USIA DINI
Dosen :
Prof. Dr. Soegeng Santoso, M.Pd.
Dengan rasa syukur dan hormat, penulis menyampaikan puji dan terima kasih kepada
Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa memberikan rahmat dan petunjuk-Nya
dalam setiap langkah kehidupan kita.
Makalah ini disusun sebagai bentuk refleksi, penelitian, dan dedikasi terhadap suatu
topik yang dianggap penting dan relevan. Tujuan utama penulisan makalah ini adalah untuk
menggali lebih dalam, mengurai, dan menyajikan informasi yang dapat memberikan
pemahaman yang lebih mendalam tentang suatu fenomena atau masalah yang menjadi fokus
kajian.
Proses penyusunan makalah ini melibatkan pemahaman konsep, analisis mendalam, serta
sintesis berbagai sumber informasi. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak
terlepas dari berbagai kendala, namun dengan kerja keras, ketekunan, dan semangat untuk
terus belajar, makalah ini dapat diselesaikan.
Makalah ini tentunya masih memiliki keterbatasan dan kekurangan. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan guna perbaikan di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi positif dalam pemahaman dan
pengembangan ilmu pengetahuan.
Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat menjadi bahan bacaan yang informatif dan
inspiratif bagi pembaca. Semoga ilmu yang terkandung dalam makalah ini dapat bermanfaat
bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat pada umumnya.
Terima kasih.
ii
BAB III
PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
A. Program PAUD
Seiring dengan tujuan yang ingin tercapai, maka layanan Pendidikan Anak Usia Dini
di masa yang akan datang harus dapat dimanfaatkan oleh seluruh lapisan masyarakat.
1. Layanan
3. Layanan Masyarakat
a. Menyelenggarakan seminar :
B. Permasalahan PAUD
Permasalahan yang dihadapi PAUD di Indonesia dapat di identifikasi sebagai
berikut :
Ketimpang Antara Rasio Siswa Usia TK,Jumlah TK,Jumlah Guru dan sebagainya
3. Peningkatan Relevansi
Terwujudnya berbagai program yang memberi berbagai layanan bagi kebutuhan anak
usia dini,pada usia 8 tahun agar dapat mengembangkan potensi dan kemampuan
intelektual,emosional,spiritual,moral,dan fisik secara optimal,sehingga menghasilkan
generasi yang unggul dan mampu bersaing secara global.oleh karena itu secara rinci
PAUD dapat berfungsi untuk :
A. Lingkungan pendidikan
Bakat adalah kemampuan anak yang dimiliki sejak lahir. Tiap anak memiliki
mempunyai bakat masing-masing,jadi tidak ada anak yang mempunyai bakat sama
biarpun anak tersebut kembar.
Lingkungan yang bersifat langsung adalah pengaruh yang diperoleh dari alam,
manusia, tempat bergaul di sekitarnya. Tentu saja pengaruh ini ada yang positif
tetapi ada pula yang bersifat negatif. Menolak atau menyeleksi pengaruh yang
negatif ini diperlukan pendidik, terutama orang tua yang berwenang menentukannya.
Lingkungan yang tepat bagi anak adalah yang memberikan pengaruh yang
kondusif, maksudnya dapat mendorong berkembang kreativitas. Pengaruh ini
menyenangkan, sesuai dengan perkembangan anak yang memungkinkan timbulnya
inovasi dan kemauan anak untuk mencoba. Selain pengaruh yang bersifat positif
dan negative ada pula pengaruh yang berkualitas rendah dan tinggi, biarpun
keduanya bersifat positif, Pendidik sepantasnya memilih pengaruh yang positif dan
berkualitas tinggi. Pada uraian berikutnya hal ini akan diperjelas dengan contoh
yang memungkinkan untuk ditiru paling tidak untuk diketahui oleh pendidik.
1. Lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan
utama. Dikatakan pertama karena sejak anak masih ada dalam kandungan dan lahir
berada dalam keluarga. Dikatakan utama karena keluarga merupakan yang sangat
penting dalam proses pendidikan untuk membentuk pribadi yang utuh. Semua aspek
kepribadiaan dapat dibentuk dilingkungan ini.pendidikan yang bertanggung jawab
adalah orang tua. Menurut Ki Hadjar Dewantara, pendidikan yang berhubungan
dengan perasaan dapat dibentuk di sini. Misalnya menanamkan rasa:
disiplin,beriman,berhati lembut, berinisiatif, berfikir matang bersahaja, bersemangat,
bersyukur, bertanggung jawab, bertenggang rasa, cermat,gigih, hemat, jujur, kreatif,
mandiri,mawas diri, pemaaf, pemurah, pengendalian diri, rajin, ramah tama, kasih
sayang, percaya diri, rendah hati, sabar, setia, adil, rasa hormat, tertib, sopan santun,
sportif, susila, tegas, teguh,tekun, tetap janji, terbuka dan ulet (Edi Setyawati
dkk,1997).
Semua sifat dan sikap di atas dapat ditanamkan di hati anak, namun
pelaksanaanya di sesuaikan dengan tingkat kematangan,kecerdasan, umur anak , dan
tingkat perkembangan anak sehingga tidak ada unsur paksaan. Mengingat adanya
ketentuan ini orang tuaperlu mengetahui keadaan anak pada setiap memberikan
pengaruh.
Contoh yang lain jika keluarga itu ada keharmonisan, maka kedua orang tuanya
memperhatikan anaknya dengan penuh kasih sayang. Ingat, tetapi bukan
memanjakan. Anak juga melihat hubungan ayah dan ibunya yang baik, rukun, akrab
dan hangat, membuat anak senang dan dekat . suasana yang bagus ini wajib
dipertahankan di depan anak.
2. Lingkungan Sekolah
Sekolah yang bagus dan ideal adalah sekolah yang tenang dan menyenangkan
bukan menakutkan. Perlu dilengkapi dengan alat pembelajaran, media pendidikan
termasuk laboratorium. Tegasnya perlu memiliki sarana dan prasarana yang
menandai agar dapat membangkitkan kreativitas anak dalam belajar. Suasana belajar
yang kondusif adalah suasana yang memungkinkan anak belajar, membaca,
menulis, dan menghitung. Akibatnya anak senang di sekolah.
Di sisi lain guru harus meningkatkan kreativitasnya dan belajar terus, melalui
membaca, mengikuti kegiatan ilmiah(diskusi, seminar,lokakarya dan lain-lain).Tidak
kalah pentingnya adalah memahami anak, di antaranya adalah mengetahui
perkembangan anak,hobi, minat,kepribadian anak, dan lain sebagainya.
3. Lingkungan Masyarakat
a. Tempat Tinggal
Di sekitar rumah tempat tinggal, biasanya anak- anak sebaya yang selalu
bermain bersama. Ketika bermain, anak mendapat peluang untuk
mengembangkan kemampuan, imajinasi, dan daya nalar melalui kreativitas .
biasanya kalau sudah dewasa, misalnya ia sudah menjadi mahasiswa, kesempatan
untuk bermain dengan tetangganya sedikit. Tetangga merupakan saudara yang
paling dekat. Akan tetapi pengaruh tetangga yang negative harus dihindari.
b. Tempat Kerja
Suasana dilingkunganpekerjaan juga dapat mempengaruhi kreativitas
seseorang. Hal ini berlaku bagi orang dewasa yang telah bekerja. Melihat teman
sekerja yang kreatif, lincah, penuh dedikasih, memiliki kamauan yang keras, pantang
menyerah, ulet, sabar, disiplin, dan lain-lain akan mempengaruhi kreativitas
seseorang dalam bekerja. Sarana dan prasarana yang dimiliki kantor(perusahaan)
juga dapat mempengaruhi kreativitas bahkan suasana ruangan pun dapat
mempengaruhi, misalnya sejuk, panas, enak, nyaman, atau bising. Oleh karena itu
cara mengatur ruangan atau tempat bekerja harus baik supaya para karyawan merasa
betah. Kalua seorang bekerja dengan senang nanti hasilnya akan baik dan
kreativitasnya akan berkembang.
c. Organisasi
Khusus anak –anak, pengaruh yang didapat dalam pergaulan, misalnya waktu
bermain,rekreasi, atau saling berkunjung ke rumah akan medorong anak untuk
meniru perbuatan temannya. Hari berikutnya ia dapat menciptakan sesuatu malalui
kreativitas, imajinasi, dan keterampilannya sendiri.kemungkinan perbuatannya lebih
bermutu dari pada aktivitas yang pernah dilihatnya. Selama bergaul ini anak perlu
dipantau atau diawasi supaya pengaruh yang didapat tetap bersifat positif.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa inti pengertian kreativitas anak adalah
sebagai kemampuan untuk menciptakan sesuatu produk baru (Semiwan,dkk,1984).
Oleh karena itu jika kreativitas ini dapat berkembang dengan baik maka anak
dikemudian hari setelah dewasa akan memiliki kemampuan, keterampilan,dan
profesi yang baik bahkan luar biasa. Kemampuan ini dapat berkembang dengan baik
jika diberi lingkungan yang kondusif. Anak itu nanti akan menjadi orang
professional, ahli, sehingga ia dapat mandiri dan hidup dasar keahliannya. Pada
abadke-21 ini orang harus siap berkompetisi secara bebas. Hanya orang yang
ahli,mahir, tranpil dan profesional yang menang. Istilah yang digunakan oleh
maslow adalah jika orang sampai pada motif yang tertinggi yaitu aktualisasi diri,
maka hidupnya sudah puas, bangga, dan merasa bahagia. Bahkan sekarang sudah
mulai dikembangkan pendidikan kreativitas, terutama di negara yang sudah maju.
Khusus di Indonesia sebaiknya juga diadakan supaya mampu mendapatkan manusia
yang unggul dan trampil. Pendidikan modern mempunyai peran ganda yaitu ;
pertama, berfungsi untuk membina kemanusiaan dan kedua, berfungsi sebagai
pengembangan sumber daya manusia. Menurut pendapat saya, setelah adanya peran
ganda ini maka akan menghasilkan SDM yang berkualitas. Sebaiknya pendidikan
sudah dimulai pada pendidikan pra sekolah (taman kanak-kanak , kelompok
bermain,dan penitipan Anak).
C. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam perkembangan anak
Dalam Bahasa latinnya tertulis discipline berarti apa yang disampaikan oleh guru.
Dalam pengetahuan yang dimaksud adalah ilmu yang dipelajari, dalam agama
adalah ajaran, sehingga secara umum adalah penataan perilaku sesuai dengan ajaran
yang dianut.
Didalam penataan perilaku dapat unsur kesetiaan, ketaatan terhadap tertib hidup
atau peraturan harian. Secara psikopedagogig penataan perilaku yang sesuai dengan
hokum pertumbuhan, perkembangan, dan dengan profil kejiwaan. Kecuali, itu
berkaitan erat dengan pembinaan sikap hidup yang menyebabkan manusia taat
dengan iklas pada penataan prilaku (Dr. j. Riberu,1987). Rasa disiplin adalah suatu
sikap yang terdapat dalam pribadi seseorang untuk berbuat sesuatu atas dasar
kesadaran, bukan paksaan memenuhi ketertiban dan keteraturan hidupnya. Jika
kedisiplinan ini dilakukan dengan baik akan mempengaruhi terbentuknya
kepribadian dan yang bersangkutan dapat merencanakan penggunaan waktu. Bagi
orang yang bekerja secara profesional dan anak sekolah, penggunaan waktu adalah
sangat penting. Membentuk kedisiplinan anak dan penggunaan waktu yang efesien
sebaiknya dimulai sejak anak usia dini,yaitu ketika masih ada di lingkungan
keluarga lalu dilanjutkan ketika masuk pendidikan pra sekolah(Penitipan anak,
Kelompok bermain dan Taman kanak-kanak).
1. Disiplin harus merupakan petunjuk atau pegangan bagi tingkah laku seseorang.
2. Disiplin harus disertai sanksi, khususnya sanksi negatif.
3. Disiplin sebaiknya dikaitkan dengan imbalan / penghargaan.
4, Disiplin harus konsisten.
Taman Kanak- Kanak sebagai salah satu bentuk pendidikan pra sekolah
merupakan dasar bagi pembentukan pribadi anak. Sekaligus tempat pengembangan
kecerdasan emosionalnya, walaupun porsi terbanyak berada dilingkungan keluarga.
Akan tetapi sekolah atau pendidikan pra sekolah ikut membantunya. maksudnya
aspek yang belum sampai berkembang dilingkungan keluarga perlu dikembangkan
dilingkungan Taman Kanak- kanak, di kelompok bermain, dan penitipan anak. Jadi
kecerdasan emosional itu dapat dikembangkan di lingkungan keluarga, sekolah,
dan masyarakat, tetapi yang terutama adalah lingkungan keluarga.
1. Sadar dan mampu mengembangkan diri sebagai individu, warga negara, dan
Guru TK yang professional dan berpendidikan tinggi, dengan syarat sebai
berikut :
6. Sifat kreatif dapat di berikan kepada anak pada waktu bermain secara
indivi-
ual atau kelompok . beri kesempatan atau peluang yang cukup agar anak
me-
ncoba, mengamati dan menggunakan permainan itu sepuas-puasnya
Kebutuhan orang lain dalam permainan kelompok perlu di tanamkan oleh
guru. Sehingga dalam diri anak terjadi keseimbangan antara kebutuhan
sendiri dan kebutuhan orang lain. Kreativitas anak perlu dikembangkan
sejak usia dini supaya potensi ini dapat tersalurkan, sebab ada
kemungkinan kemampuan ini berhubungan dengan bakat anak. Daya
fantasi atau imajinasi anak dapat dimanifestasikan dalam kreativitasnya,
apalagi kalua dikaitkan dengan nalar anak, ini sangat penting dan berguna
dalam perkembangan selanjutnya. Setiap kesempatan kreativitas anak
dapat timbul, jika kurang tepat jika orangtua di rumah melarang anak
bermain-main dengan permainannya karena belum mandi, atau belum
makan pagi.
E. Alat Bermain
Selain membuat senang dan bangga, alat bermain juga membuat anak
terampil, sehat, dapat mengembangkan imajinasi atau khayalan, melatih
berfikir anak bahkan melatih berbicara. Alat bermain bagi perkembangan dan
pertumbuhan memegang peran penting. Pada uraian berikut akan dijelaskan
fungsi dan manfaatnya. Sedangkan sikap yang perlu dilakukan oleh pendidik
harus dipilih agar dapat memberikan rangsangan dan motivasi anak.
a. Bentuk Bermain
1. Bermain sosial
Bermain sendiri
Di sini anak bermain dengan menggunakan alat yang ada, namun
tidak memperhatikan kegiatan anak lain di ruangan yang sama.
Bermain sebagai penonton
Anak bermain sambal melita temannya bermain dalam satu
ruangan. Anak mungkin berbicara dengan temannya, mengamati
temannya lalu bermain sendiri . ada pula yang duduk, ada yang
aktif bermain.
Bermain pararel
Dilakukan oleh sekelompok anak dengan menggunakan alat
bermain yang sama, tetapi anak bermain sendiri- sendiri.
Bermain asosiatif
Anak bermain bersama tetapi tidak ada aturannya. Tiap anak
memilih perannya sendiri.
Bermain kooperatif (bersama)
Dalam permainan ini setiap anak bermain sesuai dengan perannya.
Tiap anak sesuai dengan perannya menampilkan kebolehannya,
keterampilannya. Anak bertanggung jawab atas tindakannya.
Tidak berbahaya,
Gampang didapat,
Sebaiknya dibuat sendiri,
Berwarna dominan,
Tidak mudah rusak,
Ringan atau yang berat tetapi tidak dapat dipindahkan oleh anak.
3. Bermain Sosiodramatik
1. Melatih panca indra supaya anak peka terhadap sesuatu yang ada
di lingkungannya .
2. Melatih kecerdasan emosionalnya yang meliputi keyakinan , rasa
ingin tahu, niat, kendali diri, keterkaitan dengan orang lain,
kecakapan berkomunikasi, dan kreatif.
3. Menanamkan nilai,norma,etika moral, budi pekerti dan aspek
lainnya (mengandung unsur pendidikan)
4. Melatih kecerdasan intelektual anak (walaupun masih sederhana),
sehingga ia mengenal konsep, pengertian yang lansung diterapkan,
atau mengerti setelak mempraktekkan alat bermain.
5. Menanamkan nilai agama. Anak dibiasakan untuk mendengar,
melakukan, dan mengerti sesuai dengan tingkat perkembangan dan
kematangan.
6. Melatih keterampilan anak dengan alat bermain sehingga ia bisa
mencoba, menyusun ,mengangkat, menghitung,memindahkan,
membalik, mendorong, dan melempar sesuai dengan fungsinya.
7. Melatih keberanian, kepercayaan, kejujuran, kebanggaan,
kreativitas , dan tanggung jawab anak.
8. Mengembangkan fantasi, imajinasi, dan idealism anak.
9. Memperkenalkan dan membiasakan anak terhadap kesehatan,
kebersihan ,Makanan bergizi, kedisiplinan, dan kemandirian.
10. Melatih kerjasama, gotong royong, toleransi, saling menghargai,
dan saling membutuhkan antar anak.
11. Mengenal angka dan huruf yang merupakan tahap awal dalam
pelajaran membaca,menulis dan berhitung.
12. Mengenal bentuk benda ,warna,garis, dan benda yang berguna
bagi manusia (udara, air, tanah, api, tanaman dan binatang)melalui
gambar, benda atau yang lain.
13. Mengenal dan mengetahui rambu-rambu atau tanda yang berlaku
di masyarakat (rambu-rambu lalu lintas, listrik, rumah sakit, rumah
makan , dan lain-lain).
14. Membuat senang anak
F. Karakteristik Anak
a. Suka meniru
b. Ingin mencoba
c. Spontan
d. Jujur
e. Riang
f. Suka Bermain
g. Ingin tahu (Suka bertanya)
h. Banyak gerak
i. Suka menunjukkan Akunya
j. Unik
k. dan lain-lain.
Krakteristik di atas seharusnya mendapatkan pelayanan yang maksimal tetapi
karean kondisi dan keadaan lingkungan khususnya orangtua yang kurang baik maka
kemungkinan pertumbuhan dan perkembangan anak akan terpengaruh . akibatnya anak
dapat menjadi pemurung , kurang kreatif, pendiam, apatis, dan lain-lain.jika demikian
maka anak tidak akan memiliki kepribadian . akibatnya tidak mendapatkan sumber
daya manusia yang baik.hal ini berdasarkan keadaan anak yang sebenarnya dan tidak
rekayasa, oleh karena itu perlu diketahui oleh semua pendidik.
PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Seiring dengan tujuan yang ingin tercapai, maka layanan Pendidikan Anak
Usia Dini di masa yang akan datang harus dapat dimanfaatkan oleh seluruh lapisan
masyarakat. Dan Lingkungan pendidikan adalah lingkungan atau keadaan, kondisi
tempat yang ada di sekitar anak yang mempengaruhi berlangsungnya proses
pendidikan. Lingkungan pendidikan secara umum dibagi menjadi tiga macam yaitu
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Ketiga
lingkungan pendidikan itu mempunyai peranan yang besar dalam proses pertumbuhan
dan perkembangan anak menuju terbentuknya kepribadian anak. Prinsip terbentuknya
kepribadian anak ditentukan dua factor yaitu factor dalam dan factor luar. Factor
dalam yang dimaksud adalah bakat atau pembawaan, sedangkan factor luar adalah
lingkungan di mana anak didik dan dibesarkan.
2. Saran
Saran saya diharapkan untuk anak usia dini untuk lebih diperhatikan dalam
hal fasilitas dan hal-hal yang menyangkut kegiatan anak usia dini dikarenakan hal
yang efektif dalam menuntuk ilmu itu ketika anak usia dini. Karna untuk generasi
yang akan datang dan untuk kemajuan suatu negara dapat dikembangkan saat anak
usia dini. Olek karena itu seiring dengan tujuan yang ingin dicapai, maka layanan
pendidikan Anak Usia Dini di masa yang akan datang harus dapat dimanfaatkan oleh
seluruh lapisan masyarakat .
DAFTRA PUSTAKA
Conny Semiawan, A S. Munandar dan SQJ Munandar (1984), Memupuk Bakat dan
Kreativitas Siswa Sekolah Menengah, Jakarta, Gramedia Jakarta.