Disusun oleh :
PANDEGLANG
TAHUN 2021
PERAN BIMBINGAN BELAJAR DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN
BELAJAR SISWA DI DESA SINDANGHAYU
Disusun oleh
NIM : 1911104122
Menyetujui,
Mengetahui:
i
KATA PENGANTAR
ii
Disisi lain, Desa Sindanghayu menjadi salah satu desa yang kurang memahami
pentingnya pendidikan anak sejak dini, terutama di Kp.Kadu teweul yang masih banyak
penduduknya bermata pencarian sebagai petani. Banyak juga orang tua yang merantau
ke luar kota dan menitipkan anak-anak mereka kepada kakek atau neneknya, hal
tersebut menyebabkan anak-anak kurang mendapatkan perhatian ekstra dalam hal
belajar dan banyak dari mereka yang menghabiskan waktu belajar malah untuk bermain.
Serta masih kurangnya, tempat bimbingan belajar yang terdapat di daerah ini.
Kebanyakan bimbingan belajar terdapat di pusat kota yang jaraknya cukup jauh untuk
dijangkau oleh anak-anak usia sekolah dasar.
Selain itu biaya bimbingan belajar yang relatif mahal membuat para orang tua
enggan mendaftarkan anak mereka mengikuti bimbingan belajar dan beranggapan
bahwa belajar disekolah saja sudah cukup. Padahal, waktu anak disekolah lebih sedikit
dari pada waktu mereka berada dirumah. Melalui PKM ini kami ingin memfasilitasi
anak-anak yang kurang mampu meanfaatkan waktu belajarnya dengan baik, dengan
cara membuat bimbingan belajar yang dimana anak-anak bisa belajar sambil bermain
dan berkumpul dengan teman-teman mereka. agar anak-anak tertarik untuk mengikuti
bimbingan belajar dan bisa memanfaatkan waktu bermain mereka sambil belajar
bersama. Dengan begitu, kualitas pendidikan anak-anak sejak dini bisa perlahan-lahan
diperbaiki agar bisa menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
iii
B. Rumusan Masalah Penelitian 2
C. Tujuan Penelitian 3
D. Kegunaan Penelitian 3
E. Metode Penelitian 4
F. Subjek Penelitian 4
iv
BAB IV PENUTUP
A.Kesimpulan 24
B. Daftar Pustaka 25
C.Lampiran 26
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara meningkatkan kualitas pendidikan anak usia sekolah dasar
di Desa Sindanghayu
3
1. Secara Teoretis
Penelitian ini bias menjadi bahan kajian bagi peneliti lainnya termasuk
perguruan tinggi lainnya, lembaga pendidikan lainnya, dan lembaga
swadaya masyarakat untuk memahami dan peduli terhadap masalah
pendidikan.
2. Secara Praktis
1. Bagi Peneliti
Yaitu untuk menambah pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti
dalam menerapkan pengetahuan terhadap masalah yang di hadapi secara
nyata.
2. Bagi Siswa
4
E. Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sindanghayu Kecamatan Saketi
Kabupaten Pandeglang. Menggunakan metode penelitian kualitatif untuk mencari,
memperoleh, dan menganalisis data hasil dari observasi yang dilakukan penelitian.
Menurut Sugiyono (2011: 8) bahwa metode penelitian kualitatif yaitu metode
penelitian naturalistic karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah
(natural setting); disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada awalnya
metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang pendidikan. Serta
didukung oleh hasil wawancara peneliti dan narasumber atau pihak terkait penelitian.
F. Subjek penelitian
Subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti. Dalam
penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah kelas TK/PAUD sebanyak 7
Anak,Kelas 1-6 SD sebanyak 30 anak yang mengikuti Bimbingan Belajar bersama
K2N Kelompok 5 STAI Syekh Manshur.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti untuk
mendapatkan data dalam suatu penelitian. Pada penelitian kali ini peneliti memilih
jenis penelitian kualitatif maka data yang diperoleh haruslah mendalam, jelas dan
spesifik.Seperti yang dijelaskan oleh Sugiyono (2012) bahwa pengumpulan data
dapat diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi.
BAB II
KAJIAN TEORETIK
1
Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1991), h. 108
2
Djumhur dan Muhammad Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Bandung: CV
Ilmu, 1978), h. 35
5
6
a. Agar siswa memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti
kebiasaan membaca buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian
terhadap semua pelajaran, dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar
yang diprogramkan.
b. Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
c. Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti
keterampilan membaca buku, menggunakan kamus, mencatat pelajaran,
dan mempersiapkan diri menghadapi ujian
d. Memiliki keterampilan menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan,
seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas, memantapkan
diri dalam pelajaran tertentu, dan berusaha memperoleh informasi tentang
berbagai hal dalam rangka mengembangkan wawasan yang lebih luas.
e. Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi
ujian.Berdasarkan dari tujuan-tujuan bimbingan belajar yang telah
dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari layanan
bimbingan belajar adalah membantu siswa mencapai keberhasilan belajar
dan mengembangkan semua potensi siswa secara optimal dengan cara
memberikan motivasi untuk belajar sepanjang hayat melalui kebiasaan
kegiatan belajar yang positif dan efektif sesuai dengan kemampuan,
minat, dan kesempatan yang ada untuk mencapai tujuan dari perencanaan
3
Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2005), h. 15
7
4
Tohirin, Ibid,
8
5
Winkel, W.S, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah Menengah, (Jakarta: Gramedia,
1981), h. 43
9
6
16 Oemar, Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, (Bandung: Sinar Baru, 1990), h.
199
7
Ibid.231
11
ketergantungannya pada orang tua atau orang lain disekitarnya dan belajar
untuk mandiri.
Hal ini merupakan suatu proses alamiah yang dialami oleh semua
makhluk hidup, tidak terkecuali manusia, mandiri atau sering juga disebut
berdiri diatas kaki sendiri merupakan kemampuan seseorang untuk tidak
tergantung pada orang lain serta bertanggung jawab atas apa yang
dilakukannya.
10
Haris, Mudjiman, Belajar Mandiri, (Surakarta: UNS Pers, 2007), h. 14
13
11
Chabib, Thoha, ibid.
12
Hasan, Basri, Remaja Berkualitas Problematika Remaja dan Solusinya, (Yogyakarta:
Pustaka Belajar, 1994), h. 54
14
padanya. Segala sesuatu yang dibawa sejak lahir adalah merupakan bekal
dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan individu selanjutnya.
Bermacam-macam sifat dasar dari ayah dan ibu mungkin akan didapatkan
didalam diri seseorang, seperti bakat, potensi intelektual dan potensi
pertumbuhan tubuhnya.
b. Faktor eksogen (eksternal)
Faktor eksogen (eksternal) adalah semua keadaan atau pengaruh
yang berasal dari luar dirinya, sering pula dinamakan dengan ocial
lingkungan. Lingkungan kehidupan yang dihadapi individu sangat
mempengaruhi perkembangan kepribadian seseorang, baik dalam segi ociale
maupun positif. Lingkungan keluarga dan masyarakat yang baik terutama
dalam bidang nilai dan kebiasaan-kebiasaan hidup akan membentuk
kepribadian, termasuk pula dalam hal kemandiriannya.
14
Abu, Ahmadi, Cara Belajar Mandiri dan Sukses, (Solo: CV Aneka, 1993), h. 106
BAB III
15
Abu Ahmadi,& Rohani, Ahmad. Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta: Rineka
Cipta.2001).97
16
17
(1) Agar siswa memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti
kebiasaan membaca buku, disiplin dalam belajar.
(2) Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat,
(3) Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti
keterampilan membaca buku, menggunakan kamus, mencatat
pelajaran, dan mempersiapkan diri menghadapi ujian.
(4) Memiliki keterampilan menetapkan tujuan dan perencanaan
pendidikan, seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas,
memantapkan diri dalam pelajarandan
(5) Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.
(2) optimis
(5) toleransi
(7) fleksibilitas
Ciri dari kepribadian sehat tersebut hampir sama dengan ciri dari
mandiri yakni dalam pribadi yang mandiri terdapat inisiatif, yaitu selalu
mempunyai gagasan-gagasan yang baru atau pemikiran-pemikiran yang
baru dan berbeda dari orang lain. Selain itu juga dalam pribadi yang
mandiri terdapat rasa percaya diri, yakni percaya akan kekuatan yang
dimiliki oleh diri sendiri dan kemampuan sendiri dalam menghadapi
persoalan yang terjadi.16
Anak yang mandiri akan mengkritisi berbagai hal yang datang dari
luar wilayah diri. Selain itu seseorang yang mandiri mempunyai
kemampuan untuk mengambil suatu keputusan sendiri bebas dari
pengaruh dari luar dirinya, serta bertanggung jawab terhadap setiap hal
atau tindakan yang dilakukannya. Menurut Hasan Basri (2000) ada 2
faktor yang mempengaruhi kemandirian, yaitu:
1) Faktor Internal
yang bersumber dari dalam dirinya sendiri, antara lain:
a) Keturunan, keturunan sangat menentukan mandiri atau tidaknya
seseorang, keadaan keturunan tersebut meliputi sifat dasar yang
dimiliki oleh orang tua, misal: bakat, potensi, intelektual, dan
potensi pertumbuhan tubuhnya. Jadi dalam hal ini orang tua yang
memiliki sifat kemandirian tinggi dapat melahirkan atau
menurunkan sifat kemandiriannya pada anak.
b) Kematangan, dalam melakukan tugas-tugas perkembangan anak,
harus di sesuaikan dengan tingkat kematangan. Jadi pertumbuhan
fisik seolah-olah seperti sudah di rencanakan oleh faktor
kamatangan.
16
Hasan Basri. Remaja Berkualitas. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2000).98
21
2) Faktor Eksternal,
Semua keadaan atau pengaruh yang berasal dari luar dirinya, antara lain:
C. Hakikat Bimbel
D. Tujuan Bimbel
lomba Ketika ada kegiatan lomba banyak sekali hadiah yang didapat.
Kadang anak penuh percaya diri karena PR dibantu sehingga dapat
membantu teman yang kesulitan jika belum mengerjakan PR.
PENUTUP
A. Simpulan
24
DAFTAR PUSTAKA
A.Dokumentasi Foto Bimbingan belajar bersama anak Kp. Kadu Teweul Des.
Sindanghayu Kab. Pandeglang
B.Dokumentasi Pengajian anak Rutinitas malam Kp.Kadu Teweul Des
Sindanghayu
C.Dokumentasi Pemenang Lomba Puisi dan Pidato