PGMI V
2011200438
A. Taksonomi Bloom
Taksonomi adalah sistem klasifikasi. Taksonomi berarti klasifikasi berhierarki dari sesuatu atau prinsip
yang mendasari klasifikasi atau juga dapat berarti ilmu yang mempelajari tentang klasifikasi. Taksonomi
merupakan suatu tipe sistem klasifikasai yang berdasarkan data penelitian ilmiah mengenai hal-hal yang
digolongkan-golongkan dalam sistematika itu. Secara singkat, Taksonomi Bloom adalah suatu ilmu yang
mempelajari tentang klasifikasi yang dibuat berdasarkan data penelitian ilmiah mengenai berbagai hal
yang dikelompokkan dalam sistematika.
Konsep Taksonomi Bloom dikembangkan pada tahun 1956 oleh Benjamin Samuel Bloom, seorang
psikolog bidang pendidikan dengan tujuan pendidikan. Bloom mengklasifikasikan tujuan pendidikan ke
dalam tiga ranah (domain), yaitu; ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor, dimana setiap
ranah dibagi lagi lebih rinci menjadi beberapa bagian.
B. Klasifikasi Taksonomi
Ranah afektif merupakan kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi, dan reaksi-reaksi yang
berbeda dengan penalaran. Kawasan afektif yaitu kawasan yang berkaitan aspek-aspek emosional,
seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya. Ranah afektif terdiri dari lima
ranah yang berhubungan dengan respons emosional terhadap tugas.
Ranah psikomotor kebanyakan dari kita menghubungkan aktivitas motor dengan pendidkan fisik dan
atletik, tetapi banyak subjek lain, seperti menulis dengan tangan dan pengolahan kata juga
membutuhkan gerakan. Kawasan psikomotor yaitu kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek
keterampilan jasmani.
Kematangan jasmani ini, telah sampai pada batas minimal umur serta kondisi fisiknya cukup kuat untuk
melakuka kegiatan belajar. Sedangkan kematangan rohani yaitu telah memiliki kemampuan secara
psikologis untuk melakukan kegiatan belajar seperti kemampuan berpikir, ingatan dan sebagainya.
b. Kesiapan
Kesiapan ini harus dimiliki oleh seorang yang hendak melakukan kegiatan belajar yaitu kemampuan yang
cukup baik fisik, mental maupun perlegkapan belajar. Kesiapan fisik berarti memiliki tenaga cukup dan
memiliki minat dan motivasi yang cukup.
c. Memahami Tujuan
Setiap orang yang belajar harus memahami apa dan ke mana arah tujuannya serta manfaat apa bagi
dirinya. Dengan mengetahui tujuan belajar akan dapat mengadakan persiapan yang diperlukan, baik fisik
maupun mental, sehingga proses belajar yang dilakukan dapat berjalan lancar dan berhasil dengan
memuaskan
d. Memiliki kesungguhan
Orang yang belajar harus memiliki kesungguhan belajar agar hasil yang diperoleh memuaskan dan
penggunaan waktu dan tenaga tidak terbuang percuma yaitu lebih
efisien.
Sesuatu yang dipelajari perlu diulang agar meresap dalam otak, sehingga dikuasai sepenuhnya dan sukar
dilupakan. Versi lain dalam buku Belajar dan Pembelajaran oleh Dimyati dan Mudjiono menyebutkan
prinsip belajar antara lain: perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung atau
berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual.