Tabel 3.3 Kriteria Tingkat Keterlaksanaan Proses Pembelajaran Penggunaan


Media Flashcard

Aktivitas Belajar (%) Kategori


68 - 100 Baik
34 - 67 Cukup
0 - 33 Kurang
Sumber: Arikunto (2011)

2. Tes

Tes ialah seperangkat rangsangan yang diberikan kepada siswa

untuk mengukur tingkat penguasaan materi yang telah dipelajari oleh

siswa. Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes lisan. Tes ini

diberikan kepada siswa pada saat pelaksanaan pretest dan posttest untuk

mendapatkan data hasil dari pemahaman konsep. Sumber data ini

didapatkan melalui pelaksanaan tes lisan, pada saat pemberian pretest

sebelum diberikan perlakuan dan posttest setelah diberikan perlakuan


27

berupa media flashcard. Tes dalam penelitian ini digunakan untuk

mengetahui keterampilan membaca permulaan siswa dengan membaca

teks, kemudian diberikan soal lisan dan diteliti guna melihat pengaruh

media flashcard.

3. Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh

data jumlah dan nama-nama siswa kelas I SD Negeri Tidung Kecamatan

Rappocini Kota Makassar serta digunakan untuk mengambil foto dalam

proses pembelajaran dengan menggunakan media flashcard.

H. Instrumen Penelitian

1. Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

2. Lembar Observasi

Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

lembar observasi aktivitas guru dengan penerapan langkah-langkah

penggunaan media flashcard.

3. Tes

Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui keterampilan

membaca permulaan siswa dengan membaca teks, kemudian diberikan

soal lisan dan diteliti guna melihat pengaruh media flashcard.

I. Teknik Analisis Data


28

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis data statistik deskriptif dan analisis data statistik inferensial. Data

yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data yang berhubungan dengan

keterlaksanaan pembelajaran media flashcard dan juga data-data yang

berhubungan dengan keterampilan membaca permulaan siswa sesuai hasil

pretest dan posttest yang dicapai siswa.

Adapun teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis data statisik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan

keterlaksanaan proses pembelajaran yang menerapkan media flashcard dan

keterampilan membaca permulaan siswa yang dilihat dari hasil pretest dan

posttest-nya. Statistik deskriptif meliputi penyajian data dalam bentuk mean,

median, modus, nilai terendah (minimal), nilai tertinggi (maksimal), dan

standar deviasi dengan menggunakan IBM SPSS Statistic Version 25.0.

Penerapan kriteria penilaian keterampilan membaca permulaan siswa

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Keterampilan Membaca Permulaan Siswa

Interval Kategori
85 - 100 Sangat Baik
70 - 84 Baik
56 - 69 Cukup
41 - 55 Kurang
0 - 40 Sangat Kurang
Sumber: Arikunto (2011)
29

2. Analisis Data Inferensial

Analisis data statistik inferensial digunakan untuk menguji

hipotesis penelitian dimana hasil inferensi (kesimpulan) yang diperoleh

dari suatu sampel dapat digenerelisasikan pada populasi sehingga proses

perhitungan analisisnya dilakukan dengan bantuan program IBM SPSS

Statistic Version 25.0.

Namun, sebelum melakukan pengujian hipotesis penelitian,

terlebih dahulu akan dilakukan uji prasyarat analisis data sebagaimana

uraiannya berikut ini:

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas pada penelitian ini

menggunakan uji Kalmogorof-Smirnov bantuan IBM SPSS Statistics 25

dengan taraf kepercayaan 95 % atau α = 5 %, sementara untuk

pengujiannya ditetapkan: jika nilai signifikansi ≥ α, maka data

berdistribusi normal.

Data yang berdistribusi normal akan menggunakan statistik

parametrik, sedangkan data yang tidak normal akan menggunakan statistik

non parametrik. Jika data tidak berdistribusi normal, maka kesimpulan

yang berlaku pada teori bahwa hipotesis tersebut tidak berlaku.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas data digunakan untuk menunjukkan bahwa kedua

kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki varians yang
30

sama. Analisis uji homogenitas penelitian ini dilakukan dengan bantuan

program IBM SPSS Statistic Version 25 berdasarkan Test Homogenety of

Varians yang ditunjukkan pada tabel Based on Mean analisis Lavene

Statistic dengan taraf yang telah ditentukan yaitu 95% atau α = 5% dengan

ketetapan; jika nilai probabilitas ≥ α, maka kedua atau lebih varians

populasi adalah homogen atau data berasal dari populasi yang mempunyai

varians yang sama. Sebaliknya jika nilai probabilitas < α, maka kedua atau

lebih varians tidak homogen.

c. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan setelah uji normalitas untuk mengetahui

ada tidaknya pengaruh penggunaan media flashcard terhadap keterampilan

membaca permulaan siswa. Uji hipotesis yang digunakan pada penilitian

ini yaitu, uji dua sampel bebas (Independent Sample T-Test) dengan syarat

data yang dianalisis harus normal dan homogen.


DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2012). Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Ahmad, A. K. (2007). Media Pembelajaran. Makassar: Badan Penerbit


Universitas Negeri Makassar.

Ahmadi, I. K., Amri, S., & Elisah, T. (2011). Strategi Pembelajaran Sekolah
Terpadu. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Anderson, N. (2003). “Reading” dalam Practical Languange Teaching Reading.


New York: McGrow Hall.

Angreany, F., & Saud, S. (2017). Keefektifan Media Pembelajaran Flashcard


dalam Keterampilan Menulis Karangan Sederhana Bahasa Jerman Siswa
Kelas XI IPA SMA Negeri 9 Makassar. Jurnal Pendidikan Bahasa Asing
Dan Sastra, 1(2).

Arikunto, S. (2011). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Evaluasi Pendidikan.


Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2011). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta.

Arsyad, A. (2008). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Radja Grafindo Persada.

Aulia. (2011). Mengajarkan Balita Anda Mengajar. Yogyakarta: Intan Media.

Hotimah, E. (2010). Penggunaan Media Flashcard dalam Meningkatkan


Kemampuan Siswa pada Pembelajaran Kosakata Bahasa Inggris Kelas II MI
Ar-Rochman Samarang Garut. Jurnal Pendidikan Universitas Garut, 04(01),
10–18.

Indriana, D. (2011). Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Yogyakarta: Diva


Press.

Mulyorini, & Hariani, S. (2014). Penggunaan Media Flashcard dalam Model


Pembelajaran Langsung untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata
Pelajaran PKn Kelas V SDN Ngagel Rejo I/ 396 Surabaya. JPGSD, 02(02),
1–12.

Musfiro. (2009). Menumbuhkembangkan Baca-Tulis Anak Usia Dini. Jakarta: PT


Grasindo Anggota Ikapi.

Nurhadi. (2004). Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca: Suatu Teknik


Memahami Literatur yang Efisien. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

31
32

Rahim, F. (2007). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Aksara.

Ritawati. (2006). Konsep Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: CV.


Wacana Prima.

Sadiman. (2006). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan


Pemanfaatannya. Jakarta: PT Rada Grafindo.

Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media


Group.

Sudayana, R. (2013). Media Pembelajaran Matematika. Bandung: Alfabeta.

Sudjana, N., & Rivai, A. (2010). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R dan B. Bandung: Alfabeta.

Sukirman. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pedagogia.

Solikhah, H. A. (2015). Materi Bahasa Indonesia untuk Guru Tingkat Dasar.


Palembang: Noer Fikri Offset.

Supriyadi, dkk. (1992). Pendidikan Bahasa Indonesia 2. Jakarta: Depdikbud,


Universitas Terbuka.

Susilana, R., & Riyana, C. (2008). Media Pembelajaran. Bandung: CV Wacana


Prima.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional. Jakarta: Cemerlang.

Wahyudi, I. (2012). Pengembangan Pendidikan Strategi Inovatif dan Kreatif


dalam Mengelola Pendidikan Secara Komprehensif. Jakarta: Prestasi
Pustaka.
LAMPIRAN

33
34

Lampiran A

Aspek Penilaian Keterampilan Membaca Permulaan Siswa

No Indikator Deskripsi Skor

1 Menyebutkan lambang bunyi Mampu menyebutkan minimal

huruf 14 huruf yang diperintahkan 3

guru

Mampu menyebutkan minimal

7 huruf yang diperintahkan 2

guru

Tidak dapat menyebutkan


1
huruf yang diperintahkan guru

2 Mampu menyebutkan fonem yang Apabila siswa dapat

sama menyebutkan fonem yang

sama minimal 4 kata, 3

mengenai kata-kata yang ada

dilingkungan sekitar

Apabila siswa dapat

menyebutkan fonem yang

sama minimal 2 kata, 2

mengenai kata-kata yang ada

dilingkungan sekitar

Tidak dapat menyebutkan

fonem mengenai kata-kata 1

yang ada dilingkungan sekitar


35

3 Membaca kata Dapat membaca kata minimal


3
4 kata dengan lancar

Dapat membaca kata minimal


2
2 kata dengan lancar

Tidak dapat membaca kata 1

Sumber: Arikunto (2011)


36

Lampiran B

Bacaan Pretest

1. Mata

2. Jari

3. Tangan

4. Kulit

5. Gigi

6. Mulut

7. Telinga

8. Hidung

9. Lidah

10. Rambut
37

Bacaan Postest

1. Mata

2. Jari

3. Tangan

4. Kulit

5. Gigi

6. Mulut

7. Telinga

8. Hidung

9. Lidah

10. Rambut
38

Lampiran C
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Satuan Pendidikan : SD Negeri Tidung
Kelas / Semester : I (Satu) / 1
Tema 1 : Diriku
Sub Tema 2 : Tubuhku
Pembelajaran :1
Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (2 x 35 menit)
A. KOMPETENSI INTI (KI)
KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati mendengar,
melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah, sekolah
KI : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis
dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak mulia
B. KOMPETENSI DASAR (KD)
Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar (KD):
3.1 Mengenal teks deskriptif tentang anggota tubuh dan pancaindra, wujud
dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam dengan bantuan guru
atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi
dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman.
4.1 Mengamati dan menirukan teks deskriptif tentang anggota tubuh dan
pancaindra, wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam
39

secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi
dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu penyajian.
C. INDIKATOR:
3.1.1 Menuliskan teks deskriptif tentang anggota tubuh.
3.1.2 Mengklasifikasikan anggota tubuh yang termasuk pancaindra.
4.1.1 Menyimpulkan teks deskriptif tentang anggota tubuh.
4.1.2 Menunjukkan anggota tubuh yang termasuk pancaindra.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN:
3.1.1.1 Dengan penjelasan guru, siswa mampu menuliskan teks deskriptif
tentang anggota tubuh dengan benar.
3.1.1.2 Dengan penjelasan guru, siswa mampu menyebutkan teks deskriptif
tentang anggota tubuh dengan benar.
3.1.2.1 Dengan penjelasan guru, siswa mampu mengklasifikasikan anggota
tubuh yang termasuk pancaindra dengan benar.
3.1.2.2 Dengan penjelasan guru, siswa mampu menguraikan anggota tubuh
yang termasuk pancaindra dengan benar.
4.1.1.1 Dengan penjelasan guru, siswa mampu menyimpulkan teks deskriptif
tentang anggota tubuh dengan benar.
4.1.1.2 Dengan penjelasan guru, siswa mampu membedakan teks deskriptif
tentang anggota tubuh dengan tepat.
4.1.2.1 Dengan penjelasan guru, siswa mampu menyalin anggota tubuh yang
termasuk pancaindra dengan benar.
4.1.2.2 Dengan penjelasan guru, siswa mampu menunjukkan anggota tubuh
yang termasuk pancaindra dengan tepat.
E. MATERI
1. Nama-nama anggota tubuh.
2. Nama-nama anggota pancaindra.
F. PENDEKATAN DAN METODE
1. Pendekatan : Scientific
2. Strategi : Cooperative Learning
3. Metode : Tanya jawab, Ceramah, Diskusi, dan Penugasan
40

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Awal 1. Guru memberikan salam dan mengajak 10 menit
semua siswa berdo’a menurut agama dan
keyakinan masing-masing.
2. Guru mengecek kesiapan diri dengan
mengisi lembar kehadiran dan memeriksa
kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk
disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
3. Guru menginformasikan tema yang akan
dibelajarkan yaitu tentang ”Diriku”.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.
5. Guru melakukan apersepsi dengan
melakukan salah satu kegiatan tanya jawab
untuk mengulas kembali beberapa hal
tentang kegiatan sebelumnya.
Inti 6. Siswa dikondisikan untuk duduk 50 menit
dikelompoknya masing-masing. Satu
kelompok terdiri dari 4 siswa.
7. Guru mempersiapkan flashcard tentang
anggota tubuh dan pancaindra kemudian
mengenalkannya kepada siswa.
8. Guru mengenalkan satu per satu lambing
bunyi huruf yang membentuk kata dan
siswa menyebutkan kata tersebut, kemudian
menebak fonem yang tertulis dibagian
belakang kartu, serta melihat suku kata yang
ada dibagian belakang kartu.
9. Siswa menyebutkan kata yang memiliki
41

fonem yang sama dengan kata yang ditunjuk


guru.
10. Siswa membaca tulisan dengan suara yang
keras dan lantang pada kata yang ditunjuk
guru.
11. Guru memberikan media kartu kata
bergambar pada salah satu siswa dan
diteruskan kapada siswa yang lain sampai
seluruh siswa didalam kelompok mendapat
kesempatan untuk membaca flashcard
12. Setiap siswa menempelkan kartu kata pada
gambar yang sesuai dan diperlombakan,
agar kegiatan pembelajarannya lebih
menarik.
Penutup 13. Bersama-sama siswa membuat 10 menit
kesimpulan /rangkuman hasil belajar selama
sehari
14. Bertanya jawab tentang materi yang telah
dipelajari (untuk mengetahui hasil
ketercapaian materi)
15. Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk menyampaikan pendapatnya tentang
pembelajaran yang telah diikuti.
16. Mengajak semua siswa berdo’a menurut
agama dan keyakinan masing-masing (untuk
mengakhiri kegiatan pembelajaran)

H. SUMBER DAN MEDIA


1. Buku Siswa Tema Diriku Kelas 1.
2. Media flashcard.
42

I. PENILAIAN
Teknik penilaian: Lisan
Makassar, 1 Maret 2022
Mengetahui,
Kepala Sekolah Peneliti

Hj. Herlinawati, S.Pd Ahlia


199602281986112001 1847441011
43

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Satuan Pendidikan : SD Negeri Tidung
Kelas / Semester : I (Satu) / 1
Tema 1 : Diriku
Sub Tema 2 : Tubuhku
Pembelajaran :2
Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (2 x 35 menit)
A. KOMPETENSI INTI (KI)
KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati mendengar,
melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah, sekolah
KI : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis
dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak mulia
B. KOMPETENSI DASAR (KD)
Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar (KD):
3.2 Mengenal teks deskriptif tentang anggota tubuh dan pancaindra, wujud
dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam dengan bantuan guru
atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi
dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman.
a. Mengamati dan menirukan teks deskriptif tentang anggota tubuh dan
pancaindra, wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam
44

secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi
dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu penyajian.
C. INDIKATOR
3.1.1 Membaca teks deskriptif tentang wujud benda.
3.1.2 Menyebutkan sifat benda
4.1.1 Membedakan sifat benda
4.1.2 Menunjukkan wujud benda
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
3.1.1.1 Dengan penjelasan guru, siswa mampu membaca teks deskriptif
tentang wujud benda dengan benar.
3.1.1.2 Dengan penjelasan guru, siswa mampu menuliskan teks deskriptif
tentang wujud benda dengan tepat.
III.1.2.1 Dengan penjelasan guru, siswa mampu mengidentifikasi sifat benda
dengan benar.
III.1.2.2 Dengan penjelasan guru, siswa mampu menyebutkan sifat benda
dengan benar.
1. Dengan penjelasan guru, siswa mampu menyalin sifat benda dengan
benar.
4.1.1.2 Dengan penjelasan guru, siswa mampu membedakan sifat benda
dengan benar.
4.1.2.1 Dengan penjelasan guru, siswa mampu membedakan wujud benda
dengan benar.
4.1.2.2 Dengan penjelasan guru, siswa mampu menunjukkan wujud benda
dengan tepat.
E. MATERI
1. Teks deskriptif tentang wujud benda.
2. Sifat-sifat benda.
F. PENDEKATAN DAN METODE
1. Pendekatan : Scientific
2. Strategi : Cooperative Learning
3. Metode : Tanya jawab, Ceramah, Diskusi, dan Penugasan
45

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Awal 1. Guru memberikan salam dan mengajak 10 menit
semua siswa berdo’a menurut agama dan
keyakinan masing-masing.
2. Guru mengecek kesiapan diri dengan
mengisi lembar kehadiran dan memeriksa
kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk
disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
3. Guru menginformasikan tema yang akan
dibelajarkan yaitu tentang ”Diriku”.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.
5. Guru melakukan apersepsi dengan
melakukan salah satu kegiatan tanya jawab
untuk mengulas kembali beberapa hal
tentang kegiatan sebelumnya.
Inti 6. Siswa dikondisikan untuk duduk 50 menit
dikelompoknya masing-masing. Satu
kelompok terdiri dari 4 siswa.
7. Guru mempersiapkan media flashcard
tentang sifat dan wujud benda kemudian
mengenalkannya kepada siswa.
8. Guru mengenalkan satu per satu lambing
bunyi huruf yang membentuk kata dan
siswa menyebutkan kata tersebut, kemudian
menebak fonem yang tertulis dibagian
belakang kartu, serta melihat suku kata yang
ada dibagian belakang kartu.
9. Siswa menyebutkan kata yang memiliki
46

fonem yang sama dengan kata yang ditunjuk


guru.
10. Siswa membaca tulisan dengan suara yang
keras dan lantang pada kata yang ditunjuk
guru.
11. Guru memberikan media flashcard pada
salah satu siswa dan diteruskan kapada
siswa yang lain sampai seluruh siswa
didalam kelompok mendapat kesempatan
untuk membaca flashcard.
12. Setiap siswa menempelkan kartu kata pada
gambar yang sesuai dan diperlombakan,
agar kegiatan pembelajarannya lebih
menarik.
Penutup 13. Bersama-sama siswa membuat 10 menit
kesimpulan /rangkuman hasil belajar selama
sehari
14. Bertanya jawab tentang materi yang telah
dipelajari (untuk mengetahui hasil
ketercapaian materi)
15. Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk menyampaikan pendapatnya tentang
pembelajaran yang telah diikuti.
16. Mengajak semua siswa berdo’a menurut
agama dan keyakinan masing-masing (untuk
mengakhiri kegiatan pembelajaran)

H. SUMBER DAN MEDIA


1. Buku Siswa Tema Diriku Kelas 1.
2. Media flashcard.
47

I. PENILAIAN
Teknik penilaian: Lisan
Makassar, 1 Maret 2022
Mengetahui,
Kepala Sekolah Peneliti

Hj. Herlinawati, S.Pd Ahlia


199602281986112001 1847441011
48

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
KELAS KONTROL
Satuan Pendidikan : SD Negeri Tidung
Kelas / Semester : I (Satu) / 1
Tema 1 : Diriku
Sub Tema 2 : Tubuhku
Pembelajaran :3
Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (2 x 35 menit)
A. KOMPETENSI INTI (KI)
KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati mendengar,
melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah, sekolah
KI : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis
dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak mulia
B. KOMPETENSI DASAR (KD)
Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar (KD):
3.1 Mengenal teks deskriptif tentang anggota tubuh dan pancaindra, wujud dan
sifat benda, serta peristiwa siang dan malam dengan bantuan guru atau
teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan
kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman.
4.1 Mengamati dan menirukan teks deskriptif tentang anggota tubuh dan
pancaindra, wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam secara
49

mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan
kosakata bahasa daerah untuk membantu penyajian.
C. INDIKATOR
3.1.1 Menirukan teks deskriptif sederhana tentang anggota tubuh.
4.1.1 Membaca teks deskriptif sederhana tentang anggota tubuh
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan mendengarkan contoh guru, siswa dapat menirukan membaca
nyaring teks deskriptif dengan benar.
2. Dengan mendengarkan bacaan guru, siswa dapat membaca nyaring teks
deskriptif dengan tepat.
E. MATERI
Teks deskriptif tentang anggota tubuh.
F. PENDEKATAN DAN METODE
1. Pendekatan : Scientific
2. Strategi : Cooperative Learning
3. Metode : Tanya jawab, Ceramah, Diskusi, dan Penugasan
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Awal 1. Guru memberikan salam dan mengajak 10 menit
semua siswa berdo’a menurut agama dan
keyakinan masing-masing.
2. Guru mengecek kesiapan diri dengan
mengisi lembar kehadiran dan memeriksa
kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk
disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
3. Guru menginformasikan tema yang akan
dibelajarkan yaitu tentang ”Diriku”.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.
5. Guru melakukan apersepsi dengan
50

melakukan salah satu kegiatan tanya jawab


untuk mengulas kembali beberapa hal
tentang kegiatan sebelumnya.
Inti 6. Guru menyiapkan teks deskriptif sederhana 50 menit
tentang anggota tubuh.
Contoh teks:
Ini i-n-i i-ni
Mata m-a-t-a ma-ta
Kaki k-a-k-i ka-ki
Saya s-a-y-a sa-ya
Dua d-u-a du-a
7. Siswa menirukan guru membaca nyaring
teks deskriptif tersebut.
8. Siswa secara bergantian membaca teks
sederhana dengan bimbingan dari guru.
9. Guru mengajukan pertanyaan untuk
mengetahui pemahaman siswa terhadap isi
bacaan
Penutup 10. Bersama-sama siswa membuat 10 menit
kesimpulan /rangkuman hasil belajar selama
sehari
11. Bertanya jawab tentang materi yang telah
dipelajari (untuk mengetahui hasil
ketercapaian materi)
12. Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk menyampaikan pendapatnya tentang
pembelajaran yang telah diikuti.
13. Mengajak semua siswa berdo’a menurut
agama dan keyakinan masing-masing (untuk
mengakhiri kegiatan pembelajaran)
51

H. SUMBER DAN MEDIA


Buku Siswa Tema Diriku Kelas 1.

I. PENILAIAN
Teknik penilaian: Lisan

Makassar, 1 Maret 2022


Mengetahui,
Kepala Sekolah Peneliti

Hj. Herlinawati, S.Pd Ahlia


199602281986112001 1847441011
52

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
KELAS KONTROL
Satuan Pendidikan : SD Negeri Tidung
Kelas / Semester : I (Satu) / 1
Tema 1 : Diriku
Sub Tema 2 : Tubuhku
Pembelajaran :4
Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (2 x 35 menit)
A. KOMPETENSI INTI (KI)
KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati mendengar,
melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah, sekolah
KI : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis
dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak mulia
B. KOMPETENSI DASAR (KD)
Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar (KD):
3.1 Mengenal teks deskriptif tentang anggota tubuh dan pancaindra, wujud dan
sifat benda, serta peristiwa siang dan malam dengan bantuan guru atau
teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan
kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman.
4.1 Mengamati dan menirukan teks deskriptif tentang anggota tubuh dan
pancaindra, wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam secara
53

mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan
kosakata bahasa daerah untuk membantu penyajian.
C. INDIKATOR
3.1.1 Menyusun huruf menjadi nama-nama anggota tubuh
4.1.1 Menulis nama-nama anggota tubuh dengan cara menebalkan
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui penjelasan guru, siswa mampu menyusun huruf menjadi nama-
nama anggota tubuh dengan benar.
2. Melalui penugasan, siswa mampu menulis nama-nama anggota tubuh
dengan cara menebalkan dengan benar
E. MATERI
Fungsi bagian tubuh
F. PENDEKATAN DAN METODE
1. Pendekatan : Scientific
2. Strategi : Cooperative Learning
3. Metode : Tanya jawab, Ceramah, Diskusi, dan Penugasan
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Awal 1. Guru memberikan salam dan mengajak 10 menit
semua siswa berdo’a menurut agama dan
keyakinan masing-masing.
2. Guru mengecek kesiapan diri dengan
mengisi lembar kehadiran dan memeriksa
kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk
disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
3. Guru menginformasikan tema yang akan
dibelajarkan yaitu tentang ”Diriku”.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.
5. Guru melakukan apersepsi dengan
54

melakukan salah satu kegiatan tanya jawab


untuk mengulas kembali beberapa hal
tentang kegiatan sebelumnya.
Inti 6. Guru menyiapkan gambar-gambar kepada 50 menit
sisa dalam beberapa kegiatan
7. Siswa diminta untuk mengamati gambar-
gambar tersebut
8. Guru mengajukan beberapa pertanyaan
kepada siswa
9. Kemudian guru membaca teks sederhana
tentang alat indra dan fungsinya
10. Siswa secara bergantian menirukan
membaca teks sesuai contoh
11. Siswa diberi tugas berlatih menebalkan
huruf yang ada pada buku siswa
12. Siswa mempresentasikan hasil latihannya
Penutup 13. Bersama-sama siswa membuat 10 menit
kesimpulan /rangkuman hasil belajar selama
sehari
14. Bertanya jawab tentang materi yang telah
dipelajari (untuk mengetahui hasil
ketercapaian materi)
15. Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk menyampaikan pendapatnya tentang
pembelajaran yang telah diikuti.
16. Mengajak semua siswa berdo’a menurut
agama dan keyakinan masing-masing (untuk
mengakhiri kegiatan pembelajaran)

H. SUMBER DAN MEDIA


Buku Siswa Tema Diriku Kelas 1.
55

I. PENILAIAN
Teknik penilaian: Lisan

Makassar, 1 Maret 2022


Mengetahui,
Kepala Sekolah Peneliti

Hj. Herlinawati, S.Pd Ahlia


199602281986112001 1847441011
56

Lampiran D

Lembar Observasi Guru Dalam Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia


dengan Menggunakan Media Flashcard

Satuan Pendidikan : SD Negeri Tidung

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : I/1

Materi Pelajaran : Tubuhku

Petunjuk:

1. Amatilah pelaksanaan KBM yang dilakukan oleh guru!

2. Isilah kolom pengamatan sesuai yang anda amati dengan memberi ceklis (√)

3. Berilah kualifikasi penilaian dengan mengisi kolom yang tersedia!

Skor
No Aspak yang diamati
Pertemuan I Pertemuan II

1 Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran

2 Guru mengondisikan siswa untuk

duduk dikelompoknya masing-

masing, satu kelompok terdiri dari 4

siswa

3 Guru mempersiapkan media

flashcard dan mengenalkannya

kepada siswa
57

4 Guru mengenalkan satu per satu

lambang bunyi huruf yang

membentuk kata dan siswa

menyebutkan kata tersebut, kemudian

menebak fonem yang tertulis

dibagian belakang kartu, serta melihat

suku kata yang ada

dibagian belakang kartu.

5 Siswa menyebutkan kata yang

memiliki fonem yang sama dengan

kata yang ditunjuk guru.

6 Siswa membaca tulisan dengan

suara yang keras dan lantang pada

kata yang ditunjuk guru.

7 Guru memberikan media flashcard

pada salah satu

siswa dan diteruskan kapada siswa

yang lain sampai seluruh siswa di

dalam kelompok mendapat

kesempatan untuk membaca

flashcard.

8 Setiap siswa menempelkan kartu

kata pada gambar yang sesuai dan


58

diperlombakan, agar kegiatan

pembelajarannya lebih menarik.

Total

Skor Akhir

Kategori

Anda mungkin juga menyukai